i SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak) Oleh : SUBCHAN YAHYA NIM :106081002349 KONSENTRASI PERBANKAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2010 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMMPENGARUHI
KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK
SYARIAH
(Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak)
Oleh : SUBCHAN YAHYA
NIM :106081002349
KONSENTRASI PERBANKAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2010 M
ii
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH”
(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Oleh :
Subchan Yahya
NIM : 106081002349
Dibawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H/2010 M
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP : 196902032001121003
Pembimbing II
Ela Patriana, MM, AAAIJ NIP : 19690528 200801 2 010
iii
Hari ini Tanggal 16 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan
Ujian Komprehensif atas nama Subchan Yahya NIM : 106081002349 dengan
judul skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH JASA BANK SYARIAH
(STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU
LEBAK)”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Suhendra, S. Ag.,MM. Murdiyah Hayati, S.kom, MM Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi ini ditulis
dengan sungguh-sunguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiblakan karya
orang lain seperti yang dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Nama : Subchan Yahya
Nomor Induk Mahasiswa : 106081002349
Jurusan / Program Studi : Manajemen / Perbankan
Tempat dan Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 20 Maret 1988
Dan apabila di kemudian hari terbukti bahwa peryataan ini tidak benar maka saya
sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.
Penulis
( Subchan Yahya )
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Subchan Yahya 2. Tempat & Tgl. Lahir : Rangkasbitung, 20 Maret 1988 3. Alamat : Jl. Djohar atmaja no. 20 RT 03/01, Kec.
1. Taman Kanak-kanak Pelita Maja, Periode 1993-1994 2. Sekolah Dasar Negeri 3 Maja, Periode 1994 – 2000. 3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Rangkasbitung, Periode 2000 – 2003. 4. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Rangkasbitung, periode 2003 – 2006. 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2010 III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Tahun 2006-2007 Anggota Departemen Seni dan Budaya BEMJ Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Tahun 2007-2008 Anggota Departemen Litbang BEMF Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta
IV. PENGALAMAN KERJA 1. Tahun : 2009 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Jakarta di Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung
2. Tahun : 2010 Tim Pemantau Independen Ujian Nasional (TPI-UN) Kabupaten Tangerang SMA/Aliyah
3. Tahun : 2010 Tim Pemantau Independen Ujian Nasional (TPI-UN) Kabupaten Tangerang SMP/MTs
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H.Yahya Rusman 2. Tempat & Tgl. Lahir : Rangkasbitung, 4 April 1954 3. Alamat : Rangkasbitung, Banten 4. Telepon : 0252 204228 5. Ibu : Hj. Siti Fatimah 6. Tempat & Tgl. Lahir : Lebak, 5 Desember 1952 7. Alamat : Rangkasbitung, Banten 8. Anak Ke dari : Kesembilan dari Sembilan Bersaudara
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the factors which influence customer decision to use Islamic bank’s services. The data that is going to use is in this research is the primary data by giving the questionnaires to customers of Islamic Bank of sub-branch Lebak using 28 variable numbers of statement/construct to 100 respondents. In this establishing sample method, the writer uses metode of convenience sampling. Then the writer uses factor analysis as analysis instrument with SPSS version 17 program.
This research results is the factors influence customer decision to use Islamic Bank’s services that is promotion factor which consist of promotion that is done by BSM well, there is promotion by personal selling,and another socialization (such as teacher, Ulema, etc.), in addition, perseptiom factor that consist of BSM variable based on Syaria principle, I know that riba is forbidden, BSM investment is good and rightfull (halal), BSM has variant products and those are interesting, BSM product quality is high and innovative, transaction in BSM is easier than others, conventional bank’s interest is high (increase), so that costomers use BSM service. Keywords: factor analysis, customer, Islamic bank
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan kuesioner kepada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak dengan sampel sebanyak 100 responden. Dalam metode penentuan sampel ini, penulis menggunakan metode convenience sampling. Untuk menganalisis penelitian, selanjutnya penulis menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor dengan bantuan analisis program SPSS versi 17.
Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah yaitu faktor promosi yang terdiri dari promosi yang dilakukan BSM sudah baik, terdapatnya promosi melalui personal selling, dan sosialisasi dari pihak lain (seperti guru, ulama,dll), serta faktor persepsi yang terdiri dari variabel BSM sesuai dengan prinsip syariah, saya mengetahui riba adalah haram, investasi di BSM baik dan halal, di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik, kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif, transaksi di BSM lebih mudah, tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM.
Kata kunci: Analisis faktor, nasabah, bank syariah
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, hanya ditujukan kehadirat Allah SWT, tempat
dimana penulis mengabdi sebagai hamba serta menggantungkan segala doa dan
harapan. Hanya karena rahmat, hidayah dan keridhaan – Nyalah Penulis memiliki
kemauan, kemampuan dan kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH
(STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU LEBAK)“
sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk meraih gelar kesarjanaan
jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta shalawat dan salam Penulis
sampaikan kepada Rasullalah Muhammad SAW, teladan terbaik bagi manusia di
sepanjang zaman.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan dan kekurangan yang ada. Serta Penulis menyadari betul bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya usaha, bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Penulis
menghanturkan terima kasih sedalam – dalamnya kepada :
1. Orang tuaku tercinta, Bapak H.Yahya Rusman dan Mama ku tercinta, Ibu Hj.
Siti Fatimah, terima kasih pak, mah, untuk dukungan materi serta doa – doa
ix
mulia yang selalu dipanjatkan yang tiada hentinya kau berikan kepadaku. Tak
lupa petuah-petuah bijak disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam
menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT serta menjadi teladan
bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan, serta telah
mendidik penulis untuk menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan
bijaksana.
2. Kakakku Teh Ana, Teh Ani, A.reza, A.Ozi, Teh Dida, Teh Iyang, Teh Empi,
dan A.Asep, terima kasih atas dukungannya hingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Keponakan ku yang lucu-lucu Dafa, Rifa, Zahra, Parhan, Ahdan, dan Bilal
yang selalu memberikan ku kecerian.
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan
FEIS.
5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis,
serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah
SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.
6. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa
kepada penulis, serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan
mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
x
Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-
baiknya balasan.
7. Kepada semua Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
mendidik penulis selama dibangku perkuliahan , terima kasih atas ilmu,
motivasi dan arahan yang telah diberikan dan terus memacu penulis untuk
senantiasa mencintai ilmu.
8. Bapak Agung selaku kepala cabang BSM KCP Lebak yang telah memberikan
izin penulis untuk melakukan penelitian di BSM KCP Lebak, Pak Ayat yang
banyak membantu penulis dalam proses penelitian, beserta seluruh karyawan
dan nasabah BSM KCP Lebak yang ikut mendukung dan terlibat dalam
penelitian penulis.
9. Kepada sahabat – sahabat Gayo FC tercinta, Reksa , Rudi, Bowo, Boay,
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau
pemberian mandat. Akan tetapi, maksud wakalah ini adalah
34
pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-
hal yang diwakilkan. (Syafi’I Antonio, 2001:131).
5) Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah yaitu mengalihkan
tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada
tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. (Syafi’I Antonio,
2001:123).
G. Penelitian Terdahulu
Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis, maka penelitian ini menggunakan acuan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Samsudin, dengan judul ,
Mengapa Nasabah Memilih menggunakan Jasa Bank Syariah? (Studi Kasus
pada BSM Thamrin) tahun 2005, penelitian ini ingin mengetahui faktor
dominan apa yang mempengaruhi nasabah menggunakan jasa Bank Syariah
Mandiri, dari 150 nasabah yang diteliti, diperoleh hasil dengan analisis faktor
yakni, faktor-faktor dominan atau yang paling mempengaruhi nasabah untuk
menabung di BSM adalah ”faktor fasilitas dan pelayanan”. Fakta ini
menegaskan bahwa nasabah BSM lebih cenderung melihat faktor fasilitas dan
pelayanan ketika hendak menggunakan jasa (menabung) di Bank Syariah
Mandiri dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
35
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Harif Amali Rivai, SE., M.Si. dan
kawan-kawan yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan
CBR Universitas Andalas yang sepenuhnya dibiayaai oleh Bank Indonesia
pada tahun 2006 dengan judul “Identifikasi faktor penentu keputusan
konsumen dalam memilih jasa perbankan: Bank Konvensional VS Bank
Syariah”.
Hasil dari penelitian ini adalah menemukan bahwa terdapat perbedaan
persepsi terhadap keberadaan bank syariah dibanding dengan bank
konvensional. Dari 124 responden nasabah bank konvensional,sebanyak
51,4% menyatakan bahwa konsep bunga bertentangan dengan ajaran agama.
Namun demikian mereka tetap memilih untuk tetap berhubungan dengan
berbagai produk yang ditawarkan bank konvensional.
