Top Banner
MODUL PELATIHAN EFIKASI DIRI UNTUK MENGURANGI TINGKAT STRES KERJA KARYAWAN
46

contoh modul pelatihan

Aug 08, 2015

Download

Documents

hasanalaskari

petunjuk pelatihan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: contoh modul pelatihan

MODUL

PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII

UUNNTTUUKK MMEENNGGUURRAANNGGII TTIINNGGKKAATT SSTTRREESS KKEERRJJAA

KKAARRYYAAWWAANN

Page 2: contoh modul pelatihan

PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII

I. LATAR BELAKANG

Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan

kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan

untuk mencapai suatu hasil Bandura (1997). Efikasi diri merupakan hasil proses

kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan individu. Individu yang

merasa mampu atau memiliki efikasi diri tinggi akan melihat stresor yang ada

bukan sebagai ancaman sebagaimana individu yang memiliki tingkat efikasi diri

rendah memandangnya.

Pada beberapa dimensi, pengharapan individu terhadap efikasi diri dalam

dirinya berbeda-beda dan memberikan manifestasi yang cukup berarti pada

perasaan dan perilaku individu yang pada akhirnya akan berimplikasi pada

kinerja. Bandura menyebutkan dimensi-dimensi tersebut adalah magnitude,

berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dilakukan ; generality, berkaitan dengan

luas bidang yang dilakukan ; strength, berkaitan dengan kemantapan atau tingkat

keyakinan individu.

Orang yang memiliki efikasi diri tinggi mempunyai keyakinan mampu

berperilaku tertentu untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Orang-orang

yang mempunyai efikasi diri tinggi juga lebih giat dan lebih tekun dalam berusaha

dan mengatasi kesulitan, serta mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk

mengatasi tantangan, sedangkan orang yang mempunyai efikasi diri rendah

cenderung mengurangi usahanya atau menyerah ketika dihadapkan pada suatu

permasalahan. Bandura mengatakan bahwa orang cenderung menghindari

situasi yang diyakini melampaui batas kemampuan mereka, tetapi akan

melakukan tindakan yang menurut penilaiannya mampu dilakukan. Hal ini

berkaitan dengan penentuan target, dimana individu yang memiliki efikasi diri

tinggi akan menetapkan target lebih tinggi dengan usaha keras untuk

mencapainya. Individu tersebut kemudian akan berupaya menetapkan target

yang lebih tinggi lagi bila target yang sesungguhnya telah mampu dicapai.

Kegagalan dalam mencapai suatu target justru akan membuat individu berusaha

lebih giat lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang

membuatnya gagal dan kemungkinan akan menetapkan target lain yang lebih

Page 3: contoh modul pelatihan

tinggi lagi. Individu yang mempunyai efikasi diri rendah menetapkan target yang

lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian target

yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah.

Beberapa aspek-aspek efikasi diri adalah ; a. keyakinan terhadap

kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak menentu yang mengandung

kekaburan, tidak dapat diprediksikan dan penuh tekanan ; b. keyakinan terhadap

kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, serta tindakan yang

diperlukan untuk mencapai suatu hasil ; c. keyakinan mencapai target yang telah

ditetapkan ; dan d. keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang

muncul.

Bandura mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

efikasi diri meliputi : (1) sifat tugas yang dihadapi, beberapa tugas menuntut

kinerja yang tinggi dan lebih berat dibanding dengan tugas yang lain. Jenis tugas

tertentu mengandung tantangan yang berbeda dan ada nilai kompetitif ; (2)

Insentif ekternal, merupakan hadiah yang diberikan oleh orang lain atas

keberhasilan individu dalam melaksanakan suatu tugas ; (3) status atau peran

individu dalam lingkungan, semakin tinggi status sosial individu maka semakin

tinggi pula kepercayaan dirinya dan akan semakin besar penghargaan dari orang

lain, dan sebaliknya ; (4) informasi tentang kemampuan diri, efikasi diri

seseorang akan meningkat atau menurun tergantung dari informasi yang diterima

dari orang lain mengenai sisi positif atau negatif dari dirinya. Faktor lain yang

mempengaruhi pembentukan efikasi diri (Pajares dan Schunck, 2000) adalah

ada tidaknya pendorong dalam melakukan sesuatu dan batasan pencapaian

sesuatu.

Bandura menyatakan bahwa efikasi diri dapat tumbuh dan dipelajari melalui

empat sumber yaitu pencapaian prestasi, pengalaman orang lain, persuasi verbal

dan kondisi psikologis. Disamping keempat sumber tersebut efikasi diri

dipengaruhi oleh standar internal tingkah laku seseorang (Feist dan Feist, 1998).

Pelatihan ini akan membahas efikasi diri sebagai pemahaman individu

terhadap salah satu aspek penting yang mendukung individu dalam menghadapi

pekerjaan apa pun. Proses pembelajaran menggunakan metode pengalaman

berstruktur.

Page 4: contoh modul pelatihan

II. Tujuan

Tujuan dari pelatihan efikasi diri adalah sebagai berikut :

a. Karyawan mampu mengenali dan memahami potensi yang dimilikinya

b. Melatih karyawan untuk membentuk keyakinan terhadap potensi yang

dimilikinya

c. Karyawan mampu membentuk persepsi positif dalam menghadapi stimulus

yang dihadapinya

d. Melatih karyawan untuk menerapkan bentuk keyakinan terhadap persepsi

positif yang dimilikinya

e. Karyawan mampu memahami konsep manajemen waktu

f. Melatih karyawan menerapkan manajemen waktu

g. Melatih karyawan untuk mengenali dan memahami daya juang yang

dimilikinya

h. Mampu meningkatkan dan mengaplikasikan efikasi diri yang tinggi dalam

perusahaan

III. Materi Kegiatan

Pelatihan efikasi diri disusun dalam bentuk modul pelatihan yang terdiri

dari empat modul, yaitu :

1. Mengenali Potensi Diri

2. Membentuk Persepsi Positif

3. Manajemen Waktu

4. Daya Juang

IV. Peserta

Peserta adalah karyawan PT Adira Dinamika Multifinance (PT. Adira

Finance) yang berasal dari departemen-departemen yang berada di dalam

organisasi. Pelatihan efikasi diri ini diikuti oleh 15 peserta.

V. Metode Pelatihan

Mengutamakan experiential learning, dengan ceramah, simulasi-simulasi,

game, brainstorming disesuaikan dengan sasaran dan materi. Pelatihan ini

menggunakan metode yang mengacu pada model pembelajaran berdasarkan

Page 5: contoh modul pelatihan

pengalaman, yaitu proses pembelajaran yang terjadi ketika subjek melakukan

suatu aktivitas, kemudian memperhatikan, menganalisis aktivitas yang

dilakukannya itu secara kritis, lalu mencari pemahaman dari analisis tadi dan

menjadikan pemahaman tersebut dalam perilaku mendatang.

