Kepada Yth. Jakarta, 14 Desember 2020
Pdt. Asigor Sitanggang, Th.D.
di
tempat
Salam Rahayu,
Melaui surat ini, kami Christian Institute of Politics, Philosophy and Society
(CIRCLES) Indonesia bermaksud mengundang Pdt. Asigor Sitanggang, Th.D.
untuk mengajar di kelas kami (via zoom meeting), adapun jadwalnya adalah
sebagai berikut :
Demikian surat ini kami buat, besar harapan Bapak berkenan menerima
undangan CIRCLES Indonesia. Atas kerjasama Bapak kami ucapkan banyak
terima kasih.
Hormat kami,
M.N. Liang Dhimas Anugrah, M.Th.
Sekretaris Direktur Eksekutif
Christian Institute of Politics, Philosophy and Society
[email protected] circles.education
1.
Setiap hari Senin
Tanggal : 1, 8, 15, dan 22 Februari 2021
Waktu : Pkl. 19.00 WIB
Topik : Politik dalam Perpekstif Perjanjian Baru
Catatan : durasi pemaparan materi 40 menit, dilanjutkan sesi tanya jawab
Politik dalam Perspektif Perjanjian Baru:
Sesi I Dunia Alkitab dan Kekristenan Mula-mula
Oleh: Pdt. Asigor P. Sitanggang, Th.D.
(Ph.D. Fakultas Teologi Universitas Goettingen, Jerman; Pendeta GBI; dosen Teologi Biblika dan Studi PB
STT Jakarta)
A. Pendahuluan
Kanon Alkitab hadir dalam konteks khususnya, yaitu kebutuhan akan adanya kumpulan tulisan yang
dinilai sebagai Kitab Suci yang diilhami oleh Allah. Demikian pula setiap kitab dalam Alkitab juga hadir
dalam konteks khususnya, yang mencakup a.l. penulis beserta latar belakangnya maupun konteks sosial,
budaya, ekonomi dan ilmupengetahuan pada zaman penulis hidup.
Ini menjadi demikian penting karena beberapa hal, yaitu, berita (kerygma) yang disampaikan
penulis, entahkah ia nabi, raja, gembala, pemimpin bangsa, rasul, murid-murid Kristus, disampaikan
dalam konteks khusus tersebut, dan penerima pertama tulisan tersebut adalah masyarakat atau jemaat
yang hidup pada konteks khusus masing-masing tulisan tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
makna literal (sensus literalis atau sensus historicus) dari setiap tulisan, konteks khusus masing-masing
tulisan menjadi sangat penting.
Bagian pertama Alkitab, Perjanjian Lama, mencakup sebuah periode yang sangat panjang dari
beragam latar belakang penulis dan beragam konteks sosial-budaya. Oleh karena itu, pembahasan
mengenai dunia sekitar PL ini akan dibahas pada materi-materi yang terkait dengan setiap bagian PL.
B. Dunia Perjanjian Baru dan Kekristenan Mula-mula
1. Kronologi Kejadian-kejadian Utama terkait Studi PB1
334 sM Aleksander Agung berkuasa setelah pembunuhan ayahnya, Philip dari Makedonia, dan mulai menaklukan
kekaisaran Persia
1 Joel B. Green dan Lee Martin McDonald, The World of the New Testament (Grand Rapids: Baker Academic, 2013), 18-22.
332–330 sM Aleksander Agung menaklukan dan memulai penjajahan Yunani atas Palestina.
323 sM Aleksander Agung meninggal. Kekuasaan atas tanah-tanah taklukannya, termasuk Israel, dibagi-bagi di
antara pengganti-penggatinya (Diadokhoi). Israel pertama-tama di bawah kekuasaan Ptolomeus, bermarkas di
Aleksandria
281–100 sM Awal Septuaginta, penerjemahan Pentateukh ke dalam Bahasa Yunani (kira-kira 281 sM) dan
kemudian kitab-kitab PL lainnya dan kitab-kitab Apokrifa.
198–142 sM Kekuasaan atas Palestina direbut oleh Antiokhus III dari Ptolomeus IV.
