BAB I LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. N.S Usia : 36 Tahun Jenis Kelamin: Laki - laki Alamat : DSN Salan 1, 1/1, Salam, Grabak, Magelang Pekerjaan : Karyawan Swasta Status : Sudah Menikah Agama : Islam Datang ke Rumah Sakit pada tanggal : 2 Maret 2014 di Poliklinik Penyakit Dalam Dirawat pada tanggal 30 Maret 2014 Anamnesa tanggal 30 Mei 2014 A. SUBYEKTIF KELUHAN UTAMA : Mual dan Muntah RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah. Keluhan ini sudah dirasakan kurang lebih sejak 1 bulan. Pasien sering mengalami muntah setiap harinya. Sehari pasien bisa mengalami muntah sebanyak 3 kali. Muntahan yang keluar hanya sedikit dan hanya air liur saja.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. N.S
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin: Laki - laki
Alamat : DSN Salan 1, 1/1, Salam, Grabak, Magelang
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Status : Sudah Menikah
Agama: Islam
Datang ke Rumah Sakit pada tanggal : 2 Maret 2014 di Poliklinik Penyakit Dalam
Dirawat pada tanggal 30 Maret 2014
Anamnesa tanggal 30 Mei 2014
A. SUBYEKTIF
KELUHAN UTAMA :
Mual dan Muntah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah. Keluhan ini sudah
dirasakan kurang lebih sejak 1 bulan. Pasien sering mengalami muntah setiap
harinya. Sehari pasien bisa mengalami muntah sebanyak 3 kali. Muntahan yang
keluar hanya sedikit dan hanya air liur saja. Pasien menyangkal keluhan tersebut
disertai dengan nyeri perut, nyeri perut seperti terbakar di ulu hati hingga
tenggorokan atau diseluruh lapang bagian perut, nyeri seperti ditusuk, diremas
ataupun nyeri yang menjalar hingga pinggang belakang pun disangkal. Pasien
menyatakan keluhan juga disertai dengan nyeri pada kepala. Keluhan tersebut
dirasakan hilang timbul. Pasien menyatakan adanya keluhan nyeri kepala terjadi
di bagian ubun-ubun. Timbul secara perlahan dan hilang pun secara perlahan.
Meskipun pasien mengaku mempunyai riwayat darah tinggi, jika tekanan darah
sedang meningkat, pasien tidak mengalami keluhan yang berarti ataupun nyeri
kepala. Pasien menyangkal adanya trauma pada bagian kepala. Pasien juga
merasakan badan terasa lemas, meskipun pasien melakukan aktifitas ringan,
pasien mengeluhkan mudah lelah. Namun begitu, pasien menyangkal adanya
kelemahan pada otot-otot tangan, kaki ataupun yang lainnya. Pasien juga
menyatakan nafsu makan menurun dalam 3 bulan terakhir ini. Sehingga pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg dari berat badan sebelumnya
85 kg hingga 70 kg.
Pasien juga mengeluhkan adanya gangguan pada saat buang air besar
kurang lebih sejak 2 minggu terakhir. Setiap hari pasien BAB namun yang keluar
hanya sedikit sekali meskipun feses normal, konsistensi tidak keras ataupun encer.
Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan saat BAK seperti nyeri pada saat
BAK, pancaran lemah, perubahan posisi untuk BAK, ataupun adanya perubahan
warna urin seperti merah atau kuning pekat seperti teh.
Pasien menyangkal adanya keluhan sesak nafas ataupun batuk dalam
keadaan istirahat ataupun aktifitas berat sekalipun. Pasien juga menyangkal
adanya nyeri dada seperti ditusuk ataupun ditindih serta tidak adanya nyeri yang
menjalar ke tangan, punggung ataupun organ lainnya. Selain itu juga pasien
menyangkal adanya rasa berdebar-debar di bagian dada.
Pasien menyatakan, dahulu pasien sering mengkonsumsi jamu-jamuan.