VI. Pelatih

Mengingat materi dan metode penyajian sangat bersifat psikologis, maka

pemilihan pelatih dan pendamping pelatih adalah pada sarjana psikologi,

psikolog atau orang-orang yang menguasai tehnik-tehnik psikologis yang sudah

terlatih. Pelatihan ini menggunakan satu orang pelatih dan ddibantu dua orang

pendamping pelatih. Bagi pelatih disediakan bahan bacaan untuk memperkaya

wawasan.

Pemilihan pelatih dan pendamping pelatih sebagai seorang fasilitator yaitu

memiliki kompetensi dalam bidang ilmu manajemen, ilmu psikologi, dan dinamika

kelompok, memahami rancangan permainan untuk mengungkapkan perilaku

manajemen, memiliki kemampuan observasi, dan kemampuan komunikasi yang

baik, menarik dan berwibawa (pendidikan yang memadai, kepribadian yang

menarik, dan memiliki selera humor yang baik), serta menguasai masalah teknis

pelatihan termasuk masalah keselamatan (Ancok, 2002).

VII. Alokasi Waktu

Waktu secara keseluruhan untuk menyelenggarakan pelatihan adalah 8 jam

yang dilakukan dalam satu hari.

VIII. Waktu Pelatihan

Hari / tanggal :

Waktu : Pkl 08.00 – 17.00

Tempat :

Fasilitas pelatihan : Modul pelatihan efikasi diri

Lunch + Coffee Break

Page 6: contoh modul pelatihan

JJAADDWWAALL

PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII

TOPIK KEGIATAN WAKTU Pembukaan Perkenalan tim pelatihan 10’ 08.00-08.45

Penjelasan tujuan pelatihan 15’

Diskusi peraturan selama pelatihan berlangsung

20’

Ice Breaking Permainan Perkenalan 15’ 08.45-09.30

Jajak pengetahuan 15’

Pre test 15’

Coffee Break 15’ 09.30-09.45

Materi I Mengenali Potensi Diri (Ceramah dan penulisan lembar kerja)

60’ 09.45-10.45

Materi II Membentuk Persepsi Positif (Ceramah, simulasi dan penulisan lembar kerja)

90’ 10.45-12.15

ISHOMA 60’ 12.15-13.15

Energizer Brain Gym 10’ 13.15-13.25

Materi III Manajemen Waktu (Ceramah dan penulisan lembar kerja)

60’ 13.25-14.25

Materi IV Daya Juang (Ceramah dan simulasi)

90’ 14.25-15.55

Review Terminasi dan review materi keseluruhan 20’ 15.55-16.15

Post test 20’ 16.15-16.35

Page 7: contoh modul pelatihan

DDEETTAAIILL PPEELLAAKKSSAANNAAAANN

PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII

KEGIATAN TUJUAN DESKRIPSI Perlengkapan PIC

Pembukaan Aula Sound System

Name Tag

Pelatih Pendamping

Ice Breaking, Tujuan & Kontrak Belajar

Menjalin hubungan yang baik antara peneliti, pelatih dan peserta

Membangun sikap saling percaya antara peserta dan pelatih

Membangun suasana pelatihan yang akrab dan nyaman

Memotivasi peserta agar mengikuti pelatihan sampai selesai dan bersungguh-sungguh

Menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu bagaimana menjadi karyawan yang siap dalam menghadapi pekerjaan sehingga setelah mengikuti pelatihan dapat menerapkannya di tempat kerja

Pada sesi ini memperkenalkan seluruh tim (Pelatih, pendamping dan tim teknis) dan masing-masing trainee dengan Permainan. Kemudian menjelaskan aturan pelatihan dan tujuan dilaksanakannya pelatihan. Aturan pelatihan adalah peserta diharapkan terbuka pikiran dan hati, partisipatif/terlibat aktif, alat komunikasi di silent

Pelatih Pendamping

Coffee Break Coffee, Tea & Snack

Tim Teknis

Mengenali Potensi Diri

Peserta mampu memahami pentingnya mengenali potensi diri.

Mampu untuk memahami dan mengetahui bagaimana mengenal potensi yang dimiliki

Melatih peserta untuk mengenali potensi diri

Menyadari dan menerima kelebihan dan kekurangan diri

Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Feed Back

Laptop, LCD, Slide Presentasi, Lembar Kerja

Pelatih Pendamping Tim Teknis

Membentuk Persepsi Positif

Peserta menyadari pentingnya membentuk dan memiliki persepsi yang positif

Memahami persepsi

Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Diskusi

Laptop, LCD, Slide Presentasi, Video,Lembar Kerja

Pelatih Pendamping Tim Teknis

Page 8: contoh modul pelatihan

positif Belajar membentuk

persepsi positif Membantu menilai

peristiwa secara objektif dan positif

Manajemen Waktu

Peserta menyadari bahwa pentingnya pengelolaan waktu

Belajar mengelola waktu

Belajar membuat strategi pencapaian target pekerjaan

Membantu menentukan skala prioritas dari beberapa rencana kegiatan

Membantu mengatur waktu penyelesaian tugas

Membuat strategi pencapaian target

Ceramah, Penulisan Lembar Kerja,

Laptop, LCD, Slide Presentasi, Lembar Kerja

Pelatih Pendamping Tim Teknis

Daya Juang Peserta menyadari pentingnya daya juang dalam menghadapi apapun

Peserta mampu memahami jenis-jenis daya juang

Belajar menemukan dan mencari solusi dari kesulitan yang dialami

Belajar membentuk daya juang dalam menghadapi kesulitan dan pencapaian tujuan kerja

Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Permainan, Diskusi

Laptop, LCD, Slide Presentasi, Video,Lembar Kerja, Alat permainan

Pelatih Pendamping Tim Teknis

Review & Evaluasi

Peserta mampu memahami secara konprehensif mengenai efikasi diri dan mampu mengaplikasikannya di tempat kerja

Mengevaluasi keseluruhan rangkaian pelatihan

Ceramah dan Diskusi, Lembar Kerja

Pelatih

Page 9: contoh modul pelatihan

PP EE MM BB UU KK AA AA NN

BBEERRDDOOAA DDAANN BBEERRBBAAGGII

PPeennjjeellaassaann

Berdoa akan ditujukan agar pelatih dan peserta pelatihan siap melakukan

aktivitas dan mengingatkan bahwa kelancaran aktivitas yang dilakukan tidak

terlepas dari kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan berbagi, bisa dengan cerita ringan tetapi sarat makna dan ini

bisa di sampaikan oleh pelatih.

TTuujjuuaann

1. pelatih dan peserta mampu melibatkan sisi spiritualnya dalam aktivitas

pelatihan.

2. peserta siap mengikuti dan melibatkan diri secara aktif dalam aktivitas

pelatihan.

3. peserta mampu berbagi dan membuka diri dengan orang lain.

4. peserta mampu mengungkapkan hal-hal yang dialaminya atau yang

menarik perhatiannya dan mengambil hikmah dari hal-hal tersebut.

