Top Banner
LAPORAN DASAR ILMU TANAH Konsistensi tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. B. Tujuan a. Untuk mengetahui definisi konsistensi tanah b. Untuk mengetahui macam – macam konsistensi tanah c. Untuk mengetahui metode pengukuran konsistensi tanah d. Untuk megetahui faktor yang mempengaruhi konsistensi e. Untuk mengetahui faktor yang dipengaruhi konsistensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konsistensi Tanah
169

Contoh Lp Konsistensi

Jan 01, 2016

Download

Documents

Tyas Iyas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contoh Lp Konsistensi

LAPORAN DASAR ILMU TANAH

Konsistensi tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.

B. Tujuan

a.   Untuk mengetahui definisi konsistensi tanah

b.   Untuk mengetahui macam – macam konsistensi tanah

c.   Untuk mengetahui metode pengukuran konsistensi tanah

d.   Untuk megetahui faktor yang mempengaruhi konsistensi

e.   Untuk mengetahui faktor yang dipengaruhi konsistensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konsistensi Tanah

a. Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.

(Hardjowigeno, 1992).

Page 2: Contoh Lp Konsistensi

b. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.

(Anonymous, 2010)

c. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah.

(Anonymous, 2010)

2.2 Macam – macam Konsistensi Tanah

a. Konsistensi Basah

a.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

a.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:

(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

b.  Konsistensi Lembab

Page 3: Contoh Lp Konsistensi

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:

(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.

(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.

(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

c. Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:

(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).

(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.

(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.

Page 4: Contoh Lp Konsistensi

(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.

(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).

2.3 Metode Pengukuran Konsistensi

Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu :

a.     Secara Kualitatif

Metode pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah.

b.     Secara Kuantitatif

Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka Atterberg.

2.4 Faktor Mempengaruhi Konsistensi

a. Kadar Air : Bila kadar air tinggi maka konsistensi tanah rendah.

b.   Tekstur Tanah : Bila tekstur tanah dominan pasir maka konsistensi tanah rendah.

c.   Porositas : Bila porositasnya tinggi maka konsistensi rendah.

d.   Bahan Organik : Bahan organik tinggi maka konsistensi rendah.

e.   Berat Isi

2.5 Faktor Dipengaruhi Konsistensi

a. Struktur Tanah : Bila konsistensi tanah tinggi maka struktur mantap.

b. Erosi : Bila konsitensi tanah tinggi maka erosi rendah.

c. Pengolahan : Bila konsistensi tanah tinggi maka pengolahan semakin susah.

Page 5: Contoh Lp Konsistensi

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

a. Alat

-  Buku : untuk mencatat materi dan hasil

-  Bolpoint : untuk menulis hasil dan materi

-  3 Ring

-  Oven

b.  Bahan

- Tanah (pasir, liat, debu) : untuk pengamatan

- Tanah dari Joyogrand : untuk pengamatan

- Air : untuk membasahkan tanah

3.2 Alur Kerja

Menyiapkan alat dan Bahan

Mengambil contoh tanah dari tiap horizon tanah

Mengamati

Membasahi tanah agar mudah di bentuk

Membentuk tanah tersebut menjadi lilitan bulat panjan

Mengamati lagi konsisitensi atau kemampuan tanah tersebut untuk dibentuk lilitan

Membuat Laporan

3.3 Analisis Perlakuan (Perbandingan Jurnal)

o       Semua tanah (kecuali pasir) jika dibasahi

menjadi liat

Page 6: Contoh Lp Konsistensi

Sifat liat dipengaruhi oleh kohesi & adhesi antara sesama molekul tanah dan molekul air.

Zarah/partikel tanah yang semula lepas-lepas saat dibuat bentukkan tertentu dengan        mencampurkan air.

o       Ciri-ciri tanah mempunyai sifat liat

Adalah jika bentukan tanah tersebut tidak rusak jika dikeringkan.

o       Tanah pasir mempuyai sifat tidak liat

Pada saat basah, pasir dapat dibentuk bola, tetapi bila dikeringkan maka butir-butir pasir akan terurai berai.

o       Kohesi dalam konsistensi tanah

Adalah gaya tarik menarik sesama zarah tanah akibat adanya selaput lengas pada             permukaanzarah tersebut. Besar kecilnya gaya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk zarah          serta tebal tipisnya selaput lengas di antara zarah tersebut.

o       Adhesi dalam konsistensi tanah

Adalah gaya tarik menarik antara zarah tanah (fase padat) dengan molekul air (fase cair).

o       Kohesi tanah basah

Terjadi antara fase cair yang berperan sebagai sebagai jembatan antar fase padat.

o       Besar kecilnya kohesi berbanding lurus

dengan tegangan muka air (lengas tanah) dan berbanding terbalik dengan diameter zarah      (kohesi meningkat jika kadar lempung meningkat dan kadar menurun jika kadar pasir       meningkat)

o       Contoh tanah halus kohesinya akan

-         Meningkat jika ditetesi air sedikit demi sedikit

-         mencapai maksimal pada kadar lengas 15%

-         menurun jika kadar lengasnya > 15 %

Page 7: Contoh Lp Konsistensi

o       Pada tanah liat/plastic yang dibentuk bulat

Ternyata makin kuat kohesinya jika KL makin merosot karena makin tipis selaput lengas,          tegangan muka makin kecil sampai batas tanah. Kohesi yang makin meningkat setelah            titik patah bukan karena selaput lengas, melainkan karena kohesi molekuler tanah    tersebut.

o       Titik Patah

merupakan batas awal masuknya udara ke dalam pori tanah dan menyebabkan warna           tanah berubah dari gelap menjadi cerah dan mengerut disebut beerturut-turutBatas   Berubah Warna (BBW) dan Derajat Kerut (DK).

(Anonymous, 2010)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel data hasil praktikum

Jenis Tanah Berat Ring 

(sebelum)

Berat Ring sesudah dimasukkan cincin

Berat sesudah di oven

Ring 1 Vertisol 21,66 gr 30,18 27,25Ring 2 Andisol 22,85 gr 38,70 32,94Ring 3 Sample 15,66 gr 32,50 27,25

4.2 Pembahasan data hasil praktikum

a.) Dalam kondisi basah

Vertisol          : -sangat lekat

-sangat plastis

Andisol          : -lekat

-plastis

Entisol                        : -agak lekat

-tidak plastis

Sampel                      : -agak lekat

Page 8: Contoh Lp Konsistensi

-plastis

b.) Dalam kondisi lembab

sampel                      : -Teguh

4.3 Perhitungan kadar air

Berat Basah Tanah

Ring 1 = 30,18 – 21,66 = 8,52 gram

Ring 2 = 38,70 – 22,85 = 15,85 gram

Ring 3 = 32,50 – 15,66 = 16,84 gram

Berat Kering Oven Tanah

Ring 1 = 27,25 – 21,66 = 5,59 gram

Ring 2 = 32,94 – 22,85 = 10,09 gram

Ring 3 = 28,32 – 15,66 = 12,66 gram

Kadar Air pada Tiap-Tiap Ring

KA Ring 1 = 8,52 – 5,59 x 100% = 52,4%

5,59

KA Ring 2 = 15,85 – 10,09 x 100% = 57%

10,09

KA Ring 3 = 16,84 – 12,66 x 100% = 33%

4.4 Pengaruh kadar air dalam pengolahan tanah

Pengolahan tanah seharusnya pada kandungan air tanah yang tepat, yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan

Page 9: Contoh Lp Konsistensi

tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah.

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).

4.5 Kajian pengaruh konsistensi dalam usaha pertanian

Tanah sawah dalam kondisi plastis ata bahkan berlumpur karena berada diatas Batas Cair          (BC) tidak menjadi masalah dalm pengolahan karena kondisi spesifik yang harus dipenuhi dalam penyiapan tanah sawah adalah pelukpuran lapisan olah.

Pembangunan pertanian yang lebih berorientasi pada efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam dan aman lingkungan mendorong penyempurnaan konsep pengelolaan lahan sebagai sarana produksi pertanian. Keselarasan antara pendekatan pengelolaan lahan dengan dinamika ekosistem lahan menjadi faktor penting begitu pula konsistensi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa konsistensi tanah ialah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah.

a.) Dalam kondisi basah

Vertisol          : -sangat lekat

-sangat plastis

Andisol          : -lekat

-plastis

Entisol                        : -agak lekat

Page 10: Contoh Lp Konsistensi

-tidak plastis

Sampel                      : -agak lekat

-plastis

b.) Dalam kondisi lembab

sampel                      : -Teguh

5.2 Saran

Ada ajahh..

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-5-konsistensi.html. 16 Oktober 2010.

Anonymous. 2010. ilmutanahuns.files.wordpress.com/…/konsistensi-tanah.pdf. 16 Oktober 2010.

Anonymous. 2010. ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/04/kesuburan-05.pdf. 16 Oktober 2010.

Hardjowigeno. S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

UNIVERSITAS ISLAM MALANGFAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGRIBISNIS2011-2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pengolahan tanah yang tepat sangat membantu keberhasilan penanaman yang

diusahakan. Pengolahan tanah untuk media pertumbuhan dan perkembangan tanaman

sebaiknya dilakukan pada keadaan air yang tepat, yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu

basah. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak struktur tanah.

Untuk menyatakan derajat hubungan antara partikel-partikel tanah dengan kandungan air

tanah digunakan angka-angka konsistensi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka konsistensi

tanah dapat didefinisikan sebagai :

Page 11: Contoh Lp Konsistensi

a.        Suatu sifat yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel partikel tanah;

b.       Ketahanan massa suatu tanah terhadap perubahan bentuk yang diakibatkan oleh tekanan dan

berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.

Penetapan konsistensi tanah dilakukan 2 cara yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif.

Prinsip penetapan secara kualitatif adalah penentuan ketahanan massa tanah terhadap

remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah. Penetapan konsistensi

tanah secara kualitatif serimg diistilahkan sebagai penentuan angka Atterbeg karena Atterbeg

adalah pelopor penetapan batas-batas konsistensi tanah yang dinyatakan dengan angka

kandungan pada batas cair dan batas plastis (lekat) suatu tanah.

Batas konsistensi dapat diketahui melalui suatu test laboratorium dimana akan didapat pula

variasi berbagai keadaan konsistensi tanah. Peningkatan konsistensi tidak merupakan harga

mutlak dan sangat peka terhadap keadaan lingkungan, tekanan, serta berbagai kekuatan yang

mempengaruhi bentuk tanah.

Keadaan air terendah dimana tanah masih bersifat plastis (lekat) disebut batas plastis

(plastis limit), dan batas tertinggi dimana tanah masih bersifat plastis disebut batas cair (Liquid

limit). Sedangkan indeks plastisitas dapat didefenisikan :

Ideks Plastisitas = Batas Cair – Batas Plastis

Jika pengolahan tanah dilakukan pada kandungan air dibawah batas plastis maka tanah

akan bergumpal dan pecah. Sebaliknya jika diolah diatas batas cair maka tanah akan bersifat

seperti benda cair. Jadi pengolahan tanah yang paling tepat adalah saat kadar air tanah berada

diantara batas cair dan batas plastis.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud diadakannya praktikum ini adalah :

  Mengetahui kadar air yang terkandung didalam tanah

  Mengetahui perhitungan konsistensi tanah

1.2.2. Tujuan diadakannya praktikum ini adalah :

  Agar mahasiswa dapat mengetahui konsistensi tanah tersebut layak untuk di usahakan

pertanian.

  Agar mahasiswa dapat mengetahui keadaan lembab, kering dan basah dalam tanah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hardjowigeno (1987) hal:31 bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi

baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan

konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.

Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas

kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah

Page 12: Contoh Lp Konsistensi

pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan

konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Oleh karena itu pentingnya

mengetahui konsistensi tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak apa tidak untuk dikelola

sebagai lahan pertanian.

Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – partikel

tanah. Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang

diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Tanah –

tanah yang mempunyai konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada

alat pengolah tanah. Oleh karena itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab dan

kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.

Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan

dengan cara memijat dan memirit  atau membuat bulatan atau gulungan. Sedangkan secara

kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka Atterberg.

Nurhidayati, 2006.Malang hal:56

         Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat

kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis,

dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan

sangat lekat.

         Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai

dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur,

gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah

tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit

dicangkul.

          Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah.

Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak

keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.

Konsistensi yang besar yaitu pada keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi. Konsistensi sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi. Konsistensi rendah/sangat rendah apabila keadaan basah, sanagt basah atau jenuh air. (Syarief, S. 1994)

Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering ditentukan dengan meremas

segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan

berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan

tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh

untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi kering.

Penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan secara

kuantitatif. Prinsip penetapan sucara kualitatif adalah penentuan ketahanan masa tanah

terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah.

(Anonymous. 2009)

Page 13: Contoh Lp Konsistensi

Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu kategori:

melekat atau tidak melakat. Selain itu, dapat pula berdasarkan mudah tidaknya membentuk

bulatan, yaitu: mudah membentuk bulatan atau sukar membentuk bulatan; dan kemampuannya

mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis). Secara lebih terinci cara

penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan sebagai berikut:

(I) Konsistensi Basah

1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah

dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.

(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.

(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.

(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

1.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4

kategori berikut:

(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.

(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan

sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan

diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

(II) Konsistensi Lembab

      Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori

sebagai berikut:

(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah

terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

(2)   Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.

(3)   Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

(4)   Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas

tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-

kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut

(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya

gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan

diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut

(III) Konsistensi Kering

            Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6

kategori sebagai berikut:

(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat

satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).

Page 14: Contoh Lp Konsistensi

(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi

lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.

(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada

remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan

gumpalan tanah.

(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin

sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk

dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan

sangat sulit untuk hancur.

(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan

yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah

baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).

Konsistensi

                      Kohesi 

Page 15: Contoh Lp Konsistensi

                                                            

                                                                                         Adhesi 

               Kering                   Lembab       Basah               Sangat basah

Gambar I : Pengaruh kadar air terhadap kohesi dan adhesi

            Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:

         Tekstru tanah.Tekstur tanah yang kasar daya plastisnya akan rendah karena pada tanah yang teksturnya kasar sedikit mengandung liat sehingga menyebabkan daya plastisitasnya rendah, begitu pula sebaliknya.

         Kadar air tanah.Bila kadar air tanah tinggi, campuran tanah dan air akan menjadikan tanah lembek seperti cairan sehingga mempengaruhi batas cair dan batas plastisnya.

         Jenis liat.Ada banyak jenis liat, perbedaan kandungan jenis liat akan berpengaruh pada daya lekat tanah tersebut baok dalam keadaan kering, lembab  maupun basah.

         Kandungan bahan organik.Kandungan bahan organik mempengaruhi day serap tanah akan air, apabila kandungan bahan organiknya sedikit maka kemampuan tanah untuk menyimpan air juga menjadi rendah begitu juga sebaliknya sehingga hal ini juga berpengaruh pada konsistensi tanah karena sebagai mana dijelaskan diatas, bahwa kandungan air tanah juga mempengaruhi konsistensi tanah.

Sumber : file:///E:/sifat-fisika-tanah-bagian-5-konsistensi.html

BAB III

 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan.         Contoh tanah biasa.(Tanah yang telah hancurkan dan di ayak)         Kaleng oven         Air         Alat konsistensi         Pembuat alur.         Beaker glass         Oven

Page 16: Contoh Lp Konsistensi

         Timbangan.         Plastik         Mortar.         Ayakan.

3.1 Cara Kerja

      A. Penetapan Batas Cair.

1.      Menimbang 100 gram tanah, menambahkan air, kemudian mengaduk secara merata, sehingga

berbentuk pasta.

2.      Menempatkan sebagian pasta pada alat penetapan batas cair. Meratakan permukaannya

hingga tebal maksimum 1,27 cm. Kemudian mengoreskan alat pembuat alur tegak luruspada

permukaan cawan hingga pasta tanah terbelah menjadi dua bagian.

3.      Memutar alat dengan kecepatan 2 putaran per detik dan banyak ketukan hingga akan tertutup

sejarak 1,27 cm. Alur harus tertutup karena aliran tanah. Bukan karena gesekan antara dengan

permukaan cawan.

4.      Mengambil 10 gram dari daerah alur tetutup untuk penentuan kadar air. Dengan mengubah –

ubah banyaknya airyang dicampurkan ke tanah dan mengulangi pekerjaan no. 2 dan no.5,

dengan mengambil 4 kali penetapan kadar air didalam ketukan 10 hingga 40 kali.

5.      Membuat grafik antara jumlah ketukan ( sumbu X ) dan kadar air ( sumbu Y ). Kemudian

mencari kadar air tanah pada ketukan sebnyak 25 kali. Kadar air pada ketokan 25 kali

menunjukkan batas cairdari tanah tersebut.

        B. Penetapan Batas Plastis

1.      Menimbang 15 gram tanah, menambahkan air kemudian campur hingga merata dan

meletakkan di atas lempengan kaca.

2.      Memisahkan sedikit lalu gosok dengan tanah sampai berbentuk benang berdiameter 3 mm.

3.      Mengulangi pekerjaan no 2 sebanyak 2 kali sehingga akan didapat 3 keadaan ( kiri = lebih

basah dan batas plastis, tengah = pada batas plastis, kanan = lebih kering dari batas plastis ).

4.      Mengambil tanah yang remah pada pekerjaan no.2 hingga sebanyak 4 kali untuk mendapat

harga tanah rata – rata.5.   Mengulangi pakejaan pada  nomor 2 dan 4 sebanyak 3 kali untuk    mendapat harga rata – rata.

 

BAB IV

PENGAMATAN

A.  Tabel  1. Data Hasil PengamatanRentang Ketukan

Jumlah Ketukan Bkl (gr) Bkl+tanah (SO) Bkl tanah (KO)I II I II I II I II

1 – 10 2 3 3,43 3,48 12,97 9,62 10,92 6,3211 – 20 20 17 3,44 3,64 8,262 7,73 7,30 6,6221 – 30 29 23 3,62 3,41 7,37 23,10 6,09 16,22

Page 17: Contoh Lp Konsistensi

31 – 40 32 36 3,56 3,55 7,54 9,69 6,23 7,6541 – 50 43 45 3,48 3,45 14,52 14,07 9,90 10,61

BTSO BTKO BTSO-BTKO KAI II I II I II %

9,54 6,14 7.49 2,84 2,05 3,30 27,36 79,514,82 4,09 3,86 2,98 0,96 1,11 24,87 37,243,75 19,69 2,47 12,81 1,28 6,88 51,82 53,703,98 6,14 2,67 4,10 1,31 2,04 49,06 49,75

11,04 10,62 6,42 7,16 4,62 3,46 71,96 48,32

No Bola kaleng K + BTSO K +BTKO BTSO BTKO BTSO-BTKO Ka %1 basah 3.55 11,65 9,40 8,10 5,85 2,25 38,462 batas plastis 3.58 11,43 8,91 7,85 5,33 2,52 47,273 kering 3.47 13,20 12,53 9,73 7,06 2,67 37,81

1 basah 3.51 7,83 6,36 4,32 2,85 1,47 51,572 batas plastis 3.41 9,03 7,75 5,62 4,34 1,28 29,493 kering 3.52 10,65 9,10 7,13 3,78 3,35 88,62

B. Tabel 2. Data penentuan batas plastis.

C. Keterangan :

1. BK      : Berat Kaleng.                                                TSO     : Berat tanah

                                                                                                 Kering Oven 

2. BSO    : Berat tanah + kaleng Sebelum Oven            TKO    : Berat tanah

                                                                                                 Kering Oven

3. BKO   : Berat tanah + kaleng Kering Oven               BA      : Berat Air & KA :

                                                                                                 Kadar Air

PERHITUNGAN

Adapun cara perhitungan dari data yang tersaji diatas ialah sebagai berikut:4.1 Batas Cair.

a.       TSO           = BSO - BKb.      TKO          = BKO - BK

Page 18: Contoh Lp Konsistensi

c.       BA                        = TSO - TKOd.      KA                        = BA / TKO x 100 (%)e.       xy              =  x . yf.      

∑ xy / ∑ x2 – (∑ x . ∑ y / n)  

 

∑ x2 – (∑ x)2 / n                                                                                        

B = 5884,78/4876,50 – ( 138,00 . 5884,78/5 )

                                4876,50 – ( 138,00 )2/5

                B = -5,96

a.       A   = ( ∑y/n ) – ( B . ( ∑x/n)

      = (5884,78/n) – (-5,96.(138,00/5 )

      = 210,60

b.      Y   = A+(B.( ∑x/n))

      = 210,60 + ( -5,96.(138,00/5) )

      = 46,12

Batas cair  = Rata-rata kadar air

                  = 46,11672

1.      Batas Plastis.

a.       TSO           = BSO – BK

b.      TKO          = BKO – BK

c.       BA                        = TSO – TKO

d.      KA            = BA/TKO x 100%

Kering 1    = 2/9,3658x 100%

                  = 21,35429 g

Kering 2    = 2/6,3218 x 100%

                  = 31,63656 g

Lembab 1  = 3/8,4313 x 100%

                  = 35,5817 g

Lembab 2  = 2/5,461 x 100%

                  = 36,62333 g

Basah 1     = 4/7,5702 x 100%

                  = 52,83876 g

Basah 2     = 4/5,5211 x 100%

                  = 54,337 g

Page 19: Contoh Lp Konsistensi

e.       Batas Plastis   = rata-rata kadar air

                                  =  ( 21,35429 + 31,63656 + 35,5817 + 36,62333 + 52,83876  

                                         +    54,337)/6

                       = 38,72861

f.       IP  = BC- BP

      = 46,1172 – 38,32861

      = 7,38811

BAB V

PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatlah rata-rata kadar air tiap kelas ketukan

sebagai berikut :

         1    - 10 ketukan (9)                 = 54,14 %         10 – 20 ketukan (17)               = 51,07 %         21 – 30 ketukan (24,5)            = 47,49 %         31 – 40 ketukan (37,5)            = 42,26 %         41 – 50 ketukan (50)               = 35,62 %

Hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan,bahwa jumlah ketukan dan kadar air

memiliki hubungan yang berkebalikan, dimana semakin besar kadar airnya maka jumlah

ketukan akan semakin sedikit. Pada kadar air yang tinggi tanah akan berada pada kondisi yang

basah atau bisa dikatakan konsistensinya basah.

            Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:

         Tekstur tanah.Tekstur tanah yang kasar daya plastisnya akan rendah karena pada tanah yang teksturnya kasar sedikit mengandung liat sehingga menyebabkan daya plastisitasnya rendah, begitu pula sebaliknya.

         Kadar air tanah.Bila kadar air tanah tinggi, campuran tanah dan air akan menjadikan tanah lembek seperti cairan sehingga mempengaruhi batas cair dan batas plastisnya.

         Jenis liat.Ada banyak jenis liat, perbedaan kandungan jenis liat akan berpengaruh pada daya lekat tanah tersebut baok dalam keadaan kering, lembab  maupun basah.

