BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Blefaritis terbagi menjadi anterior (mempengaruhi tepi anterior dan bulu mata) dan posterior (mempengaruhi kelenjar meibom). Blefaritis adalah salah satu gangguan kelopak mata yang paling umum sering dikaitkan dengan gangguan air mata. Hal ini lebih umum sering terjadi pada wanita muda. Salah satu yang paling menyertai gejalanya madarosis yang terinfeksi. Infeksi Staphylococcus dikaitkan dengan madarosis, poliosis dan trichiasis dari bulu mata. Blefaritis ditandai dengan peradangan pada tepi kelopak mata. Hal itu dapat menyebabkan mata merah, gatal, dan iritasi kelopak mata pada satu atau kedua mata. Blefaritis juga dapat menyebabkan terjadinya konjungtivitis dan sifatnya berulang. 1 Blefaritis melibatkan kulit dan bulu mata sedangkan gangguan kelenjar meibom diakibatkan seboroik, obstruktif atau campuran. Blefaritis terjadi interaksi yang kompleks dari berbagai faktor, termasuk sekresi yang abnormal, organisme atau mikroba dan kelainan film air mata. Blefaritis dengan berbagai gejala dan tanda, dan berhubungan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Blefaritis terbagi menjadi anterior (mempengaruhi tepi anterior dan
bulu mata) dan posterior (mempengaruhi kelenjar meibom). Blefaritis adalah
salah satu gangguan kelopak mata yang paling umum sering dikaitkan dengan
gangguan air mata. Hal ini lebih umum sering terjadi pada wanita muda.
Salah satu yang paling menyertai gejalanya madarosis yang terinfeksi. Infeksi
Staphylococcus dikaitkan dengan madarosis, poliosis dan trichiasis dari bulu
mata. Blefaritis ditandai dengan peradangan pada tepi kelopak mata. Hal itu
dapat menyebabkan mata merah, gatal, dan iritasi kelopak mata pada satu
atau kedua mata. Blefaritis juga dapat menyebabkan terjadinya konjungtivitis
dan sifatnya berulang.1
Blefaritis melibatkan kulit dan bulu mata sedangkan gangguan kelenjar
meibom diakibatkan seboroik, obstruktif atau campuran. Blefaritis terjadi
interaksi yang kompleks dari berbagai faktor, termasuk sekresi yang
abnormal, organisme atau mikroba dan kelainan film air mata. Blefaritis
dengan berbagai gejala dan tanda, dan berhubungan dengan kondisi
dermatologis seperti dermatitis seboroik, dan rosasea.2
Blefaritis kronik merupakan paling umum pada pasien saat
pemeriksaan klinis mata seperti iritasi. Berdasarkan gejala klinis yang paling
sering adalah blefaritis posterior 24%, mata kering 21% dan blefaritis anterior
12%. Hasil survei Amerika Serikat prevalensi gejala blefaritis selama 12
bulan terakhir adalah terasa gatal dan terbakar, iritasi setelah menggunakan
komputer selama lebih dari 3 jam, kelopak mata terasa berat dan bengkak,
serpihan bulu mata, mata kering atau iritasi, mata terasa berair terutama di
pagi hari dan mata merah. 79,3% melaporkan memiliki gejala paling sedikit
satu gejala selama 12 bulan dan 63% melaporkan memiliki gejala lebih dari
satu.3
1
Berdasarkan penelitian Werdich et al 2011 melaporkan survei pasien
blefaritis menunjukkan prevalensi yang sama tinggi masing-masing 86% dan
94%. Prevalensi temuan klinis sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
gejala yang dilaporkan sendiri. Empat belas persen dari total pasien
melaporkan tidak ada gejala dan enam persen tidak memiliki tanda-tanda
klinis blefaritis. Data normalisasi menunjukkan bahwa kebanyakan pasien
memlikiki penyakit ringan sampai sedang berdasarkan kedua gejala dan
temuan pemeriksaan klinis. Insidensi adalah 50% dan 36% untuk ringan, 32%
dan 50 % sedang, dan hanya 4% dan 8% untuk gejala yang parah dan tanda
blefaritis masing-masing. Secara demografis, kecenderungan lebih tinggi
penularan blefaritis ditemukan pada populasi kelas sosial ekonomi rendah,
dan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. 4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. EMBRIOLOGI MATA5
Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif, yaitu:
ektoderm permukaan termasuk derivatnya crista neuralis, ektoderm neural,
dan mesoderm.
Ektoderm Permukaan
Membentuk lensa, kelenjar lakrimalis, epitel kornea,
konjungtiva, dan kelenjar-kelenjar adneksa, serta epidermis palpebra.
Crista Neuralis
Berasal dari ektoderm permukaan di daerah tepat di sebelah
plica neuralis (neural folds) ektoderm neural, berfungsi membentuk
keratosit kornea, endotel kornea dan anyaman trabekula, stroma iris
dan koroid, musculus cilliaris, fibroblas sklera, vitreus dan meninges
nervus optikus. Crista neuralis juga terlibat dalam pembentukan tulang
dan tulang rawan orbita, jaringan ikat dan saraf orbita, otot-otot
ekstraokular, dan lapisan-lapisan subepidermal palpebra.
Ektoderm Neural
Menghasilkan vesikel optik dan cawan optik sehingga
berfungsi membentuk retina dan epitel pigmen retina, lapisan-lapisan
berpigmen dan tidak berpigmen epitel siliaris, epitel posterior,
musculus dilator dan sphincter pupillae pada iris. Dan serat-serat
nervus optikus dan glia.
Mesoderm
Membentuk vitreous, otot-otot palpebra dan ekstraokular,
serta endotel vaskular orbita dan okular.
Palpebra dan Apparatus Lakrimalis
Palpebra berkembang dari mesenkim, kecuali epidermis kulit dan
epitel konjungtiva yang merupakan derivat ektoderm permukaan. Kuncup-
3
kuncup palpebra pertama kali terlihat pada janin 6 minggu, tumbuh di
depan mata, tempat mereka bertemu dan bersatu pada usia 8 minggu.
Mereka memisah saat bulan kelima. Bulu mata, kelenjar meibom, dan
kelenjar palpebra lainnya berkembang sebagai pertumbuhan epidermis ke
bawah.
Kelenjar lakrimal dan kelenjar larimal aksesorius berkembang dari
epitel konjungtiva. Sistem drainase lakrimal (kanalikuli, saccus lakrimalis,
dan duktus nasolakrimalis) juga merupakan derivat ektoderm permukaan,
yang berkembang dari korda epitel padat yang terbenam diantara prosesus
maksilaris dan nasalis struktur-struktur muka yang sedang berkembang.
Saluran korda ini terbentuk sesaat sebelum lahir.
Gambar 1. Embriologi Mata
4
2.2. ANATOMI DAN FUNGSI PALPEBRA5
Kelopak mata (palpebra) terdiri dari kelopak mata atas (superior)
dan baah (inferior). Palpebra superior berakhir pada alis mata, sedangkan
palpebra inferior menyatu dengan pipi. Palpebra terdiri atas lima lapis
jaringan utama yang bila diuraikan mulai dari lapisan terluar, meliputi:
1. Lapisan kulit
Kulit palpebral memiliki karakteristik yang berbeda dengan
kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu: tipis, longgar, elastis dengan
sedikit folikel rambut tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis Okuli
Serat-serat otot ini tersusun secara konsentris mengelilingi
fisura palpebra dan sedikit meluas sampai ke tepian orbita. Sebagian
serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam
palpebral dikenal sebagai bagian pratarsal, sedangkan bagian otot
yang letaknya diatas septum orbita disebut bagian praseptal. Segmen
otot yang terletak diluar palpebra dinamakan bagian orbita. Muskulus
orbikularis okuli diinervasi oleh Nervus Okulomotorius (Nervus
Kranial III). Otot ini berfungsi untuk menutup palpebra.
3. Jaringan Areolar
Jaringan alveolar submuskular yang terdapat dibaah muskulus
orbikularis okuli berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari
kulit kepala.
4. Tarsus
Tarsus adalah struktur penyokong utama dari palpebra yang
dibentuk oleh jaringan fibrosa padat dan sedikit jaringan elastis.
Struktur ini terdiri atas tarsus superior dan inferior, yang sudut lateral
dan medialnya tertambat pada tepian orbita oleh ligamen palpebra
lateralis dan medialis. Kedua tarsus juga tertambat pada tepian atas
maupun baah orbita melalui suatu fascia tipis yang disebut septum
orbita, yang berfungsi sebagai barier antara palpebra dan orbita.
5
5. Konjungtiva Palpebra
Berupa selapis membran mukosa bening yang melapisi
permukaan paling dalam dari palpebra. Tidak seperti perlekatan
lapisan ini pada bola mata (konjungtiva bulbi) perlekatan lapisan ini
pada tarsus diatasnya sangatlah erat.
Kelopak mata juga terdiri atas lapisan superfisial dan lapisan
profunda, yaitu:
Lapisan superfisial
o Lapisan kulit yang tipis
o Terdapat kelenjar keringat
o Disekitar folikel bulu mata terdapat:
Kelenjar keringat termodifikasi (kelenjar moll)
Kelenjar sebasea termodifikasi (kelenjar zeis)
o Terdapat m. Orbikularis oris untuk menutup mata (n.
Fasialis)
o Terdapat m. Levator palpebra untuk membuka mata (n.
Okulomotorius)
Lapisan profunda
o Terdapat lempeng tarsal (tarsal plate) untuk
mempertahankan bentuk palpebra.
o Terdapat m. Tarsal, bagian dari m. Levator palpebra yang
masuk ke lempeng tarsal
o Terdapat konjungtiva palpebra
o Terdapat kelenjar sebasea (meibom/tarsal) yang
membentuk lapisan berminyak pada tear film, sehingga
dapar mencegah evaporasi.
Pada tepi palpebra anterior terdapat beberapa struktur penting, yaitu :
a. Bulu mata
b. Kelenjar Zeis, yang merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil dan
bermuara kedalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
6
c. Kelenjar Moll, yang merupakan modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara kedalam satu baris dekat bulu mata.
Sementara pada tepi palpebral posterior terdapat muara-muara kecil
dari kelenjar Meibom yang merupakan moodifikasi dari kelenjar sebasea.
Pada ujung medial dari tepi posterior palpebra terdapat elevasi kecil
dengan pusat yang disebut punctum lakrimalis. Punctum lakrimalis
superior dan inferior merupakan bagian dari sistem drainase lakrimal, yang
berfungsi menghantarkan air mata kedalam kanalikuli lakrimalis.
Fisura palpebra merupakan ruang elips diantara kedua palpebra
yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Pada
orang oriental terdapat sebuah lipatan kulit yang dikenal sebagai
epicanthus, yang terbentang antara ujung medial dari palpebra superior ke
ujung medial dari palpebra inferior, yang menutupi karunkula lakrimalis.
Retraktor palpebra dibentuk oleh kompleks muskulofasial dengan
komponen otot polos dan otot rangka yang berfungsi untuk membuka
palpebra. Di bagian palpebra superior, dikenal kompleks levator yang
terdiri dari muskulus levator palpebra superior sebagai otot rangka dan
muskulus Muller (muskulus tarsalis superior) sebagai komponen otot
polosnya. Pada palpebra inferior terdapat kompleks yang disebut fascia
capsulopalpebrae. Kompleks ini terdiri dari muskulus rektus inferior
sebagai komponen otot rangka, sedangkan bertindak sebagai komponen
otot polos dalam kompleks ini adalah muskulus tarsalis inferior. Unsur
otot polos dari retraktor palpebra diinervasi oleh serabut-serabut simpatis.
Sedangkan muskulus levator palpebra superior dan muskulus rektus
inferior diinervasi oleh Nervus Kranialis III. Sementara itu, persarafan
sensoris ke palpebra berasal dari cabang pertama (Opthalmikus/V1) dan
kedua (Maksilaris/V2) dari Nervus Trigeminus (Nervus Kranialis V).
Vaskularisasi palpebra berasal dari arteri lakrimalis dan opthalmika
melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis
antara arteri palpebralis lateralis dan medialis membentuk arcade tarsal
yang terletak didalam jaringan areolar submuskular. Drainase vena dari
7
palpebra mengalir ke dalam vena opthalmika dan vena-vena yang
mengangkut pergi darah dari dahi dan temporal. Vena-vena tersebut
tersusun dalam pleksus vena pra dan pasca tarsal. Pembuluh limfe dari
segmen lateral berjalan ke dalam nodus pra aurikular dan parotis.
Pembuluh limfe dari sisi medial palpebra mencurahkan isinya ke dalam
limfenodi submandibular.
Adapun fungsi dari kelopak mata meliputi:
1. Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior
2. Mensekresikan bagian berminyak dari lapisan film air mata
3. Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea
4. Mencegah mata menjadi kering
5. Memiliki punctum lakrimal sebagai tempat air mata mengalir ke
sistem drainase lakrimal
Gambar 2. Anatomi Palpebra
2.3. DEFINISI
Blefaritis adalah peradangan menahun dari margo palpebra dengan
kemerahan, edema dan pembentukan skwama dan krusta. Radang bertukak
atau tidak pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar
rambut6,7.
8
Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di
dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang
disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan
kronis dan progresif sehingga dapat membuat kerusakan pada mata secara
permeanen.5
Gambar 3. Perbandingan blefaritis dan normal
2.4. EPIDEMIOLOGI8,9
Blepharitis adalah penyakit mata yang sering dijumpai. insidensi
kejadian ini masih belum sepenuhnya diketahui. pada sebuah studi kasus
pada 90 pasien didapatkan rata-rata pasien berusia diatas 50 tahun. apabila
dibandingkan dengan jenis lain dari blepharitis, didapatkan pasien yang
menderita blepharitis stapilokokal adalah lebih sering pada usia lebih
muda yakni dibawah 42 tahun dan lebih dominan pada wanita (80%).
Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada
rumah sakit (sekitar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan
dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis menurut WHO: Blefaritis
staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan
biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis
seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50
tahun dan disertai mata keringpada 33% kasus, sedangkan pada blefaritis
9
meibom juga umum terjadi pada pria dan wanitapada usia rata-rata 50
tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.
2.5. ETIOLOGI
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya
berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu,
asap, bahan kimia iritatif dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat
disebabkan kuman Streptococcus alfa atau beta, Pneumococcus dan
Pseudomonas. Demodex folliculorum selain dapat merupakan penyebab
dapat pula merupakan vektor untuk terjadinya infeksi Staphylococcus.
Dikenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif dan blefaritis
angularis. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.6
Blepharitis diklasifikasikan menurut anatomis nya menjadi dua
jenis, yaitu blepharitis anterior dan blepharitis posterior. Pada Blepharitis
anterior terjadi peradangan pada sekitar bulu mata dan sekitar folikel
rambut (pilosebasea). Sedangkan blephariis posterior mengenai kelenjar
meibom.1,2 Pada Blefaritis anterior, proses inflamasi terutama terjadi di
sekitar bulu mata dan folikel rambut (pilosebaseus), sedangkan blefaritirs
posterior mengenai kelenjar meibomian.8,10
Blepharitis anterior biasanya mengenai area disekitar basis bulu
mata. Berdasarkan etiologinya, blepharitis anterior dapat dibedakan
menjadi blepharitis staphyloccocal yang terutama disebabkan oleh bakteri
staphyloccocus aureus. Penyebab lainnya adalah bakteri staphyloccocus
epidermidis atau staphylococcus koagulase negatif. Jenis lain blepharitis
anterior adalah blepharitis seborrhoik yang disebabkan oleh bakteri
pytirosporum ovale. Kedua jenis blepharitis ini juga dapat muncul secara
bersamaan sebagai suatu blepharitis anterior tipe campuran.8,10
10
Gambar 4. Blefaritis anterior dan Blefaritis Posterior
2.6. FAKTOR RESIKO11
Berdasarkan American Optometric Association 2002, ada beberapa
hal faktor resiko blefaritis antara lain:
Penyakit sistemik yang mendasarinya
Dermatitis seboroik
Akne rosasea
Dermatitis atopik dan psoriasis
Sika keratokojuntivitis
2.7. PATOGENESIS5
Blefaritis anterior dapat disebabkan bakteri stafilokokk dan
seborreik. Peradangan pada blepharitis staphyloccocal diduga timbul
sebagai akibat dari adanya respon sel yang abnormal terhadap komponen
dinding sel bakteri Staphyloccocus aureus, yang sering ulseratif atau