Top Banner
Case Report Session Rotasi II TENSION TYPE HEADACHE Oleh : Aisyah Nilakesuma 0910313209 Preseptor : Dr. Zubaidah KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PUSKESMAS ALAI PADANG 2015
30

CRS Tension Type Headeche

Feb 14, 2016

Download

Documents

fk unand
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CRS Tension Type Headeche

Case Report Session Rotasi II

TENSION TYPE HEADACHE

Oleh :Aisyah Nilakesuma 0910313209

Preseptor :Dr. Zubaidah

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PUSKESMAS ALAI PADANG2015

Page 2: CRS Tension Type Headeche

Nyeri Kepala

1. 1 Definisi

Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang

mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer dkk,

2005, disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian atas

( superior ) kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi,

rahang bawah dan leher.

1.2 Epidemiologi

Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan oleh

pasien yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala

(sefalgia) pada sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population base di

Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi lifetime nyeri kepala penduduk Singapore

adalah pria 80%, wanita 85% (p=0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih

dari 70% penduduknya (pernah) mengalami nyeri kepala.

Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara

6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya

didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (1986)

didapatkan 273(17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru yang

berkunjung selama Januari sd. Mei 1986.

1.3 Klasifikasi

Klasifikasi nyeri kepala telah dilakukan oleh International Headache Society pada

tahun 2004. Adapun klasifikasinya adalah :

2

Page 3: CRS Tension Type Headeche

International Headache Society Classification of Headache

1. Migraine

- Migraine without aura

- Migraine with aura

- Ophtalmoplegic migraine

- Retinal migraine

2. Tension-type headache

- Episodic tension type headache

- Chronic tension type headache

3. Cluster headache and chronic

paroxysmal hemicranias

- Cluster headache

- Chronic paroxysmal hemicrania

4. Miscellaneous headaches not associated

with structural lesion

- Idiopathic stabbing headache

- External compression headache

- Cold stimulus headache

- Benign exertional headache

- Headache assotiated with sexual

activity

5. Headache associated with head trauma

- Acute posttraumatic headache

- Chronic posttraumatic headache

6. Headache associated with vascular

disorders

- Acute ischemic cerebrovascular

disorder

- Intracranial hematoma

- Subarachnoid hemorrhage

- Unruptured vascular malformation

- Arteritis

- Carotid or vertebral artery pain

- Venous thrombosis

- Arterial hypertension

- Other vascular disorder

- Childhood periodic syndromes that

may be precursors to or associated

with migraine

- Migrainous disorder not fulfilling

above criteria

8. Headache associated with substances or

their withdrawal

- Headache induced by acute

substance use or exposure

- Headache induced by chronic

substance use or exposure

- Headache from substance withdrawal

(acute use)

- Headache from substance withdrawal

(chronic use)

9. Headache associated with noncephalic

infection

- Viral infection

- Bacterial infection

- Other infection

10. Headache associated with metabolic

disorder

- Hypoxia

- Hypercapnia

- Mixed hypoxia and hypercapnia

- Hypoglycemia

- Dialysis

- Other metabolic abnormality

11. Headache or facial pain associated with

disorder of facial or cranial structures

- Cranial bone

- Eyes

- Ears

- Nose and sinuses

- Teeth, jaws, and related structures

3

Page 4: CRS Tension Type Headeche

7. Headache associated with nonvascular

intracranial disorder

- High CSF pressure

- Low CSF Pressure

- Intracranial infection

- Sarcoidosis and other noninfectious

inflammatory disease

- Related to intrathecal injections

- Intracranial neoplasm

- Associated with other intracranial

disorder

- Temporomandibular joint disease

12. Cranial neuralgias, nerve trunk pain, and

deafferentation pain

- Persistent (in contrast to ticlike) pain

of cranial nerve origin

- Trigeminal neuralgia

- Glossopharyngeal neuralgia

- Nervus intermedius neuralgia

- Superior laryngeal neuralgia

- Occipital neuralgia

- Central causes or head and facial

pain other than tic douloureux

13. Headache not classifiable

1.4 Patofisiologi

Menurut H.G.Wolf terdapat 6 mekanisme dasar yang menimbulkan nyeri kepala

yang berasal dari sumber intrakranial :

1. Tarikan pada vena yang berjalan ke sinus venosus dari permukaan otak dan

pergeseran sinus-sinus venosus utama.