         Kandungan bahan organik.Kandungan bahan organik mempengaruhi day serap tanah akan air, apabila kandungan bahan organiknya sedikit maka kemampuan tanah untuk menyimpan air juga menjadi rendah begitu juga sebaliknya sehingga hal ini juga berpengaruh pada konsistensi tanah karena sebagai mana dijelaskan diatas, bahwa kandungan air tanah juga mempengaruhi konsistensi tanah.

Dari data hasil pengamatan diketahui KA % sebagai berikut :

Page 20: Contoh Lp Konsistensi

Rentang ketukan No. kaleng KA %

1-10I II I II

44 51 10,92 6,3211-20 28 52 7,30 6,6221-30 48 24 6,09 16,2231-40 46 35 6,23 7,6541-50 29 31 9,90 10,61

Adapun grafik hubungan antara jumlah ketukan dan kadar air ialah sebagai berikut :

Hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan,bahwa jumlah ketukan dan kadar air

memiliki hubungan yang berkebalikan, dimana semakin besar kadar airnya maka jumlah

ketukan akan semakin sedikit. Pada kadar air yang tinggi tanah akan berada pada kondisi yang

basah atau bisa dikatakan konsistensinya basah.

BAB VI

KESIMPULAN

              Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – partikel

tanah. Hal ini ditunjukkan oleh ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang

diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.

Hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan, bahwa jumlah ketukan dan kadar air memiliki hubungan yang berkebalikan, dimana semakin besar kadar airnya maka jumlah ketukan akan semakin sedikit. Pada kadar air yang tinggi tanah akan berada pada kondisi yang basah atau bisa dikatakan konsistensinya basah Nilai BC : 46,1172 Nilai BP adalah : 38,32861 Nilai IP : 7,38811 %.            Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:

         Tekstur tanah.

Page 21: Contoh Lp Konsistensi

         Kadar air tanah.         Jenis liat.         Kandungan bahan organik.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhidayati, 2006. Bahan Ajar Dasar – Dasar Ilmu Tanah.. Fakultas Pertanian – Unisma. Malang

Nurhidayati, 2006.  Penuntun Praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian – Unisma. Malang

Yunus, Yuswar. 2006, Tanah Dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung.

(Harjowigeno.(1987) hal:31..Weny.  2009:///E:/sifat-fisika-tanah-bagian-5-konsistensi.html akses 20 Maret 2011

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara III. Pengamatan Tanah Dengan Indra

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

Acara III. Pengamatan Tanah Dengan Indra

Oleh:

Nama               : Arifin Budi Purnomo

NIM                : A1C012025

Rombongan     : E1(Agribisnis)

Asisten             : Kristia D A

Page 22: Contoh Lp Konsistensi

  Reza Riski T

  Wefindria Afifah

  Nova Margareth

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Didunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah  sangat dibutuhkan

tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan

perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat,

memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk

pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.

Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya.

Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat

dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari

tentang proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

disebut genesis tanah.

Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah

butir liat, diikuti oleh butir debu, pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari

batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya

hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah

(semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur

Page 23: Contoh Lp Konsistensi

hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah

tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air

sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng

erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat

menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini

mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.

Fungsi pertama tanah bagi tetanaman adalah sebagai media tumbuh adalah sebagai

tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia di

dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian bersamaan dengan

makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi

kebutuhannya mak akar-akar ini mulai pula menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik

seperti N, P, K dan lain-lain, senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh

seperti vitamin, hormon dan asam-asam organik (sifat fisik, kimia dan biologis tana).

Kebutuhan suplai hara dari tanah ini makin meningkat selaras dengan menipisnya

cadangandari benih, hingga 100% tergantung pada tanah(juga dari air hujan) pada saat

habisnya cadangan ini. Bahkan untuk tanaman yang ditanam berupa bibit/anakan,

ketergantungan ini mutlak sejak penanaman. Indikator kecukupan air dan nutrisi yang dapat

disediakan tanah dicerminkan oleh kualitas pertumbuhan trubus dan priduksi tanaman yang

tumbuh diatasnya. Sifat-sifat fisik, kimia dan biologis tanah memppengaruhi kualitas tanah

sebgai media tumbuh.

B.     Tujuan

1.      Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil

Color Chart.

2.      Menetapkan tekstur dari beberapa jenis tanah

3.      Menetapkan struktur dari beberapa jenis tanah.

4.      Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaaan basah, lembab, dan kering.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 24: Contoh Lp Konsistensi

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun

dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang

merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat

gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya

waktu pertumbuhan(Bale, 2001)

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi,

yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan

jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan   relief tertentu selama

jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk

tanah, yaitu :

        1.  Iklim

        2.  Kehidupan

        3.  Bahan induk

        4.  Topografi

        5. Waktu.

Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu

pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis 

besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan

dan proses perkembangan tanah  (Hardjowigeno, 1992).

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk

pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman

tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan

kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan

hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai

warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna

terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (Tan, 1995)

Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukkan warna tanah yang bervariasi,

menggambarkan petunjuk tentang sifat-sifat tanah. Sifat tanah yang berkaitan dengan

warna tanah kandungan bahan organic, kondisi drainase dan serasi. Warna tanah

digunakan dalam menentukan klasifikasi tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon

tanah, atas dasar warnanya yang muncul sebagai akibat gaya-gaya aktif dalam proses

pembentukan tanah. Warna tanah juga sangat dipengaruhi oleh kadar lengas di dalamnya.

Tanah yang kering, warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanah yang basah, hal ini

karena bahan koloid yang kehilangan air.

Page 25: Contoh Lp Konsistensi

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya,

(2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah

yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih

pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah.

Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi

kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin

sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang.

Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan

warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan

kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi

(gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009)

Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan 

tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah.  Apabila  syarat  agregat  tanah terpenuhi maka

dengan sendirinya tanpa sebab dari luar  disebut  ped,  sedangkan ikatan  yang 

merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat penggarapan  tanah  disebut 

clod.  Untuk  mendapatkan  struktur tanah yang baik dan valid  harus  dengan  melakukan 

kegiatan  dilapangan,  sedang laboratorium elatif  sukar  terutama  dalam 

mempertahankan  keasliannya  dari bentuk agregatnya (Hardjowigeno, 1992).

Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur

dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-

macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type lempeng ( platy ),

type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ), type granulair, type butir tunggal

dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian klas yaitu dengan fase sangat halus, halus,

sedang, kasar dan  sangat kasar. Untuk semua type tanah  dengan ukuran kelas berbeda-

beda untuk masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan

atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah

( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung  mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang

masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah. sedang/cukup yaitu

tanah  berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong )

yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada

tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan  (Koorevaar, 1987)

Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti

pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat

lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering

berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah,

Page 26: Contoh Lp Konsistensi

sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh

tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup

dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan

gerakan air (Bale, 2001).

Proses  pelapukan  adalah  berubahnya  bahan  penyusun  didalam  tanah dari  bahan 

penyusun  batuan.   Sedangkan  proses  perkembangan  tanah  adalah terbentuknya 

lapisan  tanah  yang  menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari  masing – masing 

jenis tanah. Contoh  proses pelapukan adalah  hancurnya batuan  secara fisik,  sedangkan 

contoh  untuk  peristiwa  perkembangan  tanah adalah terbentuknya horison tanah,

latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit

tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya

yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

1.         Pasir

Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan

gulungan.

2.      Pasir Berlempung

Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi

mudah sekali hancur.

3.      Lempung Berpasir

Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.

4.      Lempung

Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,

dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

5.      Lempung Berdebu

Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan

permukaan mengkilat.

6.      Debu

Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung

dengan permukaan mengkilat.

7.      Lempung Berliat

Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat

dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

8.      Lempung Liat Berpasir

Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola

agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

Page 27: Contoh Lp Konsistensi

9.      Lempung Liat Berdebu

Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat

dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

10.  Liat Berpasir

Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan

mudah dibuat gulungan.

11.  Liat Berdebu

Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah

dibuat gulungan.

12.  Liat

Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah

dibuat gulungan (Hardjowigeno, 1992).

Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna

permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin

tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah,

dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi

oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di

daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe

terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang

tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam

senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang

berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-

kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-

becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,

sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat

menyebabkan warna lebih terang(Hardjowigeno, 1992)

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah

dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi adalah salah satu sifat

fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau

tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar

partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban

tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan

Page 28: Contoh Lp Konsistensi

adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan

bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk

tanah (Kohnke, , 1968)

Macam – macam Konsistensi Tanah

a.      Konsistensi Basah

Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah

dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

(1)   Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.

(2)   Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.

(3)   Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.

(4)   Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi

4 kategori berikut:

(1)    Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.

(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1

cm.

(2)    Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan

diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

(3)    Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm

dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

b.      Konsistensi Lembab

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai

berikut:

(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah

mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

(2)   Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.

(3)   Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat

menghancurkan gumpalan tanah.

(4)   Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas

tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

(5)   Sangat Teguh/Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan

berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

(6)   Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya

gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan

diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

Page 29: Contoh Lp Konsistensi

c.       Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori

sebagai berikut:

1.      Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak

melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).

2.      Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah

berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.

Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan

pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu

menghancurkan gumpalan tanah.

3.      Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan

makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat

untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.

4.      Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk

dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan

dan sangat sulit untuk hancur.

5.      Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya

tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau

gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul) (Sarief,

1986)

Penelitian mengenai sifat tanah bertujuan untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan

dan mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan suatu

pengamatan melalui profil tanah, Dengan mengamati profil tanah, kita dapat menganalisa

tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna, perakaran yang

terdapat dalam tanah, dan sebagainya pada suatu wilayah.tentunya Pengamatan pada

profil tanah tidak dapat dilakukan secara individual. Dikarenakan dalam suatu pengamatan,

setiap orang akan berbeda dalam mengkelaskan (misal tekstur dan struktur), dibutuhkan

sensitivitas/kejelian setiap orang dalam menginterpretasikan suatu sifat tanah (Pipit, 2011).

Pengamatan tanah dengan indera memiliki fungsi agar kita dapat mengetahui dan

merasakan struktur tanah, tekstur tanah maupun warna tanah. Dengan demikian, kita juga

dapat membedakan jenis-jenis tanah tersebut.Peranan untuk kegiatan sehari-hari dapat

diaplikasikan di bidang Pertanian, Sipil, Geologi, Geografi dan segala bidang yang

berhubungan dengan tanah.

Page 30: Contoh Lp Konsistensi

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah contoh tanah jenis tertentu dan

air. Alat yang digunakan yaitu penggaris, botol semprot, buku munsell soil color chart,

lembar pengamatan dan alat tulis.

B.   Prosedur Kerja

1.     Warna Tanah

a.       Diambil sedikit tanah gumpal, lalu dilembabkan dengan air secukupnya (permukaannya

tidak mengkilap)

b.      Diletakkan di bawah lubang kecil pada buku Munsell Soil Color Chart

c.       Dicatat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna. Pengamatan warna tanah

tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

2.      Tekstur Tanah

a.       Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, kemudian dibahasi dengan air hingga

tanah dapat ditekan.

b.      Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang sambil merasakan besar halusnya tanah.

Jika :

(a)    Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang maka kemungkinan besar

teksturnya LIAT

(b)   Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya LEMPUNG BERLIAT

(c)    Tidak terbentuk benang, kemungkinan LEMPUNG atau PASIR

(d)   Jika terasa lembut dan licin berarti LEMPUNG BERDEBU

(e)    Jika terasa kasar berarti LEMPUNG BERPASIR

3.      Struktur Tanah

a.       Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah dengan cara menekannya

dengan jari atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu

b.      Pecahan tanah yang terbentuk secara alamimenjadi agregat mikro yang merupakan kelas

struktur tanah

4.      Konsistensi

a.       Contoh tanah dalam berbagai kandungan air (Konsistensi basah, konsistensi kering dan

konsistensi lembab) diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk.

Page 31: Contoh Lp Konsistensi

b.      Pengamatan dimulai dari konsistensi kering, lembab dan basah dengan cara menambah

air dengan botol semprot pada contoh tanahnya

    

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil pengamatan

         Warna dan Tekstur

Jenis TanahWarna Tanah

Tekstur TanahNotasi Warna Nama Warna

Inceptisol 7,5 yr Brown LempungBerpasir

Entisol 10 yr Dark BrownLempung

Berpasir

Ultisol 7,5 yr Strong Brown Liat Berdebu

Andisol 10 yr Dark YellowishBrown Pasir Berlempung

Vertisol 10 yr Very Dark Grey Liat Berdebu

         Struktur

Jenis TanahStruktur Tanah

DerajatTipe Kelas

Inceptisol Renah Halus 2 = Cukupan

Entisol Gumpal Halus 1 = Lemah

Ultisol Tiang Sangat Halus 2 = Cukupan

Andisol Lempeng Sedang 2 = Cukupan

Vertisol Gumpal Halus 3 = Kuat

Page 32: Contoh Lp Konsistensi

         Konsistensi

Jenis TanahKonsistensi Basah Konsistensi

LembabKonsistensi Kering

Kelekatan Keliatan

InceptisolSs (Agak

Lekat)

Po (Tidak

Plastis)F(Gembur) h (Keras)

EntisolSs (Agak

Lekat)P(plastic)

Vf (Sangat

Gembur)S(lunak)

UltisolSs (Agak

Lekat)P (Plastis) T(teguh) h (Keras)

Andisol S (Lekat)P (Tidak

Plastis)

Vt (Sangat

Teguh)Sh (Sangat Keras)

VertisolSs (Agak

Lekat)

Po (Tidak

Plastis)

Vt (sangat

teguh)Eh (SangatKerasSekali)

B.     Pembahasan

Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna

tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang

dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan

spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas

permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga

warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas

permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah

(Poerwowidodo., 1991)

Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna

tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:

1.    Jenis mineral dan jumlahnya.

2.    Kandungan bahan organik tanah.

3.    Kadar air tanah dan tingkat hidratasi

Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah mencerminkan beberapa sifat

tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic, drainase. Warna tanah sangat

dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang kering warnanya lebih muda

dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena bahan koloid yang kehilangan

air. (Kohnke, 1968)

Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color Chart. Yaitu dimana

dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE, dan CHROMA.

Page 33: Contoh Lp Konsistensi

1.      HUE                : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya,

2.      VALUE          : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukkan warna tua-muda

atau hitam-putih, ditulis dibelakang nilai hue.

3.      CHROMA      : merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukkan

intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang dipisahkan dengan garis miring,

Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat tanah,

sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti berbeda (Pipit,

2011)

Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dankelembaban tanah. Hal

ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhantanaman,

aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan jugadalam penaksiran :

1.      Tingkat  pelapukan atau proses pembentukan tanah, semakin merah berarti semakin lanjut

pelapukannya.

2.      Kandungan bahan organik tanah.

3.      Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang warna kelabu

menunjukan drainase yang buruk.

4.      Horizon pencucian / pengendapan, warna putih mennunjukan horizon pencucian

sedangkan warna gelap menunjukan horizon pengendapan.

5.      Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa, kapur ; merah

mengandung besi ; warna gelap mengandung boron atau mangan (Pipit, 2011)

Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah

butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri

dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan

liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-

butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang

air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi

bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit

melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah

berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak

dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah

jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara. (Munir, 1996).

Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu

1.      Pasir (sand)

Tanah dikatakan pasir bila kandungan pasirnya lebih dari 70%.

2.      Lempung (loam)

Page 34: Contoh Lp Konsistensi

Jika suatu fraksi tidak memenuhi fraksi liat ataupun fraksi pasir, maka itu adalah fraksi

lempung.

3.      Liat (clay)

Apabila kandungan litanya lebih dari 35%.

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit

tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya

yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit

tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya

yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

1.      Pasir

Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan

gulungan.

2.      Pasir Berlempung

Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi

mudah sekali hancur.

3.      Lempung Berpasir

Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.

4.      Lempung

Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,

dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

5.      Lempung Berdebu

Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan

permukaan mengkilat.

6.      Debu

Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung

dengan permukaan mengkilat.

7.      Lempung Berliat

Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat

dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

8.      Lempung Liat Berpasir

Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola

agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

9.      Lempung Liat Berdebu

Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat

dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

Page 35: Contoh Lp Konsistensi

10.  Liat Berpasir

Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan

mudah dibuat gulungan.

11.  Liat Berdebu

Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah

dibuat gulungan.

12.  Liat

Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah

dibuat gulungan (Dede, 2012)

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini

terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat

seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Menurut bentuknya struktur dapat

dibedakan menjadi:

1.      Bentuk Lempeng (platy): sumbu vertikal  < sumbu horizontal, ditemukan di horison E atau

pada lapisan padas liat

2.      Prisma: Sumbu vertikal > sumbu horizontal bagian atasnya rata, di horison B tanah daerah

iklim kering

3.      Tiang: Sumbu vertikal > sumbu horisontal, bagian atasnya membulat, di horison B tanah

daerah iklim kering

4.      Gumpal bersedut: Seperti kubus dengan sudut-sudut tajam. Sumbu vertikal = sumbu

horisontal, di horison B tanah daerah iklim basah

5.      Gumpal membulat: Seperti kubus dengan sudut-sudut membulat. Simbu vertikal = sumbu

horisontal, di horison B tanah daerah iklim basah

6.      Granuler: Bulat-porous, di horison A

7.      Remah: Bulat sangat porous, di horison A(Hardjowigeno, 1992)

Konsistensi tanah adalah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandingan air yang

menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang berada didalam

tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Setiap materi tanah mempunyai konsistensi

yang baik bila massa tanah itu besar atau kecil (sedikit), dalam keadaan ilmiahataupun

sangat terganggu, terbentuk agregat atau tanpa struktur maupun dalam keadaanlembab

atau kering. Sekalipun konsistensi tanah dan struktur berhubungan erat satu samalain,

struktur tanah menyangkut bentuk ukuran dan pendefinisian agregat alamiah

yangmerupakan hasil dari keragaman gaya tarikan di dalam massa tanah.

Sebaliknyakonsistensi meliputi corak dan kekuatan dari gaya-gaya tersebut (Hakim, 1986).

Page 36: Contoh Lp Konsistensi

Daya kohesi dan adhesi pada berbagai tingkat kelengasan tanah terhadap tekanandari

luar disebut konsistensi tanah. Hal ini diketahui karena mempunyai hubungan eratdengan

sistem penggolongan tanah, efisiensi penggunaan air dan sifat perembesan air kedalam

tanah dan sifat fisik lainnya (Foth, 1998).

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah :

1.      Kadar air tanah

2.      Bahan – bahan penyemen agregattanah

3.      Bahan dan ukuran agregat tanah

4.      Tingkat agregasi

5.      Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam lempung, dan kadar bahan organik)

(Notohadiprawiro, 2000)

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya tahan atau daya adhesi butir

tanahdengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan terhadap gaya akan merubah

bentuk atau gaya-gaya tersebut, misalnya pencangkokan, pembajakan dan

sebagainya.Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan

tidak melekat pada alat pengolah tanah oleh karena itu dapat ditemukan dalam keadaan

lembab, basahatau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan

keadaan tanahtersebut. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan permukaan pada tiap

satuan bidangsinggung dan luar bidang singgung. Akibatnya kekuatan adhesi menurun

tajam pada keadaan jenuh air, kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah menjadi Lumpur

(Notohadiprawiro, 2000)

Pengamatan warna tanah menggunakan buku Munsell Soil Color Chart diketahui warna

tanah vertisol berada pada notasi warna 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai warna Very Dark

Grayish Gray, sementara teksturnya adalah liatberdebu. Tanah andisol berada pada notasi

warna 10 YR 4/6 yang mempunyai warna Dark Yellowis Brown dan bertekstur

pasir berlempung. Tanah inseptisol berada pada notasi warna 7,5 YR 5/4 yang mempunyai

warna Brown dan bertekstur lempung berpasir. Tanah entisol berada pada nptasi warna

10R 3/3dan mempunyai warna Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir. Tanah ultisol

berada pada notasi warna 7,5 YR 4/6 mempunyai warna Strong Brownbertekstur

liat berdebu.  

Praktikum pengamatan struktur tanah, didapatkan tanah vertisol yang mempunyai tipe

gumpal, klas halus (F) serta derajat kuat :3. Tanah andisol mempunyai

tipe lempeng dengan klas sedang dan derajat yang lemah :1. Tanah inseptisol mempunyai

tipe remah, klasnya halus (F), serta derajatnyacukupan :2. Tanah entisol mempunyai

tipe gumpal dengan klas halus dan derajatnya lemah :1. Tanah ultisol mempunyai

tipe tiang dengan klas sangat halua dan derajatnya cukupan :2.

Page 37: Contoh Lp Konsistensi

Praktikum pengamatan konsistensi lembab dan kering tanah, didapatkan

konsistensi Vertisol, Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada keadaan lembab

yaitu berturut-turut  F(Gembur), Vf (Sangat Gembur), T(teguh), Vt (Sangat Teguh) dan Vt

(sangat teguh). Sedangkan konsistensi Vertisol,Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada

keadaan kering yakni h (Keras), S(lunak), h (Keras), Sh (Sangat

Keras)dan Eh (Sangat Keras Sekali)

Tanah Inseptisol memiliki tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung

pada tingkat pelapukan bahan induknya. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya

beragam dari dangkal hingga dalam, penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur.

Kisaran kadar C-Organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)  dapat terbentuk hampir di

semua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996)     

Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai dalam, berwarna

kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur

pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas

(Munir, 1996)

Sifat fisik Ultisol menurut Mohr dan Van Baren (1972) dalam Munir (1996) dapat dirinci :

solum, kedalamannya sedang (moderat 1 sampai 2 meter), warna merah sampai kuning,

chromameningkat dengan bertambahnya kedalaman, tekstur halus pada horison Bt (karena

kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada horison Bt

berbentuk Blocky,  konsistensi teguh, cutanliat terjadi pathite banyak ditemukan konkresi

Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik dengan

kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc sampai

kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau mengandung abu

vulkan, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60% sampai kedalaman 35cm atau

lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4 (Munir, 1996)

Andisol di Indonesia terletak pada daerah yang mempunyai ketinggian 0 (pantai) hingga

3500 meter (puncak gunung) di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah datar sampai

bergunung serta di bawah kondisi iklim tropika basah dan pada landscape vulkanik muda

(Djaenudin & Sujadi, 1988). Bahan induk andisol adalah berupa abu vulkanik yang dapat

tersusun atas andesito-desitik, andesit , basalto andesitik dan basaltik (Tan, 1995)

Pengamatan tanah dengan indera memiliki banyak tujuan dan kegunaan di berbagai

bidanng salah satunya yaitu di bidang pertanian . pengamatan indra ini penting untuk

memudahkan petani dalam nenentukan baik tidaknya lahan untuk ditanami tanaman serta

tanaman apa yang baik untuk ditanam di lahan tersebut melalui pengamatan warna tanah,

tekstur tanahnya, struktur tanahnya, serta konsistensi tanahnya.

Page 38: Contoh Lp Konsistensi

BAB V

KESIMPULAN

1.      Pengamatan jenis suatu tanah dapat ditentukan dari 4 cara yaitu Warna tanah, Tekstur

Tanah, Struktur Tanah dan Konsistensi.

