Top Banner

of 33

Contoh Kajian Situasi Unpad

Oct 30, 2015

Download

Documents

atria geeanilla

yyy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KAJIAN SITUASI DI RUANG KEMUNING LANTAI 5

1. KARAKTERISTIK UNIT

a. Visi RuangUsulan Visi ruangan

Menjadi ruangan perawatan neurologi yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara prima di RSUP Dr.Hasan Sadikin 2015.

b. Misi Ruang

Usulan Misi ruangan

Memberikan asuhan keperawatan neurologi yang meliputi aspek biopsikososiospiritual dengan mengedepankan pelayanan yang cepat, tanggap, dan tepat.

di tambahkan produktif, efektif dan efisien.

c. Sifat Kekaryaan Ruang

1) Fokus Telaah

Bidang Pelayanan

Merupakan pasien dewasa dengan usia lebih dari 14 tahun berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dengan berbagai kelainan dan atau gangguan fisiologis pada sistem persarafan baik aktual maupun potensial yang memiliki indikasi rawat inap. Selain itu, ruangan ini juga menerima pasien titipan dari unit penyakit dalam maupun bedah. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III dengan bantuan dana kesehatan berupa GAKINDA dan JAMKESMAS.Bidang Pendidikan

Adapun fokus telaah ruang rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam bidang pendidikan adalah perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa praktik yang dinas atau berada di ruang rawat inap di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang membutuhkan pengetahuan dan atau pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan gangguan sistem persarafan dan dampaknya bagi kondisi kesehatan pasien.

Bidang Penelitian

Dalam bidang penelitian, fokus telaah ruang rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah individu, sekelompok individu, maupun institusi yang akan dan sedang menjalani riset/penelitian pada berbagai unsur yang ada di ruangan.

2) Lingkup Garapan

Bidang PelayananDalam bidang pelayanan, lingkup garapan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia berdasarkan fokus telaah medikal bedah, meliputi segala gangguan atau hambatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada system persarafan yang dialami oleh pasien.

Bulan Mei 2012

Jenis PenyakitJumlah PasienPersentase (%)

Stroke6051, 28 %

Meningitis1613, 67 %

SOL1210, 26 %

Myeloradiculopathy38, 55 %

Myelopathy38, 55 %

Tetanus10, 85 %

Epileptikus10, 85 %

Lain-lain10, 85 %

Pasien Titipan2017, 09 %

Berdasarkan data di atas tiga penyakit terbesar pada bulan Mei 2012 adalah penyakit stroke, meningitis, dan SOL. Menurut Doengoes, M.E. (2000) prioritas keperawatan pada pasien stroke adalah meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral yang adekuat, mencegah/meminimalkan komplikasi dan ketidakmampuan yang bersifat permanen, membantu pasien untuk menemukan kemandiriannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memberikan dukungan terhadap proses koping dan mengintegrasikan perubahan dalam konsep diri pasien, memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosisnya dan kebutuhan tindakan/rehabilitasi.Sedangkan prioritas keperawatan pada pasien infeksi serebral (meningitis) adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perfusi jaringan, mencegah komplikasi/trauma, menghilangkan ansietas/memberikan dukungan emosional pada pasien/keluarga, nyeri menurun/minimal, memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhasn akan pengobatan.

Pada pasien SOL prioritas keperawatan adalah Bidang Pendidikan

Lingkup garapan yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 dalam bidang pendidikan merupakan peningkatan kemampuan baik pada segi kognitif, afektif, maupun

psikomotor dari peserta didik (perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa) dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan gangguan sistem persarafan.

Bidang Penelitian

Memfasilitasi penelitian yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 demi meningkatkan pelayanan ruangan dan rumah sakit.

3) Basis Intervensi

Bidang PelayananBasis intervensi dalam bidang pelayanan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan pasien maupun keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang berhubungan dengan gangguan sistem persarafan.NO. PASIENDIAGNOSAMASALAH KDM YG MUNCUL

1. Meningitis1. Infeksi

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Defisit perawatan diri

4. Gangguan integritas kulit

2.Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan ADL

3. Ansietas

3.SOL1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri kepala

3. Defisit perawatan diri

4. Menser TB Grade I1. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri kepala

2. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

5. Meningitis1. Gangguan integritas kulit

6. Menser TB Grade II1. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri kepala

7. Stroke1. Gangguan mobilitas fisik

8. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Gangguan mobilitas fisik

4. Deficit perawatan diri

9. Stroke1. Gangguan pemenuhan ADL

10. Mieloradiculopaty1. Gangguan pemenuhan ADL

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Pola nafas tidak efektif

11. Stroke1. Gangguan mobilitas fisik.

12. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan mobilitas fisik.

3. Gangguan komunikasi verbal.

13. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Ansietas

14. Tetanus1. Gangguan pemenuhan ADL

2. Gangguan bersihan jalan nafas.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

15. Stroke1. Pola nafas tidak efektif

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Kekurangan volume cairan.

16. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Ansietas

17. Stroke1. Pola nafas tidak efektif

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Gangguan pemenuhan ADL

18. Stroke1. Pola nafas tidak efektif

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Ganggauan pemenuhan ADL.

19. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Gangguan integritas kulit

20. SOL1. Gangguan pemenuhan ADL

2. Gangguan mobilitas fisik

21. Stroke1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhsn

2. Gangguan pemenuhan ADL.

22. SOL1. Ansietas

23. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Ansietas

24. Stroke1. Gangguan perfusi serbral.

25. Stroke1. Gangguan perfusi serebral

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Ansietas

26. Menser TB1. Gangguan perfusi serebral

27. Menser TB1. Risiko infeksi

2. Gangguan pemenuhan ADL

3. Ansietas

28. Meningitis1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

29. Menbak1. Gangguan nutrisi

2. Gangguan pemenuhan ADL.

Kesimpulan :1. Diagnosa penyakit yang paling banyak ditemukan adalah : stroke, meningitis, dan SOL.2. Diagnosa keperawatan yang paling banyak ditemukan di Ruang Neurologi adalah:

a. Gangguan pemenuhan ADL : 16 orang pasienb. Gangguan perfusi serebral : 11 orang pasien

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan : 9 orang pasien

d. Ansietas : 7 orang pasien

e. Gangguan mobilitas fisik : 5 orang pasien

3. Intervensi keperawatan yang biasanya diberikan perawat adalah : a. Gangguan pemenuhan ADL :

Pemasangan NGT

Pemasangan kateter

Pemasangan infuse

b. Gangguan perfusi serebral :

Posisi head up 300 Kolaborasi untuk pemberian oksigen

Kolaborasi pemberian obat

Pemeriksaan tanda-tanda vital

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Pemasangan NGT

Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis dan jumlah diet pasiend. Ansietas

Pemeriksaan TTV

Mengajarkan teknik relaksasi

e. Gangguan mobilitas fisik

Mengajarkan ROM

Bidang Pendidikan

Adapun basis intervensi dalam bidang pendidikan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan peserta didik (perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan mahasiswa) dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada pasien dengan gangguan system persarafan.Bidang Penelitian

Dalam bidang penelitian, basis intervensi di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah menjadi lahan penelitian bagi individu, sekelompok individu, maupun institusi yang sedang dan akan melakukan penelitian pada berbagai unsur yang terdapat di ruangand. Model Layanan

Metode yang digunakan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 dalam memberikan asuhan keperawatan adalah metode tim yang dibagi dalam 2 tim. Namun dalam pelaksanaannya metode tim tidak dilaksanakan.

e. Letak Ruang

Lokasi ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 terletak di bagian sayap kiri RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, berjauhan dengan beberapa sarana seperti UGD, Kamar Operasi, Laboratorium, Bank Darah, MMG, Unit Fisioterapi, dan Unit Radiologi. Unit layanan yang terdekat adalah HCU Gedung Kemuning, NCCU, dan Depo Farmasi. Denah terlampir.

DATA YANG DITAMBAHKAN Jumlah ruang rawat

Denah ruangan ruangan yang terdiri dari jarak ruangan ?

STRATEGI : observasi jumlah ruangan

observasi letak ruangan

observasi jarak tiap ruangan

f. Kapasitas Unit Ruang

Ruangan rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 memiliki kapasitas sebanyak 5 ruangan dengan tempat tidur sebanyak 40 tempat tidur yang siap digunakan yang terbagi menjadi 8 tempat tidur di setiap kamar.

2. ANALISIS TERHADAP KLIENa. Karakteristik

Karakteristik dari pasien di ruangan rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah pasien dewasa dengan gangguan pada system persarafan yang diindikasikan untuk dirawat inap.

Berdasarkan Kelompok Usia:

Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Pada Bulan Maret-Mei 2012

No.Kelompok UsiaF%

1.< 21 Tahun247,8%

2.21-40 Tahun7524,4%

3.41-60 Tahun11938,8%

4.> 60 Tahun8828,7%

5.Tidak terkaji10,3%

JUMLAH307100%

Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

Berdasarkan Jenis Kelamin:

Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Maret-Mei 2012No.Jenis KelaminF%

1.Laki-laki14447%

2.Perempuan16353%

JUMLAH307100%

Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

Berdasarkan Cara Pembayaran:

Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Cara Pembayaran Pada Bulan Maret-Mei 2012

No.Cara PembayaranF%

1.GAKINDA RSHS 113,6%

2.GAKINDA Kota9029,4%

3.GAKINDA Kabupaten5517,9%

4.GAKINDA Bandung Barat62,0%

5.JAMKESMAS13744,6%

6.Tidak Terkaji82,6%

JUMLAH307100%

Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

b. Tingkat Ketergantungan

Minimal Care

: 6 orang Partial Care

: 14 orang Total Care

: 10 orangFormat observasi dan wawancara klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan (Teori D. Orem)Tingkat KetergantunganItemYaTidak

Minimal Care1. pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan:

a. mampu naik turun tempat tidur

b. mampu ambulasi dan berjalan sendiri

c. mampu makan dan minum sendiri

d. mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan

e. mampu membersihkan mulut( sikat gigi) sendiri

f. mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan

g. mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

2. status psikologis stabil

3. pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

4. operasi ringan

Partial Care1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian:

a. membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur

b. membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan

c. membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan

d. membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi)

e. membutuhkan bantuan untuk melakukan kebersihan mulut

f. membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

g. membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)

2. Pasca Operasi Minor (24 jam)

3. melewati fase akut dari operasi mayor

4. fase awal dari penyembuhan

5. observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

6. gangguan emosional ringan

Total Care1. pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama

a. membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda

b. membutuhkan latihan pasif

c. kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui therapi intravena (infus) atau NGT (sonde)

d. membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

e. membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

f. dimandikan perawat

g. dalam keadaan inkontenensia, pasien menggunakan kateter

2. setelah 24jam pasca operasi mayor

3. pasien dalam keadaan tidak sadar

4. keadaan pasien tidak stabil

5. observasi TTV setiap kurang dari 2 jam

6. perawatan Luka bakar

7. Perawatan Kolostomi

8. Menggunakan alat bantu pernafasan (respirator

9. Menggunakan WSD

10. irigasi kandung kemih secara terus menerus

11. menggunakan alat traksi (skeletal traksi)

12. fraktur atau pasca operasi tulang belakang/leher

13. gangguan emosional berat, bingung, dan disorientasi.

3. ANALISIS UNIT LAYANAN KEPERAWATAN

a. Flow of Care

Strategi : Wawancara

Alat Ukur : Format Wawancara

Alur pelayanan administrasi

1) Pasien

i. Apakah pasien sudah mengetahui alur pelayanan administrasi?

ii. Jika sudah, apakah pasien mengerti mengenai alur tersebut atau malah membingungkan klien?

iii. Keefektifan alur yang sudah ditempel?

