Top Banner

of 24

Contoh KTI

Jul 10, 2015

Download

Documents

semico
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) di dukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF dan Word Bank, sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi dan sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang (Saeffudin, 2002). Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Kematian ibu di Indonesia pada SDKI 2003 terdata 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinataladalah 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga.Peranan ibu adalah melahirkan bayinya,sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses parsalinan. Namun ada beberapa masalah dalam persalinan yang mengharuskan seorang ibu menjalani persalinan dengan bantuan. Misalnya secara sectio caesaria. Sectio caesaria ini dilakukan karena persalinan ibu mengalami suatu penyulit. Salah satunya misalnya karena kehamilan post date atau post matur. Dari paparan singkat di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian sederhana tentang persalinan SC dengan indikasi kehamilan post matur. Sample yang penulis ambil yaitu salah seorang pasien dari RSCM PTP Nusantara 1 Kota Langsa di Ruang OKA. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: A. Kehamilan post matur meliputi: pengertian kehamilan post matur, etiologi kehamilan post

matur, permasalahan kehamilan post matur, pengaruh kehamilan post matur terhadap ibu dan janin, penatalaksanaan kehamilan post matur. B. Sectio Caesarea meliputi: pengertian sectio caesaria, indikasi sectio caesaria, kontra indikasi

sectio caesaria, jenis jenis operasi sectio caesarea, prognosis operasi sectio caesarea, komplikasi operasi sectio caesarea, pemeriksaan diagnostik, asuhan keperawatan sektio caesaria.

C.

Persalinan meliputi: pengertian persalinan, etiologi persalinan, tahapan persalinan, faktor

yang mempengaruhi persalinan, tanda bahaya persalinan. D. E. Format pengkajian pada ibu bersalin (INC). Pendokumentasian SOAP.

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Agar penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yagn nyata dari teori yang diperoleh sehingga penulis mampu melakukan dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. 2. Tujuan Khusus Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, mahasiswa diharapkan mampu: : a. Melakukan pengkajian data. b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan. c. Menentukan antisipasi masalah potensial. d. Mengidentifikasi kebutuhan segera. e. Melakukan rencana asuhan kebidanan. f. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. D. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, metode yang penulis gunakan adalah bersifat deskriptif yaitu suatu pembahasan yang memerlukan penyelesaian terhadap masalah yang sedang terjadi saat ini, dan pengkajian terhadap pasien. E. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan penulisan makalah ini, penulis membaginya dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, dalam bab ini penulis hanya memberikan kerangka dasar dalam pembuatan makalah seperti pendahuluan, yang berisi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Sementara pada Bab II, penulis mulai membahas secara teoritis tentang isi makalah seperti: pengertian kehamilan post matur, etiologi kehamilan post matur, permasalahan kehamilan post matur, pengaruh kehamilan post matur terhadap ibu dan janin, penatalaksanaan kehamilan post matur, pengertian sectio caesaria, indikasi sectio caesaria, kontra indikasi sectio caesaria, jenis jenis operasi sectio caesarea, prognosis operasi sectio caesarea, komplikasi operasi sectio caesarea, pemeriksaan diagnostik, asuhan keperawatan sektio caesaria, pengertian persalinan, etiologi persalinan, tahapan persalinan, faktor yang mempengaruhi persalinan, tanda bahaya persalinan, format pengkajian pada ibu bersalin (INC), pendokumentasian SOAP. Sementara dalam Bab III, ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran. BAB II PEMBAHASAN A. Kehamilan Post Matur 1. Pengertian Kehamilan Post Matur Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan. 2. Etiologi Kehamilan Post Matur Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah : a. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan

sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. b. c. Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan stress

merupakan faktor tidak timbulnya His d. e. Kurangnya air ketuban Insufiensi plasenta

3. Permasalahan Kehamilan Post Matur

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : a. b. c. d. e. Pertumbuhan janin makin lambat terjadi perubahan metabolisme janin Air ketuban berkurang dan makin kental Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat dapat

meninggal di rahim. f. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.

