I. Penilaian
− Evaluasi Diagnostik dan Wawancara untuk Pasien Bibir
Sumbing − Penilaian Suara Bicara dan Kemampuan
Merangsang
II. Penanganan
− Strategi Sebelum Bibir Sumbing Diperbaiki − Hierarki Terapi
Bicara Pasien Bibir Sumbing − Terapi Bibir Sumbing: Bunyi
dalam Suku Kata “The Acevedo Spoke” − Ilustrasi Artikulasi
Bibir Sumbing: Mitty the Clown − Terapi Bibir Sumbing dengan
Permainan Kata
III. Sumber
− Memberi Makan Bayi dengan Bibir Sumbing dari
Payudara/Botol:
Panduan untuk Orang Tua
− Diagram Otot Penutupan Saluran Velofaringeal − “Alasan
Mengapa Latihan Motorik Mulut Tanpa Bicara Seharusnya
Tidak Digunakan untuk Kelainan Suara Bicara (“Reasons Why
Non-Speech Oral
Motor Exercise Should Not Be Used for Speech
Sound Disorders” -
Lof, 2007)
1. Kekhawatiran Saat Ini (Apakah kekhawatiran orang tua?
Siapa yang
merujuk? Mengapa? Apakah telah dievaluasi sebelumnya?
Penanganan
sebelumnya (Berapa lama? Sudah berapa kali/individu? Tujuan
terapi?)
2. Sistem bicara (Suara apa yang yang digunakan oleh anak?
Apakah
Anda/orang lain memahaminya? Apakah anak tidak/sulit
mengeluarkan
suara?)
4. Bahasa (Apakah si anak mengerti bahasa? Bagaimana si
anak
berkomunikasi, apakah melalui kata-kata/gerakan anggota
tubuh/intonasi? Apakah si
anak menggabungkan kata-kata?) Bagaimana komunikasi yang
paling baik? Bagaimana si anak dibandingkan dengan teman sebayanya
atau
saudara kandungnya saat seusia dengannya?)
Halaman 2 dari 58
5. Riwayat medis (Apakah pernah menjalani tes kehamilan? Tindakan
bedah?
Uji pendengaran? Infeksi telinga? Masalah
kesehatan?)
6. Riwayat perkembangan (tahapan bicara dan motorik)
7. Keterampilan makan (kesulitan mengisap, mengunyah, kenaikan
berat
badan)
aliran udara dari hidung mengeluarkan fonem spesifik;
c. Pengulangan kalimat - tes berisi masing-masing fonem
(termasuk
fonem bertekanan tinggi, fonem bersuara/tidak bersuara),
membedakan kalimat-kalimat yang
keluar dari suara hidung versus
suara mulut;
d. Bicara yang bersambung (alfabet, angka) – suara yang
keluar dengan
hipernasalitas, hiponasalitas, dan nasalitas lebih terlihat
karena membutuhkan
sistem lorong velofaringeal untuk dapat melihat
kemampuan bicara secara keseluruhan. Kemampuan intelektual,
pengaruh konteks, dan konsistensi kesalahan bicara;
e. Uji Kemampuan Merangsang – mengidentifikasi strategi-strategi
yang memudahkan
cara menghasilkan suara yang benar, mengidentikasi
suara yang dengan mudah dimodifikasi.
Halaman 3 dari 58
Penilaian dan Kemampuan Merangsang Suara Bicara
Mintalah pasien untuk mengulangi suara tunggal, lalu sepatah
kata dari kalimat,
kemudian kalimat.
Suara Hidung — Suara-suara ini mungkin tidak akan terpengaruh
/m/ - My mommy may moo. atau Mom ‘n Amy are home.*
…………………….
Suara Bertekanan Rendah – Suara-suara ini mungkin tidak akan
terpengaruh Halaman 4 dari 58
Benar Tidak Benar
/l/ - Lisa gave Julia a lollipop. atau Laura will wear a
lily.* /w/ - Wilma won the war. atau We were
away.*
/p/ - Pippin and Popeye play in the pool. Atau Puppy will pull a
rope.* /b/ - Bobby and Bibi buy a banana. Atau Buy baby a
bib.*
/t/ - Take Teddy to town. Atau Your turtle ate a hat.* /d/ -
Daddy mended a door. Atau Do it today for Daddy.*
/k/ - Ken and Karen cook a cake. Atau A cookie or a
cake.*
/g/ - Go get the wagon for the girl. Atau Give Aggie a hug.*
/s/ - Sissy sees some suns. Atau Sissy saw Sally race.*
Halaman 5 dari 58
l
w
r
h
p
b
t
d
k
s
g
s
z
sh
ch
f
v
/z/ - Zorro the Zebra was in the zoo. Atau Zoey has roses.*
/sh/ - Shy Shelly washes a shoe. Atau She washed a
dish.*
/ch/ - Chelsea eats cheeries and cheese. Atau Watch a choo
choo.* /f/ - The muffin fell on the family farm. Atau A fly
fell off a leaf.*
/v/ - Never drive the van in the valley. Atau I love every
view.*
* Seluruh kalimat miring diambil dari Americleft Sentences
oleh Judith
Trost-Cardamone (2012)
Analisis Langkah demi Langkah untuk Menentukan Suara Mana
yang Dapat
Dirangsang:
2. Carilah suara-suara ini di "Ways to Stimulate Sounds". Jangan
langsung
menyerah, tetapi teruslah berusaha. Jangan hanya
mengatakan "bagus" atau
"coba lagi", tetapi katakan "hampir", "lebih baik" atau dengan
sangat spesifik
"itu lebih baik, tetapi saya masih melihat udara keluar dari
hidungmu" atau
"lain kali ingat di mana lidahmu
seharusnya berada, tepat di belakang gigi
(atau di mana pun)”.
3. Dari suara-suara yang salah pada pertanyaan nomor satu, tulislah
hanya
suara-suara yang dapat dirangsang.
4. Dari daftar suara yang dapat dirangsang, tulislah urutan suara
tersebut sesuai
dengan perkembangan normal si anak
(dengan menggunakan "Urutan
Perkembangan").
Halaman 6 dari 58
5. Pilihlah suara pertama dalam daftar ini untuk dilakukan dalam
terapi (jangan
berlatih dengan menggunakan lebih dari
2-3 suara sekaligus).
6. Latihlah perbedaan: Di mana suara yang dihasilkan pertama
kali oleh orang
dewasa yang membuat suara seperti yang dilakukan oleh si anak dan
secara
tepat (konsonan letup celah-suara versus konsonan bilabial) dan
kemudian
apakah si anak dapat mengidentifikasi kapan dia membuat
suara dengan
penempatan yang benar atau tidak.
7. Setelah Anda memilih suara-suara yang akan Anda ajarkan, ajarkan
tentang
bagaimana menghasilkan suara dalam suku kata.
8. Saat begitu mudah untuk menghasilkan suara dalam sebuah suku
kata,
ajarkan si anak tentang bagaimana menghasilkan suara pada
awal sebuah
kata.
9. Setelah si anak dapat mengucapkan kata-kata tersebut,
mintalah dia
mengatakannya dalam sebuah kalimat.
