Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Blefaritis terbagi menjadi anterior (mempengaruhi tepi anterior dan bulu mata) dan posterior (mempengaruhi kelenjar meibom). Blefaritis adalah salah satu gangguan kelopak mata yang paling umum sering dikaitkan dengan gangguan air mata. Hal ini lebih umum sering terjadi pada wanita muda. Salah satu yang paling menyertai gejalanya madarosis yang terinfeksi. Infeksi Staphylococcus dikaitkan dengan madarosis, poliosis dan trichiasis dari bulu mata. Blefaritis ditandai dengan peradangan pada tepi kelopak mata. Hal itu dapat menyebabkan mata merah, gatal, dan iritasi kelopak mata pada satu atau kedua mata. Blefaritis juga dapat menyebabkan terjadinya konjungtivitis dan sifatnya berulang. 1 Blefaritis melibatkan kulit dan bulu mata sedangkan gangguan kelenjar meibom diakibatkan seboroik, obstruktif atau campuran. Blefaritis terjadi interaksi yang kompleks dari berbagai faktor, termasuk sekresi yang abnormal, organisme atau mikroba dan kelainan film air mata. Blefaritis dengan berbagai gejala dan tanda, dan berhubungan 1
34

Css Blefaritis

Dec 22, 2015

Download

Documents

mata blepharitis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Css Blefaritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Blefaritis terbagi menjadi anterior (mempengaruhi tepi anterior dan

bulu mata) dan posterior (mempengaruhi kelenjar meibom). Blefaritis adalah

salah satu gangguan kelopak mata yang paling umum sering dikaitkan dengan

gangguan air mata. Hal ini lebih umum sering terjadi pada wanita muda.

Salah satu yang paling menyertai gejalanya madarosis yang terinfeksi. Infeksi

Staphylococcus dikaitkan dengan madarosis, poliosis dan trichiasis dari bulu

mata. Blefaritis ditandai dengan peradangan pada tepi kelopak mata. Hal itu

dapat menyebabkan mata merah, gatal, dan iritasi kelopak mata pada satu

atau kedua mata. Blefaritis juga dapat menyebabkan terjadinya konjungtivitis

dan sifatnya berulang.1

Blefaritis melibatkan kulit dan bulu mata sedangkan gangguan kelenjar

meibom diakibatkan seboroik, obstruktif atau campuran. Blefaritis terjadi

interaksi yang kompleks dari berbagai faktor, termasuk sekresi yang

abnormal, organisme atau mikroba dan kelainan film air mata. Blefaritis

dengan berbagai gejala dan tanda, dan berhubungan dengan kondisi

dermatologis seperti dermatitis seboroik, dan rosasea.2

Blefaritis kronik merupakan paling umum pada pasien saat

pemeriksaan klinis mata seperti iritasi. Berdasarkan gejala klinis yang paling

sering adalah blefaritis posterior 24%, mata kering 21% dan blefaritis anterior

12%. Hasil survei Amerika Serikat prevalensi gejala blefaritis selama 12

bulan terakhir adalah terasa gatal dan terbakar, iritasi setelah menggunakan

komputer selama lebih dari 3 jam, kelopak mata terasa berat dan bengkak,

serpihan bulu mata, mata kering atau iritasi, mata terasa berair terutama di

pagi hari dan mata merah. 79,3% melaporkan memiliki gejala paling sedikit

satu gejala selama 12 bulan dan 63% melaporkan memiliki gejala lebih dari

satu.3

1

Page 2: Css Blefaritis

Berdasarkan penelitian Werdich et al 2011 melaporkan survei pasien

blefaritis menunjukkan prevalensi yang sama tinggi masing-masing 86% dan

94%. Prevalensi temuan klinis sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

gejala yang dilaporkan sendiri. Empat belas persen dari total pasien

melaporkan tidak ada gejala dan enam persen tidak memiliki tanda-tanda

klinis blefaritis. Data normalisasi menunjukkan bahwa kebanyakan pasien

memlikiki penyakit ringan sampai sedang berdasarkan kedua gejala dan

temuan pemeriksaan klinis. Insidensi adalah 50% dan 36% untuk ringan, 32%

dan 50 % sedang, dan hanya 4% dan 8% untuk gejala yang parah dan tanda

blefaritis masing-masing. Secara demografis, kecenderungan lebih tinggi

penularan blefaritis ditemukan pada populasi kelas sosial ekonomi rendah,

dan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. 4

2

Page 3: Css Blefaritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. EMBRIOLOGI MATA5

Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif, yaitu:

ektoderm permukaan termasuk derivatnya crista neuralis, ektoderm neural,

dan mesoderm.

