Top Banner
Contoh PKP PGSD UT Selasa, 01 November 2011 0 comments BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam peserta didik, baik potensi Afektif, kognitif dan psikomotor. Pendidikan adalah pembinaan kepribadian manusia yang tersimpul untuk merealisasikan usaha pendidikan yang baik dan berkesinambungan sehingga akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang baik, memiliki daya saing yang sangat tinggi, berakhlak mulia, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang pada akhirnya tujuan pembangunan negara dapat tercapai dengan baik dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya pembelajaran oleh siswa. Guru dituntut menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai pembelajaran secara optimal. Materi pembelajaran disajikan dengan cara menarik sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa (Slavin, 1991). Perhatian siswa bisa hilang apabila guru menjelaskan dengan monoton. Guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang
29

Contoh Pkp Pgsd Ut

May 12, 2017

Download

Documents

Anik Indrawati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contoh Pkp Pgsd Ut

Contoh PKP PGSD UT

Selasa, 01 November 2011 0 comments

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada

dalam peserta didik, baik potensi Afektif, kognitif dan psikomotor. Pendidikan adalah pembinaan

kepribadian manusia yang tersimpul untuk merealisasikan usaha pendidikan yang baik dan

berkesinambungan sehingga akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki sumber daya

manusia yang baik, memiliki daya saing yang sangat tinggi,

berakhlak mulia, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang pada akhirnya

tujuan pembangunan negara dapat tercapai dengan baik dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya pembelajaran oleh siswa. Guru dituntut

menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai pembelajaran secara optimal. Materi

pembelajaran disajikan dengan cara menarik sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa (Slavin,

1991). Perhatian siswa bisa hilang apabila guru menjelaskan dengan monoton. Guru dituntut untuk

menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi agar siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal

ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya

dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa

ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan

diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat

ini Indonesia masih berkutat pada problematika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas

pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan

sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) sampai saat

ini

masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian

Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para

pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal

lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa

tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan

pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya,

sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan

siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

Page 2: Contoh Pkp Pgsd Ut

B. Rumusan Masalah

Dalam praktek pembelajaran, guru sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang

mengahambat proses pembelajaran sehingga mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan.diantaranya disebabkan karena kurangnya antusiasme siswa dan rendahnya motivasi siswa

untuk memahami pembelajaran seutuhnya.

Penulis beranggapan, permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang

penerapan metode yang tepat serta kurangnya penggunaan media pembelajaran.

Tercapai dan tidaknya tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

perolehan nilai siswa melalui evaluasi yang diberikan, baik secara lisan maupun tulisan, dari evaluasi

ini pula guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sudah seharusnya guru sebagai pembimbing

dan penanggung jawab pembelajaran senantiasa berupaya keras untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan atas proses pembelajaran telah dilaksanakan serta mencari iovasi-inovasi terbaru untuk

bisa meningkatkan nilai prestasi siswa sebagai bukti dari keberhasilan siswa.

Berdasarkan hasil analisis terhadap masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, yang menjadi

penyebab rendahnya prestasi belajar terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SDN Lembang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat,

rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menerapkan metode tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

materi gaya di kelas IV?

2. Bagaimana cara menggunakan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi

perkembangan teknologi di kelas IV?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut:

1. Untuk memperbaiki pembelajaran IPA dan IPS di kelas IV SDN Lembang sehingga hasil belajar

siswa menjadi lebih baik

2. Untuk lebih meningkatkan profesionalime guru, sehingga guru mampu menerapakan metode

bervariasi, menggunakan media atau alat bantu yang sesuai untuk setiap materi.

3. Penulisan laporan ini juga dimaksudkan untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah

Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4051 pada program S1 PGSD Universitas

Terbuka.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran, dapat bermanfaat bagi Guru, Siswa dan bagi Sekolah.

