Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai upaya untuk mendukung tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah diprogramkan oleh pihak sekolah saya mendapat kesempatan untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) di lingkungan PT. Badak NGL. PT. Badak NGL merupakan salah satu perusahaan migas terbesar di dunia yang bersetatus BUMN, secara langsung perusahaan ini dapat mensejahterakan masyarakat sekitarnya dan juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Dengan pemanfaatan Gas alam yang dihasilkan di PT. Badak NGL ini terutama dilakukan dalam operasional pabrik dan proses produksi. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan dari berbagai macam mesin yang ada dikawasan PT. Badak NGL. Sealin itu pemilihan Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menimbulkan rasa kepedulihan terhadap apa yang terjadi disekitar peserta Praktek Kerja Lapangan. Dengan mengikuti pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan praktek ini diharapkan nantinya kami (para siswa) dapat membuka usaha dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan. Instrument Section 1
37

CO2 Analyzer

Oct 26, 2015

Download

Documents

Muhamad Nahrowi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CO2 Analyzer

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai upaya untuk mendukung tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah

diprogramkan oleh pihak sekolah saya mendapat kesempatan untuk Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di lingkungan PT. Badak NGL. PT. Badak NGL merupakan salah

satu perusahaan migas terbesar di dunia yang bersetatus BUMN, secara langsung

perusahaan ini dapat mensejahterakan masyarakat sekitarnya dan juga berdampak

pada perekonomian Indonesia.

Dengan pemanfaatan Gas alam yang dihasilkan di PT. Badak NGL ini terutama

dilakukan dalam operasional pabrik dan proses produksi. Hal ini dapat dilihat pada

penggunaan dari berbagai macam mesin yang ada dikawasan PT. Badak NGL.

Sealin itu pemilihan Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menimbulkan rasa

kepedulihan terhadap apa yang terjadi disekitar peserta Praktek Kerja Lapangan.

Dengan mengikuti pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan praktek ini

diharapkan nantinya kami (para siswa) dapat membuka usaha dan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan selama mengikuti Praktek

Kerja Lapangan.

1.2Batasan Masalah

Makalah ini dibatasi pada prinsip kerja Field Unit CO2 Analyzer secara fisis, tidak

menyangkut elemen-elemen logika dan elektronis dari elemen kontroler. Pada

Controler Unit, yang dipelajari adalah pengoperasian menyangkut tentang

pembacaan dan kalibrasi serta perawatannya.

1

Page 2: CO2 Analyzer

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini adalah :

Memperkenalkan dunia kerja yang sebenarnya.

Untuk mendidik peseta berdisiplin dan mempunyai tanggung jawab dalam

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).

Mendorong untuk terampil guna menghadapi perkembangan teknologi.

Memperoleh pengalaman serta permasalahan yang dihadapi dalam dunia

kerja.

Juga sebagai latihan para peserta pelatihan untuk memperdalam teori dan

praktek dengan harapan dapat diimplementasikan di sekolah atau dunia kerja

nantinya.

1.4Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini adalah dibidang CO2

Analyzer. Metode analisa CO2 dengan alat CO2 Analyzer merupakan salah satu

metode yang di gunakan untuk mengetahui penyerapan kandungan CO2 dalam

Feed Gas. Sistem pengolahan gas alam cair (LNG), kadar atau kandungan CO2

merupakan salah satu komponen yang di monitor dan di kontrol.

Setelah keluar dari sistem absorber (1C-2) diharapkan kadar CO2 pada Feed Gas

menjadi rendah. CO2 itu di kontrol menggunakan CO2 Analyzer dengan Range 0-

100 ppm dan seting batasannya maksimum 50 ppm.

2

Page 3: CO2 Analyzer

BAB 2

PT.BADAK Natural Gas Liquefaction

2.1 Sejarah PT. Badak Natural Gas Liquefaction

PT Badak Natural Gas Liquefaction lebih dikenal dengan PT Badak NGL adalah

perusahaan penghasil LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia dan di dunia.

Berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, perusahaan ini memiliki 8 process train (A -

H) yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). PT

Badak NGL merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang

maupun Indonesia.

Perjalanan PT BADAK NGL

bermula dari ditemukannya

cadangan gas alam dalam jumlah

yang sangat besar di dua area

terpisah.

Area pertama terletak di Lapangan

Gas Arun, Aceh Utara, yang

ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia

di akhir tahun 1971. Area kedua

adalah Lapangan Gas Badak,

Kalimantan Timur yang ditemukan

oleh Huffco Inc. di awal tahun 1972. Kedua perusahaan ini bekerja di bawah

Production Sharing Contracts dengan Perusahaan Tambang Minyak Negara

Indonesia, Pertamina.

Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada empat kilang LNG di

seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian.

3

Page 4: CO2 Analyzer

Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG, Pertamina, Mobil Oil, dan

Huffco Inc., bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat

mengekspor gas alam berbentuk cair dalam jumlah besar.

Sejarah mencatat bahwa proyek ini

memang didasari oleh optimisme dan

ambisi kuat dengan keyakinan atas

kuatnya permintaan pasar. Bulan-

bulan penuh kerja keras pun dijalani

oleh Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco

Inc.untuk menjual proyek kepada dua

konsumen LNG potensial,

penyandang dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut

akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap

lima perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu

Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5

Desember 1973.

Kontrak yang kemudian dikenal sebagai “The 1973 Contract” itu berisi komitmen

dari para pembeli untuk mengimpor

LNG Indonesia selama 20 tahun,

yang saat itu kilang LNG belum

selesai didirikan. Sementara itu, di

pertengahan 1977 Pertamina telah

menyepakati untuk mensuplai LNG

dari kedua kilang LNG yang akan

dibangun dalam waktu 42 bulan. Dengan didirikannya kilang-kilang LNG, maka

pembuatan kapal tanker untuk armada transportasi dan pembangunan beberapa

terminal penerima, termasuk jadwal pengatur pembiayaan atas proyek-proyek

itupun harus dilaksanakan juga secara simultan.

4

Page 5: CO2 Analyzer

Berkat kerjasama berbagai pihak, proyek besar inipun telaksana. Hal ini tentu tak

lepas dari adanya dukungan perusahan-perusahaan asing, bank, lembaga-lembaga

keuangan serta kerjasama dari tiga Negara: Indonesia, Jepang, dan Amerika

Serikat. Berbekal optimisme, ambisi dan kerja keras bersama, tinta sejarah pun

telah digoreskan LNG Badak tercatat sebagai tombak dari sejarah industri LNG

Indonesia.

PT Badak NGL selama lebih dari 33 tahun telah memberikan kontribusi yang

cukup besar di perindustrian gas internasional sehingga PT Badak NGL dikenal

sebagai perusahaan Operating Organization profesional yang terpercaya dan dapat

diandalkan.

2.2 Pendirian dan perkembangan perusahaan

26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegang

sahamnya adalah Pertamina, VICO dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk

mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil dari nama daerah

tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut.

Konstruksi kilang dimulai pada tanggal 26 November 1974 dan selesai 36 bulan

kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya train LNG pertama (train

A). Kilang pertama ini diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1977 dan pengapalan

LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke Senboku, Jepang melalui kapal

LNG Aquarius.

PT Badak juga mempunyai 4 jalur pipa paralel berukuran 36" dan 42" yang

berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan

LPG dari sebelumnya yang hanya punya satu jalur pipa berukuran 36" pada masa

awal perusahaan berdiri.

5

Page 6: CO2 Analyzer

Selain itu, di jalur yang sama ada satu pipa berukuran 42" dimiliki oleh Pupuk

Kalimantan Timur.Selama 25 tahun, pabrik LNG Badak yang pada mulanya hanya

memiliki 2 train, tapi sekarang sudah mempunyai 8 train dan ditambah dengan

fasilitas penghasil LPG, seiring dengan ditemukannya cadangan gas alam yang tak

kalah besar di sekitar Muara Badak. Jika beroperasi pada kapasitas penuh, kilang

LNG Badak dapat memproduksi rata-rata 140.000 ton m3 gas alam per harinya.