Ektoderm Permukaan

Membentuk lensa, kelenjar lakrimalis, epitel kornea,

konjungtiva, dan kelenjar-kelenjar adneksa, serta epidermis palpebra.

Crista Neuralis

Berasal dari ektoderm permukaan di daerah tepat di sebelah

plica neuralis (neural folds) ektoderm neural, berfungsi membentuk

keratosit kornea, endotel kornea dan anyaman trabekula, stroma iris

dan koroid, musculus cilliaris, fibroblas sklera, vitreus dan meninges

nervus optikus. Crista neuralis juga terlibat dalam pembentukan tulang

dan tulang rawan orbita, jaringan ikat dan saraf orbita, otot-otot

ekstraokular, dan lapisan-lapisan subepidermal palpebra.

Ektoderm Neural

Menghasilkan vesikel optik dan cawan optik sehingga

berfungsi membentuk retina dan epitel pigmen retina, lapisan-lapisan

berpigmen dan tidak berpigmen epitel siliaris, epitel posterior,

musculus dilator dan sphincter pupillae pada iris. Dan serat-serat

nervus optikus dan glia.

Mesoderm

Membentuk vitreous, otot-otot palpebra dan ekstraokular,

serta endotel vaskular orbita dan okular.

Palpebra dan Apparatus Lakrimalis

Palpebra berkembang dari mesenkim, kecuali epidermis kulit dan

epitel konjungtiva yang merupakan derivat ektoderm permukaan. Kuncup-

3

Page 4: Css Blefaritis

kuncup palpebra pertama kali terlihat pada janin 6 minggu, tumbuh di

depan mata, tempat mereka bertemu dan bersatu pada usia 8 minggu.

Mereka memisah saat bulan kelima. Bulu mata, kelenjar meibom, dan

kelenjar palpebra lainnya berkembang sebagai pertumbuhan epidermis ke

bawah.

Kelenjar lakrimal dan kelenjar larimal aksesorius berkembang dari

epitel konjungtiva. Sistem drainase lakrimal (kanalikuli, saccus lakrimalis,

dan duktus nasolakrimalis) juga merupakan derivat ektoderm permukaan,

yang berkembang dari korda epitel padat yang terbenam diantara prosesus

maksilaris dan nasalis struktur-struktur muka yang sedang berkembang.

Saluran korda ini terbentuk sesaat sebelum lahir.

Gambar 1. Embriologi Mata

4

Page 5: Css Blefaritis

2.2. ANATOMI DAN FUNGSI PALPEBRA5

Kelopak mata (palpebra) terdiri dari kelopak mata atas (superior)

dan baah (inferior). Palpebra superior berakhir pada alis mata, sedangkan

palpebra inferior menyatu dengan pipi. Palpebra terdiri atas lima lapis

jaringan utama yang bila diuraikan mulai dari lapisan terluar, meliputi:

1. Lapisan kulit

Kulit palpebral memiliki karakteristik yang berbeda dengan

kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu: tipis, longgar, elastis dengan

sedikit folikel rambut tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis Okuli

Serat-serat otot ini tersusun secara konsentris mengelilingi

fisura palpebra dan sedikit meluas sampai ke tepian orbita. Sebagian

serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam

palpebral dikenal sebagai bagian pratarsal, sedangkan bagian otot

yang letaknya diatas septum orbita disebut bagian praseptal. Segmen

otot yang terletak diluar palpebra dinamakan bagian orbita. Muskulus

orbikularis okuli diinervasi oleh Nervus Okulomotorius (Nervus

Kranial III). Otot ini berfungsi untuk menutup palpebra.

3. Jaringan Areolar

Jaringan alveolar submuskular yang terdapat dibaah muskulus

orbikularis okuli berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari

kulit kepala.

4. Tarsus

Tarsus adalah struktur penyokong utama dari palpebra yang

dibentuk oleh jaringan fibrosa padat dan sedikit jaringan elastis.

