Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah yang memiliki seismisitas tinggi, dengan kata lain daerah yang sangat sering terjadi gempa. Terlebih-lebih empat tahun yang lalu di Indonesia sering terjadi gempa bumi dengan skala yang relatif tinggi. Gempa bumi adalah suatu fenomena bencana alam yang terjadi ketika dua blok dari bumi bergeser satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang dihasilkan akibat adanya hubungan dengan pergeseran dua blok yang sebelumnya berdekatan satu sama lain. Sebagian besar gempa yang ada di Indonesia terjadi di zona subduksi, baik gempa dangkal, gempa menengah, dan gempa dalam.Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak pada 111,0’ – 114,4’ Bujur Timur 7,12’ – 8,48’ Lintang Selatan. Di Jawa Timur terdapat berbagai sesar yang dapat menyebabkan terjadinya gempa. Fisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Di jurusan Fisika Universitas Brawijaya terdiri dari beberapa bidang keilmuan yang dinamakan Kelompok Bidang Minat (KBM) dan salah satunya adalah kelompok bidang minat geofisika, yang merupakan bagian dari ilmu yangmempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika Proposal Kuliah Kerja Lapang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 1
32

Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Jan 20, 2016

Download

Documents

alparisyi

contoh proposal praktek kerja lapang di bmkg.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah yang memiliki seismisitas tinggi, dengan kata lain

daerah yang sangat sering terjadi gempa. Terlebih-lebih empat tahun yang lalu di

Indonesia sering terjadi gempa bumi dengan skala yang relatif tinggi. Gempa bumi

adalah suatu fenomena bencana alam yang terjadi ketika dua blok dari bumi bergeser

satu sama lain. Gempa tektonik adalah gempa yang dihasilkan akibat adanya hubungan

dengan pergeseran dua blok yang sebelumnya berdekatan satu sama lain. Sebagian besar

gempa yang ada di Indonesia terjadi di zona subduksi, baik gempa dangkal, gempa

menengah, dan gempa dalam.Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang ada di

Indonesia yang terletak pada 111,0’ – 114,4’ Bujur Timur 7,12’ – 8,48’ Lintang Selatan.

Di Jawa Timur terdapat berbagai sesar yang dapat menyebabkan terjadinya gempa.

Fisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam yang

terjadi di sekitar kita. Di jurusan Fisika Universitas Brawijaya terdiri dari beberapa

bidang keilmuan yang dinamakan Kelompok Bidang Minat (KBM) dan salah satunya

adalah kelompok bidang minat geofisika, yang merupakan bagian dari ilmu

yangmempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya

termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian

geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran

di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di

dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di

bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

Untuk menghasilkan hasil optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dibutuhkan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan baik secara

teoritis maupun aplikatif. Sehingga tujuan dari suatu perguruan tinggi akan terpenuhi,

yaitu menghasilkan lulusan yang berkompetensi di bidangnya masing-masing.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diadakanlah Kuliah Kerja Lapang (KKL).

Dengan adanya Kuliah Kerja Lapang ini, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan

ilmu yang telah didapat dari perkuliahan dan dapat menyesuaikan kondisi nyata dunia

kerja sehingga dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 1

Page 2: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Berdasarkan hal diatas, maka saya telah memilih untuk melakukan Kuliah Kerja

Lapang (KKL) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tretes. Dengan adanya

hal ini diharapkan dapat memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam

bidang yang saya tekuni, yaitu tentang ilmu kebumian atau geofisika.

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapang

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Kuliah Kerja Lapang ini adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan

serta kemampuan untuk diaplikasikan dalam kerja praktek serta pengembangan

wawasan mahasiswa yang tidak diperoleh dalam perkuliahan.

2. Memberikan mahasiswa pengalaman dalam praktek kerja sebagai upaya

mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja.

3. Mempelajari metode serta teknik dari pengolahan data seismik.

4. Memenuhi salahsatu mata kuliah wajib yang telah diprogramkan bagi mahasiswa di

Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.

