Top Banner
JURNAL POLA KOMUNIKASI ANTARA VOLUNTEER DAN FIGHTER DI KOMUNITAS CHILDHOOD CANCER CARE (3C) SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Volunteer Komunitas Childhood Cancer Care Surakarta dalam Membangun Kepercayaan Diri dan Keceriaan pada Fighter Tahun 2017) Oleh: RISKA RUSMIASIH D1215046 FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1
32

D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Apr 03, 2018

Download

Documents

doantu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

JURNAL

POLA KOMUNIKASI ANTARA VOLUNTEER DAN FIGHTER DI

KOMUNITAS CHILDHOOD CANCER CARE (3C) SURAKARTA

(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Volunteer Komunitas Childhood

Cancer Care Surakarta dalam Membangun Kepercayaan Diri

dan Keceriaan pada Fighter Tahun 2017)

Oleh:

RISKA RUSMIASIH

D1215046

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

1

Page 2: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

POLA KOMUNIKASI ANTARA VOLUNTEER DAN FIGHTER DI KOMUNITAS CHILDHOOD CANCER CARE (3C) SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Volunteer Komunitas

Childhood cancer care Surakarta dalam Membangun Kepercayaan Diri dan Keceriaan pada Fighter Tahun 2017)

Riska RusmiasihTanti Hermawati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractCancer is one of the biggest killer diseases in the world. Cancer not only

affects adults, but also children. The stigma of society against children with cancer makes children lose their confidence because of their physical condition. Cancer control efforts in children in Solo were conducted by a group of youths who formed in a community called Childhood cancer care (3C) Solo. This research wanted to know how volunteer and fighter 3C communication pattern in build confidence and cheerful fighter.

This study uses the theory of communication patterns according to Onong Uchjana Effendy, where in the delivery of a message by the communicator to the communicant must pay attention to the message content, media, and the nature of the message. This research is a descriptive qualitative research. Data collecting method by interview and documentations. Selection of informant sample is done by purposive sampling method where volunteer and fighter’s parent selected as informant are those who are active in communicating and following 3C activities. Interviewing informants that are comprehend about the object. Data obtained validity using source triangulation. Then the data is analyzed by using interactive analysis model from Miles and Huberman.

The result of the research shows that communication pattern between volunteer and fighter of 3C community is the primary communication pattern used in direct communication, secondary communication pattern which communication process uses media, linear communication pattern which shows that communication through media is no more effective than communication direct, and circular communication patterns where the feedback given by the fighter as a communicant becomes the key to the success of the communication process. The pattern of communication is used repeatedly in accordance in the process of delivering messages by volunteers to fighter 3C Surakarta community.

Keywords: Communication Patterns, Children with Cancer, Self Confidence and Cheerfulness.

2

Page 3: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

A. Pendahuluan

Saat ini, kanker menjadi penyakit serius yang mengancam kesehatan anak di

dunia. Ancaman kanker di seluruh dunia sangat besar, karena setiap tahun terjadi

peningkatan jumlah penderita baru penyakit kanker. Menurut National Cancer

Institute atau NCI (2009) dan NCI (2010), diperkirakan terdapat lebih dari enam

juta penderita baru penyakit kanker setiap tahun. Dari seluruh kasus kanker yang

ada, NCI (2009) memperkirakan empat persen diantaranya adalah kanker pada

anak.

Di Kota Surakarta sendiri tercatat sebanyak 271 anak menderita penyakit

kanker. Sedangkan hanya 50 anak saja yang bersedia untuk menjalani perawatan

kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi (www.timlo.net). Melihat jumlah anak

dengan kanker yang tidak sedikit, diperlukan penanganan serius untuk

mengendalikan penyakit tersebut. Di Indonesia, upaya pengendalian sudah banyak

dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pihak-pihak

lain di luar pemerintahan, seperti Yayasan Kanker Indonesia (YKI),

Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP), Yayasan Onkologi Anak

Indonesia (YOAI), Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI), dan masih

banyak lagi.