2) Perawat

i. Apakah perawat sudah mensosialisasikan tentang alur pelayanan administrasi?

ii. Bagaimana cara perawat mensosialisasikan alur pelayanan admisnistrasi kepada pasien?

iii. Jika belum, apa kendalanya?

iv. Apakah sudah mempunyai format discharge planning?

v. Jika ada, apakah sudah dilaksanakan dan sudah optimal atau belum?

vi. Jikaada namun tidak dilaksanakan, apa kendalanya?

vii. Kalo belum ada, direncanakan akan membuat

b. Manajemen Unit

Kriteria Minimal Ruang Rawat

1. Strategi : Observasi

2. Data yang diperoleh sebelumnya:

1) Ruang kurang bersih dan sedikit berbau

2) Penerangan cukup, sirkulasi baik namun masih berbau

3) Lantai tidak licin, ruangan luas

4) Warna dan design ruangan nyaman

5) Masih menyimpan barang-barang berbahaya di ruang perawatan seperti spuit dan bekas ampul

Data tambahan :

6) Kerapian ruangan (penataan dokumentasi)

3. Alat ukur : lembar observasi

a. Ruangan bersih tidak bersih

rapi tidak rapi

wangi berbau

b. Penerangan cukup kurang

c. Sirkulasi baik tidak baik

4. Lantai Licin tidak licin

5. Warna dan design ruangan Menarik tidak menarik

6. Barang barang berbahaya dalam ruang perawatan Ada perawatan kurang

Organisasi Dan Administrasi

1) Struktur Organisasi

Mempunyai kejelasan dalam struktur dan organisasi serta jobdesk yang dipimpin oleh seorang manager pelayanan

Mempunyai sistem pembagian tugas melalui metode tim namun belum terlaksana dengan baik

2) Administrasi

Memiliki SPO tahun 2002 dan SAK pada pasien stroke,

Memiliki formulir askep, namun belum terlampirkan sejak awal

Memiliki alur pelayanan yang jelas

UGD/Poli admission centre ruangan

BLPL dokter perawat keuangan perawat pasien

Mempunyai perencanaan pengembangan staff dan sistem pembagian insentif yang transparan namun belum terkaji secara jelas

Memiliki peraturan pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala ruangan dan bidang keperawatan, ronde keperawatan tidak ada, timbang terima pasien tidak ada, melakukan evaluasi pelayanan keperawatan yang terdiri dari sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi pasien dan tindakan keperawatan.

1. Struktur Organisasi

STRATEGI : WAWANCARA ALAT UKUR : FORMAT WAWANCARAa) Apakah setiap individu sudah menjalankan tugas dengan baik?

b) Jika belum, kendalanya?

c) Apakah metoda tim yang diperkenalkan sudah dilaksanakan? Sejauh mana pelaksanaan?

d) Jika belum, apa kendalanya?

2. Administrasi

STRATEGI : WAWANCARA ALAT UKUR : FORMAT WAWANCARAa) Bagaimana keefektifan SPO dan SAK yang sudah ada tersebut?

b) Kendala apa yang menyebabkan formulir askep belum terlampirkan?

c) Kendala apa saja yang menyebabkan ronde keperawatan tidak ada, timbang terima pasien tidak ada?

d) Bagaimana keefektifan pendokumentasian askep?

1.1 Alur pasien baru masuk

Berdasarkan hasil observasi dari kelompok sebelumnya mengenai alur pasien masuk, memiliki satu masalah yaitu Ruangan rawat inap saraf kemuning 5 sudah memiliki protap penerimaan pasien baru tetapi masih ada beberapa poin yang masih belum optimal pelaksanaannya yaitu poin pengkajian dan penyampaian informasi (orientasi ruangan) pada pasien baru. Maka dilihat dari hal tersebut, kelompok sebelumnya telah membuat sebuah media lembar balik yang berisikan orientasi ruangan serta pembuatan alur administrasi. Lembar balik tersebut juga sudah diperbanyak dan disimpan di beberapa bed pasien sedangkan alur administrasi telah terpasang pada dinding depan pintu masuk Kemuning Lantai 5.

Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan dengan mengevalusi lembar balik dan kegiatan orientasi tersebut melalui wawancara kepada perawat dan keluarga pasien, didapatkan data:

Perawat

Perawat sendiri menyatakan bahwa orientasi terhadap pasien baru telah dilakukan pada saat awal masuk. Perawat juga sudah menginformasikan adanya lembar informasi yang telah ditempel di depan. Menurut pasien, sebagian besar pasien telah mengetahui, tetapi ukuran yang ditempel tersebut masih kurang besar.

Keluarga Pasien

Dari 26 keluarga pasien (dari 26 pasien) yang telah diwawancarai, didapat:

4. 3 keluarga pasien menyatakan sudah disosialisasikan oeh perawat mengenai orientasi pasien dan alur administrasi

5. 14 keluarga pasien menyatakan belum mendapatkan sosialisasi dari perawat mengenai lembar balik tentang orientasi ruangan serta alur administrasi. Mereka mengetahui hal-hal tersebut kebanyak dari keluarga pasien yang satu ruangan.

6. 4 keluarga menyatakan tidak tahu karena tidak menemani/menunggu pasien dari awal masuk

7. 5 pasien sedang tidak dijaga oleh keluarga

8. Hapir setiap keluarga pasien yang ditanya mengenai alur administrasi yang telah ditempelkan, keluarga pasien tidak begitu melihatnya. Mereka kebanyak mengetahui alur administrsi dari pengelaman orang lain, pengalaman sendiri (yang sudah mengalami perawatan beberapa kali), serta bertanya langsung pada perawata

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, didapat data:

Belum ada lembar balik di setiap bed

Keluarga pasien tidak membaca-baca lembar balik tersebut

c. Discharge planingMenurut hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan data bahwa sebenarnya rumah sakit sudah mendapat atau mempunyai format discharge planning namun pengaplikasiannya belum ada (pendokumentasian dalam format tersebut). Discharge planning sendiri sudah dapat dilakukan namun memang tidak ada dokumentasi tertulisnya. Menurut kepala ruangan, format dari rumah sakit masih kurang simple karena berupa lembaran kosong yang ditambah identitas saja sehingga perawat harus menuliskan kembali apa yang telah disampaikan kepada pasien secara rinci dan sesuai. Hal tersebut yang menjadi kendala bagi perawat untuk mengoptimalisasikan kembali pendokumentasian dari discharge planning.

