MODUL PELATIHAN EFIKASI DIRI UNTUK MENGURANGI TINGKAT STRES KERJA KARYAWAN
MODUL
PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII
UUNNTTUUKK MMEENNGGUURRAANNGGII TTIINNGGKKAATT SSTTRREESS KKEERRJJAA
KKAARRYYAAWWAANN
PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII
I. LATAR BELAKANG
Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan
kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan
untuk mencapai suatu hasil Bandura (1997). Efikasi diri merupakan hasil proses
kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan individu. Individu yang
merasa mampu atau memiliki efikasi diri tinggi akan melihat stresor yang ada
bukan sebagai ancaman sebagaimana individu yang memiliki tingkat efikasi diri
rendah memandangnya.
Pada beberapa dimensi, pengharapan individu terhadap efikasi diri dalam
dirinya berbeda-beda dan memberikan manifestasi yang cukup berarti pada
perasaan dan perilaku individu yang pada akhirnya akan berimplikasi pada
kinerja. Bandura menyebutkan dimensi-dimensi tersebut adalah magnitude,
berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dilakukan ; generality, berkaitan dengan
luas bidang yang dilakukan ; strength, berkaitan dengan kemantapan atau tingkat
keyakinan individu.
Orang yang memiliki efikasi diri tinggi mempunyai keyakinan mampu
berperilaku tertentu untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. Orang-orang
yang mempunyai efikasi diri tinggi juga lebih giat dan lebih tekun dalam berusaha
dan mengatasi kesulitan, serta mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk
mengatasi tantangan, sedangkan orang yang mempunyai efikasi diri rendah
cenderung mengurangi usahanya atau menyerah ketika dihadapkan pada suatu
permasalahan. Bandura mengatakan bahwa orang cenderung menghindari
situasi yang diyakini melampaui batas kemampuan mereka, tetapi akan
melakukan tindakan yang menurut penilaiannya mampu dilakukan. Hal ini
berkaitan dengan penentuan target, dimana individu yang memiliki efikasi diri
tinggi akan menetapkan target lebih tinggi dengan usaha keras untuk
mencapainya. Individu tersebut kemudian akan berupaya menetapkan target
yang lebih tinggi lagi bila target yang sesungguhnya telah mampu dicapai.
Kegagalan dalam mencapai suatu target justru akan membuat individu berusaha
lebih giat lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang
membuatnya gagal dan kemungkinan akan menetapkan target lain yang lebih
tinggi lagi. Individu yang mempunyai efikasi diri rendah menetapkan target yang
lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian target
yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah.
Beberapa aspek-aspek efikasi diri adalah ; a. keyakinan terhadap
kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak menentu yang mengandung
kekaburan, tidak dapat diprediksikan dan penuh tekanan ; b. keyakinan terhadap
kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, serta tindakan yang
diperlukan untuk mencapai suatu hasil ; c. keyakinan mencapai target yang telah
ditetapkan ; dan d. keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang
muncul.
Bandura mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
efikasi diri meliputi : (1) sifat tugas yang dihadapi, beberapa tugas menuntut
kinerja yang tinggi dan lebih berat dibanding dengan tugas yang lain. Jenis tugas
tertentu mengandung tantangan yang berbeda dan ada nilai kompetitif ; (2)
Insentif ekternal, merupakan hadiah yang diberikan oleh orang lain atas
keberhasilan individu dalam melaksanakan suatu tugas ; (3) status atau peran
individu dalam lingkungan, semakin tinggi status sosial individu maka semakin
tinggi pula kepercayaan dirinya dan akan semakin besar penghargaan dari orang
lain, dan sebaliknya ; (4) informasi tentang kemampuan diri, efikasi diri
seseorang akan meningkat atau menurun tergantung dari informasi yang diterima
dari orang lain mengenai sisi positif atau negatif dari dirinya. Faktor lain yang
mempengaruhi pembentukan efikasi diri (Pajares dan Schunck, 2000) adalah
ada tidaknya pendorong dalam melakukan sesuatu dan batasan pencapaian
sesuatu.
Bandura menyatakan bahwa efikasi diri dapat tumbuh dan dipelajari melalui
empat sumber yaitu pencapaian prestasi, pengalaman orang lain, persuasi verbal
dan kondisi psikologis. Disamping keempat sumber tersebut efikasi diri
dipengaruhi oleh standar internal tingkah laku seseorang (Feist dan Feist, 1998).
Pelatihan ini akan membahas efikasi diri sebagai pemahaman individu
terhadap salah satu aspek penting yang mendukung individu dalam menghadapi
pekerjaan apa pun. Proses pembelajaran menggunakan metode pengalaman
berstruktur.
II. Tujuan
Tujuan dari pelatihan efikasi diri adalah sebagai berikut :
a. Karyawan mampu mengenali dan memahami potensi yang dimilikinya
b. Melatih karyawan untuk membentuk keyakinan terhadap potensi yang
dimilikinya
c. Karyawan mampu membentuk persepsi positif dalam menghadapi stimulus
yang dihadapinya
d. Melatih karyawan untuk menerapkan bentuk keyakinan terhadap persepsi
positif yang dimilikinya
e. Karyawan mampu memahami konsep manajemen waktu
f. Melatih karyawan menerapkan manajemen waktu
g. Melatih karyawan untuk mengenali dan memahami daya juang yang
dimilikinya
h. Mampu meningkatkan dan mengaplikasikan efikasi diri yang tinggi dalam
perusahaan
III. Materi Kegiatan
Pelatihan efikasi diri disusun dalam bentuk modul pelatihan yang terdiri
dari empat modul, yaitu :
1. Mengenali Potensi Diri
2. Membentuk Persepsi Positif
3. Manajemen Waktu
4. Daya Juang
IV. Peserta
Peserta adalah karyawan PT Adira Dinamika Multifinance (PT. Adira
Finance) yang berasal dari departemen-departemen yang berada di dalam
organisasi. Pelatihan efikasi diri ini diikuti oleh 15 peserta.
V. Metode Pelatihan
Mengutamakan experiential learning, dengan ceramah, simulasi-simulasi,
game, brainstorming disesuaikan dengan sasaran dan materi. Pelatihan ini
menggunakan metode yang mengacu pada model pembelajaran berdasarkan
pengalaman, yaitu proses pembelajaran yang terjadi ketika subjek melakukan
suatu aktivitas, kemudian memperhatikan, menganalisis aktivitas yang
dilakukannya itu secara kritis, lalu mencari pemahaman dari analisis tadi dan
menjadikan pemahaman tersebut dalam perilaku mendatang.
VI. Pelatih
Mengingat materi dan metode penyajian sangat bersifat psikologis, maka
pemilihan pelatih dan pendamping pelatih adalah pada sarjana psikologi,
psikolog atau orang-orang yang menguasai tehnik-tehnik psikologis yang sudah
terlatih. Pelatihan ini menggunakan satu orang pelatih dan ddibantu dua orang
pendamping pelatih. Bagi pelatih disediakan bahan bacaan untuk memperkaya
wawasan.