10. Setelah si anak dapat mengucapkan kata-kata itu dalam sebuah
kalimat,
gunakan suara itu dalam percakapan.
11. Setelah Anda menyelesaikan langkah untuk suara yang diawali
dengan kata,
pikirkan kata-kata yang mengandung suara yang sama di
tengah dan
lanjutkan ke langkah 6-9.
12. Jika suara itu juga terletak pada akhir kata, setelah
menyelesaikan langkah #
9, ulangi langkah 6-9 lagi.
Cara Merangsang Suara
/p/: Mintalah si anak mengatakan "p" dengan cara ini: −
Apakah si anak dapat membedakan suara yang dihasilkan dengan
benar,
misalnya, konsonan letup celah-suara untuk “p” versus konsonan
letup
bilabial tanpa bunyi untuk “p”.
− Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak apa yang harus si
anak
lakukan dengan bibirnya untuk menghasilkan suara
ini.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat bibirnya terkatup.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin
daripada udara).
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
− Mintalah si anak memindahkan sebuah bola kapas atau bola kertas
di
tangan, tepat pada bagian luar mulut dengan mengatakan /p/. −
Gunakan /b/ untuk membantu membuat /p/ (Lebih tenang).
− Letakkan jari-jari di bibir Anda agar si anak melihat bibir Anda
terkatup. − Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak
untuk mengatupkan
bibirnya untuk menghasilkan /p/ pada awal sebuah kata dan
kemudian
masukkan bunyinya ke dalam kata "hhhhh pa" (terutama untuk
konsonan
letup celah-suara).
− Gunakan /m/ untuk membuat /p/. Hal ini dapat dilakukan dengan
menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara
masuk melalui mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang
hidung.
/b/: Mintalah si anak mengatakan "b" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak apa yang harus si
anak
lakukan dengan bibir mereka untuk menghasilkan suara
ini. Halaman 8 dari 58
Pengamatan: Terdapat perbaikan?
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat bibirnya terkatup. −
Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin daripada
udara). − Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut
dengan menggunakan
tangannya.
− Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak
melihat tisu itu
bergerak ketika ia
mengatakan /b/.
− Gunakan /p/ untuk membantu membuat /b/ (Lebih keras /Lebih
kuat). − Letakkan jari-jari di bibir Anda agar si anak
melihat bibir Anda terkatup.
− Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak mengatupkan
bibirnya
untuk membuat /b/ pada awal sebuah kata dan kemudian masukkan
bunyinya ke dalam kata "hhhhh ba" (terutama untuk konsonan
letup
celah-suara). − Gunakan /m/ untuk membuat /b/. Hal ini dapat
dilakukan dengan menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara masuk melalui
mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang hidung.
/t/: Mintalah si anak mengatakan "t" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar, ajarkan apa yang perlu si anak lakukan
dengan
lidahnya untuk membuat suara ini. Lidah harus menyentuh bagian
belakang
gigi depan mereka. Dapat menggunakan sebuah sendok
atau penekan lidah
untuk "menggelitik" belakang gigi tempat suara dibuat.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat letak lidah dan bibir
terpisah (tidak
rapat).
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin
daripada udara).
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
Halaman 9 dari 58
Ya Tidak
− Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak
melihat tisu itu
bergerak ketika ia
mengatakan /t/.
− Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak untuk
mengatupkan
bibirnya untuk menghasilkan /t/ pada awal sebuah kata
dan kemudian
masukkan bunyinya ke dalam kata "hhhhh ta" (terutama untuk konsonan
letup
celah-suara). − Gunakan /n/ untuk membuat /t/. Hal ini dapat
dilakukan dengan menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara masuk melalui
mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang
hidung (terutama
untuk konsonan letup celah-suara).
− Seperti bunyi /n/ yang dihasilkan dengan cara yang sama (dan /n/
akan lebih
mudah bagi si anak karena /ng/
merupakan suara hidung), mintalah si anak
− Gunakan gambar-gambar, ajarkan apa yang perlu si anak lakukan
dengan
lidahnya untuk membuat suara ini. Lidah harus menyentuh bagian
belakang
gigi depan mereka. Dapat menggunakan sebuah sendok atau penekan
lidah
untuk "menggelitik" belakang gigi tempat suara
dibuat.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat letak lidah dan bibir
terpisah (tidak
rapat).
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin daripada
udara). − Gunakan lebih sedikit tenaga untuk /t/ daripada
untuk /d/.
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
Halaman 10 dari 58
Ya Tidak
− Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak
melihat tisu itu
bergerak ketika ia
mengatakan /d/.
− Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak untuk
mengatupkan
bibirnya untuk menghasilkan /d/ pada awal sebuah kata
dan kemudian
masukkan bunyinya ke dalam kata "hhhhh da" (terutama untuk
konsonan
letup celah-suara). − Gunakan /n/ untuk membuat /d/. Hal ini
dapat dilakukan dengan menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara masuk melalui
mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang
hidung (terutama
untuk konsonan letup celah-suara).
− Seperti bunyi /n/ yang dihasilkan dengan cara yang sama (dan /n/
akan lebih
mudah bagi si anak karena /ng/
merupakan suara hidung), mintalah si anak
/g/: Mintalah si anak mengatakan "g" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak bahwa bagian
belakang
lidah harus "melompat”.
− Mintalah si anak menyandarkan kepalanya ke belakang sambil
menghasilkan
suara.
− Mintalah si anak berkumur sambil menghasilkan suara dan secara
bertahap
mengeluarkan air dari mulutnya.
− Gunakan lebih banyak tenaga untuk /g/ daripada untuk
/k/.
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
− Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak
melihat tisu itu
bergerak ketika ia
mengatakan /g/.
Halaman 11 dari 58
Ya Tidak
− Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak untuk
mengatupkan
bibirnya untuk menghasilkan /g/ pada awal sebuah kata
dan kemudian
masukkan bunyinya ke dalam kata "hhhhh gee" (terutama untuk
konsonan
letup celah-suara).
− Gunakan /ng/ untuk membuat /g/. Hal ini dapat dilakukan dengan
menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara masuk melalui
mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang
hidung (terutama
untuk konsonan letup celah-suara). − Seperti bunyi /ng/ yang
dihasilkan dengan cara yang sama (dan /ng/ akan
lebih mudah bagi si anak karena /ng/ merupakan suara hidung),
mintalah si
/k/: Mintalah si anak mengatakan "k" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak bahwa bagian
belakang
lidah harus "melompat”.
− Mintalah si anak batuk agar ia dapat merasakan suaranya. −
Mintalah si anak menyandarkan kepalanya ke belakang sambil
menghasilkan
suara.
− Mintalah si anak berkumur sambil menghasilkan suara dan secara
bertahap
mengeluarkan air dari mulutnya.
− Gunakan lebih sedikit tenaga untuk /k/ daripada untuk /g/.
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
− Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak
melihat tisu itu
bergerak ketika ia
mengatakan /k/.