2.      Pengamatan warna tanah dan tekstur tanah diketahui warna tanah vertisol berada pada

notasi warna 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai warna Very Dark Grayish Gray, sementara

teksturnya adalah liat berdebu. Tanah andisol berada pada notasi warna 10 YR 4/6 yang

mempunyai warna Dark YellowisBrown dan bertekstur pasir berlempung. Tanah inseptisol

berada pada notasi warna 7,5 YR 5/4 yang mempunyai warna Brown dan bertekstur

lempung berpasir. Tanah entisol berada pada nptasi warna 10R 3/3 dan mempunyai

warna Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir. Tanah ultisol berada pada notasi

warna 7,5 YR 4/6 mempunyai warna Strong Brown bertekstur liatberdebu.  

3.      Praktikum pengamatan struktur tanah, didapatkan tanah vertisol yang mempunyai tipe

gumpal, klas halus (F) serta derajat kuat :3. Tanah andisol mempunyai

tipe lempeng dengan klas sedang dan derajat yang lemah :1. Tanah inseptisol mempunyai

tipe remah, klasnya halus (F), serta derajatnyacukupan :2. Tanah entisol mempunyai

tipe gumpal dengan klas halus dan derajatnya lemah :1. Tanah ultisol mempunyai

tipe tiang dengan klas sangat halus dan derajatnya cukupan :2.

4.      Praktikum pengamatan konsistensi lembab dan kering tanah, didapatkan

konsistensi Vertisol, Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada keadaan lembab

yaitu berturut-turut  F(Gembur), Vf (Sangat Gembur), T(teguh), Vt (Sangat Teguh) dan Vt

(sangat teguh). Sedangkan konsistensi Vertisol,Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada

keadaan kering yakni h (Keras), S(lunak), h (Keras), Sh (Sangat

Keras)dan Eh (Sangat Keras Sekali)

Page 39: Contoh Lp Konsistensi

DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I . Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Dede,  2012. Pengamatan Tanah Dengan

Indra. http://de-dehouse.blogspot.com/2012/04/laporan-pengamatan-tanah-dengan-

indra.html, diakses tanggal 12 April  2013

Foth, H.D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-DasarIlmu Tanah. UNILA : Lampung.

Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.

Kartasapoetra. 2002. PengantarIlmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd.: Bombay.

Koorevaar, D.,G. Menelik and C. Dirksen. 1987. Element of Soil Physics. Development inSoil

Science 13 (Anasir Fisika Tanah – Perkembangan di Dalam Ilmu Tanah 13. Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Madjid, Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Online Fakultas Pertanian:

Yogyakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia..  PT. Dunia Pusataka Jaya : Jakarta.

Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Pipit. 2012. Ilmu Tanah (Struktur, tekstur dan warna

tanah),http://pipitchan2905.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-ilmu-tanah-

struktur.html, diakses tanggal 12 April  2013

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi.

             Fahutan: Institut Pertanian Bogor

Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. PustakaBuana : Bandung.

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian The dan Kina : Bandung.

Laporan DDIT Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium

BAB I

PENDAHULUAN

Page 40: Contoh Lp Konsistensi

1.1. TEKSTUR

1. Latar Belakang

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir (sand ), debu (silt), dan lempung

(clay). Penentuan kelas tekstur dilapangan digunakan dengan rasa peraba yang dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kategori kasar ,licin, dan lekat. Kekasaran,kelicinan ,dan kelekatan tanah selanjutnya

digunakan untuk menetukan kualitas proporsi pasir, debu dan lempung.

Prinsip dalam penetapan proporsi kualitas fraksi penyusun tanah dengan metode rasa mengikuti

beberapa definisi sebagai berikut :

A. Pasir, adalah bahan yang terasa kasar apabila kita remas dengan jari . butir butir pasir juga dapat terlihat

langsung oleh mata.

B. Debu, adalah material yang tidak terasa kasar ataupun lekat, melainkan terasa licin seperti sabun bila

dibasahi dan diremas dengan jari .

C. Lempung, biasanya membentuk bongkahan tanah keras apabila kering , dan terasa lekat apabila salam

keadaan basah ,dalam keadaan lembab ,lempung dapat dibuat pita dengan memilin diantara ibu jari dan

jari telunjuk .

D. Geluh, adalah campuran ketiga fraksi tersebut ( pasir, debu, lempung ).

Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan

tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas

adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah

bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh

tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian

tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna

memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah – tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak

yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro

porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.

2. Tujuan Praktikum

1. Menentukan kelas tekstur dengan metode rasa perabaan di laboratorium

Page 41: Contoh Lp Konsistensi

2. Melatih mahasiswa menguasai sidik cepat penetapan tekstur sebelum melakukan deskripsi profil di

lapangan

1.2. STRUKTUR TANAH

1. Latar Belakang

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-

partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun

satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama

pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara

agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah

pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk

kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.

Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini

terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic,

oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau

gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah.

2. Tujuan praktikum

Menentukan bentuk, ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat

Melatih mahasiswa dalam penetapan struktur berbagai macam tanah sebelum terjun ke lapangan

1.3. KONSISTENSI TANAH

1. Latar Belakang

Page 42: Contoh Lp Konsistensi

Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya

adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan tanah

terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki konsistensi yang baik

umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah

dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi

tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,

lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada

kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab

merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas

lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air

tanah kering udara.

Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur (mudah

diolah) sampai teguh ( agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan

kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basa dibedakan plastisitasnya

yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.

Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentuka dengan meremas

segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan

berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar

hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras

(kering).

2. Tujuan Praktikum

Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering

Melatih mahasiswa alam penetapan konsistensi tanah sebelum terjun kelapangan

BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai

dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan

menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan

Page 43: Contoh Lp Konsistensi

kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur haratanaman. Semuanya erat hubungannya

dengan kondisi fisik tanah. Salah satu sifatfisik tanah yang terpenting adalah tekstur

tanah.Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewatekstur

merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikeldengan

ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas,

daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah.

Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.Dalam klasifikasi tanah (taksonomi

tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanahditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size

distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan

memperhatikan pula fraksi tanahyang lebih besar / kasar dari pasar (Anonim, 2009)

Struktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang

lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Struktur

digunakan untuk mendeskripsikan agregasi secara umum atau susunan bagian padat tanah. Suatu

penampang tanah dapat didomonasi oleh suatu corak tanah tertentu. Kadang-kadang berbagai corak

agregasi akan dijumpai ketika meneliti horizon demi horizon suatu profil tanah. Bentuk-bentuk struktur

dalam keadaan tidak terganggu terjadi dari dua keadaad=n non structural, yaitu: zarah lepas dan masiv.

Pasir merupakan contoh pertama bahan organic mengikat zarah lepas menjadi keolompok-kelompok

atau agregat-agregat(Anonym, 2011)

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan

daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah

terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya

pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang

mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:

1. basah

2. lembab

3. kering

Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas

lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar

air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada

kondisi kadar air tanah kering udara.

Page 44: Contoh Lp Konsistensi

Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan.

Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis

(kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.

Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat

keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat

teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan

konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.

Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi

kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat

keras, dan ekstrim keras (Yurike, 2011)

BAB III

METODOLOGI

A. Bahan dan Alat

a) Tekstur

Bahan yang digunakan berupa contoh tanah kering angin < 2mm , botol semprot dan akuades.

Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau sekop, dan meteran

b) Stuktur tanah

Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan jenis

tanah ,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.

c) Konsistensi tanah

Page 45: Contoh Lp Konsistensi

Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan aquades,sedangkan

alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.

B. Cara Kerja

a) Tekstur

Penetapan kelas tekstur denagn metode rasa perabaan mengikuti bagian alir yang dikemukakan oleh

Notohadiprawiro(1985) pada gambar 1.1

b) Struktur Tanah

Penetapan struktur dengan metode langsung melihat di lapangan

c) Konsistensi Tanah

Tanah basah

Kelekatan (stickiness) ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara ibu jari dan jari

telunjuk . Nilai kelekatan dibagi menjadi:

tidak lekat . setelah ditekan tidak ada tanah yang menempel pada ibu jari/ jari telunjuk

agak lekat. Setelah ditekan tanah menempel pada kedua jari tetapi akan lepas dan tidak meninggalkan

bekas pada salah satu jari tersebut.

Lekat . setelah ditekan tanah menempel di kedua jari . saat jari lepas tanah cenderung streched dan tetap

menempel pada kedua jari.

Sangat lekat . setelah ditekan tanah menempel erat di kedua jari , streched dan tidak lepas dari kedua jari

Keliatan = plastisitas (plasticy) ,ditentukan dengan membuat tanah stik diantara ibu jari dan jari telunjuk .

nilai plastisitas tanah dibagi menjadi:

tidak plastis . gelintir tanah tidak dapat dibentuk .

agak plastis gelintir tanah dapat dibentuk tetapi tmudah berubah bentuk.

plastis . gelintir tanah dapat dibentuk untuk mengubah bentuknya dibutuhkan tekanan sedang .

Page 46: Contoh Lp Konsistensi

sangat plastis gelintir tanah dapat dibentuk dengan baik dan sangat tahan terhadap tekanan.

Tanah Lembab

Untuk penentuan konsistensi dipilih tanah yang lembab lalu diremas remas dengan tangan . nilai

konsistensi ditentukan sebagai berikut :

Lepas (loose).tanah tidak dapat berbentuk gumpalan

Sangat gembur (very friable)tanah sangat mudah hancur oleh sedikit tekanan ,tetapi dapat disatukan

lagibila kita kepal.

Gembur (friable) tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara ibu jari dengan

telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal

Teguh (firm).tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu jari dan jari telunjuk

Sangat teguh (very firm) .tanah hanya hancur dengan tekanan kuat .

Luar biasa teguh (extremely firm). Tanah tidak dapat dihancurkan diantara ibu ibu jari dan jari

telunjuk ,dan hanya dapat dipecahkan sedikit demi sedikit.

Tanah Kering

Untuk mengevaluasi konsistensi tanah kering dipilih tanah kering angin dan dihancurkan dengan

tangan .nilai konsistensi ini adalah :

Lepas (loose) tanah tidak saling menempel

Lunak (soft). Masa tanah sangat mudah dihancurkan dan mudah hancur menjadi tepung atau butir butir

tunggal

Agak keras . tanah mudah dipecahkan demgan menekan ibu jari dan jari telunjuk.

Keras . tanah mempunyai resistensi sedang dan sulit dipecahkan diantara ibu jari dan jari telunjuk.

Sangat keras .tanah sangat resisten terhadap tekanan,dapat dipecahkan dengan tangan tapi tidak pecah

dengan ibu jari dan telunjuk

Luar biasa keras . tanah luar biasa ini resisten terhadap tekanan dan tidak dapat dipecahkan dengan

tangan.

Page 47: Contoh Lp Konsistensi

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasil Pengamatan

Kedalaman (cm) Tekstur Struktur Konsistensi

3cm Pasir berdebu Granular 1 lunak

16cm Liat berdebu Crumb(remah) 2 agak keras

34cm Liat berdebu Crumb(remah) 2 agak keras

88cm Liat berdebu Tidak berstruktur 2 agak keras

Page 48: Contoh Lp Konsistensi

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat disetiap lapisan memiliki karakteristik tersendiri.

Horison O memiliki kedalaman 3 cm dengan tekstur pasir berdebu dengan struktur granular dan

konsistensi Lunak.

Horison A dengan kedalaman 16 cm memilki tekstur liat berdebu, struktur Crumb dan konsistensi agak

keras.

Horison B dengan kedalaman 34 cm memilki tekstur liat berdebu, struktur Crumb dan konsistensi agak

keras.

Horison C dengan kedalaman 88 cm memilki tekstur liat berdebu, struktur Crumb dan konsistensi agak

keras.

Dari keempat karakteristik tanah diatas terlihat bahwa horizon O memiliki unsure hara lebih banyak

dibandingkan dengan horizon yang lain karena dari tekstur pasir berdebu menyimpan unsure hara lebih

banyak dari pada liat berdebu karena liat susah untuk mengikat unsure hara.

Dilihat dari horizon A, B dan C mhampir memiliki karakteristik yang sama yaitu memiliki tekstur, struktur

dan konsistensi yang sama.

BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Horison O memiliki unsure hara yang lebih banyak dibandingkan dengan Horison yang lain.

2. Tekstur dan Struktur tanah pada horizon A, B dan C hampir memiliki kesamaan.

Page 49: Contoh Lp Konsistensi

3. Beberapa jenis tekstur tanah yaitu : Pasir, Debu, Lempung dan geluh.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. http://lingkungangeografi.blogspot.com/2009/02/tekstur-dan-struktur-

tanah.html diakses tanggal 8 Oktober 2012

Anonym, 2011. http://nabilussalam.wordpress.com/2011/09/30/struktur-tanah/ Diakses pada tanggal 8

oktober 2012.

Yurike, 2011. http://blog.ub.ac.id/yurike/2011/05/01/konsistensi-tanah/. Di akses pada tanggal 8

Oktober 2012.

Page 50: Contoh Lp Konsistensi

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH

Acara 1

Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium

Oleh:

RAHMADANI

E1J011010

LABORATORIUM ILMU TANAHFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2012

KONSISTENSI TANAHKONSISTENSI TANAH

A.    Latar Belakang

Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan

tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya

gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antar partikel dan air)

dengan berbagai kelembaban tanah.

Page 51: Contoh Lp Konsistensi

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan

kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air

tanah di atas kapasitas lapang (field capacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan

konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering

merupakan penetan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara

Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari (melekat atau tidak

melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya mempertahankan

bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis). Dalam keadan lembab, tanah dibedakan kedalam

konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan

kering , tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras.

B.     Tujuan

a.       Untuk  mengetahui definsi kosistensi tanah

b.      Untuk mengetahui macam-macam konsistensi tanah

c.       Untuk mengetahui metode pengukuran konsistensi tanah

d.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsistensi

e.       Untuk mengetahui faktor yang dipengaruhi konsistensi

Macam-macam  Konsistensi Tanah

a.      Konsistensi Basah

1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir

tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

(1)   Tidak lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain

(2)   Agak lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain

(3)   Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain

(4)   Sangat lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain

2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi

4 kategori berikut:

(1)   Tidak plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah

(2)   Agak plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1

cm

(3)   Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan

diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut

(4)   Sangat plastis (Nilai 3): yaitu icirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan

diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut

b.      Konsistensi Lembab

Page 52: Contoh Lp Konsistensi

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai

berikut:

(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah

mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir)

(2)   Sangat gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas

(3)   Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat

menghancurkan gumpalan tanah

(4)   Teguh/Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan dperlukan tenaga agak kuat saat meremas

tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah

(5)   Sangat teguh/kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali

saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tersebut

(6)   Sangat teguh sekali (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah

meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu

agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut

c.       Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori

sebagai berikut:

(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak

melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur tanah)

(2)   Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah

berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja atau mudah hancur

(3)   Agak keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan

pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu

menghancurkan gumpalan tanah

(4)   Keras (Nilai 3): yaitu dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin

sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya ekanan yang lebih kuat untuk

dapat menghancurkan gumpalan tanah

(5)   Sangat keras (Nili 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk

dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan

dan sangat sulit untuk hancur

(6)   Sangat keras sekali (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan di pelukannya tekanan yang sangat

besar sekali agar dapat menghancurkn gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa

hancur dengan menggunaka alat bantu (pemukul)

Metode Pengukuran Konsistensi

Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu:

Page 53: Contoh Lp Konsistensi

a.       Secara kualitatif

Metode pengukuran kuonsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa

tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah

b.      Secara kuantitatif

Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka

Atterberg.

LAPORAN PRAKTIKUMDASAR – DASAR ILMU TANAH

Acara 1Sidik cepat penetapan tekstur,struktur,dan konsistensi

tanah di laboratoriumAcara 2

Pengamatan morfologi profil,pengambilan contoh dan pembuatan preparat tanah

 

Disusun oleh :Nama : HENGKI HARIADI

NPM : E1D011056

LABORATORIUM ILMU TANAHFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU2012

BAB 1I.PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANGAcara 1

Sidik cepat penetapan tekstur,struktur,dan konsistensi tanah di laboratorium

Page 54: Contoh Lp Konsistensi

            Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir,debu dan lempung. Pengelompokkan kelas tekstur dapat dibagi menjadi beberapa penggolongan,tergantung pada tujuannya.            Struktur tanah adalah gumpalan dari partikel-partikel primer tanah yang terpisahkan dari gumpalan tanah yang lain oleh bidang-bidang lemah tanah.Dalam deskrifsi tanah,struktur tanah dinyatakan menurut bentuk,ukuran,dan kekuatannya.            Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja padanya untuk mengubah bentuk atau untuk memecah bongkahan.konsistensi tanah dapat diterapkan dalam keadaan basah,lembab dan kering.

Acara 2Pengamatan morfologi profil,pengambilan contoh dan pembuatan preparat

tanahProfil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan

berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Peterson dan calvin, 1986 ).Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu. I.2 TUJUAN PRAKTIKUMAdapun tujuan dari kedua acara praktikum ini adalah :            Acara 11.Menentukan kelas teksturdengan metode rasa perabaan dilaboratorium.2.Menentukan bentuk,ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat.3.Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan basah,kering dan lebab.4.Melatih mahasiswa dalam penetapan tekstur,struktur dan konsistensi tanah sebelum terjun ke lapangan.

Page 55: Contoh Lp Konsistensi

            Acara 2 1.Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison.

 2.Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratoirum.

 3.Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.

 

BAB IIII.1 TINJAUAN PUSTAKA

Penetapan kelas tekstur akan mengikuti bagian air,yaitu suatu metode yang dikembangkan oleh Notohadiprawiro(1985).Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi.Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5%.Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah :a.Horison OHorison ini diketemukan pada tanah di dalam hutan yang belum terganggu dan merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan mineral. Horison ini terdiri dari horison O1 yang mana bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibedakan dengan jelas dan O2 dimana sisa-sisa tanaman tidak dapat dibedakan dengan jelas.b.Horison AHorison ini merupakan horison yang berada di permukaan tanah yang terdiri atas campuran antara bahan organik dan bahan mineral dan merupakan horison pencucian atau eliviasi dari bahan-bahan seperti liat, asam-asam organik serta kation-kation terutama Ca, K, Na dan Mg.c.Horison CHorison ini merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan.Proses pelapukkan yang terjadi pada horison ini baru pada tahap pelapukan fisik dan belum mengalami perubahan secara kimiawi. Pengaruh mahluk hidup belum mencapai horison ini.d.Horison D atau RHorison merupakan sumber bahan penyusun tanah yang sangat menentukan sifat-sifat tanah yang terbentuk.

Page 56: Contoh Lp Konsistensi

Tanah yang berkembang dengan berbagai proses tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Perbedaan itu meliputi : perbedaan sifat profil tanah seperti dan susunan horison, kedalaman solum tanah, kandungan bahan-bahan organik dan liat, Kandungan air dan sebagainya.Batas suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan jelas atau baur. Disamping itu bentuk topografi dan batas horison dapat rata, berombak. Tidak teratur dan terputus. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, penyebab perbedaan warna pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap, warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna baku dalam buku “Munsell Soil Color Chart” dalam warna baku disusun oleh 3 variabel yaitu Hue, Value dan Chroma.Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.Berdasarkan perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu: Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus. Sedang: lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu Agak halus: lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu. Halus: liat berpasir, liat berdebu dan liat.Untuk mengukur baisanya digunakan segitiga tekstur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir tanah. Gumpalan struktur terjadi karena butir-butir pasir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksidasi dan lain-lain. Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lain.Bulk density, menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori tanah. Pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah ( terisi oleh udara dan air ). Terbagi atas pori makro dan mikro. Cole merupakan sifat mengembang ( bila basah ) dan mengerut ( bila kering ). Nilai-Nematoda merupakan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangan tanah. Sifat – sifat lain dari tanah yaitu keadaan batuan pada ( pan ), kedalaman efektif dan lereng.

 BAB III

METODELOGI

III.1 Bahan dan alatAdapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :parang, cangkul, meteran, pisau lapang, buku standar warna, daftar isian alat tulis, aquades, kantong plastik, ring sampel, lem, lebel, kertas koran, tampir atau nyiru, lumpang dan ayakan 2 dan 0,5 mm.

Page 57: Contoh Lp Konsistensi

III.2 Metode dan cara kerjaMetode yang digunakan adalah terjun langsung ke lapang.Adapun cara kerja adalah:

1.Dipilih tempat yang sesuai untuk pembuatan profil,dibersihkan dari vegetasi yang menutupi permukaan.2.Dibuat lubang profil. Penampang pengamatan sebaiknya sebelah atas lereng sinar matahari.3.Pengamatan jangan dilakukan pada waktu hujan, disemprotkan bagian kering dengan aquades dan terkena Menentukan batas lapisan (horison ) dengan menusuk profil pada sisi pengamatan dengan pisau lapang dambil meremas gumpalan tanah ditangan kiri atau dengan cara memukul-mukul untuk mengetahui perbedaan bunyinya.4.Diperhatikan perbedaan warna, tekstur dan kepadatan lapisan kemudian diukur kedalaman masing-masing horison dari atas ke bawah.5.Digunakan kriteria penilaian kemudian diisi tabel isian di buku penuntun praktikum.6.Untuk pengambilan contoh tanah dilakukan dengan pisau lapang sebanyak 2 kg pada masing-masing horison dan dimasukkan ke dalam kantong plastik,diberi label dan keterangan lalu ikat dengan karet.7.Untuk pengambilan contoh tanah utuh dilakukan dengan bantuan ring sampel..Dimasukkan ring sampel pelan-pelan, ditekan dengan menggunakan papan datar lalu dikeluarkan. Masukkan ke dalam plastic dan diberi label.9.Untuk persiapan preparat, kita keringkan udara tanah terganggu diatas tanpir yang telah dialasi dengan koran. Bongkah tanah yang besar dikecilkan, sisa tumbuhan, akar dan batuan dipisahkan lalu tata dengan baik.10.Dikering dan di anginkan selama2-3hari.11.Setelah kering tanah ditumbuk dan diayak dengan ayakan. Tanah ini disimpan dalam kantong plastik yang telah diberi label, sisanya dalam kantong plastik dengan kode yang sama. Tanah ini digunakan untuk analisis berat jenis, kadar air, kering angin, tekstur dan DHL.12.Diambil contoh tanah secukupnya lalu diayak dengan ayakan. Disimpan dalam kantong plastik dan diberi label.Tanah ini digunakan untuk analisis bahan organik13.Disimpan tanah dalam ring sampel analisis bahan organik.Pengukuran tanah ini digunakan untuk konduktivitas hidrolika, tanah jenuh, berat volum dan kadarlengas.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Page 58: Contoh Lp Konsistensi

IV.1 Hasil PengamatanAdapun hasil praktikum yang saya dapat adalah:• Lokasi Pengamatan : Samping TIP• Profil nomor : 1• Bahan induk : Tupa Masam• Tumbuhan : Hutan sekunder• Posisi tanah : Ideslope• Kelembaban : Lembab .• Kelerengan  : 0 %• Drainase : Bururk• Tingkat erosi : Besar•Pemerian oleh : Senin, pukul 10 : 00IV.2 PembahasanPada pembahasan ini, dapat diuraikan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dilokasi antara samping TIP bahwa horison O jeluknya 1 cm,warnanya very dark gray dan perakarannya 60%,horison A jeluknya 25 cm,berwarna weok red,perakarannya 50%,horison E jeluknya 45 cm,berwarna red ,perakaran 30 % dab pada horison B jeluknya 50 cm,berwarna red dan perakarannya 0%. Pada pemberian profil tanah yang dilakukan pada sabtu kemarin yang tidak memiliki perakaran yaitu pada horison B dan jeluk yang paling rendah pada horison O.