Organisasi Dan Administrasi

1) Struktur Organisasi

Mempunyai kejelasan dalam struktur dan organisasi serta jobdesk yang dipimpin oleh seorang manager pelayanan

Mempunyai sistem pembagian tugas melalui metode tim namun belum terlaksana dengan baik

2) Administrasi

Memiliki SPO tahun 2002 dan SAK pada pasien stroke,

Memiliki formulir askep, namun belum terlampirkan sejak awal

Memiliki alur pelayanan yang jelas

UGD/Poli admission centre ruangan

BLPL dokter perawat keuangan perawat pasien

Mempunyai perencanaan pengembangan staff dan sistem pembagian insentif yang transparan namun belum terkaji secara jelas

Memiliki peraturan pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala ruangan dan bidang keperawatan, ronde keperawatan tidak ada, timbang terima pasien tidak ada, melakukan evaluasi pelayanan keperawatan yang terdiri dari sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi pasien dan tindakan keperawatan.

Organisasi dan Administrasi

Struktur Organisasi

Setiap anggota telah menjalankan tugas sesuai fungsinya masing-masing

Administrasi

1. SPO

Ruang Neurologi sudah memiliki Standar Prosedur Oprasional (SPO) yang sudah disesuaikan dengan rumah sakit. Sudah ada beberapa SPO yang sudah di sahkan oleh rumah sakit dan ada juga yang masih dalam proses pengesahan (belum disahkan). Yang menjadi kendala dalam pengoptimalisasian SPO ini adalah sosialisasinya serta penerapannya di ruangan.

2. SAK

Ruang neurologi juga sudah mempunyai SAK atau Standar Asuhan Keperawatan. SAK tersebut sudah mulai diterapkan di ruangan

3. Format Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian menganai aasuhan keperawatan masih belum efektif, hal tersebut terlihat dari data di bawah in, yaitu:

Berdasarkan hasil wawancara kepada perawat:

a. Perawat menyatakan format askep masih kurang simple. Format pengkajian yang khusus untuk system neuronya belum terlalu terfokus, masih ada beberapa yang perlu ditambahkan.

b. Asuhan keperawatan yang dilakukan masih terfokus pada masalah fisik saja, padahal masalah psikois juga merupakan komponen yang tidak kalah pentig

Berdasarkan hasil observasi, didapat data:

a. 37% dari status pasien tidak melapmirkan formulir asuhakan keperawatan yang lengkap (hanya ada form catatan perkembangan saja).

b. Dalam formulir tersebut, terutama pada catatan perkembangan, penulisan dari setiap perawat yang mengisi belum sama.c. Dalam diagnose dan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh perawata, kebanyakan belum menyentuh mengenai hal psikis klien dan keluarga.

SUMBER DAYA/KEKUATAN KERJA

a. Manusia

Tenaga keperawatan berjumlah 17 orang, dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Berdasarkan tingkat pendidikan

SI Keperawatan : 3 orang

D3 Keperawatan : 14 orang

2) Status kepegawaian

PNS : 11 orang

Kontrak : 6 orang

3) Kriteria umur

24-29 tahun : 4 orang

30-35 tahun : 1 orang

36-41 thun : 3 orang

42-47 tahun : 4 orang

48-53 tahun : 2 orang

54-59 tahun : 1 orang

4) Tenaga non keperawatan

Tata usaha: 1 orang

Petugas gizi: 3 orang

Panata jasa : 1 orang

Pekarya kesehatan: 2 orang

5) Mahasiswa

Rata-rata jumlah mahasiswa yang praktik dari shift pagi-sore- dan malam di Gedung Kemuning LtV Neurologi dari tanggal 27-29 Maret 2012 adalah, jumlah rata-rata shift pagi : 16 orang, jumlah rata-rata shift siang: 13 orang, dan jumlah rata-rata shift malam: 3 orang.

6) Tenaga medis

Tenaga medis yang memberikan pelayanan kepada pasien yang dirawat di Ruang Neurologi Kemuning Lt. 5 adalah dokter residen yang berjumlah 13 orang dan konsulen.

7) Ketrampilan perawat

Ketrampilan perawat yang didapat melalui pelatihan/pendidikan khusus (terlampir).

b. Non Manusia (Methode, Material, Money, Marketing)

1) Metode

Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah metode tim yang dibagi dalam 2 tim. Tim satu menangani kamar 6 dan 7 yang kelompok pasiennya adalah laki-laki, sedangkan tim 2 menangani kamar 8, 9, dan 10 yang dimana kelompok pasiennya adalah perempuan. Tim 1 menangani kasus stroke dan meningitis khusus laki-laki sedangkan tim 2 menangani kasus stroke dan meningitis perempuan. Jumlah tiap tim kurang lebih 5 orang dengan dua orang katim. Pembagian shift dibagi menjadi 3, yaitu pagi, sore, dan malam. Sebelum dinas

dimulai tidak ada dilakukan doa bersama. Sedangkan operan hanya dilakukan melalui buku operan dan tidak ada operan secara langsung dari perawat shift sebelumnya dengan perawat yang shift berikutnya.

2) Money

Ruang Kemuning Lt.V Neurologi tidak mengatur pelayanan keuangan, semua pelayanan keuangan diatur dari pusat sentral RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Gedung Kemuning Lt.V melayani pasien dengan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan Gakinda (Keluarga Miskin Daerah).