Hampir setiap malam pasien mengkonsumsi jamu-jamuan tersebut. Selain itu
pasien juga sering mengkonsumsi minuman berenergi seperti Extra jos, minuman
sejenisnya atau minuman berwarna lainnya setiap hari sehingga pasien
menyatakan jarang sekali mengkonsumsi air putih. Mengkonsumsi air putih
pasien katakan hanya beberapa gelas saja per hari selebihnya minuman-minuman
tersebut. Pasien menyangkal sebagai perokok. Pasien menyatakan bahwa dirinya
jarang berolahraga serta mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
- Pasien merupakan pasien gagal ginjal didiagnosa selama 1 tahun dan
sering kontrol dan baru pertama kali dilakukan haemodialisa pada tanggal
1 Mei 2014
- Pasien mempunyai riwayat hipertensi tidak terkontrol karena tidak teratur
minum obat antihipertensi sejak 1 tahun
- Riwayat diabetes mellitus disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit paru disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
- Keluhan serupa pada keluarga disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes mellitus disangkal.
RIWAYAT PENGOBATAN :
- Sudah mengkonsumsi obat dari poli untuk keluhan mual dan muntahnya,
namun pasien masih sering muntah
- Pasien sering kontrol untuk penyakit ginjalnya
- Pasien sudah melakukan haemodialisa 1 kali
RIWAYAT SOSIAL & EKONOMI :
Pasien menggunakan biaya kesehatan dengan jamsostek
B. Obyektif
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
Vital Sign :
- TD : 160/120 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 35,5 °C
- RR : 20x/menit
KEPALA & LEHER :
- Conjungtiva anemis (+/+)
- Sklera Ikterik (-/-)
- IVP dan KGB normal
THORAKS :
- Cor
Inspeksi : IC tidak terlihat
Palpasi : IC tidak kuat angkat
Perkusi : Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis
Sinistra
Auskultasi : S1 > S2
Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
- Abdomen :
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : BU (+) 4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, CVA
(-/-)
- Ekstremitas :
Edema -/-
Sianosis -/-
Akral hangat
Tidak kering
Capilla refil (dbn)
Motorik 5/5 5/5
DAFTAR MASALAH :
Subyektif
1. Mual
2. Muntah
3. Lemas
4. Pusing
5. Sulit BAB sejak 2 minggu
6. Penurunan berat badan 15 kg dalam 3 bulan
7. Riwayat gagal ginjanl
8. Riwayat hipertensi
9. Sering mengkonsumsi minuman berwarna dan berenergi, jamu-jamuan
dan jarang minum air putih
Obyektif
1. Tekanan darah : 160/120
HIPOTESA
Pasien diatas kemungkinan menderita gagal ginjal kronik dengan faktor penyebab
hipertensi
PLANNING
Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan Elektrolit
- Pemeriksaan GDS
- Pemeriksaan SGPT/SGOT
- Pemeriksaan Ureum dan Kreatinin
- Pemeriksaan Bilirubin darah
- Pemeriksaan USG abdomen
Terapi
- Tirah baring
- Os mikro lini
- Captopril 3x50 mg
- Amlodipin 10 mg 2x1
- Ij Furosemid 2x1
- Ij Ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
Monitoring
- Tekanan darah
- Elektrolit
Follow Up
(30 – 04 – 2014 )
S O A P
- Mual dan muntah sejak
2 minggu
- Tiap harinya muntah 3x,
dan hanya air liur saja
- Pusing
- Nafsu makan menurun
- Susah BAB sejak 2
minggu yang lalu
- Bak (n)
- Demam (-)
- Sesak (-)
- Riwayat gagal ginjal 1
tahun
- Rencana cuci darah
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 180/110
N: 80x/menit
S: 36,5°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
ANEMIA
DM
DIAGNOSTIK
- PDL
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
FARMAKOLOGI
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Bolus D40 + 5
ui insulin 2x
Kalitate 2 x1
NON FARMAKOLOG
Transfusi pcr
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
Monitoring:
1. VS (TD)2. Darah lengkap (HB,
MCV, MCH)3. Kimia darah (GDS,
urea dan kreatinin) EDUKASIKurangi konsumsi air