169 sM Antiokhus IV (disebut Antiochus Epiphanes) menyerbu Mesir; Ia menaklukkan Palestina dan memaksa
orang-orang Yahudi untuk memberikan persembahan korban kepada dewa-dewa kafir
168–167 sM Mattathias Makkabeus, seorang imam Yahudi, memimpin perlawanan terhadap dinasti Seleukid
(Antiokhus)
165 sM kebebesan beragama dimenangkan oleh Yudas Makabeus yang menggantikan ayahnya Mattathias dalam
memimpin pemberontakan Yahudi melawan dinasti Seleukid.
159–142 sM Jonathan Maccabeus menggantikan Judas Maccabeus sebagai pemimpin pemberontakan
150–125 sM Kemungkinan munculnya kelompok Eseni di Qumran dan kelompok Farisi menjadi kuat.
142 sM Kemandirian politis Yahudi dari dinasti Seleukid diperoleh di bawah kepemimpinan Jonathan dan Simon
Maccabeus.
142–134 sM Simon Maccabeus membentuk dinasti Hasmonea, yang berlanjut dalam kepemimpinan Israel hingga
masa Herodes Agung (37 sM). Ia adalah raja sekaligus imam besar
134–104 sM John Hyrcanus I menggantikan Simon dan memperluas batas-batas negara melampaui batas-batas
wilayah yang dikendalikan Salomo.
104–103 sM Aristobulus berkuasa sebagai raja Hasmonea dalam waktu yang singkat.
103–76 sM Alexander Jannaeus berkuasa atas orang-orang Yahudi.
76–67 sM Salome Alexandra menggantikan suaminya sebagai penguasa atas orang-orang Yahudi, namun tanpa
gelar imam besar.
67–63 sM Aristobulus II memerintah atas orang-orang Yahudi sampai waktu Romawi menyerbu negara ini dan
dinasti Hasmonea kehilangan kekuasaan.
63 sM Pompey menyerbu Yerusalem.
63–40 sM Hyrcanus II memerintah atas sebagian orang Yahudi tetapi dengan kekuasaan yang kecil.
63–43 sM Cicero menjadi terkenal.
58–44 sM Julius Caesar menjadi terkenal. Pada tahun 44 sM ia dibunuh oleh Brutus dan Cassius.
42–41 sM Octavianus, Bersama Mark Antony, mengalahkan Brutus dan Cassius di Filipi di Makedonia. Pada waktu
ini, tanah Israel dikuasai oleh Mark Antony.
40 sM Orang-orang Partia menyerbu Syria dan membantu keluarga Hasmonea berjuang di Yerusalem untuk
mempertahkankan kekuasaan politik.
40–35 sM Aristobulus III bertugas sebagai imam besar hingga Herodes Agung menenggelamkannya di spa milik
Herodes di Yerikho. Ini mengakhiri ancaman kepemimpinan Hasmonea
37 sM Herodes Agungmenaklukan Yerusalem dan memulai kekuasaannya sebagai raja.
32–31 sM Oktavianus mengalahkan Antony di Actium dan menyatukan kekaisaran Romawi . Oktavianus menjadi
Kaisar Augustus. Herodes menyatakan tunduk kepada Octavianus dan bertahan sebagai raja orang-orang Yahudi.
30 sM – 10 M Dua rabi pemimpin, Shammai dan Hillel, tampil dan memiliki pengaruh yang cukup besar pada
kehidupan orang-orang Yahudi dari akhir abad pertama sM dan seterusny.
20–19 sM Herodes mulai membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.
10 sM–40 M Philo dari Aleksandria muncul.
6–4 sM Yesus dari Nazaret lahir.
4 sM Herodes Agung meninggal pada bulan April, dan kerajaannya dibagi di antara ketiga anaknya: Arkhelaus,
Herodes Antipas, dan Herodes Filipus.
4 sM–39 M putra-putra Herodes (Arkhelaus, Antipas, dan Filipus) memerintah atas Palestina.
6 M Augustus (Oktavianus) deposes Archelaus as ruler of Judea and establishes governors, or proconsuls, in Judea.
12–14 M Pertikaian antara Caesar Augustus dan anaknya Tiberius.