Pemilihan pelatih dan pendamping pelatih sebagai seorang fasilitator yaitu
memiliki kompetensi dalam bidang ilmu manajemen, ilmu psikologi, dan dinamika
kelompok, memahami rancangan permainan untuk mengungkapkan perilaku
manajemen, memiliki kemampuan observasi, dan kemampuan komunikasi yang
baik, menarik dan berwibawa (pendidikan yang memadai, kepribadian yang
menarik, dan memiliki selera humor yang baik), serta menguasai masalah teknis
pelatihan termasuk masalah keselamatan (Ancok, 2002).
VII. Alokasi Waktu
Waktu secara keseluruhan untuk menyelenggarakan pelatihan adalah 8 jam
yang dilakukan dalam satu hari.
VIII. Waktu Pelatihan
Hari / tanggal :
Waktu : Pkl 08.00 – 17.00
Tempat :
Fasilitas pelatihan : Modul pelatihan efikasi diri
Lunch + Coffee Break
JJAADDWWAALL
PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII
TOPIK KEGIATAN WAKTU Pembukaan Perkenalan tim pelatihan 10’ 08.00-08.45
Penjelasan tujuan pelatihan 15’
Diskusi peraturan selama pelatihan berlangsung
20’
Ice Breaking Permainan Perkenalan 15’ 08.45-09.30
Jajak pengetahuan 15’
Pre test 15’
Coffee Break 15’ 09.30-09.45
Materi I Mengenali Potensi Diri (Ceramah dan penulisan lembar kerja)
60’ 09.45-10.45
Materi II Membentuk Persepsi Positif (Ceramah, simulasi dan penulisan lembar kerja)
90’ 10.45-12.15
ISHOMA 60’ 12.15-13.15
Energizer Brain Gym 10’ 13.15-13.25
Materi III Manajemen Waktu (Ceramah dan penulisan lembar kerja)
60’ 13.25-14.25
Materi IV Daya Juang (Ceramah dan simulasi)
90’ 14.25-15.55
Review Terminasi dan review materi keseluruhan 20’ 15.55-16.15
Post test 20’ 16.15-16.35
DDEETTAAIILL PPEELLAAKKSSAANNAAAANN
PPEELLAATTIIHHAANN EEFFIIKKAASSII DDIIRRII
KEGIATAN TUJUAN DESKRIPSI Perlengkapan PIC
Pembukaan Aula Sound System
Name Tag
Pelatih Pendamping
Ice Breaking, Tujuan & Kontrak Belajar
Menjalin hubungan yang baik antara peneliti, pelatih dan peserta
Membangun sikap saling percaya antara peserta dan pelatih
Membangun suasana pelatihan yang akrab dan nyaman
Memotivasi peserta agar mengikuti pelatihan sampai selesai dan bersungguh-sungguh
Menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu bagaimana menjadi karyawan yang siap dalam menghadapi pekerjaan sehingga setelah mengikuti pelatihan dapat menerapkannya di tempat kerja
Pada sesi ini memperkenalkan seluruh tim (Pelatih, pendamping dan tim teknis) dan masing-masing trainee dengan Permainan. Kemudian menjelaskan aturan pelatihan dan tujuan dilaksanakannya pelatihan. Aturan pelatihan adalah peserta diharapkan terbuka pikiran dan hati, partisipatif/terlibat aktif, alat komunikasi di silent
Pelatih Pendamping
Coffee Break Coffee, Tea & Snack
Tim Teknis
Mengenali Potensi Diri
Peserta mampu memahami pentingnya mengenali potensi diri.
Mampu untuk memahami dan mengetahui bagaimana mengenal potensi yang dimiliki
Melatih peserta untuk mengenali potensi diri
Menyadari dan menerima kelebihan dan kekurangan diri
Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Feed Back
Laptop, LCD, Slide Presentasi, Lembar Kerja
Pelatih Pendamping Tim Teknis
Membentuk Persepsi Positif
Peserta menyadari pentingnya membentuk dan memiliki persepsi yang positif
Memahami persepsi
Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Diskusi
Laptop, LCD, Slide Presentasi, Video,Lembar Kerja
Pelatih Pendamping Tim Teknis
positif Belajar membentuk
persepsi positif Membantu menilai
peristiwa secara objektif dan positif
Manajemen Waktu
Peserta menyadari bahwa pentingnya pengelolaan waktu
Belajar mengelola waktu
Belajar membuat strategi pencapaian target pekerjaan
Membantu menentukan skala prioritas dari beberapa rencana kegiatan
Membantu mengatur waktu penyelesaian tugas
Membuat strategi pencapaian target
Ceramah, Penulisan Lembar Kerja,
Laptop, LCD, Slide Presentasi, Lembar Kerja
Pelatih Pendamping Tim Teknis
Daya Juang Peserta menyadari pentingnya daya juang dalam menghadapi apapun
Peserta mampu memahami jenis-jenis daya juang
Belajar menemukan dan mencari solusi dari kesulitan yang dialami
Belajar membentuk daya juang dalam menghadapi kesulitan dan pencapaian tujuan kerja
Ceramah, Penulisan Lembar Kerja, Permainan, Diskusi
Laptop, LCD, Slide Presentasi, Video,Lembar Kerja, Alat permainan
Pelatih Pendamping Tim Teknis
Review & Evaluasi
Peserta mampu memahami secara konprehensif mengenai efikasi diri dan mampu mengaplikasikannya di tempat kerja
Mengevaluasi keseluruhan rangkaian pelatihan
Ceramah dan Diskusi, Lembar Kerja
Pelatih
PP EE MM BB UU KK AA AA NN
BBEERRDDOOAA DDAANN BBEERRBBAAGGII
PPeennjjeellaassaann
Berdoa akan ditujukan agar pelatih dan peserta pelatihan siap melakukan
aktivitas dan mengingatkan bahwa kelancaran aktivitas yang dilakukan tidak
terlepas dari kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan berbagi, bisa dengan cerita ringan tetapi sarat makna dan ini
bisa di sampaikan oleh pelatih.
TTuujjuuaann
1. pelatih dan peserta mampu melibatkan sisi spiritualnya dalam aktivitas
pelatihan.
2. peserta siap mengikuti dan melibatkan diri secara aktif dalam aktivitas
pelatihan.
3. peserta mampu berbagi dan membuka diri dengan orang lain.
4. peserta mampu mengungkapkan hal-hal yang dialaminya atau yang
menarik perhatiannya dan mengambil hikmah dari hal-hal tersebut.
