Top Banner
0 Case Report BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN IKTERUS NEONATORUM Oleh : Sigit Aryanto Nyoman Satriyawan Pembimbing dr.Prambudi Rukmono. Sp.A dr.Etty Widyastuti.Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK
61

Contekan Enak Ikterus-neonatorum

Dec 25, 2015

Download

Documents

raisaicaica

ppp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

0

Case Report

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DENGAN IKTERUS NEONATORUM

Oleh

Sigit Aryanto

Nyoman Satriyawan

Pembimbing

drPrambudi Rukmono SpA

drEtty WidyastutiSpA

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD Dr Hi ABDOEL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

DESEMBER 2011

1

I STATUS PASIEN

No RM 199173

MRS 21 Desember 2011

PUKUL 2003 WIB

I Anamnesa

Alloanamnesa dari ibu dan bapak pasien 24 Desember 2011

IDENTITAS

Nama penderita ByS

Umur 3 hr

Jenis kelamin Perempuan

Nama ayah Tn D

Umur 28 tahun

Pekerjaan Buruh

Pendidikan SMP

Nama Ibu Ny M

Umur 27 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan SMP

Hubungan dengan orangtua Anak kandung

Agama Islam

Suku Jawa

Alamat Desa Kunjir Lampung Selatan

2

Riwayat Penyakit

Keluhan utama Bayi kecil

Keluhan tambahan Kuning

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke perinatologi dengan post SC ai eklampsia Pasien lahir cukup

bulan (usia kehamilan 39-40 minggu) Pada saat lahir keadaan umum pasien tidak

langsung menangis begerak pasif kulit kemerahan dengan AS 45 dengan berat

badan lahir 2300 gr serta tidak dijumpai kelainan bawaan Kemudian dilakukan

resusitasi di OK dan AS menjadi 9 Setelah dua hari dirawat di bagian

perinatologi RSAM kulit pasien terlihat berwarna kekuningan Kekuningan

tampak di wajah leher dan dada sampai ke perut Selama di rawat di Perinatologi

pasien tidak pernah mengalami kejang maupun penurunan kesadaran Buang air

besar tidak tampak seperti dempul Pasien sempat diberikan minum susu formula

3cc3 jam

Menurut keterangan ayah pasien ibu pasien mempunyai golongan darah O dan

golongan darah ayah B sedangkan rhesus tidak diketahui pasien

Riwayat Kehamilan

Ibu pasien berumur 27 tahun dan hamil yang kedua dengan jarak antara hamil

pertama dan hamil kedua plusmn 25 tahun Selama kehamilan berat badan ibu naik 8

kg Ibu pasien mempunyai riwayat dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan

pada trimester ketiga dengan HpHt 17 Maret 2011 Riwayat sakit kuning selama

hamil dan kencing manis disangkal oleh ibu pasien Riwayat mengkonsumsi obat-

obatan selama hamil tidak ada dan tidak ada riwayat memelihara kucing

3

Riwayat Persalinan

Penderita lahir pada tanggal 21 Desember 2011 pada pukul 1927 WIB Dari

seorang ibu G2P1A0 hamil aterm dengan eklamsi janin ganda hidup presentasi

kepala Anak lahir post SC ai eklampsia dengan asfiksia sedang Pada saat lahir

pasien tidak langsung menangis kulit kemerahan sianosis (-) retraksi (-) anus

(+) BB 2300 gr PB 48 cm AS 45 lalu dilakukan resusitasi dan AS menjadi

9

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah dan kuning pada anak pertama

disangkal ibu Riwayat darah tinggi dan kencing manis dalam keluarga tidak ada

Riwayat keluarga

Riwayat Makanan

Pasien diberikan susu formula 3cc

Riwayat Imunisasi

Pasien belum mendapatkan imunisasi

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis

Nadi 128 xmnt

TnD NyM

ByS

4

Frekuensi nafas 44 xmnt

Suhu 3710C

Berat badan 23 kg

STATUS GENERALIS

Kelainan mukosa kulitsubkutan yang menyeluruh

- Bercak-bercak hiperpigmentasi (-)

- Pucat (-)

- Sianosis (-)

- Ikterus (+) Kramer II

- Perdarahan (-)

- Edema umum (-)

- Turgor baik

- Lemak di bawah kulit cukup

- Pemb Kelenjar generalisata (-)

Kepala

- Bentuk normal simetris

- Rambut hitam menyeluruh

- Kulit ikterus (+)

- Mata konjungtiva ananemis sklera kuning

kornea jernih pupil isokor

refleks cahaya(+)

- Telinga bentuk normal simetris liang lapang serumen (-)

- Hidung bentuk normal sekret (-) septum tidak deviasi

- Mulut bibir tidak sianosis lidah tidak kotor (-)

Leher

- Bentuk simetris

- Trakhea di tengah

- KGB Pembesaran (-)

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 2: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

1

I STATUS PASIEN

No RM 199173

MRS 21 Desember 2011

PUKUL 2003 WIB

I Anamnesa

Alloanamnesa dari ibu dan bapak pasien 24 Desember 2011

IDENTITAS

Nama penderita ByS

Umur 3 hr

Jenis kelamin Perempuan

Nama ayah Tn D

Umur 28 tahun

Pekerjaan Buruh

Pendidikan SMP

Nama Ibu Ny M

Umur 27 tahun

Pekerjaan Ibu rumah tangga

Pendidikan SMP

Hubungan dengan orangtua Anak kandung

Agama Islam

Suku Jawa

Alamat Desa Kunjir Lampung Selatan

2

Riwayat Penyakit

Keluhan utama Bayi kecil

Keluhan tambahan Kuning

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke perinatologi dengan post SC ai eklampsia Pasien lahir cukup