1.3 Manfaat

Manfaat yang didapat dari Kuliah Kerja Lapang ini adalah:

1. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri di Indonesia

maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan oleh pihak-pihak

yang memerlukan.

2. Bagi Perusahaan

a. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama Kuliah Kerja Lapang dapat

menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan

perusahaan di masa yang akan datang.

b. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria yang dibutuhkan oleh

perusahaan yang bersangkutan.

3. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada

dalam dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang

telah didapat dalam dunia kerja.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 2

Page 3: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

b. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri

di lingkungan kerja di masa mendatang.

c. Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang telah diterima dibangku kuliah

melalui kenyataan yang ada di lapangan.      

d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang terdidik

untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerjanya.   

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 3

Page 4: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik pada gambar 2.1, permukaan bumi terpecah

menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak

bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka

lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah

perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi

tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan

dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu:

Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor

Spreading).

Gambar 2.1 Lempeng Tektonik Dunia

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 4

Page 5: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Pada gambar 2.2 menunjukan lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan

batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di

bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini

sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat

bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran

konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di

atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu

lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling

menjauhi (spreading), saling mendekati (collision) dan saling geser (transform).

Gambar 2.2 Lapisan Bumi

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi,

saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak

dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,

gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang

berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi

kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai

gempa bumi (Santoso, 2002).

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 5

Page 6: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

2.2 Pengertian Gempa Bumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam

bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-

lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang

gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi (Santoso,

2002).

2.3 Proses Gempa Bumi

Terjadinya gempa dapat dijelaskan karena “patah”, atau karena adanya patahan

(disebut juga fault atau biasa disebut juga “sesar” oleh para geologist).  Pada patahan ini

yang patah adalah batuan, batuan yang berlapis-lapis yang menyusun permukaan bumi,

dapat berlapis dan dapat patah, bahkan sebelum patah dia terbengkokkan (folding) dulu.

Patahan terjadi dikarenakan batuan mengalami tekanan ataupun tarikan secara

terus-menerus.  Apabila elastisitas batuan sudah jenuh, maka batuan akan patah untuk

melepaskan energi dari tekanan dan tarikan tersebut.  Disaat menerima tekanan batuan

akan terbengkokkan, dan setelah melepaskan tekanannya batuan akan kembali ke

bentuknya semula, ini dikenal dengan “Elastic Rebound Theory”.

Subduction zone merupakan zona dimana bertemunya dua lempeng, maka

disitulah tempat yang mengalami tekanan secara terus menerus selama jutaan tahun yang

lalu sampai sekarang.  Pada saat energi tekanan semakin besar dan elastisitas batuannya

sudah jenuh maka dia akan patah untuk melepaskan energi tekanan tersebut. Subduction

zone gempa terjadi karena interaksi antara dua lempeng yang saling menekan sehingga

terakumulasi energi yang cukup besar, gempanya sendiri terjadi karena kondisi batuan

pada lempeng (crust) maupun/ataupun pada litosfer patah untuk melepaskan energi

tekanan yang sudah tertumpuk disana selama kurun waktu tertentu (Santoso, 2002).

2.4 Tipe Sesar

Ada tiga jenis patahan atau sesar, menurut mekanismenya, sesar naik (thrust fault

atau reverse fault), sesar mendatar atau sesar geser (strike slip), dan sesar normal (normal

fault).  Secara umum bisa dikatakan gempa terjadi ketika batuan patah, baik itu patah dan

naik, patah dan bergeser, maupun patah dan turun.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 6

Page 7: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

2.4.1 Sesar Turun( Normal Fault)

Padasesar ini blok atas bergerak turun ke bawah lebih rendah dari blok bawah

karena adanya gaya tarikan terjadi pada kedua blok tersebut seperti gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sesar Turun

2.4.2 Sesar Naik( Reverse Fault)

Padasesar ini blok atas naik bergerak naik ke atas lebih tinggi dari blok bawah

karena adanya gaya tekan yang terjadi pada kedua blok seperti gambar 2.4.