Struktur ini terdiri atas tarsus superior dan inferior, yang sudut lateral

dan medialnya tertambat pada tepian orbita oleh ligamen palpebra

lateralis dan medialis. Kedua tarsus juga tertambat pada tepian atas

maupun baah orbita melalui suatu fascia tipis yang disebut septum

orbita, yang berfungsi sebagai barier antara palpebra dan orbita.

5

Page 6: Css Blefaritis

5. Konjungtiva Palpebra

Berupa selapis membran mukosa bening yang melapisi

permukaan paling dalam dari palpebra. Tidak seperti perlekatan

lapisan ini pada bola mata (konjungtiva bulbi) perlekatan lapisan ini

pada tarsus diatasnya sangatlah erat.

Kelopak mata juga terdiri atas lapisan superfisial dan lapisan

profunda, yaitu:

Lapisan superfisial

o Lapisan kulit yang tipis

o Terdapat kelenjar keringat

o Disekitar folikel bulu mata terdapat:

Kelenjar keringat termodifikasi (kelenjar moll)

Kelenjar sebasea termodifikasi (kelenjar zeis)

o Terdapat m. Orbikularis oris untuk menutup mata (n.

Fasialis)

o Terdapat m. Levator palpebra untuk membuka mata (n.

Okulomotorius)

Lapisan profunda

o Terdapat lempeng tarsal (tarsal plate) untuk

mempertahankan bentuk palpebra.

o Terdapat m. Tarsal, bagian dari m. Levator palpebra yang

masuk ke lempeng tarsal

o Terdapat konjungtiva palpebra

o Terdapat kelenjar sebasea (meibom/tarsal) yang

membentuk lapisan berminyak pada tear film, sehingga

dapar mencegah evaporasi.

Pada tepi palpebra anterior terdapat beberapa struktur penting, yaitu :

a. Bulu mata

b. Kelenjar Zeis, yang merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil dan

bermuara kedalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

6

Page 7: Css Blefaritis

c. Kelenjar Moll, yang merupakan modifikasi kelenjar keringat yang

bermuara kedalam satu baris dekat bulu mata.

Sementara pada tepi palpebral posterior terdapat muara-muara kecil

dari kelenjar Meibom yang merupakan moodifikasi dari kelenjar sebasea.

Pada ujung medial dari tepi posterior palpebra terdapat elevasi kecil

dengan pusat yang disebut punctum lakrimalis. Punctum lakrimalis

superior dan inferior merupakan bagian dari sistem drainase lakrimal, yang

berfungsi menghantarkan air mata kedalam kanalikuli lakrimalis.

Fisura palpebra merupakan ruang elips diantara kedua palpebra

yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Pada

orang oriental terdapat sebuah lipatan kulit yang dikenal sebagai

epicanthus, yang terbentang antara ujung medial dari palpebra superior ke

ujung medial dari palpebra inferior, yang menutupi karunkula lakrimalis.

Retraktor palpebra dibentuk oleh kompleks muskulofasial dengan

komponen otot polos dan otot rangka yang berfungsi untuk membuka

palpebra. Di bagian palpebra superior, dikenal kompleks levator yang

terdiri dari muskulus levator palpebra superior sebagai otot rangka dan

muskulus Muller (muskulus tarsalis superior) sebagai komponen otot

polosnya. Pada palpebra inferior terdapat kompleks yang disebut fascia

capsulopalpebrae. Kompleks ini terdiri dari muskulus rektus inferior

sebagai komponen otot rangka, sedangkan bertindak sebagai komponen

otot polos dalam kompleks ini adalah muskulus tarsalis inferior. Unsur

otot polos dari retraktor palpebra diinervasi oleh serabut-serabut simpatis.

Sedangkan muskulus levator palpebra superior dan muskulus rektus

inferior diinervasi oleh Nervus Kranialis III. Sementara itu, persarafan

sensoris ke palpebra berasal dari cabang pertama (Opthalmikus/V1) dan

kedua (Maksilaris/V2) dari Nervus Trigeminus (Nervus Kranialis V).