(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, 1998) 4. Pengaruh Kehamilan Post Matur Terhadap Ibu Dan Janin Terhadap ibu pengaruhnya yaitu partus lama, kesalahan letak, insersia uteri, perdarahan postpartum. Terhadap janin pengaruhnya yaitu jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan janin dapat bertambah besar, tetp, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum (Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998). 5. Penatalaksanaan Kehamilan Post Matur a. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-

baiknya. b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu

dengan pengawasan ketat c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh

dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.

d. e. f. g. h.

Bila : Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim Terdapat hipertensi, pre-eklampsia Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas Pada kehamilan > 40-42 minggu

B. Sectio Caesaria 1. Pengertian Sectio Caesaria Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991). Sesuai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan, sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat. 2. Indikasi Sectio Caesaria Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Dystasia). a. Indikasi sectio caesaria pada Ibu

Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul ) Disfungsi uterus Distosia jaringan lunak Plasenta previa His lemah / melemah Rupture uteri mengancam Primi muda atau tua Partus dengan komplikasi

Problema plasentab. Indikasi Sectio Caesaria Pada Anak

Janin besar Gawat janin Janin dalam posisi sungsang atau melintang Fetal distress Kalainan letak Hydrocephalus3. Kontra Indikasi Sectio Caesaria Pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (Sarwono, 1991). 4. Jenis Jenis Operasi Sectio Caesarea 1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis) a. Sectio caesarea transperitonealis SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri). Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihan :

Mengeluarkan janin dengan cepat Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distalKekurangan :

Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)b. SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal. Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm

Kelebihan :

Penjahitan luka lebih mudah Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus kerongga peritoneum

Perdarahan tidak begitu banyak Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecilKekurangan :

Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri pecahsehingga mengakibatkan perdarahan banyak

Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi2. Vagina (section caesarea vaginalis)

Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut (Mochtar, Rustam, 1992) : a. Sayatan memanjang ( longitudinal ) b. Sayatan melintang ( Transversal ) c. Sayatan huruf T ( T insicion ) 5. Prognosis Operasi Sectio Caesarea a. Pada Ibu

Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000. b. Pada anak Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria. Menurut statistik di negara negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 hingga 7 % (Sarwono, 1999).

6. Komplikasi Operasi Sectio Caesarea Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain : a. Infeksi puerperal ( Nifas ) - Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari - Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung - Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik b. Perdarahan - Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka - Perdarahan pada plasenta bed c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi. d. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya. 7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemantauan janin terhadap kesehatan janin Pemantauan EKG JDL dengan diferensial Elektrolit Hemoglobin/Hematokrit Golongan darah Urinalisis Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi. Ultrasound sesuai pesanan (Tucker, Susan Martin, 1998).

8. Asuhan Keperawatan Sektio Caesaria 1. Devisit Volume Cairan berdasarkan Perdarahan

Tujuan: Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas. Intervensi: a. Kaji kondisi status hemodinamika.

Pengeluaran cairan akibat operasi yang berlebih merupakan faktor utama masalah. b. Ukur pengeluaran harian.

Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang selama masa post operasi dan harian. c. Berikan sejumlah cairan pengganti harian.

Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif. d. Evaluasi status hemodinamika.

Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik. 2. Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

Tujuan: Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi. Intervensi: a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas. Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk. b. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum. Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi, tetapi dapat mempengaruhi kondisi luka post operasi dan berkurangnya energi. c. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Mengistiratkan klien secara optimal. d. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien.

Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan. e. Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas. Menilai kondisi umum klien. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berdasarkan luka post operasi Tujuan: Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami. Intervensi: a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien. Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi. b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya. Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri. c. Ajarkan teknik distraksi. Pengurangan persepsi nyeri. d. Kolaborasi pemberian analgetika. Mengurangi omset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik. 4. Resiko tinggi Infeksi berdasarkan perdarahan, luka post operasi. Tujuan: Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan dan luka operasi. Intervensi: a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi. Perubahan yang terjadi pada dischart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi. b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi. Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.

c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart. Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart. d. Lakukan perawatan luka. Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi. e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi. Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi C. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun kejalan lahir. Sedangkan kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari keluarnya produk konsepsi (janin,plasenta,ketuban,dan cairan ketuban) dari uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri 2. Etiologi Persalinan Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuham dan perkembangan janin intrauterin dalam janin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan,otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara

terkoordinasi,diselingi dengan suatu periode relaksasi,dan mencapai puncaknya menjelang persalinan,serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun kejalan

lahir.Sedangkan kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga.