Gambar 2.4 Sesar Naik

2.4.3 Sesar Mendatar( Strike-Slip Fault)

Padasesar ini kedua blok sesar bergerak mendatar satu sama lain dengan

pergerakan searah jarum jam (right lateral) atau berlawanan (left lateral) seperti gambar

2.5 (Santoso, 2002).

Gambar 2.5 Sesar Mendatar

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 7

Page 8: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

2.5 Klasifikasi Gempa Bumi

2.5.1 Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Faktor Penyebabnya

Berdasarkan faktor penyebabnya gempa bumi diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

1. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau

perpindahan yang dikenal sebagai patahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-

tiba terjadi pada struktur bumi, yakni adanya tarikan atau tekanan. Pergeseran lapisan

bumi ada 2 macam yaitu vertikal dan horisontal.

2. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung

api atau letusan gunung api. Pada saat dapur magma bergejolak, ada energi yang

mendesak lapisan bumi.Energi yang mendesak lapisan bumi ada yang mampu

mengangkat lapis dan bumi sampai ke permukaan di sertai getaran. Gunung api yang

akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.

3. Gempa Bumi Runtuhan

Gempa bumi runtuhan (terban) adalah gempa bumi yang disebabkan runtuhnya

atap gua atau terowongan tambang di bawah tanah. Jika batuan pada atap rongga atau

pada dinding rongga mengalami pelapukan, maka rongga dapat runtuh karena tidak

mampu lagi menahan beban di atas rongga, runtuhnya gua dan terowongan yang besar

bisa mengakibatkan getaran yang kuat (Ibrahim, 2005).

2.5.2Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kekuatan Gempa

Berdasarkan kekuatan atau magnitude, gempa bumi dibedakan atas : (Ibrahim, 2005)

1. Gempa bumi sangat besar yaitu dengan magnitude lebih besar

dari 8 SR.

2. Gempa bumi besar yaitu dengan magnitude antara 6 hingga 7

SR.

3. Gempa bumi merusak yaitu dengan magnitude antara 5 hingga

6 SR.

4. Gempa bumi sedang yaitu dengan magnitude antara 4 hingga 5

SR.

5. Gempa bumi kecil yaitu dengan magnitude antara 3 hingga 4

SR.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 8

Page 9: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

6. Gempa bumi mikro yaitu dengan magnitude antara 1 hingga 3

SR.

7. Gempa bumi makro yaitu dengan magnitude lebih kecil dari 1

SR.

2.5.3 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman Gempa

Berdasarkan kedalam sumber ( h ), gempa bumi digolongkan atas:

1. Gempa bumi dalam (deep earthquake) h > 300 Km

Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Letaknya di Laut

Jawa, Laut Flores, dan Laut Sulawesi.

2. Gempa bumi menengah (intermediate earthquake) 66 h 300 Km

Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan

getarannya lebih terasa. Letaknya terbentang sepanjang Sumatera sebelah barat,

Jawa bagian selatan, dan Nusa Tenggara.

3. Gempa bumi dangkal (shallow earthquake) h 65 Km

Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Semakin dangkal

kedalaman gempa maka semakin tinggi tingkat bahaya yang ditimbulkan.Jenis

gempa ini letaknya terpencar di wilayah Indonesia (Ibrahim, 2005).

2.5.4 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Tipe Moginya

1. Tipe I : Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului

oleh gempa pendahuluan (fore shock).

2. Tipe II : Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa

pendahuluan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.

3. Tipe III : Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempa bumi

yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan

biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa

ini disebut tipe gempa swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti

gempa gunung Lawu pada tahun 1979 (Ibrahim, 2005).