Hanya 29,8% dari jumlah responden yang menyatakan dengan tegas
bahwa konsep bunga tidak bertentangan dengan ajaran agama, sehingga dapat
menjadikan ligitimasi bagi mereka untuk tetap berhubungan dengan berbagai
produk bank konvensional. Sementara sisanya(18,5%) berpendapat bahwa
mereka tidak tahu; apakah bunga bertentangan dengan agama.
Hasil pengujian dengan cross-tab analysis mendukung bahwa tidak
terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang bunga dengan keinginan
untuk menjadi nasabah bank syariah. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan berdasarkan niat
nasabah bank konvensional untuk menjadi nasabah bank syariah.
H. Kerangka Pemikiran
36
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan.(Abdul Hamid :2007:26 ).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis faktor untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
menggunakan jasa bank syariah. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor
agama, produk, fasilitas dan pelayanan, lokasi atau tempat, SDM, promosi,
merek, keluarga, teknologi, dan kondisi ekonomi.
Secara skematis alur kerangka penelitian terdapat dalam Gambar.
Kerangka penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Syariah 11. Keamanan Lokasi 21. Nama BSM Sudah Terkenal 2. Pengetahuan Tentang Bunga 12. Kemudahan Transportasi dan Terpercaya 3. Investasi Pada Bisnis yang Baik dan 13. Gedung yang, menarik, nyaman, dan 22. BSM Merupakan Bank
Halal Menyenangkan Syariiiah Terbesar
4. Keragaman Produk 14. Keramahan 23. Dorongan dari Keluarga 5. Kualitas Produk 15. Penampilan 24. Informasi Dari Keluarga 6. Tingkat Bagi Hasil 16. Kesabaran 25. Sistem Terkomputerisasi 7. Fasilitas Pelayanan Lengkap 17. Komunikasi 26. Kemudahan Bertransaksi 8. Banyaknya Jaringan ATM 18. Pengiklanan 27. Turunnya Suku Bunga 9. Kenyamanan Interior 19. Personal Selling 28. Tingkat Pengembalian 10. Lokasi Strategis 20. Adanya Sosialisasi dari Pihak Lain Keuntungan yang Tinggi
37
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
I. Hipotesis
Uji KMO and Bartlett’s
Factoring
Factor Rotation
Faktor ke- Faktor ke- Faktor ke- Faktor ke-
Analisis Faktor
38
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empirik
kebenaranya. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat
dugaan sementara bahwa faktor agama, faktor produk, faktor fasilitas dan
pelayanan, faktor lokasi/tempat, faktor sumber daya manusia (SDM), faktor
promosi, faktor merek, faktor keluarga, faktor teknologi, faktor kondisi
ekonomi, adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam
menggunakan jasa Bank Syariah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Rangkasbitung, lebih tepatnya di PT.
Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak. Lokasi tersebut peneliti
pilih karena BSM Cabang Pembantu Lebak merupakan bank syariah yang
39
pertama berdiri di Lebak dan memiliki nasabah yang banyak dan transaksi
yang beragam daripada bank syariah lainnya di Lebak. Penulis akan meneliti
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk
menggunakan jasa bank syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang
Pembantu Lebak.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek
penelitian sebagai “wakil” dari para anggota populasi. (Supardi, 2005: 103).
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik convenience sampling.
Convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampel
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif. (Abdul Hamid, 2007:30). Pemilihan lokasi tersebut
didasarkan pada pertimbangan bahwa di lokasi PT. Bank Syariah Mandiri
Tbk tersebut merupakan satu-satunya bank syariah yang berdiri di Lebak dan
memiliki nasabah yang banyak dan transaksi yang beragam. Sampel diambil
sebanyak 100 orang responden yang merupakan nasabah BSM yang
menggunakan jasa perbankan pada BSM Cabang Pembantu Lebak, dengan
menggunakan patokan rasio 10:1, yang berarti satu variabel seharusnya ada
10 sampel. (Santoso, 2006:12).
C. Metode Pengumpulan Data
40
Menurut pendapat Mc.Leod (1995) dalam Husein Umar, pengertian data
dari sudut ilmu system informasi adalah suatu fakta dan angka secara relatif
tidak berarti bagi pemakai.
1. Jenis Data
a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data
primer disajikan antara lain dalam bentuk table-tabel atau diagram.
(Husein Umar, 2002:82).
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah perorangan. Perorangan yaitu
nasabah-nasabah dari Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak.
3. Pengumpulan Data
Angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden,
dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan
41
tersebut. Dengan daftar pertanyaan bersifat tertutup yaitu yaitu dengan
memberikan alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. (Husein
Umar, 2002:114). Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode
penelitian deskripsi (descriptive research). Menurut Supardi penelitian
jenis ini dilakukan pada taraf atau kadar kajian dan analisis semata-mata
ingin mengungkapkan suatu gejala/pertanda dan keadan sebagaimana
adanya.
Kuisioner menggunakan skala Likert, menurut Kinnear (1998) dalam
Husein Umar, skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang, dan baik-tidak baik. (Husein Umar, 2005:89) dengan rumusan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Ragu-ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Dengan menggunakan skala Likert 5 poin, caranya dengan
menghadapkan responden pada sejumlah pettanyaan dan kemudian
42
diminta untuk memberikan jawaban atas tingkat pelaksanaan yang terdiri
dari sangat setuju, setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju.
D. Metode Analisis
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksplorasi yang
gunanya untuk menjawab pertanyaan apa, sehingga dapat memperoleh
jawaban atas pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan
pengertian secara mendalam terhadap suatu objek.
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran,
sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa
menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai
variabel yang diukur dengan instrument tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Cara
yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan
menggunakan skala Likert, yang telah dijelaskan diatas dalam
pengumpulan data. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan
jawaban,skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan/pernyataan. Validitas,
43
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang
anda ingin diukur. Dapat dikatakan, mampu memperoleh data yang
tepat dari variable yang hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika butir
pertanyaan itu valid terdapat (*) pada PearsonCorrelation, tabel
terlampir.
2. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Husein Umar,
2005:135). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
mendapatkan nilai Cronbach Alpha > dari 0,6 (I am Ghozali,
2001:42)… teknik yang digunakan adalah koefisien Cronbach’s Alpha,
dengan rumus:
Dimana:
= realibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
r11 =
44
= varians total
∑ = jumlah varians butir
3. Analisis Faktor
Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah analisis faktor.
Tujuan dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data
matrik dan menganalisis struktur yang saling berhubungan (korelasi)
antar sejumlah besar variabel test score, test items, jawaban kuisioner)
dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi.
Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas
(summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu
set dimensi baru atau variate (factor) (Imam Ghozali, 2001:267). Model
analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Xi = Aij + Ai2F2…………………+AimFm+ViUi
Dimana:
Xi : Variabel standar yang ke-1
Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-1 pada
factor j
F : Common factor
Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variael ke-1 pada
faktor Unik-i
45
Ui : Faktor Unik variabel-i
m : Banyaknya common factor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common
faktor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari
variabel yang diteliti.
Demgam persamaan:
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, + WikXk
Dimana:
Fi : Faktor ke-1 yang dicermati
Wi : Bobot atau koefisien Core Factor
Xk : Banyaknya variabel X pada factor ke-k
Proses analisis faktor:
Setelah sampel didapat dan diuji, langkah selanjutnya adalah
melakukan proses analisis factor. Proses tersebut meliputi:
1) Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
metode Bartlett Test of Sphercity serta pengukuran MSA
(MeBeberapa measure of Sampling Adequacy).
46
3) Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
4) Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang
masuk ke faktor tertentu.
Beberapa metode rotasi:
1) Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 90°. Proses rotasi
dengan metode Orthogonal masih bias dibedakan menjadi
Quartimax, Varimax, dan Equimax.
2) Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak
harus 90°. Proses rotasi dengan menggunakan metode Oblique
masih bias debedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique,
dan lainnya.
5) Interprestasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya
member nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap mewakili
variabel-variabel anggota faktor tersebut.
6) Validasi atas faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
telah terbentuk telah valid, dapat dilakukan.
7) Uji KMO dan Berthen Test, memiliki beberapa hal yaitu
angka KMO (Kaiser-Meyer-otkin) haruslah berada di atas 0,5 dan
signifikan harus berada di bawah 0,05 sedangkan pada uji MSA
angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan criteria:
47
1) MSA = 1, Variabel dapat dprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain.
2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bias dianalisis
lebih lanjut.
3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bias dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
E. Operasional Variabel Penelitian
Perumusan operasi variabel ini berdasarkan dari kerangka pemikiran
yang telah diutarakan pada bab dua.