3) Material

Semua inventaris yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 terdokumentasikan di ruangan.

c. Marketing

Bentuk market yang diberikan yaitu berupa asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan usia > 14 tahun yang berhubungan dengan klien dengan gangguan persarafan, seperti stroke, meningitis, dan lain-lain. Untuk pemberian pendidikan kesehatan terkadang perawat melakukannya sambil saat melakukan tindakan, hal ini dikarenakan perawat tidak mempunyai waktu khusus untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada klien. Saat ada mahasiswa yang sedang praktikan di ruangan tersebut, perawat ruangan menyuruh mahasiswa praktikan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada klien tersebut.

DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:Pengkajian ulang mengenai metode tim.

STRATEGI (WAWANCARA DAN OBSERVASI): ALAT UKUR (FORMAT WAWANCARA/LEMBAR OBSERVASI) 1. Lembar Observasi

Pelaksanaan Metoda Tim :Dinas Pagi

No.ItemYaTidak

1.Kepala Ruangan

a. Perencanaan

Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan

Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya

Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama katim

Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:

a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

b. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai asuhan keperawatan

c. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

d. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri

Membantu membimbing peserta didik keperawatan

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

b. Pengorganisasian

Merumuskan metode penugasan yang digunakan

Merumuskan tujuan metode penugasan

Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.

Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada ketua tim

Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya

Identifikasi masalah dan dan cara penanganannya

c. Pengarahan

Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik

Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien

Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui supervise

a. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

b. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim

c. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

d. Evaluasi

e. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

f. Audit keperawatan

Ketua Tim

Membuat perencanaan

Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi

Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien

Mengembangkan kemampuan anggota

Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim

Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya

Kerja sama dengan anggota tim dan antartim

Memberiikan laporan

Dinas Sore

No.ItemYaTidak

1.Kepala Ruangan

e. Perencanaan

Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan

Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya

Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama katim

Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:

e. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

f. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai asuhan keperawatan

g. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

h. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri

Membantu membimbing peserta didik keperawatan

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

f. Pengorganisasian

Merumuskan metode penugasan yang digunakan

Merumuskan tujuan metode penugasan

Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.

Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada ketua tim

Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya

Identifikasi masalah dan dan cara penanganannya

g. Pengarahan

Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik

Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien

Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

h. Pengawasan

Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui supervise

g. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

h. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim

i. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

j. Evaluasi

k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

l. Audit keperawatan

Ketua Tim

Membuat perencanaan

Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi

Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien

Mengembangkan kemampuan anggota

Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim

Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya

Kerja sama dengan anggota tim dan antartim

Memberiikan laporan

Dinas Malam

No.ItemYaTidak

1.Kepala Ruangan

i. Perencanaan

Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan

Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya

Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama katim

Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:

i. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

j. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai asuhan keperawatan

k. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

l. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri

Membantu membimbing peserta didik keperawatan

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit

j. Pengorganisasian

Merumuskan metode penugasan yang digunakan

Merumuskan tujuan metode penugasan

Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.

Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada ketua tim

Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya

Identifikasi masalah dan dan cara penanganannya

k. Pengarahan

Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik

Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien

Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

l. Pengawasan

Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui supervise

m. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

n. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim

o. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

p. Evaluasi

q. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

r. Audit keperawatan

Ketua Tim

Membuat perencanaan

Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi

Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien

Mengembangkan kemampuan anggota

Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim

Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya

Kerja sama dengan anggota tim dan antartim

Memberiikan laporan

2. FORMAT WAWANCARAa. Apakah metoda tim yang diperkenalkan sudah dilaksanakan? Sejauh mana pelaksanaannya?

b. Jika belum, apa kendalanya?

4. LINGKUNGAN KERJA

a. Lingkungan Fisik

Berdasarkan hasil pengkajian, kamar perawatan di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 di klasifikasikan dalam berbagai kriteria, sebagai berikut:

1. Kamar 6 Kamar Infeksi pasien lakilaki 8 Bed

2. Kamar 7 Kamar Neurologi pasien laki-laki 8 Bed

3. Kamar 8 Kamar Neurologi pasienPerempuan 8 Bed

4. Kamar 9 Kamar Infeksi pasien perempuan 8 Bed

5. Kamar 10 Infeksi dan pasien titipan penyakit dalam dll. 8 Bed

Total 5 Kamar 40 Bed

Ket :

a) Kamar 6 (enam) merupakan kamar perawatan pasien infeksi laki-laki yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Meningitis, Tetanus, SOL, dll

b) Kamar 7 (tujuh) merupakan kamar perawatan pasien neurologi laki-laki yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Stroke.

c) Kamar 8 (delapan) merupakan kamar perawatan pasien neurologi perempuan yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: stroke.

d) Kamar 9 (sembilan) merupakan kamar perawatan pasien infeksi perempuan yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Meningitis, SOL, tetanus dll.

e) Kamar 10 (sepuluh) merupakan kamar perawatan pasien titipan ilmu penyakit dalam yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: DHF, typoid, dll.

1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI: Klarifikasi data mengenai kebersihan ruangan dan pengaturan penempatan barang di ruang pendidikan dan ruang tindakan

Data mengenai metode baru pengambilan obat

Form inventaris dan inventarisnya

Media informasi

Ruangan di lantai 5

2. STRATEGI (WAWANCARA DAN OBSERVASI): Observasi keadaan lingkungan fisik ruangan saat ini (liat kebersihan, liat media informasi yang telah dibuat oleh kelompok sebelumnya)

Wawancara petugas kebersihan mengenai kefektifan media informasi yang telah dipasang

Wawancara pada kepala ruangan dan perawat ruangan mengenai metode baru tentang birokrasi pengambilan obat ke depo farmasi

Wawancara pada perawat ruangan dan pekarya mengenai keberadaan form inventaris (pencacatatan barang yg ada, yg keluar, yang sedang dibersihkan)

Observasi media informasi yang telah dibuat

Observasi ruangan apa saja yang ada di ruangan

Wawancara fungsi tiap ruangan

3. ALAT UKUR: FORMAT WAWANCARA DAN LEMBAR OBSERVASIFORMAT WAWANCARA

Kebersihan toilet, pada:

Petugas kebersihan :

Apakah ada perubahan pada kebersihan toilet setelah ditempelkan papan informasi di setiap toilet?