Upaya pengendalian kanker pada anak di Kota Surakarta dilakukan oleh

sekelompok pemuda yang terbentuk dalam komunitas Childhood cancer care

(3C). 3C merupakan satu-satunya komunitas yang mendampingi anak-anak

dengan kanker di Kota Surakarta. 3C Surakarta berdiri secara independen (non-

profit) dan memiliki tujuan utama untuk mendampingi dan ‘memanusiakan’ para

fighter untuk tetap memiliki kesetaraan pada lingkungan sosialnya, yang

dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Komunitas tersebut

beranggotakan para relawan yang disebut sebagai volunteer, yang secara sukarela

menyisihkan waktu dan tenaganya untuk mencurahkan perhatian kepada anak-

anak dengan kanker. Komunitas peduli kanker sudah banyak terbentuk di kota-

kota lain, seperti komunitas KPKAPK di Palembang, Komunitas Peduli Knker di

Banten, Komunitas Taufan di Jakarta, dll. Surakarta memiliki 3C (Childhood

3

Page 4: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

cancer care), pembentukan komunitas ini bertujuan untuk mendampingi anak

dengan kanker dalam memberikan motivasi kepada mereka.

Selain mencari dana untuk penderita kanker melalui kegiatan charity

cancer, 3C juga mengadakan pendampingan terhadap anak dan orang tua. Selain

itu ada berbagai kegiatan yang diberikan untuk anak tidak hanya bermain-main

saja namun juga ada pembelajaran yang dilakukan setiap minggunya. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk pengalihan rasa sakit yang dialami anak, serta

memberikan motivasi dan dukungan bagi fighter dalam mewujudkan harapan

masa depan dan bahwa para fighter tidak memiliki perbedaan dengan anak-anak

lain seusianya dalam mendapatkan pendidikan, dll, seperti halnya tujuan dari

komunitas 3C.

Selain pada anak, perhatian pada keluarga anak penderita kanker juga

dibutuhkan sebagai langkah pendukung suksesnya pengobatan yang diberikan

kepada anak. Hal ini disebutkan dalam Jurnal karya Lori Wiener et.al (2015) yang

berjudul Standards for the Psychosocial Care of Children With Cancer and Their

Families: An Introduction to the Special Issue bahwa kurangnya standar

psikososial pada anak penderita kanker mengakibatkan akses yang tidak konsisten

terhadap perawatan kesehatan behavioral untuk pasien dan keluarganya. Standar

ini mencakup rekomendasi perawatan psikososial untuk semua anak penderita

kanker. Standar ini cukup umum untuk disesuaikan dengan sumber daya

perawatan anak dengan kanker (pasien), memenuhi kebutuhan setiap pasien dan

keluarga pasien. Hal tersebut memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup yang

positif dari anak-anak penderita kanker dan anggota keluarga mereka.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Sean Phipps et.al (2015) yang berjudul

Parents of Children With Cancer: At-Risk or Resilient? menyebutkan bahwa

pembentukan grup penderita kanker anak sebagai wujud kepedulian sosial, dan

dengan diadakannya event-event tertentu mengenai kanker memberikan manfaat

yang besar bagi pertumbuhan psikologi baik bagi anak maupun orangtuanya.

Selain sebagai wujud kepedulian sosial, event-event yang diadakan terkait dengan

kanker tersebut menjadi pengalihan stress bagi pasien dan mengurangi timbulnya

trauma.

4

Page 5: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Interaksi yang terjadi antara volunteer dan fighter membentuk pola

komunikasi yang unik. Volunteer dituntut untuk berkomunikasi dengan fighter

yang cenderung sulit berinteraksi dengan orang lain karena pengaruh dari proses

pengobatan. Seperti kita ketahui bahwa berkomunikasi dengan anak-anak

memerlukan kesabaran dan ketelatenan, terlebih lagi dengan para fighter yang

akan mengalami perubahan kondisi psikologis yang rata-rata menjadi lebih rewel

dan sensitif pasca kemoterapi. Interaksi yang terjadi antara kedua pihak tersebut

merupakan salah satu gejala komunikasi yang berhubungan dengan pola

komunikasi karena volunteer perlu menggunakan strategi lebih agar komunikasi

dapat dilakukan.

Pola komunikasi yang terjadi antara volunteer dan fighter berbeda dengan

pola komunikasi pada umumnya. Jika biasanya berkomunikasi dengan orang

dewasa atau anak yang sehat dapat dilakukan secara umum dan universal, berbeda

jika komunikasi dilakukan dengan fighter. Komunikator harus cermat dalam

memilih kata yang diucapkan, mampu mendalami perasaan fighter, dan bahasa

tubuh serta parabahasa yang digunakan harus tepat agar mendapat penerimaan.

