Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dalah meningkat kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia, Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara merata, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehubungan dengan itu puskesmas sebagai unit palayanan kesehatan terdepan dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI, 2002). 1
43

contoh KTI

Jul 31, 2015

Download

Documents

edvinarimut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: contoh KTI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dalah

meningkat kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat,

memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik

Indonesia, Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

upaya kesehatan, upaya kesehatan dilaksanakan secara merata, dan

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehubungan dengan itu

puskesmas sebagai unit palayanan kesehatan terdepan dengan mutu yang

lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI,

2002).

Pelayanan kesehatan yang bermutu masih dari harapan masyarakat

serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu, maka UU kesehatan

Nomor 23 tahun 1992 meningkatkan pentingnya mutu pelayanan kesehatan,

khususnya di tingkat puskesmas (Nadesul, 2008).

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat

1

Page 2: contoh KTI

dan menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat

guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan tersebut menyelanggarakan dengan menitik beratkan

kepada pelayanan untuk masyarakat luas mencapai derajat kesehatan yang

optimal, tanpa pengambilan mutu pelayanan kepada perorangan.

Pengelolaan puskesmas biasanya berada dibawah Dinas kesehatan

kabupaten dan kota (Nadesul, 2008).

Pada tahun 1980-an, pusat pelayanan kesehatan terlihat sangat ramai

dikunjungi pasien yang hendak berobat, yang kini feromena itu jarang terjadi.

Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, mestinya puskesmas dapat

menjadi tempat rujukan pertama dengan pelayanan prima yang dapat

mengalami berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat, dan

yang lebih fatal dimana petugas puskesmas tidak begitu tanggap dengan

pelayanan medik, tetapi tubuh menekankan administrasi (Nadesul 2008).

Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan

puskesmas pada saat sekarang. Sarana yang tidak lengkap seperti obat-

obatan yang kurang bermutu dari seri varial, petugas yang kurang tanggap

dengan pasien, keramahan yang kurang dari pemberian palayanan, sehingga

masyarakat kurang puas setiap berobat ke pusat pelayanan, kesehatan ini.

Disampaikan itu program puskesmas yang kurang berjalan menjadi pemicu

rendahnya mutu pelayanan puskesmas di mata masyarakat (Nadesul, 2008).

2

Page 3: contoh KTI

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan

kesehatan di Puskesmas Aek Habil tahun 2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan

masalahnya adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Petugas

Kesehatan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Aek Habil

tahun 2009 ?

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Petugas

Kesehatan Tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil

Tahun 2009.

C.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu

pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil tahun 2009

berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu

pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009

berdasarkan pendidikan.

3

Page 4: contoh KTI

3. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu

pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009

berdsarkan lama bekerja.

4. Untuk mengetahui pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu

pelayanaan kesehatan di puskesmas Aek Habil 2009 Berdasarkan

sumber Informasi.

D. Manfaat Peneliti

D.1. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan bagi

peneliti dalam melakukan penelitian khusunya tentang mutu pelayanan

kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun 2009.

D.2. Bagi Petugas Kesehatan

Memberikan masukan bagi petugas kesehatan dalam pelaksanaan,

pemberian mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Aek Habil tahun

2009.

D.3. Bagi Institasi Pendidikan

Sebagai bahan atau pedoman untuk penelitian selanjuntnya oleh

Mahasiswa/Mahasiswi Akademi Keperawatan Nauli Husada Sibolga

dan memberi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi

peserta didik

4

Page 5: contoh KTI

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, perabaan (Notoatmodjo, 2003).

A.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan adalah sebagai

berikut :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan. Contohnya :

dapat menyebutkan apa yang dikatakan mutu pelayanan kesehatan.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar objek yang diketahui, yang dapat menginterpretasikan materi tersebut

5

Page 6: contoh KTI

dengan benar, orang yang telah memahami terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan penyebabnya.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil atau yang sebenarnya

jadi dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip,

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. Analisis dapat dilihat

dari penggunaan alat kerja dan dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, dan mengelompokkan.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan

yang baik, dan sintesis itu juga untuk menyusun formulasi yang baru dari

formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

6

Page 7: contoh KTI

A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penelitian-

peleitian epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam

hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Maka

Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bertindak, semakin rendah umur

seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan (Notoatmodjo,

2003).