Total produksi gas alam setahunnya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG per

tahun di tahun 1977 menjadi lebih dari 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton LPG per

tahun. Produksi LNG di Badak NGL merupakan yang terbesar di seluruh dunia.

2.3 Maintenance Dapartement

Maintenance Departement merupakan salah satu Departement yang berada di

bawah Manufacturing Devision. Departement ini bertanggung jawab atas perbaikan

dan pemeliharaan semua asset perusahaan yang berada di dalam plant sehingga

plant dapat beroperasi dengan Aman, lancar, dan Handal.

Selain tugas tersebut Departement juga mengontrol biaya pemakaian dan

perwatan yang beradaa di plant. Pekerjaan maintenance meliputi :

1. Pemeriksaan yang bersifat rutin harian, bulanan, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali,

maupun setahun. Bisa juga pemeriksaan dilakukan berdasarkan permintaan dari

kostadian.

2. Pembersihan alat dari kotoran, untuk mencegah akibat buruk yang ditimbulkan

oleh kotoran tersebut.

3. Mengkalibrasi alat-alat.

4. Perbaikan alat-alat.

5. Penggantian alat-alat yang rusak, atau memperbaiki alat yang rusak sehingga

dapat dipakai kembali.

6

Page 7: CO2 Analyzer

Departement ini bekerja berdasrkan WO (Work Order). Maintenance Departement

dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung jawab pada manufacturing

manager.

Dalam Maintenance Departement terdapat enam section yang dikepalai Sction

Head. Keenam section tersebut adalah :

1. Maintenance Planing & TA Section.

2. Stationer Equipment Section.

3. Rotating Equipment And Shop Section.

4. Electrical Section.

5. Instrument Section.

6. Shop Instrument Section.

7

Page 8: CO2 Analyzer

BAB 3

Instrument

Instrument adalah suatu media atau alat sebagai penghubung antara operator dan

output untuk melakukan sesuatu. Instrument dalam proses industri mempunyai

beberapa fungsi yang dapat di klarifikasikan kedalam empat golongan yaitu :

1. Pengukuran ( measurement )

2. Pengendalian / pengontrol ( control sistem )

3. Pengaman ( safety )

4. Penganalisa ( analyzer )

3.1Pengukuran ( measurement )

Pengukuran merupakan bagian dari instrumentasi. Untuk mengetahui pengukuran kita

memerluhkan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui/memonitor jalannya suatu

kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variable proses yang sedang diukur.

Pengukuran yang banyak dilakukan adalah berupa pengukuran : tekanan (preassure),

suhu (temperature), aliran (flow), dan tinggi atau rendahnya permukaan cairan (level).

3.2Pengendali ( control )

Pengendali yaitu sebagai alat control yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya

operasi agar variable proses yang diukur atau dikendalikan sesui harga yang

diinginkan.

8

Page 9: CO2 Analyzer

3.3Pengaman ( safety )

Pengamanan yaitu berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan

atau mesin, mencegah terjadinya bahaya kecelakaan pada pekerja, serta mencegah

kerusakan lingkungan. Sistem pengamanan ini mempunyai tahap-tahap, yaitu memberi

peringatan berupa alarm dan melakukan shutdown terhadap proses yang ada.

3.4Analisa ( analyzer )

Analisa berfungsi untuk menganalisis kualitas kandungan dari suatu produk yang

dikelola. Kemudian dapat juga dipergunakan sebagai alat analisa untuk pencegahan

polusi dari suatu buangan industri agar tidak membahayakan dan mencemari

lingkungan. Dalam laporan kali ini saya akan membahas tentang Analisa ( analyzer )

yaitu CO2 Analyzer.