WWaakkttuu
15 menit
PPEERRKKEENNAALLAANN
PPeennjjeellaassaann
Suatu aktivitas memerlukan suatu pertemuan yang akan mengawali
rangkaian aktivitas selanjutnya. Dalam pertemuan pembuka biasanya diawali
dengan perkenalan antara pelatih dan peserta agar saling mengenal satu sama
lain dan bekerjasama agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
TTuujjuuaann
1 Memperkenalkan pelatih kepada para peserta
2 Menumbuhkan keakraban di antara peserta dan pelatih
WWaakkttuu
10 menit
MMeettooddee
Permainan
AAllaatt && BBaahhaann
Name tag untuk tiap peserta dan pelatih
PPRROOSSEEDDUURR
1 Pelatih menjelaskan bahwa semua peserta yang berada disini akan
melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan dan gembira. Peserta
diharapkan dapat menciptakan suasana santai dan nyaman.
2 Pelatih memperkenalkan diri dan seluruh timnya (tim pelatih dan
pendamping pelatih) mencakup identitas, pekerjaan, dan aktivitas sehari-
hari.
3 Pelatih menginformasikan aktivitas apa saja yang akan dilakukan untuk
kepentingan dokumentasi (foto, merekam dengan kaset dan video). Pelatih
memastikan peserta merasa aman.
4 Pelatih membagikan name tag kepada peserta dan meminta peserta
menuliskan nama masing-masing dengan jelas (boleh nama panggilan
sehari-hari/nama akrab) dan memasangnya di bagian dada sebelah kiri.
PPEERRMMAAIINNAANN PPEERRKKEENNAALLAANN
Tujuan : Mengenali anggota kelompok
Waktu : 15 menit
Metode : permainan
Alat : Kursi dan name tag
Permainan : Merajut benang-benang persahabatan
Prosedur :
a. Pelatih memperkenalkan diri kepada peserta
b. Semua peserta duduk melingkar sehingga dapat melihat satu sama lain
c. Setiap peserta memperkenalkan diri secara bergilir
d. Setelah semua peserta memperkenalkan diri, Pelatih meminta peserta untuk
menepuk kedua paha dilanjutkan dengan menjentikkan jari tangan kanan dan
kiri secara bergantian. Pada saat menjentikkan jari, peserta diminta untuk
menyebutkan namanya sendiri dan menyebutkan nama orang lain yang akan
ditunjuk begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran.
e. Pelatih meminta peserta untuk menyebutkan nama anggota kelompoknya
Pembahasan Permainan
1. Pelatih menanyakan perasaan peserta selama permainan tersebut
2. Pelatih menanyakan apakah mudah menghafal nama orang
3. Pelatih menanyakan apakah ada cara mudah menghafal nama orang
4. Pelatih menanyakan bagaimana perasaan peserta yang ketika namanya
disebut keliru
Kesimpulan
Berdasarkan ungkapan perasaan dan pendapat para peserta, Pelatih
menyimpulkan :
1. Untuk mengenal nama teman dalam kelompok tidak cukup dalam waktu yang
singkat, tetapi memerlukan beberapa waktu apalagi untuk mengenal sikap
teman
2. Mengenal kelompok dengan menggunakan struktur yang ada (urutan tempat
duduk) akan lebih memudahkan
3. Ada perasaan tidak enak jika memperkenalkan teman dengan nama yang
salah
4. Untuk dapat melakukan sesuatu perlu berkonsentrasi dengan benar
TTUUJJUUAANN PPEELLAATTIIHHAANN
Tujuan
1 Menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu bagaimana untuk menjadi karyawan
yang memiliki efikasi diri yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan sehingga
setelah mengikuti pelatihan peserta dapat menerapkannya di tempat kerja.
2 Menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama pelatihan
beserta aturan-aturan yang harus diikuti selama pelatihan berlangsung.
Waktu
15 menit
Metode
Ceramah (indoor).
Alat & Bahan
Hand out
Prosedur
1 Pelatih menjelaskan secara singkat tujuan pelatihan yang diadakan.
2 Pelatih menjelaskan rangkaian aktivitas yang dilakukan selama pelatihan.
3 Pelatih menjelaskan tentang manfaat yang akan diperoleh peserta apabila
terlibat aktif dalam setiap kegiatan pelatihan.
KKOONNTTRRAAKK BBEELLAAJJAARR
PPeennjjeellaassaann
Kegiatan kontrak belajar ini adalah bagian upaya untuk memberikan
kesempatan kepada peserta guna mengarahkan dirinya sendiri secara jernih
merumuskan sendiri apa sebenarnya yang diharapkan juga merumuskan sendiri
apa wujud partisipasi mereka di dalam pelatihan ini agar pelatihan dapat berlajan
sesuai rencana.
Sesuai nama sesinya, Kontrak Belajar, maka pelatih pun perlu
menjelaskan secara singkat apa program pelatihan, metode, serta prosedur yang
digunakan dalam pelatihan.
TTuujjuuaann
Membuat komitmen selama mengikuti pelatihan.
Peserta mengetahui tujuan pelatihan serta memahami apa yang harus
dilakukannya agar pelatihan berjalan sesuai rencana.
Waktu
Waktu pelaksanaan 20 menit
Metode
Penjelasan pelatihan : aturan main Brainstorming
Kontrak belajar tugas individual
Alat & Bahan
Kertas kosong ukuran setengah kuarto sebanyak 2 x jumlah peserta
Lembar kontrak belajar
Flip chart dan spidol permanen
Prosedur
1. Seluruh peserta dan pelatih duduk melingkar
2. Pelatih memberikan kata pembuka serta penjelasan singkat tentang modul
pelatihan.
3. Pelatih memberikan kertas kosong dua lembar untuk masing-masing
peserta.
4. Pelatih menawarkan aturan main dan meminta pendapat peserta mengenai
aturan main tersebut. Apakah peserta setuju atau tidak. Peserta memberikan
masukan.
5. Pelatih meminta peserta menulis di dalam lembar kertas yang pertama apa
yang ia harapkan dengan mengikuti pelatihan ini. Dalam lembar yang kedua
ia menuliskan apa yang dapat ia lakukan agar pelatihan dapat berjalan
dengan baik.
6. Peserta diminta membagi diri menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 peserta.
7. Di dalam kelompok peserta mengumpulkan apa yang telah ditulisnya dalam
lembar kertas kosong dan merumuskannya sebagai kesepakatan kelompok.
8. Hasil kesimpulan tiap kelompok ditulis dalam flip chart dan di simpulkan
menjadi kesepakatan bersama.
9. Pelatih meminta peserta untuk mengisi lembar kontrak belajar.
IICCEE BBRREEAAKKIINNGG
JJAARRII
Format : Perorangan
Waktu : 5-15 Menit
Tempat : Dalam ruangan
Peserta : Sejumlah peserta pelatihan
Tujuan :
Membuat suasana pelatihan segar dan tanpa beban, sebagai sarana rekreasi
bagi semua peserta.