Page 3: Contoh Pkp Pgsd Ut

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan prestasi siswa belajar sehingga meningkatkan kemampuan dan penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran

b. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat kepada guru

sehingga prestasi siswa meningkat.

c. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa dalam kegiatan

pembelajarn IPA dan IPS

d. Membantu kesulitan siswa dalam belajar dan menyelesaikan soal dan permasalahannya

2. Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan media seoptimal mungkin sehingga media membangun konsep belajar yang

dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep belajar

b. Dapat memilih metode dan strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sehingga memberikan

pengalaman belajar yang berharga bagi siswa melalui kegiatan yang bermakna

c. Dapat mengembangkan wawasan keilmuan serta meningkatkan keterampilan dan inovasi guru

dalam proses pembelajaran hingga dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki hasil belajar yang

lebih baik dari sebelumnya.

3. Bagi Sekolah

a. Menjadi bahan rekomendasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan pemilihan metode atau

model dan media pemblajaran

b. Dapat menambah wahana pembelajaran menjadi lebih variatif sehingga mampu meningkatkan

kualitas pendidikan di sekolah.

c. Menjadikan bahan pertimbangan bagi pmbinaan profesional tenaga pendidikan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan disiplin

ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk

physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,

sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.

IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan

pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan

tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya,

jangkauan Sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari

Page 4: Contoh Pkp Pgsd Ut

waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah

teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini

Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi

(komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science)

dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh

Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa

kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.

Mata pelajaran ini pula di gunakan dalam UN dan UASBN

2. Sains dalam Kurikulum Sekolah Dasar

Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode

Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains

perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu

dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan

sains dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu:

a) Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.

Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam

bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung

pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur

elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala

alam.

b) Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang

memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode

"menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat

dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk

mencari dan menyelidiki hal ini.

c) Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains

tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

d) Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat

membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

e) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum

yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta

didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh

guru.

3. Pembelajaran IPA dengan Metode Tanya Jawab

Metode dan Strategi Belajar ialah pola umum perbuatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar, sedangakan metode berasal dari kata Yunani ( Greek ) yang terdiri dari ( metha =

Page 5: Contoh Pkp Pgsd Ut

melalui/ melewati hodos = jalan/cara ). Jadi metode belajar mengajar berarti jalan atau cara yang yang

harus ditempuh untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi dan metode ini mutlak harus digunakan

dalam proses belajar mengajar, supaya kita mencapai tujuan yang maksimal, tanpa metode dan strategi

akan mendapatkan banyak kendala dalam pelaksanaan pendidikan

Menurut Hasibuan Dip. Ed dkk ada enam macam yaitu: metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja

kelompok, simulasi dan demontrasi.

Metode tanya jawab merupakan salahsatu metode yang cocok dalam pembelajaran IPA, Teknik tanya

jawab ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk

bertanya, selama mendengarkan pelajaran, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa

menjawab. Pastikan pertanyaan-pertanyaan itu sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Pertanyaan boleh lebih luas asal berkaitan dengan pelajaran, atau juga pengalaman yang dihayati

dengan tanya jawab sehingga pelajaran akan lebih mendalam dan luas.

Guru memberikan teknik tanya jawab dengan tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat-

mengingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki

pengertian yang mendalam tentang fakta itu

Diharapkan dengan tanya jawab mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang

ditempuh dalam memecahkan soal/masalah, sehingga jalan pikiran anak tidak meloncat-loncat, yang

akan merugikan siswa dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan.

Dalam tanya jawab, guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat memahami

bacaan, apa mereka paham apa yang dibacanya? Apakah siswa dapat mengambil kesimpulan dari apa

yang dibacanya?

Dengan tanya jawab, guru bisa mengetahui apakah siswa mendengarkan dengan baik? atau apakah

siswa mampu menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri?

Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang diberikan.

Tetapi teknik tanya jawab tidak biasa digunakan, atau kurang mengenai sasaran bila guru akan

mengungkapkan maksud seperti:

a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang diajukan sebagai

pelaksanaan teknik tanya jawab tidak termasuk menguji atau mengevaluasi siswa, melainkan

mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari atau mengembangkan pelajaran yang lama dengan

pelajaran yang baru.

b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah; pertanyaan itu kurang pada

tempatnya, karena jawabannya tidak mendorong siswa untuk mengingat atau memikirkan jawabannya

kembali, tetapi sekedar menebak.

c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks, dan jawaban

sangat dibatasi, sehingga mengakibatkan pikiran siswa tidak berkembang.

d. Pertanyaan yang baik ditujukan pada seluruh kelas, baru ditunjuk sekarang, atau menunggu sampai

ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya.