No Variabel Sub Variabel Indikator Skala
1. Bauran Pemasaran (X)
1.1 Agama 1. Prinsip Syariah 2. Pengetahuan Tentang
Bunga 3. Investasi Pada Bisnis
yang baik dan Halal
Ordinal
1.2 Produk 1. Keragaman Produk 2. Kualitas Produk 3. Tingkat Bagi Hasil
Ordinal
1.3 Fasilitas 1. Fasilitas Pelayanan Lengkap
2. Banyaknya Jaringan ATM
3. Kenyamanan Interior
Ordinal
1.4 Lokasi atau Tempat
1. Lokasi Strategis 2. Keamanan Lokasi 3. Kemudahan
Transportasi 4. Gedung yang,
menarik, nyaman, dan
menyenangkan
Ordinal
1.5 Sumber Daya 1. Keramahan 2. Penampilan
Ordinal
48
Manusia (SDM) 3. Kesabaran 4. Komunikasi
1.6 Promosi 1. Pengiklanan 2. Personal Selling 3. Adanya Sosialisasi
dari Pihak Lain
Ordinal
1.7 Merek 1. Nama BSM Sudah Terkenal dan Terpercaya
2. BSM Merupakan Bank Syariah Terbesar
dan Anak Perusahaan Bank Mandiri
Ordinal
1.8 Keluarga 1. Dorongan Dari Pihak Keluarga
2. Informasi Dari Keluarga
Ordinal
1.9 Teknologi 1. Sistem Transaksi yang sudah Terkomputerisasi
2. Kemudahan Bertransaksi Menggunakan Teknologi yang ada
Ordinal
1.10 Kondisi Ekonomi
1. Turunnya (Rendahnya) Tingkat Suku Bunga di Bank-bank Konvensional
2. Tingkat Pengembalian Keuntungan (Return) yang Tinggi di BSM.
Ordinal
Definisi Operasional Variabel di atas adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independen Variabel)
49
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang penulis
angkat yang terdiri dari:
a. Agama
Perbankan syariah memang lebih banyak diminati oleh masyarakat
Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tetapi sejauh mana faktor
agama mempengaruhi keputusan nasabah.
b. Produk
Produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri yang beragam,
segingga menjadi ciri khas atau karakteristik tersendiri yang
membedakan denga bank konvensional.
c. Fasilitas
Fasilitas yang dimilik oleh BSM seperti ruang ber-AC, tempat duduk
yang nyaman, dan juga termasuk tempat parkir yang luas.
d. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
memasarkan baik barang maupun jasa. Semakin mudah dijangkau
semakin baik.
e. SDM
Pentingnya SDM sangat mempengaruhi bagaimana suatu jasa itu
dikemas. Sehingga petugas bank merupakan pilar utamanya.
f. Promosi
50
Bagaimana BSM melakukan promosi terhadap produk perbankannya
sehungga dapat diketahui oleh masyarakat.
g. Merek
Kepercayaan masyarakat terhadap merek Bank Syariah Mandiri.
h. Keluarga
Seberapa besar pihak keluarga dapat mempengaruhi keputusan nasabah
dalam menentukan pilihannya.
i. Teknologi
Sejauh mana pengaruh teknologi dalam mempengaruhi keputusan
nasabah.
j. Kondisi Ekonomi
Seberapa besar pengaruh kondisi ekonomi terhadap keputusan nasabah
dalam memilih bank syariah.
2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah.
Keputusan pnasabah adalah perasaan senang atau kecewa sseseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap
kineerja suatu produk dan jasa yang ditawarkan.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri
(BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
52
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)
pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai
pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal
8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
53
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk
bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Visi dan Misi
Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
Misi
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat
54
Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
B. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Untuk menguji apakah butir-butir pernyataan itu valid, dilakukan
penyebaran kuesioner kepada para nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Lebak dengan memberikan 28 butir pernyataan untuk
menguji validitas dan reliabilitas dari semua pernyataan tersebut.
Kuesioner dibagi ke dalam sepuluh faktor utama yaitu faktor agama,
faktor produk, faktor fasilitas dan pelayanan, faktor lokasi/tempat, faktor
Sumber Daya Manusia (SDM), faktor promosi, faktor merek, faktor
keluarga, faktor teknologi, dan faktor kondisi ekonomi.
Pada uji validitas digunakan 100 kuesioner dengan 28 butir
pernyataan yang telah diisi oleh responden, dan r tabel signif pada
5%=0,195 (tabel r terlampir) untuk mengetahui apakah butir pernyataan
pada kuesioner tersebut valid. Untuk mengetahui validitas ke-28 butir
pernyataan tersebut dapat dilihat dari nilai Correlated Item-Total
Correlation yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Uji Validitas
Konstruk Penilaian Pearson Sign. (2- N
55
Correlation tailed)
A. Faktor Agama
persepsi nasabah (Ag1) 0.538** 0.000 100
pengetahuan saya tentang riba (Ag2) 0.340** 0.001 100
investasi bsm yg baik dan halal (Ag3) 0.542** 0.000 100
B. Faktor Produk
produk yg beragam dan menarik (Pd1) 0.662** 0.000 100
Setuju 68 68.0 68.0 98.0 Tidak Setuju 2 2.0 2.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.31 di atas, terlihat sebanyak 9 responden menyatakan
ragu-ragu bahwa sistem transaksi di BSM lebih mudah, 20 responden
sangat setuju, 1 responden sangat tidak setuju, 68 responden setuju, dan
hanya 2 responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini berarti
sebanyak 88% responden mengakui bahwa transaksi di BSM lebih
mudah.
o. Faktor Kondisi Ekonomi
Tabel 4.35 Tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik),
sehingga menggunakan jasa BSM Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 23 23.0 23.0 23.0 Sangat Setuju 7 7.0 7.0 30.0 Sangat Tidak Setuju
1 1.0 1.0 31.0
Setuju 59 59.0 59.0 90.0 Tidak Setuju 10 10.0 10.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari Tabel di atas, ada 23 responden terlihat ragu-ragu terhadap
tingkat suku bunga di bank-bank tinggi (naik), sehingga menggunakan
jasa BSM, 7 responden sangat setuju, 1 responden sangat tidak setuju,
83
59 responden setuju, dan 10 responden tidak setuju. Hal ini dapat dilihat
bahwa sekitar 66% responden menggunakan jasa BSM karena tingkat
suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik).
Tabel 4.36 Tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 35 35.0 35.0 35.0
Sangat Setuju 4 4.0 4.0 39.0
Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 40.0
Setuju 50 50.0 50.0 90.0
Tidak Setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35 responden ragu-ragu
terhadap tingkat pengembalian keuntungan di BSM yang tinggi, 4
responden sangat setuju, 1 responden sangat tidak setuju, 50 responden
setuju, dan 10 responden tidak setuju. Hal ini terlihat sebanyak 54%
dari jumlah responden membenarkan bahwa tingkat pengembalian
keuntungan di BSM tinggi.
Dari 28 variabel di atas yang ditampilkan dalam tabel, ada 1
indikator yang memperlihatkan jumlah pernyataan setuju paling tinggi,
yaitu pada tabel 4.22. dengan jumlah responden yang menjawab setuju
sebanyak 69 responden, dan 29 responden yang menjawab sangat
84
setuju, jika diakumulasikan maka sebesar 98%, Sehingga penulis
mengambil kesimpulan sementara bahwa salah satu alasan keputusan
responden dalam menggunakan jasa bank syariah dikarenakan setiap
karyawan berpenampilan bersih dan rapi.
2. Hasil Analisis Faktor
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 28
butir variabel yang sebelumnya telah diuji tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan
Dengan menggunakan metode Bartlett Tes of Sphericity serta
pengkuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) ke-28 variabel
tersebut diuji untuk melihat apakah valid dan reliabel dengan melihat
nilai dari KMO and Bartlett dan MSA jika di atas 0,5. Hasil analisis
ke-28 variabel ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.37 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.785
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 1359.373 df 378 Sig. .000
Sumber: Hasil Output SPSS
Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,785 dengan signifikansi
0,000. Oleh karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan signifikansi
85
jauh di bawah 0,05 (0,000<<0,05), maka variabel dan sampel yang
ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut.
Angka MSA dalam tabel Anti-image Matrices pada Anti-image
Correlation, pada angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari
kiri atas ke kanan bawah) tabel terlampir. Angka MSA untuk variabel
BSM sesuai dengan prinsip syariah adalah 0,780, untuk variabel riba
adalah haram adalah 0,714, untuk variabel investasi binis di BSM baik
dan halal adalah 0,835.
Untuk variabel terdapat produk yang beragam dan menarik adalah
0.857, untuk variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif
adalah 0,794, untuk variabel tingkat bagi hasil yang tinggi adalah
0,691.