Prosedur :
1. Pelatih meminta semua peserta pelatihan bediri.
2. Pelatih meminta peserta membuat lingkaran dan pelatih berada di tengah-
tengah peserta
3. Pelatih memberi aba-aba untuk menggerakkan jari yang sama pada tangan
kiri dan kanan sesuai dengan contoh pelatih.
4. Posisi awal semua jari dalam keadaan mengepal seperti seorang yang
sedang bertinju.
5. Pelatih mencontohkan gerakan tangan kiri dengan jari kelingking terbuka
sedang empat jari lainnya mengepal, sedangkan tangan kanan, ibu jari
terbuka dan empat jari lainnya mengepal. Kemudian pelatih mengganti
gerakan yang awalnya jari kelingking yang terbuka menjadi ibu jari yang
terbuka, dan sebaliknya.
Diskusi :
1. Mengapa orang kesulitan mengganti jari dalam kondisi tertentu?
2. Apa saja pikiran yang muncul dibenak peserta ketika permainan tersebut
dimulai?
3. Bagaimana sikap peserta ketika kesulitan mengganti jarinya?
4. Bagaimana cara pelatih mengendalikan situasi jika peserta tidak
terkonsentrasi ke jari-jarinya saat acara dimulai?
MMOODDUULL 11
Sesi I : Mengenali Potensi Diri
Tujuan :
Menyadari bahwa untuk menghadapi sesuatu, perlu mengenal diri terlebih dahulu, baik positif maupun negatif pada diri
Menyadari dan menerima kelebihan dan kekurangan diri
Belajar untuk memahami dan mengetahui bagaimana mengenal potensi yang dimiliki
Waktu :
60 menit
Metode :
Ceramah
Tugas Individu
Sharing
Diskusi Kelompok
Materi :
Kertas & Alat Tulis
Lembar Kerja
Prosedur :
1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)
2. Peserta mengisi Lembar Kerja 01 (10 menit)
3. Peserta berpasangan kemudian melakukan sharing dengan pasangannya
(10 menit)
4. Peserta sharing dalam kelompok dengan salah seorang menceritakan rekan
lainnya, seterusnya secara bergantian (10 menit)
5. Pelatih menutup sesi dengan memberikan kesimpulan kepada peserta agar
peserta dapat menerapkan materi tersebut (15 menit).
MMOODDUULL 22
Sesi II : Membentuk Persepsi Positif
Tujuan :
Menyadari pentingnya membentuk dan memiliki persepsi yang positif
Memahami persepsi positif
Belajar membentuk
Waktu :
90 menit
Metode :
Ceramah
Tugas Individu
Video
Diskusi
Materi :
Kertas & Alat Tulis
Lembar Kerja
Film Children Of Heaven
Prosedur :
Pertama :
1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)
2. Peserta ditunjukkan video (15 menit)
3. Pelatih dan peserta mendiskusikan film bersama (15 menit)
4. Pelatih menjelaskan tentang persepsi (15 menit)
Kedua :
1. Peserta menginventarisir (Lembar Kerja 02) peristiwa-peristiwa yang
menjadikan dia konflik, kesal atau marah dengan keadaan, orang
lain,pekerjaan atau keluarga (10 menit)
2. Peserta menginventarisir (Lembar Kerja 02) peristiwa-peristiwa yang
menjadikan dia senang, bahagia, semangat, merasa hidupnya berarti (10
menit)
3. Pelatih mengevaluasi dan menjelaskan isi materi (10 menit)
MMOODDUULL 33
Sesi III : Manajemen Waktu
Tujuan :
Menyadari bahwa pentingnya pengelolaan waktu
Belajar mengelola waktu
Belajar membuat strategi pencapaian target pekerjaan
Membantu menentukan skala prioritas dari beberapa rencana target
Membantu mengatur waktu penyelesaian tugas
Waktu :
60 menit
Metode :
Ceramah
Tugas Individu
Materi :
Kertas & Alat Tulis
Lembar Kerja
Prosedur :
1. Pelatih memberikan pengantar materi (15 menit)
2. Peserta menuliskan target yang ingin dicapai dan menentukan akala prioritas
(Lembar Kerja 03) (5 menit)
3. Peserta diminta mengisi lembar kerja target 1 bulan ke depan (Lembar Kerja
04) (10 menit)
4. Peserta diminta mengisi lembar kerja target minggu ini (Lembar Kerja 05)
(10 menit)
5. Peserta mengisi lembar kerja target harian (Lembar Kerja 06) (10 menit)
6. Pelatihan mengevaluasi dan menjelaskan isi materi (10 menit)
MMOODDUULL 44
Sesi IV : Daya Juang
Tujuan :
Menyadari pentingnya daya juang dalam menghadapi apapun
Memahami jenis-jenis daya juang
Belajar menemukan dan mencari solusi dari kesulitan yang dialami
Belajar membentuk daya juang dalam menghadapi kesulitan dan
pencapaian tujuan kerja
Waktu :
90 menit
Metode :
Ceramah
Tugas Individu
Permainan
Diskusi
Materi :
Kertas & Alat Tulis
Lembar Kerja
Potongan Kayu & Tali
Film Man Of Honor / Goal
Prosedur :
Pertama :
1. Peserta dibagikan potongan kayu berbentuk silinder berukuran 5 cm dan
berjumlah 10 (5 menit)
2. Peserta dibagikan tali sepanjang 80 cm (3 menit)
3. Peserta diminta mengikat kayu tersebut dengan tali dan diberi jarak yang
sama antara kayu yang satu dengan yang lain (7 menit)
4. Peserta diminta melepaskan kembali ikatan tersebut secepat-cepatnya (5
menit)
5. Pelatih mengobservasi sikap dan perilaku peserta selama permainan
berlangsung
6. Pelatih membahas permainan (15 menit)
Diskusi :
a. Apa perasaan peserta saat mengerjakan permainan?
b. Apa yang terpikirkan oleh peserta dalam melakukan permainan?
c. Bagaimana sikap peserta saat mengalami kesulitan?
d. Bagaimana peserta mengendalikan situasi dalam permainan tersebut?
Kedua :
1. Peserta melihat film (10 menit)
2. Pelatih dan peserta mendiskusikan bersama (10 menit)
3. Peserta menginventarisir hambatan yang ditemui selama menjalankan
pekerjaan (Lembar Kerja 07) (10 menit)
4. Peserta menjelaskan kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui (10
menit)
5. Peserta mengklarifikasikan ke hambatan internal dan eksternal (10 menit)
6. Peserta mengisi respon terhadap hambatan tersebut (10 menit)
7. Pelatih mengevaluasi dan menyampaikan isi materi (15 menit)
TTEERRMMIINNAASSII
Sesi V : Review dan Evaluasi
Tujuan :
Melakukan rivew terhadap seluruh rangkaian pelatihan
Mengevaluasi keseluruhan rangkaian pelatihan
Mengevaluasi reaksi dan pengetahuan
Waktu :
40 menit
Metode :
Ceramah
Lembar Evaluasi
Materi :
Alat Tulis
Lembar Evaluasi
Prosedur :
1. Peserta dibagikan Lembar Post Test dan mengerjakannya (15 menit)
2. Peserta dibagikan lembar evaluasi pelatihan dan mengerjakannya (30 menit)
HHAANNDDOOUUTT
Apa itu EFIKASI DIRI ?