2.6 Penyebaran Gempa

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 9

Page 10: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Sumber gempa bumi keberadaannya ada pada perbatasan lempeng tektonik dan

patahan-patahan aktif. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat aktif terhadap

gempa bumi karena terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dan satu lempeng

tektonik kecil. Ketiga lempeng tektonik ini adalah lempeng tektonik Indo-Autralia,

lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta lempeng kecil Filipina seperti yang ada pada

gambar 2.6.

Terdapat tiga jalur utama gempa bumi yang merupakan batas pertemuan dari

beberapa lempeng tektonik aktif :

1. Jalur gempa bumi Sirkum Pasifik

Jalur ini dimulai dari Cardilleras de Los Andes, Amerika Tengah, Mexico, Alaska,

Alautian, Islands, Kamchatka, Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Polynesia dan

berakhir di New Zeland.

2. Jalur gempa bumi Mediteran atau Trans Asiatic

Jalur ini dimulai dari Azorea, Mediteran ( Maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania),

Turki, Kaukakus, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatera,

Jawa, Nusa Tenggara, Dan Laut Banda), dan akhirnya bertemu dengan jalur Pasifik di

daerah Maluku.

3. Jalur gempa bumi Mid-Atlantik

Jalur ini mengikuti mid-atlantik ridge yaitu Spitsbergen, Iceland, dan Atlantik Selatan

Gambar 2.6 Lempeng Tektonik di Indonesia

Dari seluruh gempa bumi yangterjadi di jalur utama ini, 95% terjadi pada jalur

Sirkum Pasifik dan mediteran, 5% lagi terjadi di lantai samudera (Ismail, 1989).

2.7 Parameter Gempa Bumi

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 10

Page 11: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan informasi seismik berupa

rekaman sinyal berbentuk gelombang yang setelah melalui proses manual atau non

manual akan menjadi data bacaan fase (phase reading data). Informasi seismik

selanjutnya mengalami proses pengumpulan, pengolahan dan analisis sehingga menjadi

parameter gempa bumi. Parameter gempa bumi tersebut meliputi waktu kejadian gempa

bumi, lokasi episenter, kedalamam sumber gempa bumi, kekuatan gempa bumi, dan

intensitas gempa bumi (Ibrahim, 2005).

2.7.1 Waktu Kejadian Gempa Bumi (Origin Time)

Waktu kejadian gempa bumi (origin time) adalah waktu terlepasnya akumulasi

tegangan yang berbentuk penjalaran gelombang gempa bumi dan dinyatakan dalan hari,

tanggal, bulan, tahun, jam, menit, dan detik dalam satuan UTC (Universal Time

Coordinated) (Ibrahim, 2005).

2.7.2 Lokasi Episenter

Proyeksi hiposenter ke permukaan bumi disebut episenter. Lokasi episenter dibuat

dalam sistem koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan

dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur (Ibrahim, 2005).

2.7.3 Kedalaman Sumber Gempa Bumi

Fokus gempa bumi atau hiposenter didefinisikan sebagai lokasi pusat gempa bumi

yang merupakan awal pelepasan energi yang merambatkan gelombang atau getaran.

Kedalaman sumber gempa bumi (depth) adalah jarak hiposenter yang dihitung tegak lurus

dari permukaan bumi.Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan Km

(Ibrahim, 2005).

2.7.4 Kekuatan Gempa (Magnitude)

Kekuatan gempa atau magnitude adalah ukuran kekuatan gempa bumi

menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempa bumi terjadi dan

merupakan hasil pengamatan seismograf. Magnitude menggunakan Skala Richter (SR).

Konsep magnitude gempa bumi skala kekuatan relatif hasil dari pengukuran fase

amplitude dikemukakan pertama kali oleh K. Wadati dan C. Richter sekitar Tahun 1930

Kekuatan gempa bumi dinyatakan dengan besaran magnitude dalam skala

logaritma berbasis 10. Suatu harga magnitude diperoleh sebagai hasil analisis tipe

gelombang seismik tertentu berupa rekaman getaran tanah yang tercatat paling besar

dengan memperhitungkan koreksi jarak stasiun ke episenter.