  V. KESIMPULAN  DAN SARAN

V.1 kesimpulanKesimpulan dari pembahasan diatas adalah profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison yang menyusun solum tanah adalah horison A ( A1, A2, A3 ) dan horison Bahan-bahan ( B1, B2, B3 ) serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison ini tidak kami ketemukan dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan organik.Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaansifat-sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah,Bulk density cole serta keadaan perakaran dan lingkungan.V.2 SaranSeharusnya mahasiswa ditunjuk satu persatu untuk melihat keadaan tanah dan membedakan antara horison tanah,agar mahasiswa lebih mengetahui horison – horison yang ada didalam tanah.

Page 59: Contoh Lp Konsistensi

DAFTAR PUSTAKA1. Abdula. 2006.Ilmu Tanah.Swadaya;Jakarta.

2. Hakim, Nurhayati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

3. Harejowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Cv. Akademika Pressindo. Jakarta.

4. Ilmu Tanah.Lab. Ilmu Tanah. Fakultas pertanian . Universitas Bengkulu. Bengkulu.

5. Soeparti, Goeswono. 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. IPB. Bogor.

6. Tim pengasuh Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. 2002. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar.

catatankuSUNDAY, JUNE 17, 2012

Laporan Praktikum Ilmu Tanah

I. PENDAHULUAN

A.      Latar BelakangAntara manusia dengan tanah terdapat saling ketergantungan satu sama

lain, kita tergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur

tergantung dari cara manusia menggunakan tanah tersebut. Dengan bertambah

majunya peradaban manusia dan sejalan dengan perkembangan pertanian yang

juga disertai perkembangan penduduk yang sangat pesat maka memaksa manusia

mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian

sebagai mata pencaharian misalnya adalah makin banyaknya tanah kritis yang

dulunya subur. Semuanya ini adalah tanah tanpa memperhatikan pedoman

pengolahan tanah maupun karena kesewenang-wenangan manusia terhadap tanah.

Kerusakan tanah yang terjadi diseluruh Indonesia terjadi seringkali karena

ulah manusia itu sendiri. Misalnya penebangan hutan yang menyebabkan terjadinya

erosi sehingga terjadi pengurangan unsure hara dalam tanah, karena telah terjadi

Page 60: Contoh Lp Konsistensi

pelindian oleh air hujan yang tidak tertahan oleh tanaman, akibat vegetasi yang ada

telah habis dibabat. Sehingga kesuburan tanah hilang.

Dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka orang mulai

mengadakan suatu perbaikan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan

mempelajari dan mengadakan penelitian tentang tanah secara lebih dekat sehingga

kita dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan tanah dan

kesuburan tanah yang meliputi faktor fisika, kimia dan biologi. Hubungan antara

faktor - faktor tersebut harus diperhatikan serta memperhatikan kaidah penggunaan

dan pengolahan tanah sehingga kelestarian tanah dapat terjaga.

1

Oleh karena itu, para mahasiswa fakultas pertanian mengikuti praktikum Ilmu Tanah untuk menambah pengetahuan tentang tanah dalam ilmu pedologi maupun edapologi. Dengan mempelajari tanah kita dapat menentukan jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman serta dapat menanggulangi kerusakan tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertanian. 

B.  Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum Ilmu Tanah pada semester ini adalah untuk :

1. Mengenal dan mengetahui morfologi dari suatu lahan.

2. Mengenal dan mengetahui profil tanah.

3. Menganalisa sifat fisika dan kimia tanah.

C.   Waktu dan Tempat Praktikum

     Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu pada tanggal 12-

13November 2011 . Pada hari Sabtu praktikum pertama dilaksanakan di

Jumantonopada pukul 15.00 – 17.00 WIB. Praktikum kedua dilaksakan di dua

tempat pada hari Minggu, pertama di Jatikuwung pada pukul 07.00 – 09.00 WIB,

kedua dilaksanakan di kampus FP UNS pada pukul 10.00 – 11.00 WIB.

Page 61: Contoh Lp Konsistensi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencandraan Bentang Lahan

Tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun

dari bahan-bahan mineral sebagai hasil alam tanaman dan hewan, yang mampu

menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat tertentu akibat pengaruh iklim dan jasad

hidup yang bertindak sebagai atau terhadap batuan induk dalam keadaan wilayah

tertentu selama jangka waktu tertentu      (Anonim, 2007).

             Tanah merupakan suatu tubuh alam yang mempunyai arti kedalaman dan

daerah permukaan sebagai hasil dari gaya desdruktif dan sintetik seperti pelapukan

Page 62: Contoh Lp Konsistensi

dan perapuhan mikribia sisa organik, serta pembentukan mineral baru. Ada lima

faktor yang menjadi pembentuk tanah yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi,

dan waktu. Dari kelima itu, yang berpengaruh paling besar adalah iklim. Sehingga

proses pembentukan tanah sering disebut weathering (Buckman dan Brady, 1982).

             Erosi adalah pengikisan / kelonggaran atau merupakan proses

penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang

berlangsung secara alamiah atau sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.

Sehubungan dengan itu, maka kita akan mengenal normal atau geologikal erosion

dan acceleration erosion (Kartosapoetro, 1991).

3

             Tanah Alfisol memiliki struktur tanah yang liat. Liat yang tertimbun di horizon bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambar adanya perubahan tekstur yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal Taksonomi Tanah (USDA, 1985) sebagai Abrupat Tekstural Chage (perubahan tekstur yang sangat ekstrim). (Buchman dan Brady, 1982).        Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi.Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Anonim, 2010). 

             Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang

tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline lemah; nilai pH

antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang

tinggi.Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan

mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan

kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan

iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).

             Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk

pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya

dengan jalan pemupukan. Sistem pertanian konvensional selama ini menggunakan

Page 63: Contoh Lp Konsistensi

pupuk kimia dan pestisida yang makin tinggi takarannya. Peningkatan takaran ini

menyebabkan terakumulasinya hara yang berasal dari pupuk/pestisida di perairan

maupun air tanah, sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Tanah sendiri juga akan mengalami kejenuhan dan kerusakan akibat masukan

teknologi tinggi tersebut. Atas latar belakang tersebut mulai dikembangkan sistem

pertanian organik yang dahulu telah lama dilakukan oleh nenek moyang

kita.Beberapa petani di Sleman dan Magelang telah melakukannya, sementara yang

lain belum tertarik karena belum mengetahui manfaatnya terutama terhadap

perbaikan sifat tanah (Anonim, 2010).

             Erosi dari air dibagi menjadi empat kategori, yaitu : splas (cipratan), sheet

(permukaan), riil (alur) dan gully (parit). Erosi permukaan berhubungan dengan

pepindahan tanah yang sama dari permukaan suatu area pada lapisan yang tipis.

Untuk erosi permukaan brhubungan dengan suatu permukaan tanah yang lunak

(Foth, 1994).

Fisiografi adalah pencandraan tentang genesis tanah dan evolusi bentuk

wilayah. Bentuk wilayah diklasifikasikan atas dasar agensia pembentuknya, yaitu

fluvial, marine, lacustrin, eolin, biotika, glacial, orogen, dan vulkanisme atau bentuk

lisin yang terjadi dari kerja gabungan dua atau lebih agensia (Anonim, 2007).

Alfisol secara potensial termasuk tanah yang subur, meskipun bahaya erosi

perlu mendapat perhatian. Untuk peningkatan produksi masih diperlukan usaha-

usaha intensifikasi antara lain pemupukan dan pemeliharaan tanah serta tanaman

yang sebaik – baiknya (Anonim, 2003).

Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun tanah dari bahan

pemyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah adalah terbentuknya

lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat dan kemampuan khas masing-masing jenis

tanah. Proses pelapukan mengandung arti geologis destruktif dan proses

perkembangan tanah mengandung arti pedologis kreatif. Contoh proses pelapukan

adalah hancuran batuan secara fisik dan proses berubahnya felspat menjadi

lempung kimia. Contoh proses perkembangan tanah adalah terbentuknya horison

tanah, latosolisasi, podsolisasi, dan lainnya (Darmawijaya, 1990).

Page 64: Contoh Lp Konsistensi

B.       Penyidikan Profil Tanah             Profil tanah adalah urutan susunan horison yang tampak dalam anatomi

tubuh tanah. Profil tanah mempunyai tebal yang berlainan, mulai dari yang setipis

selaput sampai setebal 10 m. Pada umumnya tanah makin tipis makin mendekati

kutub dan makin tebal makin mendekati khatulistiwa (Darmawijaya, 1990).

             Profil tanah itu merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang

dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran panjang dan lebar tertentu dan

kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keperluan genesa tanah. Pembuatan

profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3-3,5 meter. (Anonim,2006).

Profil tanah yang diamati, ciri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat : tegak

(vertikal), baru artinya belum terpengaruh keadaan luar, dan juga tidak

memantulkan cahaya (profil tanah pada waktu pengamatan tidak langsung terkena

cahaya matahari). Pengamatan dimulai dengan pengukuran dalamnya dari batas-

batas horizon yang dapat diketahui. Batas horizon tidak selalu lurus. Oleh karena itu

diamati pula jelas tidaknya dan bentuk topografi (Darmawijaya, 1990).

C.      Sifat Fisika TanahTekstur tanah dibagi menjadi 3 golongan yaitu pasir, debu dan liat. Pasir

merupakan partikel terbesar dengan ukuran 2-0,063 mm,debu 0,063-0,002 mm dan

liat <0,002 mm. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap tanaman terjadi

secara langsung. Struktur tanah yang remah pada umumnya menghasilkan laju

pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi (Anonim,

2006).

Konsistensi adalah ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau

perpecahan. Keadaan ini ditentukan oleh sifat kohesi dan adhesi, padahal struktur

menentukan bentuk, ukuran dan agregat alami tanah tertentu. Konsistensi tetap

menentukan kekuatan keadaan alami gaya-gaya diantara partikel. Konsistensi

penting untuk dipertimbangkan dalam pengolahan tanah untuk kepentingan lalu

lintas. Bukit pasir menghambat sifat kohesi dan adhesi. Konsistensi tetap penting

dalam pengolahan tanah (Foth, 1991).

Page 65: Contoh Lp Konsistensi

Horison tanah digambarkan dalam profil, secara vertikal dan berhubungan

satu sama lain. Kadang-kadang batas dua horison sangat jelas dan dapat dikenali

dengan sangat baik, sehingga tidak menimbulkan keraguan dan salah paham

(Abdullah, 1993).

Suhu yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah merupakan faktor

pembatas dibeberapa daerah tropika tertentu. Pemecahannya biasanya adalah

dengan memberi mulsa dengan berbagai bahan, tergantung apakah suhu itu harus

dinaikkan atau ditunkan. Pada tanah yang baru dibuka untuk pertanian, pengaturan

suhu tanah dengan menggunakan mulsa jerami. Sebenarnya pemulsaan juga

mengurangi pemakaian air dan mengurangi kebutuhan untuk pengendalian gulma

dan sering meningkatkan hasil (Sanchez, 1992).

D.   Sifat Kimia Tanah

            Perilaku kimawi tanah didefiniskan sebagai keseluruhan reaksi fisika-kimia

yang berlangsung antar-penyusun tanah serta antara penyusun tanah dan bahan

yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk ataupun pembenah tanah

lainnya (Blt & Bruggenwert, 1978).

Penentuan pH tanah adalah salah satu uji paling penting dapat digunakan

untu mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Apabila pH tanahnya 5,5 atau

kurang maka penyakit tanaman itu mungkin tidak disebabkan defisiensi besi.

Karena senyawa-senyawa besi mudah larut dalam keadaan asam (Foth, 1994).

pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara

konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan

tanah lebih banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya

bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah

menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman

makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak.

PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak

Page 66: Contoh Lp Konsistensi

adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya

pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur

hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada

umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik

merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan

tanaman menjadiaa terhambat. (Anonim, 2005 ).

E.     Lengas Tanah

Lengas tanah adalah air yang terikat oleh berbagai gaya, misalnya gaya ikat

matrik, osmosis dan kapiler. Gaya ikat matrik berasal dari tarikan antar partikel

tanah dan meningkat sesuai dengan peningkatan permukaan jenis partikel tanah

dan kerapatan muatan elektrostatik partikel tanah. Gaya osmosis dipengaruhi oleh

zat terlarut dalam air maka meningkat dengan semakin pekatnya larutan. Gaya

kapiler dibangkitkan oleh pori‐pori tanah berkaitan dengan tegangan permukaan

(Anonim, 2009)

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air(moisture) yang

terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat

berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah,

secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam

bentuk campuran gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah(soil water) yaitu air dalam

bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c) air tanah dalam (ground

water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam

(Handayani, 2009).

Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang

berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah

dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah

dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah

dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika

tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan

ini jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum

disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan

Page 67: Contoh Lp Konsistensi

mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian

lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).

Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena

adanya berbagai gaya yang yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil

air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk

melawan energi yang menahan air. Gaya – gaya yang menahan air hingga bertahan

dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik

menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler (Yong et

al.,1975).

F.     pH TanahpH tanah atau kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat

kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH

menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H +) di dalam tanah. Makin

tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah

selain ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang jumlahnya

berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion

H+ lebih tinggi dibandingakan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah

alkalis kandungan ion OH- lebih banyak dari ion H+. Jika ion H+ dan ion OH- sama

banyak di dalam tanah atau seimbang, maka tanah bereaksi netral (Anonim, 2011)

pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah

mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P)

dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang,

dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas

5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain

Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0. Beberapa

bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer

menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam

nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik

Page 68: Contoh Lp Konsistensi

bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan

kisaran pH yang sesuai (Anonim, 2007)

Tingkat pH tanah yang merugikan pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara

alami di beberapa wilayah, dan secara non alami terjadi dengan adanya hujan

asamdan kontaminasi tanah. Peran pH tanah adalah untuk mengendalikan

ketersedian nutrisi bagi vegetasi yang tumbuh di

atasnya. Makronutrien (kalsium, fosfor, nitrogen,kalium, magnesium, sulfur) tersedia

cukup bagi tanaman jika berada pada tanah dengan pH netral atau sedikit

beralkalin. Kalsium, magnesium, dan kalium biasanya tersedia bagi tanaman

dengan cara pertukaran kation dengan material organik tanah dan partikel tanah liat.

Ketika keasaman tanah meningkat, ketersediaan kation untuk material organik

tanah dan partikel tanah liat segera tercukupi sehingga tidak ada pertukaran kation

dan nutrisi bagi tanaman berkurang. Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi

karena banyak faktor yang memengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi,

diantaranya tipe tanah (tanah asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan

faktor meteorologika (Anonim, 2011)

Ada 2 metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran pH tanah yaitu

kertas lakmus dan pH meter. Kertas lakmus sering di gunakan di lapangan untuk

mempercepat pengukuran pH. Penggunaan metode ini di perlukan keahlian

pengalaman untuk menghindari kesalahan. Lebih akurat dan secara luas di gunakan

adalah penggunaan pH meter, yang sangat banyak di gunakan di laboratorium.

Walaupun pH tanah merupakan indikator tunggal yang sangat baik untuk

kemasaman tanah, tetapi nilai pH tidak bisa menunjukkan berapa kebutuhan kapur.

Kebutuhan kapur merupakan jumlah kapur pertanian yang dibutuhkan untuk

mempertahankan variasi pH yang di inginkan untuk sistem pertanian yang

digunakan. Kebutuhan kapur tanah tidak hanya berhubungan dengan pH tanah

saja, tetapi juga berhubungan dengan kemampuan menyangga tanah atau

kapasitas tukar kation (KTK) (Anonim, 2009)

Page 69: Contoh Lp Konsistensi

III.  ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. Alat

1. Pencandraan bentang lahan

a. Klinometer

b. Kompas

c. GPS

2. Profil tanah

a. Pisau belati

b. Cangkul

c. Meteran lebar 20 cm dan panjang 150 cm

d. Kamera

e. Tali rafia

3. Sifat-sifat fisika tanah

Page 70: Contoh Lp Konsistensi

a. Pisau belati

b. Meteran

c. Kaca pembesar

d. Penetrometer

e. Jari tangan

f. Buku standar warna Munsell Soil Colour Charts

4. Sifat-sifat kimia tanah

a. pH stick

b. Tissue gulung

c. Flakon

d. Kertas marga

e. Spidol

f. Pipet

5. Uji di Laboratorium

a. Botol pemancar

b. Botol semprong

c.

11

Botol timbang 

d. Cawan tembaga

e. Colet

Page 71: Contoh Lp Konsistensi

f. Eksikator

g. Flakon

h. Gelas arloji

i. Gelas piala

j. Kertas saring

k. Lempung kaca

l. Mortin porselin

m. Oven

n. Papan kayu

o. Pengaduk kaca

p. Petridish

q. pH meter

r. Saringan ø 2mm

s. Spatel

t. Statif

u. Timbangan analitik

B. Bahan

1. Pencandraan bentang lahan

a. Tanah daerah Jumantono

b. Tanah daerah Jatikuwung

c. Tanah daerah Fakultas Pertanian UNS

2. Profil tanah

a. Tanah daerah Jumantono

Page 72: Contoh Lp Konsistensi

b. Tanah daerah Jatikuwung

c. Tanah daerah Fakultas Pertanian UNS

3. Sifat-sifat fisika tanah

a. Tanah dari tiap-tiap lapisan

b. Air

4. Sifat-sifat kimia tanah

a. H2O

b. KCl 1 N

c. H2O2 10%

d. H2O2 3%

e. HCl 1,2 N

f. HCl 10%

g. KCNS 10%

h. K3Fe(CN)6 0,5%

5. Uji di Laboratorium

a. Bongkahan

b. Contoh tanah kering angin (ctka)  ø 0,5 mm dan ø 2 mm

c. Aquades

d. Reagen H2O (pH actual) dan KCl (pH potensial)

C. Cara Kerja

Pencandraan Bentang Lahan

a. Menentukan lokasi pengamatan.

Page 73: Contoh Lp Konsistensi

b. Menentukan keadaan fisiografinya.

c. Menentukan derajat kemiringan dengan klinometer.

d. Menentukan bentuk relief.

e. Menentukan kemas muka tanah.

f. Menentukan bentuk timbulan mikro.

g. Menentukan batuan permukaan.

h. Menentukan batuan singkapan.

i. Menentukan keadaan hidrologi lahan meliputi genangan dan banjir.

j. Menentukan penggunaan lahan.

k. Menentukan bentuk dan tingkat erosi lahan.

l. Menentukan landform.

m. Mencatat hasil pengamatan.

Penyidikan Profil Tanah

a. Membuat profil tanah di tempat penelitian.

b. Mengukur jeluk mempan atau solum tanah.

c. Menentukan batas-batas lapisan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk-

nusuk dengan pisau belati atau memukul-mukul dengan gagang pisau belati.

d. Menentukan kelimpahan dan ukuran bebatuan.

e. Menetukan gleisasi.

f. Menentukan ketegasan batas lapisan.

g. Menentukan bentuk batas lapisan.

h. Menentukan jumlah dan ukuran perakaran pada tiap-tiap lapisan.

i. Mencatat hasil pengamatan.

Page 74: Contoh Lp Konsistensi

Sifat Fisika Tanah

a. Menentukan tekstur tanah

1) Mengambil tanah dari tiap-tiap lapisan.

2) Meletakkan pada telapak tangan atau dengan memijit-mijit tanah tersebut di antara

jari telunjuk dan ibu jari dengan bantuan sedikit air.

3) Memperhatikan adanya rasa kasar atau licin

4) Menggulung-gulung sambil melihat daya tahan terhadap tekanan.

5) Mencatat hasil pengamatan.

b. Menentukan struktur tanah

1) Mengambil tanah dari tiap-tiap lapisan.

2) Memecahnya dengan jari.

3) Mengamati tipe, ukuran, dan kemampatan agregat/derajat dengan kaca pembesar.

4) Mencatat hasil pengamatan.

c. Menentukan konsistensi tanah

1) Mengambil tanah dari tiap-tiap lapisan.

2) Memijit tanah dalam berbagai keadaan kandungan air seperti basah, lembab, dan

kering di antara ibu jari dan jari telunjuk.

3) Menentukan konsistensinya berdasarkan kekuatan bongkahan.

4) Mencatat hasil pengamatan.

d. Menentukan warna tanah

1) Mengambil gumpalan tanah tiap-tiap lapisan.

2) Menyetarakan warna tanah dengan standar warna dari MSCC.

3) Mencatat hasil pengamatan.

Page 75: Contoh Lp Konsistensi

e. Menentukan aerasi-drainase

1) Mengambil dua bongkah tanah tiap lapisan.

2) Meletakkan secara terpisah pada kertas tisu.

3) Menetesi kedua bongkah tanah dengan HCl 10%.

4) Melipat kertas saring sehingga menutupi kedua bongkah tersebut kemudian

menekan-nekan sampai cairan terperas keluar membasahi kertas saring.

5) Menetesi salah satu bongkah dengan KCNS 10% dan menetesi yang lainnya

dengan K3Fe(CN)6 0,5%.

6) Mengamati reaksi yang terjadi.

7) Mencatat hasil pengamatan.

f. Uji penetrometer

1) Menusukkan penetrometer pada tanah tiap lapisan secara horisontal dan vertikal.

2) Melihat skala pada penetrometer.

3) Mencatat hasil pengamatan.   

Sifat Kimia Tanah

a. Menentukan pH tanah.

1) Mengambil dua sampel tanah tiap lapisan.

2) Memasukkannya ke dalam flakon.

3) Menambahkan H2O pada sampel tanah pertama dari tiap lapisan dan KCl pada

sampel tanah kedua dari tiap lapisan.

4) Mengocoknya hingga homogen.

5) Mengukur dengan pH stick.

b. Menentukan kandungan bahan organik

1). Mengambil sampel tanah tiap lapisan

Page 76: Contoh Lp Konsistensi

2). Meneteskan H2O2 10% secara merata.

3). Mengamati reaksi yang terjadi.

4). Mencatat hasil pengamatan.

c. Menentukan kadar kapur

1). Mengambil sampel tanah tiap lapisan.

2). Menetesi dengan HCl 10% secara merata.