Efikasi diri adalah keyakinan tentang sejauh mana individu memperkirakan
kemampuannya dalam melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan
untuk mencapai suatu hasil (Bandura,1997).
Dimensi-dimensi Efikasi Diri :
a. magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dilakukan
b. generality, berkaitan dengan luas bidang yang dilakukan
c. strength, berkaitan dengan kemantapan atau tingkat keyakinan individu
Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri tinggi :
a. mempunyai keyakinan mampu berperilaku tertentu untuk dapat mencapai
hasil yang diinginkan
b. lebih giat dan lebih tekun dalam berusaha dan mengatasi kesulitan
c. mengerahkan tenaga yang lebih besar untuk mengatasi tantangan
d. menetapkan target lebih tinggi dengan usaha keras untuk mencapainya
Aspek-aspek Efikasi Diri :
a. keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak
menentu yang mengandung kekaburan, tidak dapat diprediksikan dan penuh
tekanan
b. keyakinan terhadap kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan
kognitif, serta tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil
c. keyakinan mencapai target yang telah ditetapkan
d. keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang muncul.
HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 11
KKEEMMAAMMPPUUAANN MMEENNGGEENNAALLII PPOOTTEENNSSII DDIIRRII
Kemampuan mengenali potensi diri merupakan awal untuk mengetahui
potensi diri secara objektif. Mengenali potensi diri yang dimaksudkan adalah
mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri individu. Mengenali diri
sendiri merupakan pemahaman terhadap gambaran tentang diri menurut kondisi
sebenarnya, dan pemahaman orang lain mengenai dirinya. Dengan mengenali
diri, individu dapat mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan, cita-cita,
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Mengenali potensi diri dilakukan dengan menggunakan dua tahap, yaitu
pengungkapan dan penerimaan umpan balik. Pada tahap pengungkapan diri,
individu memperluas daerah tertutup dengan cara memperluas daerah buta
dengan menerima umpan balik dari orang lain. Pengungkapan diri dapat
dilakukan dengan mengungkapkan segala potensi yang dimiliki, kemudian
dilanjutkan dengan berbagi cerita mengenai potensi diri untuk mendapatkan
gambaran pengungkapan diri individu dan orang lain serta memdapatkan umpan
balik. Umpan balik bertujuan untuk mendapatkan informasi dari orang lain,
berupa perasaan, pikiran, harapan-harapannya mengenai diri pribadi.
Tehnik mengenali potensi diri dapat dilakukan dengan konsep Jendela
Johari sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain. Jendela tersebut terdiri dari empat sel, yaitu daerah terbuka, daerah buta,
daerah tertutup dan daerah gelap. Jendela Johari digambarkan sebagai sebuah
bujur sangkar dengan empat kuadran. Tiap kuadran menggambarkan konsep
yang berbeda-beda. Jendela Johari digambarkan sebagai berikut :
Saya Tahu Saya Tidak
Tahu
Orang Lain Tahu I II
Orang Lain Tidak Tahu III IV
Kuadran I disebut Daerah Terbuka, yang mencakup hal-hal yang
diketahui tentang diri dan juga diketahui orang lain. Misalnya saya mengetahui
dan sadar bahwa saya pantang menyerah terhadap tantangan hidup yang saya
hadapi, dan orang-orang lain pun tahu saya pantang menyerah terhadap
tantangan yang saya hadapi.
Kuadran II disebut Daerah Buta, yang mencakup hal-hal tentang diri yang
tidak diketahui, tetapi orang di sekitar mengetahuinya. Misalnya saya tidak tahu
dan tidak sadar bahwa saya sering menyepelekan orang lain, tetapi hal itu
diketahui orang lain.
Kuadran III disebut Daerah Tertutup, yang mencakup hal-hal yang
diketahui, namun orang lain tidak mengetahuinya. Misalnya saya tahu dan sadar
bahwa saya pandai melukis, tetapi orang di sekitar saya tidak mengetahuinya
karena saya tidak pernah bercerita maupun menunjukkan dihadapan mereka.
Kuadran IV disebut Daerah Gelap, mencakup segala hal tentang diri yang
tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Daerah ini sangat luas, berisi
tentang hal-hal yang secara sadar belum diketahui dan potensi yang tidak
disadari.
Penerapan prinsip Jendela Johari dalam melatih diri bertujuan untuk
memperluas Kuadran I dengan cara memperkecil Kuadran II dan III, sehingga
melalui pelatihan ini dengan menggunakan komunikasi, inventarisir, dan
hubungan antar pribadi dalam kelompok pelatihan diharapkan terjadi perubahan
kesadaran diri seperti yang tergambarkan dalam tabel di bawah ini :
I
II
III
Untuk memperluas Kuadran I diperlukan kesediaan dan kesadaran untuk
membuka diri memberikan masukan dan umpan balik kepada orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa individu selaku pribadi perlu meningkatkan kesediaan,
kesadaran dan keberanian untuk mengungkapkan secara suka rela dan sadar
segala sesuatu mengenai dirinya yang mungkin orang lain tidak mengetahuinya.
Cara ini akan memperkecil Kuadran II. Individu juga perlu meningkatkan
kesediaannya untuk menerima saran atau umpan balik dari orang lain berupa
tanggapan, kesan, pendapat dan saran-saran yang bermanfaat dalam
memperluas pengenalan dan kesadaran diri. Kesediaan untuk menerima dan
memanfaatkan umpan balik merupakan upaya untuk memperluas Kuadran I dan
mempersempit Kuadran III. Secara tidak langsung, Kuadran IV juga turut
menyempit dengan meluasnya Kuadran I.
IV
Lembar Kerja 01
MMEENNGGEENNAALLII PPOOTTEENNSSII DDIIRRII
Nama Saya :………………………… Nama Panggilan :…………………………….
Arti Nama Saya : ……………………………………………………………………….
Tulislah kelebihan dan kekurangan anda di bawah ini
Gambaran Fisik Positif Gambaran Fisik Negatif
Gambaran Kepribadian Positif Gambaran Kepribadian Negatif
Gambaran Keterampilan Positif Gambaran Keterampilan Negatif
KESIMPULAN Sikap terhadap diri Anda (Puas, Cukup Puas, Tidak Puas
Lembar Kerja 01.A.