Keunggulan metode tanya jawab adalah:

Page 6: Contoh Pkp Pgsd Ut

a) kelas hidup, karena sambutan kelas lebih baik

b) dengan tanya jawab, partisipasi siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru

c) anak menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak pasif mendengarkan saja.

Kelemahan metode tanya jawab adalah:

a) Kelancaran proses pembelajaran agak terlambat, karena diselingi dengan tanya jawab

b) Jawaban siswa belum tentu selalu benar, sehingga guru memerlukan waktu agak lebih lama untuk

memperoleh jawaban yang benar

4. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang

kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora (Nursid Sumaatmaja, 2003:1.9).

Bidang ilmu sosial meliputi sosiologi, ekonomi, psikologi sosial, antropologi, geografi, dan ilmu

politik. Sedangkan humaniora meliputi norma, nilai, bahasa, dan seni yang menjadi komponen

kehidupan masyarakat.

Sementara itu, Ischak (2004:1.36) mengartikan IPS sebagai bidang studi yang mempelajari, menelaah,

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan

secara terpadu. Ruang lingkup IPS adalah hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya

yang meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.

Tujuan mempelajari IPS adalah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan

kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial. Sedangkan pendekatan yang

digunakan dalam mempelajari IPS adalah pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan lintas

sektoral.

Peraturan Menteri Pendidian Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 merupakan dasar hukum

bagi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan peraturan ini kembali

dimunculkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) setelah pada kurikulum sebelumnya

(Kurikulum 2004/KBK), mata pelajaran IPS digabung dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

menjadi Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKPS).

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan

salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui

mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

5. Penggunaan Media pada Pembelajaran IPS

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Peran ini antara lain sebagai sarana membentuk

konstruksi pemahaman pembelajaran terhadap suatu materi. Media sebagai alat bantu menciptakan

suasana pembelajaran yang lebih efektif, media sebagai pendukung keterciptaan tujuan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantara

Page 7: Contoh Pkp Pgsd Ut

yaitu perantara atau pengantar sumber pesan kepada penerima pesan.

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran, diantaranya:

Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977) berpendapat bahwa media

pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pelajaran seperti buku, film, video

dan sebagainya.

National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, maupun teknologi perangkat keras.

Menurut Gagne (1970) dalam Arif S. Sudirman (1986: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai

jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Arsyad (2005: 5) melalui Rishe dalam Gatra berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan

bagian perencanaan pembelajaran yang mengarah pada ketercapaian kompetensi pembelajar

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya media pembelajaran adalah:

a. Sarana pembelajaran berupa alat fisik (manusia, materi, peristiwa)

b. Berisi pesan pembelajaran

c. Mampu menciptakan komunikasi efektif antara pembelajar dengan materi pembelajaran

d. Mempu mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran

Dalam memilih media dapat digunakan patokan sebagai berikut : menarik perhatian dan minat siswa,

membawa siswa kearah yang nyata dan mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian

dan usaha mengembangkan nilai-nilai, serbaguna dan berfungsi ganda, sederhana dan mudah dirawat

serta digunakan, dapat dibuat oleh guru atau murid dalam lingkungan alam sekitarnya.

Page 8: Contoh Pkp Pgsd Ut

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Lembang Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat,

dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA kelas IV

1. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pukul 07.30 – 08.05 pada tanggal 25 Pebruari 2010

2. Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pukul 07.30 – 08.05 pada tanggal 04 Maret 2010

Pembelajaran perbaikan mata pelajaran IPS kelas IV

1. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pukul 10.30 – 11.05 pada tanggal 02 Maret 2010

2. Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pukul 10.30 – 11.05 pada tanggal 11 Maret 2010

TABEL 3.1

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

NO TEMPAT TANGGAL PELAJARAN SIKLUS

1.

2.

3.