3). Mengamati reaksi yang terjadi.

4). Mencatat hasil pengamatan.

d. Menentukan konkresi

1). Mengambil sampel tanah tiap lapisan.

2). Menetesi sampel tanah tersebut dengan H2O2 3%.

3). Mengamati reaksi yang terjadi.

4). Mencatat hasil pengamatan.

Uji di Laboratorium

a. Lengas Tanah Kering Angin

1) Memasukan botol penimbang dengan tutupnya ke dalam oven. selama 30 menit

kemudian  mendinginkannya ke dalam eksikator dan menimbang botol penimbang

dengan tutupnya.

2) Memasukan ctka kurang lebih 2/3 tinggi botol penimbang lalu menimbangnya dan 

masing-masing ctka dilakukan 2 kali ulangan.

3) Memasukan ke dalam oven dengan  keadaan terbuka bersuhu 105°C selama 4

jam.

4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator dalam keadaan  tertutup,

kemudian  melakukan  penimbangan setelah dingin.

Page 77: Contoh Lp Konsistensi

5) Melakukan perhitungan kadar lengas.

b. Kapasitas Lapangan

1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung botol dengan kain kassa.

2) Memasukan ctka ke dalam botol semprong dengan bagian yang ter

tutup kain kassa sebagai dasarnya.

3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur seperlunya.

4) Merendam selama kurang lebih 48 jam.

5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes sampai tetes terakhir.

6) Mengambil contoh tanahnya yang berada pada 1/3 bagian tengah semprong,

mengukur kadar lengasnya sebanyak 2 kali uangan.

c. Lengas Maksimum  (Kapasitas Air Maksimum)

1) Menggerus ctka menjadi butir primer dan menyaringnya menjadi ø 2mm.

2) Mengambil cawan berlubang yang dasaarnya diberi kertas saring yang sudah

dibasahi.

3) Menimbang dengan kertas arloji sebagai alasnya.

4) Memasukan ctka yang telah digerus dalam cawan tembaga kurang lebih 1/3nya lalu

diketuk-ketukan, menambahkan ctka sampai 2/3 alu diketuk-ketukan lagi, kemudian

menambahkan lagi ctka sampai penuh, mengetuknya lagi dan meratakannya.

5) Memasukan cawan tersebut ke dalam perendam kemudian diisi air sampai

permukaan air mencapai kurang lebih ½ tinggi dinding cawan, perendaman 12 jam

(setelah direndam permukaan tanah akan cembung minimal rata/mendatar).

6) Mengangkat cawan  dan membersihkan sisi luarnya lalu meratakan tanah setinggi

cawan dengan diperes secara hati-hati dan menimbangnya dengan diberi alas gelas

arloji.

7) Memasukan ke dalam oven bersuhu 105°C selama 4 jam, lubang pembuangan air

pada oven harus terbuka.

Page 78: Contoh Lp Konsistensi

8) Memasukan ke dalam eksilator kemudian menimbang dengan diberi gelas arloji.

9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring kemudian

menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji.

10) Menghitung kadar lengasnya.

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Membuat pasta tanh dengan cara mencampur ctka ø 0,5 mm dengan air pada

cawan penguap.

2) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elip dengan ketinggian pada bagian

tengah kurang lebih 3mm dan makin ke tepi  makin tipis.

3) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna diambil tanahnya selebar 1cm

(warna terang dan gelap) untuk dianalisis KL-nya.

e. Analisis pH Tanah

1) Menimbang ctka sebanyak 5 gram dan memasukan ke dalam dua buah flakon.

2) Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisis pH H2O dan 12,5 cc KCl untuk pH

KCl

3) Mengaduk masing-masing hingga homogen selama 5 menit.

4) Mendiamkannya selama 30 menit.

5) Mengukur masing-masing pH.

 

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

A. Jumantono

Page 79: Contoh Lp Konsistensi

Deskripsi Lokasi

Lokasi                          : Sukosari, Jumantono, Karanganyar

Hari / Tanggal              : Sabtu 12 November 2011

Waktu                          : Pukul 15.00 – 17.00 WIB         

Profil                           : I/ Satu

Surveyor                      : Kelompok  36

Cuaca                          : Cerah ( SU )

Letak geografis           : 07° 37’ 49,7” LS dan 110° 56’ 54,2” BT

Datum                         : WGS 1984

Ketinggian                   : 188 m dpl

Denah                          :

kampus

Kantor Bupati

Monumen

Pancasila

Jumantono

Stasiun Klimatologi

Rumah Kaca

sumur

lokasi

U

                               

Page 80: Contoh Lp Konsistensi

Gambar 4.1.1 Denah Lokasi Daerah Jumantono

21

  

Gambar 4.1.2 Profil 1 di Daerah Jumantono

Page 81: Contoh Lp Konsistensi

1. Pencanderaan Bentang Lahan

Tabel 4.1.1 Deskripsi Lingkungan Jumantono

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Lereng

Arah

Panjang lereng

Fisiografi lahan

Genangan

Tutupan lahan

Geologi

Erosi

Tingkat erosi

Batuan permukaan

Vegetasi

9 %, sangat miring

Timur Laut

1,25 m

Vulkanik (V)

Tidak ada (0)

Rumput atau Grass/herbaceous (G )

QLLA, Quarter Lahar Lawu

Erosi permukaan atau Sheet erosion (S)

Rendah ( R )

< 0,1 %, tidak berbatu (kelas 1)

Kacang tanah (40%), pohon jati (12%), pohon mangga (8%), pohon rambutan (10%), rumput (30%)

 Sumber : Laporan Sementara

Page 82: Contoh Lp Konsistensi

2. Penyidikan Profil Tanah.

Tabel 4.1.2 Deskripsi profil tanah Jumantono.

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

3.

Metode observasi

Jeluk / solum tanah :

a. Horizon A1

b. Horizon A2

c. Horizon B

d. Horizon C

Ketegasan batas lapisan/

horison

a. Horizon A1

b. Horizon A2

Lubang besar terbuka atau galian /Large open

pit or quarry (LC)

0cm – 18 cm

18cm – 32cm

32cm – 84cm

84cm – 125cm

Jelas atau Clear ( C )

Jelas atau Clear ( C )

Page 83: Contoh Lp Konsistensi

4.

5.

6.

c. Horizon B

d. Horizon C

Topografi batas lapisan/

horizon:

a. Horizon A1

b. Horizon A2

c. Horizon B

d. Horizon C

Perakaran Ukuran :

a. Horizon A1

b. Horizon A2

c. Horizon B

d. Horizon C

Perakaran Jumlah :

a. Horizon A1

b. Horizon A2

c. Horizon B

d. Horizon C

Jelas atau Clear ( C )

Jelas atau Clear ( C )

Rata atau Smooth ( S )

Rata atau Smooth ( S )

Berombak atau Wavy ( W )

Berombak atau Wavy ( W )

Kasar atau Coarse ( C )

Sedang atau Medium ( M )

Halus atau Fine ( F )

Sangat halus atau Very fine ( VF )

Banyak atau Many ( 3 )

Banyak atau Many ( 3 )

Biasa atau Common ( 2 )

Sedikit atau Few ( 1 )

                Sumber : Laporan Sementara

Page 84: Contoh Lp Konsistensi

3. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.1.3 Pengamatan sifat fisika tanah Jumantono.

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

Tekstur tanah:

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Struktur tanah

Tipe :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Ukuran :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Derajat :

Horizon A1

b. Horizon A2

Lempung atau Clay (C)

Lempung debuan atau Silty clay (SiC)

Lempung debuan atau Silty clay (SiC)

Lempung atau Clay (C)

Gumpal membulat atau SubAngular Blocky (SBK )

Gumpal membulat atau SubAngular Blocky (SBK )

Gumpal menyudut atau Angular Blocky (ABK )

Gumpal menyudut atau Angular Blocky (ABK )

Halus atau Fine ( F )

Kasar atau Coarse ( C )

Sedang atau Medium ( M )

Kasar atau Coarse ( C )

Kuat atau Strong ( 3 )

Sedang atau Medium ( 2 )

Page 85: Contoh Lp Konsistensi

3.

4.

Horizon B

d. Horizon C

Konsistensi :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Warna :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Aerasi – drainase (Redoks) :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Penetrasi (kg/cm2) :

Vertikal :

Horisontal :

Horizon A1

Horizon A2

Sedang atau Medium ( 2 )

Kuat atau Strong ( 3 )

Lembab, sangat gembur

Lembab, gembur

Kering, keras

Kering, sangat keras

Red 2,5YR 4/6

Dark Redish Brown 5 YR 3/4

Dark Red 2,5 YR 3/6

Yellowish Red 5 YR 4/6

Baik ( O2 )

Baik ( O2 )

Baik ( O2 )

Baik ( O2 )

6 kg/cm2

5,5 kg/cm2

6 kg/cm2

Page 86: Contoh Lp Konsistensi

Horizon B

Horizon C

7,5 kg/cm2

9 kg/cm2

 Sumber : Laporan Sementara

4. Sifat Kimia Tanah.

Tabel 4.1.4 Pengamatan sifat kimia tanah Jumantono.

No. Deskripsi Keterangan

1. Keasaman tanah

pH tanah

pH H2O :

Horizon A

Horizon A2

Horizon B

Horizon C

pH KCl :

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

4,5 (Masam sangat kuat)

5 (Masam sangat kuat)

5 (Masam sangat kuat)

5 (Masam sangat kuat)

6 (Agak masam)

6 (Agak masam)

6 (Agak masam)

6 (Agak masam)

Page 87: Contoh Lp Konsistensi

2.

3.

4.

Bahan organik

Horizon A1

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Kadar kapur (CaCO3)

Horizon A

b. Horizon A2

Horizon B

d. Horizon C

Konsentrasi I

Ukuran

Macam

Konsentrasi II

Ukuran

Macam

Konsentrasi III

Sangat banyak ( ++++ )

Banyak ( +++ )

Sedikit ( ++ )

Sangat sedikit ( + )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Horizon A1

-

-

-

Horizon A2

-

-

-

Horizon B

Page 88: Contoh Lp Konsistensi

Ukuran

Macam

Konsentrasi IV

Ukuran

Macam

Nodul

Sangat kasar atau Very coarse (VC)

Bermangan (Mn)

Horizon C

Nodul

-

Bermangan (Mn)

 Sumber : Laporan Sementara

5. Analisis Lengas Tanah

Tabel 4.1.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah Alfisol

Sampel A B C KL (%)

A1:0,5mm 51,761 gr 65,471 gr 63,985 gr 12,1

A2:0,5mm 45,797 gr 61,576 gr 59,576 gr 11,6

B1:2mm 52,899 gr 68,040 gr 64,795 gr 27,3

B2:2mm 52,545 gr 66,864 gr 65,071 gr 14,3

C1:bongkah 55,081 gr 64,336 gr 62,846 gr 19,6

C2:bongkah 54,995 gr 65,592 gr 63,877 gr 19,3

Page 89: Contoh Lp Konsistensi

                         Sumber : Laporan Sementara

KL  = (65,471-63,985) x 100%

           (63,985-51,761)

                                    = 12,1 %

KL  = (61,576-59,576) x 100%

           (59,576-45,797)

                                    = 11,6 %

KL  = (68,040-64,795) x 100%

           (64,795-52,899)

                                    = 27,3 %

KL  = (66,864-65,071) x 100%

           (65,071-52,545)

                                    = 14,3 %

KL  = (64,336-62,846) x 100%

           (62,846-55,081)

                                    = 19,6 %

KL  = (65,592-63,877) x 100%

           (63,877-54,995)

                                    = 19,3 %

Tabel 4.1.6 Kapasitas Lapangan Tanah Alfisol

SAMPEL A B C

Page 90: Contoh Lp Konsistensi

A 55,770 gram 78,933 gram 71,230 gram

B 56,743 gram 84,731 gram 76,660 gram

                   Sumber : Laporan Sementara

KL  = (78,933-71,230) x 100%

           (71,230-55,770)

                                    = 49,8 %

KL  = (84,731-76,660) x 100%

           (76,660-56,743)

                                    = 40,5 %

Tabel 4.1.7 Perhitungan Kadar Lengas Maksimum Tanah Alfisol

a (gram) b (gram) c (gram) d (gram)

52,744 115,394 79,759 47,981

                            Sumber : Laporan Sementara

KL maks   = (115,394-52,744) – (79,759-47,981)

                         (79,759-47,981)

                                                = 97,1 %

Page 91: Contoh Lp Konsistensi

Tabel 4.1.8 Batas Berubah Warna Tanah Alfisol

SAMPEL a (gram) b (gram) c (gram)

A 53,196 58,081 56,239

B 53,397 59,011 56,355

     Sumber : Laporan Sementara

KL  = (58,081-56,239) x 100%

           (56,239-53,196)

                                    = 60,5 %

KL  = (59,011-56,355) x 100%

           (56,355-53,397)

                                    = 89,7 %

BBW 60,5% dan 89,7% jadi harkatnya amat sangat tinggi

6.  Analisis pH Tanah

Tabel 4.1.9 pH Tanah Alfisol

Ctka pH H2O pH KCl

0,5 mm 7,37 (basa) 5,79 (asam)

                            Sumber : Laporan Sementara

Tanah yang diteliti adalah tanah Jumantono

Page 92: Contoh Lp Konsistensi

Keterangan :  pH KCl          = pH potensial

pH  H2O      = pH aktual

B. Fakultas Pertanian UNS

Deskripsi Lokasi

Lokasi                      : Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Hari / Tanggal          : Minggu , 13 November 2011

Waktu                      : Pukul 13.00 – 15.00 WIB            

Profil                        : I / Satu

Surveyor                   : Kelompok 36

Cuaca                       : Cerah atau Sunny  ( SU )

Letak geografis        : 07 33’ 6,06” LS dan 110 51’ 50,2” BT

Datum                      : WGS 1984

Ketinggian               :  114 m dpl

Denah                       :

Lab. Pusat

Page 93: Contoh Lp Konsistensi

F. Kedokteran

Auditorium

agrobudoyo

Lokasi

  

 Gambar 4.2.1 Denah Lokasi Praktikum Fakultas Pertanian UNS

            

    Gambar 4.2.2 Profil III di Fakultas Pertanian UNS

1.  Pencandraan Bentang Lahan

Page 94: Contoh Lp Konsistensi

Tabel 4.2.1 Deskripsi Lingkungan Fakultas Pertanian UNS

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Lereng

Arah

Panjang lereng

Fisiografi lahan

Genangan

Tutupan lahan

Geologi

Erosi

Tingkat erosi

Batuan permukaan

Vegetasi

18% , agak curam

Utara

27 m

Hasil aliran atau Alluvial (A)

Tidak ada

Rumput atau Grass ( G )

QaL atau Quarter alluvium

Erosi permukaan atau Sheet erosion (S)

Rendah (R)

< 0,1%, jarak batuan tidak begitu jauh

Pohon sawo (20%), rumput

(30%), semak (30%), jati (20%)

                               Sumber : Laporan Sementara

2. Penyidikan Profil Tanah

Tabel 4.2.2 Deskripsi profil tanah Fakultas Pertanian UNS

No. Deskripsi Keterangan

1. Metode observasi Irisan Lereng atauBeveled

cut ( BC )

Page 95: Contoh Lp Konsistensi

2.

3.

4.

5.

Jeluk / solum tanah

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Ketegasan batas lapisan/

horison

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Topografi batas lapisan/

horizon

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Perakaran

Ukuran :

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Jumlah :

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

0 - 6 cm

6 cm - 19cm

19 cm – 27cm

Baur atau Diffuse ( D )

Jelas atau Clear ( C )

Berangsur atau Gradual ( G )

Rata atau Smooth ( S )

Berombak atau Wavy ( W )

Berombak atau Wavy ( W )

Halus atau Fine ( F )

Sedang atau Medium ( M )

Kasar atau Coarse (C )

Banyak atau Many ( 3 )

Biasa atau Common ( 2 )

Page 96: Contoh Lp Konsistensi

Sedikit atau Few ( 1 )

       Sumber : Laporan Sementara

3. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.2.3 Pengamatan sifat fisika tanah Fakultas Pertanian UNS

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

Tekstur tanah

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Struktur tanah

Tipe :

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Ukuran :

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Geluh lempung pasiran atau Sandy clay loam (SCL)

Lempung pasiran atau Sandy clay (SC)

Lempung pasiran atau Sandy clay (SC)

Gumpal menyudut atau Angular blocky

Gumpal menyudut atau Angular blocky

Gumpal membulat atau SubAngular blocky

Sangat halus atau Very fine ( VF )

Sangat halus atau Very fine ( VF )

Halus atau Fine ( F )

Page 97: Contoh Lp Konsistensi

3.

4.

5.

Derajat

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Konsistensi

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Warna

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Aerasi – drainase (Redoks)

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Sedang atau Medium ( 2 )

Kuat atau Strong ( 3 )

Kuat atau Strong ( 3 )

Kering lunak

Kering

Kering

Yellowish brown 10YR 5/4

Brown 10YR 4/3

Dark yellowish brown 10YR 3/4

Baik ( O2 )

Baik ( O2 )

Baik ( O2 )

       Sumber : Laporan Sementara

Page 98: Contoh Lp Konsistensi

4. Sifat Kimia Tanah.

Tabel 4.2.4   Pengamatan sifat kimia tanah Fakultas Pertanian UNS

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

3.

Kemasaman

pH H2O

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

pH KCl

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Bahan organik

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

Kadar kapur (CaCO3)

a. Lap 1

b. Lap 2

c. Lap 3

5 ( Masam )

5 ( Masam )

5 ( Masam )

6 ( Agak masam )

5 ( Masam sangat kuat )

5 ( Masam sangat kuat )

Sangat banyak ( +++ )

Sedikit ( ++ )

Sangat sedikit ( + )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

  Sumber : Laporan Sementara

Page 99: Contoh Lp Konsistensi

5. Analisis Lengas Tanah

 Tabel 4.2.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah Entisol

Sampel A B C KL (%)

A1:0,5mm 54,937 gr 67,827 gr 65,771 gr 18,97

A2:0,5mm 55,402 gr 71,372 gr 68,829 gr 18,93

B1:2mm 57,912 gr 74,156 gr 72,238 gr 13,38

B2:2mm 54,57 gr 70,696 gr 68,925 gr 12,34

C1:bongkah56,040 gr 67,425 gr 66,691 gr 6,891

C2:bongkah56,040 gr 70,539 gr 69,678 gr 6,802

                               Sumber : Laporan Sementara

KL            = (67,827-65,771) x 100%

                       (65,771-54,937)

                                                = 18,97 %

Page 100: Contoh Lp Konsistensi

KL            = (71,372-68,829) x 100%

                       (68,829-55,402)

                                                = 18,93 %

KL            = (74,156-72,238) x 100%

                       (72,238-57,912)

                                                = 13,38 %

KL            = (70,696-68,925) x 100%

                       (68,925-54,57)

                                                = 12,34 %

KL            = (67,425-66,691) x 100%

                       (66,691-56,040)

                                                = 6,891 %

KL            = (70,539-69,678) x 100%

                       (69,678-57,021)

                                                = 6,802 %

Tabel 4.2.6 Kapasitas Lapangan Tanah Entisol

SAMPEL A B C

A 54,603 gram 65,239 gram 62,150 gram

B 55,006 gram 66,006 gram 62,841 gram

                      Sumber : Laporan Sementara

 KL           = (65,239-62,150) x 100%

Page 101: Contoh Lp Konsistensi

                       (62,150-54,603)

                                                = 40,93 %

KL            = (66,006-62,841) x 100%

                       (62,841-55,006)

                                                = 40,39 %

Tabel 4.2.7  Perhitungan Kadar Lengas Maksimum Tanah Entisol

a (gram) b (gram) c (gram) d (gram)

56,332 115,991 90,308 55,961

                               Sumber : Laporan Sementara

KL maks   = (115,991-56,332) – (90,308-55,961)

                         (90,308-55,961)

                                                = 73,73 %

Tabel 4.2.8 Batas Berubah Warna Tanah Entisol

Ctka a (gram) b (gram) c (gram)

Page 102: Contoh Lp Konsistensi

0,5 mm 55,897 59,025 58,618

                              Sumber : Laporan Sementara

KL            = (59,025-58,618) x 100%

                       (58,618-55,897)

                                                = 14,65 %

BBW 14,65% jadi harkatnya amat sangat rendah

6. Analisis pH Tanah

Tabel 4.2.9 pH Tanah Entisol

Ctka pH H2O pH KCl

0,5 mm 6,55 (agak masam) 5,67 (masam)

                              Sumber : Laporan Sementara

Tanah yang diteliti adalah tanah Jumantono

Keterangan :         pH KCl           = pH potensial

pH H2O           = pH actual

Page 103: Contoh Lp Konsistensi

C. Jatikuwung

Deskripsi Lokasi

Lokasi                  : Jatikuwung, Gondangrejo

Hari / Tanggal      : Minggu, 13 November 2011

Waktu                  : Pukul 07.00 – 09.00 WIB    

Pedon                   : I / Satu

Surveyor               : Kelompok 36

Cuaca                   : Cerah Sunny ( SU )

Letak geografis    : 070 31’ 05,1” LS dan 1100 50’ 43,1” BT

Datum                  : WGS 1984

Ketinggian           :  173 m dpl

Denah                   :

Jatikuwung

Kampus

RS. Dr. Oen

Lokasi

U

  

Page 104: Contoh Lp Konsistensi

Gambar 4.3.1 Denah Lokasi Praktikum Jatikuwung

Gambar 4.3.2 Pedon I daerah Jatikuwung

1. Pencandraan Bentang Lahan

Tabel 4.3.1 Deskripsi Lingkungan Jatikuwung

No. Deskripsi Keterangan

Page 105: Contoh Lp Konsistensi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Lereng

Arah

Panjang lereng

Fisiografi lahan

Genangan

Tutupan lahan

Geologi

Erosi

Tingkat erosi

Batuan permukaan

Vegetasi

20 %, agak curam

Selatan, 1800 dari arah Utara

44,40 m

Up lift (U)

Tidak ada

Rumput atau Grass (g)

QVM, Quarter Vulkanik Merapi

Erosi alur atau Riil erosion ( R )

Rendah (R)

< 0,1 %

Rumput (30%), pohon jati (30%), pohon

mangga (10%), semak (30% )

Sumber: Laporan Sementara

2. Penyidikan Profil Tanah.

Tabel 4.3.2 Deskripsi pedon tanah Jatikuwung

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

Metode observasi

Jeluk / solum tanah

a. Horizon A

b. Horizon B

Lubang besar terbuka arau galianLarge

open pit or quarry ( LP )

0 – 7 cm

7 cm – 16 cm

16 cm – 57 cm

Page 106: Contoh Lp Konsistensi

3.

4.

5.