2. Pendidikan

Pendidikan berarti yang diberikan oleh seseorang kepada perkem-bangan

orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi, misalnya : hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan hidup, makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang baru dan diperkenalkan. Semakin cukup umur seseorang,

tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bertindak, semakin muda umur seseorang akan mempengerahui tingkat

pengetahuan (Herawati, 2001).

7

Page 8: contoh KTI

3. Lama bekerja

Berdasarkan WHO (1984) yang mengatakan bahwa seseorang menerima

objek tertentu dan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman bekerja juga mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan perilaku seseorang. Semakin lama seseorang bekerja,

semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari bekerja.

4. Sumber Informasi

Informasi dapat diartikan sebagai keterangan, gagasan dan kenyataannya

yang perlu diketahui karena itulah informasi tentang sesuatu perlu

disampaikan. Dalam hal ini informasi dapat dibagi 3, yaitu :

a. Media elektronik : televisi, radio, internet

b. Media cetak : koran, majalah

c. Seminar dan pelatihan tentang kesehatan

B. Mutu Pelayanan Kesehatan

B.1. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan merupakan penampilan yang pantas dan

sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi

yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang

bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan dampak pada

kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (WHO, 1998).

8

Page 9: contoh KTI

Mutu pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk (Donnabedian, 1988).

Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat menimbulkan

kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk, serta di pihak lain, tata cara penyelenggaraan sesuai dengan etik

dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1994).

B.2. Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari Beberapa Sudut Pandang

Menurut Nadesul (2008), arti mutu pelayanan kesehatan dari beberapa

sudut pandang, yakni :

1. Pasien dan masyarakat

Mutu pelayanan berarti suatu empati respek dan tanggap akan

kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka

diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.

2. Petugas kesehatan

Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara

profesinal untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan

masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju,

mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.

B.3. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Nadesul (2008), dalam proses untuk meningkatkan mutu

pelayanan ada 2 cara :

9

Page 10: contoh KTI

1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya,

peralatan, perlengkapan dan material.

2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan

dalam kegiatan pelayanan

B.4. Pendekatan Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Nadesul (2008), Pendekatan Penilaian Mutu Pelayanan

Kesehatan adalah :

1. Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan organisasi dan

manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas

kesehatan.

2. Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional

oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan

interaksi dengan pasien.

3. Outcomes dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan

kepuasan baik positif maupun negatif.

B.5. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan,

yakni :

1. Unsur masukan, yang dimaksud dengan unsur masukan adalah tenaga

dan sarana (Gambone, 1991)

2. Unsur lingkungan, yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah

kebijakan organisasi dan manajemen (Donabedian,1980)

10

Page 11: contoh KTI

3. Unsur proses, yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan

medis dan tindakan non medis (Pena, 1984).

B.6. Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Pelayanan kesehatan yang bermutu ada 2 macam, yaitu

1. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta

standar pelayanan profesi.

Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan

yang bermutu apabila penerapan kode serta standar pelayanan profesi

dapat memuaskan pasien (Azwar, 1994).

2. Kepuasan mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan.

a. Pelayanan yang disediakan bersifat komprehensif untuk seluruh

masyarakat yang ada di suatu wilayah.

b. Pelayanan dilaksanakan secara wajar, tidak melebihi kebutuhan

dan daya jangkau masyarakat.

c. Pelayanan dilakukan secara berkesinambungan

d. Pelayanan diupayakan agar dapat diterima oleh masyarakat

setempat.

e. Dari segi biaya, pelayanan kesehatan harus terjangkau oleh

masyarakat pada umumnya.

f. Manajemennya harus efisien

g. Jenis pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga mutunya

(Muningjaya, 2004).