4. SDN Lembang

SDN Lembang

SDN Lembang

SDN Lembang 25 Pebruari 2010

04 Maret 2010

02 Maret 2010

11 Maret 2009 IPA

IPA

Page 9: Contoh Pkp Pgsd Ut

IPS

IPS I

II

I

II

Karakteristik Siswa:

a. Jumlah siswa kelas IV SDN Lembang sebanyak 43 orang yaitu 16 orang laki-laki dan 25 orang

perempuan. Kapasitas tempat duduk yang dapat diamati terdiri dari 20 buah kursi panjang dengan

jumlah meja belajar 20 buah.

b. Sebagian besar temapt tinggal siswa jauh dari lokasi sekolah

c. Latar belakang ekonomi orang tua siswa rata-rata tingkat menengah kebawah dengan sebagian besar

bermata pencaharian sebagai petani

B. Deskripsi Per Siklus

1. Mata Pelajaran IPA

Siklus I

a) Apersepsi

b) Absensi

c) Motivasi

d) Pejejakan kesiapan belajar siswa dengan memberi materi yang akan diajarkan

e) Informasi kompetensi yang akan dicapai

f) Dengan dipandu guru siswa menyebutkan berbagai bentuk benda

g) Dengan dibimbing guru, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui berbagai bentuk

h) Dengan dibantu guru, siswa menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda

i) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan

Pada siklus I, berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat, hasil perbaikan belum

berhasil. Hal ini berdasarkan nilai perolehan siswa yang masih rendah, jauh dari yang diharapkan

sehingga diadakan perbaikan pembelajaran lagi.

Siklus II

a) Apersepsi

b) Absensi

c) Motivasi

d) Pejejakan kesiapan belajar siswa dengan memberi materi yang akan diajarkan

Page 10: Contoh Pkp Pgsd Ut

e) Informasi kompetensi yang akan dicapai

f) Dengan dibimbing guru, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui berbagai bentuk dan gerak

benda karena pengaruh gaya

g) Guru mengadakan tanya jawab multi bersama siswa tentang materi gaya dengan diawali memberi

pertanyaan pengaruh gaya terhadap benda

h) Dengan dibantu guru, siswa menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda

Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan

Pada siklus II ini, setelah diberi perubahan pada kegiatan inti, prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini

dilihat dari keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar dan dilihat dari hasil evaluasi, nilainya

meningkat.

2. Mata Pelajaran IPS

Siklus I

a. Mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran

b. Mengadakan apersepsi

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

d. Menjelaskan kembali materi yang diajarkan

e. Siswa menyimak dengan baik

f. Guru memberikan berbagai pertanyaan berdasarkan materi yang diajarkan

g. Murid diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal

h. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan

i. Pembahasan materi pembelajaran melalui penjelasan dan diskusi

j. Menyimpulkan materi pelajaran

k. Mengadakan evaluasi

Setelah diberikan perbaikan pembelajaran siklus I, ternyata prestasi belajar siswa masih rendah, anak

kurang aktif dalam pembelajaran. Setelah diadakan evaluasi, hasilnya masih kurang memuaskan, maka

diadakan lagi perbaikan pembelajaran siklus II.

Siklus II

a. Mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran

b. Memgadakan apersepsi

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

d. Pembahasan materi pembelajaran menggunakan media gambar tentang teknologi produksi dan

komunikasi

e. Menyimpulkan materi pelajaran

f. Mengadakan evaluasi

Page 11: Contoh Pkp Pgsd Ut

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II, prestasi belajar siswa meningkat, hal ini terlihat

dari hasil evaluasi yang telah diberikan, memuaskan. Dengan demikian, perbaikan pembelajaran cukup

sampai siklus II.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan perbaikan pembelajaran yang dilakukan selama 2 siklus, dapat dikemukakan bahwa

pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA

PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA

SIKLUS I

No. Nama Murid Siklus I

1 Ismi Laila Anugrah 80

2 Nurfahmi Fauziah 70

3 Ilyas Anselmo 65

4 Dede Rosita 65

5 Euis Kurniawati 75

6 Mira 65

7 Fitri Ayu Sabrina 60

8 Nurjanah Ilfa M. 70

9 Pebi Nugraha 60

10 Andri Hidayat 60

11 Neng Yeni 70

12 Ipah Saripah 60

13 Ina Nurul Wasilah 60

14 Predi Pirmansyah 60

15 Pahrudin 65

16 Ajeng Sukamawati 60

17 Yuli 60

18 Nurami 70

19 Andri 65

20 Rani Nuraeni 60

Page 12: Contoh Pkp Pgsd Ut

21 Pitri Nuraeni 70

22 Santi 60

23 Ai Nuraeni 60

24 Weni Sapitri 65

25 Peri Apriansyah 50

26 Hani Haryati 40

27 Pani Rudiana 60

28 Nunur hayati 50

29 Entin 55

30 Defi Indah Putri 70

31 Ai Kartika 60

32 Absor 60

33 Rohmat 60

34 Ayi Rosandi 60

35 Epan 60

36 Uus Kusnawan 60

37 Deni Koswara 60

38 Rian Nurjaman 65

39 Andi 50

40 Eli 60

41 Cucu 60

42 Kiki Irwan Romdoni 60

43 Yesi Alumni Nurjamil 50

Jumlah 2645

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 40

Nilai Rata-rata 61.51

Prosentase 62%

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil evaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus I masih rendah,

dimana anak yang masuk kategori tinggi yaitu nilai 80-90 ada 1 orang, anak yang masuk kategori

sedang yaitu nilai 60-70 ada 36 orang, dan anak yang masuk kategori rendah yaitu nilai 30-50 ada 6

orang. Nilai rata-rata 61,51 dan persentase 62%. Dari data-data tersebut prestasi siswa pada siklus I

masih belum meningkat.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, saya melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan sebagai

Page 13: Contoh Pkp Pgsd Ut

berikut:

1. Mengapa saya tidak bisa memotivasi anak dalam belajar?

2. Mengapa saya tidak bisa mengaktifkan anak dalam belajar?

3. Mengapa belum semua siswa menjawab pertanyaan dari guru?

4. Mengapa anak tidak berani untuk bertanya?

Hasil Refleksi:

Dari hasil penelitian/pengamatan di atas diperoleh temuan berupa kelemahan dan keunggulan proses

pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dari 43 siswa, masih terdapat sekitar 5 siswa yang

tidak aktif dalam mengikuti kegiatan. Hasil evaluasi siswa masih rendah. Sedangkan pada aktivitas

guru masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan demonstrasi dan penjelasan materi.

Berdasarkan hasil refleksi, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Tabel 4.2

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA

PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA

SIKLUS II

No. Nama Murid Siklus II

1 Ismi Laila Anugrah 85

2 Nurfahmi Fauziah 80

3 Ilyas Anselmo 75

4 Dede Rosita 80

5 Euis Kurniawati 80

6 Mira 80

7 Fitri Ayu Sabrina 70

8 Nurjanah Ilfa M. 80

9 Pebi Nugraha 75

10 Andri Hidayat 75

11 Neng Yeni 80

12 Ipah Saripah 70

13 Ina Nurul Wasilah 75

14 Predi Pirmansyah 60

15 Pahrudin 75

16 Ajeng Sukamawati 75

17 Yuli 75

18 Nurami 80

19 Andri 75

Page 14: Contoh Pkp Pgsd Ut

20 Rani Nuraeni 75

21 Pitri Nuraeni 80

22 Santi 60

23 Ai Nuraeni 75

24 Weni Sapitri 70

25 Peri Apriansyah 60

26 Hani Haryati 60

27 Pani Rudiana 70

28 Nunur hayati 75

29 Entin 70

30 Defi Indah Putri 70

31 Ai Kartika 75

32 Absor 70

33 Rohmat 65

34 Ayi Rosandi 70

35 Epan 75

36 Uus Kusnawan 65

37 Deni Koswara 75

38 Rian Nurjaman 70

39 Andi 60

40 Eli 60

41 Cucu 70

42 Kiki Irwan Romdoni 70

43 Yesi Alumni Nurjamil 60

Jumlah 3095

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 60

Nilai Rata-rata 71.98

Prosentase 72%

Berdasarkan nilai hasil evaluasi mata pelajaran IPA siklus II, anak yang mendapatkan nilai 80-100 ada

19 orang, yang mendapatkan nilai 60-70 ada 24 orang, dan yang tidak ada siswa yang mendapatkan

nilai 50, dimana rata-rata nilai mendapat 71,98 sedangkan prosentasenya 72%. Hal ini menunjukan

bahwa perbaikan siklus II sudah meningkat.