bulan (usia kehamilan 39-40 minggu) Pada saat lahir keadaan umum pasien tidak

langsung menangis begerak pasif kulit kemerahan dengan AS 45 dengan berat

badan lahir 2300 gr serta tidak dijumpai kelainan bawaan Kemudian dilakukan

resusitasi di OK dan AS menjadi 9 Setelah dua hari dirawat di bagian

perinatologi RSAM kulit pasien terlihat berwarna kekuningan Kekuningan

tampak di wajah leher dan dada sampai ke perut Selama di rawat di Perinatologi

pasien tidak pernah mengalami kejang maupun penurunan kesadaran Buang air

besar tidak tampak seperti dempul Pasien sempat diberikan minum susu formula

3cc3 jam

Menurut keterangan ayah pasien ibu pasien mempunyai golongan darah O dan

golongan darah ayah B sedangkan rhesus tidak diketahui pasien

Riwayat Kehamilan

Ibu pasien berumur 27 tahun dan hamil yang kedua dengan jarak antara hamil

pertama dan hamil kedua plusmn 25 tahun Selama kehamilan berat badan ibu naik 8

kg Ibu pasien mempunyai riwayat dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan

pada trimester ketiga dengan HpHt 17 Maret 2011 Riwayat sakit kuning selama

hamil dan kencing manis disangkal oleh ibu pasien Riwayat mengkonsumsi obat-

obatan selama hamil tidak ada dan tidak ada riwayat memelihara kucing

3

Riwayat Persalinan

Penderita lahir pada tanggal 21 Desember 2011 pada pukul 1927 WIB Dari

seorang ibu G2P1A0 hamil aterm dengan eklamsi janin ganda hidup presentasi

kepala Anak lahir post SC ai eklampsia dengan asfiksia sedang Pada saat lahir

pasien tidak langsung menangis kulit kemerahan sianosis (-) retraksi (-) anus

(+) BB 2300 gr PB 48 cm AS 45 lalu dilakukan resusitasi dan AS menjadi

9

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah dan kuning pada anak pertama

disangkal ibu Riwayat darah tinggi dan kencing manis dalam keluarga tidak ada

Riwayat keluarga

Riwayat Makanan

Pasien diberikan susu formula 3cc

Riwayat Imunisasi

Pasien belum mendapatkan imunisasi

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis

Nadi 128 xmnt

TnD NyM

ByS

4

Frekuensi nafas 44 xmnt

Suhu 3710C

Berat badan 23 kg

STATUS GENERALIS

Kelainan mukosa kulitsubkutan yang menyeluruh

- Bercak-bercak hiperpigmentasi (-)

- Pucat (-)

- Sianosis (-)

- Ikterus (+) Kramer II

- Perdarahan (-)

- Edema umum (-)

- Turgor baik

- Lemak di bawah kulit cukup

- Pemb Kelenjar generalisata (-)

Kepala

- Bentuk normal simetris

- Rambut hitam menyeluruh

- Kulit ikterus (+)

- Mata konjungtiva ananemis sklera kuning

kornea jernih pupil isokor

refleks cahaya(+)

- Telinga bentuk normal simetris liang lapang serumen (-)

- Hidung bentuk normal sekret (-) septum tidak deviasi

- Mulut bibir tidak sianosis lidah tidak kotor (-)

Leher

- Bentuk simetris

- Trakhea di tengah

- KGB Pembesaran (-)

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 3: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

2

Riwayat Penyakit

Keluhan utama Bayi kecil

Keluhan tambahan Kuning

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke perinatologi dengan post SC ai eklampsia Pasien lahir cukup

bulan (usia kehamilan 39-40 minggu) Pada saat lahir keadaan umum pasien tidak

langsung menangis begerak pasif kulit kemerahan dengan AS 45 dengan berat

badan lahir 2300 gr serta tidak dijumpai kelainan bawaan Kemudian dilakukan

resusitasi di OK dan AS menjadi 9 Setelah dua hari dirawat di bagian

perinatologi RSAM kulit pasien terlihat berwarna kekuningan Kekuningan

tampak di wajah leher dan dada sampai ke perut Selama di rawat di Perinatologi

pasien tidak pernah mengalami kejang maupun penurunan kesadaran Buang air

besar tidak tampak seperti dempul Pasien sempat diberikan minum susu formula

3cc3 jam

Menurut keterangan ayah pasien ibu pasien mempunyai golongan darah O dan

golongan darah ayah B sedangkan rhesus tidak diketahui pasien

Riwayat Kehamilan

Ibu pasien berumur 27 tahun dan hamil yang kedua dengan jarak antara hamil

pertama dan hamil kedua plusmn 25 tahun Selama kehamilan berat badan ibu naik 8

kg Ibu pasien mempunyai riwayat dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan

pada trimester ketiga dengan HpHt 17 Maret 2011 Riwayat sakit kuning selama

hamil dan kencing manis disangkal oleh ibu pasien Riwayat mengkonsumsi obat-

obatan selama hamil tidak ada dan tidak ada riwayat memelihara kucing

3

Riwayat Persalinan

Penderita lahir pada tanggal 21 Desember 2011 pada pukul 1927 WIB Dari

seorang ibu G2P1A0 hamil aterm dengan eklamsi janin ganda hidup presentasi

kepala Anak lahir post SC ai eklampsia dengan asfiksia sedang Pada saat lahir

pasien tidak langsung menangis kulit kemerahan sianosis (-) retraksi (-) anus

(+) BB 2300 gr PB 48 cm AS 45 lalu dilakukan resusitasi dan AS menjadi

9

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah dan kuning pada anak pertama

disangkal ibu Riwayat darah tinggi dan kencing manis dalam keluarga tidak ada

Riwayat keluarga

Riwayat Makanan

Pasien diberikan susu formula 3cc

Riwayat Imunisasi

Pasien belum mendapatkan imunisasi

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis

Nadi 128 xmnt

TnD NyM

ByS

4

Frekuensi nafas 44 xmnt

Suhu 3710C

Berat badan 23 kg

STATUS GENERALIS

Kelainan mukosa kulitsubkutan yang menyeluruh

- Bercak-bercak hiperpigmentasi (-)

- Pucat (-)

- Sianosis (-)

- Ikterus (+) Kramer II

- Perdarahan (-)

- Edema umum (-)

- Turgor baik

- Lemak di bawah kulit cukup

- Pemb Kelenjar generalisata (-)

Kepala

- Bentuk normal simetris

- Rambut hitam menyeluruh

- Kulit ikterus (+)

- Mata konjungtiva ananemis sklera kuning

kornea jernih pupil isokor

refleks cahaya(+)

- Telinga bentuk normal simetris liang lapang serumen (-)

- Hidung bentuk normal sekret (-) septum tidak deviasi

- Mulut bibir tidak sianosis lidah tidak kotor (-)