11

Page 12: contoh KTI

B.7. Standar Dalam Program Menjaga Mutu

Menurut Azwar (1994), standar dalam program menjaga mutu yakni :

1. Standar masukan

Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur

masukan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang bermutu, yakni jelas jumlah dan kualifikasi tenaga

pelaksana dan jumlah spesifikasi sarana serta jumlah dana.

2. Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur

lingkungan yang diperlukan yakni garis-garis besar kebijakan, pola

organisasi serta sistem manajemen harus dipatuhi oleh setiap

pelaksana pelayanan kesehatan.

3. Standar proses

Dalam standar ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang

harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang bermutu yakni tindakan medis dan tindakan non medis

pelayanan kesehatan

B.8. Syarat Dalam Standar Program Menjaga Mutu Menurut Azwar (1994)

1. Bersifat jelas, artinya dapat diukur dengan baik termasuk ukuran

terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.

2. Masuk akal suatu standar yang tidak masuk akal, bukan saja sulit

dimanfaatkan, tetapi juga akan menimbulkan frustasi para pelaksana.

12

Page 13: contoh KTI

3. Mudah dimengerti, suatu standar yang mudah dimengerti juga

memudahkan tenaga pelaksana akan mudah memenuhinya

4. Dapat dicapai syarat yang harus dipenuhi ialah harus sesuai dengan

situasi dan kondisi organisasi yang dimiliki.

5. Absah, artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didemonstrasikan

antara standar dengan sesuatu (misalnya mutu pelayann) yang

diwakilinya.

B.9. Manajemen Mutu

Menurut Philip B. Crosly (2009), manajemen mutu yaitu :

1. Defenisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan

2. Sistem mutu adalah pengetahuan

3. Standar penampilan adalah tanpa cacat

4. Ukuran mutu adalah harga ketidaksuaian

B.10. Batasan Manajemen mutu (Muninjaya, 2004)

Program Manajemen mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan

secara berkeseimbangan, sistematik, objektif dan terpadu untuk :

1. Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar

yang telah ditetapkan.

2. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai

dengan kemampuan yang tersedia.

3. Menilai hasil yang di capai.

4. Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkat mutu.

13

Page 14: contoh KTI

B.11. Puskesmas mempunyai enam subsistem manajemen (Munin Jaya, 2004) yaitu :

1. Subsistem pelayanan kesehatan (Promosi, Pencegahan,

Pengobatan, Rehabilitas medis dan sosial).

2. Subsistem Keuangan

3. Subsistem Logistik

4. Subwsistem persolinia (pengembangan staf)

5. Subsistem pencatatan dan pelaporan

6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat

14

Page 15: contoh KTI

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian teori di dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel indevenden Variabel dependen

B. Defenisi Operasional

B.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui oleh petugas

kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan, dengan kategori :

a. Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100% bila jumlah soal

dijawab benar 16-20 soal.

b. Cukup : Bila skor yang diperoleh 55-75%, bila jumlah soal dijawab

benar 11-15 soal.

c. Kurang : Bila skor yang diperoleh <55%, bila jumlah soal dijawab

<11 soal.

15

1. Umur2. Pendidikan3. Lama Bekerja4. Sumber Informasi

Pengetahuan Petugas Kesehatan Tentang Mutu

Pelayanan Kesehatan

Page 16: contoh KTI

Skala ukur : Ordinal

B.2. Umur

Umur adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya hidup

responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan yang

dinyatakan dalam tahun, dengan kategori :

a. 21-30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Interval

B.3. Pendidikan

Pendidikan adalah tingtkat pendidikan terakhir yang pernah

diselesaikan responden, dengan kategori :

a. SPK : Seseorang yang tamat SMP melanjutkan ke

sekolah pendidikan kes yang sederajat dengan

SMA

b. D-1 : Orang yang lulus SMA ke Diploma 1 bagian

kesehatan

c. D-III Kesehatan : Orang yang lulus SMA ke Diploma III Bagian

Kesehatan.

d. S-1 Kesehatan : Orang yang lulus dari SMA atau D-III Kesehatan

melanjutkan ke sarjana bagian kesehatan (doter,

16

Page 17: contoh KTI

S.Kep, SKM).

