Top Banner
D E P R E S I Di presentasikan oleh : Jepisco, S.Ked Pembimbing : dr. Yulinar Nuryagus Siringo, M.Sc, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF PSIKIATRI/KESEHATAN JIWA RSJ KALAWA ATEI/FAKULTAS KEDOKTERAN PALANGKARAYA 2015
34

d e p r e s i

Feb 19, 2016

Download

Documents

depresi referat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: d e p r e s i

D E P R E S IDi presentasikan oleh : Jepisco, S.Ked

Pembimbing : dr. Yulinar Nuryagus Siringo, M.Sc, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF PSIKIATRI/KESEHATAN JIWARSJ KALAWA ATEI/FAKULTAS KEDOKTERAN

PALANGKARAYA2015

Page 2: d e p r e s i

“DEPRESI merupakan gangguan mental ang sering terjadi di tengah masyarakat”

Page 3: d e p r e s i

Menurut Laporan WHO

Di dunia •Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia tahun 2001 adalah 450 juta jiwa

Di Indonesia •Dari 220 juta penduduk Indonesia, sekitar 50 juta atau 22 persennya mengidap gangguan jiwa

Di Sumatera Utara •Jumlah pasien gangguan jiwa meningkat 100% dibanding tahun-tahun sebelumnya

RSJ Sumut •Tahun 2008, RSJ Sumu menerima sekitar 50 penderita per hari untuk menjalani ranap•70-80 penderita menjalani rawat jalan

Page 4: d e p r e s i

Definisi

• Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.

Page 5: d e p r e s i

Epidemiologi• Gg. Depresi berat prev. Seumur hidup 15%, perempuan

mencapai 25% 10% (perawatan primer); 15% (dirawat di RS). Pada anak sekolah (prev 2%), usia remaja (prev.5%)

• Perempuan 2x lipat daripada laki-laki• 50% onset diantara usia 20-50 th• Sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan

interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai/berpisah

• National Academy on Aging society (2000) kelompok responden dengan pendapatan rendah ditemukan tingkat depresi yang ukup tinggi (51%)

Page 6: d e p r e s i

Etiologi

• Faktor genetik• Faktor biokimia• Faktor hormonal• Faktor kepribadian Premorbid• Faktor Lingkungan

Page 7: d e p r e s i

Klasifikasi

• Episode depresif R/S/B dengan/tanpa gejala psikotik

• episode depresif lainnya• Episode depresif YTT• Gg. Depresif berulang

Page 8: d e p r e s i

Gambaran Klinis• Adanya gejala psikologis berupa penurunan vitalitas

umum menarik diri dari kehidupan sosial kelihatan tanpa harapan, selalu murung, cemas mungkin ada/pasien mungkin mencoba untuk menyembunyikan keluhannya

• Variasi diurnal semua gejala cenderung memburuk pada dini hari dan membaik siang hari

• Bunuh diri, dapat menjadi tanda awal penyakit• Retardasi/perlambatan pikir biasa ditemukan dan

dicerminkan dalam pembicaraan serta pergerakannya

Page 9: d e p r e s i

...Gambaran Klinis

• Perasaan bersalah sering ditemukan disertai mengomeli diri sendiri dan turunnya penilaian diri

• Halusinasi timbul pada kasus berat• Depersonalisasi/derealisasi• Insomia • Anoreksia, konstipasi, Gg. Pencernaan, pe↓ BB,

amenore, dan kehilangan libido

Page 10: d e p r e s i

Diagnosis

• Konsep gg. Jiwa pada PPDGJ III merujuk kepada DSM-IV dan konsep disability berasal dari ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorder

• Menurut PPDGJ III

Page 11: d e p r e s i

Menurut PPDGJ III gg. Afek

Berupa gg. Depresif

Episode DepresifED Ringan

ED Sedang

ED Berat

Depresi BerulangEDB kini Ringan

EDB kini Sedang

EDB kini Berat dengan gej. Psikotik

EDB kini Berat tanpa gej. Psikotik

EDB kini dalam remisi

Page 12: d e p r e s i

Pemeriksaan

• Selain dari klasifikasi di atas, beberapa instrumen pengukur tingkat depresi :– Beck’s Depression inventory u/dewasa atau

>13th– Hamilton Depression Scale– The Zung Self-rating Depression Scale

Page 13: d e p r e s i

Diferensial Diagnosis• Remaja yang terdepresi harus diuji untuk mononucleics• Pasien yang terdapat kelebihan BB atau kekurangan BB harus

diuji disfungsi adrenal/tiroid• Homoseksual, biseksual, dan pengguna Zat Adiktif harus diuji

untuk AIDS nya• Pasien usia lanjut harus di uji untuk pneumonia virus dan

kondisi medis lainnya• Penyakit parkinson sering bermanifestasi sebagai gejala

depresif

Page 14: d e p r e s i

Terapi

• Farmakologis– SSRI– SNRI– Atipikal Antiepresant– Trisiklik Antidepresan– Monoamine Oxidase Inhibitor

• Non-Farmakologis

Page 15: d e p r e s i

Trisiklik Antidepresan : Amitriptilin• TCA antidepresan generasi

pertama yang menghambat ambilan NE, reseptor muskarinik, H2-histaminik, alpha adrenergik, dan Serotonin ke neuron.