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap (30-04-2014)
JENIS
PEMERIKSAAN
HASIL REFERENSI
WBC 6.1 K/μL 4.0 – 10.0
LYM# 1.4 K/μL 1.0 - 5.0
MID# 0.8 K/μL 0.1 - 1.0
GRAN# 3.9 K/μL 2.0 - 8.0
LYM% 22.2 % 25.0 – 50.0
MID% 13.8% 2.0 – 10.0
GRAN% 64.0% 50.0 – 80.0
RBC 2.87 M/uL 4.0 – 6.20
HGB 8.5 g/dL 11.0 – 17.0
HCT 24.8 % 35.0 – 55.0
MCV 86.3 fL 80.0 – 100.0
MCH 29.6 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 34.3 g/dL 31.0 – 35.5
RDW_CV 11.0 % 10 – 16
PLT 183 K/uL 150 – 450
MPV 8.0 fL 7.4 – 11.0
PCT 0.15 % 0.20 – 0.50
PDW 14.3% 10.0 – 18.0
2. Kimia Darah (30-04-2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
Gula darah 116 mg/dl 70-115
Urea 133 mg/dl 17 - 43
Creatinin 20.1 mg/dl 0.675 – 1.300
SGOT 9 U/l 0.000 – 37.000
SGPT 8U/l 0.000 – 41.00
HbsAg -
Follow Up
(01 – 05 – 2014 )
S O A P
- Muntah 3x dan hanya
air liur
- Pusing
- Lemas
- Nafsu makan berkurang
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 160/130
N: 90x/menit
S: 36°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
DIAGNOSTIK
- PDL
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
Farmakologi
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Non farmakologi
Transfusi PRC
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
Monitoring:
1. VS (TD)2. Darah lengkap (HB,
MCV, MCH)3. Kimia darah (GDS,
urea dan kreatinin) EDUKASIKurangi konsumsi
Follow Up
(02 – 05 – 2014 )
S O A P
- Muntah 2x, air liur
- Pusing
- Lemas
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 180/110
N: 80x/menit
S: 36,5°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
Anemia
DIAGNOSTIK
- PDL (Hb, Mcv,
Mchc)
- Kimia darah
(GDS, Ureum,
Kreatinin)
- USG Abdomen
(Ukuran ginjal)
Th/
farmakologi
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Kalitate 2 x 1
Non farmakologi
Transfusi Prc
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
MONITORING
1. VS (TD)2. Darah lengkap (HB,
MCV, MCH)3. Kimia darah (GDS,
urea dan kreatinin)
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap (02-05-2014)
JENIS
PEMERIKSAAN
HASIL REFERENSI
WBC 5.3 K/μL 4.0 – 12.0
LYM# 1.0 K/μL 1.0 - 5.0
MID# 0.6 K/μL 0.1 - 1.0
GRAN# 3.7 K/μL 2.0 - 8.0
LYM% 19.3 % 25.0 – 50.0
MID% 11% 2.0 – 10.0
GRAN% 69.7% 50.0 – 80.0
RBC 2.67 M/uL 4.0 – 6.20
HGB 8.1 g/dL 11.0 – 17.0
HCT 22.6 % 35.0 – 55.0
MCV 84.6 fL 80.0 – 100.0
MCH 29.6 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 35 g/dL 31.0 – 35.5
RDW_CV 11.3 % 10 – 16
PLT 193 K/uL 150 – 450
MPV 8.5 fL 7.4 – 11.0
PCT 0.16 % 0.20 – 0.50
PDW 14.3% 10.0 – 18.0
2. Kimia Darah (02-04-2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
Urea 85 mg/dl 17 - 43
Creatinin 10.1 mg/dl 0.675 – 1.300
Follow Up
(03 – 05 – 2014 )
S O A P
- Muntah hanya air liur
saja
- Pusing (-)
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 160/100
N: 80x/menit
S: 35.8°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
DM
DIAGNOSTIK
- PDL
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
Farmakologi
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Bolus D40 + 5
ui insulin 2x
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
MONITORING
1. VS (TD)2. Darah lengkap
(HB, MCV, MCH)
3. Kimia darah
(GDS, urea dan
kreatinin)
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap (03-05-2014)
JENIS
PEMERIKSAAN
HASIL REFERENSI
WBC 8.4 K/μL 4.0 – 12.0
LYM# 1.2 K/μL 1.0 - 5.0
MID# 0.2 K/μL 0.1 - 1.0
GRAN# 6.9 K/μL 2.0 - 8.0
LYM% 14.5 % 25.0 – 50.0
MID% 2.9% 2.0 – 10.0
GRAN% 80.0% 50.0 – 80.0
RBC 2367 M/uL 4.0 – 6.20
HGB 10.8 g/dL 11.0 – 17.0
HCT 30.6 % 35.0 – 55.0
MCV 84.6 fL 80.0 – 100.0
MCH 29 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 35.3 g/dL 31.0 – 35.5
RDW_CV 11.9 % 10 – 16
PLT 154 K/uL 150 – 450