Skala ukur : Ordinal

B.4. Lama Bekerja

Lama bekerja ialah jenjang waktu yang dilalui responden sejak bekerja

sebagai petugas kesehatan sampai waktu penelitian, dengan kriteria :

a. 1-5 tahun

b. 6-10 tahun

c. 11-15 tahun

d. 16-20 tahun

Skala ukur : Interval

B.5. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah sumber kesehatan yang diperoleh tenaga

kesehatan dari berbagai tempat dan kategori :

a. Media elektronik : Televisi, radio, internet

b. Media cetak : koran, majalah

c. Seminar dan pelatihan tentang kesehatan

Skala ukur : Nominal

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif,yaitu yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang mutu pelayanan

kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009.

17

Page 18: contoh KTI

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Aek Habil dengan alasan :

1. Lokasi ini dekat dan mudah dijangkau penulis

2. lokasi ini merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang

mudah dijangkau masyarakat.

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai April – Agustus Tahun 2009

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Yang menjadi populai dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga

kesehatan yang berada di Puskesmas Aek Habil sebanyak 33 orang

E.2. Sampel

Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik total

populasi, dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian yang berjumlah

33 orang.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang

diperoleh dengan kuesioner sebagai alat ukur, dimana terlebih dahulu

memberikan penjelasan singkat tentang kuesioner yang dibagikan dan diisi

18

Page 19: contoh KTI

oleh responden, kemudian dikumpul kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya.

G. Pengolahan dan Analisa Data

G.1. Pengolahan data

Data yang diperoleh secara manual dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a.Editing

Dilakukan pengecekan kelengakapn pada data yang telah

terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam

pengumpulan data akan diperbaiki dan pemeriksaan dan dilakukan

pendatan ulang terhadap responden.

b.Coding

Pemberian kode atau tanda pada data yang telah terkumpul untuk

mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.

c.Tabulating

Data kemudian dimasukkan dalam bentuk distribusi frekuensi, untuk

mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.

G.2. Analisa Data

Analisa data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat

persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase jawaban masing-masing

19

Page 20: contoh KTI

responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan

teori kepustakaan yang ada.

20

Page 21: contoh KTI

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 33

responden mengenai ‘’Gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang

mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009” di dapat

hasil sebagai berikut :

A.1. Pengetahuan

Tabel A.1. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009

No. Pengetahuan Jumlah (a) Persentase (%)1 Baik 2 6,12 Cukup 25 75,753 Kurang 6 18,2

JUMLAH 33 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan cukup tentang mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang (75,75%) dan minoritas yang

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,1%).

21

Page 22: contoh KTI

Tabel A.2. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan umur di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009

No.Umur

(Tahun)

Tingkat PengetahuanJumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %1 21-30 tahun 1 7,2 10 71,4 3 21,4 14 1002 31-40 tahun - - 8 72,7 3 27,3 11 1003 41-50 tahun - - 4 100 - - 4 1004 >50 tahun 1 25 3 75 - - 4 100

Berdasarkan tabel di atas mayoritas berpengetahuan cukup adalah

responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 4 orang (100%) dan

minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (7,2%) yang berumur 21-

30 tahun.

Tabel A.3. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pendidikan di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009

No. PendidikanTingkat Pengetahuan

JumlahBaik Cukup Kurang

f % f % f % f %1 SPK - - 4 66,7 2 33,3 6 1002 D-I Kesehatan - - 2 66,7 1 33,3 3 1003 D-III Kesehatan - - 18 85,7 3 14,3 21 1004 S1 Kesehatan 2 66,7 1 33,3 - - 3 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

yang memiliki pengetahuan cukup adalah responden dengan pendidikan D-III

kesehatan sebanyak 18 orang (85,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan

cukup sebanyak 1 orang (33,3%) dengan pendidikan S1 Kesehatan dan

22

Page 23: contoh KTI

berpengetahuan kurang 1 orang (33,3%) dengan pendidikan D-I Kesehatan

dan berpengetahuan kurang 2 orang (33,3%) dengan pendidikan SPK.

