Top Banner

of 22

Chapter QC

Feb 24, 2018

Download

Documents

ihsanmhy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Chapter QC

    1/22

    TINJAUAN PUSTAKA

    Ekologi Bambu

    Bambu sebagai salah satu tumbuhan daerah tropis dan subtropik.

    Termasuk dalam devisi spermatophyta, subdevisi angiospermae, klas

    monocotyledonae, ordo Graminales, family graminiae, sub family bamusoideae.

    Secara alami bambu dapat tumbuh pada hutan primer maupun hutan skunder

    (bekas perladangan dan belukar). Pada umumnya bambu menghendaki tanah

    subur, sedangkan jenis lainnya dapat tumbuh pada tanah yang kurang merupakan

    jenis tanaman berkayu masuk dengan tempat tumbuhnya bambu adalah curah

    hujan yang cukup, minimal 1000 mm/thn ( Anonim, 1998).

    Anonim (1999), mengemukan bahwa tanaman bambu dapat tumbuh mulai

    dari 0 1500 m dari permukaan laut, bahkan jenis jenis yang berbatang kecil

    dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari permukaan laut. Pada

    ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.

    Syarat Tumbuh Bambu

    Menurut Anonim (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi syarat tumbuh

    bambu adalah sebagai berikut :

    1. Tanah

    Bambu dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah terutama jenis tanah

    asosiasi latosol cokelat dengan regosol kelabu. pH tanah yang dikehendaki

    antara 5,6 6,5.

    2. Ketinggian Tempat

    Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun

    dataran tinggi yaitu antara 0 1000 mdpl bahkan jenis jenis yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    2/22

    berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari

    permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut,

    habitusnya berbentuk rumput.

    3. Iklim

    Faktor uang mempengaruhi adalah curah hujan, suhu udara dan

    kelembapan udara. Adapun kondisi yang baik adalah sebagai berikut :

    360C, Kelembapan : 80 %

    4. Teknik Pembibitan

    Perbanyakan tanaman bambu dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan

    generatif, perbanyakan generatif melalui bijinya, sedangkan perbanyakan

    vegetatif melalui stek batang atau stek rhizoma.

    5. Pola Tanam

    a.

    Penanaman Monokultur

    Penanaman bambu secara murni dilakukan dengan menanam satu jenis

    bambu pada seluruh areal yang luas, hasilnya untuk memenuhi

    kebutuhan dalam jumlah besar.

    b. Penanaman Campuran

    Penanaman tanaman bambu ditanam bersama-sama dengan tanaman

    lainnya dengan tujuan mengendalikan erosi dan mempertahankan

    kesuburan tanah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    3/22

    Potensi Bambu

    Potensi jenis bambu didunia dikenal dalam 75 genus dan terdiri atas 1500

    spesies. Di Indonesia terdapat kira-kira 10 genus yaitu Arundinaria, Bambusa,

    Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melacanna, Nastus, Phyllostachys,

    Shizostachyum dan Thyrostachys. Di asia terutama didaerah Indo-Burma dikenal

    kira-kira 300 species, di India kira-kira 136 spesies, di Burma kira-kira 39 spesies,

    Di Malaysia kira-kira 29 spesies, di Jepang 9 spesies, di Philipina 30 spesies.

    Selanjutnya dikatakan bahwa hanya 5 spesies saja (termasuk dalam 2 genus) yang

    tumbuh asli di Indonesia, sedangkan lainnya merupakan jenis eksotik. Kelima

    spesies ini termasuk dalam kualitas yang rendah. Adapun cirri-cirinya adalah

    berdinding tipis, tumbuh asli di Indonesia, sedangkan spesies yang berdinding

    tebal dan beruas panjang berasal dari Burma serta negara Asia lainnya (Nur

    Berlian, 1995).

    Bambu juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan bakar

    alternatif atau biofuel yang ramah lingkungan. Pohon bambu juga berfungsi

    sebagai penjernih air. Oleh karena itu daerah bantaran sungai yang banyak pohon

    bambu, air sungai tersebut terlihat jernih. Bambu yang dimanfaatkan umumnya

    yang sudah masak tebang, lebih kurang berumur empat tahun dan pemanenannya

    dengan sistem tebang pilih. Setelah ditebang biasanya direndam dalam air

    mengalir, air tergenang, lumpur, air laut atau diasapkan. Kadang-kadang

    diawetkan juga dengan bahan kimia. Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan

    (Batubara, 2002).

    Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah

    permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    4/22

    Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu,

    membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi. Selain itu bambu juga

    merupakan penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya. Bambu juga

    memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di

    udara, selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan

    kritis. Selain itu Indonesia memiliki bambu sebagai sumber daya lokal terbarukan

    dengan potensi yang luar biasa dari aspek lingkungan alam dan sosial ekonomi.

    Manfaat Tanaman Bambu

    Menurut BAPEDAL, (2010), manfaat bambu tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Ekonomi

    a. Sebagai bahan pembuatan rumah, jembatan dan alat penangkapan ikan.

    b.