Terdapat empat jenis magnitude yang digunakan yaitu :

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 11

Page 12: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

1. Magnitude Lokal

Magnitude lokal pertama kali diperkenalkan oleh Richter diawal tahun 1930-an

dengan menggunakan data kejadian gempa bumi di daerah California yang direkam

oleh seismograf Woods-Anderson. Menurutnya dengan mengetahui jarak episenter ke

seismograf maka dapat ketahui besarnya dapat dilakukan pendekatan untuk

mengetahui besarnya gempa bumi yang terjadi. Mangnitude lokal mempunyai rumus

empiris sebagai mana ditunjukkan pada persamaan (1) :

……………………………...(1)

Dimana :

= amplitude getaran tanah (μm)

= jarak stasiun pencatat ke sumber gempa bumi (Km) dengan Δ 600 Km

2. Magnitude Body ( )

Magnitude body didefinisikan bedasarakan catatan amplitude dari gelmombang P

yang menjalar melalui bagian dalam bumi. Secara umum dirumuskan pada persamaan

(2):

…………………...........................(2)

Dimana :

= amplitude getaran tanah (μm)

= periode getaran ( detik )

= koreksi jarak Δ dan kedalaman h yang didapat dari pendekatan empiris

3. Magnitude Permukaan ( )

Magnitude permukaan didapatkan sebagai hasil pengukuran terhadap gelombang

permukaan.Untuk jarak Δ > 600 Km seismogram periode panjang dan gempa bumi

dangkal didominasi oleh gelombang permukaan. Gelombang ini biasanya mempunyai

periode sekitar 20 detik.Amplitude gelombang permukaan sangat tergantung pada

jarak Δ dan kedalaman sumber gempa h. Gempa bumi dalam tidak menghasilkan

gelombang permukaan karena itu persamaan MS tidak memerlukan koreksi

kedalaman. Secara umum dirumuskan pada persamaan (3):

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 12

Page 13: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

...……………..………………….(3)

Dimana:

= amplitude maksimum dari pergeseran tanah horizontal pada periode 20 detik,

Δ= jarak (Km)

= koefisien dan konstanta yang didapat dengan pendekatan empiris

4. Magnitude Momen (MW)

Magnitude momen merupakan suatu tipe magnitude yang berkaitan dengan

momen seismik namun tidak bergantung pada besarnya magnitude permukaan. Secara

umum dirumuskan pada persamaan (4):

……………………………….(4)

Dimana:

= Magnitude momen

= momen seismik

Meskipun dapat menyatakan jumlah energi yang dilepaskan di sumber gempa

bumi dengan lebih akurat namun pengukuran magnitude momen lebih komplek

dibanding pengukuran magnitude , dan . Karena itu peggunaannya juga

lebih sedikit disbandingkan ketiga magnitude lainnya (Lay and Wallace, 1995).

2.7.5 Intensitas Gempa

Sebelum mampu mengukur magnitudo gempa, besarnya gempa hanya dinyatakan

berdasarkan efek yang diberikan kepada manusia, alam, struktur bangunan buatan

manusia dan reaksi hewan. Besarnya gempa yang ditentukan melalui observasi semacan

ini dinamakan dengan intensitas gempa. Skala intensitas pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1883 oleh seismologis Italia M.S. Rossi dan ilmuwan Swiss F. A. Forel yang

dikenal dengan skala Rossi-Forel. Pada tahun 1902 Mercalli mengembangkan skala

tersebut.Lalu pada tahun 1931, seismologis Amerika H.O. Wood dan Frank Neuman

mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk kondisi di California, dan

menghasilkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI).