Vaskularisasi palpebra berasal dari arteri lakrimalis dan opthalmika

melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis

antara arteri palpebralis lateralis dan medialis membentuk arcade tarsal

yang terletak didalam jaringan areolar submuskular. Drainase vena dari

7

Page 8: Css Blefaritis

palpebra mengalir ke dalam vena opthalmika dan vena-vena yang

mengangkut pergi darah dari dahi dan temporal. Vena-vena tersebut

tersusun dalam pleksus vena pra dan pasca tarsal. Pembuluh limfe dari

segmen lateral berjalan ke dalam nodus pra aurikular dan parotis.

Pembuluh limfe dari sisi medial palpebra mencurahkan isinya ke dalam

limfenodi submandibular.

Adapun fungsi dari kelopak mata meliputi:

1. Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior

2. Mensekresikan bagian berminyak dari lapisan film air mata

3. Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea

4. Mencegah mata menjadi kering

5. Memiliki punctum lakrimal sebagai tempat air mata mengalir ke

sistem drainase lakrimal

Gambar 2. Anatomi Palpebra

2.3. DEFINISI

Blefaritis adalah peradangan menahun dari margo palpebra dengan

kemerahan, edema dan pembentukan skwama dan krusta. Radang bertukak

atau tidak pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar

rambut6,7.

8

Page 9: Css Blefaritis

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di

dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang

disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan

kronis dan progresif sehingga dapat membuat kerusakan pada mata secara

permeanen.5

Gambar 3. Perbandingan blefaritis dan normal

2.4. EPIDEMIOLOGI8,9

Blepharitis adalah penyakit mata yang sering dijumpai. insidensi

kejadian ini masih belum sepenuhnya diketahui. pada sebuah studi kasus

pada 90 pasien didapatkan rata-rata pasien berusia diatas 50 tahun. apabila

dibandingkan dengan jenis lain dari blepharitis, didapatkan pasien yang

menderita blepharitis stapilokokal adalah lebih sering pada usia lebih

muda yakni dibawah 42 tahun dan lebih dominan pada wanita (80%).

Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada

rumah sakit (sekitar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan

dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis menurut WHO: Blefaritis

staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan

biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis

seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50

tahun dan disertai mata keringpada 33% kasus, sedangkan pada blefaritis

9

Page 10: Css Blefaritis

meibom juga umum terjadi pada pria dan wanitapada usia rata-rata 50

tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

2.5. ETIOLOGI

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya

berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu,

asap, bahan kimia iritatif dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat

disebabkan kuman Streptococcus alfa atau beta, Pneumococcus dan

Pseudomonas. Demodex folliculorum selain dapat merupakan penyebab

dapat pula merupakan vektor untuk terjadinya infeksi Staphylococcus.

Dikenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif dan blefaritis

angularis. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.6

Blepharitis diklasifikasikan menurut anatomis nya menjadi dua

jenis, yaitu blepharitis anterior dan blepharitis posterior. Pada Blepharitis

anterior terjadi peradangan pada sekitar bulu mata dan sekitar folikel

rambut (pilosebasea). Sedangkan blephariis posterior mengenai kelenjar

meibom.1,2 Pada Blefaritis anterior, proses inflamasi terutama terjadi di

sekitar bulu mata dan folikel rambut (pilosebaseus), sedangkan blefaritirs

posterior mengenai kelenjar meibomian.8,10

Blepharitis anterior biasanya mengenai area disekitar basis bulu

mata. Berdasarkan etiologinya, blepharitis anterior dapat dibedakan

menjadi blepharitis staphyloccocal yang terutama disebabkan oleh bakteri

staphyloccocus aureus. Penyebab lainnya adalah bakteri staphyloccocus

epidermidis atau staphylococcus koagulase negatif. Jenis lain blepharitis

anterior adalah blepharitis seborrhoik yang disebabkan oleh bakteri

pytirosporum ovale. Kedua jenis blepharitis ini juga dapat muncul secara

bersamaan sebagai suatu blepharitis anterior tipe campuran.8,10

10

Page 11: Css Blefaritis

Gambar 4. Blefaritis anterior dan Blefaritis Posterior

2.6. FAKTOR RESIKO11

Berdasarkan American Optometric Association 2002, ada beberapa

hal faktor resiko blefaritis antara lain:

Penyakit sistemik yang mendasarinya

Dermatitis seboroik

Akne rosasea

Dermatitis atopik dan psoriasis

Sika keratokojuntivitis

2.7. PATOGENESIS5

Blefaritis anterior dapat disebabkan bakteri stafilokokk dan

seborreik. Peradangan pada blepharitis staphyloccocal diduga timbul

sebagai akibat dari adanya respon sel yang abnormal terhadap komponen

dinding sel bakteri Staphyloccocus aureus, yang sering ulseratif atau

Staphylococcus epdiermidis (stafilokok koagulase-negatif). Blepharitis

seborheik (non-ulseratif) umumnya berkaitan dengan keberadaan

Pityrosporum ovale sering berhubungan dengan kelainan seborheik

general yang dapat mengenai lapisan kulit kepala, lipat nasolabial, bagian

belakang telinga dan juga sternum. Sering kali kedua jenis blefaritis ada

secara bersamaan (infeksi campur). Karena letak palpebra yang terlalu

dekat dengan permukaan bola mata dapat memicu terjadinya peradangan

sekunder serta perubahan mekanis pada konjungtiva dan kornea.

Sedangkan blepharitis posterior diduga disebabkan oleh adanya

disfungsi kelenjar meibom dan perubahan sekresi kelenjar meibom. Enzim

Lipase yang dilepaskan oleh bakteri menyebabkan pembentukan asam

11

Page 12: Css Blefaritis

lemak. Keadaan ini menyebabkan peningkatan titik lebur meibom

sehingga menghambat pengeluarannya dari kelenjar. Hal ini berpengaruh

terhadap timbulnya iritasi permukaan okuler dan memungkinkan

terjadinya pertumbuhan bakteri terutama jenis Staphylococcus aureus.

Hilangnya komponen posfolipid film air mata yang seharusnya berperan

sebagai surfaktan mengakibatkan peningkatan osmolaritas dan penguapan

air mata dan ketidakstabilan air mata.

2.8. MANIFESTASI KLINIS

Gejala utamanya blefaritis anterior adalah iritasi, rasa terbakar dan

gatal pada tepi palpebra. Mata yang terkena “bertepi merah.” Banyak sisi

atau “granulasi” terlihat menggantung di bulu mata palpebra superior dan

inferior. Sedangakan blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka

macam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungtiva dan kornea.

Perubahan kelenjar meibom mencakup peradangan muara meibom,

sumbatan muatan kelenjar oleh sekret yang kental, pelebaran kelenjar

meibom dalam lempeng tarsus dan keluarnya sekret abnormal lunak mirip

keju bila kelenjar itu dipencet. Tepi palpebra tampak hiperemis dan

telangiektasia. Palpebra juga membulat dan menggulung ke dalam sebagai

akibat parut pada konjungtiva tarsal, membentuk hubungan yang abnormal

antara film air mata prakornea dan muara-muara kelenjar meibom. Air

mata mungkin berbusa atau sangat berlemak.5

Tabel 1. Perbedaan Manifestasi Klinis Blefaritis Ulseratifa dan Non Ulseratifa7

Blefaritis Ulseratifa Blefaritis Non Ulseratifa

- Penyebab: stafilokok aureus

- Bulu mata jatuh, tidak diganti oleh

yang baru, karena ada destruksi

dari folikel rambut

- Dipangkal rambut terdapat krusta.

Bila krusta dilepaskan, tampak

ulkus kecil-kecil. Krusta warnanya

kuning, kering, melengketkan bulu

- Penyebab: ptirosporum ovale

- Bulu mata cepat jatuh, tetapi

diganti yang baru, karena tak ada

destruksi dari folikel rambut

- Dipangkal bulu mata, tak tampak

krusta, tetapi skwama

- Blefaritis non ulseratif hampir

selalu berhubungan dengan adanya

12

Page 13: Css Blefaritis

mata. ketombe di kepala, alis mata atau

telinga

2.9. KLASIFIKASI5-7, 11

Terdiri dari dua macam:

Blefaritis Ulseratif

Blefaritis Non Ulseratif

Menurut anatomisnya:

Blefaritis Anterior

Blefaritis Posterior

Tabel 2. Perbedaan gejala klinis blefaritis anterior dan posterior9

Ciri-Ciri Blefaritis Anterior Blefaritis

Posterior

Staphilokokus Seboroik Disfungsi Kel.