Leher

- Bentuk simetris

- Trakhea di tengah

- KGB Pembesaran (-)

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 4: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

3

Riwayat Persalinan

Penderita lahir pada tanggal 21 Desember 2011 pada pukul 1927 WIB Dari

seorang ibu G2P1A0 hamil aterm dengan eklamsi janin ganda hidup presentasi

kepala Anak lahir post SC ai eklampsia dengan asfiksia sedang Pada saat lahir

pasien tidak langsung menangis kulit kemerahan sianosis (-) retraksi (-) anus

(+) BB 2300 gr PB 48 cm AS 45 lalu dilakukan resusitasi dan AS menjadi

9

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah dan kuning pada anak pertama

disangkal ibu Riwayat darah tinggi dan kencing manis dalam keluarga tidak ada

Riwayat keluarga

Riwayat Makanan

Pasien diberikan susu formula 3cc

Riwayat Imunisasi

Pasien belum mendapatkan imunisasi

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis

Nadi 128 xmnt

TnD NyM

ByS

4

Frekuensi nafas 44 xmnt

Suhu 3710C

Berat badan 23 kg

STATUS GENERALIS

Kelainan mukosa kulitsubkutan yang menyeluruh

- Bercak-bercak hiperpigmentasi (-)

- Pucat (-)

- Sianosis (-)

- Ikterus (+) Kramer II

- Perdarahan (-)

- Edema umum (-)

- Turgor baik

- Lemak di bawah kulit cukup

- Pemb Kelenjar generalisata (-)

Kepala

- Bentuk normal simetris

- Rambut hitam menyeluruh

- Kulit ikterus (+)

- Mata konjungtiva ananemis sklera kuning

kornea jernih pupil isokor

refleks cahaya(+)

- Telinga bentuk normal simetris liang lapang serumen (-)

- Hidung bentuk normal sekret (-) septum tidak deviasi

- Mulut bibir tidak sianosis lidah tidak kotor (-)

Leher

- Bentuk simetris

- Trakhea di tengah

- KGB Pembesaran (-)

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 5: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

4

Frekuensi nafas 44 xmnt

Suhu 3710C

Berat badan 23 kg

STATUS GENERALIS

Kelainan mukosa kulitsubkutan yang menyeluruh

- Bercak-bercak hiperpigmentasi (-)

- Pucat (-)

- Sianosis (-)

- Ikterus (+) Kramer II

- Perdarahan (-)

- Edema umum (-)

- Turgor baik

- Lemak di bawah kulit cukup

- Pemb Kelenjar generalisata (-)

Kepala

- Bentuk normal simetris

- Rambut hitam menyeluruh

- Kulit ikterus (+)

- Mata konjungtiva ananemis sklera kuning

kornea jernih pupil isokor

refleks cahaya(+)

- Telinga bentuk normal simetris liang lapang serumen (-)

- Hidung bentuk normal sekret (-) septum tidak deviasi

- Mulut bibir tidak sianosis lidah tidak kotor (-)

Leher

- Bentuk simetris

- Trakhea di tengah

- KGB Pembesaran (-)

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 6: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

5

- Kulit Tampak kuning

Thorak

- Bentuk normal simetris

- Retraksi (-)

- Columna vertebralis gibbus (-)

- Kulit Tamapak Kuning

Jantung

- Inspeksi iktus cordis tidak terlihat

- Palpasi iktus cordis teraba sela iga IV garis

midclavicula kiri

- Auskultasi Bunyi jantung I-II murnimurmur (-)

Paru

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

INSPEKSI Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

Pergerakan

pernafasan

simetris

PALPASI Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

Fremitus

taktil = kanan

Fremitus

taktil = kiri

AUSKULTASI Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Suara nafas

vesikuler

Ronkhi (-)

Wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi Perut datar simetris dan umbilikus berwarna kehitaman

- Palpasi turgor kulit cukup hepar dan lien tidak teraba

- Auskultasi bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 7: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

6

- Kelamin Perempuan tidak ada kelainan

Ekstremitas

- Superior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Inferior Oedem (--) sianosis (--) akral dingin (--) ikterus (++)

- Neurologis Refleks fisiologis (+) normal

Refleks patologis (-)

Rangsang meningeal (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- LED -

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

- Kesan Leukositosis

Laboratorium (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP -

- Kesan Hiperbilirubin

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 8: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

7

RESUME

Anamnesis

- Seorang bayi perempuan umur 4 hari post partus SC atas indikasi

Eklamsi dan gemeli anak I dengan berat badan 2300 gr

- Lahir dengan AS 45 setelah diresusitasi 5 menit ketiga menjadi 9

- Tampak kuning pada wajah leher dada dan perut pada hari kedua setelah

lahir

- BAB normal tidak seperti dempul

- Riwayat ibu sakit kuning kencing manis dan merokok pada saat hamil

tidak ada

- Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah Brhesus tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum Tampak sakit sedang

- Nadi 128 xmenit

- Respirasi 44 xmenit

- Suhu 371 ordmC

- BB 2300 gr

- Kulit ikterus(+) Kramer II

- Mata Konjungtiva ananemis sklera ikterik

- Mulut Tak Ada Kelainan

- Thorak Tak Ada Kelainan

- Abdomen Datar Simetris hepatosplenmegali (-)

Laboratorium

Darah (211211)

- Hb 153 grdl (12-16 grdl)

- Leukosit 18600 uL (4500-10700)

- Trombosit 227000uL (150000-450000)

- Diffcount B=0 E=5 Bt=0 S=63 L=27 M=5

- IT ratio 063 = 0

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 9: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

8

Lab (241211)

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

- CRP (-)

- Kesan Hiperbilirubin

DIAGNOSIS KERJA

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum fisiologis

DIAGNOSIS BANDING

Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan Berat Badan

Lahir Rendah + Ikterus Neonatorum ec hemolisis

PENATALAKSANAAN

- Umum

o Puasa bila residu (+)

o Pertahankan suhu 365o-375o C dalam inkubator

- Medikamentosa

Ceftazidim 115 mg12 jam

Aminofuschin 10gttmenit micro

R Foto terapi

PEMERIKSAAN ANJURAN

- Bilirubin direkindirek setiap hari

- Golongan darah bayi dan rhesus

PROGNOSA

Quo ad vitam dubia ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 10: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