Pola komunikasi memberikan data untuk memahami dan mengerti tindakan atau

tingkah laku seseorang, kelompok, atau organisasi tertentu. Dalam hal ini peneliti

ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi antara volunteer 3C kepada fighter

dalam meningkatkan kepercayaan diri dan keceriaan fighter, karena selain

dibutuhkan kedekatan antara volunteer dan fighter, juga dibutuhkan pola yang

baik dalam berkomunikasi agar pesan yang disampaikan volunteer dapat diterima

oleh fighter dengan baik.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pola komunikasi yang ada

antara volunteer dan fighter dalam Komunitas 3C Surakarta. Penulis ingin

mengetahui lebih dalam bagaimana volunteer mengkomunikasikan pesan kepada

fighter yang mengalami penurunan kondisi psikis akibat dari proses pengobatan

kanker, sehingga penulis membuat penelitian dengan judul Pola Komunikasi

antara Volunteer dan Fighter di Komunitas Childhood cancer care (3C)

Surakarta (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Volunteer

5

Page 6: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Komunitas Childhood cancer care Surakarta dalam Membangun

Kepercayaan Diri dan Keceriaan pada Fighter Tahun 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pola komunikasi antara volunteer Komunitas Childhood

cancer care Surakarta dan fighter di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam

membangun kepercayaan diri dan keceriaan pada fighter?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat volunteer sebagai

komunikator dalam berkomunikasi dengan para fighter?

C. Telaah Pustaka

a) Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi, para peminat komunikasi

seringkali mengutip paradigma Harold Lasswell dalam karyanya yang

berjudul The Structure and Function of Communication in Society, yang

mengatakan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah

dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom

With What Effect? (Effendy, 1989: 13)

Paradigma Lasswell dalam Mulyana (2010: 69-72) menunjukkan bahwa

komunikasi meliputi lima komponen yang saling bergantung satu sama lain,

yakni:

a. Komunikator (Communicator, Source, Sender),

b. Pesan (Message),

c. Media/ Saluran (Channel),

d. Komunikan (Communicant, Communicatee, Receiver, Recipient),

e. Efek (Effect, Impact, Influence),

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu.

6

Page 7: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Menurut Mulyana (2010: 71-73) kelima unsur di atas belum lengkap.

Salah satu unsur lain yang sering ditambahkan adalah umpan balik

(feedback). Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan

komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya

bergantian. Umpan balik (feedback) yakni apa yang disampaikan penerima

pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan

sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan

sebelumnya: apakah dapat dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala

dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat

mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya.

b) Pola Komunikasi

Effendy (1989: 27) mengemukakan bahwa pola komunikasi adalah

proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-

unsur yang dicakup beserta kelangsungannya, guna memudahkan pemikiran

secara sistematik dan logis. Pola komunikasi merupakan model dari proses

komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi

dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok

dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik

dengan proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari

aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima

pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga

bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi.

Menurut Effendy (2005: 23-31) pola komunikasi adalah diketahui

sebagai berikut:

a. Pola Komunikasi Primer. Pola ini merupakan suatu proses

penyampaian pikiran dan/atau perasaan seseorang yang disebut

komunikator kepada orang lain yang disebut komunikan dengan

menggunakan suatu lambang atau simbol sebagai media atau

saluran.

7

Page 8: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

b. Pola Komunikasi Sekunder. Pola komunikasi secara sekunder

adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

memakai lambang sebagai media media pertama.

c. Pola Komunikasi Linear. Linear di sini mengandung makna lurus

yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang

berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya

terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga ada

kalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan

yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum

melaksanakan komunikasi.

d. Pola Komunikasi Sirkular. Sirkular secara harfiah berarti bulat,

bundar atau keiling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback

atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke

komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.

Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan

terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

c) Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan merupakan studi yang mempelajari bagaimana

cara menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi

kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka

dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan

kesehatan (Liliweri, 2007: 29).

Aktivitas komunikasi (termasuk komunikasi kesehatan) pada semua

level komunikasi membutuhkan peranan komunikator untuk memprakarsai

komunikasi. Peranan utama komunikator adalah mempengaruhi sikap

penerima. Peranan inilah yang dalam bahasa psikologi-komunikasi disebut

“komunikasi persuasif”. Dalam mempersuasi, komunikator dituntut untuk

memiliki kemampuan dan keterampilan menjadi seorang leader dalam

kebijakan komunikasi kesehatan (Liliweri, 2007: 75-77).