• Per oral, lipofilik• Metabolisme oleh sistem

mikrosomal hati dan dikonjugasi dengan asam glukuronat dikeluarkan melalui ginjal

Page 16: d e p r e s i

Es/ efek muskarinik penglihatan kabur, xerostomi, retensi urin, konstipasi Kardiovaskular perlambatan konduksi atrioventikular Hipotensi ortostatik, dan takikardi yang reflek

Page 17: d e p r e s i

SSRI : fluoxelin, paroxetin, fluvoxamin, dan sertralin

• SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan beberapa jenis gg. Cemas Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

• Dosis tunggal dimulai 10 mg pada pagi hari, ditingkatkan bertahap / 2mnggu 20 mg, 40 mg, maks 60 mg

Page 18: d e p r e s i

...SSRI

Page 19: d e p r e s i

MAO Inhibitor : isokarbokazid, tranilsipromin

• MAO suatu enzim mitokondria fg katup penyelamat, memberikan deaminasi oksidatif dan menonaktifkan setiap molekul neurotransmitter (NE, dopami, dan serotonin)

• MAO menghambat degradasi metabolik monoamine yang berikatan dengan MAO tipe A.

Page 20: d e p r e s i

...MAO Inhibitor

Page 21: d e p r e s i

SNRI : Venlafaxine

• SNRI penghambatan sentral selektif terhadap ambilan kembali noradrenalin dan serotonin

• ES/ mual, sakit kepala, insomia, somnolen, mulut kering, pusing, konstipasi, berkeringat, gugup

Page 22: d e p r e s i

Atypical Antidepresan : Bupoprion

• Memiliki struktur kimia mirip amfetamin bekerja pada efek dopaminergik

• ES/ perangsangan sentral agitasi, ansietas, dan insomia pada 2% pasien, mulut kering, migrain, mual, muntah, konstipasi, dan tremor

• Dosis awal dewasa 100mg (2x sehari) dapat ditingkatkan hingga 300 mg/hari. Efek akan terlihat setelah 4 minggu/lebih

Page 23: d e p r e s i

Pemilihan Obat• Pembagian berdasarkan step

care :– I : gol SSRI (sertralin, etc)– II : gol. TCA (Amitriptilin, etc)– III : gol. Tetrasiklik (maprotiline,

etc), gol. Atipikal (trazodone), gol. MAOI (moclobemide)

• Pemilihan berdasarkan :– Kondisi pasien (usia, penyakit

fisik, jenis depresi)– Interaksi obat dan faktor harga– Toleransi terhadap ES– Penyesuaian ES

Page 24: d e p r e s i

Pemberian Dosis

• Dalam pertimbangan dosis perlu mempertimbangkan :– Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu– Efek sekunder (efek samping) : sekitar 12-24 jam– Waktu paruh : sekitar 12-48 jam

(pemberian 1-2 kali/hari)

Page 25: d e p r e s i

5 proses pengaturan Dosis

• Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.

• Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.

Page 26: d e p r e s i

...5 proses pengaturan Dosis

• Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.

• Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan ½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.

• Tappering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25 mg/hari selama 1 minggu.

Page 27: d e p r e s i

Non-Farmakologi : Psikoterapi• terapi kognitif, • terapi interpersonal,• dan terapi perilaku (Kaplan, 2010). • NIMH (2002) telah menemukan predictor respons terhadap berbagai

pengobatan sebagai berikut ini : (1) disfungsi sosial yang rendah menyatakan respons yang baik terhadap terapi interpersonal, (2) disfungsi kognitif yang rendah menyatakan respons yang baik terhadap terapi kognitif-perilaku dan farmakoterapi, (3) disfungsi kerja yang tinggi mengarahkan respons yang baik terhadap farmakoterapi, (4) keparahan depresi yang tinggi menyatakan respons yang baik terhadap terapi interpersonal dan farmakoterapi.

Page 28: d e p r e s i

Kegagalan Terapi

• Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilang oleh karena adanya efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi

• Pengaturan dosis obat belum adekuat• Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis

minimal• Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh presepsi

pasien yang tendensi negative, sehingga penilaian menjadi “bias”.

Page 29: d e p r e s i

Prognosis• Gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan

pasien cenderung mengalami kekambuhan. • Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan, • sementara sebagian besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3

bulan. • Menghentikan antidepresan sebelum 3 bulan hampir selalu menyebabkan

kembalinya gejala (Kaplan, 2010).• Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan

depresif berat memiliki kemungkinan 50% untuk pulih dalam tahun pertama.