9

Page 10: CO2 Analyzer

10

Page 11: CO2 Analyzer

Bab 4

CO2 ANALYZER

Proses penghilangan CO2 dilakukan di Plant-1 atau biasa disebut dengan CO2

Absorption. Di dalam Plant ini senyawa CO2 dipisahkan dari feed gas dengan memakai

bahan Absorbent larutan aMDEA (Methyl Diethanol Amine). Jadi, Plant-1 (Gas

Purification) adalah unit pemurnian gas yang berfungsi untuk menghilangkan atau

menyerap CO2 yang terdapat dalam feed gas sampai batasan maksimum yang diijinkan

50 ppm.

Proses Purification feed gas merupakan salah satu unit yang memegang peranan

penting dan tidak terpisahkan dari unit-unit lainnya. Feed gas yang bertekanan kurang

lebih 47 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar 31°C masuk ke column 1C-2 (CO2

Absorber) lewat dibawah tray-1. Tekanan feed gas di control oleh control valve 1PV-33.

Di dalam column 1C-2 terdapat 31 ballast valve tray (tray 1 sampai tray 31) untuk

memberikan kontak yang baik antara feed gas dengan cairan aMDEA, juga terdapat 2

buble cup tray (tray-32 dan tray-33) ditempat masuknya wash condensate yang

berfungsi sebagai pencuci feed gas yang akan keluar lewat puncak column 1C-2.

Sebelumnya melalui demister pad yang terdapat dibagian atas di dalam column 1C-2.

Dalam perjalanan feed gas menuju puncak column, feed gas berkontak langsung

dengan cairan aMDEA yang masuk diatas tray-31 dan turun ke dasar column melalui

down comer. Selama terjadi kontak antara feed gas dangan larutan aMDEA maka CO2

yang terikut dalam feed gas akan terserap oleh aMDEA.

Gas yang telah terbebas dari CO2 setelah melalui demister pad akan keluar melalui

puncak 1C-2 dengan temperature sekitar 45°C kemudian dialirkan ke 1E-2 (CO2

Absorber Over Head Cooler) untuk didinginkan sekaligus mengkondensasikan butiran-

butiran aMDEA yang lolos dari demister pad. Sebagai media pendingin di 1E-2

digunakan cooling water yang dialirkan dibagian tube dan feed gas dibagian shell 1E-2

sebelum masuk ke drum 1C-3. Cairan-cairan yang terikut kemudian dipisahkan didalam

11

Page 12: CO2 Analyzer

1C-3. Gas dari 1C-3 akan melewati sebuah demister pad yang ada di dalamnya dan

selanjutnya gas akan menuju dehydration section Plant-2 untuk proses selanjutnya.

Larutan aMDEA yang banyak mengandung CO2(Rich aMDEA) akan keluar dari dasar

1C-2 dengan temperature sekitar 62°C dan tekanan sekitar 47 Kg/Cm2 dan dialirkan

menuju 1C-4 melalui control valve 1LV-1 yang berfungsi mengontrol level di 1C-2 dan

valve 1UV-4 yang berfungsi sebagai protect bejana 1C-4. Di dalam 1C-2 terdapat

hydrocarbon yang mengembang diatas permukaan aMDEA yang kemudian dialirkan

melalui skimmer line menuju bejana 1C-4. Cairan aMDEA yang masuk ke bejana 1C-4

diflashkan oleh coalyster pad (untuk menguapkan hydrocarbon yang terkondensasi).

Untuk cairan aMDEA sendiri selanjutnya dialirkan ke seksi regenerasi.

3. 1 Pengertian dan Fungsi dari CO2 Analyzer.

