STATUS PENDERITA Masuk RSAY : 10 Januari 2013 Pukul : 11.30 WIB I. IDENTITAS PASIEN - Nama penderita : An. K - Jenis kelamin : Laki-laki - Umur : 0 hari - Agama : Islam - Suku : Jawa - Alamat : Metro II. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Keluhan utama : Tidak bernafas dan tidak menangis sejak dilahirkan beberapa saat yang lalu Keluhan tambahan: Seluruh tubuh berwarna kebiruan, gerakan tidak aktif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STATUS PENDERITA
Masuk RSAY : 10 Januari 2013
Pukul : 11.30 WIB
I. IDENTITAS PASIEN
- Nama penderita : An. K
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Umur : 0 hari
- Agama : Islam
- Suku : Jawa
- Alamat : Metro
II. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit
Keluhan utama : Tidak bernafas dan tidak menangis sejak
dilahirkan beberapa saat yang lalu
Keluhan tambahan : Seluruh tubuh berwarna kebiruan, gerakan tidak
aktif
Riwayat Penyakit Sekarang
OS datang ke IGD RSAY metro dengan keluhan tidak bernafas dan tidak
menangis sejak dilahirkan beberapa saat yang lalu. Keluhan disertai dengan
seluruh tubuh berwarna kebiruan. Gerakan bayi tidak aktif, hanya bergerak
sedikit pada sendi tangan dan kaki. OS dilahirkan ditolong oleh dokter
spesialis kandungan beberapa saat yang lalu dengan sectio cesaria atas
indikasi plasenta previa totalis. Usia kehamilan 32 minggu.
Riwayat Penyakit Dahulu
OS belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga OS yg pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan
tidak terdapat keluhan yang berarti.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir ditolong oleh dokter spesialis kandungan. Lahir kurang bulan
(32 minggu), sectio cesaria atas indikasi plasenta previa totalis, tidak
langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 2300 gram, panjang
50 cm, pasien adalah anak pertama
Riwayat Makanan
- Belum ada riwayat makanan
Riwayat Imunisasi
- Belum ada riwayat imunisasi
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit berat
- Kesadaran : Compos Mentis / E4V5M6
- HR : 88 x/menit
- Respirasi : 0 x/menit
- Suhu : 37,4 ºC
- Berat Badan : 2300 gram
Status Generalis
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
- Pucat : (-)
- Sianosis : (+)
- Ikterus : (-)
- Perdarahan : (-)
- Oedem umum : (-)
- Turgor : Cukup
- Pembesaran KGB generalisata : (-)
KEPALA
- Bentuk : Normocephalik
- Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
- Mata : Tak cekung, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis
4. Dipakainya sumber glikogen tubuh untuk metabolisme anaerobik
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
E. Gambaran Klinis Asfiksia Neonatorum
Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia
neonatorum.
Pemeriksaan fisik
Memerhatikan ada terdapat tanda- tanda berikut atau tidak:
1. Bayi tidak bernafas atau menangis.
2. Denyut jantung kurang dari 100x/menit.
3. Tonus otot menurun.
4. Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium, atau sisa
mekonium pada tubuh bayi.
5. BBLR (berat badan lahir rendah) (Ghai, 2010).
Cara ini dianggap yang paling ideal dan telah banyak digunakan. Patokan
klinis yang dinilai adalah :
1. Menghitung frekuensi jantung
2. Melihat usaha bernapas
3. Melihat tonus otot
4. Menilai refleks rangsangan
5. Memperhatikan warna kulit
Setiap kriteria di beri angka tertentu dan penilaian itu sekarang lazim disebut
skor Apgar.
Tanda Nilai O Nilai 1 Nilai 2
A Appearace
(warna
kulit)
Seluruh
tubuh biru
atau putih
Badan
merah kaki
biru
Seluruh tubuh
merah
P Pulse
(Denyut
Nadi)
Tidak ada <
100x/menit
> 100x/menit
G Grimece
(Refleks)
Tidak ada Perubahan
mimik
Bersin/menangis
A Activity
(Tonus
Otot)
Lumpuh Ekstremitas
sedikit
fleksi
Gerakan aktif
Ekstremitas
fleksi
R Respiration
effort
(Usaha
bernafas)
Tidak ada Lemah Menangis kuat
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan hasil asidosis
pada darah tali pusat jika:
1. PaO2 < 50 mm H2O
2. PaCO2 > 55 mm H2
3. pH < 7,30 (Ghai, 2010)
F. Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum
Resusitasi neonatus Secara garis besar pelaksanaan resusitasi mengikuti
algoritma resusitasi neonatal.
Langkah Awal Resusitasi ;
Pada pemeriksaan atau penilaian awal dilakukan dengan menjawab 4
pertanyaan:
1. apakah bayi cukup bulan?
2. apakah air ketuban jernih?