Untuk variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap adalah
0,786, untuk variabel banyaknya jaringan ATM (ATM BSM maupun
ATM Bersama) adalah 0,832, untuk variabel kenyamanan interior
ruangan adalah 0,854.
Untuk variabel lokasi BSM di tempat yang strategis adalah 0,738,
untuk variabel lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan
adalah 0,875, untuk variabel lokasi BSM yang mudah
dijangkau/ditemukan adalah 0,762, untuk variabel gedung BSM yang
menarik, nyaman, dan menyenangkan adalah 0,819.
86
Untuk variabel keramahan setiap karyawan BSM adalah 0,858,
untuk variabel penampilan yang bersih dan rapi setiap karyawan
adalah 0,769, untuk variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan adalah 0,772, untuk variabel kemudahan berkomunikasi
kepada karyawan BSM adalah 0,718.
Untuk variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik adalah
0,771, untuk variabel terdapatnya promosi melalui personal selling
adalah 0,757, untuk variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti
guru, ulama, dll) adalah 0,800.
Untuk variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya adalah
0,793, untuk variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak
perusahaan Bank Mandiri adalah 0,751.
Untuk variabel adanya dorongan dari pihak keluarga untuk
menggunakan jasa BSM adalah 0,705, untuk variabel informasi dari
keluarga tentang BSM adalah 0,689.
Untuk variabel sistem transakasi di BSM sudah terkomputerisasi
adalah 0.711, untuk variabel transaksi di BSM lebih mudah adalah
0.835.
Untuk variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional
tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM adalah 0.854, untuk
variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi adalah
0.771.
87
Setelah dilakukan pengujian dari 28 variabel di atas, semua
variabel menghasilkan angka MSA di atas 0.5 pada tabel Anti-image
Matrices pada Anti-image Correlation, pada angka korelasi yang
bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah). Hal ini
berarti semua variabel tidak perlu dilakukan pengujian ulang dan
semua variabel dapat dianalisis lebih lanjut.
c. Melakukan Faktoring dan Rotasi
Proses inti ini adalah dengan melakukan factoring dan rotasi.
Metode pembuatan faktor (ekstraksi variabel) dengan menggunakan
Principal Components dan proses rotasi dengan menggunakan metode
rotasi Orthogonal yaitu varimax.
Tabel 4.38 Communalities
Initial Extraction
88
BSM sesuai dengan prinsip syariah 1.000 .694 Saya mengetahui riba adalah haram 1.000 .593 Investasi bisnis di BSM baik dan halal 1.000 .570 Di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik 1.000 .695 Kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif 1.000 .686 Tingkat bagi hasil yang tinggi (basil) 1.000 .836 Fasilitas pelayanan BSM yang lengkap 1.000 .726 Banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun ATM bersama)
1.000 .716
Kenyamanan interior ruangan 1.000 .606 Lokasi BSM di tempat yang strategis 1.000 .801 Lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan 1.000 .759 Lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan 1.000 .774 Gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan 1.000 .665 Keramahan setiap karyawan BSM 1.000 .738 Setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi 1.000 .676 Adanya kesabaran yang tinggi setiap karyawan 1.000 .740 Kemudahan berkomunikasi kepada karyawan 1.000 .709 Promosi yang dilakukan BSM sudah baik 1.000 .805 Terdapatnya promosi melalui personal selling 1.000 .766 Adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
1.000 .598
Nama BSM sudah terkenal dan terpercaya 1.000 .540 BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri
1.000 .644
Adanya dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
1.000 .837
Adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM 1.000 .861 Sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi 1.000 .675 Transaksi di BSM lebih mudah 1.000 .687 Tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
1.000 .507
Tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi 1.000 .721 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.36 di atas dapat dilihat bahwa variabel BSM sesuai
dengan prinsip syariah, angkanya adalah 0,694, hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 69,4% varians dari variabel BSM sesuai dengan prinsip
syariah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel
saya mengetahui riba adalah haram, angkanya adalah 0,593, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 59,3% varians dari variabel saya
mengetahui riba adalah haram bisa dijelaskan oleh faktor yang
89
terbentuk. Untuk variabel Investasi bisnis di BSM baik dan halal,
angkanya adalah 0,570, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57%
varians dari variabel Investasi bisnis di BSM baik dan halal bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel terdapatnya produk yang beragam dan menarik,
angkanya adalah 0,695 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69,5%%
varians dari variabel terdapatnya produk yang beragam dan menarik
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel kualitas
produk yang tinggi dan inovatif angkanya adalah 0,686, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 68,6%% varians dari variabel kualitas
produk yang tinggi dan inovatif bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel tingkat bagi hasil yang tinggi, angkanya
adalah 0,836, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 83,6% varians dari
variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk.
Untuk variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap angkanya
adalah 0,726, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 72,6% varians dari
variabel fasilitas pelayanan yang lengkap dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel banyaknya jaringan ATM (ATM BSM
maupun ATM Bersama) angkanya adalah 0,716, hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 71,6% varians dari variabel banyaknya jaringan ATM
(ATM BMI maupun ATM Bersama) dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel kenyamanan interior ruangan angkanya
90
adalah 0,606 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60,6% varians dari
variabel kenyamanan interior ruangan dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk.
Untuk variabel lokasi BSM di tempat yang strategis angkanya
adalah 0,801, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 80,1% varians dari
variabel lokasi BSM di tempat yang strategis dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Untuk variabel lokasi BSM di tempat yang
aman/tidak rawan angkanya adalah 0,759, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 75,9% varians dari variabel lokasi BSM di tempat yang
aman/tidak rawan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk
variabel lokasi BSM yang mudah dijangkau/ditemukan angkanya
adalah 0,774, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 77,4% varians dari
variabel lokasi BSM yang mudah dijangkau/ditemukan dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel Gedung BSM
menarik, nyaman, dan menyenangkan angkanya adalah 0,665, hal ini
menunjukkan sekitar 66,5% varians dari variabel Gedung BSM
menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk.
Untuk variabel keramahan setiap karyawan BSM angkanya adalah
0,738, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,8% varians dari variabel
keramahan setiap karyawan BSM dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel penampilan yang bersih dan rapi setiap
karyawan angkanya adalah 0,676, hal ini menunjukkan sekitar 67,6%
91
varians variabel penampilan yang bersih dan rapi setiap karyawan
dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel kesabaran
yang tinggi setiap karyawan angkanya adalah 0,740, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 74% varians dari variabel kesabaran yang
tinggi setiap karyawan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel kemudahan berkomunikasi kepada karyawan BSM
angkanya adalah 0,709, hal ini menunjukkan sekitar 70,9% varians
dari variabel kemudahan berkomunikasi kepada karyawan BSM dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik angkanya
adalah 0,805, hal ini menunjukkan sekitar 80,5% varians dari variabel
promosi yang dilakakukan BSM sudah baik dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Untuk variabel terdapat promosi melalui
personal selling angkanya adalah 0,766, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 76,6% varians dari variabel promosi melalui personal selling
dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel adanya
sosialisasi dari pihak lain (seperti guru, ulama, dll) angkanya adalah
0,598, hal ini menunjukkan sekitar 59,8% varians dari variabel adanya
sosialisasi dari pihak lain (seperti guru, ulama, dll) dapat dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
angkanya adalah 0,540 hal ini menunjukkan sekitar 54% varians dari
variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya dapat dijelaskan
92
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel BSM merupakan bank
syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri angkanya adalah
0,644 hal ini menunjukkan sekitar 64,4% varians dari variabel BSM
merupakan bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri
dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel adanya dorongan dari pihak keluarga untuk
menggunakan jasa BSM angkanya adalah 0,837, hal ini menunjukkan
sekitar 83,7% varians dari variabel adanya dorongan dari pihak
keluarga untuk menggunakan jasa BSM dapat dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Dan untuk variabel adanya informasi dari keluarga
tentang BSM angkanya adalah 0,861, hal ini berarti bahwa sekitar
86,1% varians dari variabel adanya informasi dari keluarga tentang
BSM dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi
angkanya adalah 0,675, hal ini menunjukkan sekitar 67,5% varians
dari variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dan untuk variabel transaksi di
BSM lebih mudah angkanya adalah 0,687, hal ini berarti bahwa
sekitar 68,7% varians dari variabel transaksi di BSM lebih mudah
dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional
tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM angkanya adalah
0,507, hal ini menunjukkan sekitar 50,7% varians dari variabel tingkat
93
suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga
menggunakan jasa BSM dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Dan untuk variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi
angkanya adalah 0,721, hal ini berarti bahwa sekitar 72,1% varians
dari variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dengan pengertian bahwa
semakin besar nilai Communalities sebuah variabel, berarti semakin
erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Dapat dilihat
sebenarnya berapakah faktor yang akan terbentuk dari ke-28 variabel
tersebut. Tabel 4.39 di bawah ini akan menjelaskannya.