3.1.1 Pengertian CO2 Analyzer.

CO2 Analyzer (Carbondioxida Analyzer) yaitu suatu alat instrumentasi

penganalisa kandungan karbon dioksida dalam suatu sampel gas. Sample gas

tersebut secara kontinyu di ukur dengan menggunakan 2 cell. Sample Cell dan

Reference Cell, Reference cell sebagai gas pembanding. Gas yang melalui

Reference Cell sebelumnya sudah melalui scrubber untuk diserap kandungan

CO2nya. Karena kandungan CO2 tidak boleh lebih dari 50 ppm, CO2 jika gas

CO2 tinggi maka akan menyebabkan kebuntuan pada tubes pendingin di Main

Heat Exchanger (5E-1). Kebuntuan itu disebabkan karena pada proses

pencairan di Main Heat Exchanger (5E-1) berlangsung pada kondisi tekanan dan

temperature yang dapat menyebabkan CO2 berada dalam fasa padat. Pada

temperature rendah mencapai -150 s/d -160° kelarutan CO2 pada CH4 cair

adalah sebesar 200 ppm (0.02℅). Apabila konsentrasi tesebut terlampaui maka

kelebihan CO2 itu akan membentuk padatan yang tentu saja padatan itu dapat

menyebabkan kebuntuan pada tubes pendingin di Main Heat Exchanger (5E-1).

12

Page 13: CO2 Analyzer

Oleh karena itu kandungan CO2 dalam gas perlu dibersihkan hingga di bawah

200 ppm. Tetapi berdasarkan pertimbangan factor keamanan dan kehandalan

operasi dalam pengopersian kilang LNG Bontang pembersihan CO2 tersebut

dibatasi ≤ 50 ppm. Walaupun kenyataannya dilapangan CO2 yang keluar dari

proses purification berkisar hanya 1-5 ppm yang ditunjukkan oleh CO2 Analyzer

2AI-3.

Adapun beberapa komponen-komponen yang berada dalam unit CO2 analyzer

antara lain:

1. Power Supplay

Power input yang digunakan pada CO2 analyzer adalah 100 – 240 VAC; input

Current -15%, +10%, Max 2.2 Ampere; Line Frequency Range 50 – 60 Hz ± 3

Hz; Output Voltage 24 VDC ± 5%.

2. Sample Handling System.

Suatu sistim yang berfungsi untuk mengatur sample gas masuk dan keluar dari

alat CO2 analyzer baik berupa flow ataupun tekanan dengan harapan sample

hendling ini (sample yang masuk ke unit CO2) aliran dan tekanannya sudah di

atur serendah mungkin, ini untuk menjaga kestabilan pengukuran, safety

terhadap alat maupun lingkungan. Sisa gas yang di alirkan ke blow down di

sesuaikan dengan alat tersebut dan hasil analisa akan lebih akurat. Dalam panel

ini juga di siapkan fasilitas untuk melakukan kalibrasi dengan menggunakan

standard gas ataupun test zero, sesuai yang di inginkan pengguna alat tersebut.

Pada Sample Handling System terjadi proses penyerapan kandungan CO2

dengan menggunakan Ascarite. Ascarite berfungsi untuk menyerap kandungan

CO2.

13

Page 14: CO2 Analyzer

Gambar Sample Handling System

14

Page 15: CO2 Analyzer

3. Analyzer Module :

a. Filter

b. Flow Sensor/Detector.

c. Coper.

d. Measuring cell.

e. Refference Cell.

f. Sample gas inlet

g. Sample gas outlet

4. Analog I/O Board Connection Diagram

5. Display and Control Unit

Bagian CO2 analyzer yang berfungsi sebagai monitor sekaligus input data dan

masuk kedalam menu alat. Diantara lain bagiannya adalah Lampu LED untuk

Power (Hijau), Maint (Kuning) dan Error (Merah), Numeric Keypad, Softkey Line,

Cancel Keys, Menu Line dan Information Field.

3.1.2 Fungsi CO2 Analyzer

Fungsi CO2 Analyzer pada umumnya adalah untuk mengetahui kadar gas CO2

yang terkandung dalam feed gas. Dalam proses produksi LNG di kilang PT

Badak. CO2 ini dipasang untuk memonitor hasil proses penyerapan CO2 di 1C-2

dengan menggunakan reagent kimia aMDEA yang dapat mengikat CO2 tersebut

sehingga kandungan gas CO2 berada dibawah 50 ppm. Konsentrasi larutan

aMDEA yang dipakai CO2 dari feed gas didalam CO2 Absorber adalah 40% wt.