GGAAMMBBAARRAANN DDIIRRII PPOOSSIITTIIFF
(Nama :……………………………..)
Tuliskan 1 (satu) kelebihan yang dimiliki oleh rekan anda secara bergantian.
No Nama Penilai Kelebihan / Komentar Positif
Saya OK karena Saya
Lampiran - Lembar Kerja 01
DDaaffttaarr KKaattaa
MMeennggeennaallii PPootteennssii DDiirrii Pilihlah kata-kata dibawah ini yang sesuai dengan Anda. Berusahalah jujur dalam
mengisi karena lembar ini hanya untuk diri pribadi Anda yang akhirnya akan
membantu untuk menemukan potensi Anda
Gambaran Fisik Positif Gambaran Fisik Negatif
Rambut indah dan rapi
Hidung mancung
Mata indah
Kulit putih bersih
Gigi putih teratur
Tinggi badan ideal
Bibir seksi
Wajah halus
Tubuh ideal
Lengan kecil
Perut ramping
Jari tangan ramping
Kaki/betis ramping
Rambut kusam dan susah diatur
Hidung pesek
Mata sipit
Kulit kusam
Gigi tidak teratur
Saya pendek
Bibir tidak menarik
Wajah banyak jerawat
Tubuh terlalu kurus/gemuk
Lengan besar
Perut buncit
Jari-jari tangan besar
Kaki/betis besar
Gambaran Kepribadian Positif Gambaran Kepribadian Negatif
Memegang janji
Pandai mengatur waktu
Jujur
Berani menghadapi kenyataan
Bertanggung jawab
Realistis
Hemat
Suka kompetisi
Ramah
Luwes
Serius
Energik
Penuh keyakinan diri
Sopan
Emosi stabil
Mandiri
Teliti
Suka umpan balik
Tepat waktu
Bias belajar dari pengalaman
Menyenangkan
Cerdas
Ingkar janji
Tidak bisa mengatur waktu
Suka berbohong
Takut menghadapi kenyataan
Tidak bertanggung jawab
Tidak realistis
Boros
Tidak suka kompetisi
Kurang ramah
Kaku
Sembrono
Loyo
Ragu-ragu
Kurang ajar
Emosi labil
Tergantung
Ceroboh
Takut umpan balik
Sering menunda sesuatu
Tidak bisa belajar dari pengalaman
Membosankan
Bodoh
Mengambil resiko secara wajar
Sederhana
Baik
Disukai teman
Untung-untungan
Banyak tingkah
Jahat
Dibenci teman
Gambaran Keterampilan/kemampuan Positif
Gambaran Keterampilan/kemampuan Negatif
Pandai menyanyi
Pandai berolah raga
Menari
Melukis
Mengoperasikan computer
Mengendarai mobil
Memasak
Menjahit
Reparasi barang elektronik
Memotong rambut
Negoisasi
Menulis
Tata rias
Dekorasi
Mendongeng
Bahasa inggris/asing
Baca alquran
Menganalisa masalah
Diskusi
Bergaul
Suara sumbang
Tidak pandai berolah raga
Tidak bisa menari
Tidak bisa melukis
Tidak bisa computer
Tidak bisa nyopir
Tidak pandai memasak
Tidak bisa menjahit
Tidak bisa reparasi
Tidak bisa memotong rambut
Mudah terpengaruh
Tidak pandai menulis
Tidak bisa tata rias
Tidak bisa dekorasi
Tidak pandai mendongeng
Tidak pandai berbahasa inggris
Tidak fasih baca alquran
Analisa kurang
Tidak suka diskusi
Tidak pandai bergaul
HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 22
PPEERRSSEEPPSSII PPOOSSIITTIIFF
Persepsi merupakan respon kognitif yang didahului oleh proses
penginderaan. Stimulus yang diindera kemudian diorganisir dan
diinterpretasikan, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang
diinderanya. Melalui proses penginderaan yang ditangkap oleh alat indera yang
dimiliki individu, stimulus tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah
diorganisasikan dan diinterpretasikan melalui persepsi individu, sehingga individu
akan menyadari tentang keadaan disekitarnya dan keadaan dirinya sendiri.
Persepsi mencakup kognisi, jadi persepsi meliputi penafsiran objek
berdasarkan sudut pandang pengalaman individu yang bersangkutan. Persepsi
mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus dan penerjemahan
atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.
Persepsi merupakan aktifitas yang terintegrasi di dalam diri individu
sehingga apa yang ada dalam diri individu turut aktif dalam mempersepsi.
Persepsi dipengaruhi oleh perasaan, kemampuan berpikir dan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki individu, sehingga hasil persepsi akan berbeda antar
individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah pertama ; pihak
perilaku persepsi, jika individu memandang sebuah objek maka ia akan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya. Penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi diri individu. Karakteristik pribadi yang relevan sehubungan
dengan persepsi diantaranya adalah sikap, motif, kepentingan atau minat,
pengalaman masa lalu dan pengharapan. Kedua ; objek yang dipersepsikan,
karakteristik objek yang dilihat dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan,
misalnya gerakan, bunyi, ukuran dan atribut-atribut yang lain dari objek. Ketiga ;
situasi, unsur-unsur lingkungan seperti lokasi, cahaya, panas atau faktor
situasional dapat mempengaruhi perhatian. Beberapa hal yang dapat
membedakan persepsi antar individu adalah perhatian, harapan, kebutuhan dan
sistem nilai. Keempat ; ciri kepribadian, individu yang berkepribadian percaya diri
dengan yang tidak percaya diri akan berbeda persepsinya terhadap objek yang
sama. Kelima ; serta gangguan kejiwaan, gangguan jiwa dapat menyebabkan
kesalahan persepsi yang biasa disebut halusinasi.
Persepsi dapat berkembang sejalan dengan pengalaman yang dilalui
individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan persepsi
individu adalah keadaan psikologis, keluarga, dan kebudayaan.
Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh individu, maka persepsi pun
dapat menjadi positif atau negatif. Persepsi ini pula yang nantinya memunculkan
pola pikir mengenai sesuatu. Sehingga individu akan merasakan kenyamanan
yang disebabkan oleh persepsi yang positif atau sebaliknya. Persepsi yang
negatif dapat mengakibatkan cara berpikir yang negatif, sehingga individu akan
mudah untuk mengkritik diri sendiri, mempunyai penilaian negatif terhadap diri
sendiri, menolak tanggung jawab dan lain-lain. Sedangkan apabila persepsi
positif akan menghasilkan pola pikir yang positif, maka akan timbul keyakinan
bahwa setiap masalah akan ada jalan keluarnya. Selanjutnya akan menghasilkan
rasa optimisme, kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi akan kemampuan
yang dimiliknya.