9

FOLLOW UP

TANGGAL 21-12-11 22-12-11 23-12-11 24-12-11

Keluhan

- Demam

-Residu

- BAB

- Ikterik

- Menangis

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

Keadaan Umum Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Tampak sakit

sedang

Kesadaran Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Compos

Mentis

Vital Sign

- Nadi

- Pernafasan

- Suhu

147xmenit

regulerkuat

43x menit

3810C

145xmenit

regulerkuat

46x menit

3750C

140xmenit

regulerkuat

38x menit

3690C

128xmenit

regulerkuat

44x menit

3710C

Pemeriksaan

Fisik

- Mata

- Hidung

- Telinga

Sklera

anikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

anikterikana

nemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

Sklera

ikterik

ananemis

Tidak ada

deviasi

Tidak ada

serumen

tidak

hiperemis

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 11: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

10

Pemeriksaan

Penunjang

Lab

Hb = 153

Leukosit=

18600

Trombosit=

227000

DC=0506

3275

CRP= (-)

Lab Lab Lab

Bill total

135 mgdl

Bill direk

04 mgdl

Bill

indirek

131 mgdl

Terapi Pasang

infus

Minum 3 cc

Ceftazidim

115mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mgdl

Aminofusc

hin 25cchr

Rawat tali

pusat

Loading

Nacl 25cc

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

Puasa

Ceftazidim

115 mg12

jam

Aminofusc

hin 22cchr

Amikasin

18 mg12

jam

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 12: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

11

ANALISA KASUS

1 Apakah diagnosa kerja pada kasus ini sudah tepat

Diagnosa pada kasus ini sudah tepat hal ini berdasarkan dari

Usia kehamilan HpHt 17 Maret 2011 dengan bayi lahir pada

tanggal 21 Desember 2011 dengan usia kehamilan 39-40 minggu

yang berarti lahir dengan usia cukup bulan K ecil masa kehamilan

(berdasarkan kurva Lubchenko)

KURVA LUBCHENCO

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 13: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

12

BBLR

Ibu hamil dengan hipertensi (eklamsi)

Ibu dengan kehamilan ganda

Berat Badan Lahir 2300 gr

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR

1 Ibu yang hamil pada umur lt 20 th jarak kehamilan kurang dari

1 tahun

2 Ibu yang menggunakan obat terlarang

3 Ibu dengan kehamilan anemia berat darah tinggi infeksi

selama kehamilan dan kehamilan ganda

4 Bayi dengan infeksi selama kehamilan

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir

Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang

lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram

Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 1500 gram

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang baru lahir

dengan berat badan 1501-2500 gram

Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama

Terjadi pada hari kedua setelah lahir

Nilai dari bilirubin total 135 mgdL (pada hari ke empat)

Bilirubin direk tidak lebih dari 2 mgdL

Adapun Kriteria Sepsis atau infeksi Berdasarkan kriteria mayor

dan minor

Faktor risiko mayor

o Ketuban pecah gt24 jam

o Ibu demam

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 14: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

13

o Korioamnionitis

o Denyut jantung janin menetap gt160kalimenit

o Ketuban berbau

Faktor risiko minor

o Ketuban pecahgt12 jam

o Ibu demam

o Nilai APGAR

o BBLSR

o Usia gestasi lt37minggu

o Kehamilan ganda

o Keputihan yangtidak diobati

o ISK tidakdiobati

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 15: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

14

SEPTIC MARKER

bull Hitung leukosit (N 5000-30000microL)

bull Hitung trombosit (Ngt150000microL)

bull IT rasio yaitu rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total

(normal lt02)

bull CRP (N 10 mgdl atau 10 mgl)

SEPTIC WORKUP (septic marker + pemeriksaan kultur darah)

Pada pasien ini hanya didapatkan 2 faktor resiko minor yaitu nilai

APGAR yang kurang baik 45 dan kehamilan ganda Gejala klinis pada

pasien ini yaitu demam pada hari pertama 381o C tidak ditemukan tanda-

tanda gangguan pernapasan gastointestinal gangguan neurologis

gangguan sirkulasi dan gangguan metabolik kemudian didukung dengan

hasil laboratorium yaitu

o Hb 153 grdl (12-16 grdl)

o Leukosit 18600 uL (4500-10700)

o LED -

o IT Ratio 063 = 0

o Trombosit 227000uL (150000-450000)

o Diffcount 05063275

o CRP (-)

Kesan Berdasarkan Septic marker pada pasien ini tidak ditemukan

kelainan Berdasarkan data-data yang terdapat pada pasien ini ditemukan 2

kriteria pada faktor resiko minor dan dilakukan septic marker (-) sehingga

jelaslah bahwa pada kasus ini bukan merupakan ikterus yang disebabkan

oleh sepsis Untuk itu berdasarkan alogaritma sepsis neonatorum

dianjurkan untuk pemeriksaan ulang septic marker 12-24 jam

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 16: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

15

2 Apakah penatalaksanaan terapi pada kasus ini sudah tepat

Penatalaksanaan pada kasus ini menurut kami kurang tepat penggunaan

antibiotik Ceftazidim yang merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga

kami rasa tidak tepat dimana yang seharusnya pilihan pertama adalah

ampicilin yang dikombinasi dengan golongan aminoglikosida Ceftazidime

aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin

lainnya Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme

dalam rangespektrum yang luas termasuk strain yang resisten terhadap

gentamicin dan aminoglikosid lainnya Maka dari itu sebaiknya digunakan

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 17: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