Proses ini didasarkan pada suatu pembuktian bahwa aMDEA mempunyai

kesanggupan untuk menyerap CO2 dan H2S pada kondisi temperature Atmosfir

dan tekanan relative tinggi dan pelepasan Acid (CO2 dan H2S) dari dalam larutan

aMDEA tadi dengan cara memanaskannya pada suhu yang relative tinggi dan

tekanan rendah.

15

Page 16: CO2 Analyzer

3.2 Prinsip Kerja CO2 Analyzer

Prinsip kerja CO2 analyzer yaitu dengan menggunakan radiasi infrared yang

berasal dari sumber yang seimbang. Radiasi infrared tersebut dipancarkan

kemudian dipotong-potong oleh choper dengan frekuensi 10 hz. CO2 yang

telebih dahulu melalui filter dan heater, setelah disinar menggunakan radiasi

infrared, kemudian dibaca oleh detector lalu di kirim ke recorder untuk di jadikan

signal digital kedalam display serta merubahnya kebentuk analoq output 4-20

mA ke DCS. Dalam Analyzer ini, ada dua energy yang simbang yang di

lewatkan melalui dua optical-cell yang didalam keduanya mengalir referece cell

dan semple cell. Rangkaian rangkaian elektronik secara terus-menerus

mengukur perbedaan energy infrared yang terserap didalam dua cell tersebut.

Dan kemudian masuk ke dalam detector.

Detektor terdiri atas dua ruangan yang dipisahkan oleh selembar diafragma

logam yang tipis. Kedua ruangan diisi oleh gas yang menyerap pancaran infra

merah sehingga jika berkas memasuki detektor, gas menjadi panas dan

mengembang. Perbedaan gas yang melalui reference cell dan sample cell, akan

mengakibatkan perbedaan radiasi-infrared yang masuk kedalam detector, yang

akan mengakibatkan terjadinya perbedaan tekanan di dalam detektor

Perbedaan ini di akibatkan oleh berbedanya komposisi CO2 dalam kedua cell

yang menyebabkan absorbansi gas sample yang tidak sama dengan absorbansi

gas reference. Akibatnya, diafragma yang semula datar akan melengkung

kekanan atau kekiri. Jika diafragma melengkung, jaraknya terhadap pelat

berubah sehingga harga kapasitansinya berubah.

Untuk menghilangkan interfensi dari penyerapan infrared oleh komponen lain di

dalam gas sample yang akan diukur, maka digunakan optical-filter yang sesuai

kebutuhan pengukuran. Untuk pengukuran CO2 digunakan filter sekitar 4.6µm.

16

Page 17: CO2 Analyzer

3.3 Gambar CO2 analyzer

Gambar.Photometer Assembly consist Gambar CO2 analyzer

17

Photometer Assembly consist:Sumber Radiasi infra non dispersi red(NDIR)ChopperCellDetector

1

4

2

3

Page 18: CO2 Analyzer

Wall mounted

ABB AO2000 SERIES

Gambar salah satu CO2 Analyzeryang di pergunkan di PT. Badak NGL

18

Page 19: CO2 Analyzer

Pressure

Reducing

System

Sample handling System

Analyzers

DCS / Report

1C-2

GAS CALIBRATION

3.4 CO2 Analyzer Block Diagram

Gambar Blok Diagram

19

Page 20: CO2 Analyzer

3.5Kalibrasi

1. Persiapan Kalibrasi

a. Pastikan bahwa ijin kerja telah ditandatangani oleh petugas Operasi ( area

operator ) dan petugas Safety dilapangan jika diperluhkan, sebagai bukti

bahwa pekerjaan dapat dimulai.

b. Pastikan bahwa suku cadang ( spare parts ) untuk perbaikan tersedia jika

dibutuhkan.

c. Pastikan bahwa kualitas suku cadang memenuhi syarat spesifikasi. Jika

perlu minta bantuan Inspection atau FE untuk memastikannya.

d. Koordinasi dengan pihak Operation harus dilakukan sebelum pelaksanaan

kalibrasi CO2 Analyzer.

e. Pekerjaan dilengkapi dengan ijin kerja yang dikeluarkan oleh custodian.

f. Sebelum melakukan kalibrasi CO2 Analyzer harus diyakinkan bahwa tidak

ada lagi hal-hal yang akan mempengaruhi kestabilan process system.

g. Dan jangan lupa menyiapkan peralatan kerja yang sesuai dengan proses

kalibrasi.