Dengan demikian biasa dikatakan bahwa persalinan(labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari keluarnya produk konsepsi (janin,plasenta,ketuban,dan cairan ketuban) dari uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. 3. Tahapan Persalinan a. Kala I (Kala pembukaan)

Awal kala pertama ditunjukan dengan kontraksi uterus ringan.Rasa sakit mulai dari punggung dan meluas ke perut bawah.Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik.Dari vagina keluar cairan berlendir dan bercampur sedikit darah. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi.Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam.Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam.Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang. Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa.

Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit.Pemeriksaan dalam dilakukan. dalam kondisi demikian servika membuka dari 3 sampai 8 cm.Diperiksa apakah ketuban sudah pecah. Ibu mungkin merasa cemas,sangat tidak enak,nyeri dan tekanan pada panggul bertambah.Bidan selalu berada disamping pasien,ibu ditenangkan,diajari bernafas dengan dada selama kontraksi.Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga.Alat-alat persalinan disediakan,demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi. Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah,kadang-kadang tungkai dan tangan bergetar.Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat,muka kemerah-merahan.Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada. b. Kala II (Pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat,kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi.Ibu menarik nafas dalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut,kepal diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Kepala bayi disokong segera setelah melintas mulut vagina.Kepala tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah.Lendir dibersihkan dari hidung

dan mulut bayi.Dan kemudian bayi disambut sampai keseluruhan lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu untuk melakukan IMD(Inisiasi Menyusu Dini). c. Kala III (Pelepasan plasenta)

Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit,kontraksi rahim dan tidak nyeri.Tanda-tanda plasenta terleps adalah uterus berkontraksi dan membentuk bulat,tali pusat memanjang.Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta.Darah keluar dari vagina. d. Kala IV(Observasi)

Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala,perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan.Dalam fase ini,ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Dan perdarahan pervaginam selalu diamati,demikian pula tanda-tanda vital. 4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan a. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu,yakni bagian tulang padat,dasar panggul,vagina,dan introitus(lubang luar vagina).Meskipun jaringan lunak,khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku.Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. b. Passenger (Janin dan Plasenta) Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor,yakni ukuran kepala janin,presentasi,letak,sikap,dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir,maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin.Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal. c. Power (Kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer,menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi,usaha volunteer dimulai untuk mendorong,yang disebut kekuatan sekunder,dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter. d. Psycologis respon (Respon Psikologis)

Respon psikologis sangat diperlukan dalam proses persalinan. Peran suami dan keluarga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Suami dan keluarga senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada ibu agar dapat menjalani menjalani proses persalinan dengan lancar. e. Penolong

Penolong persalinan mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan suatu proses persalinan. Penolong yang baik yaitu yang memiliki pengetahuan yang luas, ketrampilan yang baik, sikap yang lemah lembut, sabar serta sigap. 5. Tanda Bahaya Persalinan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. Tekanan darah > 140/90 mmHg Temperatur > 38 C DJJ 100 atau > 160x/menit Kontraksi < 2 kali dalam 10 menit berlangsung < 40 detik Servik melewati garis waspada Cairan amnion bercampur mekonium/darah/berbau Urien,volume sedikit dan kental Riwayat SC (Sectio Cesarea) Perdarahan pervaginam selain lender bercampur darah(show) Ketuban pecah lebih dari 24 jam atau pecah pada kehamilan kurang bulan Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dengan penurunan kepala masih 5/5 Presentasi bukan kepala Presentasi ganda(majemuk) Tali pusat menumbung Fase laten berkepanjangan

D. Format Pengkajian Pada Ibu Bersalin (INC)

I. A.

PENGUMPULAN DATA IDENTITAS/BIODATA : Ny. W : 23 tahun : Aceh/ Indonesia : Islam : SMA : POLRI : Aspol langsa : : : Nama Suami Umur Suku/Kebangsaan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah Telp. Alamat Kantor Telp : : : : Tn. i : 25 tahun : Aceh/Indonesia : Islam : SMA : POLRI : Aspol langsa -

Nama Umur Suku/Kebangsaan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah Telp. Alamat Kantor Telp.