Tabel A.4. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama bekerja di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009

No. Lama BekerjaTingkat Pengetahuan

JumlahBaik Cukup Kurang

f % f % f % f %1 1-5 tahun - - 1 33,3 2 66,7 3 1002 6-10 tahun 1 3,6 23 82,1 4 14,3 28 1003 11-15 tahun 1 50 1 50 - - 2 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup adalah responden dengan lama bekerja 6-10 tahun

yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas adalah berpengetahuan baik

sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama bekerja 6-10 tahun.

Tabel A.5. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan sumber informasi di Puskesmas Aek Habil Tahun 2009

No. Sumber InformasiTingkat Pengetahuan

JumlahBaik Cukup Kurang

f % f % f % f %1 Media Cetak 1 14,3 5 71,4 1 14,3 7 1002 Media Elektronik - - 4 66,7 2 33,3 6 1003 Petugas Kesehatan 1 5 16 80 3 15 20 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup adalah responden yang memperoleh informasi dari

petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan

23

Page 24: contoh KTI

baik adalah responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan

sebanyak 1 orang (5%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

pengetahuan responden tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

Aek Habil Tahun 2009 dengan sampel 33 orang dan telah didapatkan

karakteritisk responden menurut pengetahuan, umur, pendidikan, lama

bekerja, dan sumber informasi adalah sebagai berikut :

B.1. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan

Berdasarkan tabel A.1. menunjukkan bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan cukup tentang mutu pelayanan kesehatan di

Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang (75,75%) dan minoritas yang

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,1%).

Menurut pendapat Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sehingga pengetahuan sangat

penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan pengalaman sendiri

maupun dari orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga perilaku yang

24

Page 25: contoh KTI

didasari oleh pengetahuan akan lebih permanen dianut oleh seseorang

dibanding dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

B.2. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan umur

Berdasarkan tabel A.2. di atas diketahui bahwa mayoritas

berpengetahuan cukup adalah responden yang berumur 41-50 tahun

sebanyak 4 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1

orang (7,2%) yang berumur 21-30 tahun.

Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan

mentalnya bertambah baik akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya

proses perkembangan mental tidak secepat ketika umur belasan tahun

(Singgih, 1993).

Bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

menelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang (Ahmad, 2008).

B.3. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pendidikan

Berdasarkan tabel A.3. dihasil dapat diketahui bahwa mayoritas

responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah responden dengan

pendidikan D-III kesehatan sebanyak 18 orang (85,7%) dan minoritas

memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,3%) dengan pendidikan

S1 Kesehatan dan berpengetahuan kurang 1 orang (33,3%) dengan

25

Page 26: contoh KTI

pendidikan D-I Kesehatan dan berpengetahuan kurang 2 orang (33,3%)

dengan pendidikan SPK.

Menurut Hurlock (2002),yang menyatakan bahwa pendidikan memiliki

peranan penting dalam kedudukan kualitas manusia karena dengan

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan yang semakin

tinggi dan berkualitas, sehingga dengan pendidikan tinggi akan mendapatkan

pengetahuan yang baik karena dapat membuatnya lebih mudah dalam

menerima ide-ide baru dan teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat

pengetahuan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan

kesehatan.

Menurut asumsi penulis bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

akan semakin baik pengetahuannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi memiliki

pengetahuan baik tentang mutu pelayanan kesehatan dibanding dengan

responden yang hanya berpendidikan SPK.

B.4. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama bekerja

Berdasarkan tabel A.4. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas

responden berpengetahuan cukup adalah responden dengan lama bekerja 6-

10 tahun yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas adalah

berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama bekerja 6-10

tahun.

26

Page 27: contoh KTI

Berdasarkan WHO (1984) yang mengatakan bahwa seseorang

menerima objek tertentu dan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman bekerja juga dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan dan dan perilaku seseorang, semakin lama seseorang

bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari

bekerja.

Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh sesuai hasil penelitian yang diperoleh oleh

peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang lama bekerja

6-10 tahun lebih baik tingkat pengetahuan dibanding dengan responden yang

lama bekerja 1-5 tahun.

B.5. Distribusi pengetahun responden tentang mutu pelayanan kesehatan berdasarkan sumber informasi

Berdasarkan tabel A.5. menunjukkan bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup adalah responden yang memperoleh informasi dari

petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%) dan minoritas berpengetahuan

baik adalah responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan

sebanyak 1 orang (5%).

Menurut Notoatmodjo (2002), sumber informasi menyangkut asal dari

mana datang/informasi maupun pengetahuan tersebut diperoleh atau segala

sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang

pikiran dan kemampuan.

27

Page 28: contoh KTI

Semakin banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin banyak

pula pengetahuan yang didapatkan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sumber informasi merupakan sesuatu yang menjadi perantara

dalam menyampaikan informasi yang dapat merangsang pikiran dan

kemampuan.

28

Page 29: contoh KTI

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dengan judul “Gambaran pengetahuan

petugas kesehatan tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek

Habil Tahun 2009” dengan sampel 33 orang, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

A.1. Mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup tentang mutu

pelayanan kesehatan di Puskesmas Aek Habil yaitu sebanyak 25 orang

(75,75%) dan minoritas yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang

(6,1%).

A.2. Mayoritas berpengetahuan cukup adalah responden yang berumur 41-50

tahun sebanyak 4 orang (100%) dan minoritas berpengetahuan baik

sebanyak 1 orang (7,2%) yang berumur 21-30 tahun.

A.3. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan cukup adalah

responden dengan pendidikan D-III kesehatan sebanyak 18 orang

(85,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang

(33,3%) dengan pendidikan S1 Kesehatan dan berpengetahuan kurang

1 orang (33,3%) dengan pendidikan D-I Kesehatan dan berpengetahuan

kurang 2 orang (33,3%) dengan pendidikan SPK.

A.4. Mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden dengan

lama bekerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dan minoritas

29

Page 30: contoh KTI

adalah berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (3,6%) dengan lama

bekerja 6-10 tahun.

A.5. Mayoritas responden berpengetahuan cukup adalah responden yang

memperoleh informasi dari petugas kesehatan sebanyak 16 orang (80%)

dan minoritas berpengetahuan baik adalah responden yang mendapat

informasi dari petugas kesehatan sebanyak 1 orang (5%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan

sebagai berikut :

B.1. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Aek

Habil agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dalam

bidang pengobatan maupun penyuluhan kesehatan.

B.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti agar meningkatkan minat dan kemauan

untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam bidang mutu

pelayanan kesehatan

B.3. Bagi Responden

Diharapkan kepada responden agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dalam bidang komunikasi dan pengobatan.

30

Page 31: contoh KTI

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin Ridwan 2007, Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Kesehatan:http:/Wordpress.com/…./

Aprinanda Rini, 2009, Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, http://bidan. blogspot.com/html

Azwar Azrul, 1994, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia : Jakarta

Brown, Muntague, 1997, Manajemen Perawatan Kesehatan, EGC : Jakarta

Croby B, 2009, Manajemen Mutu, http://www.google.com/html

Depkes 2002, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masyarakat,www.Depkes.Go.id./Jpkm

Effendy Nasul, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC : Jakarta

Herawati, 2001, Pendidikan Prilaku Kesehatan http://www.blogspot.com

Munin jaya A.A.Gde, 2004, Manajemen Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta

Nadesul 2008, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan,www.google.co.id./books

Notoadmodjo S, 2003, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta

Singgih, 1998, Ilmu Pengetahuan Kesehatan, http://www.sinarharapan.id/ iptek/kesehatan.com/2000

Sriyanty Rita 2009, Mutu Pelayanan Kesehatan, http://bidan. Blogspo com/html

31