WWaakkttuu

15 menit

Page 10: contoh modul pelatihan

PPEERRKKEENNAALLAANN

PPeennjjeellaassaann

Suatu aktivitas memerlukan suatu pertemuan yang akan mengawali

rangkaian aktivitas selanjutnya. Dalam pertemuan pembuka biasanya diawali

dengan perkenalan antara pelatih dan peserta agar saling mengenal satu sama

lain dan bekerjasama agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

TTuujjuuaann

1 Memperkenalkan pelatih kepada para peserta

2 Menumbuhkan keakraban di antara peserta dan pelatih

WWaakkttuu

10 menit

MMeettooddee

Permainan

AAllaatt && BBaahhaann

Name tag untuk tiap peserta dan pelatih

PPRROOSSEEDDUURR

1 Pelatih menjelaskan bahwa semua peserta yang berada disini akan

melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan dan gembira. Peserta

diharapkan dapat menciptakan suasana santai dan nyaman.

2 Pelatih memperkenalkan diri dan seluruh timnya (tim pelatih dan

pendamping pelatih) mencakup identitas, pekerjaan, dan aktivitas sehari-

hari.

3 Pelatih menginformasikan aktivitas apa saja yang akan dilakukan untuk

kepentingan dokumentasi (foto, merekam dengan kaset dan video). Pelatih

memastikan peserta merasa aman.

4 Pelatih membagikan name tag kepada peserta dan meminta peserta

menuliskan nama masing-masing dengan jelas (boleh nama panggilan

sehari-hari/nama akrab) dan memasangnya di bagian dada sebelah kiri.

Page 11: contoh modul pelatihan

PPEERRMMAAIINNAANN PPEERRKKEENNAALLAANN

Tujuan : Mengenali anggota kelompok

Waktu : 15 menit

Metode : permainan

Alat : Kursi dan name tag

Permainan : Merajut benang-benang persahabatan

Prosedur :

a. Pelatih memperkenalkan diri kepada peserta

b. Semua peserta duduk melingkar sehingga dapat melihat satu sama lain

c. Setiap peserta memperkenalkan diri secara bergilir

d. Setelah semua peserta memperkenalkan diri, Pelatih meminta peserta untuk

menepuk kedua paha dilanjutkan dengan menjentikkan jari tangan kanan dan

kiri secara bergantian. Pada saat menjentikkan jari, peserta diminta untuk

menyebutkan namanya sendiri dan menyebutkan nama orang lain yang akan

ditunjuk begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran.

e. Pelatih meminta peserta untuk menyebutkan nama anggota kelompoknya

Pembahasan Permainan

1. Pelatih menanyakan perasaan peserta selama permainan tersebut

2. Pelatih menanyakan apakah mudah menghafal nama orang

3. Pelatih menanyakan apakah ada cara mudah menghafal nama orang

4. Pelatih menanyakan bagaimana perasaan peserta yang ketika namanya

disebut keliru

Kesimpulan

Berdasarkan ungkapan perasaan dan pendapat para peserta, Pelatih

menyimpulkan :

1. Untuk mengenal nama teman dalam kelompok tidak cukup dalam waktu yang

singkat, tetapi memerlukan beberapa waktu apalagi untuk mengenal sikap

teman

Page 12: contoh modul pelatihan

2. Mengenal kelompok dengan menggunakan struktur yang ada (urutan tempat

duduk) akan lebih memudahkan

3. Ada perasaan tidak enak jika memperkenalkan teman dengan nama yang

salah

4. Untuk dapat melakukan sesuatu perlu berkonsentrasi dengan benar

TTUUJJUUAANN PPEELLAATTIIHHAANN

Tujuan

1 Menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu bagaimana untuk menjadi karyawan

yang memiliki efikasi diri yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan sehingga

setelah mengikuti pelatihan peserta dapat menerapkannya di tempat kerja.

2 Menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama pelatihan

beserta aturan-aturan yang harus diikuti selama pelatihan berlangsung.

Waktu

15 menit

Metode

Ceramah (indoor).

Alat & Bahan

Hand out

Prosedur

1 Pelatih menjelaskan secara singkat tujuan pelatihan yang diadakan.

2 Pelatih menjelaskan rangkaian aktivitas yang dilakukan selama pelatihan.

3 Pelatih menjelaskan tentang manfaat yang akan diperoleh peserta apabila

terlibat aktif dalam setiap kegiatan pelatihan.

Page 13: contoh modul pelatihan

KKOONNTTRRAAKK BBEELLAAJJAARR

PPeennjjeellaassaann

Kegiatan kontrak belajar ini adalah bagian upaya untuk memberikan

kesempatan kepada peserta guna mengarahkan dirinya sendiri secara jernih

merumuskan sendiri apa sebenarnya yang diharapkan juga merumuskan sendiri

apa wujud partisipasi mereka di dalam pelatihan ini agar pelatihan dapat berlajan

sesuai rencana.

Sesuai nama sesinya, Kontrak Belajar, maka pelatih pun perlu

menjelaskan secara singkat apa program pelatihan, metode, serta prosedur yang

digunakan dalam pelatihan.

TTuujjuuaann

Membuat komitmen selama mengikuti pelatihan.

Peserta mengetahui tujuan pelatihan serta memahami apa yang harus

dilakukannya agar pelatihan berjalan sesuai rencana.

Waktu

Waktu pelaksanaan 20 menit

Metode

Penjelasan pelatihan : aturan main Brainstorming

Kontrak belajar tugas individual

Alat & Bahan

Kertas kosong ukuran setengah kuarto sebanyak 2 x jumlah peserta

Lembar kontrak belajar

Flip chart dan spidol permanen

Prosedur

1. Seluruh peserta dan pelatih duduk melingkar

2. Pelatih memberikan kata pembuka serta penjelasan singkat tentang modul

pelatihan.

3. Pelatih memberikan kertas kosong dua lembar untuk masing-masing

peserta.

Page 14: contoh modul pelatihan

4. Pelatih menawarkan aturan main dan meminta pendapat peserta mengenai

aturan main tersebut. Apakah peserta setuju atau tidak. Peserta memberikan

masukan.

5. Pelatih meminta peserta menulis di dalam lembar kertas yang pertama apa

yang ia harapkan dengan mengikuti pelatihan ini. Dalam lembar yang kedua

ia menuliskan apa yang dapat ia lakukan agar pelatihan dapat berjalan

dengan baik.

6. Peserta diminta membagi diri menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 5 peserta.

7. Di dalam kelompok peserta mengumpulkan apa yang telah ditulisnya dalam

lembar kertas kosong dan merumuskannya sebagai kesepakatan kelompok.

8. Hasil kesimpulan tiap kelompok ditulis dalam flip chart dan di simpulkan

menjadi kesepakatan bersama.

9. Pelatih meminta peserta untuk mengisi lembar kontrak belajar.

Page 15: contoh modul pelatihan

IICCEE BBRREEAAKKIINNGG

JJAARRII

Format : Perorangan

Waktu : 5-15 Menit

Tempat : Dalam ruangan

Peserta : Sejumlah peserta pelatihan

Tujuan :

Membuat suasana pelatihan segar dan tanpa beban, sebagai sarana rekreasi

bagi semua peserta.