2. Tindakan Kalibrasi

Perhatikan Gambar Front Panel. Dibawah LCD ada 6 Blank Keypad. Fungsi

masing-masing key berubah-ubah tergantung kepada apa yang di-display-

kan pada LCD bagian bawah.

20

Page 21: CO2 Analyzer

a. Dalam keadaan normal, tekan MENU sehingga Display akan

menampilkan :

Calibrate

Configure

Maintenance/Test

Diagnostic

b. Dengan menekan Arrow ( ▲ ▼ ), pilih Calibrate kemudian tekan ENTER,

Display akan menampilkan :

c. Pilih Manual Calibration kemudian ENTER maka Display akan

menampilkan :

21

Manual Calibration

Automatic Calibration

Component Range

CO2 0 - 100 ppm

CO2 0 - 500 ppm

Page 22: CO2 Analyzer

d. Pilih CO2 0 - 100 ppm kemudian ENTER, maka Display akan

menampilkan :

ZERO GAS

SPAN GAS

A. KALIBRASI MENGGUNAKAN ZERO GAS

Perhatikan Gambar Front Panel dan Sample Conditioner

a. Pilih ZERO GAS kemudian ENTER, Display akan menampilkan : “Test

Gas Concenctration : 0.00 ppm”.

b. Jika Display sudah menunjukkan 0.00 ppm tekan ENTER. Jika tidak,

tekan CLEAR dan tulis 0.00 dengan menekan Numeric Keypad kemudian

tekan ENTER.

c. Buka Cylinder GAS ( CAL 1 ) dan pindahkan Selector Valve dari Sample

Proses ke posisi “Cal 1” ( terletak pada Sample Conditioner di luar

Analyzer House ).

d. Pindahkan Sample dari posisi Normal ke posisi ZERO dengan cara

membuka Valve B dan menutup Valve A ( terletak dibawah kanan

Analyzer ).

e. Indikasi harus menunjukkan 0.00 karena semua gas melalui ASCARITE

(CO2 Scubber ). Tunggu sampai indikasi stabil pada 0.00 kemudian tekan

ENTER.

f. Display akan menampilkan selama beberapa detik :

22

Page 23: CO2 Analyzer

g. Kemudian, Display akan menampilkan indikasi Zero ( 0.00 ). Jika penunjukan Zero

sudah bagus, tekan ENTER dan Display akan menampilkan :

Saving New Calibration Factors

Please Wait……..

h. Setelah selesai saving, pengkalibrasian ZERO sudah bagus, tekan

ENTER dan Display akan kembali tampilkan :

Component Range

CO2 0 – 100 ppm

CO2 0 – 500 ppm

i. Jika indikasi Zero belum berhasil, tekan REPEAT dan Display akan

kembali menampilkan “Test Gas Concentration : 0.00 ppm”.

j. Ulangi step A. KALIBRASI MENGGUNAKAN ZERO GAS.

23

Calibration is Running

Please Wait………

Page 24: CO2 Analyzer

B. KALIBRASI MENGGUNAKAN SPAN GAS

a. Untuk kalibrasi SPAN, posisikan kursor pada CO2 Range 0 – 100 ppm

kemudian ENTER, display akan menampilkan :

ZERO GAS

SPAN GAS

b. Posisikan ke SPAN GAS kemudian ENTER. Pindahkan Sample dari

posisi ZERO ke Normal dengan cara buka Valve A dan tutup Valve B.