− Gunakan "h" dengan lembut dan mintalah si anak untuk
mengatupkan
bibirnya untuk menghasilkan /k/ pada awal sebuah kata
dan kemudian
Halaman 12 dari 58
Ya Tidak
masukkan bunyinya ke dalam kata "hhhhh kee" (terutama untuk
konsonan
letup celah-suara).
− Gunakan /ng/ untuk membuat /k/. Hal ini dapat dilakukan dengan
menutup
lubang hidung sehingga si anak merasakan udara
masuk melalui mulutnya
dan secara bertahap, menghembuskannya melalui lubang hidung
(terutama
untuk konsonan letup celah-suara). − Seperti bunyi /ng/ yang
dihasilkan dengan cara yang sama (dan /ng/ akan
lebih mudah bagi si anak karena /ng/ merupakan suara hidung),
mintalah si
anak berpura-pura membuat bunyi "n"
padahal sebenarnya si anak
mengatakan /k/ (terutama untuk konsonan letup
celah-suara).
/s/: Mintalah si anak mengatakan "s" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak bahwa lidah
harus
menyentuh bagian belakang gigi atas atau bawahnya.
− Gunakan isyarat sentuhan dengan menggerakkan jari di sepanjang
lengan
anak agar si anak merasakan aliran udara yang
terus-menerus.
− Lanjutkan dengan menghasilkan /t/ untuk akhirnya menghasilkan
/s/
(misalnya, tttsssss). Dapat menggunakan isyarat sentuhan dengan
mengetuk
lengan si anak ketika si anak membuat ttttt, tetapi kemudian pindah
ke satu
gerakan terus-menerus untuk membuat sssssss. − Gunakan
hhhhh---ssss (rapatkan gigi sambil mengatakan hhhhhh), atau
sh-sh-sh---ssss (bawa bibir kembali untuk tersenyum) atau yang
ketiga (tanpa
suara) ---sss (tarik kembali lidah ke dalam
mulut).
− Cobalah membuat huruf "s" dengan lidah di belakang gigi
bawah.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin
daripada udara).
− Gunakan lebih sedikit tenaga untuk /s/ daripada untuk
/z/.
Halaman 13 dari 58
Ya Tidak
− Mintalah si anak untuk merasakan udara dari mulut dengan
menggunakan
tangannya.
/z/: Mintalah si anak mengatakan "z" dengan cara ini: −
Gunakan gambar-gambar. Ajarkan kepada si anak bahwa lidah
harus
menyentuh bagian belakang gigi atas atau bawahnya. − Gunakan
isyarat sentuhan dengan menggerakkan jari di sepanjang lengan
anak agar si anak merasakan aliran udara yang
terus-menerus.
− Gunakan hhhhh---zzzz (rapatkan gigi sambil mengatakan hhhhhh),
atau
sh-sh-sh---zzz (bawa bibir kembali untuk tersenyum) atau th-th-th
(tidak
disuarakan) ---zzz (tarik kembali lidah ke dalam mulut). −
Cobalah untuk membuat /z/ dengan lidah berada di belakang gigi
bagian
bawah.
− Gunakan sebuah cermin untuk melihat cermin menjadi berkabut jika
udara
masuk melalui hidung (hanya ketika cermin lebih dingin
daripada udara).
− Gunakan lebih banyak tenaga untuk /z/ daripada untuk /s/. −
Letakkan selembar tisu di depan mulut si anak agar si anak melihat
tisu itu
bergerak ketika ia mengatakan /z/.
/f/: Mintalah si anak mengatakan “f" dengan cara ini: −
Mintalah si anak menggigit bibir bawah mereka dengan lembut dan
membuat
suara "h".
Ya Tidak
− Mintalah si anak memudahkan untuk menghasilkan suara dengan "h"
yang
lembut.
− Gunakan sebuah cermin untuk menunjukkan penempatan gigi pada
lidah.
Crowley, C., Baigorri, M., Sommer, C. (2016).
Leadersproject.org Creative Commons
Smit, A. B., Hand, L., Freilinger, J. J., Bernthal, J. E.,
dan Bird, A. (1990). Proyek
Diperbaiki untuk Meningkatkan Hasil Bicara Setelah Tindakan
Bedah
Jika memungkinkan, celah bibir umumnya ditutup untuk pertama
kalinya saat bayi
berusia antara 9 dan 14 bulan. Terkadang, butuh waktu yang lebih
lama apabila bayi
tidak sehat atau tidak cukup besar, atau keluarga menunggu tindakan
bedah. Berikut
Halaman 17 dari 58
Inti dari semua strategi ini adalah untuk memastikan agar bicara si
anak adalah yang
terbaik yang dapat
dilakukan setelah celah bibir ditutup dengan tindakan bedah.
Bayi
dan anak-anak dengan celah bibir terbuka tidak dapat mengeluarkan
bunyi tertentu,
termasuk b, p, t, d, k, g, dan s.
Tujuannya adalah agar si anak memiliki penempatan
suara yang benar sehingga setelah celah bibir ditutup, si anak akan
memiliki
penempatan yang baik untuk berbicara. Jika si anak memiliki
penempatan yang baik
sebelum operasi, ia
mungkin akan membutuhkan lebih sedikit terapi bicara setelah
celah bibir ditutup.
1. Jangan bosan untuk terus bicara sehingga bayi dapat
membuat
suara-suara dengan benar. Bahkan dengan celah bibir yang terbuka,
si
bayi dapat membuat suara m, n, ng, w, l, y, dan huruf vokal.
Jadi, kita
menggunakan suara itu dan terus-menerus mengoceh agar si bayi
menggunakan
suara-suara tersebut. Misalnya, jika si bayi mengoceh
dengan suara yang bukan bagian dari bahasa tersebut, seperti
konsonan
letup celah-suara atau suara yang dibuat di belakang
tenggorokan,
tersenyum dan mengoceh kembali dengan suara yang bayi dapat
buat,
seperti "nanananana" atau “yi yi ya ya yee" atau "nane nane nane”
atau
“wa wa woo woo woo ”. Akhirnya, si bayi
akan merespons dengan suara
yang dicontohkan oleh orang tuanya.
2. Perkuat bahasa. Pergunakan bahasa untuk bersenang-senang
dengan
bayi Anda seperti yang Anda lakukan dengan anak lain. Anak Anda
tidak
lebih sulit dibandingkan dengan anak lainnya.
Terkadang, anak-anak
dengan bibir sumbing membutuhkan lebih banyak interaksi
komunikasi
dengan orang tua untuk memastikan agar bahasa mereka
berkembang
dengan baik.
Halaman 18 dari 58
3. Gunakan kosakata fungsional. Kata-kata yang menghasilkan
suara yang dapat
dibuat oleh si anak, seperti mommy, me, my, more, man,
mine, no, nana, ear, hair, eye, arm, knee. on, in, moon, ring, new,
moon,
noon, moo, meow, wow, wow wow
(anjing menyalak), roar (suara singa
atau truk), maa (suara domba), mini, you, yay, yeah, yoyo, yo,
lamb, dll.