Prosedur :

1. Pelatih meminta semua peserta pelatihan bediri.

2. Pelatih meminta peserta membuat lingkaran dan pelatih berada di tengah-

tengah peserta

3. Pelatih memberi aba-aba untuk menggerakkan jari yang sama pada tangan

kiri dan kanan sesuai dengan contoh pelatih.

4. Posisi awal semua jari dalam keadaan mengepal seperti seorang yang

sedang bertinju.

5. Pelatih mencontohkan gerakan tangan kiri dengan jari kelingking terbuka

sedang empat jari lainnya mengepal, sedangkan tangan kanan, ibu jari

terbuka dan empat jari lainnya mengepal. Kemudian pelatih mengganti

gerakan yang awalnya jari kelingking yang terbuka menjadi ibu jari yang

terbuka, dan sebaliknya.

Diskusi :

1. Mengapa orang kesulitan mengganti jari dalam kondisi tertentu?

2. Apa saja pikiran yang muncul dibenak peserta ketika permainan tersebut

dimulai?

3. Bagaimana sikap peserta ketika kesulitan mengganti jarinya?

4. Bagaimana cara pelatih mengendalikan situasi jika peserta tidak

terkonsentrasi ke jari-jarinya saat acara dimulai?

Page 16: contoh modul pelatihan

MMOODDUULL 11

Sesi I : Mengenali Potensi Diri

Tujuan :

Menyadari bahwa untuk menghadapi sesuatu, perlu mengenal diri terlebih dahulu, baik positif maupun negatif pada diri

Menyadari dan menerima kelebihan dan kekurangan diri

Belajar untuk memahami dan mengetahui bagaimana mengenal potensi yang dimiliki

Waktu :

60 menit

Metode :

Ceramah

Tugas Individu

Sharing

Diskusi Kelompok

Materi :

Kertas & Alat Tulis

Lembar Kerja

Prosedur :

1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)

2. Peserta mengisi Lembar Kerja 01 (10 menit)

3. Peserta berpasangan kemudian melakukan sharing dengan pasangannya

(10 menit)

4. Peserta sharing dalam kelompok dengan salah seorang menceritakan rekan

lainnya, seterusnya secara bergantian (10 menit)

5. Pelatih menutup sesi dengan memberikan kesimpulan kepada peserta agar

peserta dapat menerapkan materi tersebut (15 menit).

Page 17: contoh modul pelatihan

MMOODDUULL 22

Sesi II : Membentuk Persepsi Positif

Tujuan :

Menyadari pentingnya membentuk dan memiliki persepsi yang positif

Memahami persepsi positif

Belajar membentuk

Waktu :

90 menit

Metode :

Ceramah

Tugas Individu

Video

Diskusi

Materi :

Kertas & Alat Tulis

Lembar Kerja

Film Children Of Heaven

Prosedur :

Pertama :

1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)

2. Peserta ditunjukkan video (15 menit)

3. Pelatih dan peserta mendiskusikan film bersama (15 menit)

4. Pelatih menjelaskan tentang persepsi (15 menit)

Kedua :

1. Peserta menginventarisir (Lembar Kerja 02) peristiwa-peristiwa yang

menjadikan dia konflik, kesal atau marah dengan keadaan, orang

lain,pekerjaan atau keluarga (10 menit)

Page 18: contoh modul pelatihan

2. Peserta menginventarisir (Lembar Kerja 02) peristiwa-peristiwa yang

menjadikan dia senang, bahagia, semangat, merasa hidupnya berarti (10

menit)

3. Pelatih mengevaluasi dan menjelaskan isi materi (10 menit)

Page 19: contoh modul pelatihan

MMOODDUULL 33

Sesi III : Manajemen Waktu

Tujuan :

Menyadari bahwa pentingnya pengelolaan waktu

Belajar mengelola waktu

Belajar membuat strategi pencapaian target pekerjaan

Membantu menentukan skala prioritas dari beberapa rencana target

Membantu mengatur waktu penyelesaian tugas

Waktu :

60 menit

Metode :

Ceramah

Tugas Individu

Materi :

Kertas & Alat Tulis

Lembar Kerja

Prosedur :

1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)

2. Peserta menuliskan target yang ingin dicapai dan menentukan akala prioritas

(Lembar Kerja 03) (5 menit)

3. Peserta diminta mengisi lembar kerja target 1 bulan ke depan (Lembar Kerja

04) (10 menit)

4. Peserta diminta mengisi lembar kerja target minggu ini (Lembar Kerja 05)

(10 menit)

5. Peserta mengisi lembar kerja target harian (Lembar Kerja 06) (10 menit)

6. Pelatihan mengevaluasi dan menjelaskan isi materi (10 menit)

Page 20: contoh modul pelatihan

MMOODDUULL 44

Sesi IV : Daya Juang

Tujuan :

Menyadari pentingnya daya juang dalam menghadapi apapun

Memahami jenis-jenis daya juang

Belajar menemukan dan mencari solusi dari kesulitan yang dialami

Belajar membentuk daya juang dalam menghadapi kesulitan dan

pencapaian tujuan kerja

Waktu :

90 menit

Metode :

Ceramah

Tugas Individu

Permainan

Diskusi

Materi :

Kertas & Alat Tulis

Lembar Kerja

Potongan Kayu & Tali

Film Man Of Honor / Goal

Prosedur :

Pertama :

1. Peserta dibagikan potongan kayu berbentuk silinder berukuran 5 cm dan

berjumlah 10 (5 menit)

2. Peserta dibagikan tali sepanjang 80 cm (3 menit)

Page 21: contoh modul pelatihan

3. Peserta diminta mengikat kayu tersebut dengan tali dan diberi jarak yang

sama antara kayu yang satu dengan yang lain (7 menit)

4. Peserta diminta melepaskan kembali ikatan tersebut secepat-cepatnya (5

menit)

5. Pelatih mengobservasi sikap dan perilaku peserta selama permainan

berlangsung

6. Pelatih membahas permainan (15 menit)

Diskusi :

a. Apa perasaan peserta saat mengerjakan permainan?

b. Apa yang terpikirkan oleh peserta dalam melakukan permainan?

c. Bagaimana sikap peserta saat mengalami kesulitan?

d. Bagaimana peserta mengendalikan situasi dalam permainan tersebut?