Adapun untuk perbaikan pembelajaran IPS diadapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Page 15: Contoh Pkp Pgsd Ut

DAFTAR PEROLEHAN NILAI SISWA

PADA KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS

SIKLUS I

No. Nama Murid Siklus I

1 Ismi Laila Anugrah 90

2 Nurfahmi Fauziah 70

3 Ilyas Anselmo 70

4 Dede Rosita 80

5 Euis Kurniawati 75

6 Mira 70

7 Fitri Ayu Sabrina 60

8 Nurjanah Ilfa M. 80

9 Pebi Nugraha 60

10 Andri Hidayat 60

11 Neng Yeni 70

12 Ipah Saripah 60

13 Ina Nurul Wasilah 60

14 Predi Pirmansyah 60

15 Pahrudin 70

16 Ajeng Sukamawati 60

17 Yuli 60

18 Nurami 70

19 Andri 65

20 Rani Nuraeni 60

21 Pitri Nuraeni 70

22 Santi 60

23 Ai Nuraeni 60

24 Weni Sapitri 65

25 Peri Apriansyah 50

26 Hani Haryati 40

27 Pani Rudiana 60

28 Nunur hayati 50

29 Entin 60

30 Defi Indah Putri 70

31 Ai Kartika 60

32 Absor 70

33 Rohmat 60

34 Ayi Rosandi 60

35 Epan 60

36 Uus Kusnawan 60

Page 16: Contoh Pkp Pgsd Ut

37 Deni Koswara 60

38 Rian Nurjaman 65

39 Andi 30

40 Eli 60

41 Cucu 60

42 Kiki Irwan Romdoni 60

43 Yesi Alumni Nurjamil 50

Jumlah 2690

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 30

Nilai Rata-rata 62.56

Prosentase 63%

Berdasarkan hasil nilai setelah mengadakan evaluasi pada perbaikan pembelajaran IPS pada siklus I

diperoleh hasil sebagai berikut:

Anak masuk kategori tinggi yaitu nilai antara 80-90 ada 3 orang, nilai yang masuk kategori sedang

yaitu nilai 60-70 ada 34 orang dan anak yang masuk kategori rendah yaitu 40-50 ada 6 orang. Dengan

nilai rata-rata 62,56 dan prosentase 63%, hal tersebut menunjukan bahwa perbaikan pembelajaran pada

siklus I belum berhasil.

Saya mengadakan refleksi dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri sebagai berikut:

1. Mengapa saya tidak bisa memotivasi anak dalam belajar?

2. Mengapa anak tidak aktif dalam pembelajaran?

3. Mengapa anak sangat jenuh dalam menyimak penjelasan guru?

4. Mengapa anak tidak mampu mengajukan pertanyaan?

Maka berdasarkan refleksi dan hasil pengamatan, perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Tabel 4.4

HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPS

SIKLUS II

No. Nama Murid Siklus II

1 Ismi Laila Anugrah 90

2 Nurfahmi Fauziah 80

3 Ilyas Anselmo 75

4 Dede Rosita 90

5 Euis Kurniawati 80

Page 17: Contoh Pkp Pgsd Ut

6 Mira 80

7 Fitri Ayu Sabrina 70

8 Nurjanah Ilfa M. 90

9 Pebi Nugraha 75

10 Andri Hidayat 75

11 Neng Yeni 80

12 Ipah Saripah 70

13 Ina Nurul Wasilah 75

14 Predi Pirmansyah 60

15 Pahrudin 80

16 Ajeng Sukamawati 75

17 Yuli 75

18 Nurami 80

19 Andri 75

20 Rani Nuraeni 75

21 Pitri Nuraeni 80

22 Santi 60

23 Ai Nuraeni 75

24 Weni Sapitri 80

25 Peri Apriansyah 60

26 Hani Haryati 60

27 Pani Rudiana 70

28 Nunur hayati 75

29 Entin 70

30 Defi Indah Putri 70

31 Ai Kartika 75

32 Absor 70

33 Rohmat 70

34 Ayi Rosandi 70

35 Epan 75

36 Uus Kusnawan 65

37 Deni Koswara 75

38 Rian Nurjaman 75

39 Andi 60

40 Eli 60

41 Cucu 70

42 Kiki Irwan Romdoni 70

43 Yesi Alumni Nurjamil 70

Jumlah 3155

Page 18: Contoh Pkp Pgsd Ut

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Nilai Rata-rata 73.37

Prosentase 73%

Berdasarkan hasil nilai evaluasi mata pelajaran IPS siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Yang mendapatkan nilai 75-90 = 22 orang

2. Yang mendapatkan nilai 60-70 = 21 orang

3. Yang mendapatkan nilai 50 = - orang

Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 73,37 dengan persentase 73%. Berdasarkan hal tersebut,

perbaikan pembelajaran siklus 2 meningkat.