• Ayah harus menunggu untuk mendengar kata "Daddy" sampai
setelah bibir
sumbing diperbaiki. Seorang anak dengan bibir
sumbing tidak dapat mengeluarkan suara D, tetapi mereka dapat
mengeluarkan suara M. Jadi, mereka bisa mengatakan "Mommy",
tetapi tidak dengan kata "Daddy". Pendekatan terbaik adalah
memanggil Daddy dengan kata "Nanny". N dan D dibuat di tempat
yang sama di dalam mulut dengan lidah. Setelah bibir
sumbing
diperbaiki, anak akan lebih mudah mengatakan "Daddy".
Bersabarlah, Ayah (atau
"Nanny"), dan setelah tindakan bedah,
Anda akan mendengar kata "Daddy."
4. Fokus pada penempatan. Perkuat penempatan yang benar untuk
menghasilkan suara. Seperti "Cookie" atau "NGooNGEE" atau "I
wanNa
cookie" atau "I wanNa NGooNee" (NG seperti bunyi terakhir pada
"ring"
dan "sing"). Bahkan untuk anak-anak dengan bibir sumbing yang
harus
menunggu lama untuk tindakan bedah, lebih baik untuk
membantu
mereka dalam membuat suara di tempat yang benar karena lebih
mudah
dimengerti.
Crowley, C., Baigorri, M., Sommer, C., dan Acevedo, D. (Mei
2016)
Hierarki Terapi Bicara Pasien Bibir Sumbing
1. Perbedaan. Mulai dengan perbedaan antara produksi yang benar
dan
produksi yang tidak memerlukan tindakan bedah (misalnya, hasil
"p"
konsonan bilabial versus konsonan letup celah-suara). 2.
Suara Tunggal. Latihlah suara secara terpisah.
3. Suku kata*. Latihlah suara dalam suku kata (Acevedo spoke:
huruf
konsonan dan huruf vokal - konsonan-vokal,
vokal-konsonan-vokal,
Halaman 19 dari 58
vocal-konsonan). Contohnya: konsonan-vokal - pa, pa, pa, pa,
kemudian pa,
pe, pi, po, pu, kemudian vokal-konsonan - ap, ap, ap,
kemudian ap, ep, ip, op,
atas, lalu vokal-konsonan-vokal - apa, epe, ipi, opo, upu).
4. Kata-kata**. Targetkan suara menurut kata-kata*
a. Mulai dengan suara pada posisi awal (suara pertama dalam
kata).
b. Kemudian suara pada posisi akhir (suara terakhir dalam satu
kata). c. Kemudian suara pada posisi tengah (suara tengah
dalam sebuah
kata). 5. Frasa dan kalimat **. Targetkan suara dalam frasa
pendek dan kemudian
kalimat.
6. Percakapan. Targetkan suara dalam percakapan. 7. Mulai
tahapan lagi dengan suara berikutnya pada rencana terapi
pasien.
* Lihat Video The Acevedo Spoke pada LEADERSproject.org
untuk
mempelajari strategi terapi bicara saat anak berada pada tahap suku
kata.
** Gunakan buku terapi bicara bibir sumbing pada
LEADERSproject.org.
Masing-masing buku berfokus kepada suara lisan bertekanan tinggi
tertentu
dan menghilangkan suara-suara lainnya yang merupakan
tantangan bagi
pasien bibir sumbing.
Perhatian: Voiceless cognate secara umum ditargetkan sebelum bunyi
disuarakan
dengan penempatan dan cara yang sama, misalnya, target P (tanpa
suara) sebelum
B (bersuara)
Perhatian: Klien harus dapat menghasilkan tingkat akurasi
100% pada satu tahapan
suara dalam hierarki sebelum pindah ke tahapan
berikutnya.
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
Dibuat oleh Chelsea Sommer Ilustrasi oleh Jinri Kim (Juni
2016)
Arahan oleh Dr. Catherine Crowley
1. Selalu beri makan bayi Anda dengan posisi tegak, apakah dari
payudara
atau gelas.
Halaman 31 dari 58
3. Jaga agar bayi Anda tegak atau duduk selama 20-30 menit setelah
setiap
kali makan.
4. Bayi Anda harus minum 2 ons susu untuk setiap setengah
kilogram
berat badannya. Misalnya, jika bayi memiliki berat 4 kilogram, ia
harus
minum 16 ons per hari.
6. Posisikan puting di mulut bayi di mana tidak ada celah atau
lubang. Dot
akan membantu bayi untuk
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan
untuk menyusu sebelum ia menjalani tindakan operasi.
7. Setelah makan, bersihkan mulut dan hidung bayi Anda dengan
kain
lembab yang lembut.
8. Perhatikan tanda-tanda stress. Tanda-tanda dapat menjadi kuat,
seperti bayi
batuk atau tersedak saat makan atau bayi menendang keluar dan
meregangkan lengan dan kaki lebar-lebar. Tanda-tanda dapat menjadi
kurang
jelas, seperti bayi sulit bernapas atau terjadi perubahan pola
pernapasan saat
bayi minum, jari-jarinya meregang ke
luar lebar-lebar, atau meletakkan jarinya
ke dalam mulut. Jika bayi Anda menunjukkan beberapa tanda stres
selama
makan, beri dia waktu sampai ia siap untuk
memulai lagi. Jika bayi Anda
menunjukkan tanda-tanda stres selama setiap makan, bawalah ia ke
dokter.
9. Gunakan botol makanan khusus bibir sumbing, atau jika
Anda tidak
memilikinya, Anda dapat memodifikasi botol untuk mengontrol
aliran
cairan. Jika menggunakan botol, coba gunakan puting dan botol
yang
lebih lembut, sehingga Anda dapat mengontrol aliran cairan. Anda
bisa
merebus kedua benda tersebut agar lebih lembut. Jika bayi Anda
memiliki
kesulitan mengisap susu dari botol, Anda dapat
memotong lubang puting
Halaman 32 dari 58
menjadi X kecil. Berhati-hatilah agar X atau lubangnya tidak robek
dari waktu
ke waktu sehingga lubangnya menjadi terlalu
besar.
Miriam Baigorri, CCC-SLP,
[email protected]
TEACHERS COLLEGE, COLUMBIA UNIVERSITY
Velum Glossoplatinus
Graduate Program in Communication Sciences and
Disorders
MGH Institute of Health Professions 35 1st Ave, Charlestown
Navy Yard
Boston, MA 02129-4557
[email protected]
(NS-OME))
Teknik apa pun yang tidak mengharuskan anak untuk
menghasilkan bunyi
bicara, tetapi digunakan untuk memengaruhi perkembangan
kemampuan berbicara
(Lof & Watson, 2004; 2008).
Sekumpulan metode dan prosedur tanpa bicara yang mengaku
memengaruhi
posisi istirahat lidah, bibir, dan rahang, meningkatkan
kekuatan,
meningkatkan bentuk otot, memudahkan berbagai gerakan, dan
mengembangkan kendali otot (Ruscello, 2008). Latihan motorik
oral (Oral-Motor Exercises (OME)) adalah kegiatan-kegiatan
yang melibatkan rangsangan sensorik atau gerakan-gerakan bibir,
rahang,
lidah, lelangit lunak, laring, dan otot pernapasan yang dimaksudkan
untuk
memengaruhi dasar-dasar fisiologis dari mekanisme orofaring
dan dengan
demikian, meningkatkan fungsinya. Latihan motorik mulut dapat
mencakup
latihan otot aktif, peregangan otot, latihan pasif, dan rangsangan
sensorik
Apakah SLP menggunakan NS-OME? Survei nasional terhadap 537 SLP
oleh
Lof & Watson (2004; 2008)
85% menggunakan NS-OME untuk mengubah produksi bunyi
bicara.