Kedua :

1. Peserta melihat film (10 menit)

2. Pelatih dan peserta mendiskusikan bersama (10 menit)

3. Peserta menginventarisir hambatan yang ditemui selama menjalankan

pekerjaan (Lembar Kerja 07) (10 menit)

4. Peserta menjelaskan kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui (10

menit)

5. Peserta mengklarifikasikan ke hambatan internal dan eksternal (10 menit)

6. Peserta mengisi respon terhadap hambatan tersebut (10 menit)

7. Pelatih mengevaluasi dan menyampaikan isi materi (15 menit)

Page 22: contoh modul pelatihan

TTEERRMMIINNAASSII

Sesi V : Review dan Evaluasi

Tujuan :

Melakukan rivew terhadap seluruh rangkaian pelatihan

Mengevaluasi keseluruhan rangkaian pelatihan

Mengevaluasi reaksi dan pengetahuan

Waktu :

40 menit

Metode :

Ceramah

Lembar Evaluasi

Materi :

Alat Tulis

Lembar Evaluasi

Prosedur :

1. Peserta dibagikan Lembar Post Test dan mengerjakannya (15 menit)

2. Peserta dibagikan lembar evaluasi pelatihan dan mengerjakannya (30 menit)

Page 23: contoh modul pelatihan

HHAANNDDOOUUTT

Apa itu EFIKASI DIRI ?

Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan

kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan

untuk mencapai suatu hasil (Bandura,1997).

Dimensi-dimensi Efikasi Diri :

a. magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dilakukan

b. generality, berkaitan dengan luas bidang yang dilakukan

c. strength, berkaitan dengan kemantapan atau tingkat keyakinan individu

Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri tinggi :

a. mempunyai keyakinan mampu berperilaku tertentu untuk dapat mencapai

hasil yang diinginkan

b. lebih giat dan lebih tekun dalam berusaha dan mengatasi kesulitan

c. mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk mengatasi tantangan

d. menetapkan target lebih tinggi dengan usaha keras untuk mencapainya

Aspek-aspek Efikasi Diri :

a. keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak

menentu yang mengandung kekaburan, tidak dapat diprediksikan dan penuh

tekanan

b. keyakinan terhadap kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan

kognitif, serta tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil

c. keyakinan mencapai target yang telah ditetapkan

d. keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang muncul.

Page 24: contoh modul pelatihan

HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 11

KKEEMMAAMMPPUUAANN MMEENNGGEENNAALLII PPOOTTEENNSSII DDIIRRII

Kemampuan mengenali potensi diri merupakan awal untuk mengetahui

potensi diri secara objektif. Mengenali potensi diri yang dimaksudkan adalah

mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri individu. Mengenali diri

sendiri merupakan pemahaman terhadap gambaran tentang diri menurut kondisi

sebenarnya, dan pemahaman orang lain mengenai dirinya. Dengan mengenali

diri, individu dapat mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan, cita-cita,

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Mengenali potensi diri dilakukan dengan menggunakan dua tahap, yaitu

pengungkapan dan penerimaan umpan balik. Pada tahap pengungkapan diri,

individu memperluas daerah tertutup dengan cara memperluas daerah buta

dengan menerima umpan balik dari orang lain. Pengungkapan diri dapat

dilakukan dengan mengungkapkan segala potensi yang dimiliki, kemudian

dilanjutkan dengan berbagi cerita mengenai potensi diri untuk mendapatkan

gambaran pengungkapan diri individu dan orang lain serta memdapatkan umpan

balik. Umpan balik bertujuan untuk mendapatkan informasi dari orang lain,

berupa perasaan, pikiran, harapan-harapannya mengenai diri pribadi.

Tehnik mengenali potensi diri dapat dilakukan dengan konsep Jendela

Johari sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang

lain. Jendela tersebut terdiri dari empat sel, yaitu daerah terbuka, daerah buta,

daerah tertutup dan daerah gelap. Jendela Johari digambarkan sebagai sebuah

bujur sangkar dengan empat kuadran. Tiap kuadran menggambarkan konsep

yang berbeda-beda. Jendela Johari digambarkan sebagai berikut :

Page 25: contoh modul pelatihan

Saya Tahu Saya Tidak

Tahu

Orang Lain Tahu I II

Orang Lain Tidak Tahu III IV

Kuadran I disebut Daerah Terbuka, yang mencakup hal-hal yang

diketahui tentang diri dan juga diketahui orang lain. Misalnya saya mengetahui

dan sadar bahwa saya pantang menyerah terhadap tantangan hidup yang saya

hadapi, dan orang-orang lain pun tahu saya pantang menyerah terhadap

tantangan yang saya hadapi.

Kuadran II disebut Daerah Buta, yang mencakup hal-hal tentang diri yang

tidak diketahui, tetapi orang di sekitar mengetahuinya. Misalnya saya tidak tahu

dan tidak sadar bahwa saya sering menyepelekan orang lain, tetapi hal itu

diketahui orang lain.

Kuadran III disebut Daerah Tertutup, yang mencakup hal-hal yang

diketahui, namun orang lain tidak mengetahuinya. Misalnya saya tahu dan sadar

bahwa saya pandai melukis, tetapi orang di sekitar saya tidak mengetahuinya

karena saya tidak pernah bercerita maupun menunjukkan dihadapan mereka.

Kuadran IV disebut Daerah Gelap, mencakup segala hal tentang diri yang

tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Daerah ini sangat luas, berisi

tentang hal-hal yang secara sadar belum diketahui dan potensi yang tidak

disadari.

Penerapan prinsip Jendela Johari dalam melatih diri bertujuan untuk

memperluas Kuadran I dengan cara memperkecil Kuadran II dan III, sehingga

melalui pelatihan ini dengan menggunakan komunikasi, inventarisir, dan

Page 26: contoh modul pelatihan

hubungan antar pribadi dalam kelompok pelatihan diharapkan terjadi perubahan

kesadaran diri seperti yang tergambarkan dalam tabel di bawah ini :

I

II

III

Untuk memperluas Kuadran I diperlukan kesediaan dan kesadaran untuk

membuka diri memberikan masukan dan umpan balik kepada orang lain. Hal ini

menunjukkan bahwa individu selaku pribadi perlu meningkatkan kesediaan,

kesadaran dan keberanian untuk mengungkapkan secara suka rela dan sadar

segala sesuatu mengenai dirinya yang mungkin orang lain tidak mengetahuinya.

Cara ini akan memperkecil Kuadran II. Individu juga perlu meningkatkan

kesediaannya untuk menerima saran atau umpan balik dari orang lain berupa

tanggapan, kesan, pendapat dan saran-saran yang bermanfaat dalam

memperluas pengenalan dan kesadaran diri. Kesediaan untuk menerima dan

memanfaatkan umpan balik merupakan upaya untuk memperluas Kuadran I dan

mempersempit Kuadran III. Secara tidak langsung, Kuadran IV juga turut

menyempit dengan meluasnya Kuadran I.

IV

Page 27: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 01

MMEENNGGEENNAALLII PPOOTTEENNSSII DDIIRRII

Nama Saya :………………………… Nama Panggilan :…………………………….

Arti Nama Saya : ……………………………………………………………………….

Tulislah kelebihan dan kekurangan anda di bawah ini

Gambaran Fisik Positif Gambaran Fisik Negatif

Gambaran Kepribadian Positif Gambaran Kepribadian Negatif

Gambaran Keterampilan Positif Gambaran Keterampilan Negatif

KESIMPULAN Sikap terhadap diri Anda (Puas, Cukup Puas, Tidak Puas

Page 28: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 01.A.