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Ketegasan batas lapisan/

horison

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Topografi batas lapisan/ horison

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Perakaran

Ukuran :

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Jumlah :

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

57 cm – 100 cm

Baur atau Diffuse (D)

Jelas atau Clear ( C )

Baur atau Diffuse (D)

Baur atau Diffuse (D)

Berombak atau Wavy ( W )

Berombak atau Wavy ( W )

Berombak atau Wavy ( W )

Berombak atau Wavy ( W )

Halus atau Fine ( F )

Sedang atau Medium ( M )

Sedang atau Medium ( M )

Kasar atau Coarse ( C )

Banyak atau Many ( 3 )

Biasa atau Common ( 2 )

Page 107: Contoh Lp Konsistensi

d. Horizon C2 Sedikit atau Few ( 1 )

Sedikit atau Few ( 1 )

Sumber: Laporan Sementara

3. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.3.3 Pengamatan sifat fisika tanah Jatikuwung

No. Deskripsi Keterangan

1.

2.

Tekstur tanah

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Struktur tanah

Tipe :

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Ukuran :

Horizon A

b. Horizon B

Lempung atau Clay ( C )

Lempung atau Clay ( C )

Geluh lempungan atau Clay loam ( CL )

Geluh lempungan atau Clay loam ( CL )

Gumpal membulat atau Sub Angular Blocky (SBK)

Gumpal membulat atau Sub Angular Blocky (SBK)

Gumpal membulat atau Sub Angular Blocky (SBK)

Gumpal membulat atau Sub Angular Blocky (SBK)

Sangat halus atau Very fine (VF)

Sangat halus atau Very fine (VF)

Page 108: Contoh Lp Konsistensi

3.

4.

5.

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Derajat :

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Konsistensi

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Warna

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon C2

Aerasi – drainase (Redoks)

Horizon A

b. Horizon B

Horizon C1/B

d. Horizon B2

Sangat halus atau Very fine (VF)

Sangat halus atau Very fine (VF)

Sedang atau Medium ( 2 )

Sedang atau Medium ( 2 )

Kuat atau Strong ( 3 )

Kuat atau Strong ( 3 )

Kering, lunak

Kering, lunak

Kering, lunak

Kering, lunak

2,5 YR 3/2 Dark grayish brown

10 YR 3/2 Very dark grayish brown

5 YR 5/2 Olive gray

5 YR 6/3 Pale olive

R2 atau Buruk

R2 atau Buruk

R2 atau Buruk

R2 atau Buruk

Page 109: Contoh Lp Konsistensi

6. Penetrasi (kg/cm2)

Vertikal :

Horisontal :

Horizon O

b. Horizon A

Horizon C1/B

d. Horizon C2

3,5 kg/cm2

3,5 kg/cm2

4 kg/cm2

4,5 kg/cm2

4,5 kg/cm2

               Sumber: Laporan Sementara

4. Sifat Kimia Tanah.

Tabel 4.3.4 Pengamatan sifat kimia tanah Jatikuwung

No. Deskripsi Keterangan

1. Kemasaman

pH H2O :

a. Horizon O

b. Horizon A

c. Horizon C/B1

d. Horizon C/B2

pH KCl :

6 ( Agak Masam )

6 ( Agak Masam )

6 ( Agak Masam )

5 ( Masam Sangat Kuat )

Page 110: Contoh Lp Konsistensi

2.

3.

4.

Horizon O

Horizon A

Horizon C/B1

Horizon C/B2

Bahan organik

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Kadar kapur (CaCO3)

a. Horizon A

b. Horizon B

c. Horizon C1/B

d. Horizon C2

Konsentrasi I

Ukuran

Macam

Konsentrasi II

6 ( Agak Masam )

6 ( Agak Masam )

5 ( Masam Sangat Kuat )

5 ( Masam Sangat Kuat )

Banyak ( +++ )

Sedikit ( ++ )

Sangat sedikit ( + )

Sangat sedikit ( + )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Tidak ada ( 0 )

Horizon A

-

-

-

-

Horizon B

-

-

Page 111: Contoh Lp Konsistensi

Ukuran

Macam

Konsentrasi III

Ukuran

Macam

Konsentrasi IV

Ukuran

Macam

-

-

Horizon C1/B

-

-

-

-

Horizon C2

-

-

-

-

Sumber: Laporan Sementara

5. Analisis Lengas Tanah

            Tabel 4.3.5 Lengas Tanah Kering Angin Tanah Vertisol

Sampel A B C KL (%)

A1:0,5mm 52,937 gr 67,234 gr 66,020 gr 9,28

A2:0,5mm 52,656 gr 64,617 gr 63,563 gr 9,66

B1:2mm 33,688 gr 39,316 gr 38,693 gr 12,45

Page 112: Contoh Lp Konsistensi

B2:2mm 51,77 gr 57,377 gr 56,784 gr 11,83

C1:bongkah 55,570 gr 72,387 gr 71,515 gr 5,47

C2:bongkah 55,085 gr 68,285 gr 68,138 gr 1,13

                        Sumber : Laporan Sementara

KL            = (67,234-66,020) x 100%

                       (66,020-52,937)

                                                = 9,28 %

KL            = (64,617-63,563) x 100%

                       (63,563-52,656)

                                                = 9,66 %

KL            = (39,316-38,693) x 100%

                       (38,693-33,688)

                                                = 12,45 %

KL            = (57,377-56,784) x 100%

                       (56,784-51,77)

                                                = 11,83 %

KL            = (72,387-71,515) x 100%

                       (71,515-55,570)

                                                = 5,47 %

KL            = (68,285-68,138) x 100%

                       (68,138-55,085)

                                                = 1,13 %

Page 113: Contoh Lp Konsistensi

Tabel 4.3.6 Kapasitas Lapangan Tanah Vertisol

SAMPEL A B C

A 54,274 gram 65,820 gram 62,406 gram

B 53,897 gram 64,091 gram 60,706 gram

                 Sumber : Laporan Sementara

KL  = (65,820-62,406) x 100%

     (62,406-54,274)

= 44,44%

KL  = (64,091-60,706) x 100%

     (60,706-53,897)

= 49,71 %

Tabel 4.3.7 Perhitungan Kadar Lengas Maksimum Tanah Vertisol

a (gram) b (gram) c (gram) d (gram)

48,471 114,731 89,406 48,388

                        Sumber : Laporan Sementara

KL maks          = (114,731-48,471) – (89,406-48,388)

                         (89,406-48,388)

                                                = 61,54 %

Page 114: Contoh Lp Konsistensi

Tabel 4.3.8 Batas Berubah Warna Tanah Vertisol

SAMPEL a (gram) b (gram) c (gram)

A 56,395 58,687 57,696

B 56,542 58,579 57,820

            Sumber : Laporan Sementara

KL  = (58,687-57,696) x 100%

     (57,696-56,395)

= 76,17 %

KL  = (58,579-57,820) x 100%

   (57,820-56,542)

= 59,39 %

BBW % dan 59,39% jadi harkatnya amat sangat tinggi

6. Analisis pH Tanah

            Tabel 4.3.9 pH Tanah Vertisol

Page 115: Contoh Lp Konsistensi

Ctka pH H2O pH KCl

0,5 mm 7,192 (basa) 6,4 (asam)

            Sumber : Laporan Sementara

Tanah yang diteliti adalah tanah Jumantono

Keterangan :  pH KCl  = pH potensial

pH  H2O = pH actual

2. Pembahasan

A. Lokasi Jumantono

a. Pencandraan Bentang Lahan

Cuaca pada saat praktikum di Jumantono cerah. Fisiografi lahan di daerah ini

adalah Vulkanik yang dikarenakan hasil aktifitas/ endapan materi gunung berapi.

Page 116: Contoh Lp Konsistensi

Vegetasi yang menutupi lahan meliputi Rumput (30 %), Jati(12%), Mangga

(8%), Rambutan (10%), Kacang tanah (40%).

Profil yang di amati adalah pedon 1 dengan posisi 7o  37’ 49,7 “ LS dan

110o  56’ 54,2” BT, serta ketinggian tempat 188 m dpl dengan menghadap ke

arah timur laut. Penentuan posisi dan ketinggian tempat dengan menggunakan

GPS.

Tanah ini  merupakan jenis tanah Alfisol yang memiliki kemiringan 9 % sehingga

termasuk kategori sangat miring. Dengan tingkat kemiringan 9 % maka daerah ini

memiliki resiko erosi yang rendah, dan jika terjadi erosi maka hanya terjadi di

permukaan tanahnya. Hal ini disebabkan daerah ini merupakan daerah bebas

genangan air yang selama ini tidak pernah di landa banjir.

b. Deskripsi Profil

Dalam pengamatan, di dapat jeluk sedalam 125 cm, yang di ukur menggunakan

meteran dari kertas. Dari pedon yang dibuat pada tanah didapatkan 4 Lapisan, yatu

lapisan A1, A2, B dan C. Lapisan dapat dibedakan dengan cara melihat perbedaan

warna pada tiap lapisan tanah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menusuk-

nusuk lapisan tanah menggunakan belati, jika kekerasan pada lapisan tanah sudah

berbeda berarti lapisan tanah juga sudah berbeda.

c. Sifat Fisika

Penentuan kelas tekstur dapat di lakukan secara kualitatif (di lapangan) dan

secara kuantitatif (di laboratorium). Penentuan tekstur secara kualitatif dapat

dilakukan dengan cara membasahi tanah lalu dipijit-pijit, jika terasa kasar dan tajam

tanah tersebut bertekstur pasir, jika terasa licin tanah tersebut bertekstur debu, dan

jika terasa liat dan lengket tanah tersebur bertekstur lempung. Dari pengamatan

didapatkan pada lap A1 bertekstur lempung, pada lap A2 bertekstur lempung

debuan, pada lap Bbertekstur lempung debuan, pada lap C bertekstur lempung.

Tekstur tanah menentukan tata air tanah berupa kecepatan ifiltrasi, penetrasi, dan

kemampuan mengikat air. Tanah terbaik untuk pertanian adalah tekstur sedang 

(tekstur geluh).

Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur tanah antara lain : pembasahan & pengeringan,

Page 117: Contoh Lp Konsistensi

pembekuan & pencairan, aktivitas perakatan tanaman, kation terjerap, pengolahan

tanah, dan bahan organik. Pengamatan struktur tanah di lapang meliputi : tipe

struktur, kelas struktur, dan derajat struktur. Dari pengamatan didapatkan pada lap

A1 dengan tipe gumpal membulat, ukurannya halus, dan derajad

kekerasannya kuat. Pada lap A2 dengan gumpal membulat, ukurannya kasar, dan

derajad kekerasannya sedang. Pada lapisan B dengan gumpal menyudut,

ukurannya sedang, dan derajad kekerasannya sedang, pada lap C dengan struktur

gumpal menyudut, ukuran struktur tanahnya kasar dan derajad kekerasannya kuat.

Konsistensi adalah derajat kohesi dan adesi partikel tanah dan resistensi

terhadap perubahan bentuk. Penentuan konsistensi tanah dapat dililakukan pada

keadaan tanah basah, tanah lembap, dan tanah kering. Tekanan yang dilakukan

dengan cara memeras, memijit, dan atau memirit tanah dalam keadaan yang

sebenarnya di lapangan. Dari pengamatan dapat diketahui lahan dalam kondisi

lembab dan pada lap A1 memiliki konsistensi sangat gembur, lap A2 memiliki

konsistensi gembur, lapisan Bmemiliki konsistensi teguh, dan lap C berkonsistensi

sangat teguh.

Warna tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mudah di lihat dan dapat

menunjukkan sifat-sifat tanahnya. Warna tanah bersifat tidak murni karena

merupakan warna gabungan dari komponen penyusun tanah. Faktor yang

mempengaruhi warna tanah antara lain : kadar lengas & tingkat pengatusan, kadar

bahan organik, dan kadar dan mutu mineral. Warna tanah secara langsung dapat

dipakai untuk menksir tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organic, menilai

keadaan drainase, melihat adanya horison pencucian dan horison pengendapan,

dan menaksir banyaknya kandungan mineral. Penetapan warna tanah

denganMunsell Soil Color Charts (MSCC), di mana terdapat tiga satuan yaitu hue

( menunjukkan warna utama tanah ), value ( menunjukkan derajat terangnya

warna ), dan chroma ( menunjukkan warna atau perubahan kemurnian warna dari

kelabu netral atau putih ). Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil yaitu

pada lap A1 2,5 YR 4/6, pada lapisan A2  5 YR 3/4, pada lap B 2,5 YR 3/6, pada

lap C 5 YR 4/6.

d. Sifat Kimia

pH tanah merupakan indikator reaksi yang terjadi di dalam tanah. Nilai pH

merupakan pembacaan logaritma ion H+ atau OH- yang ditangkap oleh alat

Page 118: Contoh Lp Konsistensi

pengukur dari hasil pelepasan fraksi-fraksi tanah ketika diberikan larutan

tertentu. Kegunaan mengetahui pH tanah adalah mengetahui tanaman apa saja

yang cocok ditanam pada daerah tersebut.

Uji keasaman tanah digunakan 2 chemikalia yaitu H2O untuk mengukur pH

aktual/kemasaman aktif (jumlah ion H+ dalam larutan tanah) dan KCl untuk

mengukur pH potensial/pH cadangan (jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan

berada di komplek pertukaran), dengan perbandingan tanah dan chemikalia 1 : 2,5.

Semakin tinggi konsentrasi H+ maka semakin tinggi kemasaman reaksi tanah

sehingga pHnya makin menurun. Dalam hal ini digunakan metode kaorimerti yaitu

menggunakan kertas pH atau pH stick yang di celupkan pada larutan tanah.

Terlebih dahulu contoh tanah dicampurkan dengan larutan H2O dengan

perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. Kemudian digojog hingga homogen

dan didiamkan beberapa saat (sekitar 10 sampai 30 menit). pH stickdimasukkan ke

dalam larutan tetapi jangan sampai terkena endapan dari tanah (hanya dibasahi

dengan airnya). Hal yang sama juga dilakukan pada larutan KCl 1 N. Dari hasil

pengamatan pH  H2O pada horison A1 pH antara 4-5, horison A2, B dan C dengan

pH 5, pada lapisan A1, A2, B, CpH KCl 6.

Bahan organik merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah karena

bahan organik merupakan sumber sekaligus sebagai peyangga dari kesuburan

tanah. Penentuan jumlah bahan organik secara kualitatif yaitu dengan mengamati

banyaknya buih yang timbul setelah sampel tanah ditetesi H2O2 10 %,

Bahan organik yang terdapat pada horison A1 sangat banyak, pada horison

A2 banyak, pada horison B sedikit dan pada horison C sangat

sedikit. Pada keempat horison tidak terdapat kapur karena tidak berbuih saat

dilakukan percobaan. Aerasi dan drainase yang terdapat pada keempat horison

baik.

e. Analisis Lengas Tanah

Tanah alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar.

Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara

sedang dan halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam

hingga netral, kapasitas tukar kation dan basanya beragam dari rendah hingga

tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal

hingga dalam, Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik. Alfisol cukup tahan

Page 119: Contoh Lp Konsistensi

dengan erosi. Alfisol adalah tanah relatif muda, masih banyak mengandung mineral

primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya akan unsur hara. Namun

demikian, bahaya erosi dapat terjadi mengingat angka kadar lengas tanah ini kecil

dan tanah ini banyak didaerah yang berlereng. Bahaya erosi juga dapat

menyebabkan horison argilik muncul di permukaan dan tanah menjadi kurang baik.

Air perlokasi juga tidak begitu banyak akibat pengendapan argillan. Hal ini

menghambat air meresap lebih jauh ke dalam tanah.

Dari percobaan lengas tanah kering angin didapat kadar lengas rata-rata

sebesar 11,85% pada sampel tanah ukuran 0,5mm, pada sampel tanah ukuran

2mm didapat rata-rata lengas tanah kering angin sebesar 20,8% dan pada sampel

bongkah sebesar 19,45%, hal ini menunjukan bahwa kadar lengas yang terkandung

pada tanah alfisol kering angin sedikit. Pada kapasitas lapangan kadar lengas yang

terkandung 49,8% dan 40,5% pada sampel tanah ukuran 2mm, ini menunjukan

kadar lengas yang terkandung banyak, sedangkan pada lengas maksimum

terkandung kadar lengas sebesar 97,1% dan pada batas berubah  warna kurang

lebih 60,5%dan 89,7%.

f. Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan

kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak

terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air bebas ion atau

aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini menggunakan menggunakan

indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur

dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga

homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH H2O (pH aktual)

dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah. pH potensial diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah dan kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi

H+ maka semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

Page 120: Contoh Lp Konsistensi

atau rendah. Pada tanah alfisol kering angin diperoleh pH H2O sebesar 7,37. Dan

pH KCl 5,79.

B. Lokasi Kampus Fakultas Pertanian UNS

a. Bentang Lahan

Praktikum Ilmu Tanah di laksanakan di tiga tempat, kelompok 36melakukan

praktikum pertama di Fakultas pertanian UNS. Cuaca pada saat praktikum cerah.

Vegetasi yang menutupi lahan meliputi rumput (30%), pohon sawo (20%), jati

(20%), semak (30%).

Profil yang di amati dengan posisi 7o 33’ 6,46“ LS dan 110o 51’ 50,2” BT, serta

ketinggian tempat 114 m dpl dengan menghadap ke arah utara. Penentuan posisi

dan ketinggian tempat dengan menggunakan GPS.

Tanah di Fakultas Pertanian UNS merupakan jenis tanah Entisol yang memiliki

kemiringan 18 % sehingga termasuk kategori sangat miring. Dengan tingkat

kemiringan 18 % maka daerah ini memiliki resiko erosi yang rendah, dan jika terjadi

erosi maka hanya terjadi di permukaan tanahnya. Hal ini disebabkan daerah ini

merupakan daerah bebas genangan air yang selama ini tidak pernah di landa banjir.

b. Deskripsi Porfil

Tanah Entisol merupakan tanah dangkal di atas batuan keras sehingga dalam

pengamatan, di dapat jeluk sedalam 27 cm, yang di ukur menggunakan meteran

dari kertas. Dari profil yang dibuat pada tanah didapatkan 3 lapisan. Lapisan 1

dengan kedalaman 0-6 cm, lapisan 2 dengan kedalaman 6-19 cm, lapisan 3 dengan

kedalaman 19-27 cm. Lapisan dapat dibedakan dengan cara melihat perbedaan

warna pada tiap lapisan tanah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menusuk-

nusuk lapisan tanah menggunakan belati, jika kekerasan pada lapisan tanah sudah

berbeda berarti horison tanah juga sudah berbeda. Pada tanah ini belum terbentuk

horison karena proses pelapukan batuannya belum sempurna . Pada tanah entisol

disebut lapisan karena tanah tersebut belum mengalami pelapukan tingkat lanjut

sehingga belum terbentuk horison-horison.

Dapat diketahui juga pada profil terdapat perakaran yang memiliki jumlah dan

ukuran yang  sama pada tiap lapisannya. Pada lapisan 1 jumlah akarnya banyak

Page 121: Contoh Lp Konsistensi

dengan ukuran halus, pada lapisan 2 jumlah akarnya sedang dengan

ukuran sedang, pada lapisan 3 jumlah akarnyasedikit dengan ukuran kasar.

c. Sifat Fisika Tanah

Penentuan kelas tekstur dapat di lakukan secara kualitatif (di lapangan) dan

secara kuantitatif (di laboratorium). Penentuan tekstur secara kualitatif dapat

dilakukan dengan cara membasahi tanah lalu dipijit-pijit, jika terasa kasar dan tajam

tanah tersebut bertekstur pasir, jika terasa licin tanah tersebut bertekstur debu, dan

jika terasa liat dan lengket tanah tersebur bertekstur lempung. Dari pengamatan

didapatkan pada lapisan 1 bertekstur geluh lempung pasiran, pada lapisan 2

bertekstur lempung berpasir, pada lapisan 3 bertekstur lempung berpasir. Tekstur

tanah berhubungan langsung dengan perakaran karena jika teksturnya

mengandung lempung akar sulit untuk menembus lapisan tanah tersebut.

Stuktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Faktor-

factor yang mempengaruhi struktur tanah antara lain : pembasahan & pengeringan,

pembekuan & pencairan, aktivitas perakatan tanaman, kation terjerap, pengolahan

tanah, dan bahan organik. Pengamatan struktur tanah di lapang meliputi : tipe

struktur, ukuranstruktur, dan derajat struktur. Dari pengamatan didapatkan pada

lapisan 1dan 2 dengan tipe gumpal menyudut, ukurannya sangat halus, dan derajad

kekerasan pada lapisan 1 sedang dan pada lapisan 2 kuat. Pada lapisan 3

didapatkan tipe struktur tanah gumpal membulat, dengan ukuran halus dan derajad

kekerasan kuat.

Konsistensi adalah derajat kohesi dan adesi partikel tanah dan resistensi

terhadap perubahan bentuk. Penentuan konsistensi tanah dapat dililakukan pada

keadaan tanah basah, tanah lembap, dan tanah kering. Tekanan yang dilakukan

dengan cara memeras, memijit, dan atau memirit tanah dalam keadaan yang

sebenarnya di lapangan. Dari pengamatan dapat diketahui lahan dalam kondisi

lembab dan pada lapisan 1 memiliki konsistensi kering lunak, pada lapisan 2 dan 3

memiliki konsistensi kering. Konsistensi pada keadaan lembab merupakan struktur

yang baik dan pengolahannya mudah.

Warna tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mudah di lihat dan dapat

menunjukkan sifat-sifat tanahnya. Warna tanah bersifat tidak murni karena

merupakan warna gabungan dari komponen penyusun tanah. Faktor yang

Page 122: Contoh Lp Konsistensi

mempengaruhi warna tanah antara lain : kadar lengas & tingkat pengatusan, kadar

bahan organik, dan kadar dan mutu mineral. Warna tanah secara langsung dapat

dipakai untuk menaksir tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organik,

menilai keadaan drainase, melihat adanya horison pencucian dan horison

pengendapan, dan menaksir banyaknya kandungan mineral. Penetapan warna

tanah denganMunsell Soil Color Charts (MSCC), di mana terdapat tiga satuan yaitu

hue (menunjukkan warna utama tanah), value (menunjukkan derajat terangnya

warna), dan chroma (menunjukkan warna atau perubahan kemurnian warna dari

kelabu netral atau putih). Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil yaitu pada

lapisan 1 10 YR 5/4, pada lapisan 2 10 YR 4/3, pada lapisan 3  10 YR 3/4. Warna

tanah semakin ke dalam semakin terang ini di karenakan bahan organik semakin ke

dalam semakin berkurang.

d.      Sifat Kimia Tanah

pH tanah merupakan indikator reaksi yang terjadi di dalam tanah. Nilai pH

merupakan pembacaan lagaritma ion H+ atau OH- yang ditangkap oleh alat pengukur

dari hasil pelepasan fraksi-fraksi tanah ketika diberikan larutan tertentu. Dalam

pengamatan ini menggunakan dua larutan yaitu larutan air bebas ino atau aquades

(H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hai ini digunakan metode kaorimerti yaitu

menggunakan kertas pH atau pHstick yang di celupkan pada larutan tanah. Terlebih

dahulu contoh tanah dicampurkan dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah

dengan air sekitar 1:2,5. Kemudian digojog hingga homogen dan didiamkan

beberapa saat (sekitar 10 sampai 30 menit). pH stick dimasukkan ke dalam larutan

tetapi jangan sampai terkena endapan dari tanah (hanya dibasahi dengan airnya).