14 M Awal pemerintahan Tiberius sebagai kaisar tunggal Romawi.
26–27 permulaan pelayanan Yohanes Pembaptis.
26–36 Pontius Pilatus bertugas sebagai gubernur Yudea
26/27–29 Pelayanan Yesus di Galilea dan Yudea.
29–30 Kematian Yesus di Yerusalem.
31–32 Stefanus menjadi martir Kristen pertama (Kis. 7:54–60).
32–36 Pertobatan Rasul Paulus (Lih. Gal. 1:13–2:1).
33–44 Paulus berada di Tarsus selama sekitar 10 tahun setelah pertobatannya, dan ia kemudian pergi ke jemaat di
Antiokhia Bersama Barnabas (Kis. 11:25).
40–65 Seneca dari Roma muncul menjadi terkenal.
41–44 Herodes Agrippa I menjadi raja atas Samaria dan Yudea. Setelah ia meninggal secara mendadak, Yudea
kembali dipimpin oleh gubernur Romawi.
44 Petrus dipenjara di Yerusalem, Rasul Yakobus dipenggal.
46–48 Paulus memulai penginjilannya Bersama Barnabas (Kis. 13–14).
48–49 Orang-orang Yahudi diusir dari Roma (Kis. 18:1–2).
48–49 Sidang di Yerusalem (Kis. 15:1–29).
49–51 Paulus melakukan pelayanan selama 18 bulan di Korintus (Kis. 18:11). Suratnya kepada Jemaat Roma ditulis
di sini dalam perjalanan misinya yang kedua (lih. Rm. 15:24–29).
49–52 Perjalanan misi Paulus kedua dimulai (Kis. 15:36–41) dan berakhir (Kis. 18:20–22).
49–62 periode waktu di mana Paulus berkorespondensi dengan gereja-gerejanya dan para pelayan misi Kristen
52–55 Perjalanan mis Paulus yang ketiga dimulai (Kis. 18:23).
53–55 Paulus di Efesus (asal dari Surat-suratnya kepada Jemaat Korintus; lih. 1 Kor. 16:8).
54–68 Nero menjadi kaisar Romawi.
55–57/58 Penangkapan Paulus di Yerusalem dan pemenjaraannya di Kaisarea dan Roma.
58–60 Paulus pergi ke Roma sebagai tahanan selama setidaknya 2 tahun (Kis. 28).
60–69 Periode di mana Injil Markus dan Lukas ditulis.
62 Petrus pergi ke Roma.
62 Yakobus saudara Yesus menjadi martir di Yerusalem.
62–64 Karena munculnya penganiayaan atas orang-orang Kristen di Roma, sebagian orang Kristen meninggalkan
Yerusalem dan menetap di Pella, timur Yordan.
62–64 Petrus dan Paulus meninggal di Roma dalam masa penganiayaan Nero (akhir dari era rasuli).
64 Roma dibakar, kemungkinan besar oleh Nero dan orang-orang Kristen dipersalahkan. Penganiayaan atas orang-
orang Kristen berlanjut di Roma.
65–95 Era pasca-rasuli dimulai dengan kematian rasul-rasul utama (Yakobus saudara Yesus, Petrus dan Paulus).
66–73 Perang Yahudi pertama melawan Roma. Pemberontakan Yahudi melawan Roma berakhir dengan
penghancuran Yerusalem dan Bait Suci pada tahun 70. Pertempuran terus muncul hingga benteng terakhir
(Masada) dihancurkan pada tahun 73.
68–69 Kekacauan di Roma dan tahun di mana empat kaisar memerintah di Roma.
70–95 Kadangkala disebut periode Terowongan karena tidak banyak kejadian pada masa ini. Kemungkinan besar
masa di mana Injil Matius, Lukas dan Yohanes ditulis. Farisiisme dan para rabi muncul sebagai representasi
dominan dari Yudaisme. Kemungkinan dalam periode ini Kitab Didakhe ditulis.
70–902 Orang-orang Yahudi bertemu di Yamnia (Yavneh) untuk membahas Reformasi Yudaisme, khususnya ketika
Yudaisme kini tidak memiliki ibadah Bait Suci. Akademi rabinik didirikan oleh Rabi Yohanan ben Zakkai, anak dari
Rabi Gamaliel (lih. Kis. 5:34).