GGAAMMBBAARRAANN DDIIRRII PPOOSSIITTIIFF

(Nama :……………………………..)

Tuliskan 1 (satu) kelebihan yang dimiliki oleh rekan anda secara bergantian.

No Nama Penilai Kelebihan / Komentar Positif

Saya OK karena Saya

Page 29: contoh modul pelatihan

Lampiran - Lembar Kerja 01

DDaaffttaarr KKaattaa

MMeennggeennaallii PPootteennssii DDiirrii Pilihlah kata-kata dibawah ini yang sesuai dengan Anda. Berusahalah jujur dalam

mengisi karena lembar ini hanya untuk diri pribadi Anda yang akhirnya akan

membantu untuk menemukan potensi Anda

Gambaran Fisik Positif Gambaran Fisik Negatif

Rambut indah dan rapi

Hidung mancung

Mata indah

Kulit putih bersih

Gigi putih teratur

Tinggi badan ideal

Bibir seksi

Wajah halus

Tubuh ideal

Lengan kecil

Perut ramping

Jari tangan ramping

Kaki/betis ramping

Rambut kusam dan susah diatur

Hidung pesek

Mata sipit

Kulit kusam

Gigi tidak teratur

Saya pendek

Bibir tidak menarik

Wajah banyak jerawat

Tubuh terlalu kurus/gemuk

Lengan besar

Perut buncit

Jari-jari tangan besar

Kaki/betis besar

Gambaran Kepribadian Positif Gambaran Kepribadian Negatif

Memegang janji

Pandai mengatur waktu

Jujur

Berani menghadapi kenyataan

Bertanggung jawab

Realistis

Hemat

Suka kompetisi

Ramah

Luwes

Serius

Energik

Penuh keyakinan diri

Sopan

Emosi stabil

Mandiri

Teliti

Suka umpan balik

Tepat waktu

Bias belajar dari pengalaman

Menyenangkan

Cerdas

Ingkar janji

Tidak bisa mengatur waktu

Suka berbohong

Takut menghadapi kenyataan

Tidak bertanggung jawab

Tidak realistis

Boros

Tidak suka kompetisi

Kurang ramah

Kaku

Sembrono

Loyo

Ragu-ragu

Kurang ajar

Emosi labil

Tergantung

Ceroboh

Takut umpan balik

Sering menunda sesuatu

Tidak bisa belajar dari pengalaman

Membosankan

Bodoh

Page 30: contoh modul pelatihan

Mengambil resiko secara wajar

Sederhana

Baik

Disukai teman

Untung-untungan

Banyak tingkah

Jahat

Dibenci teman

Gambaran Keterampilan/kemampuan Positif

Gambaran Keterampilan/kemampuan Negatif

Pandai menyanyi

Pandai berolah raga

Menari

Melukis

Mengoperasikan computer

Mengendarai mobil

Memasak

Menjahit

Reparasi barang elektronik

Memotong rambut

Negoisasi

Menulis

Tata rias

Dekorasi

Mendongeng

Bahasa inggris/asing

Baca alquran

Menganalisa masalah

Diskusi

Bergaul

Suara sumbang

Tidak pandai berolah raga

Tidak bisa menari

Tidak bisa melukis

Tidak bisa computer

Tidak bisa nyopir

Tidak pandai memasak

Tidak bisa menjahit

Tidak bisa reparasi

Tidak bisa memotong rambut

Mudah terpengaruh

Tidak pandai menulis

Tidak bisa tata rias

Tidak bisa dekorasi

Tidak pandai mendongeng

Tidak pandai berbahasa inggris

Tidak fasih baca alquran

Analisa kurang

Tidak suka diskusi

Tidak pandai bergaul

Page 31: contoh modul pelatihan

HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 22

PPEERRSSEEPPSSII PPOOSSIITTIIFF

Persepsi merupakan respon kognitif yang didahului oleh proses

penginderaan. Stimulus yang diindera kemudian diorganisir dan

diinterpretasikan, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang

diinderanya. Melalui proses penginderaan yang ditangkap oleh alat indera yang

dimiliki individu, stimulus tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah

diorganisasikan dan diinterpretasikan melalui persepsi individu, sehingga individu

akan menyadari tentang keadaan disekitarnya dan keadaan dirinya sendiri.

Persepsi mencakup kognisi, jadi persepsi meliputi penafsiran objek

berdasarkan sudut pandang pengalaman individu yang bersangkutan. Persepsi

mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus dan penerjemahan

atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat

mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Persepsi merupakan aktifitas yang terintegrasi di dalam diri individu

sehingga apa yang ada dalam diri individu turut aktif dalam mempersepsi.

Persepsi dipengaruhi oleh perasaan, kemampuan berpikir dan pengalaman-

pengalaman yang dimiliki individu, sehingga hasil persepsi akan berbeda antar

individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah pertama ; pihak

perilaku persepsi, jika individu memandang sebuah objek maka ia akan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya. Penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi diri individu. Karakteristik pribadi yang relevan sehubungan

dengan persepsi diantaranya adalah sikap, motif, kepentingan atau minat,

pengalaman masa lalu dan pengharapan. Kedua ; objek yang dipersepsikan,

karakteristik objek yang dilihat dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan,

misalnya gerakan, bunyi, ukuran dan atribut-atribut yang lain dari objek. Ketiga ;

situasi, unsur-unsur lingkungan seperti lokasi, cahaya, panas atau faktor

situasional dapat mempengaruhi perhatian. Beberapa hal yang dapat

Page 32: contoh modul pelatihan

membedakan persepsi antar individu adalah perhatian, harapan, kebutuhan dan

sistem nilai. Keempat ; ciri kepribadian, individu yang berkepribadian percaya diri

dengan yang tidak percaya diri akan berbeda persepsinya terhadap objek yang

sama. Kelima ; serta gangguan kejiwaan, gangguan jiwa dapat menyebabkan

kesalahan persepsi yang biasa disebut halusinasi.

Persepsi dapat berkembang sejalan dengan pengalaman yang dilalui

individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan persepsi

individu adalah keadaan psikologis, keluarga, dan kebudayaan.

Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh individu, maka persepsi pun

dapat menjadi positif atau negatif. Persepsi ini pula yang nantinya memunculkan

pola pikir mengenai sesuatu. Sehingga individu akan merasakan kenyamanan

yang disebabkan oleh persepsi yang positif atau sebaliknya. Persepsi yang

negatif dapat mengakibatkan cara berpikir yang negatif, sehingga individu akan

mudah untuk mengkritik diri sendiri, mempunyai penilaian negatif terhadap diri

sendiri, menolak tanggung jawab dan lain-lain. Sedangkan apabila persepsi

positif akan menghasilkan pola pikir yang positif, maka akan timbul keyakinan

bahwa setiap masalah akan ada jalan keluarnya. Selanjutnya akan menghasilkan

rasa optimisme, kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi akan kemampuan

yang dimiliknya.