Tabel 2.1 Intensitas Gempa Berdasarkan Skala MMI (Santoso, 2002)

Skala Deskripsi Nilai PGA Keterangan

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 13

Page 14: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

I

Tidak terasa. < 0.001875 g

atau

(0.00-1.84)gal

Aman

II

Terasa hanya oleh orang dalam

keadaan istirahat, terutama di tingkat-

tingkat atas bangunan atau ditempat-

tempat yang tinggi.

(0.001875-0.0037)g

atau

(1.84-3.63) gal

Aman

III

Terasa di dalam rumah, tetapi banyak

yang tidak meyangka kalau ada

gempa bumi. Getaran terasa seprti ada

truk kecil yang lewat.

(0.0037-0.010) g

Atau

(3.68-9.80) gal

Ambang aman untuk

bangunan tidak

berstruktur

IV

Terasa di dalam rumah seperti ada

truk lewat atau terasa seperti ada

barang berat yang menabrak dinding

rumah. Barang-barang yang

bergantung bergiyang-goyang,

jendela dan pintu berderik, barang

pecah belah pecah, gelas

gemerincing, dinding dan rangka

rumah berbunyi.

(0.015-0.02) g

Atau

(14.17-19.60)gal

Aman untuk

bangunan

bestruktur, tak aman

untuk bangunan

tidak berstruktur

V

Dapat dirasakan di luar rumah. Orang

tidur terbangun, cairan tampak

bergerak-gerak dan tumpah sedikti.

Barang perhiasan rumah yang kecil

dan tidak stabil bergerak akan jatuh.

Pintu-pintu terbuka tertutup, pigura-

pigura dinding bergerak, lonceng

bandul berhenti atau mati atau tidak

cocok jalannya.

(0.030-0.04) g

Atau

(29.40-39.20) gal

Aman untuk

bangunan

bestruktur, tak aman

untuk bangunan

tidak berstruktur

VI Terasa oleh semua orang. Banyak

orang lari ke luar karena terkejut.

Orang yang sedang berjalan kaki

terganggu. Jendela bergetar, gerabah,

barang pecah-belah pecah, barang-

barang kecil dan buku jatuh dari

(0.06-0.07) g

Atau

(58.80-68.60)gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 14

Page 15: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

raknya, gambar-gambar jatuh dari

dinding. Mebel-mebel bergerak atau

berputar. Plester dinding yang lemah

pecah-pecah. Lonceng-lonceng gereja

berbunyi, pohon-pohon terlihat

bergoyang.

VII

Dapat dirasakan oleh sopir yang

sedang mengemudikan mobil. Orang

yang sedang berjalan kaki sulit untuk

berjalan kaki dengan baik, cerobong

asap yang lemah pecah. Langit-lamgit

dan bagian-bagian konstruksi pada

tempat yang tinggi rusak. Barang

pecah-belah pecah. Tembok yang

tidak kuat pecah, plester tembok dan

batu-batu tembok yang tak terikat

kuat jatuh. Terjadi sedikit pergeseran

dan lekukan-lekukan pada timbunan

pasir dan batu kerikil. Air menjadi

keruh, lonceng-lonceng besar

berbunyi, selokan irigasi rusak.

(0.10-0.15) g

Atau

(98-147) gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

VIII

Mengemudi mobil terganggu. Terjadi

kerusakan pada bangunan-bangunan

yang kuat karena bagian-bagian yang

runtuh. Kerusakan terjadi pada

tembok-tembok yang dibuat tahan

terhadap getaran-getaran horisontal

dan beberapa bagian tembok runtuh.

Cerobong asap, monumen,menara dan

tangki air yang berada diatas berputar

dan jatuh. Rangka rumah berpindah

dari fondasinya. Dinding yang tak

terikatbaik jatuh atau terlempar.

Ranting pohon patah dari dahannya.

(0.25-0.30) g

Atau

(245-294) gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

IX Publik mejadi panik. Bangunan yang

tak kuat hancur. Bangunan yang kuat

(0.50-0.55) g

Atau

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 15

Page 16: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

mengalami kerusakan berat. Fondasi

dan rangka bangunan rusak. Pipa

dalam tanah putuh. Tanah merekah.