75 Josephus menulis Jewish War.
81–96 Domitianus memerintah atas kekaisaran Romawi. Antara tahun 85 hingga 95, penyiksaan atas orang-orang
Kristen muncul di Asia Kecil.
90–95 Munculnya bidat doketisme (lih. 1 Yoh. 4:1–3).
93 Yosephus menulis Antiquities of the Jews.
95–100 Klemen dari Roma menulis 1 Clement.
100 Josephus meninggal di Roma.
115–117 Surat-surat Ignatius dan kemartirannya.
117–138 Hadrianus memerintah sebagai kaisar Romawi.
2 Periode 70-135 dibahas dengan panjang lebar oleh Junghwa Choi, Jewish Leadership in Roman Palestine 70CE to 135 CE (Leiden: Brill, 2013).
132–135 Perang Yahudi ke-2: pemberontakan Bar Kokhba dikalahkan oleh Romawil Kaisar Hadrianus mengusir
orang-orang Yahudi dari Yerusalem dan menamainya Aelia Capitolina, dari nama ibunya.
135 Gnostikisme muncul.
140 Shepherd of Hermas ditulis.
140–160 Marcion dan Valentinus memulai pengajaran mereka. Marcion menulis Contradictions dan Prologues.
156–185 Montanus memulai pelayanan di Frigia. Kontroversi Montanis muncul.
160 Yustinus Martir menulis Apologies dan Dialogue with Trypho.
175–180 Tatianus menyusun Diatessaron, suatu harmonisasi keempat injil.
178 Celsus menulis True Reason, serangan utama yang pertama terhadap iman Kristen.
180–185 Irenaeus menulis Against Heresies, menantang bidat-bidat pada zamannya.
2. Bahasa
Dunia di mana Yesus lahir dan berada, baik sebelum Ia hadir maupun sesudahnya, adalah dunia dengan
multibahasa. Orang-orang Yahudi berbahasa Ibrani. Perbauran orang-orang Yahudi berbahasa Ibrani
dengan orang-orang Syria menghasilkan Bahasa Aram, yaitu Bahasa Syria dengan alfabet Ibrani.
Penjajahan Romawi atas Palestina, seperti dijelaskan dalam kronologi di atas, menghasilkan pengaruh
Bahasa Yunani, dan kemudian Latin, yang cukup besar bagi daerah Palestina.
Dalam dunia akademik biblika abad ke-19 dan ke-20, dipahami secara umum bahwa Yesus
hanya berbahasa Aram. Bahasa Aram adalah bahasa yang umum dipakai pada zaman itu, yang konon
dipahami sebagai lingua franca (bahasa percakapan umum). Namun memasuki abad ke-21, mulai
diragukan dalil bahwa Yesus hanya berbahasa Aram. Mulai diyakini bahwa Yesus pasti mengetahui
Bahasa Yunani. Hal ini dipastikan berdasarkan penemuan artifak-artifak sastra maupun non-sastra pada
pertengahan abad ke-20 khususnya di Qumran maupun situs-situs gurun pasir lainnya.
Penemuan-penemuan ini menyingkapkan setidaknya keberadaan dan penggunaan empat
bahasa: Ibrani, Aram, Yunani dan Latin di Palestina Kuno (termasuk era Yesus hidup).3 Kenyataan bahwa
PB dituliskan dalam Yunani menunjukkan bahwa Bahasa Yunani, dan bukan bahasa Aram adalah bahasa
prestigius pada waktu itu.
4. Teknologi dan Bangunan
3 Hughson T. Ong, The Multilingual Jesus and the Sociolinguistic World of the New Testament (Leiden: Brill, 2016), 1. Lihat juga Stanley E.Porter, The Criteria for Authenticity in Historical-Jesus Research:
Previous Discussion and New Proposals (Sheffield: Sheffield Academic, 2004), 140, 141 n. 31 dan 32; Sang-Il. Lee, Jesus and Gospel Traditions in Bilingual Context: A Study in the Interdirectionality of Language (Berlin: de Gruyter, 2012), 106‒10, 156‒60.