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Output SPSS
95
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 28 variabel yang
dimasukkan ke dalam analisis faktor, hanya delapan faktor yang
terbentuk, karena dengan satu faktor, angka eigenvalues di atas 1, dengan
dua faktor angka eigenvalues juga masih di atas 1. Dengan tiga faktor,
angka eigenvalues masih di atas 1. Dengan empat faktor, angka
eigenvalues juga masih di atas 1. Dengan lima faktor, angka eigenvalues
juga masih di atas 1, dengan enam faktor, angka eigenvalues juga masih
di atas 1. Dengan tujuh faktor, angka eigenvalues juga masih di atas 1.
Dengan delapan faktor, angka eigenvalues juga masih di atas 1, yakni
1,062. Namun untuk 9 faktor angka eigenvalues sudah di bawah 1,
yakni 0,874, sehingga proses factoring seharusnya berhenti pada 8 faktor
saja.
Gambar 4.7 Scree Plot
Sumber: Hasil Output SPSS
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang
didapat dengan perhitungan angka, Scree Plot menampakkan hal
96
tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (garis
dari sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan
sangat tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun tetapi
tidak securam seperti dari angka 1 ke 2. Demikian pula dari angka 3
ke 4, dari angka 4 ke 5, dari 5 ke 6 garis masih menurun. Begitu juga
dari angka 6 ke 7 dan dari angka 7 ke 8 garis masih menurun. Namun
kini dengan slope yang lebih kecil. Perhatikan juga faktor 9 sudah di
bawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan
bahwa delapan faktor adalah paling bagus untuk meringkas
keduapuluh delapan variabel tersebut.
Tabel 4.40 Componen Matrix
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7 8
BSM sesuai dengan prinsip syariah .546 -.459 -.128 -.303 .162 -.109 .166 -.107 Saya mengetahui riba adalah haram .335 -.391 .112 -.317 .380 .097 -.236 -.076 Investasi bisnis di BSM baik dan halal .554 -.417 -.146 -.233 .068 -.034 .041 -.083 Di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik
.684 -.398 .054 .048 .189 .099 -.121 -.064
Kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif .635 -.407 .080 -.004 -.169 .179 -.120 -.188
97
Tingkat bagi hasil yang tinggi (basil) .513 .122 -.065 .254 -.455 .412 .067 -.326 Fasilitas pelayanan BSM yang lengkap .605 .082 -.076 .262 -.304 -.235 -.315 -.179 Banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun ATM bersama)
.656 .059 -.072 -.012 -.107 -.411 -.303 -.066
Kenyamanan interior ruangan .604 .160 .026 -.314 -.284 -.190 .004 .007 Lokasi BSM di tempat yang strategis .516 .538 .033 -.268 .285 .230 -.195 .014 Lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan
.481 .535 .057 -.132 .300 .322 -.104 -.124
Lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan .515 .507 .005 -.278 .219 .099 -.271 .209 Gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan
.459 .448 .204 -.172 -.212 -.202 -.232 -.207
Keramahan setiap karyawan BSM .598 -.105 .548 .131 .096 -.112 .175 .020 Setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi
.332 .062 .695 -.021 .085 -.208 .162 .035
Adanya kesabaran yang tinggi setiap karyawan .565 -.167 .517 .295 .097 -.118 .121 .011 Kemudahan berkomunikasi kepada karyawan .459 .223 .549 .317 .048 .089 .189 .029 Promosi yang dilakukan BSM sudah baik .488 -.244 -.232 .505 .032 -.244 -.346 .134 Terdapatnya promosi melalui personal selling .422 -.103 -.144 .421 .169 .080 -.115 .576 Adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
.414 .247 -.068 .534 .074 .180 .174 .090
Nama BSM sudah terkenal dan terpercaya .465 .179 -.142 -.216 -.377 -.110 .202 .175 BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri
.503 .114 -.182 -.032 -.412 .087 .031 .407
Adanya dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
.488 .265 -.444 .160 .349 -.277 .290 -.150
Adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM
.434 .289 -.556 .134 .322 -.210 .307 -.140
Sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi
.458 -.009 .041 -.483 -.200 -.039 .344 .265
Transaksi di BSM lebih mudah .661 -.276 -.142 -.331 .107 .051 .063 .164 Tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
.518 -.294 -.133 .014 -.077 .338 -.097 .068
Tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi
.680 -.101 -.214 .129 -.105 .238 .253 -.233
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 8 components extracted. Sumber: Hasil Output SPSS
Setelah diketahui bahwa delapan faktor adalah jumlah yang paling
optimal, tabel Component Matrix di atas menunjukkan distribusi
keduapuluh delapan variabel pada delapan faktor yang terbentuk.
Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor
loadings, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel
dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3 dan seterusnya sampai faktor 8.
Selanjutnya dalam proses penentuan variabel mana akan masuk ke
98
faktor yang mana dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan
besarnya korelasi pada setiap baris.
1) Variabel BSM sesuai dengan prinsip syariah.
Korelasi antara variabel BSM sesuai prinsip syariah dengan faktor
1 adalah +0,546 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel
BSM sesuai prinsip syariah dengan faktor 2 adalah -0,459 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM sesuai prinsip
syariah dengan faktor 3 adalah -0,128 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel BSM sesuai prinsip syariah dengan faktor
4 adalah -0,303 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel BSM sesuai prinsip syariah dengan faktor 5 adalah +0,162
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM sesuai
prinsip syariah dengan faktor 6 adalah -0,109 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM sesuai prinsip syariah
dengan faktor 7 adalah +0,166 (lemah karena di bawah
0,5).Korelasi antara variabel BSM sesuai prinsip syariah dengan
faktor 8 adalah -0,107 (lemah karena di bawah 0,5).
2) Variabel saya mengetahui riba adalah haram.
Korelasi antara variabel saya mengetahui riba adalah haram dengan
faktor 1 adalah +0,335 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel saya mengetahui riba adalah haram dengan faktor 2
adalah -0,391 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel saya mengetahui riba adalah haram dengan faktor 3 adalah
99
+0,112 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel saya
mengetahui riba adalah haram dengan faktor 4 adalah -0,137
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel saya
mengetahui riba adalah haram dengan faktor 5 adalah +0,380
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel saya
mengetahui riba adalah haram dengan faktor 6 adalah +0,097
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
saya mengetahui riba adalah haram dengan faktor 7 adalah -0,236
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel saya
mengetahui riba adalah haram dengan faktor 8 adalah -0,076
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
3) Variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal.
Korelasi antara variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal
dengan faktor 1 adalah +0,554 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal dengan
faktor 2 adalah -0,417 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal dengan faktor 3
adalah -0,146 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal dengan faktor 4
adalah -0,233 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal dengan faktor 5
adalah +0,068 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal dengan
100
faktor 6 adalah -0,034 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal
dengan faktor 7 adalah +0,041 (sangat lemah karena jauh di bawah
0,5). Korelasi antara variabel investasi bisnis di BSM baik dan
halal dengan faktor 8 adalah -0,083 (sangat lemah karena jauh di
bawah 0,5).
4) Variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik.
Korelasi antara variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan
menarik dengan faktor 1 adalah +0,684 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan
menarik dengan faktor 2 adalah -0,398 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel di BSM terdapat produk yang
beragam dan menarik dengan faktor 3 adalah -+0,054 (sangat
lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel di BSM
terdapat produk yang beragam dan menarik dengan faktor 4 adalah
+0,048 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik
dengan faktor 5 adalah +0,189 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan
menarik dengan faktor 6 adalah +0,099 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel di BSM terdapat produk
yang beragam dan menarik dengan faktor 7 adalah -0,121 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel di BSM terdapat
101
produk yang beragam dan menarik dengan faktor 8 adalah -0,064
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
5) Variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif.
Korelasi antara variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan
inovatif dengan faktor 1 adalah +0,635 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan
inovatif dengan faktor 2 adalah -0,407 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan
inovatif dengan faktor 3 adalah +0,080 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kualitas produk BSM yang
tinggi dan inovatif dengan faktor 4 adalah -0,004 (sangat lemah
karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kualitas produk
BSM yang tinggi dan inovatif dengan faktor 5 adalah -0,169
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kualitas
produk BSM yang tinggi dan inovatif dengan faktor 6 adalah
+0,179 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif dengan faktor 7
adalah -0,120 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif dengan
faktor 8 adalah -0,188 (lemah karena di bawah 0,5).
6) Variabel tingkat bagi hasil yang tinggi.