B.

ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF) : 29-07-2011 Pukul : 18.40 WIB

Pada tanggal 1. Keluhan utama

: usia kehamilan sudah lewat waktu namun belum ada tanda-tanda

persalinan. 2. Riwayat Menstruasi : :

2.1 Riwayat Menstruasi HPHT Lamanya

: 14-10-2010 : 5 hari

Banyaknya Siklus Konsitensi

: 2-3 x ganti duk : 28 hari : kental : usia kehamilan 16-18 minggu

2.2 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir

: 13 x/24 jam

2.3 Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini : Rasa lelah Mual dan muntah yang lama Nyeri perut Panas menggigil Lain-lain 2.4 Tanda-tanda persalinan Kontraksi Kekuatan : Ada setelah beraktifitas : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : : tidak ada : menit sejak pukul :WIB

2.5 Pengeluaran pervaginam Lendir bercampur darah Warna 2.6 Riwayat imunisasi TT 2x TT II TT I

: : tidak ada : tidak ada :

: Usia kehamilan 7 bulan

: Usia kehamilan 8 bulan

2.7 Buang air besar dan buang air kecil terakhir : 15.00 WIB , 15.00 WIB

2.8 Pola makan dan minum teratur 2.9 Pola tidur : Malam : 7 3. Jam

: 3x sehari, + 6-8 gelas sehari Siang : + 2 Jam

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

Tgl/Thn Tempat

Umur

Jenis

Penolon No Persalina Pertolonga Kehamila Persalina Lainnya g n n n n Hamil ini

Penyakit

Anak JKBBPBKeadaan

C. 1)

PEMERIKSAAN UMUM (DATA OBJEKTIF) Keadaan Umum : Baik : Compos mentis : Labil : 120/80 mmHg

Kesadaran Keadaan emosional 2) Tanda Vital

Temp Pols Rr 3)

: 37 0C : 82 x/i : 20 x/i

Tinggi Badan

: 170 cm

D. 1)

PEMERIKSAAN FISIK Muka : Normal : tidak pucat/ tidak anemia

Kelopak mata Konjungtiva

Sklera 2) Gigi 3) 4) 5) Kelenjar Thyroid

: tidak ikterik : Normal, tidak ada stomatis

Mulut dan gigi : Lidah dan geraham

: Normal, tidak ada karies dan lubang : Pembesaran : Tidak ada : Tidak ada

Kelenjar getah bening : Pembesaran Dada : Baik : Pembesaran : Menonjol : Kiri dan Kanan : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

Jantung Payudara Putting susu Simetris Benjolan Pengeluaran Rasa nyeri Lain-lain 6)

: Normal

Punggung dan pinggang : Baik : Baik

Posisi tulang belakang Pinggang 7)

Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

Oedema Kekuatan otot dan sendi Kemerahan Varices

Refleks 8) Abdomen

: Ada, kanan dan kiri

Bekas luka operasi Konsistensi Pembesaran hati Striae Kandung kemih

: Tidak ada : Baik : Tidak ada : Tidak ada : Kosong

Pembesaran Benjolan

: Sesuai Usia Kehamilan

: Tidak ada

E.