Banyak hal yang kita miliki sekarang dalam dunia modern ini, berawal dari zaman kuno ini, termasuk di
antaranya bidang konstruksi. Jalan-jalan tol yang marak di kota-kota besar di seluruh dunia, pertama kali
dibuat oleh Kekaisaran Romawi. Mereka meratakan bukit dan menimbun lembah dan kemudian
membuat jalan tol di atasnya dengan menggunakan batu-batuan.
Konstruksi bangunan pada zaman tersebut juga sangat mencengangkan dan indah. Pada zaman
itu mereka memiliki banyak insinyur yang handal. Perbudakan dimanfaatkan untuk menbangun
bangunan-bangunan mewah dan indah ini.
Ketertarikan mereka terhadap ilmu pengetahuan cukup tinggi. Ada beberapa kaisar yang
menyukai ilmu pengetahuan dan bahkan membangun perpustakaan-perpustakaan besar.
Penerjemahan Septuaginta (LXX) konon juga merupakan buah dari kecintaan seorang raja terhadap ilmu
pengetahuan.
a b
Ket.:
a. Raja Herodes Agung membangun aquaduct (saluran air) ke Kaisarea (Filipi) dari mata air-mata air di daerah
Shuni, lebih dari 30 km arah Utara. Sarana ini dibangun lebih lanjut pada abad ke-2 oleh Raja Hadrianus.
b. Benteng dan Istana Herodes beserta kolam renang, terletak di timur Betlehem dan dihancurkan selama
Pemberontakan Yahudi I melawan Roma.
c d
c. Rumah mandi Herodes Agung di istana musim dinginnya di kota Yerikho dalam PB.
d. Restorasi yang belum lama telah dilakukan pada bagian dalam sudut tenggara dari Bukit Bait Allah, dengan
Gerbang Rangkap Tiga (Triple Gate).
e f
e. Reruntuhan dari sebagian bangunan istana Herodes Filipus dan Herodes Agripa II di Kaisarea pada abad I M.
f. Bait Suci Herodes, dari arah utara.
5. Budaya Masyarakat
Dalam masyarakat Timur Tengah Kuno maupun Mediterania Kuno, kolektivitas adalah karakteristik
budaya yang sangat kental, di mana setiap individu adalah bagian dari masyarakat. Ini juga umumnya
adalah karakteristik dari setiap budaya di Asia. Kekeluargaan dan keluarga menjadi pusat kehidupan
setiap individu. Kekeluargaan yang dimaksud adalah mencakup keluarga (inti atau mandiri), budak-
budak, keluarga-keluarga budak-budak tersebut termasuk anak-anak mereka, pekerja-pekerja mandiri
yang bekerja bagi keluarga inti, dst. 4
Terkait gender, bagi orang-orang Yahudi di Palestina, umumnya yang berlaku adalah Taurat
Musa. Namun di luar itu, dalam wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi, yang berlaku adalah hukum
Romawi. Pada tahun 19 SM Kekaisaran Romawi mengeluarkan hukum yang mengatur perkawinan dan
kelahiran anak. Di antaranya adalah yang memberikan insentif bagi mereka yang melahirkan anak,
seorang wanita merdeka dibebaskan tanpa tutela (penjaga laki-laki) jika memiliki tiga anak, atau wanita
budak yang dimerdekakan jika memiliki 4 anak, dst. Juga dibuat peraturan terhadap hubungan-
hubungan yang tidak diinginkan, termasuk hubungan seksual, pengaturan prostitusi, pelarangan
perzinahan, dll. Dan ini menjadi latar belakang bagi Surat-surat Paulus. Pria dan kepriaan dianggap
superior, mendominasi dan lebih berkuasa sementara wanita dan kewanitaan dianggap inferior,
didominasi dan kurang berkuasa.5
Terkait etnisitas dalam dunia Mediterania Kuno, terdapat 9 komponen yang menyatukan suatu
etnik menjadi suatu etnik, yaitu kekeluargaan (keluarga besar), nenek moyang yang sama, tanah air,
budaya, bahasa, sejarah bersama, agama, tampilan fisik atau phenotypical features (warna rambut,