Korelasi antara variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dengan
faktor 1 adalah +0,513 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara
102
variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dengan faktor 2 adalah
+0,122 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
tingkat bagi hasil yang tinggi dengan faktor 3 adalah -0,065 (sangat
lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat
bagi hasil yang tinggi dengan faktor 4 adalah +0,254 (lemah karena
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat bagi hasil yang
tinggi dengan faktor 5 adalah -0,455 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dengan
faktor 6 adalah +0,412 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dengan faktor 7
adalah +0,067 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel tingkat bagi hasil yang tinggi dengan faktor 8
adalah -0,326 (lemah karena di bawah 0,5).
7) Variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap
Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap
dengan faktor 1 adalah +0,605 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap dengan
faktor 2 adalah +0,082 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap
dengan faktor 3 adalah -0,076 (sangat lemah karena jauh di bawah
103
0,5). Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang
lengkap dengan faktor 4 adalah +0,262 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang
lengkap dengan faktor 5 adalah -0,304 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang
lengkap dengan faktor 6 adalah -0,235 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel fasilitas pelayanan BSM yang
lengkap dengan faktor 7 adalah -0,315 (lemah karena di bawah
0,5).
8) Variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun ATM
bersama).
Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM
BSM maupun ATM bersama) dengan faktor 1 adalah -0,656 (kuat
karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM (baik ATM BSM maupun ATM bersama) dengan faktor 2
adalah +0,059 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun
ATM bersama) dengan faktor 3 adalah -0,072 (sangat lemah karena
jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM (baik ATM BSM maupun ATM bersama) dengan faktor 4
adalah -0,012 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun
ATM bersama) dengan faktor 5 adalah -0,107 (lemah karena di
104
bawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM
(baik ATM BSM maupun ATM bersama) dengan faktor 6 adalah -
0,411 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun ATM
bersama) dengan faktor 7 adalah -0,303 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM
BSM maupun ATM bersama) dengan faktor 8 adalah +0,066
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
9) Variabel kenyamanan interior ruangan
Korelasi antara variabel kenyamanan interior ruangan dengan
faktor 1 adalah +0,604 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara
variabel kenyamanan interior ruangan dengan faktor 2 adalah
+0,604 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel
kenyamanan interior ruangan dengan faktor 3 adalah +0,026
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
kenyamanan interior ruangan dengan faktor 4 adalah -0,315 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kenyamanan interior
ruangan dengan faktor 5 adalah -0,284 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel kenyamanan interior ruangan dengan
faktor 6 adalah -0,190 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel kenyamanan interior ruangan dengan faktor 7 adalah
+0,004 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
105
kenyamanan interior ruangan dengan faktor 8 adalah +0,007
(lemah karena di bawah 0,5).
10) Variabel lokasi BSM di tempat yang strategis
Korelasi antara variabel lokasi BSM di tempat yang strategis
dengan faktor 1 adalah +0,516 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel lokasi BSM di tempat yang strategis dengan faktor
2 adalah +0,538 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel
lokasi BSM di tempat yang strategis dengan faktor 3 adalah +0,033
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
lokasi BSM di tempat yang strategis dengan faktor 4 adalah -0,288
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSM
di tempat yang strategis dengan faktor 5 adalah +0,285 (lemah
karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSM di tempat yang strategis
dengan faktor 6 adalah +0,235 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSM di tempat yang strategis
dengan faktor 7 adalah -0,195 (lemah karena di bawah
0,5).Korelasi antara variabel lokasi BSM di tempat yang strategis
dengan faktor 8 adalah +0,014 (sangat lemah karena jauh di bawah
0,5).
11) Variabel lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan
106
Korelasi antara variabel lokasi BSM berada di tempat yang
aman/tidak rawan dengan faktor 1 adalah +0,481 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSM berada di tempat
yang aman/tidak rawan dengan faktor 2 adalah +0,535 (kuat karena
di atas 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSM berada di tempat
yang aman/tidak rawan dengan faktor 3 adalah +0,057 (sangat
lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSM
berada di tempat yang aman/tidak rawan dengan faktor 4 adalah -
0,132 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi
BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan dengan faktor 5
adalah +0,300 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan
dengan faktor 6 adalah +0,332 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSM berada di tempat yang
aman/tidak rawan dengan faktor 7 adalah -0,104 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSM berada di tempat
yang aman/tidak rawan dengan faktor 8 adalah -0,124 (lemah
karena di bawah 0,5).
12) Variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan
Korelasi antara variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan
dengan faktor 1 adalah +0,515 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan
faktor 2 adalah +0,507 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara
107
variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan faktor 3
adalah +0,005 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan
faktor 4 adalah -0,278 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan faktor 5
adalah +0,219 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan faktor 6
adalah +0,099 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan faktor 7
adalah -0,271 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan dengan faktor 8
adalah +0,209 (lemah karena di bawah 0,5).
13) Variabel gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan
Korelasi antara variabel gedung BSM menarik, nyaman, dan
menyenangkan dengan faktor 1 adalah +0,459 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung BSM menarik,
nyaman, dan menyenangkan dengan faktor 2 adalah +0,448 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung BSM
menarik, nyaman, dan menyenangkan dengan faktor 3 adalah
+0,204 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan dengan faktor
4 adalah -0,172 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan
108
dengan faktor 5 adalah -0,212 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel gedung BSM menarik, nyaman, dan
menyenangkan dengan faktor 6 adalah -0,202 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung BSM menarik,
nyaman, dan menyenangkan dengan faktor 7 adalah -0,232 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung BSM
menarik, nyaman, dan menyenangkan dengan faktor 8 adalah -
0,207 (lemah karena di bawah 0,5).
14) Variabel keramahan setiap karyawan BSM
Korelasi antara variabel keramahan setiap karyawan BSM dengan
faktor 1 adalah +0,598 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara
variabel keramahan setiap karyawan BSM dengan faktor 2 adalah -
0,598 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
keramahan setiap karyawan BSM dengan faktor 3 adalah -0,548
(kuat karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel keramahan setiap
karyawan BSM dengan faktor 4 adalah +0,131 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel keramahan setiap karyawan
BSM dengan faktor 5 adalah +0,096 (sangat lemah karena jauh di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel keramahan setiap karyawan
BSM dengan faktor 6 adalah -0,112 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel keramahan setiap karyawan BSM dengan
faktor 7 adalah +0,175 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi
109
antara variabel keramahan setiap karyawan BSM dengan faktor 8
adalah +0,020 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
15) Variabel setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi
Korelasi antara variabel setiap karyawan BSM berpenampilan
bersih dan rapi dengan faktor 1 adalah +0,332 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel setiap karyawan BSM
berpenampilan bersih dan rapi dengan faktor 2 adalah +0,062
(sangat lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel setiap
karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi dengan faktor 3
adalah +0,695 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel setiap karyawan BSM berpenampilan
bersih dan rapi dengan faktor 4 adalah -0,021 (sangat lemah karena
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel setiap karyawan BSM
berpenampilan bersih dan rapi dengan faktor 5 adalah +0,085
(sangat lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel setiap
karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi dengan faktor 6
adalah -0,208 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi
dengan faktor 7 adalah +0,162 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel setiap karyawan BSM berpenampilan
bersih dan rapi dengan faktor 8 adalah +0,035 (sangat lemah karena
di bawah 0,5).
110
16) Variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap karyawan
Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan dengan faktor 1 adalah +0,564 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan dengan faktor 2 adalah -0,167 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan dengan faktor 3 adalah +0,517 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan dengan faktor 4 adalah +0,295 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap
karyawan dengan faktor 5 adalah +0,097 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang
tinggi setiap karyawan dengan faktor 6 adalah -0,118 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran
yang tinggi setiap karyawan dengan faktor 7 adalah +0,121 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran
yang tinggi setiap karyawan dengan faktor 8 adalah +0,011 (sangat
lemah karena jauh di bawah 0,5).
17) Variabel kemudahan berkomunikasi kepada karyawan
Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi kepada
karyawan dengan faktor 1 adalah +0,459 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi kepada
111
karyawan dengan faktor 2 adalah +0,223 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi kepada
karyawan dengan faktor 3 adalah +0,549 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi kepada
karyawan dengan faktor 4 adalah +0,317 (lemah karena di bawah
0,5). Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi kepada
karyawan dengan faktor 5 adalah +0,048 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kemudahan berkomunikasi
kepada karyawan dengan faktor 6 adalah +0,089 (sangat lemah
karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kemudahan
berkomunikasi kepada karyawan dengan faktor 7 adalah +0,189
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel kemudahan
berkomunikasi kepada karyawan dengan faktor 8 adalah +0,029
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
18) Variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 1 adalah +0,488 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 2 adalah -0,244 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 3 adalah - 0,232 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 4 adalah +0,505 (kuat karena di atas 0,5).