Lembar Kerja 02
MMEEMMBBEENNTTUUKK PPEERRSSEEPPSSII PPOOSSIITTIIFF
Tuliskan peristiwa-peristiwa yang pernah anda alami dan bagaimana anda
menilai peristiwa
tersebut
HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 33
MMAANNAAJJEEMMEENN WWAAKKTTUU
Bagi sebagian besar orang mengalami stres karena tidak memiliki cukup
waktu untuk melakukan semua kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai
pekerja. Hal ini biasa dirasakan karena dikejar oleh batas waktu penyelesaian
tugas, pembatasan anggaran, persaingan sesama rekan kerja. Persoalan seperti
ini tidak jarang melibatkan keahlian individu dalam mengatur diri, terutama
mengatur waktu. Kemampuan mengatur waktu tidak terlepas dari kemampuan
mengorganisir dan memilih prioritas serta melaksanakannya menurut prioritas.
Hal lain yang merupakan kunci dalam mengatur waktu adalah kemampuan untuk
menentukan prioritas dan kemampuan untuk mengkonsentrasikan segala upaya
pada satu hal dalam satu waktu.
Jika individu merasa bahwa waktu yang dimiliki tidaklah cukup untuk
melakukan dan menyelesaikan segala pekerjaan dan tanggung jawab, maka
individu perlu melakukan proses pembelajaran dari orang lain dan dirinya sendiri.
Hal ini mengingatkan pada semua orang bahwa setiap individu memiliki waktu
yang sama yakni 24 jam dalam sehari, maka individu harus menentukan skala
prioritas pada aktifitas yang dilakukan.
Sebagian orang akan menghabiskan waktunya berdasarkan Matrik
Manajemen Waktu di bawah ini :
Mendesak Tidak Mendesak
Pe
nti
ng
I
AKTIFITAS :
Krisis
Masalah yang mendesak
Proyek yang digerakkan oleh batas waktu
II
AKTIFITAS :
Pencegahan, aktifitas Kemenangan Pribadi
Pengembangan hubungan
Pengenalan peluang baru
Perencanaan, rekreasi
Tid
ak P
en
tin
g
III
AKTIFITAS :
Interupsi, beberapa telepon,
beberapa pos, beberapa laporan,
beberapa pertemuan
Urusan mendesak
Aktifitas yang populer
IV
AKTIFITAS :
Hal-hal sepele, kerja sibuk
beberapa pos, beberapa telepon
Pemborosan waktu
Aktifitas yang menyenangkan
Pada matrik di atas aktifitas terbagi menjadi dua, yaitu mendesak
(genting) dan penting. Mendesak (genting) berarti memerlukan perhatian segera,
sedangkan penting ada hubungan dengan hasil. Jika sesuatu adalah penting,
maka sesuatu itu akan menunjang misi individu, nilai individu serta sasaran
tertinggi dari target individu.
Kuadran I, mendesak sekaligus penting, kuadran ini berhubungan dengan
hasil signifikan yang memerlukan perhatian langsung. Kuadran I biasanya
disebut sebagai “Krisis” atau “Masalah”. Apabila individu berfokus pada Kuadran
I, maka kuadran ini menjadi lebih besar dan mendominasi diri. Pada kuadran ini,
individu seperti sedang menghadapi ombak yang terus menerpanya, hanya
terfokus pada bangkit dan menghadapi gelombang ombak berikutnya. Sehingga
hasil yang akan didapat oleh individu apabila Kuadran I mendominasi dirinya
adalah stress, keletihan, manajemen krisis dan selalu memadamkan krisis. Hasil
tersebut dapat dilihat pada matrik dibawah ini :
I. HASIL : II
Stress
Keletihan
Manajemen krisis
Selalu memadamkan krisis
IV
III
Ada individu-individu lain yang menghabiskan sebagian besar waktu
untuk Kuadran III, mendesak namun tidak penting, sambil berpikir bahwa mereka
berada pada Kuadran I. Individu-individu ini menghabiskan sebagian besar waktu
mereka bereaksi terhadap hal-hal penting, dengan mengasumsikan bahwa hal-
hal itu juga penting. Namun kenyataannya adalah kegentingan masalah ini
seringkali didasarkan pada prioritas dan harapan orang lain. Sehingga hasilnya
dapat dilihat pada matrik di bawah ini :
I II
III. HASIL
Fokus jangka pendek
Manajemen krisis
Reputasi – karakter bunglon
Menganggap tujuan dan rencana tidak berharga
Merasa menjadi korban, lepas kendali
Hubungan dangkal dan putus
IV
Individu-individu yang menghabiskan waktu hampir sepenuhnya pada
Kuadran III dan IV pada dasarnya menjalani kehidupan yang tidak bertanggung
jawab. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada matrik di bawah ini :
I II
III
IV
Individu yang efektif berada di luar Kuadran III dan IV karena genting atau
tidak, hal-hal tersebut memang tidak penting. Mereka juga mengurangi Kuadran I
dengan memperbanyak menggunakan waktu di Kuadran II.
Kuadran II adalah inti dari manajemen waktu, yang juga menggambarkan
manajemen pribadi yang efektif. Kuadran ini berhubungan dengan hal-hal yang
tidak genting, tetapi penting. Ia berhubungan dengan hal-hal seprerti membina
hubungan, menulis pernyataan misi pribadi, perencanaan jangka panjang,
latihan, pemeliharaan pencegahan, persiapan mengenai semua hal yang individu
tahu perlu dikerjakan. Sehingga hasilnya dapat di lihat pada matrik di bawah ini :
I II
HASIL
Visi, Perpsektif
Keseimbangan
Disiplin
Kontrol
Beberapa krisis
HASIL :
Sama sekali tak bertanggung jawab
Dipecat dari pekerjaan
Bergantung pada orang lain atau lembaga untuk hal-hal mendasar
Empat pilar pada manajemen waktu secara efektif adalah pertama,
menentukan peran (Identifying Roles). Banyak individu secara nyata tidak
berpikir tentang peran yang mereka lakukan dalam hidup. Tugas yang pertama
menuliskan peran kunci dalam hidup. Misalnya sebagai suami / istri, karyawan /
karyawati, sehingga individu dapat menentukan fokus peran yang akan
dilakukannya.
Kedua, menentukan tujuan (Selecting Goals). Langkah selanjutnya
individu menentukan hasil yang ingin dicapai pada setiap peran yang dipilih
selama jangka waktu tertentu dan terbatas. Idealnya tujuan jangka pendek harus
merupakan bagian yang terintegrasi dari tujuan jangkan panjang.
Ketiga, penjadwalan (Scheduling).Tujuan jangka pendek, misalnya
minggu depan, harus didefinisikan. Misal ingin meningkatkan kemampuan
presentasi, meningkatkan kemampuan menjual, meningkatkan percepatan
penyelesaian tugas di kantor. Pada tahap ini perlu mengidentifikasikan peran dan
menentukan tujuan, kemudian menjabarkan setiap tujuan pada hari-hari tertentu
dalam minggu ini sebagai prioritas yang ditentukan.
