Sejarah Perkembangan Chocodot a. Ide Produk dan Pembuatan Kota Garut merupakan kota yang dikenal dengan makanan khasnya yaitu Dodol Garut. Namun Dodol Garut yang kini bukan lagi dodol biasa, dodolnya lebih unik dengan rasa yang lebih enak. Karena dari setiap lapisnya dibungkus dengan balutan cokelat. Perjalanan bisnis Kiki Gumelar bermula saat ia berada di Yogyakarta Pada tahun 2007 sewaktu ia bekerja. sebagai Manajer Pengembangan Bisnis di PT Nirwana Lestari, dan distributor produk PT. Ceres Indonesia, tak mampu membendung keinginannya berwirausaha. Ia merasa perlu tantangan dalam hidupnya. Apalagi sudah delapan tahun Kiki tinggal di Yogyakarta. Maka ia nyambi usaha sampingan berupa kue dan roti. Usaha sampingannya tersebut ternyata membuat lelaki asal Garut ini menjadi tidak fokus bekerja di perusahaan, sehingga memunculkan rasa jenuh. Ia ingin segera berhenti kerja dan pulang ke kampung halamannya. Kondisi ini terus memaksa laki-laki penyuka travelling ini melakukan Inovasi usaha sampingannya ini dengan berbagai cara. Awal mula terciptanya Chocodot yaitu dodol khas Garut dengan balutan cokelat ini, suatu hari pada bulan Juni 2009, sang Owner tiba-tiba berkeinginan untuk memasukan cokelat kedalam dodol yang saat dibawakan oleh Ibunya dari Garut, dan setelah dicoba hasilnya ternyata enak. Maka dengan alasan itu dia meminta izin kepada orang tuanya untuk mengembangkan usaha dodol cokelatnya itu, akan tetapi orang tuanya tidak mengizinkan dia untuk menjadi pebisnis, sebab bisnis bagi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sejarah Perkembangan Chocodot
a. Ide Produk dan Pembuatan
Kota Garut merupakan kota yang dikenal dengan makanan khasnya yaitu Dodol
Garut. Namun Dodol Garut yang kini bukan lagi dodol biasa, dodolnya lebih unik dengan
rasa yang lebih enak. Karena dari setiap lapisnya dibungkus dengan balutan cokelat.
Perjalanan bisnis Kiki Gumelar bermula saat ia berada di Yogyakarta Pada tahun 2007
sewaktu ia bekerja. sebagai Manajer Pengembangan Bisnis di PT Nirwana Lestari, dan distributor
produk PT. Ceres Indonesia, tak mampu membendung keinginannya berwirausaha. Ia merasa perlu
tantangan dalam hidupnya. Apalagi sudah delapan tahun Kiki tinggal di Yogyakarta. Maka ia
nyambi usaha sampingan berupa kue dan roti. Usaha sampingannya tersebut ternyata
membuat lelaki asal Garut ini menjadi tidak fokus bekerja di perusahaan, sehingga
memunculkan rasa jenuh. Ia ingin segera berhenti kerja dan pulang ke kampung halamannya.
Kondisi ini terus memaksa laki-laki penyuka travelling ini melakukan Inovasi usaha
sampingannya ini dengan berbagai cara.
Awal mula terciptanya Chocodot yaitu dodol khas Garut dengan balutan cokelat ini,
suatu hari pada bulan Juni 2009, sang Owner tiba-tiba berkeinginan untuk memasukan
cokelat kedalam dodol yang saat dibawakan oleh Ibunya dari Garut, dan setelah dicoba
hasilnya ternyata enak. Maka dengan alasan itu dia meminta izin kepada orang tuanya untuk
mengembangkan usaha dodol cokelatnya itu, akan tetapi orang tuanya tidak mengizinkan dia
untuk menjadi pebisnis, sebab bisnis bagi kebanyakan orang terutama di kampung masih
dianggap sepele dibandingkan dengan bekerja di Perusahaan. Namun hal ini tidak
dijadikannya kendala, melainkan sebagai spirit dan motivasi untuk dapat meyakinkan usaha
ini kepada orang tua. Akhirnya, setelah melalui proses yang tak mudah, Kiki keluar dari tempat
kerjanya, ia langsung tancap gas dengan menekuni pembuatan Chocodot di Garut dengan modal Rp
17 juta hasil pinjaman kartu kredit milik ibunya dan 25 juta untuk bahan baku, maka Kiki mulai
mencoba memproduksi Chocodot. Namun setelah itu, lelaki 32 tahun ini tidak lantas begitu
saja meraup sukses. Chocodot Kiki langsung dicoba dipasarkan ke beberapa toko di Garut.
Akan tetapi ada beberapa toko yang mencibir, banyak menganggap Chocodot makanan yang
aneh, tak layak untuk dijual. “Saat itu saya sempat menangis,” kisahnya. Bahkan dirinya
pernah juga ditipu oleh seorang pengusaha dari Jakarta, yang memesan banyak Chocodot,
tetapi nyatanya kabur dan uang tidak didapatkan. Namun hal itu tidak membuatnya patah
semangat, justru itu dijadikan pelajaran yang berharga.
Dari beberapa toko yang menerima Chocodot, akhirnya mulai saat itulah semangat Kiki
terbangun. Bahkan, tiga tahun kemudian dirinya sukses. Dari menyewa hingga mampu
mendirikan outlet Chocodot sendiri. Dan kini telah memiliki beberapa gerai hingga ke luar
Garut. Omzet penjualan pun kini mencapai ratusan juta rupiah.
Produk Chocodot hasil tangan dari Kiki Gumelar memang sangat membanggakan. Garut
yang dahulu terkenal dengan kerajinan kulit, kini memiliki coklat yang sangat
diperhitungkan. Beberapa olahan cemilan lain pun digarap oleh Kiki, seperti Brodol
(brownies dodol), Rangicok (Rangi-nang cokelat), Chocodot pun mulai dipasarkan sejak Juli
2009 dan ia mendirikan UD. Tama Cokelat, sebagai perusahaan yang menaungi Chocodot.
Maka seiring berjalannya waktu, muncullah ide-ide unik yang bisa menghasilkan
kreatifitas-kreatifitas unik mengenai dodol dengan balutan coklat. Chocodot muncul dari ide
penggabungan khas tradisional dodol Garut dengan cita rasa cokelat Internasional. Tujuan
membuat Chocodot adalah untuk memperkaya kuliner khas Garut dan mengangkat makanan
tradisional hingga ke pentas nasional dan dunia.
Tentang Produk
a. Profil Bisnis
Chocodot sendiri sebenarnya adalah nama produk makanan khas dari Jawa Barat yang
dilaunchingkan pertama kali pada 9 Agustus 2009. Pemilik sekaligus pengolah citarasa rasa
ini adalah Kiki Gumelar pemuda asal Garut. Usaha ini berada dibawah perusahaan UD Tama.
Choco adalah singkatan dari Chocolate, sedangkan Dot merupakan singkatan Dodol
Garut. Sejak berdiri tahun 2009 lalu, Chocodot masih diproduksi secara manual di Kota