Meibomian

Kehilangan

bulu mata

Sering Jarang (-)

Arah bulu

mata yang

salah

Sering Jarang Mungkin terjadi

bila penyakit lama

Kotoran di

kelopak

mata

Kusut, sisik

keras

Berminyak Lipid yang banyak

dan discharge yang

berbusa

Ulserasi

kelopak

mata

Dengan

eksaserbasi berat

(-) (-)

Jaringan

parut pada

kelopak

mata

Mungkin terjadi (-) Mungkin terjadi

bila penyakit lama

13

Page 14: Css Blefaritis

Kalazion Jarang Jarang kadang-kadang

Hordeolum Mungkin terjadi (-) (-)

Konjungtiv

a

injeksi Ringan

sampai sedang,

fliktenular dapat

terjadi

Injeksi

ringan

injeksi Ringan

sampai sedang,

Reaksi papiler ke

konjungtiva tarsal

Aquous tear

Defisiensi

Sering Sering Sering

Kornea Inferior epitel

pungtat, perifer /

infiltrat

marginal,

jaringan parut,

neovaskularisasi

dan pannus,

penipisan,

fliktenular

(biasanya di jam

10, 2, 4, 8)

Inferior

erosi epitel

pungtat

Inferior erotions

epitel pungtat,

infiltrat halus

superior dan

inferior, jaringan

parut,

neovaskularisasi

dan panus, ulserasi

Penyakit

dermatologi

Dermatitis atopi Dermatitis

seboroik

Rosasea

Menurut penyebabnya:

Blefaritis Bakterial

Infeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai sangat

berat. Diduga sebagian besar infeksi kulit superficial kelopak

diakibatkan Streptococcus. Bentuk infeksi kelopak dikenal sebagai

folikulitis, impetigo, dermatitis eskematoid.

Blefaritis Superfisial

14

Page 15: Css Blefaritis

Blefaritis Sebore

Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut

(50 tahun) dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan.

Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meibom, air mata

berbusa pada kantus lateral, hyperemia, hipertrofi papil pada

konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,

madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng. Blefaritis sebore

merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.

Gambar 5. Blefaritis Seboroik

Blefaritis campuran (Staphylococcus dan seboroik)

Jenis blefaritis yang jarang. Ditandai dengan

keratokonjungtivitis sekunder, hipertrofi papil dan folikel, injeksi

konjungtiva dan krusta.

Blefaritis seboroik meibomian

Ditandai dengan peningkatan sekresi kelenjar seboroik dan

meibomian tanpa proses inflamasi akut. Perubahan sekresi kelenjar

meibomian dapat menyebabkan injeksi bulbar.

Blefaritis seboroik dengan meibomianitis sekunder

Merupakan episode jarang infeksi pada kelenjar meibomian

yang menyebabkan sumbatan pada kelenjar meibomian dan

kelenjar seboroik anterior. Ini mengakibatkan terjadinya Unstable

Preocular Tear Film (UPTF)

Keratokonjungtivitis meibomian

15

Page 16: Css Blefaritis

Merupakan inflamasi kelopak mata yang paling berat.

Sering terjadi pada orangtua (usia > 50 tahun), pada daerah dengan

iklim dingin, dan sering berhubungan dengan rosasea. Terjadi

gangguan kelenjar sebaseus secara menyeluruh dengan sumbatan

pada kelenjar meibomian.

Blefaritis Skuamosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya

skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak

mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi

kelopak terutama yang mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu

mata dan sering terdapat pada orang dengan kulit berminyak.

Blefaritis ini berjalan bersama dengan dermatitis sebore.

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolic

ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan

merasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik

berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai

dengan madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya tanpa

mengakibatkan perdarahan.

Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan

tukak akibat infeksi Staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif

terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat

akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar

bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat

kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai

perdarahan. Penyakit ini bersifat infeksius. Ulserasi berjalan lanjut

dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga

mengakibatkan rontok (madarosis).

Blefaritis Angularis

Blefaritis angularis merupakan infeksi Staphylococcus pada

tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang

mengenai sudut kelopak mata (kantus eskternus dan internus)

16

Page 17: Css Blefaritis

sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi pungtum

lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan Staphylococcus aureus

atau Morax Axenfeld. Biasanya kelainan bersifat rekuren.