Di daerah aluvium pasir dan lumpur

keluar dari dalam tanah.

(490-539) gal dan bangunan tidak

berstruktur

X

Pada umumnya semua tembok,

rangka rumah dan fondasi rusak.

Beberapa bangunan dari kayu yang

kuat dan jembatan-jembatan rusak.

Kerusakan berat terjadi pada

bendungan, tangggul dan tambak.

Terjadi tanah longsor yang besar. Air

dalam kolam, sungai dan danau

tumpah. Terjadi perpindahan tempat

secara horisontal di daerah pantai dan

daerah yang permukaan tanahnya

rata. Jalur kereta api menjadi sedikit

bengkok.

>0.60 g

Atau

>558 gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

XI

Hanya sedikit, kalaupun ada

bangunan dengan struktur batu yang

masih berdiri, jebatan rusak, timbul

celah besar di tanah, saluran pipa

bawah tanah sama sekali tidak

berfungsi, lapisan tanah anjlog ke

bawah tanah longsor pada tanah yang

lembek dan rel kereta api sangat

melengkung.

>0.60 g

Atau

>588 gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

XII

Terjadi kerusakan total, hancur sama

sekali, gelombang gempa bumi

tampak pada permukaan tanah,

pemandangan gelap dan benda-benda

terlempar ke udara.

>0.60 g

Atau

>588 gal

Tidak aman untuk

bangunan bestruktur

dan bangunan tidak

berstruktur

Keterangan:

1 g = 980 gal = 980 cm/s2

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 16

Page 17: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

2.8 Lokasi Gempa Bumi

Lokasi gempa didefinisikan oleh tiga koordinat ruang dan terjadinya gempa

(origin time). Dalam koordinat kartesian dinyatakan sebagai ( ) dan dalam

koordinat bola ( ). Hiposenter atau folus adalah titik di dalam bumi tempat

bermulanya gempa bumi yang dinyatakan dalam ( ) atau ( ). Waktu terjadinya

gempa adalah waktu pertama sekali terjadinya repture atau break di titik hiposenter yang

biasanya dalam waktu UTC atau waktu lokal. Penentuan lokasi gempa ini merupakan

masalah inversi dimana penentuannya dihitung dari data observasi. Kebanyakan data

yang digunakan adalah waktu tiba (arrival time) gelombang P atau S. Apabila waktu tiba

(arrival time) dikurangi waktu terjadi gempa (origin time) maka disebut waktu tempuh

(travel time) (Afnimar, 2009).

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah pada 1 – 30 Agustus

2012 (dengan tidak menutup kemungkinan dengan adanya penyesuaian jadwal dari pihak

instansi).

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Lokasi Kuliah Kerja Lapang ini akan di laksanakan di Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika Tretes Pasuruan di Jl.Sedap Malam, Prigen Pasuruan.

3.2 Metode Kegiatan

Kuliah Kerja Lapang merupakan suatu kegiatan studi lapangan yang mencakup

aktivitas (sesuai materi yang dipelajari) antara lain:

1. Pengenalan proses secara umum

2. Pengambilan data, yang meliputi observasi/pengamatan di lapangan, dan studi

literatur.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 17

Page 18: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

3. Pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan perusahaan selama Kuliah Kerja Lapang.

4. Penulisan laporan.

3.3 Bidang yang Diminati

Bidang yang diminati dalam Kuliah Kerja Lapangan ini adalah tentang data

gempa bumi dari seismogram yang kemudian diolah menggunakan software yang

mendukung dan menganalisa parameter gempa.

3.4 Mahasiswa Pelaksana

Nama : Nella Fernania

NIM : 0910933018

Bidang Minat : Geofisika

Jurusan : Fisika

Fakultas : MIPA

Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang

BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan praktek kerja lapangan ini kami ajukan sebagai salah

satu syarat untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan di Stasiun Geofisika, Badan

Meteorologi Klimatologidan Geofisika, Tretes. Kami berharap pihak Stasiun Geofisika,

Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika, Tretes berkenan memberikan bimbingan

dalam pelaksanaan kegiatan KKL ini. Kami akan berusaha untuk melaksanakan Kuliah

Kerja Lapangan sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan dengan sebaik-

baiknya, sehingga ada suatu keuntungan timbal balik antara kami dan pihak perusahaan.

Serta diharapkan Kuliah Kerja Lapang ini dapat menambah wawasan mahasiswa tentang

apa yang telah dipelajari selama ini dan menjadi bekal menghadapi hari esok di dunia

kerja. Demikian harapan kami dan atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih.

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 18

Page 19: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

DAFTAR PUSTAKA

Afnimar. 2009. Seismologi. Bandung : ITB

Ibrahim, Gunawan dan Subardjo.2005. Pengetahuan Seismologi. Jakarta : Badan

Meteorologi dan Geofisika

Ismail, Sulaiman. 1989. Pendahuluan Seismologi 1. Jakarta : Badan Diklat Meteorologi

dan Geofisika

Lay, Thorne and Wallace, Terry C. 1995. Modern Global Seismologi.London: Academi

Press United

Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : ITB

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 19

Page 20: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

CURRICULUM VITAE

Nama : Nella Fernania

Tempat / Tanggal Lahir : Malang, 15 Agustus 1991

Alamat Rumah : Jl. Anjasmoro 5 Punten - Batu

Alamat Universitas :Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang Jawa Timur 65145Indonesia

Email : [email protected]

Nomor Telepon : 085646377011

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Riwayat Pendidikan :

Universitas/ Sekolah Tahun

Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya 2009- sekarang

SMA Katolik Yos Sudarso Batu 2006-2009

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 20

Page 21: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

SMP Negeri 2 Batu 2003-2006

SD Negeri Punten II Batu 1997-2003

Pengalaman Organisasi :

No Tahun Kegiatan

1. 2011 Bendahara II Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas

Brawijaya

2. 2012 Sekretaris II Society of Exploration Gephysics (SEG)

Universitas Brawijaya

Pengalaman Kegiatan, Kursus dan Pelatihan :

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 21

No Tahun Jenis Kegiatan

1 2010 Peserta short course ” Applied Sedimentology in Seismic

Interpretation” by Joko Wiyono (ETTI)

2 2010 Peserta short course ” Exploration Drilling of Hydrocarbon”

by Muhammad Syaiful (ETTI)

3 2010 Peserta short course ” Seismic Exploration” by Ir. Taufik A.

Manan., M,Sc (Putindo Bintech)

4 2011 Peserta short course ” Reservoar Characterization Using

Seismic Amplitude” by Dr. Leonard Lisapaly (Fugro Jason)

5 2011 Peserta short course ”Conceptual Framework in Seismic

Interpretation” by Joko Wiyono (ETTI) and Arief Rahman

(Hexindo)

6 2011 Peserta short course ” An Introduction to Drilling” by Denis

Rukmindar (Chevron)

7 2011 Peserta short course ” Current Situation of Oil Supply-

Demand and Technology Challanges ” and “ Time Lapse

Microgravity Technology For Reservoir Monitoring” by Dr.

Eko Widianto dan Dr.Wawan Gunawan A. Kadir, M.Sc.

8 2011 Peserta short course ”Spectacular Technology Geoscientists

for Better Future” by Prof. Dr. Paul Weimer (AAPG)

9 2012 Peserta short course ”A Role for Geophysical Methods in

Meeting the Resource Requirements of the 21st Century” by

Peter Hatherly (SEG)

Page 22: Contoh Proposal Kuliah Kerja Lapang

Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Yang bertandatangan

dibawah ini :

Penulis,

Nella Fernania

NIM.0910933018

Proposal Kuliah Kerja LapangBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tretes Page 22