8

Page 9: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

d) Komunikasi Dengan Anak

Berkomunikasi dengan anak tentu berbeda saat berkomunikasi yang

dilakukan dengan orang dewasa. Selain memperhatikan pedoman dalam

berkomunikasi dengan anak, saat berbicara denga anak harus mengetahui

beberapa teknik komunikasi dengan anak. Ada berbagai teknik komunikasi

dengan anak yang dapat diterapkan, yakni teknik komunikasi verbal dan

nonverbal (Machfoedz, 2009: 128).

e) Motivasi Diri Anak Dengan Kanker

Motivasi merupakan dorongan atau rangsangan yang diberikan pada

seseorang, atau membangkitkan sesuatu pada diri seseorang. Dimana

seseorang memberikan pengaruh yang kuat dengan tujuan tertentu kepada

orang lain. Untuk memperoleh pengaruh yang kuat dan bertahan lama,

motivasi tersebut harus bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat

didalamnya (Clegg, 2001: 2).

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berparadigma kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menafsirkan fenomena dari sejumlah

individu atau sekelompok orang yang berkaitan dengan masalah sosial atau

kemanusiaan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berusaha untuk mengeksplorasi

dan memahami makna dari sebuah fenomena (Creswell, 2012: 4).

Informan penelitian pada penelitian ini adalah volunteer dan orangtua

fighter Komunitas Childhood cancer care (3C) di RSUD dr. Moewardi Surakarta

yang setelah penulis amati memenuhi syarat seperti mengetahui seluk beluk 3C,

keanggotaan, serta kegiatan yang diadakan. Dalam pengujian keabsahan data, uji

validitas yang digunakan penulis untuk pengecekan data adalah tringulasi sumber.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2016:

127). Sumber atau informan dalam penelitian ini adalah volunter dan orangtua

fighter komunitas Childhood cancer care (3C) Surakarta. Penulis melakukan

pengumpulan data dari volunteer melalui wawancara, yang kemudian dilakukan

9

Page 10: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

pengujian dalam bentuk wawancara sebagai crosscheck kepada orangtua fighter

untuk mengetahui validitas data yang diperoleh dari penyampaian volunteer.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

1) Wawancara. Menurut Berger (Kriyantono, 2007: 96), wawancara adalah

tanya jawab antara peneliti dengan informan atau narasumber yang

diasumsikan memiliki informasi penting tentang sebuah topik yang

sedang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, jenis wawancara yang sering

digunakan adalah jenis wawancara mendalam (depth interview) atau

wawancara intensif (intensive-interview). Jenis ini mengharuskan peneliti

untuk mewawancara informan secara mendalam dan berulang-ulang.

Peneliti mengamati respon verbal dan non verbal dari informan secara

cermat dan mendalam (Kriyantono, 2007: 98).

2) Dokumentasi. Selain wawancara, penelitian ini juga menggunakan teknik

pengumpulan data dokumentasi. Teknik ini biasanya digunakan untuk

mendukung analisis dan interpretasi data dalam sebuah penelitian

(Kriyantono, 2007: 116). Peneliti berencana meminta dokumentasi, baik

berupa tulisan, gambar atau video dari volunteer Komunitas Childhood

cancer care Surakarta terkait kegiatan yang dilakukan. Dokumentasi ini

sebagai bukti pendukung data yang dikumpulkan peneliti dari wawancara

dan observasi.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dari

Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1994: 10), secara umum

analisis kualitatif terdiri dari tiga tahap aktivitas, yaitu reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau

pengujian (conclusion drawing/verification).

10

Page 11: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

E. Sajian dan Analisis Data

a) Pola Komunikasi Volunteer dan Fighter Komunitas Childhood

cancer care (3C) Surakarta

Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi. Dalam proses

komunikasi 3C, volunteer berperan sebagai komunikator, sedangkan yang

berperan sebagai komunikan adalah fighter dan orangtua fighter. Volunteer

menyampaikan pesan melalui media dan cara tertentu untuk membangun

minat fighter dan orangtuanya dalam menerima informasi dan pesan yang

disampaikan. Proses komunikasi tersebut dirancang untuk mewakili

kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang dicakup dalam komunikasi.

Dalam rangkaian open recruitment, calon volunteer wajib melalui

proses screening dan camp untuk memberikan pembekalan mengenai tugas

dan kewajiban mereka kelak ketika mengemban tugas menjadi seorang

volunteer. Dari ketiga divisi tersebut, divisi yang bertugas langsung

bersinggungan dengan fighter adalah divisi Daily Activity (DA). Divisi DA

dibekali dengan pengetahuan untuk berinteraksi dengan fighter oleh dokter

dan pihak ahli lain seperti perawat mengenai cara berkomunikasi dengan

fighter yang baik dan benar.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Effendy (2005: 306)

bahwa dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila

ia berhasil menunjukkan source of credibility, yang artinya menjadi sumber

kepercayaan bagi komunikan.