Keempat adalah adaptasi (Daily Adapting), individu tetap mampu
menyesuaikan dengan peristiwa-peristiwa sehari-hari yang tidak direncanakan
dan tidak ragu-ragu untuk menghadapinya.
Lembar Kerja 03
TTAARRGGEETT PPEEKKEERRJJAAAANN SSAAYYAA
Tulislah target-target yang akan dicapai dalam pekerjaan anda.
Target Waktu
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
Lembar Kerja 04
TTAARRGGEETT SSAATTUU BBUULLAANN
Inilah target satu bulan ini yang bisa saya capai.
Bulan :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Alasan/Catatan:
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Lembar Kerja 05
TTAARRGGEETT SSAATTUU MMIINNGGGGUU
Inilah target satu minggu ini yang bisa saya capai.
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Tgl Jam
6 - 7
7 – 8
8 – 9
9 – 10
10 – 11
11 - 12
12 – 1PM
1 – 2
2 – 3
3 – 4
4 – 5
5 – 6
6 – 7
7 – 8
8 – 9
9 – 10
10 – 11
11 – 12
12 – 1AM
1 – 2
2 – 3
3 – 4
4 – 5
5 – 6
Alasan/Catatan:
.............................................................................................................
Lembar Kerja 06
TTAARRGGEETT SSAATTUU HHAARRII // HHAARRIIAANN
Inilah target satu hari ini yang bisa saya capai.
Hari / Tanggal : .....................................
Prio-
ritas No. Target
Cek
Ok!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Alasan/Catatan:
.............................................................................................................
.............................................................................................................
HHAANNDDOOUUTT MMOODDUULL 44
DDAAYYAA JJUUAANNGG
Daya juang atau adversity qoutient merupakan konsep tentang potensi
manusia berupa kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah hidup
berupa kesulitan atau hambatan. Daya juang merupakan respon individu
terhadap kesulitan yang dihadapi berupa respon yang dapat berfungsi bertahan
(tidak berputus asa atau mengundurkan diri) dan menghadapi kesulitan untuk
diselesaikan. Respon ini merupakan respon persepsi di mana didalamnya
terdapat peran kognitif dalam memandang permasalahan kesulitan yang
dihadapi.
Daya juang berkaitan dengan respon individu dalam menghadapi suatu
stimulus dari luar dan dari dalam diri. Dengan mengetahui bagaimana individu
memposisikan dirinya atas stimulus akan menjelaskan bagaimana individu
mampu menguasai diri dan mengendalikan situasi yang berhubungan dengan
dirinya. Kemampuan menguasai dan mengendalikan yang tinggi berarti individu
memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya, demikian
pula sebaliknya.
Aktifitas yang dilakukan manusia adalah upaya pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Daya juang menjelaskan bahwa dorongan individu dalam
mencapai tujuan adalah dorongan untuk mendaki. Tujuan ini adalah tujuan yang
berhubungan dengan pencapaian kebutuhan aktualisasi diri, sedang yang
dimaksud dengan mendaki adalah pertumbuhan dan perbaikan hidup pada
individu. Hal ini menunjukkan pula, apa bila energi pendorong pada individu
memadai, maka ia akan terus beraktifitas, dan sebaliknya, bila energi pendorong
tersebut melemah maka individu akan berhenti upayanya dalam mencapai
aktualisasi diri.
Tiga jenis individu dalam hubungannya dengan energi untuk mendaki dan
menghadapi hambatan-hambatan yang menyertai upaya tersebut. Secara
berurutan dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah quitters, campers dan
climbers.
Quitters merupakan orang-orang yang tidak ada keinginan untuk mendaki
dan bahkan berhenti. Individu ini tidak memiliki energi untuk mencapai kebutuhan
aktualisasi diri. Mereka cenderung untuk menghindar dari tantangan-tantangan
yang nantinya akan dihadapi. Mereka merasa cukup dengan semua yang sudah
diperoleh dan berharap (dengan mengambil sikap ini) tidak akan mendapat
tantangan-tantangan kehidupan daripada apabila mereka mendaki. Semangat
individu minim sehingga kualitas kerja rendah dan menjadi tidak kreatif.
Campers diibaratkan seperti orang-orang yang sedang berkemah.
Campers mengarah pada individu-individu yang telah berusaha melakukan
pendakian atau berusaha mencapai tujuan, namun kemudian berhenti ketika
mencapai pada tingkat tertentu dan merasa telah cukup sukses sehingga ia
berhenti dalam mendaki. Berhentinya upaya untuk memperjuangkan aktifitas diri
berarti ia telah berhenti mendaki. Individu ini termasuk merugi karena ia tidak
berupaya mencapai puncak yang bisa dicapainya. Pada dasarnya campers
berupaya menghindari pengalaman yang mungkin dapat mengakibatkan
perubahan besar.
Climbers berarti pendaki. Climbers adalah sebutan untuk individu yang
semua hidup membaktikan diri untuk pendakian. Tanpa menghiraukan latar
belakang, keuntungan atau kerugian nasib baik atau buruk, ia terus mendaki.
Climbers selalu berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mencapai
aktifitas diri dengan tidak pernah membiarkan hambatan-hambatan menghalangi
pendakiannya.
Individu tipe climbers memiliki keyakinan bahwa segala hal bisa dan akan
terlaksana meskipun orang lain bersikap negatif dan menyatakan bahwa hal itu
tidak mungkin ditempuh dan climbers selalu yakin akan menemukan cara
membuat segala sesuatu terjadi karena climbers tidak pernah khawatir pada
resiko dan yakin akan adanya keberhasilan atas usaha-usaha yang
ditempuhnya.
Ketiga jenis individu diatas bukanlah bersifat bawaan, melainkan dapat
dipelajari dan dilatih. Sehingga pengalaman dan persepsi individu sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya ketiga jenis daya juang tersebut.
Lembar Kerja 07
DDAAYYAA JJUUAANNGG
Tulislah hambatan-hambatan yang biasa anda alami dan bagaimana anda meresponnya.
No Hambatan Internal Eksternal Respon
KESIMPULAN
Anda termasuk Jenis Individu …….
DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA
Covey, S.R.,1997. The 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta : Binarupa Aksara
Noe, R.A. 2002. Employee Training and Development, Second Edition. New York
: McGraw-Hill. Spector, E.P.I; O’Connell, J.B ; Chen, Y.P. 2000. A Longitudinal Study of
Relations Between Job Stressors and Jos Strains While Controlling for Prior Negative Affectivity and Strains. Journal of Applied Psychology. Vol.85, No.2, 211-218.
Stoltz, P. G.,1997. Adversity Quotient : Turning Obstacles Into Opportunities.
New York : John Wiley & Sons, Inc