Blefaritis Virus

o Herpes Zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada

ganglion gaseri saraf trigeminus. Biasanya herpes zoster

akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yang terkena

ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala

herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.

Gejala tidak akan melampaui garis median kepala

dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa

sakit pada daerah yang terkena dan badan terasa demam.

Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrate pada

kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik

saraf trigeminus superficial merupakan gejala yang khusus

pada infeksi herpes zoster mata.

o Herpes Simpleks

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai

dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda

herpes simpleks kronik. Dikenal bentuk blefaritis simpleks

yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan

terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang

mengakibatkan kedua kelopak lengket.

Blefaritis Jamur

o Infeksi Superfisial

o Infeksi Jamur Dalam

Blefaritis Pedikulosis

17

Page 18: Css Blefaritis

Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk

akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia didaerah

margo palpebra.

gambar 6. blefaritis pedikulosis

Demodikosis

Reaksi inflamasi akibat infestasi parasit Demodex

folliculorum (pada folikel rambut dan bulu mata serta Demodex

brevis (pada kelenjar meibomian dan sebaeus).

Alergi

o Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak penyebabnya adalah bahan yang

berkontak pada kelopak, maka dengan berjalannya waktu

gejala akan berkurang.

o Blefaritis Urtikaria

Urtikaria pada kelopak terjadi akibat masuknya obat

atau makanan pada pasien yang rentan.

Gambar 7. Blefaritis Atopi

2.10. DIAGNOSIS5

18

Page 19: Css Blefaritis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan

kelopak mata. Banyak kasus blefaritis dapat didiagnosa dengan

menanyakan tentang tanda, dan melakukan pemeriksaan mata serta

memeriksa adakah penyakit yang bisa mendukung seperti dermatitis

seboroik dan rosea

Tabel 3. Gejala dan Tanda6

Kondisi Gejala Tanda Komplikasi

Staphylococcal Blepharitis

GatalSensasi benda asingalis bengkak

Alis bengkakEritema pada marjin alisPewarnaan, erosi, dan infiltrat pada 1/3 bawah kornea

Bacterial conjungtivitisHordeolumChlazionEctropion Enteropion

Blepharitis seboroik

Kadang tanpa gejalaRasa gatal, nyeri, dan panas

Hiperemis dari bagian anteror dari eyelidSisik yang lengket dan berminyal

Instabilitas glandula lacrimalis, periode eksaserbasi

Blepharitis campuran

Inflamasi pada alis derajat ringan sampai sedang

Hipertrofi papillar dan folikularInjeksi konjungtiva

Kertokonjungtivitis sekunder

Blepharitis seboroik meiboman

Gatal, mata berair, sensasi terbakar

Injeksi konjungtiva, air mata berbusaDilatasi pembukaan dari kelenjar meibom karena inflamasi akut

Instabilitas glandula lacrimalis

Blepharitis seboroik dengan meibomanitis sekunder

Gejala mata kering (Dry eye symptom)

Inflamasi kelenjar meibomPengeluaran sekresi seperti pasta

Anterior seboroik

Keratokonjungtivitis meibomian

Inflamasi berat dari eye lid

Sumbatan menyeluruh pada kelenjar meiboman

Acne rossea

Blepharitis angularInflamasi pada kelompak mata bagian luar

Kelopak kering dan bersisik atau terdapat discharge putih berbusa

Instabilitas glandula lacrimalis

Demodikosis Sering tanpa gejalaMungkin panas, gatalKehilangan bulu

Terdapat gambaran mikroskopis dari mites

Granoloma pada kelopak mata

19

Page 20: Css Blefaritis

mata

2.11. PENATALAKSANAAN5-7, 11

Pemberian terapi dalam penanganan blepharitis dapat dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu penanganan farmakologik dan non farmakologik.

Penanganan non farmakologik bisa dengan :

Margo palpebra harus sering dibersihkan dengan kapas basah,

krusta dan skuama dibuang dengan memakan AgNO3 1%-2%

disamping sulfa, antibiotik dan kortikosteroid.

Jaga kebersihan kelopak mata dan kelenjar meibomian dengan

menggunakan shampoo bayi, sodium bicarbonate solution, atau

larutan pembersih kelopak mata (lid scrub).