Dalam perannya menjadi komunikator, volunteer 3C memiliki tugas

pokok membangun keceriaan dan memberikan motivasi kepada fighter agar

semangat dan rajin dalam menjalani proses pengobatan. Selain teknik dalam

berkomunikasi, dalam kegiatan yang dilakukan, volunteer sebagai

komunikator juga berperan mempersuasi fighter agar taat dan patuh pada

proses pengobatan yang sedang dijalani. Volunteer mempersuasi fighter

agar tetap makan teratur dan menghindari makanan-makanan yang tidak

11

Page 12: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

diperbolehkan untuk dikonsumsi, rajin minum obat serta menjaga pola

hidup bersih dan sehat.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Liliweri (2007: 75-

77) bahwa dalam mempersuasi, komunikator dituntut untuk memiliki

kemampuan dan keterampilan menjadi seorang leader dalam kebijakan

komunikasi kesehatan.

Dari data hasil penelitian pada komunitas 3C di RSUD dr. Moewardi

yang peneliti sajikan bahwa pesan yang yang disampaikan oleh volunteer

kepada survivor berbentuk verbal dan nonverbal. Pesan yang disampaikan

secara verbal adalah berupa bercerita, mendongeng, dan penggunaan orang

ketiga dalam berkomunikasi. Orang ketiga disini digunakan sebagai sarana

membantu komunikator dalam menyampaikan pesan. Contoh orang ketiga

disini berupa survivor yang telah terbebas dari kanker atau sesama fighter

yang memiliki semangat juang tinggi.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Machfoedz (2009: 128)

bahwa ada beberapa teknik berkomunikasi dengan anak yaitu verbal (teknik

orang ketiga, bercerita, fantasi, dsb) dan non-verbal (menulis, menggambar,

sosiogram, menggambar bersama keluarga, bermain, dsb).

Selain pesan verbal dan nonverbal, peran orangtua dalam mengontrol

kepatuhan anak terhadap pengobatan sangatlah besar. Peran orangtua sangat

dibutuhkan untuk menjaga asupan makanan anak agar dapat menghindari

makanan-makanan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Dalam

proses pengobatan, pengobatan kanker memakan waktu yang lama sehingga

perlu untuk orangtua juga mampu membujuk anak supaya tetap mampu

menjalani pengobatan.

Hal ini sesuai dengan teori komunikasi kesehatan yang dikemukakan

oleh Liliweri (2007: 29) bahwa komunikasi kesehatan merupakan studi yang

mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk

menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu

dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan

dengan pengelolaan kesehatan.

12

Page 13: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Media yang digunakan dalam proses komunikasi antara volunteer dan

fighter 3C diantaranya, media cetak non massa (buku cerita, buku

pengetahuan, dan buku pelajaran) yang digunakan ketika kegiatan belajar

bersama didalam kelas, media massa elektronik (laptop dan LCD untuk

menonton film bersama, handphone untuk berkomunikasi jarak jauh), dan

media sosial online (instagram, facebook, whatsapp, dsb) yang digunakan

untuk lebih menarik minat fighter dalam proses penyampaian pesan.

Hal ini sesuai dengan pengertian saluran menurut Lasswell dalam

Mulyana (2010: 69-72) bahwa saluran adalah media, alat, atau wahana

yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada

penerima. Sosialisasi dapat berjalan dengan baik dan efektif dikarenakan

dukungan media komunikasi yang baik dan tepat.

Seperti yang peneliti sebutkan di awal sajian, yang berperan sebagai

komunikan pada komunitas 3C adalah fighter (anak penderita kanker usia 0-

18 tahun) dan orangtua fighter yang tergabung dalam komunitas Childhood

cancer care Surakarta. Fighter biasanya berasal dari daerah yang masih

termasuk dalam karesidenan Surakarta dan dengan status ekonomi

menengah kebawah yang tergabung dalam BPJS golongan 3 (tiga).