Hal yang sama juga dilakukan pada larutan KCl 1 N. Dari hasil pengamatan pH H2O

pada lapisan 1,2, dan 3  adalah 5 dan pH KCl darilapisan 1 adalah 6 dan lapisan 2,3

adalah 5.

Bahan organik merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah karena

bahan organik merupakan sumber sekaligus sebagai peyangga dari kesuburan

tanah. Penentuan jumlah bahan organik secara kualitatif yaitu dengan mengamati

banyaknya buih yang timbul setelah sampel tanah ditetesi H2O2 10 %. Dari

pengamatan diperoleh data bahwa pada lapisan 1 memiliki kandungan bahan

organik yang banyak, lapisan 2 memiliki kandungan bahan organik sedikit, dan pada

lapisan 3 memilikikandungan bahan organik yang sangat sedikit.

Page 123: Contoh Lp Konsistensi

Selain kadar bahan organik tanah yang dapat diindikasikan sebagai tingkat

kesuburan tanah, kadar kapur dalam tanah juga dianalisis sebagai indikasi tingkat

kandungan kapur yang bisa mempengaruhi reaksi kimia dalam tanah. Pengaruh

kapur terhadap tanah dapat meliputi proses pembentukan agregat tanah,

pengikatan hara oleh tanah, dan parameter tanah lain yang berhubungan dengan

kegiatan biologi dalam tanah. Penentuan kadar kapur secara kualitatif yaitu dengan

mengamati buih yang timbul setelah sampel tanah ditetesi HCl 10 %. Apabila tanah

mengandung kapur maka akan terjadi pembuihan. Dari pengamatan diperoleh data

bahwa pada lapisan-lapisan tanah ini tidak terdapat kandungan kapurnya. Hal ini di

karenakan tanah ini berasal dari batuan alluvium tua.

Di dalam tanah biasanya ditemukan adanya sekumpulan bahan tanah baik yang

berbentuk tertentu maupun yang tidak beraturan. Biasanya bahan tanah tersebut

mempunyai warna yang kontras dengan warna tanah sekitarnya. Bahan ini

merupakan akumulasi bahan-bahan tertentu baik yang baru terbentuk maupun yang

sudah lama terbentuk dan mengeras. Dari pengamatan, tanah di Fakultas Pertanian

UNS tidak terdapat konsentrasi karena tanah tersebut merupakan tanah yang belum

mengalami pelapukan batuan yang sempurna dan merupakan tanah yang baru saja

terbentuk.

e.       Analisis Lengas Tanah

Tanah Entisol adalah tanah endapan sungai atau rawa-rawa pantai. Tanah

Entisol yang berasal dari bahan alluvium umumnya merupakan tanah yang subur.

Perbaikan deainase di daerah rawa-rawa menyebabkan munculnya cat clay yang

sangat masam akibat oksidasi sulfide dan sulfat.

Dari percobaan lengas tanah kering angin tanah entisol, didapat kadar lengas

rata-rata sebesar 18,95% pada sampel tanah ukuran 0,5mm, pada sampel tanah

ukuran 2mm didapat rata-rata lengas tanah kering angin sebesar 12,86% dan pada

sampel bongkah sebesar 6,864%, hal ini menunjukan bahwa kadar lengas yang

terkandung pada tanah entisolkering angin sedikit. Pada kapasitas lapangan kadar

lengas yang terkandung 40,93% dan 40,39% pada sampel tanah ukuran 2mm, ini

menunjukan kadar lengas yang terkandung banyak, sedangkan pada lengas

maksimum terkandung kadar lengas sebesar 73,73% dan pada batas berubah 

warna kurang lebih 14,65%.

Page 124: Contoh Lp Konsistensi

f.       Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan

kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak

terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air bebas ion atau

aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini menggunakan menggunakan

indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur

dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga

homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH H2O (pH aktual)

dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah. pH potensial diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah dan kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi

H+ maka semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Pada tanah entisol kering angin diperoleh pH H2O sebesar yaitu

6,55 dan pH KCl 5,67.

C. Lokasi Jatikuwung

a. Pencandraan Bentang Lahan

Kelompok 36 melakukan praktikum  di Jatikuwung hari Minggu. Cuaca pada

saat praktikum cerah. Fisiografi lahan di daerah ini adalah up liftsehingga banyak

mengandung kapur. Vegetasi yang menutupi lahan meliputi Rumput ( 30 % ), pohon

mangga ( 10% ), dan pohon jati ( 30% ), semak (30%).

Profil yang di amati adalah profil dengan posisi 7o 31’ 5,1` “ LS dan 110o 50’

43,1” BT, serta ketinggian tempat 173 m dpl dengan menghadap ke arah selatan.

Penentuan posisi dan ketinggian tempat dengan menggunakan GPS.

Tanah di Jatikuwung merupakan jenis tanah Vertisol yang memiliki kemiringan -

20 %. Dengan tingkat kemiringan -20 % maka di daerah tidak ada erosi. Hal ini

disebabkan daerah ini merupakan daerah bebas genangan air yang selama ini tidak

Page 125: Contoh Lp Konsistensi

pernah di landa banjir. Tanah jenis Vertisol ini bila pada kondisi kering akan timbul

retak-retak cukup dalam.

b. Deskripsi Profil

Dalam pengamatan, di dapat jeluk sedalam 100 cm, yang di ukur menggunakan

meteran. Dari pedon yang dibuat pada tanah didapatkan 4Horison. 

Horison  A dengan kedalaman 0-7 cm, pada Horison B dengan kedalaman 7-16 cm,

pada Horison  C1 dengan kedalaman 16-57 cm dan Horison C2  pada kedalaman 57-

100 cm. Lapisan dapat dibedakan dengan cara melihat perbedaan warna pada tiap

lapisan tanah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menusuk-nusuk lapisan tanah

menggunakan belati, jika kekerasan pada lapisan tanah sudah berbeda berarti

horison tanah juga sudah berbeda.

Dapat diketahui juga pada profil terdapat perakaran yang memiliki jumlah dan

ukuran yang relatif berbeda pada tiap lapisannya. Pada HorisonA  jumlah akarnya

banyak dengan ukuran halus, Pada Horison  B jumlah akarnya sedang dengan

ukuran sedang, pada Horison C jumlah akarnya sedikit. Hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan daya tembus akar tanaman oleh hal- hal tertentu seperti ketersediaan

unsur-unsur hara dan air pada tanah.

c. Sifat Fisika Tanah

Penentuan kelas tekstur dapat di lakukan secara kualitatif (di lapangan) dan

sedara kuantitatif (di laboratorium). Penentuan tekstur secara kualitatif dapat

dilakukan dengan cara membasahi tanah lalu dipijit-pijit, jika terasa kasar dan tajam

tanah tersebut bertekstur pasir, jika terasa licin tanah tersebut bertekstur debu, dan

jika terasa liat dan lengket tanah tersebur bertekstur lempung. Dari pengamatan

didapatkan pada Horison A dan Horison B bertekstur lempung, sedangkan pada

Horison C1 dan C2bertekstur geluh lempungan. Tekstur tanah menentukan tata air

tanah berupa kecepatan ifiltrasi, penetrasi, dan kemampuan mengikat air. Tanah

terbaik untuk pertanian adalah tekstur sedang ( tekstur geluh ).

Page 126: Contoh Lp Konsistensi

Sturktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Faktor-

factor yang mempengaruhi struktur tanah antara lain : pembasahan & pengeringan,

pembekuan & pencairan, aktivitas perakatan tanaman, kation terjerap, pengolahan

tanah, dan bahan organik. Pengamatan struktur tanah di lapang meliputi : tipe

struktur, kelas struktur, dan derajat struktur. Dari pengamatan didapatkan pada

Horison A dengan tipe gumpal menmbulat, ukurannya sangat halus, dan derajad

kekerasannya medium. Pada Horison B dengan tipe gumpal membulat,

ukurannya sangat halus, dan derajad kekerasannya medum. Pada

HorisonC1 dengan tipe gumpal membulat, ukurannya sangat halus, dan derajad

kekerasannya kuat. Pada Horison C2 dengan tipe gumpal membulat, ukurannya

sangat halus dan derajad kekerasannya kuat. Struktur tanah yang dikehendaki

tanaman adalah struktur remah karena perbandingan bahan padat dan ruang pori

kurang lebih seimbang.

Konsistensi adalah derajat kohesi dan adesi partikel tanah dan resistensi

terhadap perubahan bentuk. Penentuan konsistensi tanah dapat dililakukan pada

keadaan tanah basah, tanah lembap, dan tanah kering. Tekanan yang dilakukan

dengan cara memeras, memijit, dan atau memirit tanah dalam keadaan yang

sebenarnya di lapangan. Dari pengamatan dapat diketahui lahan dalam kondisi

lembab dan pada keempat horison memiliki konsistensi lunak. Konsistensi Pada

keadaan lembap merupakan struktur yang baik dan pengolahannya mudah.

Warna tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mudah di lihat dan dapat

menunjukkan sifat-sifat tanahnya. Warna tanah bersifat tidak murni karena

merupakan warna gabungan dari komponen penyusun tanah. Faktor yang

mempengaruhi warna tanah antara lain : kadar lengas & tingkat pengatusan, kadar

bahan organik, dan kadar dan mutu mineral. Warna tanah secara langsung dapat

dipakai untuk menksir tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organik, menilai

keadaan drainase, melihat adanya horison pencucian dan horison pengendapan,

dan menaksir banyaknya kandungan mineral. Penetapan warna tanah

denganMunsell Soil Color Charts (MSCC), di mana terdapat tiga satuan yaitu hue

(menunjukkan warna utama tanah), value (menunjukkan derajat terangnya warna),

dan chroma (menunjukkan warna atau perubahan kemurnian warna dari kelabu

netral atau putih ). Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil yaitu pada

horison A 2,5 YR 3/2, pada horison B 10 YR 3/2, pada horison C1 5 YR 5/2 ,dan

Page 127: Contoh Lp Konsistensi

pada horison C2 5 YR 6/3. Warna tanah semakin ke dalam semakin terang ini di

karenakan bahan organiksemakin ke dalam semakin berkurang.

d. Sifat Kimia Tanah

pH tanah merupakan indikator reaksi yang terjadi di dalam tanah. Nilai pH

merupakan pembacaan lagaritma ion H+ atau OH- yang ditangkap oleh alat pengukur

dari hasil pelepasan fraksi-fraksi tanah ketika diberikan larutan tertentu. Dalam

pengamatan ini menggunakan dua larutan yaitu larutan air bebas ino atau aquades

(H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hai ini digunakan metode kaorimerti yaitu

menggunakan kertas pH atau pHstick yang di celupkan pada larutan tanah. Terlebih

dahulu contoh tanah dicampurkan dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah

dengan air sekitar 1:2,5. Kemudian digojog hingga homogen dan didiamkan

beberapa saat (sekitar 10 sampai 30 menit). pH stick dimasukkan ke dalam larutan

tetapi jangan sampai terkena endapan dari tanah (hanya dibasahi dengan airnya).

Hal yang sama juga dilakukan pada larutan KCl 1 N. Dari hasil pengamatan pH H2O

pada horisonA, B, C1 mengandung 6 , pada horisonC2 mengandung 5, dan pH KCl

dari horisonA, B adalah 6, sedangkan pada horisonC1 dan C2 adalah 5.

Bahan organik merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah karena

bahan organic merupakan sumber sekaligus sebagai peyangga dari kesuburan

tanah. Penentuan jumlah bahan organik secara kualitatif yaitu dengan mengamati

banyaknya buih yang timbul setelah sampel tanah ditetesi H2O2 10 %. Dari

pengamatan diperoleh data bahwa pada hr 0 memiliki kandungan bahan organic

yang banyak, horizon A memiliki kandungan bahan organik banyak, dan pada

horizon B memiliki kandungan bahan organik sedikit, sedangkan  pada horison

C1 dan C2 memiliki kandungan bahan organik sangat sedikit.

Selain kadar bahan organik tanah yang dapat diindikasikan sebagai tingkat

kesuburan tanah, kadar kapur dalam tanah juga dianalisis sebagai indikasi tingkat

kandungan kapur yang bisa mempengaruhi reaksi kimia dalam tanah. Pengaruh

kapur terhadap tanah dapat meliputi proses pembentukan agregat tanah,

pengikatan hara oleh tanah, dan parameter tanah lain yang berhubungan dengan

kegiatan biologi dalam tanah. Penentuan kadar kapur secara kualitatif yaitu dengan

mengamati buih yang timbul setelah sampel tanah ditetesi HCl 10 %. Apabila tanah

mengandung kapur maka akan terjadi pembuihan. Dari pengamatan diperoleh data

Page 128: Contoh Lp Konsistensi

bahwa pada lapisan-lapisan tanah ini tidak terdapat kandungan kapurnya. Hal ini di

karenakan tanah ini berasal dari batuan alluvium tua.

e. Analisis Lengas Tanah

Tanah Vertisol merupakan tanah-tanah berwarna gelap dengan tekstur liat dan

menyebar luas di daerah beriklim tropis dan subtropis dengan curah hujan 1500 mm

pertahun. Tanah Vertisol memiliki sifat khusus yakni mempunyai sifat vertik, hal ini

disebabkan terdapat mineral liat tipe 2:1 yang relatif. Karena itu dapat mengkerut

(Shrinking) jika kering dan mengembang (Swelling) jika jenuh air.

Vertisol di Indonesia terbentuk pada tempat-tempat yang berketinggian tidak

lebih dari 300 meter di atas permukaan laut, temperature tahunan rata-rata 250 C

dengan curah hujan kurang dari 1500 mm/tahun. Vertisol memiliki potensi cukup

baik, akan tetapi yang menjadi kendala adalah dalam hal pengolahan tanahnya

yang relatif cukup sulit, bersifat sangat lekat bila basah dan sangat keras bila dalam

keadaan kering.

Dari percobaan lengas tanah kering angin didapat kadar lengas rata-rata

sebesar 9,47% pada sampel tanah ukuran 0,5mm, pada sampel tanah ukuran 2mm

didapat rata-rata lengas tanah kering angin sebesar 12,14% dan pada sampel

bongkah sebesar 3,3%, hal ini menunjukan bahwa kadar lengas yang terkandung

pada tanah vertisol kering angin sedikit. Pada kapasitas lapangan kadar lengas

yang terkandung 44,44%dan 49,71% pada sampel tanah ukuran 2mm, ini

menunjukan kadar lengas yang terkandung banyak, sedangkan pada lengas

maksimum terkandung kadar lengas sebesar 61,54% dan pada batas berubah 

warna kurang lebih 76,17% dan 59,39%.

f. Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah, sedangkan

kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak

terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

Page 129: Contoh Lp Konsistensi

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan airbebas ion atau

aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini menggunakan menggunakan

indikator pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah, yang telah dicampur

dengan larutan H2O dengan perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga

homogen dan didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH H2O (pH aktual)

dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah. pH potensial diukur dengan cara mengukur jumlah ion

H+ dalam larutan tanah dan kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi

H+ maka semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Pada tanah vertisol kering angin diperoleh pH H2O sebesar 7,192. Dan

pH KCl 6,4.

Page 130: Contoh Lp Konsistensi

VI. KOMPERHENSIF

A. Jumantono

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di Jumantono, terdapat sifat –

sifat yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Melalui diskripsi

lingkungan, fisiografi lahan di daerah ini trjadi akibat adanya proses vulkanisme dari

Gunung Lawu kala itu dan dalam waktu yang lama membentuk bahan induk tanah

vulkan pada daerah yang miringyang kemudian diolah manusia menjadi hampir

datar, dengan ketinggian tempat 188 m dpl.

Kesuburan tanah sangat menetukan adanya vegetasi yang dapat bertahan pada

suatu jenis tanah. Pada profil tanah yang diamati, kesuburan fisik tanahnya adalah

baik yang ditandai oleh struktur dan tekstur tanahnya yang memungkinkan

terciptanya aerasi dan drainase sedang. Tingkat kesuburan kimia pada tanah ini

juga baik, yang ditandai dengan pH yang cukup asam sehingga memungkinkan

adanya mikrobia yang dapat bertahan hidup untuk melakukan proses kimia yang

akan menghasilkan senyawa – senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Dari

tingkat kesuburan fisik dan kimia yang baik akan menghasilkan kesuburan biologi

yang baik pula, yaitu adanya kegiatan mikrobia yang melakukan proses

dekomposisi bahan – bahan kimia yang nantinya sangat bermanfaat bagi tumbuhan.

63

Profil tanah diketahi bahwa tanah  tempat praktikum mengalami erosi bentuk tingkat permukaan bebas dengan kata lain tidak terjadi erosi. Bentuk ini menyebabkan tanah tahan erosi, banjir dan genangan. Dari hasil pengamatan fisika tanah, pada profil tanah tiap lapisan memiliki unsur tekstur yang berbeda – beda. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif tiga golongan dasar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi lempung, debu dan pasiran. Secara garis besar tekstur tanah yang ada di daerah Jumantono ini adalah lempung. Tekstur tanah memiliki kaitan erat dengan struktur tanah dan konsistensi tanah, sehingga berguna untuk menentukan cara pengolahan tanah yang efisien dan penetrasi tanaman serta air udara di lapisan bawah tanah. Tekstur tanah juga dapat digunakan untuk mengetahui ketersediaan air dan unsur hara dalam tanah. 

Page 131: Contoh Lp Konsistensi

Warna tanah merupakan sifat fisika tanah yang dapat digunakan untuk

mengetahui sifat kimianya. Hal ini berkaitan pula dengan kandungan bahan organik

(BO). Warna tanah yang gelap memiliki kandungan BO yang tinggi. Sebaliknya

warna tanah yang cerah memiliki kandungan BO yang rendah. Selain itu warna

tanah dapat digunakan sebagai penunjuk batas lapisan tanah pada profil. Warna

tanah juga menunjukan adanya bahan kasar pada tanah yang memberikan warna

lain.

Konsentrasi atau bercak merupakan keadaan warna tanah yang lebih gelap

dibandingkan dengan sekitarnya secara vertikal. Bercak tanah merupakan

gabungan dari konkresi tanah, di mana konkresi merupakan pencucian basa – basa

mineral oleh air hujan yang terjadi di dalam tanah. Pada kedalaman tertentu, bercak

ini merugikan tanaman, misalnya jika bercak banyak terdapat pada lapisan yang

banyak mengandung BO tinggi dimana banyak perakaran pada daerah itu, maka

tanaman lama kelamaan tidak daat bertahan karena kondisi basa pada bercak

tersebut tidak memungkinkan adanya kegiatan mikrobia yang menghasilkan

senyawa  senyawa penting bagi tanaman. Pada lokasi ini yang timbul adalah bercak

bermangan (Mn).

Secara tidak langsung aerasi dan drainase tanah dipengaruhi oleh tekstur dan

struktur tanah. Jika tanah padat maka aerasi dan drainasenya juga buruk. Begitu

pula sebaliknya. aerasi dan drainase menentukan kadar pH dalam tanah. Jika

aerasi dan drainse baik, tanah cenderung asam.

B. Kampus Fakultas Pertanian UNS

Tanah di wilayah kampus fakultas pertanian UNS termasuk dalam kategori

tanah entisol yang proses pembentukan tanahnya berupa proses pelapukan bahan

organik dan bahan mineral di permukaan tanah, dan pembentukan struktur

tanahnya karena pengaruh bahan organik tersebut (sebagai perekat).

Hasil pengamatan menunjukkan pH tanah yang diperoleh baik menggunakan

indikator H2O maupun KCl antara 5 sampai 6. Ini menandakan bahwa tanah

tersebut bersifat masan yang mendekati netral sehingga vegetasi dapat tumbuh

dengan subur.

Page 132: Contoh Lp Konsistensi

Pada tanah tersebut, semakin kecil ukuran partikel pada tingkat suspensinya

akan memiliki ukuran partikel yang bervariasi dari yang halus sampai kasar. Hal

tersebut sesuai yang terlihat pada hasil pengamatan pada struktur tanah yang

memiliki tipe, ukuran dan derajad yang bervariasi. Tanah entisol yang mempunyai

tekstur halus, berkadar bahan organic dan nitrogen lebih rendah daripada tanah

yang bertekstur sangat halus, seperti pada hasil pengamatan. Hal tersebut

disebabkan oleh kadar air yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi yang lebih

baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah bahan organik

kurang dari tanah yang lebih halus.

Tingginya kandungan bahan organik ditunjukkan oleh warna tanah yang gelap

pada lokasi ini. Banyaknya kandungan bahan organik akan semakin meningkatkan

kesuburan tanah sehingga akan berpengaruh pada banyaknya vegetasi yang

tumbuh, seperti terlihat pada wilayah ini. Hal itu  berpengaruh pula untuk

meminimalisir terjadinya erosi. Sehingga pada lokasi ini yang terjadi hanya erosi

permukaan dengan tingkat yang rendah. Kandungan bahan organik terbanyak pada

lapisan teratas. Semakin ke dalam lapisan tanah, kandungan bahan organik

semakin sedikit yang berpengaruh pula terhadap aerasi drainase tanah yaitu

semakin ke dalam aerasi drainase semakin buruk seperti terlihat pada hasil

pengamatan. Hal lain yang berpengaruh terhadap aerasi drainase adalah struktur

tanah. Struktur tanah yang baik dimana perbandingan antara bahan padat dan

ruang pori seimbang, Struktur tanah yang baik mendukung aerasi drainese yang

baik pula. 

Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur dan strukturnya, pada horison tanah

terdalam konsistensinya sangat teguh. Adapun pentingnya mengetahui konsistensi

tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi

akar tanaman di lapisan tanah bawahan.

C. Jatikuwung

Tanah di Jatikuwung termasuk dalam kategori tanah vertisol yang umumnya

mempunyai tekstur lempung. Pada vertisol variasi kandungan lempung dengan

kedalaman tanah berasal dari bahan induk.

Page 133: Contoh Lp Konsistensi

Pada hasil pengamatan dapat diketahui warna tanah adalah gelap, yang terjadi

akibat pengaruh BO yang dikandungnya, terutama yang berkaitan dengan liat halus

dan akan tahan terhadap oksidasi H2O2. Vertisol mempunyai tekstur yang berat

sehingga mengalami kesukaran dalam hal pengolahan tanah. Hal ini disebabkan

karena kandungan mineral liat 2:1 yang dominan, sehingga pada saat kering tanah

menjadi sangat keras dan pada saat basah tanah menjadi lekat. Dalam pengukuran

pH pada tanah ini, diketahui bahwa pH tanah mendekati netral, baik menggunakan

indikator H2O maupun KCl diperoleh hasil yang sama. Dengan kemiringan lereng

sebesar -20% memungkinkan terjadinya erosi alur dengan tingkat rendah yang

berpengaruh terhadap aerasi drainase tanah, yaitu semakin dalam horison tanah,

aerasi drainase tanahnya semakin buruk.