Tekan ENTER, maka display akan menampilkan : “Test Gas

Concentration : ##.# ppm”

c. Masukkan data Span Gas Concentration sesuai dengan nilai yang tertera

pada Sertifikat Standard Span Gas CO2 ( misalnya 88.9 ppm ), kemudian

tekan ENTER

d. Display akan menampilkan indikasi SPAN ( sebelum kalibrasi ) dan

tunggu sampai indikasi stabil kemudian tekan ENTER, Display akan

menampilkan :

Calibration is Running

Please wait……

e. Setelah itu, indikasi harus menunjukkan nilai SPAN sesuai dengan

Sertifikat pada Stadard Gas CO2 kemudian tekan ENTER jika kalibrasi

sedah bagus dan tekan REPEAT jika ingin mengulangi kalibrasi.

24

Page 25: CO2 Analyzer

f. Jika ditekan ENTER maka display akan menampilkan :

g. Setelah selesai

Saving New

Calibration Factords, display akan menampilkan :

h. Jika ditekan REPEAT, maka display akan menampilkan “ Test Gas

Concentration : ##.# ppm”. Lanjutkan kembali kalibrasi menggunakan

SPAN GAS ( paragraph B. step c ).

i. Jika kalibrasi SPAN selesai, tekan MEAS dan Display akan kembali

keposisi normal.

j. Kembalikan Selector Valve dari Cal 1 ke Sample Proses dan tutup Valve

dari Standard Gas CO2.

k. Aktivitas kalibrasi selesai.

25

Saving New Calibration Factords

Please Wait…….

Component Range

CO2 0 – 100 ppm

CO2 0 – 500 ppm

Page 26: CO2 Analyzer

BAB 5

PENUTUP

5.1Kesimpulan

1. CO2 Analyzer di gunakan di Plant 1 untuk menganalisa kandungan CO2 dalam

feed gas agar CO2nya dapat dimonitor.

2. Kandungan CO2 dipisahkan dari feed gas didalam column 1C-2 menggunakan

aMDEA dengan system pembilasan atau pengikatan kandungan CO2 kemudian

kandungan CO2 tersebut dihilangkan. Bila kandungan CO2 tidak di hilangkan

maka gas CO2 tersebut akan membeku dan menyebabkan penyumbatan pada

tube-tube 5E-1.

3. CO2 yang digunkan saat ini di PT badak yaitu tipe ABB. Tipe ini lebih

memudahkan dalam proses penyerapan CO2 dibandingkan dengan tipe yang

lama yaitu tipe Rosmount.

4. Proses kalibrasi CO2 juga lebih mudah menggunakan tipe ABB dibandingkan

Rosmount .Kalibrasi yang dilakukan dapat berupa kalibrasi manual atau

otomatis. Dan saat ini PT. Badak masih menggunakan kalibrasi manual.

5.2Saran

1. Sebaiknya dilakukan uji coba atau pengujian untuk mengetahui kemungkinan

pemanfaatan kalibrasi otomatis. Dan juga perlu pengujian kehandalan kalibrasi

otomatis.

2. Perawatan terhadap CO2 Analyzer harus selau diperhatikan, karena CO2

Analyzer sangat penting dalam proses pengolahan LNG.

26

Page 27: CO2 Analyzer

3. Dalam melaksanakan PKL hendaknya selalu menggunakan safety, dan

mematuhi seluruh peraturan di tempat kerja. Agar kita selalu aman dan dapat

terhindar dari kecelakaan kerja.

4. Sebaiknya pada ruangan Analyzer House lebih diperhatikan untuk system

pendingin ruangan. Jika ruangannya panas akan mempercepat

kerusakan/kesalahan pada peralatan Instrument.

27

Page 28: CO2 Analyzer

.DAFTAR PUSTAKA

Yadi. 2009. Feed Gas Purification. Operation Dept, Bontang

Yadi. 2008. Proses Train. Operation Dept,Bontang

Instrument Manual Book. 2005. CO2 Analyzer ABB

Hadi Wardhana,S. 2003. Rosemount Analytical. Inhouse Training, Bontang

Miharja Budi. 2011. Usulan pemasangan CO2 Analyzer

Modul Online.www.abb.com

Modul Online. www Wikipedia.com

28