16

terlebih dahulu antibiotic golongan B-lacktam untuk mencegah terjadinya

komplikasi yang lebih berat menurut WHO tahun 2003 Ampicilin adalah

Antibiotik pilihan pertama di Rumah Sakit (WHO 2003) Ampicillin 50

mgkg (setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayi) atau (setiap 8

jam pada usia 2-4 minggu) ditambah gentamisin satu kali sehari

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat

bakterisidal Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang

bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel Selain itu Ceftazidime

sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase plasmid dan

kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif

Penggunaan ceftazidime yang dikombinasikan dengan amikasin kami rasa

kurang tepat karena ceftazidime adalah antibiotik spectrum luas yang

digunakan untuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid

sedangkan amikasin adalah antibiotik golongan aminoglikosid yang

termasuk spectrum sempit jadi penggunaan amikasin bersamaan dengan

ceftazidime tidak efektif

Pemberian aminofusin pada kasus ini sudah tepat karena pada kasus ini

pasien puasa yang membutuhkan energi kalori selama perawatan di samping

nutrisi untuk BBLR Pemberian aminofusin seharusnya diberikan mulai hari

ketiga 05 grhari dinaikan bertahap sampai 2-3 grhari Aminofusin dalam 50

ml mengandung 25 gr asam amino Dosis yang diberikan juga tidak tepat

yang seharusnnya diberikan mulai dari 05 grhr atau 10 cc hari pertama

Loading NaCl juga kurang tepat karena pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda syok dimana penggunaan NaCl pada neonatus untuk mengatasi

syok

Pada terapi pemberian tropik feeding sebanyak 3 cc (hari pertama) pada pasien

sudah benar namun pasien terdapat residu dan dilakukan puasa pada hari

berikutnya sampai residu tidak ada lagi

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 18: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

17

3 Apakah kemungkinan penyebab ikterus pada kasus ini

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratrium yang telah

dijelaskan sebelumnya etiologi ikterus pada pasien ini bukan karena

sepsis melainkan karena faktor fisiologis Pada pasien ini tidak ditemukan

tanda-tanda perdarahan tertutup dan perdarahan intraventikular Namun

Inkompatibilitas ABO belum terbukti dengan jelas karena belum

dilakukannya pemeriksaan golongan darah oleh karena faktor lain Jadi

kemungkinan penyebab ikterus ini dapat disebabkan oleh faktor fisiologis

yang dipengaruhi oleh

Fungsi hepar belum sempurna

Masa hidup eritrosit lebih pendek (90hari) dan terjadi pemecahan

eritrosit yang menyebabkan ikterik

Sirkulasi enterohepatik meningkat sehingga reabsorbsi juga

meningkat

Defek konjugasi bilirubin

Ekskresi bilirubin menurun oleh karena bayi puasa sehingga urine

sedikit

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 19: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

18

4 Kapan diperlukan foto terapi dan transfusi tukar pada kasus ini

Pada kasus ini fototerapi dilakukan pada hari ke-5 karena pemeriksaan

bilirubin baru dilakukan pada hari ke-4 Hasil laboratorium pada tanggal

24122011

- Bilirubin total 135 mgdl (02-10 mgdl)

- Bilirubin direct 04 mgdl (0-025 mgdl)

- Bilirubin indirect 131 mgdl (01-08 mgdl)

Berdasarkan pada bagan diatas kondisi yang didapat pada pasien ini yaitu

- Bilirubin adalah gt72 jam

- Berat badan lahir 2300 gr

- Hasil bilirubin total 13 mgdl

Sehingga penatalaksanaan pada pasien ini seharusnya adalah TERAPI

SINAR (fototerapi)

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 20: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

19

Berdasarkan grafik fototerapi diatas menunjukan bahwa pasien termasuk

golongan bayi dengan resiko sedang Pada kasus ini dilakukan fototerapi

pada hari ke lima kurang tepat karena seharusnya pemeriksaan

laboratorium bilirubin dilakukan secepatnya setelah bayi kuning dan

langsung dilakukan fototerapi

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 21: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

20

II TINJAUAN PUSTAKA

A Bayi Berat Lahir Rendah

1 Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir

2 Epidemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 33-38 dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah Secara statistik

menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas morbiditas dan disabilitas neonatus bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9-30 hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 21-172 Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 75

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 22: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

21

3 Etiologi

Persalinan kurang bulanprematur

Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu Pada umumnya

bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunyai uterus menahan janin

gangguan selama kehamilan lepasnya plasenta lenih cepat dari waktunya

atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum

cukup bulan Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh

yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidp di luar rahim Semakin

muda umur kehamilan fungsi organ tubuh semakin berkurang dan

prognosanya semakin kurang baik Kelompok BBLR ini sering

mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ

karena masa gestasi yang kurang (prematur)

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang mengalami

hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat atau

retardasi pertumbuhan intrauterin) dengan berat lahir lt persentil ke 3

grafik pertumbuhan janin (Lubchenco) Hal ini dapat disebabkan oleh

terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta kurang baiknya keadaan

umum ibu atau gizi ibu atau hambatan pertumbuhan yang berasal dari

bayinya sendiri Kondisi bayi lahir kecil sangat tergantung pada usia

kehamilan saat dilahirkan dan berapa lama terjadinya hambatan

pertumbuhan itu dalam kandungan

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur Faktor

ibu yang lain adalah umur paritas dan lain-lain Faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler kehamilan kembarganda serta faktor janin juga

merupakan penyebab terjadinya BBLR

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 23: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

22

(1) Faktor ibu

Penyakit

Seperti malaria anaemia sipilis infeksi TORCH dan lain-lain

Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan

antepartum pre-eklamsia berat eklamsia dan kelahiran

preterm

Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia muda

Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika

(2) Faktor Janin

Prematur hidramion kehamilan kembarganda (gemeli) kelainan

kromosom

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di daratan tinggi

radiasi sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun

4 Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 24: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

23

Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan

berat lahir rendah (BBLR) antara lain

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis

Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

5 Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dapat diketahui dengan dilakukan

anamesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Anamnesis

Umur ibu

Riwayat persalinan sebelumnya

Jumlah paritas jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan ibu selama hamil

Aktivitas ibu yang berlebihan

Trauma pada ibu (termasuk post coital trauma)

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik

Berat badan lahir lt2500 g

Untuk BBLR kurang bulan

Tanda prematuritas

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

Refleks masih lemah

Alat kelamin luar pada perempuan labium mayus belum

menutup labium minus pada laki-laki belum terjadi

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 25: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

24

penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum

terbentuk)

Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan

Tanda janin Tumbuh Lambat

Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas

Kulit keriput

Kuku lebih panjang

6 Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR lakukan manajemen umum sebagai berikut