MPV 8.5 fL 7.4 – 11.0
PCT 0.14 % 0.20 – 0.50
PDW 12.7 % 10.0 – 18.0
1. Kimia Darah (03-04-2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
Gula darah 246 mg/dl 70-115
Urea 61 mg/dl 17 - 43
Creatinin 8.4 mg/dl 0.675 – 1.300
SGOT 16 U/l 0.000 – 37.000
SGPT 14U/l 0.000 – 41.00
Follow Up
(04 – 05 – 2014 )
S O A P
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Pusing (-)
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 180/110
N: 80x/menit
S: 35.8°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
DIAGNOSTIK
- PDL
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
Follow Up
(05 – 05 – 2014 )
S O A P
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Pusing (-)
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 160/120
N: 80x/menit
S: 35.8°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
DIAGNOSTIK
- PDL
- Diffcount
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
Follow Up
(06 – 05 – 2014 )
S O A P
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Pusing (-)
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 150/110
N: 80x/menit
S: 35.8°C
R: 20x/menit
MATA : Ca +/+, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD
HT
DIAGNOSTIK
- PDL
- Kimia darah
- USG Abdomen
Th/
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
PEMERIKSAAN USG UROLOGI
Tgl 06- 04 - 2014
KESAN
Follow Up
(07 – 05 – 2014 )
S O A P
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Pusing (-)
KU/KES : Cm, sakit sedang
VS
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 35.8°C
R: 20x/menit
MATA : Ca -/-, Si -/-
LEHER : JVP & KGB (N)
PULMO
I : Simetri
P: VF Ka = Ki
P : Sonor
A: Sdv +/+, Rh, -/-, Wh -/-
COR
I : IC tidak tampak
P: Ic tidak kuat angkat
P : Redup
A: SI>S2 Reg, m(-), g(-)
ABDOMEN
I : Datar
A : BU (+) normal
P ; NT (-)
P: Timpani
EKSTREMITAS
- Edema -/-
- CR < 2 detik
- Hangat
- Kekuatan motorik 5/5 5/5
CKD Th/
- Supportif :
D5 mikro lini
- Causatif :
Catopril 3x50mg
Amlodipin 2 x 1
IjFurosemid 2x1
Symptom
- Ij ranitidin 2x1
- Vomitas 3x1
BAB II
PENDAHULUAN
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang
rongga abdomen, satu di setiap sisi kolumna vertebralis sedikit di atas garis
pinggang. Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk
menghasilkan urin, menahan bahan – bahan tertentu dan mengeliminasi bahan –
bahan yang tidak diperlukan ke dalam urin. Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu
juta satuan fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai neuron, yang
disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat. Setiap nefron terdiri dari komponen
vaskuler dan komponen tubulus, yang keduanya secara struktural dan fungsional
berkaitan erat. Bagian dominan pada komponen vaskuler adalah glomerulus, suatu
berkas kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dari
darah yang melewatinya. Sedangkan komponen tubulus dari setiap neuron adalah
suatu saluran berongga berisi cairanyang terbentuk oleh satu lapisan sel epitel.
Cairan yang sudah terfiltrasi di glomerulus, yang komposisinya nyaris identik
dengan plasma, kemudian mengalir ke komponen tubulus nefron, tempat cairan
tersebut dimodifikasi oleh berbagai sistem transportasi yang mengubahnya
menjadi urin. Keadaan dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang berlangsung progresif,
lambat, samar dan bersifat irreversible (biasanya berlangsung beberapa tahun) di
sebut dengan gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik bersifat samar karena
hampir 75% jaringan ginjal dapat dihancurkan sebelum gangguan fungsi ginjal
terdeteksi. Karena besarnya cadangan fungsi ginjal, 24% dari jaringan ginjal
sudah cukup untuk menjalankan semua fungsi regulatorik dan sekretorik ginjal.