Page 33: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 02

MMEEMMBBEENNTTUUKK PPEERRSSEEPPSSII PPOOSSIITTIIFF

Tuliskan peristiwa-peristiwa yang pernah anda alami dan bagaimana anda

menilai peristiwa

tersebut

Page 34: contoh modul pelatihan

HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 33

MMAANNAAJJEEMMEENN WWAAKKTTUU

Bagi sebagian besar orang mengalami stres karena tidak memiliki cukup

waktu untuk melakukan semua kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai

pekerja. Hal ini biasa dirasakan karena dikejar oleh batas waktu penyelesaian

tugas, pembatasan anggaran, persaingan sesama rekan kerja. Persoalan seperti

ini tidak jarang melibatkan keahlian individu dalam mengatur diri, terutama

mengatur waktu. Kemampuan mengatur waktu tidak terlepas dari kemampuan

mengorganisir dan memilih prioritas serta melaksanakannya menurut prioritas.

Hal lain yang merupakan kunci dalam mengatur waktu adalah kemampuan untuk

menentukan prioritas dan kemampuan untuk mengkonsentrasikan segala upaya

pada satu hal dalam satu waktu.

Jika individu merasa bahwa waktu yang dimiliki tidaklah cukup untuk

melakukan dan menyelesaikan segala pekerjaan dan tanggung jawab, maka

individu perlu melakukan proses pembelajaran dari orang lain dan dirinya sendiri.

Hal ini mengingatkan pada semua orang bahwa setiap individu memiliki waktu

yang sama yakni 24 jam dalam sehari, maka individu harus menentukan skala

prioritas pada aktifitas yang dilakukan.

Sebagian orang akan menghabiskan waktunya berdasarkan Matrik

Manajemen Waktu di bawah ini :

Page 35: contoh modul pelatihan

Mendesak Tidak Mendesak

Pe

nti

ng

I

AKTIFITAS :

Krisis

Masalah yang mendesak

Proyek yang digerakkan oleh batas waktu

II

AKTIFITAS :

Pencegahan, aktifitas Kemenangan Pribadi

Pengembangan hubungan

Pengenalan peluang baru

Perencanaan, rekreasi

Tid

ak P

en

tin

g

III

AKTIFITAS :

Interupsi, beberapa telepon,

beberapa pos, beberapa laporan,

beberapa pertemuan

Urusan mendesak

Aktifitas yang populer

IV

AKTIFITAS :

Hal-hal sepele, kerja sibuk

beberapa pos, beberapa telepon

Pemborosan waktu

Aktifitas yang menyenangkan

Pada matrik di atas aktifitas terbagi menjadi dua, yaitu mendesak

(genting) dan penting. Mendesak (genting) berarti memerlukan perhatian segera,

sedangkan penting ada hubungan dengan hasil. Jika sesuatu adalah penting,

maka sesuatu itu akan menunjang misi individu, nilai individu serta sasaran

tertinggi dari target individu.

Kuadran I, mendesak sekaligus penting, kuadran ini berhubungan dengan

hasil signifikan yang memerlukan perhatian langsung. Kuadran I biasanya

disebut sebagai “Krisis” atau “Masalah”. Apabila individu berfokus pada Kuadran

I, maka kuadran ini menjadi lebih besar dan mendominasi diri. Pada kuadran ini,

individu seperti sedang menghadapi ombak yang terus menerpanya, hanya

terfokus pada bangkit dan menghadapi gelombang ombak berikutnya. Sehingga

hasil yang akan didapat oleh individu apabila Kuadran I mendominasi dirinya

adalah stress, keletihan, manajemen krisis dan selalu memadamkan krisis. Hasil

tersebut dapat dilihat pada matrik dibawah ini :

Page 36: contoh modul pelatihan

I. HASIL : II

Stress

Keletihan

Manajemen krisis

Selalu memadamkan krisis

IV

III

Ada individu-individu lain yang menghabiskan sebagian besar waktu

untuk Kuadran III, mendesak namun tidak penting, sambil berpikir bahwa mereka

berada pada Kuadran I. Individu-individu ini menghabiskan sebagian besar waktu

mereka bereaksi terhadap hal-hal penting, dengan mengasumsikan bahwa hal-

hal itu juga penting. Namun kenyataannya adalah kegentingan masalah ini

seringkali didasarkan pada prioritas dan harapan orang lain. Sehingga hasilnya

dapat dilihat pada matrik di bawah ini :

I II

III. HASIL

Fokus jangka pendek

Manajemen krisis

Reputasi – karakter bunglon

Menganggap tujuan dan rencana tidak berharga

Merasa menjadi korban, lepas kendali

Hubungan dangkal dan putus

IV

Individu-individu yang menghabiskan waktu hampir sepenuhnya pada

Kuadran III dan IV pada dasarnya menjalani kehidupan yang tidak bertanggung

jawab. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada matrik di bawah ini :

Page 37: contoh modul pelatihan

I II

III

IV

Individu yang efektif berada di luar Kuadran III dan IV karena genting atau

tidak, hal-hal tersebut memang tidak penting. Mereka juga mengurangi Kuadran I

dengan memperbanyak menggunakan waktu di Kuadran II.

Kuadran II adalah inti dari manajemen waktu, yang juga menggambarkan

manajemen pribadi yang efektif. Kuadran ini berhubungan dengan hal-hal yang

tidak genting, tetapi penting. Ia berhubungan dengan hal-hal seprerti membina

hubungan, menulis pernyataan misi pribadi, perencanaan jangka panjang,

latihan, pemeliharaan pencegahan, persiapan mengenai semua hal yang individu

tahu perlu dikerjakan. Sehingga hasilnya dapat di lihat pada matrik di bawah ini :

I II

HASIL

Visi, Perpsektif

Keseimbangan

Disiplin

Kontrol

Beberapa krisis

HASIL :

Sama sekali tak bertanggung jawab

Dipecat dari pekerjaan

Bergantung pada orang lain atau lembaga untuk hal-hal mendasar

Page 38: contoh modul pelatihan

Empat pilar pada manajemen waktu secara efektif adalah pertama,

menentukan peran (Identifying Roles). Banyak individu secara nyata tidak

berpikir tentang peran yang mereka lakukan dalam hidup. Tugas yang pertama

menuliskan peran kunci dalam hidup. Misalnya sebagai suami / istri, karyawan /

karyawati, sehingga individu dapat menentukan fokus peran yang akan

dilakukannya.

Kedua, menentukan tujuan (Selecting Goals). Langkah selanjutnya

individu menentukan hasil yang ingin dicapai pada setiap peran yang dipilih

selama jangka waktu tertentu dan terbatas. Idealnya tujuan jangka pendek harus

merupakan bagian yang terintegrasi dari tujuan jangkan panjang.

Ketiga, penjadwalan (Scheduling).Tujuan jangka pendek, misalnya

minggu depan, harus didefinisikan. Misal ingin meningkatkan kemampuan

presentasi, meningkatkan kemampuan menjual, meningkatkan percepatan

penyelesaian tugas di kantor. Pada tahap ini perlu mengidentifikasikan peran dan

menentukan tujuan, kemudian menjabarkan setiap tujuan pada hari-hari tertentu

dalam minggu ini sebagai prioritas yang ditentukan.