Jika tidak, apa kendala yang disarankan untuk mengefektifkan himbauan tersebut?

Pasien/keluarga

Apakah bapak atau ibu tau dimana toilet khusus pasien atau keluarga pasien?

Jika tidak apa kendalanya?

Apakah himbauan yang ada di papan informasi dilaksanakan?

Jika tidak, apa alasannya?

Ruangan tindakan dan pendidikan

Petugas kebersihan dan perawat

Apakah kamis bersih yang diusulkan kelompok sebelumnya, sudah dilaksanan ?

Jika tidak, apa kendalanya?

Perawat

Apakah penempatan barang-barang sudah sesuai dengan yang semestinya?

Jika tidak, apa kendalanya?

Media informasi

Pasien

Apakah pasien/keluarga diinformasikan tentang media ROM? Jika ya, apakah keluarga sudah mempraktekan teknik ROM tersebut?

Jika tidak, apakah sesuai dengan jadwal yang tertera?

Apakah pasien sudah mengetahui alur pelayanan administrasi?

Jika sudah, apakah sudah mengerti mengenai alur tersebut?

Perawat

Apakah perawat melakukan sosialisasi (mengajarkan)ROM?

Jika tidak, apa yang menjadi kendala?

Apakah perawat sudah mensosialisasikan tentang alur pelayanan administrasi?

Jika belum, apa kendalaanya?

Metode baru pengambilan obat

Perawat

Apakah perawat sudah mengetahui menganai metode baru pengambilan obat?

Jika sudah, bagaimana teknis pelaksaannya di ruangan neuro?(teknis pelaksaan: pencatatan, pengiriman ke depo farmasi, penyerahan dari farmasi ke ruangan,distribusi ke tiap pasien oleh perawat)

Adakah kendala dalam pelaksanaannya?

Jika belum ada informasi mengenai metode ini klarifikasi ke kepala ruangan

Form inventaris

Perawat

Adakah format pencatatan invetaris di ruangan?(pencatatan setiap kali ada barang yang dipakai)

Seperti apa bentuk dan teknisnya?

Apa saja kendala dalam pelaksanaannya?

Jika belum ada, tanyakan alasannya

Ruangan

Perawat

Ruangan apa saja yang ada di neuro lt. 5?

Apakah tiap ruangan telah digunakan sesuai fungsinya?LEMBAR OBSERVASI

Kebersihan toilet

NoItemKebersihan

YaTidak

1.Keadaan kloset

2.Keadaan bak mandi/ember

3.Keadaan lantai

4.Keadaan wastafel

5.Keadaan salurah pembuangan

6.Tempat sampah

Ruangan tindakan dan pendidikan

Observasi penempatan barang-barang di ruangan tindakan, sudah rapi dan sesuai dengan fungsi-fungsinya belum

Observasi masih adakah barang-barang yang seharusnya disimpan di ruang tindakan namun masih berceceran di dekat bed pasien

Observasi tempat alat-alat yang berbahaya, apakah sudah ada atau belum? Jika sudah apakah sudah dimanfaatkan dengan baik

Observasi kebersihan dan kerapihan ruang tindakan

Observasi keadaan wastafel di ruang tindakan

Observasi kebersihan ruang pendidikan (yang dibelakang)

Observasi mengenai keteraturan penempatan barang-barang khususnya barang mahasiswa

Observasi pemanfaat dari loker/lemari yang ada di ruang pendidikan

Media informasi

Observasi jenis-jenis media informasi yang ada

Observasi penempatan media informasi, apakah sudah efektif atau belum

Observasi bentuk media informasi, apakah sudah efektif

Observasi jumlah media informasi, adakah media informasi yang rusak atau hilang

Format pencatatan inventaris

Observasi bentuk format pencatatan inventaris

Observasi pelaksanaannya (saat mengambil alat tenun, alat steril apakah langsung dicatat)

Ruangan

Observasi tiap ruangan dan penggunaannya

b. Lingkungan Non Fisik

Lingkungan kerja non-fisik dibagi ke dalam tiga kriteria, diantaranya yaitu:

a. Hubungan perawat dan pasien

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27-29 Maret 2012 didapatkan bahwa interaksi antara perawat-pasien, terjadi pada saat perawat melakukan tindakan keperawatan langsung, diantaranya: mengganti alat tenun, mengganti balutan, menyuntik obat, memasang infus, memasang NGT, memasang kateter dan memberikan tindakan keperawatan lainnya. Hubungan juga terjadi pada saat perawat melakukan asuhan keperawatan tidak langsung, seperti: operan perawat (timbang terima). Berdasarkan hasil survei instrumen kepuasan terhadap 19 pasien didapatkan hasil semua pasien menyatakan tingkat kepusan baik dengan skor 28-54. Dari pertanyaan instrumen kepuasan pasien didapatkan hasil bahwa 15% pasien menyatakan perawat kurang dalam pemberian bantuan makan pada klien yang tidak mau makan/disonde (makan melalui sonde), 10% pasien menyatakan kurang dalam mendapatkan informasi dan penjelasan dari petugas ruangan, 10% pasien mengatakan saat memasuki ruang perawatan perawat mengenalkan diri, lingkungan tempat pasien/keluarga dirawat, menjelaskan mengenai kegiatan rutin yang biasa dilakukan di ruangan dan menjelaskan peraturan rumah skait khususnya di ruang neuorologi , 10% pasien mengatakan bahwa ruangan tempat klien dirawat tenang (tidak gaduh, tidak terlalu banyak penunggu, pengunjung, ataupun petugas) dan nyaman, 10% pasien pasien menyatakan saat masuk ruang perawatan perawat menerima klien dan keluarga dengan pelayanan yang ramah dan sopan, 10% pasien menyatakan bahwa perawat cepat tanggap dalam mengingatkan dan kadang-kadang membantu tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari klien/keluarga, 10% pasien mengatakan bahwa perawat menginformasikan atau menjelaskan tentang tujuan/alasan/cara/efek samping, prosedur tindakan keperawatan sebelum dilakukan kepada klien/keluarga, 10% pasien mengatakan petugas di ruangan menjelaskan tentang cara-cara pengurusan adminstrasi dan hak-hak yang didapat klien selama perawatan di ruangan ini, dan 5% pasien mengatakan perawat memberikan alternatif pilihan tindakan yang akan dilakukan kepada klien (bebas menentukan pilihan), 5% pasien menyatakan bahwa selama