Namun dengan kurang 25% jaringan fungsional ginjal yang tersisa, insufisiensi
ginjal akan tampak.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk
ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena
adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan fungsional berukuran
mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan satu sama lain oleh
jaringan ikat. Susunan nefron di dalam ginjal membentuk dua daerah khusus :
daerah sebelah luar yang tampak granuler ( korteks ginjal) dan daerah bagian
dalam yang berupa segitiga – segitiga bergaris – garis, piramida ginjal, yang
secara kolektif disebut medula ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen
vaskuler dan komponen tubulus, yang keduanya secara struktural dan fungsional
berkaitan erat. Komponen vaskuler dari nefron diantara lain :
- Arteriol aferen
Merupakan bagian dari arteri renalis yang sudah terbagi – bagi menjadi
pembuluh – pembuluh halus dan berfungsi menyalurkan darah ke kapiler
glomerulus
- Glomerulus
Suatu berkas kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat
teralrut dari darah yang melewatinya
- Arteriol eferen
Tempat keluarnya darah yang tidak difiltrasi ke dalam komponen tubulus
meninggalkan glomerulus dan merupakan satu – satunya arteriol di dalam tubuh
yang mendapat darah dari kapiler
- Kapiler peritubulus
Merupakan arteriol eferen yang terbagi – bagi menjadi serangkaian
kapiler yang kemudian membentuk jalinan mengelilingi sistem tubulus
untuk memperdarahi jaringan ginjal dan berperan dalam pertukaran cairan
di lumen tubulus. Kapiler – kapiler peritubulus menyatu membentuk
venula yang akhirnya mengalir ke vena renalis, tempat darah
meninggalkan ginjal
Komponen tubulus dari setiap nefron adalah saluran berongga berisis cairan yang
terbentuk oleh satu lapisan sel epitel, di antara lain :
- Kapsula Bowman
Suatu invaginasi berdinding rapat yang melingkupi glomerulus
untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus
- Tubulus proksimal
Seluruhnya terletak di dalam korteks dan sangat bergelung (berliku – liku) atau
berbelit si sepanjang perjalanannya. Tubulus proksimal menerima cairan yang
difiltrasi dari kapsula bowman
- Lengkung henle
Lengkung tajam atau berbentuk U atau yang terbenam ke dalam medula. Pars
desendens lengkung henle terbenam dari korteks ke dalam medula, pars
assendens berjalan kembali ke atas ke dalam korteks. Pars assendens kembali ke
daerah glomerulus dari nefronnya sendiri, tempat saluran tersebut melewati
garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol eferen. Dititk ini sel – sel
Tubulus dan sel – sel vaskuler mengalami spesialisasi membentuk apparatus
jukstaglomerulus yang merupakan suatu struktur yang berperan penting dalam
mengatur fungsi ginjal.
- Tubulus distal
Seluruhnya terletak di korteks. Tubulus distal menerima cairan dari lengkung
henle dan mengalirkan ke dalam duktus atau tubulus pengumpul
- Duktus atau tubulus pengumpul
Suatu duktus pengumpul yang menerima cairan dari beberapa nefron yang
berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula
untuk mengosongkan cairan yang kini telah berubah menjadi urin ke dalam
pelvis ginjal .
Terdapat 2 jenis nefron yaitu nefron korteks dan nefron jukstamedula yang
dibedakan berdasarkan lokasi dan panjang sebagian strukturnya. Nefron korteks
merupakan jenis nefron yang paling banyak dijumpai dan lengkung tajam dari
nefron korteks hanya sedikit terbenam ke dalam medula. Sebaliknya, nefron
jukstamedula terletak di lapisan dalam korteks di dekat medula dan lengkungnya
terbenam jauh kedalam medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron
jukstamedula membentuk lengkung vaskuler tajam yang dikenal sebagai vasa
rekta, yang berjalan berdampingan erat dengan lengkung henle. Susuna paralel
dan karakteristik permeabilitas dan transportasi lengkung henle dan vasa rekta
berperan penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dalam berbagai
konsentrasi tergantung kebutuhan tubuh.
PrProses Dasar pada Ginjal
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin: filtrasi