112
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 5 adalah +0,032 (sangat lemah karena jauh di bawah
0,5). Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah
baik dengan faktor 6 adalah -0,244 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 7 adalah -0,346 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik
dengan faktor 8 adalah +0,134 (lemah karena di bawah 0,5).
19) Variabel terdapatnya promosi melalui personal selling
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 1 adalah +0,422 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 2 adalah -0,103 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 3 adalah -0,144 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 4 adalah +0,421 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 5 adalah +0,169 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui personal
selling dengan faktor 6 adalah +0,080 (sangat lemah karena jauh di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui
personal selling dengan faktor 7 adalah -0,155 (lemah karena di
113
bawah 0,5). Korelasi antara variabel terdapatnya promosi melalui
personal selling dengan faktor 8 adalah +0,576 (kuat karena di atas
0,5).
20) Variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
Korelasi antara variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti
guru,ulama,dll) dengan faktor 1 adalah +0,414 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya sosialisasi dari pihak
lain (seperti guru,ulama,dll) dengan faktor 2 adalah +0,247 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya sosialisasi
dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll) dengan faktor 3 adalah -
0,068 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
dengan faktor 4 adalah +0,536 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti
guru,ulama,dll) dengan faktor 5 adalah +0,074 (sangat lemah
karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll) dengan faktor 6
adalah +0,180 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
dengan faktor 7 adalah +0,174 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti
guru,ulama,dll) dengan faktor 8 adalah +0,090 (sangat lemah
karena jauh di bawah 0,5).
114
21) Variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 1 adalah +0,465 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 2 adalah +0,179 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 3 adalah -0,142 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 4 adalah -0,216 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 5 adalah -0,377 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 6 adalah -0,110 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 7 adalah +0,202 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya
dengan faktor 8 adalah +0,175 (lemah karena di bawah 0,5).
22) Variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak
perusahaan bank mandiri
Korelasi antara variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan
anak perusahaan bank mandiri dengan faktor 1 adalah +0,503 (kuat
karena di atas 0,5). Korelasi antara variabel BSM merupakan bank
syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri dengan faktor 2
115
adalah +0,114 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak
perusahaan bank mandiri dengan faktor 3 adalah -0,182 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM merupakan
bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri dengan
faktor 4 adalah -0,032 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan
anak perusahaan bank mandiri dengan faktor 5 adalah -0,412
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM
merupakan bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank
mandiri dengan faktor 6 adalah +0,087 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel BSM merupakan bank
syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri dengan faktor 7
adalah +0,031 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi
antara variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak
perusahaan bank mandiri dengan faktor 8 adalah +0,407 (lemah
karena di bawah 0,5).
23) Variabel adanya dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan
jasa BSM. Korelasi antara variabel adanya dorongan dari pihak
keluarga untuk menggunakan jasa BSM dengan faktor 1 adalah
+0,488 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
adanya dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa
BSM dengan faktor 2 adalah +0,265 (lemah karena di bawah 0,5).
116
Korelasi antara variabel adanya dorongan dari pihak keluarga
untuk menggunakan jasa BSM dengan faktor 3 adalah -0,444
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
dengan faktor 4 adalah +0,160 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel adanya dorongan dari pihak keluarga
untuk menggunakan jasa BSM dengan faktor 5 adalah +0,349
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
dengan faktor 6 adalah -0,277 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel adanya dorongan dari pihak keluarga
untuk menggunakan jasa BSM dengan faktor 7 adalah +0,290
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
dengan faktor 8 adalah -0,150 (lemah karena di bawah 0,5).
24) Variabel adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM
Korelasi antara variabel adanya informasi dari pihak keluarga
tentang BSM dengan faktor 1 adalah +0,434 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya informasi dari pihak
keluarga tentang BSM dengan faktor 2 adalah +0,289 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya informasi
dari pihak keluarga tentang BSM dengan faktor 3 adalah -0,556
(kuat karena di atas 0,5).
117
Korelasi antara variabel adanya informasi dari pihak keluarga
tentang BSM dengan faktor 4 adalah +0,134 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya informasi dari pihak
keluarga tentang BSM dengan faktor 5 adalah +0,322 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya informasi
dari pihak keluarga tentang BSM dengan factor 6 adalah -0,210
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
informasi dari pihak keluarga tentang BSM dengan faktor 7 adalah
+0,307 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM dengan faktor 8
adalah -0,140 (lemah karena di bawah 0,5).
25) Variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi
Korelasi antara variabel sistem transaksi di BSM sudah
terkommputerisasi dengan faktor 1 adalah +0,458 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel sistem transaksi di BSM sudah
terkommputerisasi dengan faktor 2 adalah -0,009 (sangat lemah
karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel sistem transaksi
di BSM sudah terkommputerisasi dengan faktor 3 adalah +0,041
(sangat lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi dengan faktor 4
adalah -0,483 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi dengan
faktor 5 adalah -0,200 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
118
variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi dengan
faktor 6 adalah -0,039 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel sistem transaksi di BSM sudah
terkommputerisasi dengan faktor 7 adalah +0,344 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel sistem transaksi di BSM sudah
terkommputerisasi dengan faktor 8 adalah +0,265 (lemah karena di
bawah 0,5).
26) Variabel transaksi di BSM lebih mudah
Korelasi antara variabel transaksi di BSM lebih mudah dengan
faktor 1 adalah +0,661 (kuat karena di atas 0,5).Korelasi antara
variabel transaksi di BSM lebih mudah dengan faktor 2 adalah -
0,276 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel
transaksi di BSM lebih mudah dengan faktor 3 adalah -0,142
(lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi di
BSM lebih mudah dengan faktor 4 adalah -0,331 (lemah karena di
bawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi di BSM lebih mudah
dengan faktor 5 adalah +0,107 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel transaksi di BSM lebih mudah dengan
faktor 6 adalah +0,051 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel transaksi di BSM lebih mudah dengan
faktor 7 adalah +0,063 (sangat lemah karena jauh di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel transaksi di BSM lebih mudah dengan
faktor 8 adalah +0,164 (lemah karena di bawah 0,5).
119
27) Variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional
tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
Korelasi antara variabel tingkat suku bunga di bank-bank
konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
dengan faktor 1 adalah +0,518 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi
antara variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional
tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM dengan faktor 2
adalah -0,294 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara
variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi
(naik), sehingga menggunakan jasa BSM dengan faktor 3 adalah -
0,133 (lemah karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat
suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga
menggunakan jasa BSM dengan faktor 4 adalah +0,014 (sangat
lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat
suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga
menggunakan jasa BSM dengan faktor 5 adalah -0,077 (sangat
lemah karena jauh di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat
suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga
menggunakan jasa BSM dengan faktor 6 adalah +0,338 (lemah
karena di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat suku bunga
di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan
jasa BSM dengan faktor 7 adalah -0,097 (sangat lemah karena jauh
di bawah 0,5). Korelasi antara variabel tingkat suku bunga di bank-
120
bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
dengan faktor 8 adalah +0,068 (sangat lemah karena jauh di bawah
0,5).
28) Variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 1 adalah +0,680 (kuat karena di atas 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 2 adalah -0,101 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 3 adalah -0,214 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 4 adalah +0,129 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 5 adalah -0,105 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 6 adalah +0,238 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 7 adalah +0,253 (lemah karena di bawah 0,5).
Korelasi antara variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM
tinggi dengan faktor 8 adalah -0,233 (lemah karena di bawah 0,5).