1 Stabilisasi suhu jaga bayi tetap hangat (KMC)

2 Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka

3 Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital pernafasan

denyut jantung warna kulit dan aktifitas

4 Bila bayi mengalami gangguan nafas dikelola dengan gangguan

nafas

5 Bila bayi kejang hentikan kejang dengan antikonvulsan

6 Bila bayi dehidrasi pasang jalur intravena berikan cairan

rehidrasi IV

7 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

7 Pemantauan

a) Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama

Bayi dengan berat lahir gt1500 g dapat kehilangan berat sampai

10 Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari

kecuali apabila terjadi kmplikasi

Setelah berat lahir tercapai kembali kenaikan berat badan

selama tiga bulan seharusnya

b) 150-200 g seminggu untuk bayi lt1500 g (misalnya 20-30 ghari)

c) 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35

ghari)

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 26: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

25

Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua

kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari

d) Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mLkghari sampai tercapai

jumlah 180 mLkghari

e) Apabila kenaikan berat tidak adekuat tingkatkan jumlah pemberian

ASI sampai 200 mLkghari

f) Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah

disebutkan di atas dalam waktu lebih dari seminggu padahal bayi

sudah mendapat ASI 200 mLkghari tangani sebagai

Kemungkinan kenaikan berat bdan tidak adekuat

g) Tanda kecukupan pemberian ASI

h) Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam

i) Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI

j) Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram

setiap hari

k) Periksa pada saat ibu meneteki apabila pada satu payudara dihisap

ASI akan menetes dari payudara yang lain

8 Pemulangan penderita

1 Suhu bayi stabil

2 Toleransi minum per oral baik diutamakan pemberian ASI

3 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 27: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

26

B Ikterus Neonatorum

1 Pendahuluan

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah Pada

sebagian besar neonatus ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama

kehidupannya Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60 bayi cukup bulan dan 80 bayi kurang bulan Di RSU Dr Soetomo

Surabaya ikterus patologis 98 (tahun 2002) dan 1566 (tahun 2003)

RSAB Harapan Kita Jakarta melakukan transfusi tukar 14 kalibulan

(tahun 2002) Di Hospital Bersalin Kualalumpur dengan lsquotripple

phototherapyrsquo tidak ada lagi kasus yang memerlukan tindakan transfusi

tukar (tahun 2004) demikian pula di Vrije Universitiet Medisch Centrum

Amsterdam dengan rsquodouble phototherapyrsquo (tahun 2003)

Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan

gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian Oleh karena itu

setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila

ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar

bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86micromolL) dalam 24 jam Proses

hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1

minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang

menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan

tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar

akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an

kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada

tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown

University Medical Centre Washington DC tahun 2002)

2 Definisi

Ikterus (lsquojaundicersquo) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam

darah sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 28: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

27

kekuningan Pada orang dewasa ikterus akan tampak apabila serum

bilirubin gt 2 mgdL (gt 17 micromolL) sedangkan pada neonatus baru tampak

apabila serum bilirubin gt 5 mgdL ( gt86micromolL)

Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus neonatorum

setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar

serum bilirubin Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi

sinar tetap tergolong non patologis sehingga disebut lsquoExcessive

Physiological Jaundicersquo Digolongkan sebagai hiperbilirubinemia patologis

(lsquoNon Physiological Jaundicersquo) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia

neonatus gt 95 000 menurut Normogram Bhutani

3 Metabolisme Bilirubin

Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan

oleh tubuh Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi

hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses

eritropoesis yang tidak efektif Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan

proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain

Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau

bilirubin IX α (Gbr 2) Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam

lemak karenanya mempunyai sifat lipofilik yang sulit diekskresi dan

mudah melalui membran biologik seperti plasenta dan sawar darah otak

Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin dan

dibawa ke hepar Dalam hepar terjadi mekanisme ambilan sehingga

bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar dan masuk ke dalam

hepar Segera setelah ada dalam sel hepar terjadi persenyawaan ligandin

(protein Y) protein Z dan glutation hepar lain yang membawanya ke

retikulum endoplasma hepar tempat terjadinya konjugasi Proses ini

timbul berkat adanya enzim glukoronil transferase yang kemudian

menghasilkan bentuk bilirubin direk Jenis bilirubin ini dapat larut dalam

air dan pada kadar tertentu dapat diekskresi melalui ginjal Sebagian besar

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 29: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

28

bilirubin yang terkonjugasi ini diekskresi melalui duktus hepatikus ke

dalam saluran pencernaan dan selanjutnya menjadi urubilinogen dan

keluar dengan tinja sebagai sterkobilin Dalam usus sebagian di absorpsi

kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorpsi entero

hepatik

Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek

pada hari-hari pertama kehidupan Hal ini terjadi karena terdapatnya

proses fisiologis tertentu pada neonatus Proses tersebut antara lain karena

tingginya kadar eritrosit neonatus masa hidup eritrosit yang lebih pendek

(80-90 hari) dan belum matangnya fungsi hepar

Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 ndash 3 dan mencapai

puncaknya pada hari ke 5 ndash 7 kemudian akan menurun kembali pada hari

ke 10 ndash 14 Kadar bilirubinpun biasanya tidak gt 10 mgdL (171 micromolL)

pada bayi kurang bulan dan lt 12 mgdL (205 micromolL) pada bayi cukup

bulan

Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau

konjungasi hepar menurun sehingga terjadi kumulasi di dalam darah

Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan

kerusakan sel tubuh tertentu misalnya kerusakan sel otak yang akan

mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari bahkan terjadinya kematian

Karena itu bayi ikterus sebaiknya baru dianggap fisiologis apabila telah

dibuktikan bukan suatu keadaan patologis Sehubungan dengan hal

tersebut maka pada hiperbilirubinemia pemeriksaan lengkap harus

dilakukan untuk mengetahui penyebabnya sehingga pengobatanpun dapat

dilaksanakan dini Tingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan

efek patologis tersebut tidak selalu sama pada tiap bayi Di RS Dr

Soetomo Surabaya bayi dinyatakan menderita bilirubinemia apabila kadar

bilirubin total gt 12 mgdL (gt 205 micromolL) pada bayi cukup bulan

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 30: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

29

sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya gt 10 mgdL (gt171

micromolL)

4 Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan

A Penyebab yang sering

1 Hiperbilirubinemia fisiologis 2 Inkompatibilitas golongan darah ABO

3 lsquoBreast Milk Jaundicersquo 4 Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5