2. Tarikan pada A. Meningea media

3. Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada

cabang-cabangnya.

4. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi intrakranial (A.Frontalis, A.

Temporalis, A. Discipitalies)

5. Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala yang peka terhadap nyeri meliputi

kulit kepala, periosteum, (m. frontalis, Ni temporalis, m.orsipiutlis.

6. Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X saraf spinal dan cervikalis

bagian atas yang berisi banyak serabut aferen rasa nyeri.

Daerah yang tidak peka terhadap nyeri adalah : parenkim otak, ependim ventrikel,

pleksus koroideus, sebagian besar duramater, piarachnoid meningen meliputi

konvektivitas otak dan tulang kepala. Tetapi rasa nyeri tersebut dapat dibangkitkan oleh

karena tindakan fisik seperti batuk, mengejan yang meningkatkan tekanan intrakranial

dan dapat memperburuk nyeri kepala berhubungan dengan perdarahan atau massa

4

Page 5: CRS Tension Type Headeche

intrakranial.

1.5 Pemeriksaan klinis

a. Anamnesis

Mula timbul

Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa

muda biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause, meskipun pada

beberapa kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri kepala tipe tegang dapat

mulai diderita setiap saat; Sedangkan nyeri kepala yang baru mulai dirasakan pada usia

yang lebih lanjut harus diselidiki kemungkinan penyebab organiknya seperti arteritis

temporalis, gangguan peredaran darah otak atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala

yang progresif memberat karena mungkin didasari kelainan organik; makin lama nyeri

kepala diderita tanpa berubah sifat, makin besar kemungkinannya disebabkan oleh faktor-

faktor yang jinak (benign).

Lokasi, frekuensi, sifat dan gejala penyerta nyeri kepala.

Nyeri

kepala

Sifat nyeri Lokasi Lama nyeri Frekuensi Gejala ikutan

Migren

umum

Berdenyut Unilateral

Atau bilateral

6-48 jam Sporadic

Beberapa kali

sebulan

Mual,muntah,

malaise dan

fotofobia

Migren

klasik

Berdenyut Unilateral 1-6 jam Beberapa kali Sindroma visual,

mual, muntah,

dan

malaise

Klaster Tajam dan

menusuk

Unilateral orbita 5-120 menit Serangan

berkelompok

dengan remisi

lama

Lakrimasi

ipsilateral, wajah

merah, hidung

tersumbat,

Horner

Tipe Tumpul, Difus,bilateral Terus Konstan Depresi ansietas

5

Page 6: CRS Tension Type Headeche

tegang ditekan menerus

Neuralgia

trigeminal

Ditusuk-

tusuk

Dermatom

Saraf

singkat Beberapa kali

Sehari

Zona Pemicu

nyeri

Atipikal Tumpul Unilateral

atau

bilateral

Terus

menerus

Konstan Depresi kadang-

kadang

psikosis

Sinus Tumpul/ta

jam

Diatas sinus bervariasi Sporadik dan

konstan

Rinore

Lesi desak

ruang

bervariasi Unilateral (a

wal) bilateral

(lanjut)

Bervariasi

progresif

Bervariasi

Semakin sering

Papil

edema,deficit

neurologis fokal,

gangguan mental

dan

perilaku,kejang,d

ll

Faktor pencetus

Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya

terang, rasa lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi; selain itu juga sering berkaitan dengan

menstruasi dan dalam banyak kasus sembuh selama hamil. Penderita migren lebih suka

duduk tegak, berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang penderitanya lebih suka

berbaring dan menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur. Mengejan atau

batuk dapat mencetuskan semua jenis nyeri kepala, kecuali tipe tegang. Pasien nyeri

kepala klaster tidak dapat tenang selama serangan, bahkan dapat kelihatan panik; tanda

ini khas karena tidak ditemui pada nyeri kepala jenis lain. Guncangan kepala (head jolt)

memperberat nyeri kepala, terutama akibat tumor; kadang- kadang dijumpai juga pada

nyeri kepala di saat demam, pasca trauma atau meningitis; nyeri kepala tipe tegang tidak

banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang menyertai nyeri kepala biasanya disebabkan

oleh anxietas atau depresi. Riwayat keluarga umumnya dijumpai di kalangan pasien

migren.

6

Page 7: CRS Tension Type Headeche

b. Pemeriksaan Fisik

- fungsi vital : tekanan darah, frekuensi, nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk

menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik;

- funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-

tanda hipertensi.

- Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan lokal.

- Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk),

fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan

motorik dan refleks, fungsi sensorik/sensibilitas,

- Pemeriksaan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan.

c. Pemeriksaan tambahan

Bila anamnesis/riwayat penyakitnya sesuai dengan salah satu jenis nyeri

kepala, dan pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menemukan kelainan,

umumnya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan seperti

pemeriksaan radiologik (foto Röntgen kepala, CT scan), pemeriksaan

elektrofisiologik (EEG, EMG, potensial cetusan) atau pemeriksaan laboratorium

lain dilakukan hanya bila terdapat kecurigaan adanya penyakit gangguan

struktural otak atau penyakit sistemik yang mendasarinya

1.6 Nyeri Kepala Tipe tegang ( Tension type headache)

a. Definisi

Merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi terus

menerus otot-otot kepala dan tengkuk ( M.splenius kapitis, M.temporalis,

M.maseter, M.sternokleidomastoid, M.trapezius, M.servikalis posterior, dan

M.levator skapula).

b. Etiologi dan faktor resiko

Etiologi dan Faktor Resiko Tension Type Headache (TTH) adalah stress,

depresi, bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu lama, kelelahan mata,

7

Page 8: CRS Tension Type Headeche

kontraksi otot yang berlebihan, berkurangnya aliran darah, dan

ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin, serotonin, dan norpinefrin.

c. Klasifikasi

Klasifikasi TTH adalah Tension Type Headache episodik dan dan Tension

Type Headache kronik. Tension Type Headache episodik, apabila frekuensi

serangan tidak mencapai 15 hari setiap bulan. Tension Type Headache episodik

(ETTH) dapat berlangsung selama 30 menit – 7 hari. Tension Type Headache

kronik (CTTH) apabila frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap bulan dan

berlangsung lebih dari 6 bulan.

d. Patofisiologi

Patofisiologi TTH masih belum jelas diketahui. Pada beberapa literatur

dan hasil penelitian disebutkan beberapa keadaan yang berhubungan dengan

terjadinya TTH sebagai berikut : (1) disfungsi sistem saraf pusat yang lebih

berperan daripada sistem saraf perifer dimana disfungsi sistem saraf perifer lebih

mengarah pada ETTH sedangkan disfungsi sistem saraf pusat mengarah kepada

CTTH, (2) disfungsi saraf perifer meliputi kontraksi otot yang involunter dan

permanen tanpa disertai iskemia otot, (3) transmisi nyeri TTH melalui nukleus

trigeminoservikalis pars kaudalis yang akan mensensitasi second order neuron

pada nukleus trigeminal dan kornu dorsalis ( aktivasi molekul NO) sehingga

meningkatkan input nosiseptif pada jaringan perikranial dan miofasial lalu akan

terjadi regulasi mekanisme perifer yang akan meningkatkan aktivitas otot

perikranial. Hal ini akan meningkatkan pelepasan neurotransmitter pada jaringan

miofasial, (4) hiperflesibilitas neuron sentral nosiseptif pada nukleus trigeminal,

talamus, dan korteks serebri yang diikuti hipesensitifitas supraspinal (limbik)

terhadap nosiseptif. Nilai ambang deteksi nyeri ( tekanan, elektrik, dan termal)

akan menurun di sefalik dan ekstrasefalik. Selain itu, terdapat juga penurunan

supraspinal decending pain inhibit activity, (5) kelainan fungsi filter nyeri di

batang otak sehingga menyebabkan kesalahan interpretasi info pada otak yang

diartikan sebagai nyeri, (6) terdapat hubungan jalur serotonergik dan

monoaminergik pada batang otak dan hipotalamus dengan terjadinya TTH.

8

Page 9: CRS Tension Type Headeche

Defisiensi kadar serotonin dan noradrenalin di otak, dan juga abnormal serotonin

platelet, penurunan beta endorfin di CSF dan penekanan eksteroseptif pada otot

temporal dan maseter, (7) faktor psikogenik ( stres mental) dan keadaan non-

physiological motor stress pada TTH sehingga melepaskan zat iritatif yang akan

menstimulasi perifer dan aktivasi struktur persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi

nyeri sentral. Depresi dan ansietas akan meningkatkan frekuensi TTH dengan

mempertahankan sensitisasi sentral pada jalur transmisi nyeri, (8) aktifasi NOS

( Nitric Oxide Synthetase) dan NO pada kornu dorsalis.

Pada beberapa kasus dijumpai adanya stress yang memicu sakit kepala.

Ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut yaitu (1) adanya stress fisik

(kelelahan) akan menyebabkan pernafasan hiperventilasi sehingga kadar CO2

dalam darah menurun yang akan mengganggu keseimbangan asam basa dalam

darah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya alkalosis yang selanjutnya akan

mengakibatkan ion kalsium masuk ke dalam sel dan menimbulkan kontraksi otot

yang berlebihan sehingga terjadilah nyeri kepala. (2) stress mengaktifasi saraf

simpatis sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah otak selanjutnya akan

mengaktifasi nosiseptor lalu aktifasi aferen gamma trigeminus yang akan

menghasilkan neuropeptida (substansi P). Neuropeptida ini akan merangsang

ganglion trigeminus (pons). (3) stress dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu alarm

reaction, stage of resistance, dan stage of exhausted. Alarm reaction dimana

stress menyebabkan vasokontriksi perifer yang akan mengakibatkan kekurangan

asupan oksigen lalu terjadilah metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob akan

mengakibatkan penumpukan asam laktat sehingga merangsang pengeluaran

bradikinin dan enzim proteolitik yang selanjutnya akan menstimulasi jaras nyeri.

Stage of resistance dimana sumber energi yang digunakan berasal dari glikogen

yang akan merangsang peningkatan aldosteron, dimana aldosteron akan menjaga

simpanan ion kalium. Stage of exhausted dimana sumber energi yang digunakan

berasal dari protein dan aldosteron pun menurun sehingga terjadi deplesi K+.

Deplesi ion ini akan menyebabkan disfungsi saraf.

9

Page 10: CRS Tension Type Headeche

e. Manifestasi Klinis

Nyeri kepala tegang otot atau Tension Type Headache dirasakan bilateral.

Intensitasnya dari ringan sampai sedang. Rasa nyeri yang dirasakan tumpul

seperti diikat atau ditekan, tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri lebih hebat pada

daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh

stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, kadang

vertigo, dan rasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang serta

temporomandibular.

Nyeri kepala ini dapat berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula

terus-menerus sampai 7 hari dengan intensitas bervariasi yang biasanya ringan

pada waktu bangun tidur, makin lama makin berat dan membaik lagi sewaktu

mau tidur. Pemeriksaan neurologic tidak menunjukkan adanya kelainan.

f. Diagnosis

Tension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu sekurang –

kurangnya dua dari berikut ini : (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2) intensitas

ringan – sedang, (3) lokasi bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas fisik. Selain

itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah satu dari fotofobia dan

fonofobia.

g. Pemeriksaan penunjang

Tidak ada uji spesifik untuk mendiagnosis TTH dan pada saat dilakukan pemeriksaa

neurologik tidak ditemukan kelainan apapun. TTH biasanya tidak memerlukan

pemeriksaan darah, rontgen, CT scan kepala maupun MRI.

h. Diagnosa banding

Diferensial Diagnosa dari TTH adalah sakit kepala pada spondilo-artrosis

deformans, sakit kepala pasca trauma kapitis, sakit kepala pasca punksi lumbal,

migren klasik, migren komplikata, cluster headache, sakit kepala pada arteritis

temporalis, sakit kepala pada desakan intrakranial, sakit kepala pada penyakit

kardiovasikular, dan sakit kepala pada anemia.

i. Penatalaksanaan

10

Page 11: CRS Tension Type Headeche

Tindakan umum

Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien

merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan

pengobatan. Penjelasan dokter yang menyakinkan pasien bahwa tidak

ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya dapat

menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intracranial

lainnya.

Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian

pasien menerima bahwa nyeri kepalanya berkaitan dengan penyakit

depresinya dan bersedia ikut program pengobatan sedangkan sebagian pasien

lain menyangkalnya. Oleh sebab itu, pengobatan harus ditujukan kepada

penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau antidepresi serta

modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan nyeri kepalanya.

Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk

ke ahli jiwa.

Relaksasi selalu dapat menyembuhkan TTH. Pasien harus dibimbing untuk

mengetahui arti dari relaksasi yang mana dapat termasuk bed rest, massage,

dan/ atau latihan biofeedback.

Terapi Farmakologik

Analgesik sederhana. Ibuprofen dan naproxen sodium merupakan obat yang

efektif untuk kebanyakan orang. Jika pengobatan analgesic sederhana

(asetaminofen, aspirin, ibuprofen, dll.) gagal maka dapat ditambah butalbital

dan kafein ( dalam bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang akan menambah

efektifitas pengobatan.

Anti-depresan. Meskipun analgetik nonnarkotik (asetosal,parasetamol,dll) dan

antiinflamasi nonsteroid bermanfaat mengurangi nyeri kepala namun sebagian

besar nyeri kepala tipe tegang memerlukan tambahan obat anti depresan dan

atau anti cemas. Obat anti depersan efektif juga disebabkan oleh efek

analgetiknya. Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin dan doksepin dapat

diberikan bila nyeri kepala disertai gangguan pola tidur karena sefek

11

Page 12: CRS Tension Type Headeche

sedatifnya. Golongan trisiklik yang nonsedatif antara lain nortriptilin atau

protiptilin. Golongan lain yang nontrisiklik seperti maprotilin,trazadon,

fluoksetin dipilih untuk menghindari efek antikolinergiknya.

Anti-cemas. Sebagian pasien dengan predominan kontraksi otot dan

kecemasan dapat diberikan diazepam 5-30 mg/hari, klordiazepoksid 10-75

mg/hari,alprazolam 0,25-0,50 mg. 3 kali sehari atau buspiron. Buspiron adalah

agonis parsial selektif reseptor serotonin 5-HTIA,karena itu kecil efek

sedatifnya adan tidak adiktif. Alprazolam memiliki efek anticemas dan

antidepresi.

Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau depresi berat

Fisioterapi, terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat, TENS

(transcutaneus electric nerve stimulation).

j. Prognosis dan komplikasi

TTH merupakan kondisi dapat menyebabkan nyeri yang menyakitkan

tetapi tidak membahayakan. Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan ataupun

dengan menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakangnya jika penyebab

TTH berupa pengaruh psikis. Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan terapi obat

berupa analgesia. TTH biasanya mudah diobati sendiri. Progonis penyakit ini

baik, dan dengan penatalaksanaan yang baik maka > 90 % pasien dapat

disembuhkan.

Komplikasi TTH adalah rebound headache yaitu nyeri kepala yang

disebabkan oleh penggunaan obat – obatan analgesia seperti aspirin,

asetaminofen, dll yang berlebihan

k. Pencegahan

Pencegahan TTH adalah dengan mencegah terjadinya stress dengan

olahraga teratur, istirahat yang cukup, relaksasi otot (massage, yoga, stretching),

meditasi, dan biofeedback. Jika penyebabnya adalah kecemasan atau depresi

maka dapat dilakukan behavioral therapy. Selain itu, TTH dapat dicegah dengan

mengganti bantal atau mengubah posisi tidur dan mengkonsumsi makanan yang

sehat.

12

Page 13: CRS Tension Type Headeche

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : PNS

Umur : 48 tahun

Alamat : Jln. Alai Parak Kopi, Padang

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah anak : 3 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : mampu, penghasilan keluarga Rp.

3.500.000,-/bulan.

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah Permanen, memiliki kamar 3 buah

- Pekarangan cukup luas, ± 300m2

- Ventilasi dan sirkulasi udara baik

- Listrik ada

- Sumber air : PDAM, sumber air minum: air gallon isi ulang

- Jamban ada 1 buah di dalam rumah, leher angsa, septic tank berjarak 10 m

dari rumah

- Sampah diangkut petugas

Kesan : hygiene dan sanitasi baik.

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal bersama istri dan 3 orang anak.

- Tinggal di daerah perkotaan yang cukup padat penduduk.

13

Page 14: CRS Tension Type Headeche

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Pasien memiliki 3 orang anak, anak pertama pasien kuliah tingkat satu, anak

kedua pasien SMA kelas 1 dan anak ketiga SD kelas 5.

- Hubungan dengan keluarga baik

- Saat ini pasien merasa kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya

semenjak putri pertama pasien masuk kuliah, dan putri kedua pasien yang

duduk di kelas 1 SMA juga mulai membutuhkan banyak biaya. Semenjak itu

pasien sering mengeluh sakit kepala terutama bila memikirkan kebutuhan

ekonomi keluarganya.

4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi tidak ada

Tidak ada anggota keluarga dirumah pasien yang menderita sakit dengan

keluhan seperti diatas.

Riwayat penyakit tumor/keganasan dalam keluarga tidak ada.

5. Keluhan Utama

Nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu yang dirasakan di seluruh kepala seperti

ditekan terutama pada bagian belakang kepala sampai ke leher, nyeri dirasakan

terus menerus, pasien sudah minum obat parasetamol namun keluhan tidak

dirasakan berkurang.

Pasien mengaku sudah beberapa kali mengalami sakit kepala seperti ini sejak

lebih kurang 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Setiap keluhan

timbul nyeri dirasakan menetap pada lokasi yang sama dengan intensitas nyeri

ringan hingga sedang. Lamanya setiap serangan tidak menentu dan biasanya

pasien minum obat parasetamol untuk meredakan nyeri.

Keluhan nyeri biasanya timbul jika stress, saat membaca, menonton tv, ataupun

pekerjaan lain yang membutuhkan konsentrasi dan sedikit berkurang bila pasien

berbaring atau beristirahat

14

Page 15: CRS Tension Type Headeche

Nyeri tidak disertai mual dan muntah, pandangan kabur, pandangan ganda, rasa

berputar, ataupun silau melihat cahaya.

Nyeri tidak dipengaruhi oleh makanan ataupun minuman seperti kopi, coklat dan

lain-lain.

Riwayat demam tidak ada

Riwayat trauma (-) dan riwayat penurunan berat badan (-)

Keluhan telinga berdenging (-), penglihatan ganda (-), penglihatan kabur (-), sakit

gigi (-).

Pusing berputar disangkal

BAB dan BAK tidak ada keluhan.

7. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/80

Frekuensi nadi : 80 x / menit

Frekuensi nafas : 19 x / menit

Suhu : 36,70 C

Tinggi badan : 170 cm

Berat badan : 68 kg

IMT : 23,5

Status Gizi : Gizi Baik

Kulit : Teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), pucat (-)

Kepala : Tidak ditemukan kelainan

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Mulut : Tidak ditemukan kelainan

Thoraks : Paru

Inspeksi : simetris

Palpasi : fremitus kiri = kanan

15

Page 16: CRS Tension Type Headeche

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada

Abdomen

Inspeksi : perut tidak membuncit, distensi tidak ada

Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

Extremitas : akral teraba hangat, refilling kapiler baik

Status Neurologikus

1. GCS 15 : E4 M6 V5

2. Tanda rangsangan selaput otak :

kaku kuduk : (-) kernig : (-)

laseque : (-) brudzunski I : (-)

brudinski II : (-)

3. Tanda peningkatan TIK

muntah proyektil : (-)

sakit kepala progresif : (-)

4. Nervus kranialis

N I : Penciuman baik

N II : tajam penglihatan N/N, lapangan penglihatan N/N

melihat warna +/+

N III, IV, VI : pupil isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya +/+,

gerakan mata ke lateral +/+

N V : motorik dan sensorik baik

N VII : raut muka simetris, plika nasolabialis simetris,

menutup mata +/+ , menggerakkan dahi +/+,

16

Page 17: CRS Tension Type Headeche

mencibir (+), bersiul (+)

N VIII : tidak ada kelainan

N IX : Reflek muntah (+)

N X : bisa menelan, artikulasi jelas

N XI : menolehkan kepala (+), mengangkat bahu (+)

N XII : lidah tak ada deviasi

5. Motorik

Ekstremitas superior Dekstra Sinistra

Pergerakan aktif aktif

Kekuatan 5/5/5 5/5/5

Tonus eutonus eutonus

Trofi eutrofi eutrofi

Ekstremitas inferior Dekstra Sinistra

Pergerakan aktif aktif

Kekuatan 5/5/5 5/5/5

Tonus eutonus eutonus

Trofi eutrofi eutrofi

Koordinasi : Tes telunjuk hidung tidak terganggu, tes romberg (-), Stepping test

(-), Tes tumit lutut tidak ada kelainan

6. Sensorik : Sensibilitas halus dan kasar baik

Fungsi otonom : BAB dan BAK terkontrol, sekresi keringat (+)

Reflek fisiologis

Biseps : +/+

Triseps : +/+

APR : +/+

KPR : +/+

17

Page 18: CRS Tension Type Headeche

Reflek patologis

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Gordon : -/-

Schaffer : -/-

Hoffman Trommer : -/-

9. Laboratorium dan pemeriksaan anjuran : -

10. Diagnosa Kerja : Tension Type Headache

11. Diagnosa banding : -

12. Manajemen

Preventif

Hindari terlalu lama melakukan kegiatan yang membutuhkan konstenstrasi tinggi

seperti membaca buku atau bekerja di depan komputer, selingi dengan beristirahat

untuk relaksasi otot-otot kepala.

Melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau joging selama 30 menit

secara rutin 3x seminggu.

Menghindari faktor pencetus seperti stress yang mungkin bisa dilakukan dengan

menenangkan pikiran dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Istirahat yang cukup minimal 6 jam sehari

Menjaga kesehatan tubuh dengan makan-makanan yang mengandung gizi

seimbang.

Promotif

Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya, bahwa tidak

ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya sehingga

18

Page 19: CRS Tension Type Headeche

dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit

intracranial lainnya

Menjelaskan kepada pasien tentang keadaan-keadaan yang dapat memperburuk

penyakitnya seperti stress, depresi, bekerja dalam posisi yang menetap dalam

waktu lama dan kelelahan mata.

Menjelaskan pada pasien mengenai pengobatan dan dan cara yang dapat

dilakukan untuk menghindari penyakit tersebut.

Menjelaskan pada pasien bahwa penggunaan obat-obatan analgetik secara

berlebihan bisa menyebabkan terjadinya rebound headache.

Memberi pengertian kepada keluarga agar memberikan perhatian dan motivasi

kepada pasien.

Kuratif

Terapi

Analgetik : Ibuprofen tablet 200 mg diminum pada saat nyeri, maksimal 3

kali sehari, bila nyeri sudah hilang maka obat tidak perlu diminum lagi.

Rehabilitatif

o Kontrol kembali ke Puskesmas/Rumah Sakit apabila keluhan nyeri kepala

dirasakan semakin bertambah.

o Relaksasi seperti bed rest dan massage untuk membantu mengurangi

intensitas dan frekuensi nyeri.

Resep :

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Alai

Dokter : Aisyah NilakesumaTanggal : 14 Oktober 2015

R/ Ibuprofen tab 200 mg No XV ∫prn (max 3dd tab 1)

19

Page 20: CRS Tension Type Headeche

`A

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Alai

Dokter : Aisyah NilakesumaTanggal : 14 Oktober 2015

R/ Ibuprofen tab 200 mg No XV ∫prn (max 3dd tab 1)

20