Hodge, Salonka, & Kollias (2005): Survei nasional terhadap 535
SLP di
Kanada menemukan bahwa 85% menggunakan NS-OME untuk mengubah
produksi bunyi
bicara, dan hasilnya sama seperti di Amerika Serikat!
Dokter melaporkan menjadi "Sangat Akrab" dengan penelitian yang
telah
menguji keberhasilan NS-OME dan dasar teori untuk
menggunakannya.
Halaman 35 dari 58
61% dokter setuju dengan pernyataan ini: "Literatur yang saya baca
sangat
mendorong penggunaan NS-OME."
87% dari dokter belajar menggunakan NS-OME dari penawaran CEU
penilaian-bukan-sejawat, lokakarya, dan pelatihan.
Latihan yang paling sering digunakan (dalam urutan peringkat):
Meniup;
Menekan Lidah (Tongue Push-up); Tersenyum dengan Mengernyit
(Pucker-Smile);
Menjulurkan Lidah (Tongue Wags); Tersenyum Lebar;
Lidah-ke-Hidung-ke-Dahi; Mengembungkan Pipi (Cheek Puffing);
Memberikan Ciuman dengan
Tangan (Blowing Kisses); Menggulung Lidah (Tongue
Curling).
Latihan-latihan ini digunakan untuk anak-anak dengan (dalam
urutan
peringkat): Disartria; Apraxia of Speech (CAS); Anomali Struktural;
Kelainan
Genetik/Wajah (Down Syndrome); Penerimaan dalam Intervensi
Dini;
Diagnosis "Terlambat Bicara"; Kerusakan Fonologis; Gangguan
Pendengaran; Kesalahan
Artikulasi Fungsional.
Definisi: Penggunaan hasil penelitian saat ini yang terbaik secara
teliti,
eksplisit, dan tidak memihak dalam membuat keputusan
tentang perawatan
seorang klien (Sackett dan rekan, 1996). Keputusan perawatan
harus
diberikan dalam praktik hanya ketika ada harapan manfaat
(berdasarkan
bukti) yang dibenarkan.
No Child Left Behind menekankan pada metode berbasis-ilmiah,
mengimbau agar
para dokter menggunakan intervensi berdasarkan penelitian
dan ilmu pengetahuan.
Halaman 36 dari 58
Peraturan B Bagian 2006 IDEA: "Pendidikan khusus dan layanan
terkait ...
saat ini harus didasarkan pada penelitian yang
didasarkan pada tinjauan
rekan sejawat sepanjang hal itu dapat dilakukan." Tujuannya
adalah menggunakan literatur dalam suatu proses pemahaman
yang mengacu pada sejumlah faktor yang berbeda di mana bukti
memiliki
peran yang sangat penting. Dollaghan (2004; 2007)
mengingatkan para dokter agar saat mereka
menggunakan paradigma EBP, bukti yang valid dan dapat diandalkan
harus
lebih dipercaya dibandingkan dengan intuisi, anekdot, dan
wewenang para
ahli. Bukti harus berasal dari karya yang independen dan ditinjau
oleh rekan
sejawat. Opini dan pengalaman klinis para dokter bisa
berguna, tetapi mereka bisa
juga bias dan bahkan, mereka bisa salah! Bias Terapis: Efek
Halo dan Efek Rosenthal (lihat Damico, 1988).
Daripada "Pengalaman Dokter," kita perlu berpikir lebih banyak
mengenai
kesesuaian dengan bukti berdasarkan latihan. Artinya, menggunakan
data klinis
yang tepercaya dan valid yang dikumpulkan dengan menggunakan
metodologi ilmiah.
kriteria untuk membedakan antara sains dan pseudosains: (1)
Perawatan tetap tidak berubah, bahkan dengan bukti yang
menentang
keberhasilannya karena bukti yang membingungkan diabaikan; (2)
Bukti
anekdotal dan pengalaman pribadi diberi kepercayaan yang luar
biasa; (3)
Bukti yang tidak memadai diterima; (4) Tinjauan rekan
sejawat yang valid
dihindari; (5) Hasil yang berlebihan diakui.
Halaman 37 dari 58
Logika
Banyak klaim yang dibuat tentang keberhasilan NS-OME dalam katalog
yang
menjual bahan terapi, publikasi yang tidak ditinjau oleh
rekan sejawat, acara CEU,
dll. Namun, bukti keberhasilan tidak diberikan. Beberapa
klaim keberhasilan bersifat keterlaluan dan sebenarnya tidak
logis ketika diperiksa dengan cermat.
Pertanyaan dasar: Apakah pelatihan tentang gerakan artikulatori
dalam porsi
yang lebih kecil diubah menjadi pelatihan seluruh gerakan?
Apakah lebih
efisien dengan pembelajaran yang lebih baik dengan pelatihan
pertama
hanya sebagian gerakan dan bukan seluruh
gerakan?
Tugas yang terdiri dari gerakan yang sangat terorganisir atau
terintegrasi
(seperti berbicara) tidak akan meningkat dengan mempelajari
bagian-bagian
yang menghasilkan gerakan itu saja; pelatihan yang hanya
difokuskan kepada
bagian-bagian dari perilaku yang terorganisir dengan baik ini
sebenarnya
dapat mengurangi pembelajaran. Tugas-tugas yang sangat
terorganisir perlu
mempelajari permintaan pengolahan informasi, serta pembelajaran
berbagi
waktu dan keterampilan antar-komponen lainnya. "Memisahkan
perilaku yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait
tidak
mungkin memberikan informasi yang relevan untuk perkembangan
senyawa
saraf yang tepat" (Forrest, 2002).
Beberapa peneliti klinis percaya bahwa akan lebih efektif untuk
"Melatih
Seluruhnya (Train the Whole)" (Ingram & Ingram, 2001) dan
menggunakan
"Whole-Word Phonology and Templates" (Velleman &
Vihman, 2002)
daripada memecah langkah menjadi bagian-bagian yang
kecil.
Memperkuat Struktur Artikulasi
Pertanyaan dasar: Apakah kekuatan diperlukan untuk berbicara? Jika
ya,
berapa banyak? Apakah artikulator benar-benar diperkuat
dengan
menggunakan NS-OME? Bagaimana SLP secara objektif
mendokumentasikan kelemahan artikulator
dan juga secara objektif
mendokumentasikan peningkatan kekuatan setelah NS-OME?
Kebutuhan kekuatan artikulasi SANGAT rendah untuk bicara dan
kebutuhan kekuatan
berbicara tidak mendekati kemampuan kekuatan
maksimum artikulator. Sebagai contoh, kekuatan otot bibir untuk
berbicara
hanya sekitar 10-20% dari kemampuan maksimal untuk kekuatan
bibir, dan
rahang hanya menggunakan sekitar 11-15% dari jumlah kekuatan
yang
tersedia yang dapat diproduksi (lihat juga Bunton & Weismer,
1994). "... hanya sebagian kecil dari kekuatan lidah maksimum
yang digunakan
dalam produksi bicara, dan tugas kekuatan seperti itu tidak
mewakili peran
lidah selama berbicara pada umumnya.