PEMERIKSAAN KEBIDANAN : : 3 jari px (38-40 minggu) : tidak ada : Letak : Presentasi kepala : Belum masuk PAP : ada

Palpasi uterus TFU Kontraksi Fetus Posisi Pergerakan

1) DJJ

Auskultasi : 140 : 1 x/i : Tidak ada x/i

Frekuensi Punctum max 2)

Ano-genital (inspeksi) : normal

Perineum

Vulva Luka : Tidak ada

: warna : Kemerahan Varices : tidak ada : tidak ada : tidak ada : Pembengkakan : Haemorhoid

Fistula : Tidak ada

: Tidak ada

Pengeluaran pervaginam Warna Konsistensi Kelenjar bartholini Anus

: Tidak ada : Tidak ada

3)

Pemeriksaan dalam atas indikasi

: Lunak Pukul 19.00 : Normal : Normal : Normal : Utuh : Kepala : 0/5 : Normal

WIB

Dinding vagina Portio Posisi portio Ketuban Presentasi fetus Penurunan bagian terbawah Posisi 4) Panggul luar

Distancia spinarum kanan dan kiri Distancia kristarum kanan dan kiri Konjugata eksterna Lingkar panggul 5) Pemeriksaan laboraturium

: : : : -

cm cm cm cm

Darah

: Hb

: 12 gr%

Golongan darah : O Urine : Protein : negatif

Glukosa : negative

E. Pendokumentasian SOAP S : Ny.W berusia 23 tahun masuk ke ruang OKA RSCM PTP Nusantara 1 Kota Langsa

diantar oleh petugas ruang bersalin karena pasien ingin bersalin secara sectio caesaria. G2 P1 Ab1. Usia kehamilan sudah melewati waktu.

O TD

: Keadaan umum ibu dan bayi baik : 120/80 mmHg : 370C : 82 x/i : 20 x/i : 140 x/i : utuh : 3 jari px (38-40 minggu) : PUKA : Persentasi kepala : belum masuk PAP

Temp Pols RR DJJ Ketuban Leopod I Leopod II Leopod III Leopod IV

Pembukaan serviks : 0 cm Penurunan kepala : 0/5

HPHT TTP

: 14-10-2010 : 21-07-2011

A

: Ny.W berusia 23 tahun, G2 P1 Ab1. usia kehamilan 38-40 minggu, keadaan umum ibu dan

bayi baik. Dasar Masalah : Multi gravida, TFU: 3 jari px (38-40 minggu) : kehamilan post date

Kebutuhan : sectio caesaria

P

: Perencanaan : - Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan.

Persiapan alat dan bahan operasi. Tunggu Dokter tiba diruangan OKA RSCM PTP Nusantara 1 Kota Langsa. - Bantu dr. Aldryn melakukan spinal anasthesi sesuai prosedur tetap. - Bantu dr. Novindra Tanjung, Sp.OG melakukan sectio caesaria sesuai prosedur tetap. - Lakukan penanganan terhadap BBL bersama dr. Reni Suryanti, Sp.A sesuai standard pelayanan. - Rapikan ibu. - Rapikan dan sterilisasi alat. Pelaksanaan : - Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan.

Mempersiapakan alat dan bahan untuk operasi. Menunggu Dokter tiba diruangan OKA RSCM PTP Nusantara 1 Kota Langsa. - Membantu dr. Aldryn melakukan spinal anasthesi sesuai prosedur tetap. - Membantu dr. Novindra Tanjung, Sp.OG melakukan sectio caesaria sesuai prosedur tetap.

- Melakukan penanganan terhadap BBL bersama dr. Reni Suryanti, Sp.A sesuai standard pelayanan - Merapikan ibu. - Merapikan dan sterilisasi alat.

Evaluasi : laki.

Bayi lahir dengan sehat dan selamat dengan BB 3000 gram, jenis kelamin laki-

- Ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya dan keadaan ibu baik-baik saja namun sedikit lemah.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari paparan yang telah penulis kemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan yang

melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan. 2. Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus

melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). 3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam

uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.

B. Saran

1. Hendaknya bagi petugas kesehatan agar memberikan pelayanan secara profesional sesuai dengan kebutuhan pasien. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kebidanan maka diharapkan agar semua bidan membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang luas. 2. Dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien bukan saja memberikan pengobatan tetapi juga harus dapat memberikan pendidikan kesehatan atau informasi kepada ibu-ibu bersalin dan keluarga sehingga mereka dapat memahami apa yang seharusnya mereka lakukan.