Infeksi 6 Hematoma sefal hematoma subdural lsquoexcessive bruisingrsquo 7

IDM (lsquoInfant of Diabetic Motherrsquo) 8 Polisitemia hiperviskositas 9

Prematuritas BBLR 10 Asfiksia (hipoksia anoksia) dehidrasi ndash asidosis

hipoglikemia 11 Lain-lain

B Penyebab yang jarang

1 Defisiensi G6PD (Glucose 6 ndash Phosphat Dehydrogenase) 2 Defisiensi

piruvat kinase 3 Sferositosis kongenital 4 Lucey ndash Driscoll syndrome

(ikterus neonatorum familial) 5 Hipotiroidism 6 Hemoglobinopathy

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 31: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

30

5 Diagnosis

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat

beberapa faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam)

Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip)

Usia kehamilan lt 38 minggu

Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

Hematoma sefal lsquobruisingrsquo

ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir)

Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun

kterus sebelum bayi dipulangkan

Infant Diabetic Motherrsquo makrosomia

Polisitemia

Anamnesis

Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu

DM gawat janin malnutrisi intra uterin infeksi intranatal)

Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi

sebelumnya

Riwayat inkompatibilitas darah

Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran

hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik

Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar

yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa

tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 32: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

31

yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila

penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna

kulit dan jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti

penting pula dalam diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat

timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab

ikterus tersebut

Tabel 1 Perkiraan klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi

Hari 1

Hari 2

Hari 3 dst

Setiap ikterus yang terlihat

Lengan dan tungkai

Tangan dan kaki

Ikterus berat

(Dikutip dari Peter Cooper ASuryono Indarso F et al Jaundice In

Managing Newborn Problems a guide for doctor nurses and midwives

WHO 2003 F-77-F-89)

Tabel 2 Klasifikasi Ikterus

Tanya dan Lihat Tanda Gejala Klasifikasi

Mulai kapan ikterus

Daerah mana yang ikterus

Bayinya kurang bulan

Warna tinja

Ikterus segera setelah lahir

Ikterus pada 2 hari pertama

Ikterus pada usia gt 14 hari

Ikterus lutut siku lebih

Bayi kurang bulan

Tinja pucat

Ikterus patologis

Ikterus usia 3-13 hari

Tanda patologis (-)

Ikterus fisiologis

(Dikutip dari Depkes RI Klasifikasi Ikterus Fisiologis dan Ikterus

Patologis Dalam Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda

Sakit) Metode Tepat Guna untuk Paramedis Bidan dan Dokter Depkes

RI 2001)

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 33: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

32

Gejala dan tanda klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit konjungtiva dan mukosa

Disamping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala

a) Dehidrasi

o Asupan kalori tidak adekuat (misalnya kurang minum

muntah-muntah)

b) Pucat

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis

Ketidakcocokan golongan darah ABO rhesus defisiensi

G6PD) atau kehilangan darah ekstravaskular

c) Trauma lahir

o Bruising sefalhematom (peradarahn kepala) perdarahan

tertutup lainnya

d) Pletorik (penumpukan darah)

o Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan

memotong tali pusat bayi KMK

e) Letargik dan gejala sepsis lainnya

f) Petekiae (bintik merah di kulit)

o Sering dikaitkan dengan infeksi congenital sepsis atau

eritroblastosis

g) Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal)

o Sering berkaitan dengan anemia hemolitik infeksi kongenital

penyakit hati

h) Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)

i) Omfalitis (peradangan umbilikus)

j) Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid)

k) Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus)

l) Feses dempul disertai urin warna coklat

o Pikirkan ke arah ikterus obstruktif selanjutnya konsultasikan

ke bagian hepatologi

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 34: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

33

6 Kern ikterus

Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi

Gejala akut gejala yang dianggap sebagai fase pertama

kernikterus pada neonatus adalah letargi tidak mau minum dan

hipotoni

Gejala kronik tangisan yang melengking (high pitch cry)

meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya

menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan

displasia dentalis)

7 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin

indirek pada otak Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak

jelas antara lain bayi tidak mau menghisap letargi mata berputar-putar

gerakan tidak menentu (involuntary movements) kejang tonus otot

meninggi leher kaku dan akhirnya opistotonus bayi yang selamat

biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis

gengguan pendengaran paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis

8 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan

pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak

sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang

hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat

lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar

dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar serumbilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan

kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 35: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

34

alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 micromolL)

dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat terapi sinar

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan

penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo

bull Darah lengkap dan hapusan darah

bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam

tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin

juga perlu diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar ataukah tranfusi

tukar

9 Penatalaksanaan

Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk

mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat

menbimbulkan kern-ikterusensefalopati bilirubin serta mengobati

penyebab langsung ikterus tadi Pengendalian kadar bilirubin dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih

cepat berlangsung Hal ini dapat dilakukan dengan merangsang

terbentuknya glukoronil transferase dengan pemberian obat-obatan

(luminal)

Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enzim yang

meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya Obat ini

efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa

minggu sebelum melahirkan Penggunaan Phenobarbital pada post natal

masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi) Coloistrin

dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga

menurunkan siklus enterohepatika

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 36: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

35

Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin

(plasma atau albumin) mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian

kolesteramin) terapi sinar atau transfusi tukar merupakan tindakan yang

juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin Dikemukakan pula

bahwa obat-obatan (IVIG Intra Venous Immuno Globulin dan

Metalloporphyrins) dipakai dengan maksud menghambat hemolisis

meningkatkan konjugasi dan ekskresi bilirubin

Tabel 3 Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin

Usia

Terapi sinar Transfusi tukar

Bayi sehat Faktor Risiko Bayi sehat Faktor Risiko

mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL mgdL micromolL

Hari

1

Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari

2

15 260 13 220 25 425 15 260

Hari

3

18 310 16 270 30 510 20 340

Hari

4 dst

20 340 17 290 30 510 20 340

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

10 Terapi Sinar

Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh Cremer sejak

1958 Banyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar tersebut

Teori terbaru mengemukakan bahwa terapi sinar menyebabkan terjadinya

isomerisasi bilirubin Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z

15Z-bilirubin menjadi senyawa berbentuk 4Z 15E-bilirubin yang

merupakan bentuk isomernya Bentuk isomer ini mudah larut dalam

plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran empedu

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 37: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