3. apakah bayi bernapas atau menangis?
4. apakah tonus otot bayi baik atau kuat?
Bila terdapat jawaban ”tidak” dari salah satu pertanyaan di atas maka bayi
memerlukan satu atau beberapa tindakan resusitasi berikut ini secara
berurutan(Nelson KB, 1991).
1. langkah awal dalam stabilisasi
a. memberikan kehangatan
Bayi diletakkan dibawah alat pemancar panas (radiant warmer)
dalam keadaan telanjang agar panas dapat mencapai tubuh bayi dan
memudahkan eksplorasi seluruh tubuh(Goodwin TM, 1992).
b. memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya
Bayi diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi
menghidu agar posisi farings, larings dan trakea dalam satu garis
lurus yang akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini adalah
posisi terbaik untuk melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup
dan/atau untuk pemasangan pipa endotrakeal(Martin-Ancel A,
1995).
c. membersihkan jalan napas sesuai keperluan
Aspirasi mekonium saat proses persalinan dapat menyebabkan
pneumonia aspirasi. Salah satu pendekatan obstetrik yang digunakan
untuk mencegah aspirasi adalah dengan melakukan penghisapan
mekonium sebelum lahirnya bahu (intrapartum suctioning) (Wiswell
TE, 2000).
Bila terdapat mekonium dalam cairan amnion dan bayi tidak bugar
(bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot kurang dan
frekuensi jantung kurang dari 100x/menit) segera dilakukan
penghisapan trakea sebelum timbul pernapasan untuk mencegah
sindrom aspirasi mekonium. Penghisapan trakea meliputi langkah-
langkah pemasangan laringoskop dan selang endotrakeal ke dalam
trakea, kemudian dengan kateter penghisap dilakukan pembersihan
daerah mulut, faring dan trakea sampai glottis.
Bila terdapat mekonium dalam cairan amnion namun bayi tampak
bugar, pembersihan sekret dari jalan napas dilakukan seperti pada
bayi tanpa mekonium(Perinasia, 2006).
d. mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada
posisi yang benar.
Bila setelah posisi yang benar, penghisapan sekret dan pengeringan,
bayi belum bernapas adekuat, maka perangsangan taktil dapat
dilakukan dengan menepuk atau menyentil telapak kaki, atau dengan
menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas bayi(Perinasia, 2006).
2. ventilasi tekanan positif
a. Pastikan bayi diletakkan dalam posisi yang benar
b. Agar VTP efektif, kecepatan memompa (kecepatan ventilasi ) dan
tekanan ventilasi harus sesuai
c. Kecepatan ventilasi, sebaiknya 40 – 60 x / menit
d. Tekanan ventilasi, nafas pertama setelah lahir membutuhkan 30 – 40
cmH2O. Setelah napas pertama membutuhkan 15 – 20 cmH2O
e. Observasi gerak dada bayi, adanya gerakan dada bayi turun naik,
merupakan bukti bahwa sungkup terpasang dengan baik dan paru –
paru mengembang dengan baik.
f. Observasi gerak perut bayi, mungkin disebabkan oleh masuknya
dalam udara dalam lambung
g. Penilaian suara napas bilateral, adanya saluran napas di kedua paru –
paru merupakan indikasi bahwa bayi mendapat ventilasi yang benar
h. Observasi pengembangan dada bayi, apabila dada kurang
berkembang mungkin disebabkan oleh salah satu penyebab berikut :
>Peletakan sungkup kurang sempurna.
>Arus udara terhambat dan tidak cukup tekanan.
i. Apabila dengan tahapan di atas dada masih tetap kurang
berkembang, sebaiknya dilakukan intubasi endotrakeal dan ventilasi
pipa balon.
3. kompresi dada
4. pemberian epinefrin dan atau pengembang volume (volume expander)
Keputusan untuk melanjutkan dari satu kategori ke kategori berikutnya
ditentukan dengan penilaian 3 tanda vital secara simultan (pernapasan,
frekuensi jantung dan warna kulit). Waktu untuk setiap langkah adalah
sekitar 30 detik, lalu nilai kembali, dan putuskan untuk melanjutkan ke
langkah berikutnya(Perinasia, 2006).
Penilaian
Penilaian dilakukan setelah 30 detik untuk menentukan perlu tidaknya
resusitasi lanjutan. Tanda vital yang perlu dinilai adalah sebagai berikut:
1. Pernapasan
Resusitasi berhasil bila terlihat gerakan dada yang adekuat, frekuensi dan
dalamnya pernapasan bertambah setelah rangsang taktil. Pernapasan
yang megap-megap adalah pernapasan yang tidak efektif dan
memerlukan intervensi lanjutan(Perinasia, 2006).
2. Frekuensi jantung
Frekuensi jantung harus diatas 100x/menit. Penghitungan bunyi jantung
dilakukan dengan stetoskop selama 6 detik kemudian dikalikan 10
sehingga akan dapat diketahui frekuensi jantung permenit(Perinasia,
2006).
3. Warna kulit
Bayi seharusnya tampak kemerahan pada bibir dan seluruh tubuh.
Setelah frekuensi jantung normal dan ventilasi baik, tidak boleh ada
sianosis sentral yang menandakan hipoksemia. Warna kulit bayi yang
berubah dari biru menjadi kemerahan adalah petanda yang paling cepat
akan adanya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat. Sianosis akral tanpa
sianosis sentral belum tentu menandakan kadar oksigen rendah sehingga
tidak perlu diberikan terapi oksigen. Hanya sianosis sentral yang
memerlukan intervensi(Perinasia, 2006).
Penghentian resusitasi
Bila tidak ada upaya bernapas dan denyut jantung setelah 10 menit, setelah
usaha resusitasi yang menyeluruh dan adekuat dan penyebab lain telah
disingkirkan, maka resusitasi dapat dihentikan. Data mutakhir menunjukkan
bahwa setelah henti jantung selama 10 menit, sangat tipis kemungkinan
selamat, dan yang selamat biasanya menderita cacat berat(Vain NE, 2004).
G. Komplikasi Asfiksia Neonatorum
1. Edema otak
2. Perdarahan otak
3. Anuria atau oligouria
4. Hiperbilirubinemia
5. Enterokolikans netrotikans
6. Kejang
7. Koma
H. Prognosis Asfiksia Neonatorum
1. Asfiksia ringan : tergantung pada kecepatan penetalaksanaan
2. Asfiksia berat : dapat terjadi kematian atau kelainan saraf pada hari-hari
pertama. Asfiksia dengan PH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai
koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya serebral palsi atau
retardasi mental.
DAFTAR PUSTAKA
Anne, C.C., 2009. Maternal-Fetal Disproportion and Birth Asphyxia in Rural Sarlahi, Nepal: 3-6.
Anne, C.C., 2006. Risk Factors for Neonatal Mortality Due to Birth Asphyxia, Southern, Nepal: 6-8.
Arulkumaran, S., 1982.Obstetric outcome in meconium stained liquor in labour, Singaopre: 1-2.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI, 2008. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 278-9.
Bartrons J., Figueras J., Jimenez R., Gaya J., Cruz M., 1993. Vasopressin in ischemic encephalopathy cerebrospinal fluid of newborns with hypoxic. Preliminary report. J Perinat Med .21:399-403.
Chotinaruemol, S., 1987.Birth asphyxia at Maharaj Nakorn Chiang Mai Hospital, Thailand:1-4.
Ghai,O.P., Paul,V.K, Bagga, A., 2010: Essential Pediatrics. Seventh edition. 96-140.
Goodwin, T.M., Belai, 1., Hernandez, P., Durand, M., Paul, R.H., 1992. Asphyxial complications in the term newborn with severe umbilical acidernia. Am J Obstet Gynecol .167:1506-12.
IDAI, 2004. Asfiksia Neonatorum. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. (level of evidence IV).Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 272-276.
Lee, et.al., 2008. Risk Factors for Neonatal Mortality Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal: A Prospective, Community-Based Cohort Study.
Pediatrics (Level of evidence Iib). 121:1381-1390.
Martin, A.A., Garcia, A.A., Gaya F., 1995. dkk. Multiple organ involvement in perinatal asphyxia. J Pediatr. 127:786-93.
Mochtar, R., 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. 50- 54.
Nelson, K.B., Leviton, A., 1991. How much of neonatal encephalopathy is due to birth asphyxia?. Am J Dis Child. 145:1325-31.
Parer, J.T., 2008. Fetal Brain Metabolism Under Stress Oxygenation, Acid-Base and Glucose. Available from:
http://www.nichd.nih.gov/publications/pubs/acute/acute.cfm. [Accesed 30 Mac 2011].
Perinasia, 2006. American Academy of Pediatrics dan American Heart Association. Buku panduan resusitasi neonatus. Edisi ke-5. Jakarta. 430- 470.
Shaikh, E.M, 2007. Neonatal outcome in meconium stained amniotic fluid-one year experience, Shaikh Zyed Federal Postgraduate Medical Institute at Lahore: 3.
Vain, N.E., Szyld, E.G., Prudent, L.M., Wiswell, T.E., Aguilar, A.M., Vivas, N.I., 2004. Oropharyngeal and nasopharyngeal suctioning of meconium-staine neonates before delivery of their shoulders: multicentre, randomised controlled trial. Lancet. 364 :597–602.
Williams, C.E., Mallard, C., Tan Gluckman, P.D., 1993. Pathophysiology of perinatal asphyxia. Clin Perinatof .20:305-23.