Tingginya kandungan bahan organik ditunjukkan oleh warna tanah yang gelap

pada lokasi ini. Banyaknya kandungan bahan organik akan semakin meningkatkan

kesuburan tanah sehingga akan berpengaruh pada banyaknya vegetasi yang

tumbuh, seperti terlihat pada wilayah ini. Semakin ke dalam lapisan tanah,

kandungan bahan organik semakin sedikit yang berpengaruh pula terhadap aerasi

drainase tanah yaitu semakin ke dalam aerasi drainase semakin buruk seperti

terlihat pada hasil pengamatan. Hal lain yang berpengaruh terhadap aerasi drainase

adalah struktur tanah. Struktur tanah yang baik dimana perbandingan antara bahan

padat dan ruang pori seimbang, Struktur tanah yang baik mendukung aerasi

drainese yang baik pula. 

Dari hasil praktikum yang dilakukan pada ketiga lokasi, dapat diketahui adanya

perbedaan jenis tanah. Sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanah, sifat

fisika dan sifat kimianya. Sifat – sifat tersebut saling berhubungan satu dengan yang

lainnya.

Pada lokasi kampus, diketahui bahwa jenis tanah tersebut adalah tanah entisols

(menurut USDA), fluvisols (menurut FAO/UNESCO), dan alluvial (menurut

PPT).Tanah ini memiliki geologi bahan alluvium (QA) dengan berbahan induk dari

abu vulkan, pasir, pantai atau bahan sedimen. Berbeda halnya dengan jenis tanah

di lokasi kedua yaitu di Jumantono yang berjenis tanah alfisols (menurut USDA),

ferasols (menurut FAO/UNESCO), dan latosols (menurut PPT). Tanah ini memiliki

geologi Qvl yaitu, batuan gunung api Lawu. Alfisols secara potensial termasuk tanah

yang subur, meskipun bahaya erosi perlu mendapat perhatian. Untuk peningkatan

Page 134: Contoh Lp Konsistensi

produksi masih diperlukan usaha-usaha intensifikasi antara lain pemupukan dan

pemeliharaan tanah serta tanaman yang sebaik-baiknya. Sedangkan untuk lokasi

ketiga yaitu wilayah Jatikuwung memiliki jenis tanah vertisols  (menurut USDA),

vertisols (menurut FAO/UNESCO), dan grumusols (menurut PPT). Tanah ini

memiliki geologi Qvm yaitu, batuan gunung api Merapi. Vertisols secara potensial

termasuk tanah yang subur karena berkembang dari abu vulkanis, yaitu dari gunung

Merapi.

Dari perbedaan jenis tanah tersebut dapat diketahui bahwa sifat-sifat fisika dan

kimiannya pun berbeda-beda. Dari ketiga lokasi itu, Jatikuwung adalah lokasi yang

memiliki kemiringan lereng tertinggi. Sedangkan untuk lokasi tersubur adalah tanah

di wilayah Jumantono, karena merupakan tanah alfisols yang berbahan induk dari

batuan gunung api Lawu. Selain itu tanah di wilayah tersebut telah mengalami

campur tangan pengolahan manusia karena digunakan untuk lahan percobaan

sehingga berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisikanya. Seperti teksturnya yang

geluh (remah) pada semua horison, sangat subur untuk pertumbauhan tanaman.

Berbeda halnya dengan tanah kampus dan Jatikuwung yang rata-rata bertektur

lempung.  

Selain itu hal lain yang membedakan adalah warna tanah pada masing-masing

lokasi yang berbeda-beda. Warna tanah ini berbeda karena pengaruh berbagai

faktor, seperti vegetasi tanaman, geologi dan erosi yang terjadi. Untuk konsistensi

berpengaruh pada perakaran yang meliputi jumlah dan ukurannya, semakin teguh

konsistensi, ukuran perakaran semakin kecil dengan jumlah semakin sedikit. Hal itu

terlihat pada hasil pengamatan di setiap lokasi.

Bahan organik yang terkandung pada masing-masing horison juga berpengaruh

terhadap kesuburan tanah tersebut. Bahan organik itu juga dipengaruhi pula oleh

geologi pembentuk tanah. Semakin banyak bahan organik maka tanah itu semakin

subur. Untuk kadar kemasaman pada masing-masing lokasi hampir sama yaitu

kurang dari 7, baik menggunakan indikator H2O maupun KCl.

Untuk tanah di wilayah Jatikuwung dapat mengalami pecah-pecah pada saat

kering dan mengembang di saat basah, sifat ini tidak terlihat pada tanah di lokasi

yang lain, baik kampus maupun Jumantono. Hal itu tidak lepas dari pengaruh

batuan pembentuk tanah tersebut.

Page 135: Contoh Lp Konsistensi

Perbedaan-perbedaan yang terlihat pada masing-masing likasi ini, menunjukkan

adanya berbedaan pula pada sifat kimia dan fisikanya. Sehingga tingkat kesuburan

bagi pertumbuhan tanaman pun berbeda-beda pula.

Page 136: Contoh Lp Konsistensi

V. KESIMPULAN

1. Lokasi I : Jumantono

a. Tanah di tempat praktikum Jumantono mempunyai jenis tanah alfisol dan agak

miring.

b. Tekstur tanah pada horison A1 lempung , horison A2 lempungan debuan,horison

B lempung debuan , horison C lempung.

c. Konsistensi tanah pada horison A1 sangat gembur,  horison A2 gembur,horison B

teguh, horison C sangat teguh.

d. Kemasaman tanah pada profil yang diamati

a.  pH H2O

Pada horison A1 pH tanah 4-5, pada lapisan A2, B dan C mempunyai pH yang

sama yaitu 5.

b. pH KCl

Pada semua horison memiliki pH KCl yang sama yaitu 6.

2. Lokasi II : Kampus FP

a. Tanah di tempat praktikum Kampus FP mempunyai jenis tanah entisol dengan

relief hampir datar.

b. Tekstur tanah pada lapsan 1 geluh lempung pasiran, lapisan 2 lempung

pasiran, dan lapisan 3 lempung pasiran.

c. Struktur tanah pada lapisan 1 dan 2 gumpal menyudut dan lapisan 3 gumpal

membulat.

d. Kemasaman tanah pada profil yang diamati

a) pH H2O

Pada lapisan 1 pH tanah 5, pada lapisan 2 pH tanah 5, pada lapisan 3 pH

tanah 5.

b) pH KCl

Page 137: Contoh Lp Konsistensi

Pada lapisan 1 pH tanah 6, pada lapisan 2 pH tanah 5, pada lapisan 3 pH

tanah 5.

69

  

3. Lokasi III : Jatikuwung

a. Tanah di tempat praktikum Jatikuwung mempunyai jenis tanah vertisol

dengan relief agak curam.

b. Kemasaman tanah pada profil yang diamati

a) pH H2O

     Pada horison A pH tanah 6, pada horison B pH tanah 6, pada horison C1 pH

tanah 6, pada horison C2 pH tanah 5.

b)    pH KCl

     Pada horison A pH tanah 6, pada horison B pH tanah 6, pada horison C1 pH

tanah 5, pada horison C2 pH tanah 5. Tidak diketemukan kandungan kapur pada

tanah ini.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Anonim. 1997. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas  

_______. 2005. Kimia Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_tanah. Diakses tanggal 29

November 2011.

_______. 2006. Fisika Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika_tanah. Diakses         tanggal

29 November 2011.

Page 138: Contoh Lp Konsistensi

_______. 2007. Tentang pH Tanah. http://nglithis.wordpress.com/2007/04/24/7/. Diakses

tanggal 15 November 2011

_______. 2009. Kadar Lengas Tanah. ilmutanahuns.files.wordpress.com/2009/02/kadar-

lengas-tanah.pdf. Diakses tanggal 15 November 2011

_______. 2009. Mengukur pH Tanah dan Kebutuhan

Kapur.http://kapurpertanian.com/index.php/Berita-Terbaru/Mengukur-pH-tanah-dan-

kebutuhan-kapur.html. Diakses tanggal 10 November 2011

_______. 2010. Pemberian Pupuk Kimia Pada Tanah Entisol

Marelan.http://vidaashrafida.blogspot.com/2010/10/laporan-kestanpemberian-

pupuk-kimia.html. Diakses tanggal 04 Desember 2011.

_______. 2010. Tanah   Vertisol . https://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/tanah-vertisol/.

Di akses tanggal

04                                                                                                                           

Desember 2011.

_______. 2011. Kemasaman Tanah (pH

Tanah).http://www.silvikultur.com/Kemasaman_Tanah_pH.html. Diakses tanggal 10

November 2011

_______. 2011. Konservasi Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi_tanah. Diakses

tanggal 15 November 2011  

Bridges,E.M.1979. World Soils. Cambridge Univ.Press.Cambridge,New York.

            Cipta. Jakarta.

19

Darmawidjaja, M. Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. UGM Press. Yogyakarta. 

             Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University.

Page 139: Contoh Lp Konsistensi

Handayani, S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu    Tanah.

Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.                       

Yogyakarta.

Hillel,D.1983.Fundamental of Soil Physic.Academic Press.New York.

Kartosapoetro. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Rineka

Munir, M. 1996. Geografi, Perkembangan dan Penyebaran Tanah di Indonesia.

             Pertanian UNS. Surakarta.

Sanchez, P. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB. Bandung.

             Yogyakarta.

Yong,R.N and B.P Warkentin.1975. Soil Properties and Behaviour. Elsevier, Amsterdam.

<a href="http://www.mylivesignature.com" target="_blank"><img

src="http://signatures.mylivesignature.com/54490/202/A9C737DC619F2FB88A26C6

6B3D954A18.png" style="border: 0 !important; background: transparent;"/></a>

Diposkan oleh rosita dewati   di 10:37 AM 

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Label: ilmu tanah, iltan, laporan ilmu tanah, laporan praktikum ilmu tanah, praktikum ilmu tanah, praktikum iltan

2 comments:

1.

Darmawan Saputra June 17, 2012 at 3:12 PM

Terima kasih atas artikelnya.o iya selama saya jelajah mencari ilmu tentang blogging, menurut saya anda memiliki kelebihan tersendiri dari situs-situs lain dan jujur potensi anda juga sangat bagus, banyak juga ilmu yang saya pelajari disini jika ada waktu saya akan berkunjung lagi.

#Semoga sehat selalu :D

Page 140: Contoh Lp Konsistensi

Reply

2.

rosita dewati June 17, 2012 at 6:26 PM waa saya bingung mau ngomong apa...saya juga masih belajar nge-blog :)yaa terima kasih, semoga bermanfaat :)

Reply

Newer Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

BLOG ARCHIVE

▼     2012  (5)

o ▼     June  (5)

Student Exchange Program

Laporan Praktikum Agroekosistem

Saat aku belajar membuat esai

Saat aku mengenal BLOG

Laporan Praktikum Ilmu Tanah

ABOUT ME

rosita dewatiView my complete profile

Page 141: Contoh Lp Konsistensi

Rosita Dewati

Create Your Badge

Picture Window template. Powered by Blogger.

ACARA IV

KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

ABSTRAKSI

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara IV yang berjudul ”Konsistensi Tanah Kualitatif” dilakukan pada

tanggal 21 April 2011 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Konsistensi tanah penting dilakukan untuk menentukan cara pengolahan

tanah yang baik, penetrasi akar tanaman dilapisan bawah, dan kemampuan tanah menyimpan lengas.

Pengujian konsistensi tanah bertujuan menentukan konsistensi tanah dalam keadaan kering maupun

basah, dan pengukuranya secara kualitatif. 

Konsistensi basah ditentukan berdasarkan kelekatan dan plastisitas tanah yang diamati pada saat tanah

dalam keadaan basah. Konsistensi kering diukur dengan cara memecahkan agregat dalam keadaan

kering dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan telapak tangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa

konsistensi tanah dari yang paling longgar: Entisol, Alfisol, Ultisol, Vertisol dan Rendzina.Urutan

konsistensi tanah menurut plastisnya, dar yang paling plastis adalah Alfisol, Ultisol, Rendzina, Vertisol,

dan Entisol. Urutan kelekatan tanah dari myang paling lekat: Rendzina, Vertisol, Ultisol, Entisol, dan

Alfisol.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 142: Contoh Lp Konsistensi

Salah satu halyang perlu diketahui sebelum memulai suatu pengelolaan tanah di suatu lahan, adalah

konsistensi tanah karena konsistensi merupakan resistensi terhadap deformasi atau perpecahan dan

ditentukan oleh adhesi dan kohesi mulsa tanah. Oleh karena itu, konsistensi tanah harus secara tepat

agar pengelolaan tanah yang dilakukan dapat berjalan baik, serta dapat diusahakan secara maksimal.

Selain menentukan langkah pengelolaan tanah yang tepat, konsistensi juga mnentukan kemampuan

tanah dilahan tersebut untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Konsistensi mempengaruhi

kemampuan tanaman memanjangkan akarnya, serta mempengaruhi jumlah oksigen dan air dalam tanah

yang merupakan kebutuhan esensial pertumbuhan tanaman.

B. Tujuan 

1. Menentukan konsistensi kering dari tanah contoh

2. Menentukan konsistensi basah dari tanah contoh

II. TINJAUAN PUSTAKA

Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah (agregat tanah)

dengan daya adhesi tanah dengan benda lain ( Rawls dan Pachepsky, 2002). Daya tersebut menentukan

daya tahan tanah terhadap gaya penguibah bentuk, yang dapat berupa pembajakan, pencangkulan dan

penggaruan. Menurut Foth ( 1990), tanah yang baik yang mudah diolah adalah tanah yanmg lunak dan

tidak melekat pada alat pengolah tanah.

Tanah yang lunak( tidak keras/ lepas-lepas) merupakan tanah yang mudah dipenetrasi oleh akar

tanaman sehingga memberikan kesempatan bagi tanaman untukberkembang dan tumbuh dengan baik.

Tanah yang tidak banyak melekat pada tanah menunjukan, dalam kondisi basah, tanah hanya

mengandung sedikit oksigen dan udara lain. Padahal udara juga merupakan faktor penting pertumbuhan

tanaman ( Certini dan Scalenghe, 2006 ; Bouma, 1992)

Dalam tulisannya, Maajid (2009) membagi konsistensi kering tanah menjadi:

1. Lepas-lepas : tanah hancur tanpa ditekan .

2. Lunak : tanah dapat hancur dengan sedikit ditekan diantara ibu jari dan telunjuk.

3. Agak keras : tanah dapat hancur dengan tekanan kuat diantara ibu jari dan telunjuk.

4. Keras : tanah dapat hancur dengan ditekan kuat diantara pangkal telapak kiri dan 

ibu jari kanan.

5. Sangat keras : tanah tidak hancur dengan tekanan sangat kuat sekalipun.

Page 143: Contoh Lp Konsistensi

Konsistensi basah dibagi atas dua sifat, yaitu kelekatan dan plastisitas. Kelekatan tanah diuji diantara ibu

jari dan telunjuk. Jika tidak ada tanah yang melekat di jari tangan maka tanah tidak lekat. Kelekatan

bertambah dengan seiring banyaknya tanah yang menempel. Plastisitas adalah pengujian tanah dengan

membuat pasta tanah dan kemudian dilengkung-lengkungkan membentuk O, S, dan 8.

Tanah yang melekat menunjukan adhesinya tinggi, sehingga mudah menempel. Tanah yang plastis

menunjukan kohesi antar agregat besar ( Mc Cullagh, 1989).

III. METODOLOGI

Praktikkum konsistensi tanah kualitatif ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 april 2011 di

Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada. Adapun

praktikum ini menggunakan bahan dan alat serta prosedur sebagai berikut:

a. Konsistensi kering

Pada percobaan konsistensi kering menggunakan bahan berupa contoh tanah agregat tidak terusik

( bongkah).

Mula-mula diambil bongkah tanah kemudian menekannya diantara ibu jari dan telunjuk. Jika tanpa

ditekan hancur, konsistensinya lepas-lepas, jika dengan sedikit menekan hancur maka lunak dan bila

dengan ditekan hancur maka konsistensi agak keras kemudian apabila ditekan diantara telapak tangan

dan ibu jari dengan kuat hancur maka konsistensi keras dan bila tidak hancur maka konsistensinya

sangat keras.

b. Konsistensi basah

Percobaan ini menggunakan bahan berupa contoh tanah kering udara ukuran Ø 2 mm secukupnya, baik

Entisol, Alfisol, Ultisol, Rendzina dan Vertisol. Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan porselin. 

Mula-mula diambil contoh tanah kering udara ukuran Ø 2 mm secukupnya baik Entisol, Alfisol, Ultisol,

Rendzina dan Vertisol. Dibasahi masing-masing tanah dengan aquades secukupnya dan dicampurkan

hingga homogen. Kelekatan dan plastisitas masing-masing tanah dibedakan dengan cara digosok-gosok

yaitu antara telunjuk jari dengan ibu jari. Sisa pasta tanah yang menempel pada permukaan kedua jari

diamati. Kriteria pada tabel diikuti dan dicatat tingkat kelekatan tanah diikuti. Pipa tanah dibuat setebal ±

2-3 mm. Kriteria dari tabel diikuti dan catat tingkat plastisitas tanah.

Page 144: Contoh Lp Konsistensi

IV. DATA HASIL PENGAMATAN 

a. Konsistensi kering

b. Konsistensi basah

V. PEMBAHASAN

Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menunjukan adhesi dan kohesi zarah-zarah pada

berbagai tinbgkat kelengasan tanah. Kohesi yang paling besar terdapat dalam tanah kering danm

menurun tajam dengan masuknya air di sela-sela daerah tanah. Sedangkan besarnya adhesi ditentukan

oleh tegangan permukaan pada tiap-tiap satuan bidang singgung dan luas bidang singgung. Penurunan

kadar air menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan dan kelenturan menjadi gembur, lunak serta

menjadi keras dan kaku pada saat kering.

Konsistensi dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, struktur dan

yang paling utama adalah kadar air. Tanah bertekstur sama dapat berbeda konsistensinya karena

berebda macam lempungnya. Sifat fisik yang ditunjukan oleh knsistensi berupa keteguhan , keliatan

(plasticity), dan kelekatan (stickness).

Dalam keadaan kering, tanah tidak mengandung air, sehingga kekerasab tanah dapat diukur. Jenis tanah

yang konsistensi keringnya sangat kleras adalah vertisol dan rendzina.sedangkan konsistensi kering

keras adalah jenis tanah ultisol dan agak keras adalah alfisol atau entisol. Sehingga urutan jenis tanah

yang memiliki kekerasan tertinggi hingga terendah adalah rendzina, vertisol, ultisol, alfisol, dan entisol.

Dari praktikum diperoleh hasil bahwa kelekatan tanah menunjukan keadaan adhesi tanah terhadap

benda lain. Jenis tanah yang mempunyai konsistensi basah sangat lekat adalah rendzina. Jenis tanah

yang mempunyai konsistensi basah lekat adalah vertisol, ultisol dan entisol. Sedangkan tanah yang yang

berkonsistensi basah agak lekat adalah alfisol. Sehingga urutan jenis tanah yang memiliki kelekatan

tertinggi hingga terendah adalah rendzina, vertisol, ultisol, entisol, dan alfisol.

Plastisitas adalah kemampuan bahan tanah secara mudah dapat diubah bentuknya karena pengaruh dan

tetap pada bentuk semula meskipun tekanan dilepaskan. Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa jenis

tanah yang memiliki konsistensi basah plastis adalah alfisol, ultisol dan rendzina. Sedang jenis tanah

yang berkonsistensi basah agak plastis adalah vertisol dan entisol. Sehingga urutan tanah mulai dari

Page 145: Contoh Lp Konsistensi

tingkat keplastisan paling tinggi hingga paling rendah adalah alfisol, ultisol, rendzina, vertisol dan entisol.

Apabila dibandingkan dengan teori tanah vertisol seharusnya tanah vertisol memiliki tingkat keplastisan

paling tinggi dibandingkan dengan jenis tanah lain. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan praktikan

dalam menambah air.

Manfaat mengetahui konsistensi tanah dibidang pertanian dibidang pertanian adal;ah dapat

mempermudah pengolahan tanah karena tiap tanah mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Dengan

perilaku tersebut diharapkan mampu membuat konsistensi tanah sesuai dengan jenis tanaman yang

ditanam sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian. 

Penentuan nilai konsistensi dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu (1) kualitatif (biasanya di lapangan dan

di laboratorium) dengan menekan bongkah tanah diantara ujung telunjuk dengan ibu jari atau ujung ibu

jari dengan pangkal tangan. Penetapan secara kualitatif dapat digunakan untuk melihat tingkat kelekatan,

keliatan, pada konsistensi basah dan tingkat kekerasan pada konsistensi kering. Metode ini lebih sering

dilakukan di lapangan karena lebih simpel dan tidak membutuhkan alat dan bahan yang rumit. (2)

kuantitatif ( di laboratorium) dengan pendekatan angka-angka atterberg yaitu batas cair (BC), batas

gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah warna (BBW). Metode ini lebih sering dilakukan di

laboratorium karena lebih rumit dan membutuhkan alat yang lebih banyak.

Hubungan tekstur, struktur, dan konsistensi tanah sangat erat seperti digambarkan seperti segitiga

berikut ini :

Tekstur 

Struktur konsistensi 

Contoh hubungan 3 sifat fisik tanah tersebut adalah suatu tanah dengan tekstur pasir maka akan

mempunyai struktur butir tunggal dan akan mempunyai struktur gumpal, pejal atau baji dan mempunyai

konsistensi agak teguh (kering) dan plastis bila basah.

VI. KESIMPULAN

1. Konsisteni tanah dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, struktur

dan yang terutama adalah kadar air tanah.

2. Urutan konsistensi kering dari yang paling keras adalah rendzina, vertisol, ultisol, alfisol, dan entisol.

3. Urutan konsistensi basah paling lekat adalah rendzina, vertisol, ultisol, entisol, dan alfisol.

Page 146: Contoh Lp Konsistensi

4. Urutan konsistensi basah dari paling plastis adalah alfisol, ultisol, rendzina, vertisol dan entisol

5. Semakin tinggi kandungan lempung dalam tanah maka semakin tinggi konsistensi tanahnya dan

semakin banyak kandungan pasir dalam tanah maka semakin rendah konsistensi tanahnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Bouma, J. 1992. Effect of soil structure tillage, and agregation upon soil hydraulic properties. Soil Science

Journal 56 : 1-5

Certini, Gracomo dan Riccardo Scalenghe. 2006. Soil : Basics Concept Future Challenge. Cambridge

University Press. Cambridge.

Foth, Henry.D. 1990. Fundamentals of soil science. John Wiley and Sons. New York.

Madjid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah ( Bagian 5 : Konsistensi Tanah). diakses pada 23 April 2011

Mc cull’agh, P. dan J.A. Nelder. 1989. Generalised Linier Models : Interaching Prosses In Soil

Science. Lewis Publication. Florida.

Rawls, W. J dan Y.A Parchepsky. 2002. Soil consistence and structure as predictors of water

retention. Soil Science Journal 66: 115-118