Akibatnya, harus waspada ketika
secara langsung menghubungkan kekuatan lidah dengan bicara ...”
(Wenke,
Goozee, Murdoch, & LaPointe, 2006). Gerakan ketangkasan
dan artikulasi yang baik, daripada artikulator yang
kuat, dibutuhkan untuk gerakan balistik berbicara. NS-OME
mendorong
berbagai gerakan yang kasar dan berlebihan, bukan gerakan
terkoordinasi
kecil yang diperlukan untuk berbicara.
NS-OME mungkin tidak benar-benar meningkatkan kekuatan
artikulator. Untuk
memperkuat otot, latihan harus dilakukan dengan banyak
pengulangan,
melawan resistensi, sampai gagal ... dan kemudian dilakukan
berulang-ulang.
Kebanyakan NS-OME tidak mengikuti paradigma latihan
kekuatan dasar ini
sehingga mungkin tidak ada peningkatan kekuatan yang sebenarnya
terjadi
karena latihan ini. Artikulator dapat diperkuat (misalnya,
lidah untuk tahapan mulut saat
menelan atau velofaringeal kompleks), tetapi artikulator yang
diperkuat ini
tidak akan membantu produksi bicara.
Pengukuran kekuatan biasanya sangat subjektif (misalnya,
merasakan
kekuatan lidah mendorong penekan lidah atau pipi atau hanya
"mengamati"
kelemahan), sehingga para dokter awalnya tidak dapat
memverifikasi bahwa
Halaman 39 dari 58
kebutuhan dan peningkatan kekuatan. Tanpa pengukuran objektif
tersebut,
testimoni dari perolehan kekuatan artikulator harus dianggap
suspect. “Untuk menilai kekuatan lidah, dokter biasanya
memegang penekan lidah di
luar bibir dan pasien mendorong lidah ke penekan lidah. Kekuatan
dinilai
berdasarkan persepsi, seringkali dengan skala
interval 3-5 titik yang sama
muncul atau dengan penilaian biner "normal" atau "lemah" (Solomon
&
Monson, 2004). Lihat Chi-Fishman dan Pfaizer (2003) untuk
informasi tentang
prinsip-prinsip anatomi, fisiologi, dan penguatan lidah.
Anak-anak yang belum bersekolah dengan kelainan suara bicara
mungkin sebenarnya memiliki lidah yang LEBIH KUAT daripada
rekan-rekan mereka yang berkembang secara khas (Sudbery dan
rekan;
2006).
Relevansi NS-OME dan Bicara
Untuk mendapatkan transfer dari satu keterampilan ke satu
keterampilan
lainnya, keterampilan yang dipelajari harus relevan dengan
keterampilan
lainnya.
"... serat otot diperkuat secara selektif untuk melakukan tugas
tertentu,
sehingga tugas tanpa bicara statis tidak menjelaskan
kegiatan yang tepat dan
terkoordinasi yang diperlukan selama bicara" (Hodge & Wellman,
1999). Untuk rangsangan motorik sensorik guna meningkatkan
artikulasi,
rangsangan harus dilakukan dengan perilaku yang relevan, dengan
tujuan
akhir yang ditentukan, menggunakan integrasi keterampilan.
"TUJUAN perilaku
motorik memiliki pengaruh yang mendalam terhadap cara dengan
topografi saraf relevan yang disusun dan dikendalikan" (Weismer,
2006).
Halaman 40 dari 58
Sebagian besar NS-OME tidak mengintegrasikan tugas berbicara
yang sangat
terintegrasi (misalnya, melatih elevasi lidah ke pangkal
gigi/gusi
dengan keinginan agar tugas yang terisolasi ini akan meningkatkan
produksi
bunyi lingual-alveolar /s/). Sebagai contoh, tugas
motorik (misalnya, lemparan
bebas bola basket) harus dipelajari dalam konteks sasaran kinerja
aktual.
Dengan analogi, tidak ada yang akan mengajarkan pemain bola
untuk
berpura-pura memegang bola dan kemudian berpura-pura
melemparkannya
ke lingkaran yang tidak ada dengan harapan akhirnya
meningkatkan
kemampuan lemparan bebas. Memecah cara melempar bola basket
atau
tugas berbicara menjadi bongkahan kecil yang tidak berkaitan
yang
merupakan hal yang tidak relevan dengan kinerja aktual adalah hal
yang tidak
efektif.
Contoh lain tanpa bicara lainnya yang tidak logis adalah mengetuk
meja untuk
merangsang permainan piano. Belajar dan
meningkatkan permainan piano
harus dipraktikkan di atas piano, bukan di atas meja. Demikian
juga, belajar
dan meningkatkan kemampuan berbicara harus dilatih dalam
konteks
berbicara. Untuk meningkatkan kemampuan bicara, anak-anak harus
berlatih
berbicara, daripada melakukan tugas yang hanya tampak seperti
berbicara. Karena gerakan lidah yang terisolasi, bibir dan
artikulator lain bukanlah
gerakan yang sebenarnya digunakan untuk menghasilkan suara
dalam
bahasa Inggris, nilai mereka untuk meningkatkan produksi bunyi
bicara
diragukan. Artinya, tidak ada bunyi bicara yang mengharuskan
ujung lidah
diangkat ke arah hidung; tidak ada suara yang dihasilkan dengan
cara
menggembungkan pipi; tidak ada suara yang dihasilkan
dengan cara yang
sama seperti cara meniup. Gerakan mulut yang tidak relevan dengan
gerakan
bicara tidak akan efektif sebagai teknik terapi bicara.
Spesifikasi Tugas
Tiga konsep terkait: (1) struktur yang sama, tetapi fungsi yang
berbeda; (2)
spesifikasi tugas; dan (3) domain yang spesifik. Struktur
yang sama yang digunakan untuk berbicara dan "tugas mulut"
lainnya (misalnya, menyusu, menelan, mengisap, bernapas, dll.)
berfungsi
Halaman 41 dari 58
dengan cara yang berbeda, tergantung pada tugas dan setiap
tugas
dimediasi oleh bagian otak yang berbeda-beda. Pengaturan
gerakan dalam
sistem saraf tidak sama untuk gerakan bicara dan tanpa bicara.
Meskipun
struktur identik digunakan, struktur ini
memiliki fungsi yang berbeda untuk
kegiatan bicara dan tanpa bicara.
Weismer (2006): Kendali perilaku motorik adalah tugas (berbicara)
yang
spesifik, bukan penggerak (otot atau organ) yang spesifik. Terdapat
bukti kuat
yang menentang bahwa bicara dan tanpa bicara “dikendalikan
bersama-sama”.
"Proses kendali motorik terikat pada tujuan, sumber
informasi (misalnya, umpan balik), dan karakteristik yang unik dari
berbagai
gerakan motorik, bahkan ketika mereka menggunakan penggerak
dan beberapa
jaringan saraf yang sama."