Hal tersebut sesuai dengan paradigma Lasswell dalam Mulyana (2010:

69-72),

Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari sumber (komunikator). Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan, penerima pesan menafsirkan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang diterima dari pengirim pesan. Dari pesan yang diterima tersebut, fighter sebagai komunikan akan mencerna informasi yang diberikan oleh volunteer sebagai komunikator untuk kemudian informasi itu cukup diterima atau juga perlu diberikan umpan balik kepada volunteer. (Mulyana, 2010: 69-72)

Dari informasi yang disajikan penulis, terdapat efek yang terjadi pada

fighter dan orangtua fighter setelah mereka menerima pesan yang

disampaikan oleh volunteer. Efek yang timbul pada fighter dan orangtuanya

diantaranya,

13

Page 14: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

a. Penambahan pengetahuan mengenai edukasi dan ide usaha kepada

orangtua fighter yang berasal dari pelatihan pembuatan kerajinan,

b. Penambahan pengetahuan mengenai informasi kesehatan tentang

makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh fighter serta

anjuran perilaku hidup bersih dan sehat,

c. Terhibur atau sebagai pengalihan stress dari panjangnya proses

pengobatan kanker yang dijalani oleh fighter,

d. Perubahan perilaku berupa kepercayaan diri dan keceriaan mereka

kembali karena bermain bersama volunteer dan teman-teman

sesama fighter.

Hal ini sesuai dengan teori Lasswell dalam Mulyana (2010: 69-72)

bahwa efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu),

terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan

keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.

Selain efek yang ditimbulkan dari penyampaian pesan, fighter dan

orangtuanya juga meberikan feedback atas informasi-informasi tersebut,

terdapat reaksi dari komunikan (fighter dan orangtuanya) atas stimulus yang

diberikan oleh komunikator (volunteer) 3C. Reaksi yang diberikan oleh

fighter kepada volunteer tersebut berupa pertanyaan kesehatan seperti apa

saja anjuran dan larangan makanan yang dikonsumsi oleh fighter, anjuran

meminum obat, kebutuhan sehari-hari yang ter-cover oleh 3C seperti popok,

susu dan lain-lain, serta kritik dan saran mengenai cara penyampaian

informasi oleh volunteer.

Feedback yang diberikan oleh fighter dan orangtuanya kepada volunteer

dalam proses komunikasi 3C ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Mulyana (2010: 71-73) bahwa pandangan komunikasi sebagai interaksi

menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang

arahnya bergantian. Umpan balik (feedback) yakni apa yang disampaikan

penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber

pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan

14

Page 15: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

sebelumnya: apakah dapat dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala

dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat

mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya.

Dari analisis data proses komunikasi yang terjadi pada komunitas 3C di

RSUD dr. Moewardi Surakarta, terdapat pola komunikasi yang terjadi

antara volunteer dan fighter komunitas 3C di RSUD dr. Moewardi Surakarta

yang peneliti analisis sebagai berikut,

Dari data hasil penelitian pada komunitas 3C di RSUD dr. Moewardi

Surakarta yang peneliti sajikan bahwa dalam proses komunikasinya, 3C

menggunakan suatu lambang atau simbol sebagai media atau saluran. Dalam

pola ini, komunikasi terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan

lambang non verbal. Komunikasi secara verbal meliputi penggunaan kata-

kata dalam kegiatan kelas. Sedangkan komunikasi non-verbal berupa

penggunaan buku cerita, menggambar, dan sebagainya. Melalui simbol

verbal dan nonverbal yang disampaikan ketika berkomunikasi dengan

fighter, volunteer dapat menyampaikan pesan sesuai makna yang

dikehendaki untuk menyampaikan dan mengembangkan makna. Dari pesan

yang disampaikan tersebut juga volunteer dapat mempersuasi fighter

melalui makna dari pesan yang mereka sampaikan. Penggunaan simbol

dalam proses komunikasi tersebut sesuai dengan teori Wood (2016: 105)

bahwa simbol adalah komponen penting yang digunakan untuk

mempresentasikan pikiran, perasaan dan sebagainya dalam suatu proses

komunikasi.

Hal ini sesuai dengan Pola Komunikasi Primer menurut Effendy (2005:

23-31) bahwa Pola Komunikasi Primer merupakan proses penyampaian

pikiran dan/atau perasaan seseorang yang disebut komunikator kepada orang

lain yang disebut komunikan dengan menggunakan suatu lambang atau

simbol sebagai media atau saluran.