Keempat adalah adaptasi (Daily Adapting), individu tetap mampu

menyesuaikan dengan peristiwa-peristiwa sehari-hari yang tidak direncanakan

dan tidak ragu-ragu untuk menghadapinya.

Page 39: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 03

TTAARRGGEETT PPEEKKEERRJJAAAANN SSAAYYAA

Tulislah target-target yang akan dicapai dalam pekerjaan anda.

Target Waktu

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

....................................................................................................

Page 40: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 04

TTAARRGGEETT SSAATTUU BBUULLAANN

Inilah target satu bulan ini yang bisa saya capai.

Bulan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Alasan/Catatan:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

Page 41: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 05

TTAARRGGEETT SSAATTUU MMIINNGGGGUU

Inilah target satu minggu ini yang bisa saya capai.

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Tgl Jam

6 - 7

7 – 8

8 – 9

9 – 10

10 – 11

11 - 12

12 – 1PM

1 – 2

2 – 3

3 – 4

4 – 5

5 – 6

6 – 7

7 – 8

8 – 9

9 – 10

10 – 11

11 – 12

12 – 1AM

1 – 2

2 – 3

3 – 4

4 – 5

5 – 6

Alasan/Catatan:

.............................................................................................................

Page 42: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 06

TTAARRGGEETT SSAATTUU HHAARRII // HHAARRIIAANN

Inilah target satu hari ini yang bisa saya capai.

Hari / Tanggal : .....................................

Prio-

ritas No. Target

Cek

Ok!

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Alasan/Catatan:

.............................................................................................................

.............................................................................................................

Page 43: contoh modul pelatihan

HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 44

DDAAYYAA JJUUAANNGG

Daya juang atau adversity qoutient merupakan konsep tentang potensi

manusia berupa kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah hidup

berupa kesulitan atau hambatan. Daya juang merupakan respon individu

terhadap kesulitan yang dihadapi berupa respon yang dapat berfungsi bertahan

(tidak berputus asa atau mengundurkan diri) dan menghadapi kesulitan untuk

diselesaikan. Respon ini merupakan respon persepsi di mana didalamnya

terdapat peran kognitif dalam memandang permasalahan kesulitan yang

dihadapi.

Daya juang berkaitan dengan respon individu dalam menghadapi suatu

stimulus dari luar dan dari dalam diri. Dengan mengetahui bagaimana individu

memposisikan dirinya atas stimulus akan menjelaskan bagaimana individu

mampu menguasai diri dan mengendalikan situasi yang berhubungan dengan

dirinya. Kemampuan menguasai dan mengendalikan yang tinggi berarti individu

memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya, demikian

pula sebaliknya.

Aktifitas yang dilakukan manusia adalah upaya pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Daya juang menjelaskan bahwa dorongan individu dalam

mencapai tujuan adalah dorongan untuk mendaki. Tujuan ini adalah tujuan yang

berhubungan dengan pencapaian kebutuhan aktualisasi diri, sedang yang

dimaksud dengan mendaki adalah pertumbuhan dan perbaikan hidup pada

individu. Hal ini menunjukkan pula, apa bila energi pendorong pada individu

memadai, maka ia akan terus beraktifitas, dan sebaliknya, bila energi pendorong

tersebut melemah maka individu akan berhenti upayanya dalam mencapai

aktualisasi diri.

Tiga jenis individu dalam hubungannya dengan energi untuk mendaki dan

menghadapi hambatan-hambatan yang menyertai upaya tersebut. Secara

Page 44: contoh modul pelatihan

berurutan dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah quitters, campers dan

climbers.

Quitters merupakan orang-orang yang tidak ada keinginan untuk mendaki

dan bahkan berhenti. Individu ini tidak memiliki energi untuk mencapai kebutuhan

aktualisasi diri. Mereka cenderung untuk menghindar dari tantangan-tantangan

yang nantinya akan dihadapi. Mereka merasa cukup dengan semua yang sudah

diperoleh dan berharap (dengan mengambil sikap ini) tidak akan mendapat

tantangan-tantangan kehidupan daripada apabila mereka mendaki. Semangat

individu minim sehingga kualitas kerja rendah dan menjadi tidak kreatif.

Campers diibaratkan seperti orang-orang yang sedang berkemah.

Campers mengarah pada individu-individu yang telah berusaha melakukan

pendakian atau berusaha mencapai tujuan, namun kemudian berhenti ketika

mencapai pada tingkat tertentu dan merasa telah cukup sukses sehingga ia

berhenti dalam mendaki. Berhentinya upaya untuk memperjuangkan aktifitas diri

berarti ia telah berhenti mendaki. Individu ini termasuk merugi karena ia tidak

berupaya mencapai puncak yang bisa dicapainya. Pada dasarnya campers

berupaya menghindari pengalaman yang mungkin dapat mengakibatkan

perubahan besar.

Climbers berarti pendaki. Climbers adalah sebutan untuk individu yang

semua hidup membaktikan diri untuk pendakian. Tanpa menghiraukan latar

belakang, keuntungan atau kerugian nasib baik atau buruk, ia terus mendaki.

Climbers selalu berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mencapai

aktifitas diri dengan tidak pernah membiarkan hambatan-hambatan menghalangi

pendakiannya.

Individu tipe climbers memiliki keyakinan bahwa segala hal bisa dan akan

terlaksana meskipun orang lain bersikap negatif dan menyatakan bahwa hal itu

tidak mungkin ditempuh dan climbers selalu yakin akan menemukan cara

membuat segala sesuatu terjadi karena climbers tidak pernah khawatir pada

resiko dan yakin akan adanya keberhasilan atas usaha-usaha yang

ditempuhnya.

Ketiga jenis individu diatas bukanlah bersifat bawaan, melainkan dapat

dipelajari dan dilatih. Sehingga pengalaman dan persepsi individu sangat

berpengaruh terhadap terbentuknya ketiga jenis daya juang tersebut.

Page 45: contoh modul pelatihan

Lembar Kerja 07

DDAAYYAA JJUUAANNGG

Tulislah hambatan-hambatan yang biasa anda alami dan bagaimana anda meresponnya.

No Hambatan Internal Eksternal Respon

KESIMPULAN

Anda termasuk Jenis Individu …….

Page 46: contoh modul pelatihan

DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA

Covey, S.R.,1997. The 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta : Binarupa Aksara

Noe, R.A. 2002. Employee Training and Development, Second Edition. New York

: McGraw-Hill. Spector, E.P.I; O’Connell, J.B ; Chen, Y.P. 2000. A Longitudinal Study of

Relations Between Job Stressors and Jos Strains While Controlling for Prior Negative Affectivity and Strains. Journal of Applied Psychology. Vol.85, No.2, 211-218.

Stoltz, P. G.,1997. Adversity Quotient : Turning Obstacles Into Opportunities.

New York : John Wiley & Sons, Inc