dirawat alat kesehatan yang dibutuhkan oleh klien selalu terpenuhi, 5% pasien mengatakan apabila klien/keluarga menanyakan mengenai perkembangan kondisi keadaan penyakit klien, perawat memberikan penjelasan mengenai kondisi klien sampai klien dan keluarga mengerti, 5% pasien mengatakan apabila klien/keluarga tidak patuh terhadap petunjuk untuk kesembuhan klien yang disampaikan oleh perawat maka perawat mengingatkan kliennya, dan 5% pasien menyatakan saat tiba di ruang perawatan, klien langsung dilakukan pengkajian dan pemeriksaan.

Hubungan antara perawat dan perawat

Dari hasil pengamatan dan wawancara bersama 3 orang perawat, proses komunikasi antara sesama perawat sudah berjalan dengan baik.

Komunikasi dilakukan dengan sistem kekeluargaan, terbuka dan akrab, serta tidak ada batasan antara senior dan senior. Nama panggilan biasanya berupa nama pengganti seperti: ibu, bapak, aa, teteh dan kaka. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah dan komunikasi dua arah. Jika terjadi masalah atau konflik diantara para perawat, permasalah tersebut diselesaikan secara langsung sehingga tidak mengganggu hubungan dalam pekerjaan dan kinerja perawat.

Serah terima (operan) perawat secara resmi dilakukan oleh perwat shift sebelumnya kepada shif berikutnya di Nurse Station. Operan dilakukan pada saat pergantian shift, secara lisan namun tidak rutin menggunakan metode disamping tempat tidur pasien (bedside nursing handoff). Biasanya perawat berkomunikasi melalui buku buku laporan yang berisi hal-hal mengenai seluruh pasien yang dirawat di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5. Tidak ada kegiatan berdoa bersama pada saat awal dan akhir pergantian shift pada hari kerja maupun hari libur.

Berdasarkan keterangan perawat, jadwal dinas perwat di ruang Neurologi gedung Kemuning Lantai 5 dibagi dalam 2 (dua) Tim, yaitu tim 1 dan tim 2. Ketika melakukan tindakan, perawat melakukan seluruh tindakan secara bersama-sama dimulai dari kamar 6 sampai kamar 10. Tindakan keperawatan rutin yang dilakukan secara bersama-sama, diantaranya: membalut luka, menyuntik obat, memasang infus, mengganti linen dan tindakan lainnya.

Jadwal dinas perawat di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 dibagi berdasarkan metode tim. Setiap perawat mendapatkan jadwal dinas 2 (dua) kali dinas pagi, 2 (dua) kali dinas siang, 2 (dua) kali dinas malam, satu kali lepas, dan 1 (satu) hari libur dalam satu minggu.

Berdasarkan keterangan dari perawat, kegiatan rekreasi dilaksanakan sekali dalam setahun. Seluruh perawat secara rutin mengikuti kegiatan keakraban ini secara bersama-sama dengan perawat lain yang bertugas di gedung Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Biasanya rekreasi dilaksanakan di tempat-tempat wisata di daerah Jawa Barat dan sekitarnya.

Selain melaksanakan kegiatan rekreasi, perawat di ruang Neurologi juga melaksanakan kegiatan arisan diantara sesama perawat yang bertugas di ruang Neurologi. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh perawat yang masih bekerja, tetapi juga oleh perawat yang sudah pensiun.

Menurut hasil wawancara dengan 3 orang perawat , perawat menyatakan bahwa dirinya merasa nyaman dengan lingkungan interpersonal selama bekerja di ruangan, dan tidak merasa ada diskriminasi suku, agama dan gender.

b. Hubungan perawat dan profesi lain

Menurut keterangan perawat, hubungan perawat dan profesi lain di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 berjalan dengan baik. Tim kesehatan bekerjasama sebagai tim untuk menangani masalah pasien serta saling menghormati dan menghargai antar profesi. Pada waktu dan keadaan tertentu, dokter dan perawat melakukan diskusi untuk menyelesaikan pemasalahan pasien, namun dengan petugas farmasi tidak pernah. Masing-masing petugas kesehatan menulis di rekam medik pasien dengan lengkap dan jelas. Jika terdapat instruksi atau pendelegasian tugas, maka proses pendelegasian dilakukan secara tegas dan tertulis.

b. Non Fisik

1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI: Hubungan perawat dengan klien

a. Klarifikasi ulang untuk pengukuran tingkat kepuasan klien terhadap palayanan perawat (instrumen kepuasan)

Hubungan perawat dengan perawat

a. Tambahan data mengenai hubungan perawat ruangan dengan atasan (kepala ruangan)

b. Gaya kepemimpinan

Hubungan perawat dengan profesi lain

c. Pola komunikasi antar perawat dengan profesi lain selain dokter dan farmasi/apoteker

2. STRATEGI (WAWANCARA/OBSERVASI/PENGUMPULAN DATA/STUDI LITERATUR/):PENGUMPULAN DATA Instrumen tingkat kepuasan klien yang telah digunakan sebelumnya dengan pasien yang berbeda

WAWANCARA Seperti apa pola komunikasi antara perawat ruangan dengan kepala ruangan? ( tanyakan pada kepala ruangan dan perawat ruangan lainnya)

Menurut anda bagaimana gaya kepemimpinan yang ada di ruang neuro?