Selain itu, dalam proses komunikasinya, komunikator 3C menggunakan

media elektronik hingga media online, diantaranya penggunaan HP, Laptop,

LCD, hingga aplikasi pesan Whatsapp dan Instagram. Media ini biasanya

15

Page 16: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

digunakan untuk membantu volunteer menyampaikan pesan. Penggunaan

media dilakukan selain untuk berkomunikasi jarak jauh, juga dilakukan

untuk lebih menarik minat fighter dalam menerima pesan dan informasi

yang disampaikan. Penggunaan media elektronik (handphone) dalam bentuk

chat message (whatsapp) dapat membantu fighter / orangtua untuk

berkomunikasi dengan volunteer ketika berada diluar jam kegiatan yang

menyebabkan komunikasi tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka.

Selain menggunakan media cetak, volunteer juga menggunakan media

elektronik handphone yang memuat media online yang berupa penggunaan

aplikasi chat (WA), instagram, dll.

Penggunaan media elektronik dan media online ternyata dapat

membantu membangun minat fighter dalam menerima informasi. Meski

demikian, penggunaan media elektronik sangat diminimalkan karena radiasi

yang timbul dari media elektronik tersebut dapat memperburuk kondisi

fighter. Penggunaan media elektronik seperti handphone biasanya

digantikan oleh orangtua fighter.

Hal ini sesuai dengan Pola Komunikasi Sekunder menurut Effendy

(2005: 23-31) bahwa proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua

setelah memakai lambang sebagai media media pertama.

Selain itu, dari data hasil penelitian pada komunitas 3C di RSUD dr.

Moewardi Surakarta yang peneliti sajikan bahwa dalam proses komunikasi

antara fighter dan volunteer 3C terdapat feedback atau umpan balik yang

diberikan oleh fighter kepada volunteer, feedback menjadi arus balik dari

komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan

komunikasi karena dari umpan balik tersebut, volunteer dapat mengetahui

sejauh mana pesan yang disampaikan diterima oleh fighter dan orangtua

fighter sebagai komunikan.

Hal ini sesuai dengan Pola Komunikasi Sirkular menurut Effendy

(2005: 23-31) dimana

16

Page 17: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keiling. Dalam proses sirkular itu terjadi feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan terus karena adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan. Feedback yang disampaikan komunikan kepada komunikator, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya: apakah dapat dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. (Effendy, 2005: 23-31)

Pola Komunikasi Sirkular di komunitas 3C biasanya digunakan ketika

fighter memberikan feedback atas pesan yang disampaikan oleh volunteer.

Feedback atau umpan balik tersebut berfungsi untuk memperbaiki proses

komunikasi yang telah dilakukan.

Selain mengenai kebutuhan fighter, sesuai dengan informasi yang

disampaikan oleh volunteer, feedback yang diberikan oleh fighter juga

menyangkut tentang informasi kesehatan, kebutuhan sehari-hari, serta cara

penyampaian informasi oleh volunteer. Dari feedback tersebut, volunteer

dapat memperbaiki serta meningkatkan pelayanan yang 3C berikan serta

menjadi acuan untuk bertindak lebih hati-hati dan lebih baik. Dalam pola

komunikasi sirkular ini, proses komunikasi antara volunteer dan fighter

terus berjalan karena saling memberi aksi dan reaksi dalam berkomunikasi.

Selain itu, dari data hasil penelitian pada komunitas 3C di RSUD dr.

Moewardi Surakarta yang peneliti sajikan bahwa dalam proses komunikasi

antara fighter dan volunteer 3C yang dalam proses penyampaian pesannya,

meski volunteer menggunakan media dalam penyampaiannya, komunikasi

secara langsung menjadi yang paling efektif karena dapat meminimalkan

kesalahan dalam pemahaman penerimaan pesan (missed communication)

oleh fighter.

Selain meminimalisasi adanya missed communication antara volunteer

dan fighter, berkomunikasi secara langsung juga dapat membantu

membentuk kedekatan melalui bermain. Selain itu juga dilakukan

17

Page 18: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

perencanaan pemberian informasi dan kegiatan sebelum kegiatan

dilaksanakan menjadi langkah strategis dalam mensukseskan pencapaian

tujuan membangun kepercayaan diri dan keceriaan fighter dalam

kesehariannya menjalani proses pengobatan.