• Prognosis buruk dapat meningkat oleh adanya penyerta gangguan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, gejala gangguan kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode sebelumnya. (Kaplan, 2010).

Page 30: d e p r e s i

Kesimpulan• Depresi merupakan suatu kelainan mood dan afek, di mana depresi adalah

gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni gangguan episode depresif, gangguan distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar. Konsep gangguan jiwa yang terdapat dalam PPDGJ III ini merujuk kepada DSM-IV dan konsep disability berasal dari The ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders. Menurut PPDGJ (2003), gangguan afektif berupa depresi dapat terbagi menjadi episode depresif dan episode depresif berulang, dimana episode depresif sendiri terbagi menjadi episode depresif ringan, sedang, dan berat.

• Dalam menegakkan diagnosis depresi sendiri kita harus melakukan anamnesis, dan pemeriksaan status mental yang dapat mengarah kepada salah satu kriteria depresi agar dapat diperoleh penatalaksanaan yang membawa pasien dapat menuju prognosis yang lebih baik. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif berat memiliki kemungkinan 50% untuk pulih dalam tahun pertama.

Page 31: d e p r e s i

Daftar Pustaka• W. Lam R, Mok H. Depression Oxford Psychiatry Library.

Lunbeck Institutes. 2000. p. 1-57.• Anonim. Major depressive disorder. [online]. Update 0n

2012. Cited on [13 Maret 2012]: Available from : http://www.Major_depressive_disorder.htm

• Anonim. Major Depressive Disorder. [online]. Update 0n 2012. Cited on [13 Maret 2012]: Available from : http://www.All About Depression.com

• Peveler R, Carson A, Rodin G. Depression in medical patients, in Mayou R, Sharpe M, Alan C. ABC of Psychological Medicine. BMJ Publishing group 2003. p. 10-3.

Page 32: d e p r e s i

...Daftar Pustaka

• Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007. p. 1-89.

• Maj M, Sartorius N. Depressive Disorder Second Edition. Evidence and experience in psychiatry. 2002. p. 8-12.

• W. Long P. Mayor depressive Disorder, Treatment. [online]. Updated on Feb. 9, 1998. Cited on [18 Maret 2012]. p 1-31. Available from : http://www.mentalhealth.com

• W. Long P. Mayor depressive Disorder. [online]. Updated on 2011. Cited on [13 Maret 2012]. p 1-6. Available from : http://www.mentalhealth.com

• Anonim. Depression in Older Adults, in : Mental Health: A report of the surgeon general. [online]. Update 0n 2012. Cited on [14 Maret 2012]: Available from : http://www.Mental Health.com

Page 33: d e p r e s i

...Daftar Pustaka• Moeller HJ. Department of Psychiatry, Ludwig-Maxmillians University, Munich, Germany.

2008. [online]. Update 0n 1997. Cited on [31 Januari 2012] : Vol 9(2). p. 102-14. Available from : file:///D:/18428079.htm

• Alexopoulos GS, Katz IR, et al. The Expert Consensus Guidelines®: Pharmacotherapy of Depressive Disorders in Older Patients. A Postgraduate Medicine Special Report. The McGraw-Hill Companies, Inc. October 2001. [online]. Update 0n 1997. Cited on [31 Januari 2012]. Available from : file:///D:/depression.htm

• Altshuler LL, Cohen LS, Moline ML, Kahn DA, Carpenter D, Docherty JP. The Expert Consensus Guidelines®: Treatment of Depression in Women. A Postgraduate Medicine Special Report. The McGraw-Hill Companies, Inc. March 2001. [online]. Update 0n 1997. Cited on [31 Januari 2012]. Available from : file:///D:/depression_women.htm

• N. Henrndon J. Personalized Depression Therapy (PDT). Vallis Solaris press. 2001. p. 4,19-20.

• Richard F, Michelle C, and Luigi C. Antidepressants; in Lippincott's Illustrated Reviews: Pharmacology. Harvey AR and Champe PC. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2009. p. 142-50.

Page 34: d e p r e s i

...Daftar Pustaka• Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. Gangguan Delusional. Dalam:

synopsis psikiatri. Jilid satu. Jakarta: Binapura Aksara; 2010. hal. 833-53.• Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-lima.

Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007. hal. 171-7• Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan

kesehatan Jiwa. Buku pedoman pelayana kesehatan jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Ditjen Bina Pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan kesehatan Jiwa.2006. hal. 59-64.

• Elvira SdD dan Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010. hal. 356-60.

• Puri BK, Laking PJ, dan Treasaden IH. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-dua. Jakarta: EGC. 2011. hal. 37

• Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Jakarta. 2007. Hal.22-8.• Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Jakarta: Nuh jaya. 2003. hal.64.• Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik. Katzung BG. Edisi

ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.