Bagaimana cara komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan profesi lain (dokter, apoteker, ahli gizi, bagian administrasi, pekarya dan OB)?

5. KAJIAN INDIKATOR MUTU RUANGAN (ROR, LOS, TOI, BTO dll)

DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:Menghitung kembali BOR, LOS, TOI, dan BTO

STRATEGI (STUDI LITERATUR): ALAT UKUR (TEORI INDIKATOR MUTU RUANGAN) i. BOR (Bed Occupancy Rate) pada bulan April dan Mei 2012BOR = (jumlah hari perawatan RSx jumlah hari dalam 1 periode ) x 100%

Jumlah tempat tidur

ii. LOS (Length of Stay = Lama Pasien Dirawat)

iii. TOI (Turn Over Interval= Tenggang perputaran)TOI =((Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

iv. BTO (Bed Turn Over= Angka perputaran tempat tidur)BTO =Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur6. PENDIDIKAN

Pendidikan pada klien dan keluarga

1) Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 pada tanggal 27 Maret 2012 diketahui bahwa pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan pasien misalnya pendidikan kesehatan tentang mobilisasi, perawatan luka, kebutuhan nutrisi, jadwal pemberian obat, personal hygiene, kebersihan lingkungan dan lain-lain dilakukan oleh perawat pada saat melakukan tindakan kepada pasien.

2) Penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan secara kolektif biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang sedang praktek klinik di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5.

WAWANCARA: Perawat:

Penyuluhan kesehatan apa saja yang telah diberikan ke pasien/ keluarga? Penyuluhan kesehatan apa yang berkaitan dengan kebutuhan pasien?

Siapa yang biasanya memberikan penyuluhan kesehatan?

Apa kendala yang dihadapi apabila penyuluhan tidak terlaksana/jarang dilakukan?

Pasien:

Penyuluhan kesehatan apa saja yang telah diberikan?

Penyuluhan kesehatan apa yang Anda butuhkan?

Pendidikan pada calon praktisi keperawatan dan profesi lain

1) Rata-rata jumlah mahasiswa yang praktik dari shift pagi-sore-malam di Gedung Kemuning Lt.V Neurologi

2) Sebelum melakukan praktik di ruangan, CI ruangan mengorientasikan praktikan mengenai kegiatan di ruangan dan peralatan yang ada di ruangan???

3) Dari hasil observasi dari tanggal 18 20 Mei 2011 didapatkan :

Aktivitas yang dilakukan mahasiswa praktikan antara lain melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe dan spesifik neurologi/sistem persarafan, pemeriksaan tingkat kesadaran GCS, melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kompetensi yang harus dipenuhi, pengukuran tanda-tanda vital, pengambilan sampel darah (intra veous maupun AGD-arteri), memberikan obat (oral, Intra Vena dan Intra Muskuler), memasang dan mengganti cairan infus, memasang kateter urine, memasang NGT, pemberian diet nutrisi via NGT, membantu mobilisasi, latihan rentang gerak, pemasangan OPA, pengambilan hasil rekam jantung menggunakan EKG, pemberian terapi oksigen dan cairan, dan memenuhi kebutuhan dasar manusia. Dalam melakukan tindakan keperawatan, mahasiswa praktikan didampingi oleh perawat ruangan, kecuali untuk tindakan penggantian cairan infus, dan pemenuhan hygiene klien maupun tindakan non invasive lainnya.

WAWANCARA Perawat :

Apa yang telah disosialisakan kepada calon praktisi keperawatan dan profesi lain yang praktik di ruang kemuning Lt. 5 Neurologi?

Bimbingan apa yang biasanya diberikan kepada calon praktisi keperawatan dan profesi lain

Apa kendala yang dihadapi dalam memberikan bimbingan?

Calon praktisi keperawatan dan profesi lain Apa yang telah disosialisasikan perawat pelaksana/CI ruangan?

Bimbingan apa yang telah didapatkan?

7. PELATIHAN

1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI: Program pelatihan keperawatan

STRATEGI: WAWANCARA Apakah pernah dilakukan pelatihan bagi perawat ruangan?

Jika ya, pelatihan apa yang telah dilakukan?

Bagaimana pendapat perawat tentang pelatihan yang telah dilaksanakan?

Tanyakan harapan perawat untuk pelatihan yang akan datang?

Tanyakan apakah hasil dari pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara optimal di ruangan?

Jika tidak, apa kendala yang dialami? Apakah sudah aplikasikan kepada pasien dari hasil pelatihan yang diterima?METODE TIM

Ketua:

Anggi Megawati, S.Kep., Ners

Anggota:

Endah Komalasari, AMK

Lilis Suryani, AMK

Siti Sufiana, AMK

Sudrajat Nurdani, AMK

Yayu Rahmawati, AMK

Heri, AMK

Tennis M., AMK

Ketua:

Jajang Sutisna, S.Kep., Ners

Anggota:

Irma Hermalia, S.Kep., Ners

Asep Sofyan, AMK

Entin Suryati, AMK

Mamay, AMK

Sri Rejeki, AMK

Isep, AMK

Yoesy S. Wiharisman, AMK

TIM 2

TIM 1

Pekarya Kesehatan

Penunjang

SDM

Pj. Neurologi

Penitia Sitorus, AMK

Penatalaksana Asuhan Keperawatan

Epi Fitriani, S.Kep., Ners

Ka. Bag. UPF Neurologi

dr. Nani Kurniani, Sp. S

Kepala Lantai

Ismani Harto, S.Kep., Ners

Koord. Pelayanan Keperawatan

Ria Sitorus, S.Kp., M.Kep. KMB

Kepala Bidang Keperawatan

Hj. Ati Surya Mediawati, S.Kp., M.Kep

Ka. Bagian/Instalasi/Unit

Dr. Maman Abdurahman, Sp. B (K) Onk