Beberapa contoh spesifikasi tugas: Mengoceh dan perilaku mulut
tanpa
bicara awal tidak terkait (misalnya, Moore & Ruark, 1996);
Pasien dapat
memiliki disfagia dengan dan tanpa masalah bicara (yaitu,
"disosiasi ganda";
Ziegler, 2003); Hal ini telah didokumentasikan dengan baik
bahwa
mekanisme velofaringeal dapat diperkuat, tetapi pengurangan
nasalitas
bicara tidak terjadi (misalnya, Kuehn & Moon, 1994); Bernapas
saat bicara
berbeda dengan bernapas saat istirahat atau
selama kegiatan lainnya
(misalnya, Moore, Caulfield, & Green, 2001). Lihat Weismer
(2006) untuk
ringkasan 11 penelitian yang menunjukkan bahwa bicara dan tanpa
bicara
melibatkan berbagai struktur yang berbeda, termasuk
otot wajah, gerakan
rahang, ruang kerja rahang, koordinasi rahang, gerakan lingual,
gerakan bibir,
leavator veli palatini, dan kendali
mandibula.
Sebuah penelitian fMRI menunjukkan bahwa gerakan tanpa bicara
mengaktifkan bagian otak yang berbeda-beda dari yang dilakukan
oleh
gerakan bicara (Bonilha dan rekan, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa
dasar
saraf kendali motorik pada subjek normal berbeda untuk gerakan
mulut saat
bicara dan tanpa bicara.
Pemanasan/Kesadaran/Metamouth
Halaman 42 dari 58
memungkinkan kontraksi otot yang lebih halus dan lebih elastis
(Safran,
Seaber, & Garrett, 1989).
Pemanasan otot mungkin tepat (Pollock dan rekan, 1998) ketika
seseorang
akan memulai cara latihan yang secara maksimal akan
membebani sistem
(misalnya, lari jarak jauh atau latihan beban). Namun, pemanasan
otot tidak
diperlukan untuk tugas yang di bawah maksimum (misalnya, berjalan
atau
membawa sendok dengan mulut). Karena berbicara tidak
memerlukan apa
pun, mendekati maksimal otot mulut, pemanasan tidak
diperlukan. Jika para dokter tidak menggunakan istilah
pemanasan untuk
mengidentifikasi tugas fisiologis untuk "membangunkan mulut,"
mungkin
mereka percaya bahwa mereka memberikan semacam pengetahuan
"metamouth" tentang
gerakan dan penempatan artikulator.
Kesadaran dan perannya dalam terapi selalu dipertanyakan.
Diketahui
bahwa anak-anak kecil mengalami kesulitan dengan berbagai
tugas
kesadaran metafonologis (Kamhi & Catts, 2005). Untuk kesadaran
artikulasi,
Klein, Lederer dan Cortese (1991) melaporkan bahwa anak-anak
yang
berusia 5 dan 6 tahun memiliki kesadaran yang sangat sedikit
tentang
bagaimana bunyi bicara dibuat; Anak-anak yang berusia 7 tahun juga
tidak
begitu mahir dalam hal ini. Menurut Koegel, Keogel,
dan Ingham (1986),
beberapa anak yang berusia di atas 7 tahun berhasil selama
program
intervensi bicara metalinguistik, hanya karena mereka memiliki
"...
kematangan kognitif yang diperlukan untuk memahami konsep suara ...
"
Tampaknya anak-anak kecil tidak dapat memanfaatkan isyarat
mulut tanpa
bicara yang diberikan selama NS-OME yang dapat diubah menjadi
tugas-tugas berbicara. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk
menentukan
kemampuan kognitif, linguistik, dan motorik minimum anak yang
diperlukan
untuk keterampilan "meta" tersebut.
Apraxia of Speech (CAS) Anak
Anak-anak dengan CAS memiliki gerakan struktur mulut yang
memadai
untuk kegiatan tanpa bicara, tetapi tidak untuk bicara yang
dikehendaki
(volitional speech) (Caruso & Strand, 1999), sehingga hal ini
akan
Halaman 43 dari 58
menghalangi penggunaan NS-OME karena tanpa bicara bukan
merupakan
masalah.
Tidak ada kelemahan otot untuk anak-anak dengan CAS, sehingga
tidak
perlu melakukan latihan penguatan. Jika terdapat kelemahan,
diagnosis yang
benar adalah disartria, bukan apraksia.
“Kegiatan terapi tanpa bicara tidak akan meningkatkan kemampuan
bicara
anak (dengan CAS). Kegiatan–kegiatan yang ditujukan untuk
melatih bicara
secara langsung sangat penting untuk tujuan meningkatkan
kemampuan
bicara anak” (Velleman, 2003).
Lihat kutipan oleh Davis & Velleman (2000) di bawah ini serta
Laporan Teknis
ASHA pada Childhood Apraxia of Speech (2007).
Bibir/Lelangit Sumbing
Mekanisme velofaringeal dapat diperkuat melalui latihan (banyak
penelitian
telah menunjukkan hal ini sejak tahun 1960-an), tetapi kekuatan
tambahan
tidak akan meningkatkan produksi bicara.
“Latihan meniup, mengisap, menelan, tersedak, dan menggembungkan
pipi telah
disarankan karena berguna untuk meningkatkan atau memperkuat
penutupan lorong velofaringeal dan bicara. Namun,
video-fluoroskopi
multiview menunjukkan bahwa gerakan velofaring dari fungsi tanpa
bicara ini
berbeda dari gerakan velofaring untuk bicara pada
orang yang sama.
Meningkatkan gerakan velofaring untuk tugas-tugas ini tidak
menghasilkan
peningkatan resonansi atau bicara. prosedur ini sama sekali tidak
berfungsi
serta premis dan alasan di belakangnya secara ilmiah tidak
benar."
(Goldening-Kushner, K., 2001). Lihat kutipan oleh
Peterson-Falzone, Trost-Cardamone, Karnell, Hardin-Jones
(2006) di bawah ini.
Beberapa orang mungkin percaya bahwa latihan motorik dapat
membantu
anak-anak dengan masalah bicara produksi motorik, seperti
misartikulator
Halaman 44 dari 58
Tidak masuk akal bahwa latihan motorik dapat membantu
meningkatkan
kemampuan bicara anak-anak yang memiliki masalah
non-motorik, seperti
masalah bahasa/fonemik/fonologis seperti anak-anak dalam Intervensi
Dini
yang didiagnosis sebagai anak yang terlambat bicara.
NS-OME untuk Anak dengan Disartria
Mengikuti panduan dari orang dewasa dengan disartria yang didapat,
"...
latihan penguatan mungkin hanya sesuai untuk sejumlah kecil pasien"
(Duffy;
2005).
"... kelemahan tidak secara langsung terkait dengan kemampuan
intelektual
.." untuk pasien dengan ALS "(Duffy; 2005).
Berdasarkan literatur disartria yang diperoleh orang dewasa,
tampaknya
NS-OME tidak direkomendasikan sebagai teknik yang dapat
meningkatkan
produksi bicara.