36

Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan bertambahnya

pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus

meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus

Di RSU Dr Soetomo Surabaya terapi sinar dilakukan pada semua

penderita dengan kadar bilirubin indirek gt12 mgdL dan pada bayi-bayi

dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada hari

pertama kelahiran Pada penderita yang direncanakan transfusi tukar

terapi sinar dilakukan pula sebelum dan sesudah transfusi dikerjakan

Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari beberapa buah

lampu neon yang diletakkan secara pararel dan dipasang dalam kotak yang

berfentilasi Agar bayi mendapatkan energi cahaya yang optimal (380-470

nm) lampu diletakkan pada jarak tertentu dan bagian bawah kotak lampu

dipasang pleksiglass biru yang berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet

yang tidak bermanfaat untuk penyinaran Gantilah lampu setiap 2000 jam

atau setelah penggunaan 3 bulan walau lampu masih menyala Gunakan

kain pada boks bayi atau inkubator dan pasang tirai mengelilingi area

sekeliling alat tersebut berada untuk memantulkan kembali sinar sebanyak

mungkin ke arah bayi

Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang terpapar dapat

seluas-luasnya yaitu dengan membuka pakaian bayi Posisi bayi

sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar bagian tubuh yang terkena

cahaya dapat menyeluruh Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu

ditutup lagi selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di

pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila kadar bilirubin lt10

mgdL (lt171 micromolL) Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100

jam

Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila

ditemukan efek samping terapi sinar Beberapa efek samping yang perlu

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 38: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

37

diperhatikan antara lain enteritis hipertermia dehidrasi kelainan kulit

gangguan minum letargi dan iritabilitas Efek samping ini biasanya

bersifat sementara dan kadang-kadang penyinaran dapat diteruskan

sementara keadaan yang menyertainya diperbaiki

11 Transfusi Tukar

Transfusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan

dengan cepat bilirubin indirek dalam tubuh selain itu juga bermanfaat

dalam mengganti eritrosit yang telah terhemolisis dan membuang pula

antibodi yang menimbulkan hemolisis Walaupun transfusi tukar ini sangat

bermanfaat tetapi efek samping dan komplikasinya yang mungkin timbul

perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan bila ada

indikasi (lihat tabel 3) Kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat

kadar bilirubin juga dapat memakai rasio bilirubin terhadap albumin

(Tabel 4)

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 39: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

38

Tabel 4 Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan

Komplikasi

Berat Bayi

(gram)

Tidak Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

Ada Komplikasi

(mgdL)

Rasio

BiliAlb

lt 1250 13 52 10 4

1250 ndash 1499 15 6 13 52

1500 ndash 1999 17 68 15 6

2000 ndash 2499 18 72 17 68

ge 2500 20 8 18 72

Konversi mgdL menjadi mmolL dengan mengalikan 171

(Dikutip dari American Academy of Pediatrics Subcommittee on

Hyperbilirubinemia Management of hyperbilirubinemia in the newborn

infant 35 or more weeks of gestation Pediatrics 2004 114 294)

Yang dimaksud ada komplikasi apabila

1 Nilai APGAR lt 3 pada menit ke 5

2 PaO2 lt 40 torr selama 1 jam

3 pH lt 715 selama 1 jam

4 Suhu rektal le 35 O C

5 Serum Albumin lt 25 gdL

6 Gejala neurologis yang memburuk terbukti

7 Terbukti sepsis atau terbukti meningitis

8 Anemia hemolitik

9 Berat bayi le1000 g 1215

Dalam melakukan transfusi tukar perlu pula diperhatikan macam darah

yang akan diberikan dan teknik serta penatalaksanaan pemberian Apabila

hiperbilirubinemia yang terjadi disebabkan oleh inkompatibilitas golongan

darah ABO darah yang dipakai adalah darah golongan O rhesus positip

Pada keadaan lain yang tidak berkaitan dengan proses aloimunisasi

sebaiknya digunakan darah yang bergolongan sama dengan bayi Bila

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 40: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

39

keadaan ini tidak memungkinkan dapat dipakai darah golongan O yang

kompatibel dengan serum ibu Apabila hal inipun tidak ada maka dapat

dimintakan darah O dengan titer anti A atau anti B yang rendah Jumlah

darah yang dipakai untuk transfusi tukar berkisar antara 140-180 cckgBB

Macam Transfusi Tukar

1 lsquoDouble Volumersquo artinya dibutuhkan dua kali volume darah diharapkan

dapat mengganti kurang lebih 90 dari sirkulasi darah bayi dan 88

mengganti Hb bayi

2 lsquoIso Volumersquo artinya hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi dapat

mengganti 65 Hb bayi

3 lsquoPartial Exchangersquo artinya memberikan cairan koloid atau kristaloid pada

kasus polisitemia atau darah pada anemia

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2

lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah

Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang

Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang)

BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang)

(PCV donor)

Volume darah bayi cukup bulan 85 cc kg BB

Volume darah bayi kurang bulan 100 cc kg BB

Dalam melaksanakan transfusi tukar tempat dan peralatan yang diperlukan

harus dipersiapkan dengan teliti Sebaiknya transfusi dilakukan di ruangan

yang aseptik yang dilengkapi peralatan yang dapat memantau tanda vital

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 41: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

40

bayi disertai dengan alat yang dapat mengatur suhu lingkungan Perlu

diperhatikan pula kemungkinan terjadinya komplikasi transfusi tukar

seperti asidosis bradikardia aritmia ataupun henti jantung

Untuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berat dimana fasilitas sarana

dan tenaga tidak memungkinkan dilakukan terapi sinar atau transfusi

tukar penderita dapat dirujuk ke pusat rujukan neonatal setelah kondisi

bayi stabil (lsquotransportablersquo) dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan

bayi baru lahir risiko tinggi

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
Page 42: Contekan Enak Ikterus-neonatorum

41

DAFTAR PUSTAKA

Etika Risa dkk 2007 Hiperbilirubinemia pada Neonatus Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIRRSU Dr Soetomo-Surabaya

Kosim M Sholeh dkk 2008 Buku Ajar Neonatologi EdI Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta Badan Penerbit IDAIrsquo

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED 2008 Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Jakarta

  • 3 Metabolisme Bilirubin
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik