Peranan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Siswa MA Miftahussalam Megang Sakti III A. LATAR BELAKANG Setiap manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT diharapkan dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari sebagai manifestasi ibadah kepada Allah, hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam al Qur’an surat adz Dzariat ayat 56 yang artinya : “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. 1 Pendidikan Islam khususnya pendidikan yang menyangkut keyakinan dan budi pekerti (akhlaq) sangat penting dalam kehidupan anak, seperti yang dikemukakan oleh Arifin, sebagai berikut : “Untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT disamping memiliki pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam”. 2 Islam sebagai agama yang universal sudah barang tentu mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari 1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1989, hlm. 862. 2 Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang Jakarta, 1976, hlm. 15. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Peranan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Siswa MA Miftahussalam Megang Sakti III
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT diharapkan dapat menjalankan
dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari sebagai
manifestasi ibadah kepada Allah, hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam al Qur’an
surat adz Dzariat ayat 56 yang artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.1
Pendidikan Islam khususnya pendidikan yang menyangkut keyakinan dan budi
pekerti (akhlaq) sangat penting dalam kehidupan anak, seperti yang dikemukakan
oleh Arifin, sebagai berikut :
“Untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT
disamping memiliki pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan
mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkah laku
berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam”.2
Islam sebagai agama yang universal sudah barang tentu mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari ibadah, kehidupan sosial, sampai ketingkat perilaku
(ahlak). Karena itu agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak,
sehingga pembentukan pribadi akan membawa pertumbuhan dan perkembangan anak
berjalan baik. Anak memerlukan pendidikan dengan persyaratan, pengawasan, dan
pemeliharaan yang terus menerus sebagai pelatihan dasar dalam pembentukan
kebiasaan dan sikap agar memiliki kemungkinanan untuk berkembang secara wajar
dalam kehidupan dimasa mendatang.
1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1989, hlm. 862.2 Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang Jakarta, 1976, hlm. 15.
1
Setiap orang Islam pada hakekatnya adalah insan agama yang bercita-cita,
berfikir, beramal untuk hidup di akhirat kelak berdasarkan atas petunjuk dari wahyu
Allah melalui Rasulallah, kecenderungan hidup beragama ini merupakan ruhnya
agama yang benar yang dalam perkembangannya dipimpin oleh ajaran Islam yang
murni, bersumber pada kitab suci yang menjelaskan dan menerangkan tentang
perkara benar (haq). Tugas kewajiban manusia untuk mengikuti yang benar, menjauhi
yang batil yang kesemuanya telah diwujudkan dalam syariat agama yang berdasarkan
nilai mutlak dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh Allah yang tak berubah
menurut selera nafsu manusia. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam penuh dengan
nilai rohaniah Islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat, tujuan ini
difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syari’at
Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat pada Allah.
Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan untuk melatih anak didiknya yang
sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, dan pendekatanya dalam
segala jenis pengetahuan banyak dipengaruhi oleh nilainilai spiritual dan sangat sadar
akan nilai etika Islam.
Agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak, sehingga
pembentukan pribadi anak membaur sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak
memerlukan pendidikan dengan persyaratan-persyaratan tertentu dan pengawasan
serta pemeliharaan yang terus-menerus sehingga pelatihan dasar dalam pembentukan
kebiasaan dan sikap memiliki kemungkinan untuk berkembang secara wajar dalam
kehidupan dimasa mendatang. Untuk membina agar anak mempunyai sifat terpuji,
tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu
membiasakannya untuk melakukan yang terbaik dan diharapkan nantinya akan
mempunyai sifat-sifat terpuji dan bisa menjauhi sifat yang tercela. Latihan-latihan
beragama yang menyangkut seperti ibadah shalat berjama’ah, puasa, zakat, do’a-do’a
dan menghafal surat pendek harus dibiasakan sejak kecil agar nantinya bisa
merasakan manisnya beribadah.
2
Dalam melaksanakan pendidikan Islam, peran pendidik sangat penting dalam
proses pendidikan, karena dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah
pendidikan tersebut. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati
orang-orang yang berilmu pengetahuan yang bertugas sebagai pendidik, pendidik
mempunyai tugas yang mulia sehingga Islam memandang pendidik mempunyai
derajat yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang tidak berilmu dan orang-orang
yang bukan sebagai pendidik, tetapi disamping itu orang-orang yang berilmu tidak
boleh menyembunyikan atau menyimpan ilmu-ilmu yang dimilikinya.
Penghormatan dan penghargaan Islam terhadap orang-orang yang berilmu itu terbukti
di dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang artinya:
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
diantara kamu semua dengan beberapa derajat. Sesungguhnya Allah mengetahui
dengan apa yang kamu kerjakan”.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat dalam masyarakat,
kewibawaanlah yang menyebabkan guru itu dihormati sehingga masyarakat tidak
meragukan figurnya, masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik mereka
agar menjadi orang yang bisa bersifat mulia baik untuk dirinya maupun untuk orang
lain. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru mempunyai kelebihan yang tak dapat
dimiliki oleh sembarang orang.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan
pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima atau menggunakannya
secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi
ini patut dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang memberatkan sehinggga dengan
ketrampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran. Sebagai
teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan oleh guru akan mendapatkan
sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian
3
integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab
untuk diteladani.
B. RUMUSAN MASALAH
Keterangan panjang lebar dari latar belakang diatas melahirkan beberapa rumusan
masalah dibawah ini :
1. Bagaimana upaya guru PAI dalam membentuk Karakter siswa di MA
Miftahussalam Megang Sakti III?
2. Apa problematika yang dihadapi guru PAI dalam membentuk karakter siswa
di MA Miftahussalam Megang Sakti III?
3. Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi problematika yang dihadapi
dalam membina membentuk karakter siswa di MA Miftahussalam Megang
Sakti III?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
membentuk karakter siswa di MA Miftahussalam Megang Sakti III.
b. Ingin mengetahui problematika yang dihadapi guru PAI dalam membentuk
karakter siswa di MA Miftahussalam Megang Sakti III.
c. Ingin mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi problematika yang
dihadapi dalam membentuk karakter siswa di MA Miftahussalam Megang
Sakti III
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah:
4
a. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
membentuk karakter siswa di MA Miftahussalam Megang Sakti III.
b. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru PAI dalam membentuk
karakter siswa di MA Miftahussalam Megang Sakti III.
c. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi problematika yang
dihadapi dalam membentuk karakter siswa di MA Miftahussalam Megang
Sakti III.
d. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata satu
(S.1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam pada STAI
Al Azhar Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
D. KERANGKA TEORI
Proses belajar dan hasil belajar peserta didik bukanlah ditentukan oleh sekolah,
pola struktur, kurikulum, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh semangat guru
dalam mentransfer nilai nilai kemulyaan kepada siswa. Dalam pendidikan agama
islam yang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang siswa adalah dilihat dari ahlaq
atau karakter seorang sisiwa itu sendiri sehingga selain dapat mengetahui wawasan
iptek ia juga berwawasan imtaq
Sebagai upaya menciptakan peserta didik agar memiliki akhlaq yang baik,
terlebih dahulu harus dimulai dari guru itu sendiri dengan memiliki pribadi yang baik,
hal sebagaimana dikatakan oleh Zakiah Daradjat, bahwa :
"Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampilan lain dari
kepribadiannya. Bagi anak didik guru adalah contoh tauladan yang sangat penting
dalam pertumbuhannya, guru adalah orang yang pertama sesudah orang tua,yang
mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik kalaulah tingkah laku atau akhlak
guru tidak baik, pada umumnya akhlak anak didik akan rusak olehnya, karena anak
akan mudah terpengaruh oleh orang yang dikaguminya".3
3 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hlm. 18.
5
Perhatian Guru dalam mendidik dan membina kehidupan beragama di sekolah
memberikan pengaruh positif dalam pembentukan akhlak remaja, Guru Islam
memiliki peranan penting dalam pembentukan akhlak remaja, karena Guru adalah
sebagai sosok insan yang berwibawa dan dihormati oleh anak. Pentingnya bimbingan
agama di sekolah, dikemukakan Sudarsono bahwa : “Didikan agama yang diterima
oleh anak sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya karena akan menjadi landasan
dalam berbuat dan bertindak dalam pergaulannya, terlebih lagi jika ditambah dengan
pengawasan dan pembinaan dari guru secara teratur dan kontinyu”.4
Selain bimbingan agama di sekolah juga diperlukan proses belajar agama di luar
rumah tangga atau di lingkungan masyarakat melalui didikan agama Islam secara non
formal agar anak-anak bergaul dengan orang-orang di masyarakat yang mengandung
sifat positif dalam bidang keagamaan. Sebab bila tidak diarahkan akan
mengakibatkan pengaruh buruk bagi anak. Zuhairini menjelaskan bahwa “pengaruh
teman sebaya sangat kuat dan sangat cepat kepada akal dan akhlak anak-anak
sehingga masa depan anak sangat tergantung dari pengaruh yang timbul dari
lingkungan teman sebaya”.5
Dari pendapat di atas, bahwa pengarahan kepada anak perlu diberikan oleh Guru
agar mereka aktif belajar agama terutama di luar lingkungan sekolah serta tidak
berbuat buruk. Zakiah Daradjat menyatakan : Guru hendaknya membimbing anaknya
ke arah hidup sesuai dengan ajaran agama, sehingga anak akan terbiasa hidup sesuai
dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama, kebiasaan yang tertanam sejak kecil
itu merupakan bibit dari unsur-unsur kepribadian yang akan bertumbuh dan akan
menjadi pengendali akhlaknya dikemudian hari.6
4 Zakiah Daradja…. 1982, hlm. 18.
5 Zuhairini, dkk,Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya,1981,hlm.33.6 Zakiah Daradjat… 1976, hlm. 47.
6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaanya
(mata pencaharianya, profesinya) mengajar. Secara etimologi “Guru berarti orang
yang pekerjaannya mengajar”. Dalam pandangan Hadari Nawawi, “Guru adalah
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
jawab serta membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Menurut M. Athiyah al-Abrasyi, guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi
seorang murid, yang memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan ahklak dan
membenarkannya, maka menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak-anak
kita, dengan guru itulah mereka hidup berkembang.
Nursed Sumaatmadja, mengemukakan bahwa “Pendidikan diartikan sebagai
proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan”.
Sementara itu, ketika kita komparasikan dengan pendidikan Islam maka, banyak
sekali yang mendefinisikan PAI, antara lain dalam bukunya Tayar Yusuf
menyebutkan bahwa PAI adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan
pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar
kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT.
Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keagamaan subyek didik agar lebih mampu
memahami, menghayati, serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implikasi dari
pengertian ini, bahwa pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan
bahwa pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan
agama dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain. Hal itu lebih lanjut,
Pendidikan Agama harus sudah dilaksanakan sejak dini melalui pendidikan keluarga,
sebelum anak memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain.
Menurut Abdul Majid, PAI adalah :
7
“Usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa”.
Sedangkan menurut Armai Arif, pendidikan agama Islam sebagai suatu sistem
yang memungkinkan seseorang (siswa) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
dengan ideologi Islam. Artinya bahwa seorang anak (siswa) harus benar-benar
menjalankan apa yang diperbuat menurut aturan yang sudah ditetapkan oleh ajaran
agama.
Dari berbagai definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa, PAI adalah
bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik dalam
masa perkembangan, agar memiliki kepribadian yang mampu meyakini, memahami,
menghayati, serta mengamalkan ajaranajaran Islam, dan menjadikannya sebagai
pedoman hidup, dan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk kembali
menghidupkan belajar dengan kepercayaan diri, penanaman akhlak yang baik, serta
mativasi yang tinggi untuk menghadapi zaman yang terus berubah karena
perkembangan ilmu pengetahuan. Jika guru dapat meningkatkan keprofesionalannya
maka pendidikan akan bisa ditingkatkan kualitasnya.
Tujuan pendidikan juga termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, Nomor 20 Tahun 2003, yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peseerta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Namun, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan diatas perlu
adanya pengintegrasian seluruh komponen pendidikan, dimana antara komponen
8
yang satu dan yang lainya berkaitan. Abudin Nata, mengemukakan tentang
komponen yang terdapat dalam pendidikan antara lain komponen kurikulum, guru,
metode, sarana prasarana, dan evaluasi.
Adapun tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut:
a. Menurut Athiyah Al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam meliputi:
a) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia
b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keingintahuan
dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
d) Mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.
b. Menurut M.Djunaidi Dhany, tujuan pendidikan mencakup:
a) Pembinaan kepribadian siswa yang sempurna, meliputi: pendidikan harus
mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan serta akal.Peningkatan
moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan kepercayaan anak terhadap
agama dan kepada Tuhan.
b) Mengembangkan Intelegensi anak secara efektif agar mereka siap untuk
mewujudkan kebahagiaan di masa mendatang.
Menurut Depdiknas guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus
diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi
mengembangkan agama, kebudayaan, dan keilmuan. Pendidikan Agama Islam adalah
usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai ajaran hidup (way of life).
1. Karakter
9
Karakter dapat kami artikan sebuah ahlaq Dilihat dari segi bahasa (etimologi),
perkataan akhlaq adalah jamak dari kata khuluk yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.7
Didalam Ensiklopedi Indonesia dinyatakan bahwa karakter / watak adalah
keseluruhan aspek perasaan dan kemauan menampak ke luar sebagai kebiasaan, pada
cara bereaksi terhadap dunia luar, dan pada ideal-ideal yang diidam-idamkannya.
Karakter seseorang berdasarkan insting, bakat, kemauan dan bakat perasaan orang
yang bersangkutan. Bagimana akhirnya karakter terbentuk tergantung pada
pengalaman.
2. Siswa/Peserta Didik
Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (4) bahwa peserta
didik/siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. MA Mifahussalam Megang Sakti III / Sekolah
Menurut Zakiah Darajat, “Sekolah adalah lembaga pendidikan yang
melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan
terencana”. Sekolah yang dimaksudkan disini adalah MA Mifahussalam Megang
Sakti III yang beralamat di Jalan Poros Megang Sakti III Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan.
4. Peran Guru dalam Membentuk karakter /Akhlaq
Perhatian Guru dalam mendidik dan membina kehidupan beragama di sekolah
memberikan pengaruh positif dalam pembentukan akhlak remaja, Guru Islam