B. Pembahasan

1. Siklus I

Perolehan nilai pada siklus I untuk mata pelajaran IPA hanya mencapai 62%, dan untuk mata pelajaran

IPS hanya mencapai 63%. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran kurang berhasil dengan baik.

Aktivitas siswa masih kurang dan guru kekurangan waktu untuk mengecek kemampuan siswa.

Penggunaan metode kurang efektif karena guru kurang memberi kesempatan untuk berlatih kepada

siswa.

2. Siklus II

Nilai perolehan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu untuk mata pelajaran IPA 72% dan untuk

mata pelajaran IPS 73%. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran berhasil, apalagi kalau PBM sering

berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aktivitas siswa meningkat dan penggunaan

metode lebih efektif, karena guru member kesempatan untuk berlatih kepada siswa.

GRAFIK 4.1

PROSENTASE HASIL PEROLEHAN NILAI SISWA

Page 19: Contoh Pkp Pgsd Ut

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap perbaikan pembelajaran mata pelajaran

IPA dan IPS, maka kesimpulannya adalah:

1. Dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA, hasil belajar siswa telah

meningkat, terbukti dengan perolehan nilai siswa sebagai berikut:

- Siklus I : Jumlah nilai dari 43 siswa = 264

Rata-rata = 61,51

Persentase = 62%

- Siklus II : Jumlah nilai dari 43 siswa = 3095

Rata-rata = 71,98

Persentase = 72%

Dari data hasil perolehan nilai dari siklus I dan II, mata pelajaran Matematika peningkatannya adalah

10%.

2. Dengan menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran IPS, hasil belajar siswa telah meningkat.

Hal ini terbukti dari perolehan nilai siswa sebagai berikut:

- Siklus I : Jumlah nilai dari 43 siswa = 2690

Rata-rata = 62,56

Persentase = 63%

- Siklus II : Jumlah nilai dari 21 siswa = 3155

Rata-rata = 73,37

Persentase = 73%

Dari data hasil perolehan nilai dari siklus I dan II, mata pelajaran IPS peningkatannya adalah 10%.

B. Saran

Page 20: Contoh Pkp Pgsd Ut

Berdasarkan hasil kesimpulan, beberapa hal sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan mutu

pembelajaran siswa, antara lain:

1. Guru hendaknya menindak lanjuti temuan-temuan dalam laporan perbaikan pembelajaran, guna

menghasilkan pembelajaran yang lebih baik dan prestasi belajar siswa meningkat.

2. Guru harus menerapkan metode yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Guru harus menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran, supaya siswa lebih

memahami materi pelajaran, dan anak tidak verbalisme.

4. Mengadakan kerjasama dengan rekan kerja, kepala sekolah dan pengawas, untuk bertukar pikiran

dan pengalaman yang berkenaan dengan tugas mengajar sehari-hari, serta meningkatkan

keprofesionalan guru sebagai pendidik.

5. Melalui pembelajaran IPA menggunakan metode tanya jawab, guru dapat dengan mudah merespon

potensi atau modalitas siswa dalam setiap kelompok belajar.

6. Pembelajaran IPS dengan dibantu media yang tepat dapat memudahkan guru untuk menyampaikan

materi lebih baik dan tepat sasaran. Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat lebih efektif

dapat melakukan kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan

perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya.

7. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita menjadi seorang

guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran kelas tahun

2010 ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita dapat menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini lebih

baik daripada hari kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka kita

termasuk orang-orang yang sukses.

Page 21: Contoh Pkp Pgsd Ut

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Standar isi: Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

Saprati Amalia, dkk. (2007). Pembelajarn IPA di SD . Jakarta: Universitas Terbuka

N.K. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dineka Cipta

Tantya Hisnu P. Winardi. (2008). IPS Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional

Wardani I.G.A. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani I.G.A. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka

http://Wikipedia.org