Dikarenakan masih ada lima variabel yang belum jelas akan
dimasukkan ke dalam faktor yang mana, maka untuk lebih
memperjelasnya dilakukan proses rotasi agar semakin jelas
121
perbedaan antara variabel sehingga akan dimasukkan ke dalam
BSM sesuai dengan prinsip syariah .755 .096 -.070 .216 .052 .236 -.010 -.063 Saya mengetahui riba adalah haram .697 .082 .214 -.145 .007 -.113 -.146 -.014 Investasi bisnis di BSM baik dan halal .696 .040 -.028 .201 .126 .143 .082 .020 Di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik .691 .269 .099 -.028 .180 .061 .200 .244 Kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif .611 .195 -.010 .098 .260 -.122 .420 .078 Tingkat bagi hasil yang tinggi (basil) .048 .092 .111 .163 .204 .038 .862 .013 Fasilitas pelayanan BSM yang lengkap .110 .130 .069 .112 .733 .116 .315 .173 Banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM maupun ATM bersama)
.272 .140 .167 .221 .707 .182 -.008 .114
Kenyamanan interior ruangan .213 .159 .232 .554 .388 .068 .089 -.109 Lokasi BSM di tempat yang strategis .114 .097 .855 .133 .087 .136 .063 .022 Lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan .071 .151 .804 .008 .018 .194 .216 -.021 Lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan .089 .063 .797 .247 .172 .078 -.080 .155 Gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan -.059 .229 .432 .241 .551 .006 .097 -.227 Keramahan setiap karyawan BSM .286 .780 .066 .116 .123 .036 .079 .085 Setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi .060 .777 .113 .116 .076 -.082 -.132 -.113 Adanya kesabaran yang tinggi setiap karyawan .260 .770 -.023 .001 .167 .041 .121 .187 Kemudahan berkomunikasi kepada karyawan -.075 .751 .224 .042 .025 .040 .256 .138 Promosi yang dilakukan BSM sudah baik .255 .059 -.128 -.117 .529 .190 .086 .619 Terdapatnya promosi melalui personal selling .143 .131 .076 .083 .027 .108 .022 .839 Adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,ulama,dll)
-.128 .277 .159 -.003 .005 .356 .405 .435
Nama BSM sudah terkenal dan terpercaya .050 .037 .089 .672 .188 .140 .150 .017 BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak perusahaan bank mandiri
.047 -.021 .121 .635 .165 -.022 .248 .367
Adanya dorongan dari pihak keluarga untuk menggunakan jasa BSM
.120 .046 .175 .079 .157 .864 .046 .102
Adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM .090 -.080 .181 .103 .100 .880 .084 .104 Sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi .291 .164 .108 .732 -.086 .037 -.026 -.085 Transaksi di BSM lebih mudah .676 .062 .174 .393 .027 .127 .023 .158 Tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM
.492 -.016 .093 .144 .041 -.072 .374 .298
Tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi .400 .128 .056 .208 .079 .345 .605 .087 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 7 iterations. Sumber: Hasil Output SPSS
123
Component matrix hasil dari proses rotasi (Rotated Component
Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan
nyata. Terlihat sekarang faktor loadings yang dulunya kecil
semakin diperkecil, dan faktor loading yang besar semakin
diperbesar. Selanjutnya akan ditempatkan dimana suatu variabel
dilihat dari hasil tabel 4.39 di atas.
1) Variabel BSM sesuai dengan prinsip syariah, variabel ini
masuk ke dalam faktor 1, karena faktor loading dengan faktor
1 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,755.
2) Variabel saya mengetahui riba adalah haram, variabel ini
masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading dengan faktor
1 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,697.
3) Variabel investasi bisnis di BSM baik dan halal, variabel ini
masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading dengan faktor
1 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,696.
4) Variabel di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik,
variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena faktor loading
dengan faktor 1 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,691.
5) Variabel kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif,
variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena factor loading
dengan faktor 1 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,611.
124
6) Variabel tingkat bagi hasil yang tinggi (basil), variabel ini
masuk ke dalam faktor 7, karena factor loading dengan faktor
7 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,862.
7) Variabel fasilitas pelayanan BSM yang lengkap, variabel ini
masuk ke dalam faktor 5, karena factor loading dengan faktor
5 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,733.
8) Variabel banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM, maupun
ATM bersama), variabel ini masuk ke dalam faktor 5, karena
factor loading dengan faktor 5 paling besar dibanding faktor
lain yaitu 0,707.
9) Variabel kenyamanan interior ruangan, variabel ini masuk ke
dalam faktor 4, karena factor loading dengan faktor 4 paling
besar dibanding faktor lain yaitu 0,554.
10) Variabel lokasi BSM di tempat yang strategis, variabel ini
masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading dengan faktor
3 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,855.
11) Variabel lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan,
variabel ini masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading
dengan faktor 3 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,804.
12) Variabel lokasi BSM mudah dijangkau/ditemukan, variabel ini
masuk ke dalam faktor 3, karena factor loading dengan faktor
3 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,797.
125
13) Variabel gedung BSM menarik, nyaman, dan menyenangkan,
variabel ini masuk ke dalam faktor 5, karena factor loading
dengan faktor 5 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,551.
14) Variabel keramahan setiap karyawan BSM, variabel ini masuk
ke dalam faktor 2, karena factor loading dengan faktor 2 paling
besar dibanding faktor lain yaitu 0,780.
15) Variabel setiap karyawan BSM berpenampilan bersih dan rapi,
variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading
dengan faktor 2 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,777.
16) Variabel adanya kesabaran yang tinggi setiap karyawan,
variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading
dengan faktor 2 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,770.
17) Variabel kemudahan berkomunikasi kepada karyawan,
variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena factor loading
dengan faktor 2 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,751.
18) Variabel promosi yang dilakukan BSM sudah baik, variabel ini
masuk ke dalam faktor 8, karena factor loading dengan faktor
8 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,619.
19) Variabel terdapatnya promosi melalui personal selling, variabel
ini masuk ke dalam faktor 8, karena factor loading dengan
faktor 8 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,839.
126
20) Variabel adanya sosialisasi dari pihak lain (seperti guru,
ulama,dll), variabel masuk ke dalam faktor 8, karena factor
loading dengan faktor 8 dibanding faktor lainnya yaitu 0,431.
21) Variabel nama BSM sudah terkenal dan terpercaya, variabel
ini masuk ke dalam faktor 4, karena factor loading dengan
faktor 4 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,672.
22) Variabel BSM merupakan bank syariah terbesar dan anak
perusahaan bank mandiri, variabel ini masuk ke dalam faktor
4, karena factor loading dengan faktor 4 paling besar
dibanding faktor lain yaitu 0,635.
23) Variabel adanya dorongan dari pihak keluarga untuk
menggunakan jasa BSM, variabel ini masuk ke dalam faktor 6,
karena factor loading dengan faktor 6 paling besar dibanding
faktor lain yaitu 0,864.
24) Variabel adanya informasi dari pihak keluarga tentang BSM,
variabel ini masuk ke dalam faktor 6, karena factor loading
dengan faktor 6 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,880
25) Variabel sistem transaksi di BSM sudah terkommputerisasi,
variabel ini masuk ke dalam faktor 4, karena factor loading
dengan faktor 4 paling besar dibanding faktor lain yaitu 0,732.
26) Variabel transaksi di BSM lebih mudah, variabel ini masuk ke
dalam faktor 1, karena factor loading dengan faktor 1 paling
besar dibanding faktor lain yaitu 0,676.
127
27) Variabel tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi
(naik), sehingga menggunakan jasa BSM, variabel ini masuk
ke dalam faktor 1, karena factor loading dengan faktor 1 paling
besar dibanding faktor lain yaitu 0,492.
28) Variabel tingkat pengembalian keuntungan di BSM tinggi,
variabel ini masuk ke dalam faktor 6, karena factor loading ade
fauzan dengan faktor 6 paling besar dibanding faktor lain yaitu
0,605.
Dengan demikian keduapuluh delapan variabel telah direduksi
menjadi delapan faktor, yaitu:
1) Faktor 1 terdiri dari variabel, BSM sesuai dengan prinsip
syariah, saya mengetahui riba adalah haram, investasi di BSM
baik dan halal, di BSM terdapat produk yang beragam dan
menarik, kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif,
transaksi di BSM lebih mudah, tingkat suku bunga di bank-
bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa
BSM.
2) Faktor 2 terdiri dari variabel, keramahan setiap karyawan,
setiap karyawan berpernampilan bersih dan rapi, adanya
kesabaran yang tinggi setiap karyawan, kemudahan
berkomunikasi kepada setiap karyawan.
128
3) Faktor 3 terdiri atas varibel, lokasi BSM berada di tempat yang
strategis, lokasi BSM berada di tempat yang aman/tidak rawan,
lokasi BSM yang mudah dijangkau/ditemukan.
4) Faktor 4 terdiri dari variabel, kenyamanan interior ruangan,
nama BSM sudah terkenal dan terpercaya, BSM merupakan
bank syariah terbesar dan merupakan anak perusahaan bank
mandiri, sistem transaksi di BSM sudah terkomputerisasi.
5) Faktor 5 terdiri dari variabel, fasilitas pelayanan BSM yang
lengkap, banyaknya jaringan ATM (baik ATM BSM, maupun
ATM bersama), gedung BSM menarik nyaman dan
menyenangkan.
6) Faktor 6 terdiri dari variabel, adanya dorongan dari pihak
keluarga untuk menggunakan jasa BSM, adanya informasi dari
pihak keluarga tentang BSM, tingkat pengembalian
keuntungan di BSM tinggi.
7) Faktor 7 terdiri dari dari variabel, tingkat bagi hasil yang
tinggi.
8) Faktor 8 terdiri atas variabel, promosi yang dilakukan BSM
sudah baik, terdapatnya promosi melalui personal selling,
sosialisasi dari pihak lain (seperti guru, ulama,dll).