Kompres hangat untuk menghilangkan krusta. Kompres hangat dan

higienitas palpebra seperti halnya pada blepharitis anterior, kecuali

tindakan pemijatan kelenjar meibom untuk mengeluarkan secret

yang tertahan dianggap kurang bermanfaat. Kompres hangat

berguna untuk mencairkan secret yang mengeras, sehingga lebih

mudah terdrainasi, sehingga mengurangi jumlah sekret yang

mengiritasi kelenjar

Sedangkan untuk terapi farmakologiknya sendiri dengan menggunakan :

Terapi dermatitis seboroik dan dandruff dengan shampoo yang

mengandung selenium sulfida atau ketokonazol

Diet suplemen omega 3 kapsul 1000 mg 3x1 untuk meningkatkan

produksi dan stabilitas air mata

Antiinflamasi topikal (ex: siklosporin, loteprednol etabonate dan

fluoromethalone)

Antibiotik lokal (ex: eritromisin solution, azitromisin solution,

kloramfenikol) 2 kali sehari.

Antibiotic sistemik:

Golongan tetrasiklin: oxytetrasiklin, doksisiklin, minosiklin

Golongan makrolida: eritomisin dan azitromisin

Golongan fluoroquinolon: ciprofloxasin, moxifloxasin, gatifloxacin

20

Page 21: Css Blefaritis

Penggunaan antibiotika golongan tetrasiklin didasarkan pada

kemampuan agen ini dalam menghambat pembentukan produk lipase

stafilokokus. Namun agen ini tidak boleh digunakan pada anak-anak

dibaah umur 12 tahun dan wanita hamil maupun menyusui, karena agen

ini terakumulasi di tulang dan gigi (akibat terikat oleh kalsium) sehingga

sangat mungkin menyebakan perubahan warna gigi dan hipoplasia gigi.

Eritromisin atau azitromisin digunakan sebagai pengganti golongan

tetrasiklin apabila terdapat kontraindikasi penggunaan, namun

efektifitasnya tidak sebaik golongan tetrasiklin.

2.12. KOMPLIKASI6,7

- Hordeolum

- Konjungtivitis

- Keratitis superfisial (1/3 bagian bawah)

- Kehilangan bulu mata (madarosis)

- Bulu mata yang tumbuh kemudian melengkung ke dalam (trikiasis)

- Karena blefaritis merupakan proses menahun, menimbulkan hipertropi

dari margo palpebra dan palpebra menjadi berat. Bi;a terjadi di margo

palpebra superior, maka oleh karena beratnya, palpebra superior seolah-

olah jatuh dan memberi kesan mengantuk (tilosis)

- Bila terjadi di margo palpebra inferior, margo palpebbra ini dapat

membelok keluar, dan menyebabkan ektropion

2.13. PROGNOSIS5,7

Prognosis baik meskipun perjalanan klinis gangguan tersebut adalah

seringkali sangat berkepanjangan. Blepharitis akut paling sering merespon

pengobatan tetapi bias kambuh, dan berkembang menjadi blepharitis

kronis, atau keduanya dan menimbulkan kerusakan pada kornea karena

terbentuknya trikiasis.

BAB III

21

Page 22: Css Blefaritis

KESIMPULAN

Blefaritis adalah peradangan menahun dari margo palpebra dengan

kemerahan, edema dan pembentukan skwama dan krusta. Radang bertukak atau

tidak pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis

dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun.

Gejala utamanya blefaritis anterior adalah iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi

palpebra. Mata yang terkena “bertepi merah.” Banyak sisi atau “granulasi”

menggantung di bulu mata palpebra superior dan inferior. Blefaritis posterior

adalah pelebaran kelenjar meibom dalam lempeng tarsus dan keluarnya sekret

abnormal lunak mirip keju bila kelenjar itu dipencet. Tepi palpebra tampak

hiperemis dan telangiektasia. Palpebra juga membulat dan menggulung ke dalam,

air mata mungkin berbusa atau sangat berlemak. Penyakit ini dapat menimbulkan

komplikasi jika tidak diobati. Perawatan yang dapat diberikan adalah

membersihkan mata, menjaga higienitas, antibiotik, anti inflamasi, shampoo.

22