Hal ini sesuai dengan pengertian Pola Komunikasi Linear menurut

Effendy (2005: 23-31) bahwa linear mengandung makna lurus yang berarti

perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi

dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka

(face to face), tetapi juga ada kalanya komunikasi bermedia. Dalam proses

komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada

perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

b) Faktor Pendukung dan Penghambat Penyampaian Pesan di

Komunitas Childhood cancer care Surakarta

Dalam proses komunikasi antara volunteer dengan fighter komunitas

3C di RSUD dr. Moewardi Surakarta, terdapat faktor pendukung serta

faktor penghambat. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara

volunteer dan fighter komunitas 3C di RSUD dr. Moewardi Surakarta dapat

dianalisis sebagai berikut,

1) Faktor Pendukung

a. Kekompakan volunteer dalam menyampaikan pesan dan

menciptakan suasana yang menghibur.

b. Keikutsertaan dokter, perawat, dan donatur dalam

penyampaian pesan karena mereka memiliki kredibilitas dalam

cara menyampaikan maupun isi informasi dan pesan yang

disampaikan.

c. Bermain dan belajar bersama sebagai pengalihan rasa sakit

akibat dari pengobatan.

d. Penggunaan media online seperti Instagram dan Facebook

untuk menunjukkan akun media sosial seorang fighter yang

18

Page 19: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

tetap berjuang melawan penyakitnya dapat menumbuhkan

semangat juang dan menjadi motivasi nyata bagi fighter lain.

e. Penggunaan media komunikasi handphone dapat membantu

volunteer dan fighter berkomunikasi jarak jauh meski sekedar

menanyakan kabar.

f. Keterbukaan fighter dan orangtua fighter mengenai umpan

balik yang mereka sampaikan kepada fighter.

2) Faktor Penghambat

a. Kondisi kesehatan dan mood fighter yang sedang menurun

akibat dari reaksi pengobatan yang sedang dilakukan.

b. Penggunaan media seperti HP dan laptop dapat berpengaruh

buruk pada kesehatan fighter karena radiasi yang ditimbulkan

olehnya.

c. Mood fighter yang down membuat minat fighter dalam

memberikan feedback atas aksi yang diberikan oleh volunteer

menjadi menurun.

Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Mulyana (2010: 71)

bahwa di dalam komunikasi terdapat gangguan/ kendala (noise/ barriers)

dan konteks atau situasi komunikasi. Meski terdapat faktor pendukung dan

penghambat (gangguan) volunteer dalam berkomunikasi dengan fighter atau

sebaliknya, faktor-faktor ini menjadi pengaruh pada proses komunikasi yang

berlangsung antara volunteer dan fighter 3C.

F. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang

dipakai antara volunteer dan fighter komunitas Childhood cancer care (3C)

Surakarta dalam membangun kepercayaan diri dan keceriaan fighter sesuai

dengan isi dan nilai penting pesan yang disampaikan.

Pola komunikasi primer digunakan dalam kegiatan yang berlangsung

didalam kelas, seperti bermain dan belajar bersama, serta interaksi langsung

ketika penyampaian pesan atau motivasi. Pola Komunikasi Sekunder, digunakan

19

Page 20: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

ketika volunteer menggunakan media dalam penyampaian pesan. Pola

Komunikasi Linear, digunakan ketika penggunaan media tidak lebih efektif dari

penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung. Penyampaian pesan secara

langsung dirasa lebih efektif karena dapat meminimalkan kesalahan dalam

pemahaman penerimaan pesan (missed communication). Pola Komunikasi

Sirkuler, digunakan ketika fighter memberikan feedback atas pesan yang

disampaikan oleh volunteer. Feedback atau umpan balik tersebut berfungsi untuk

memperbaiki proses komunikasi yang telah dilakukan.

Penggunaan pola komunikasi tersebut diatas adalah berdasarkan efektivitas

penerimaan pesan oleh fighter yang disampaikan oleh volunteer dalam proses

komunikasi selama melaksanakan kegiatan. Selain pola komunikasi yang

digunakan dalam berkomunikasi, juga terdapat faktor pendukung dan faktor

penghambat proses komunikasi antara volunteer dan fighter.

20

Page 21: D1215046.docx · Web viewProses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul

DAFTAR PUSTAKA

Clegg, B. (2001). Instant Motivation. Jakarta: Erlangga.

Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (A. Fawaid, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Effendy, O. U. (1989). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remadja Karya.

___________ (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Kriyantono, R. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Liliweri, A. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Machfoedz, M. (2009). Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta: Ganbika.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.

Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Phipps, S, et.al. (2015). Parents of Children With Cancer: At-Risk or Resilient?. Pediatric Psichology. Journal. OXFORD. Vol. 40 (9)

Wiener, L, et.al. (2015). Standards for the Psychosocial Care of Children With Cancer and Their Families: An Introduction to the Special Issue. Pediatr Blood Cancer. Journal. Vol. 62 (S419–S424)

21