Apakah PROMPT NS-OME?
PROMPT: Prompts for Restructuring Oral Muscular Phonetic
Targets
(Hayden, 2006).
"Pendekatan perawatan dan penilaian kognitif-linguistik,
sensori-motorik, dan
berdasarkan-taktik untuk gangguan produksi
bicara."
1) PROMPT menggunakan prasyarat perkembangan: YA; 2) PROMPT
menggunakan latihan untuk gerakan rahang, bibir, bahasa: TIDAK,
gerakan
hanya dalam konteks produksi bicara; 3) PROMPT percaya
adanya
hubungan antara gerakan tanpa bicara dan bicara: TIDAK, harus
selalu
bekerja dalam konteks bicara; 4) PROMPT memperkuat
artikulator: TIDAK,
kekuatan bukan masalah, melainkan sistem neurologis perlu "dipicu"
untuk
perencanaan motorik; 5) PROMPT melatih gerakan motorik yang
terisolasi:
TIDAK, itu mengajarkan templat semua aspek artikulasi,
tetapi selalu
menggunakan bunyi bicara; 6) PROMPT menggunakan pijatan
sensoris,
Halaman 45 dari 58
tekanan jaringan dalam, desensitisasi sistem motorik oral: TIDAK,
fokus pada
taktil dan input sensoris proprioseptif menggunakan
sentuhan aktif; 7)
PROMPT menggunakan "alat" atau terompet, atau gadget: Tidak pernah;
8)
PROMPT digunakan untuk “pemanasan” motorik: YA, untuk
memfokuskan
anak pada aspek kendali motorik, tetapi hanya dilakukan secara
singkat dan
dalam konteks bicara.
ASHA’s National Center for Evidence-Based Practice in
Communication
Disorders (NCEP, 2007). Tujuannya adalah untuk melakukan tinjauan
sistematis
berdasarkan bukti pada NS-OME untuk bicara dan menelan. Hanya
terdapat 16
artikel tinjauan rekan sejawat yang
berhubungan dengan bicara yang dapat ditinjau.
dilaporkan dalam Konvensi ASHA. Berikut adalah ringkasan dari 9
(Sembilan)
penelitian yang tidak menunjukkan manfaat ketika
menggunakan NS-OME, dan
hanya satu penelitian yang menunjukkan manfaat (tetapi dengan
banyak kelemahan
metodologis).
1. Christensen & Hanson (1981). 10 anak berusia 5;8 hingga 6;9
tahun
menjalani 14 minggu perawatan, dengan setengah dari
anak-anak tersebut
hanya menerima terapi artikulasi dan setengah lainnya menerima
teknik
artikulasi dan fasilitasi neuromuskuler. Kedua kelompok
menunjukkan
peningkatan kemampuan bicara yang setara; latihan tidak membantu
untuk
Halaman 46 dari 58
menghasilkan bicara yang lebih baik, TETAPI itu efektif dalam
memulihkan
menjulurkan lidah (tongue-thrusting) (mungkin karena
spesifikasi tugas).
2. Gommerman & Hodge (1995). Desain Subjek Tunggal
(A-B-C) dengan
seorang gadis berusia 16 tahun dengan menjulurkan lidah dan
sibilant
distortions. Terapi adalah terapi dasar (fase A), terapi
miofungsional (fase B),
kemudian terapi artikulasi (fase
C). Kebiasaan menjulurkan lidah dihilangkan
3. Colone & Forrest (2000). Anak laki-laki kembar monozigot
berusia 8;11
tahun ikut serta dalam perawatan motorik untuk Kembar
1 dan perawatan
fonologis untuk Kembar 2. Tidak ada perbaikan dengan pelatihan
motorik,
tetapi ada peningkatan menggunakan pendekatan
fonologis; ketika Kembar 1
menerima perawatan fonologis, terdapat peningkatan yang sama
seperti
untuk Kembar 2.
4. Occhino & McCane (2001). Desain Subjek Tunggal (A-B-C-B-C)
dengan
anak berusia 5 tahun. Latihan motorik oral saja tidak
menghasilkan perbaikan
dalam artikulasi salah satu dari dua fonem dan juga tidak terjadi
peningkatan
keterampilan motorik oral. Latihan motorik oral sebelum atau
bersama dengan
terapi artikulasi tidak memiliki efek aditif
atau fasilitatif, tetapi produksi
memang membaik dengan terapi artikulasi.
5. Abrahamsen & Flack (2002). Desain Subjek Tunggal dengan anak
berusia 4
tahun selama 10 jam perawatan individu dengan
menggunakan cara meniup,
6. Bush, Steger, Mann-Kahris, & Insalaco (2004). Desain Subjek
Tunggal
(Penarikan ABAB) dengan anak laki-laki berusia 9 tahun. OME
ditambahkan
ke perawatan artikulasi, kemudian dihilangkan, kemudian
ditambahkan
Halaman 47 dari 58
kembali untuk bunyi /r/, /s/, /z/, /l/. “Perawatan motorik oral
tidak meningkatkan
atau mengurangi keberhasilan
perawatan.”
7. Roehrig, Suiter, & Pierce (2004). Desain subjek
tunggal AB atau BA dengan
6 anak laki-laki dan anak perempuan berusia 3;6 hingga 6;0 tahun
selama 15
minggu terapi: (A) Tradisi, terapi berbasis-produksi dua kali
seminggu selama
½ jam; (B) OME pasif dan terapi tradisional
dua kali seminggu selama ½ jam.
"Penambahan OME terhadap pendekatan terapi artikulasi tradisional
tidak
menambah kemajuan peserta secara keseluruhan; peningkatan
mengikuti
terapi dengan OME tidak berbeda dengan peningkatan yang mengikuti
terapi
artikulasi saja."
8. Guisti & Cascella (2005). Desain Subjek Tunggal menggunakan
2 anak
laki-laki dan 2 anak perempuan di kelas satu. Terapi
diikuti dengan Easy
Does it for Articulation: An Oral Motor Approach selama 15 kali
sesi
perawatan individu selama setengah jam. Tidak ada bukti
keberhasilan dalam
mengubah produksi bunyi bicara.
9. Hayes dan rekan (Dalam pengiriman). 6 anak berusia 4
tahun, 5 anak
laki-laki dan 1 anak perempuan yang semuanya memiliki
"misartikulasi
fungsional" diteliti dalam desain intervensi yang seimbang di mana
anak-anak
secara acak ditugaskan untuk menjalankan sebuah
perintah tertentu
mengenai pendekatan motorik oral dan pendekatan artikulasi
tradisional.
Perawatan tradisional menghasilkan perubahan bunyi bicara yang
signifikan,
tetapi tidak ada dukungan untuk terapi motorik oral yang
menyebabkan
perubahan. Terdapat beberapa bukti bahwa NS-OME sebenarnya
menghambat
pembelajaran.
10. Fields & Polmanteer (2002). 8 anak berusia 3-6 tahun
secara acak
ditugaskan ke salah satu dari 2 kelompok: 4 anak menerima 10
menit
perawatan motorik oral dan 10 menit terapi bicara dan 4 anak
lainnya hanya&nbs