warna kulit, warna bola mata, tinggi badan, dst.), dan nama.6
Pada zaman Yesus dan para rasul, Yunani-Romawi memiliki agamanya sendiri. Agama Yunani
merupakan politeisme dengan banyak dewa. Strukturnya adalah demikian:7
Kedewaan Yunani yang utama Aphrodite dewi kecantikan, cinta seksual dan kesuburan
Apollo dewa musik, nubuat, kesembuhan dan panah Ares dewa perang
Artemis dewi kesuburan, hutan dan perburuan Asclepius dewa kesembuhan
Athena dewa yang jadi idola, dewa hikmat, seni dan kerajinan tangan, dan perang, penolong para pahlawan Demeter dewi gandum
Dionysus dewa anggur, kegembiraan dan alam Eros dewa cinta
Hades dewa dunia orang mati Hecate dewi dunia bawah dan sihir, juga dikaitkan dengan persimpangan jalan
Hephaestus dewa api, tukang besi, dibuang dari Olimpus. Hera dewa perkawinan, istri Zeus
Hermes utusan para dewa, penolong para pengelana maupun pedagang Hestia dewi bumi dan rumah
Persephone putri Zeus dan Demeter, ratu dunia bawah dikaitkan dengan musim semi dan buah-buahan
4 Dietmar Neufeld dan Richard E. Demaris (ed.), Understanding the Social World of the New Testament (London: Routledge, 2010), 29. 5 Neufeld, 44. 6 Neufeld, 75. 7 Green, 109.
Poseidon dewa laut dan gempa bumi Uranus dewa langit dan bapa para raksasa
Zeus penguasa atas para dewa Kronos dewa waktu, bapak dari Zeus
Kaum Romawi mengambil alih kedewaan Yunani dan memberikan nama-nama Romawi bagi dewa-dewi
tersebut.
Terhadap para dewa tersebut, mereka melakukan penyembahan dalam kuil-kuil. Kuil-kuil
diatribusikan kepada dewa (-dewa) tertentu yang dipahami menjadi pelindung mereka.8 Di beberapa
kota di Kisah para Rasul, hal seperti ini terlihat.
Walaupun kebanyakan orang di Kekaisaran Yunani-Romawi menyembah dewa-dewa secara
politeistik, muncul cukup banyak sekolah-sekolah filsafat di mana pemimpinnya adalah filsuf-filsuf
ternama dan menentang politeisme tersebut. Sekolah-sekolah filsafat. Mereka dikenal karena hikmat
mereka dan mereka menyebut diri mereka orang bijak (sophos, sophoi).9 Filsafat-filsafat mereka sangat
memengaruhi kehidupan masyarakat Romawi-Yunani. Gagasan logos dalam Injil Yohanes jelas
dipengaruhi bukan saja oleh politeisme Yunani-Romawi tetapi juga oleh filsafat-filsafat Yunani.
Daftar Pustaka
Choi, Junghwa. Jewish Leadership in Roman Palestine 70CE to 135 CE, Leiden: Brill, 2013.
Green, Joel B. dan Lee Martin McDonald, The World of the New Testament, Grand Rapids: Baker
Academic, 2013.
Lee, Sang-Il. Jesus and Gospel Traditions in Bilingual Context: A Study in the Interdirectionality of
Language, Berlin: de Gruyter, 2012.
Ong, Hughson T. The Multilingual Jesus and the Sociolinguistic World of the New Testament, Leiden:
Brill, 2016.
Porter, Stanley E. The Criteria for Authenticity in Historical-Jesus Research: Previous Discussion and
New Proposals, Sheffield: Sheffield Academic, 2004.
Neufeld, Dietmar dan Richard E. Demaris (ed.), Understanding the Social World of the New Testament,
London: Routledge, 2010.
8 Green, 111. 9 Green, 136.
Peter Oakes, Rome in the Bible and Early Church, Grand Rapids: Baker, 2002.
Stephen K. Ray, Upon This Rock: St. Peter and the Primacy of Rome in Scripture and the Early Church, San
Fransisco: Ignatius Press, 1999
Peter Lampe, From Paul to Valentinus: Christians at Rome in the First Two Centuries, Minneapolis:
Fortress Press, 2003.