    Sebagai bahan dasar bagi kerajinan rakyat untuk mebuatan alat-alat rumah

    tangga seperti meuble, hiasan dan alat-alat dapur.

    c.

    Memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan mancanegara (Taiwan,

    Singapura dan Hongkong) yaitu sebagai alat bantu makan seperti sumpit

    dan pencukil gigi yang terbuat dari bambu

    d. Rebung bambu merupakan salah satu bahan pangan dari banyak penduduk

    di Jawa Timur khususnya dalam bentuk sayuran bambu.

    e. Bambu banyak dimanfaatkan pula sebagai bahan pembuatan pulp yang

    berkualitas tinggi.

    f. Bambu dapat pula dipakai sebagai bahan obat-obatan. Ilmu pengobatan

    tradisional banyak menggunakan bambu sebagai bahan bakunya baik dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    5/22

  • 7/25/2019 Chapter QC

    6/22

    4. Aspek bambu dalam pembangunan dan peranan LSM

    5. Aspek teknologi pasca panen

    6.

    Aspek bambu untuk perumahan

    Bambu merupakan suatu ekosistem yang unik dengan fungsi bermacam-

    macam dan terdiri dari :

    a) Fungsi Hidrologis

    Fungsi hidrologis yaitu menjaga ketersediaan sumber air tanah, sebagai

    penahan erosi guna mencegah bahaya banjir, serta mempertahankan kelestarian

    lingkungan hidup.

    b) Fungsi Ekonomis

    Fungsi ekonomis yaitu sebagai sumber bahan bangunan ( tiang rumah,

    atap rumah dan dinding rumah), bahan kerajinan tangan, makanan, obat-obatan

    dan bahan selolosa pembuatan kertas serta produk ekonomis lainnya.

    c)

    Fungsi Sosial

    Fungsi sosial ini berupa pemberian cuma-cuma bagi yang

    membutuhkannya, hal ini dapat dilihat dari pedesaan.

    d) Fungsi Pertahanan

    Fungsi pertahanan ini dapat dikatakan sangat tradisional dan bersifat

    historis, yang dialami masyarakat pada jaman penjajahan.

    Nur Berlian (1995) menyatakan bahwa secara garis besar pemanfaatan

    batang bambu dapat dipisahkan kedalam dua golongan :

    1. Berdasarkan bentuk bahan baku yaitu bambu yang masih dalam keadaan

    bulat, bambu yang dibelah, gabungan bambu bulat dan bambu belah, serta

    serat bambu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    7/22

    2. Berdasarkan penggunaan akhir, yaitu untuk kontruksi dan non kontruksi.

    Batang bambu yang masih dalam keadaan bulat dapat dimanfaatkan untuk

    komponen bangunan rumah, seperti dinding, atap rumah, lantai, pintu, jendela dan

    tiang, juga sebagai komponen kontruksi jembatan pipa saluran air dan sebagainya.

    Batang bambu yang sudah dibelah banyak dimanfaatkan untuk industri kerajinan

    dalam bentuk anyaman atau ukiran untuk keperluan hiasan, perabot rumah tangga

    dan lain lain.

    Batang bambu bulat dan belah banyak dimanfaatkan untuk industri

    furniture, seperti meja, kursi, lemari, rak dan tempat tidur. Bambu dalam bentuk

    serat dapat dimanfaatkan dalam bentukpulp. Pembagian berdasarkan penggunaan

    akhir kedalam kontruksi dan non kontruksi disebabkan oleh banyaknya

    penggunaan bambu dibidang kontruksi. Nur Berlian V.A. dan Estu Rahayu 1995

    mengatakan bahwa di Indonesia sekitar 80% dimanfaatkan dalam bentuk lain

    seperti kerajinan,furniture, chostick, industripulp, serta keperluan lainnya.

    Pengembangan Tanaman Bambu

    Adapun cara pengembangan bambu yaitu :

    a. Sebagai pengendali erosi dan konservasi air dapat dikembangkan pada

    lahan kritis sekaligus sebagai tanaman penghijauan.

    b. Sebagai upaya pengendali tanah longsor dan banjir dapat dikembangkan di

    tebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah perbukitan dan tanah kosong

    lainnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    8/22

    c. Untuk menambah keindahan, keasrian lingkungan dapat dikembangkan

    bambu hias tanam ditanam kota, perkarangan rumah, tepi lapangan, ditepi

    jalan, halaman sekolah dan halaman rumah.

    d. Sebagai upaya penanggulangan polusi udara dan kebisingan dapat

    dikembangkan pula taman bambu dan bambu hias di lingkungan industri,

    halaman pabrik dan di lingkungan perumahan.

    e. Pada kawasan penyangga kawasan lindung dapat dikembangkan di lahan

    milik rakyat sebagai pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas

    hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik Negara.

    Kelebihan Bambu

    Bambu mudah menyesuaikan diri dengan kondisi tanah dan cuaca yang

    ada, serta dapat tumbuh mulai 0- 1500 m dari di atas permukaan laut. Bambu

    tumbuh berumpun dan memiliki akar rimpang yaitu semacam batang bukan akar

    maupun tandang. Bambu memiliki ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh

    cabang-cabang yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bulunya sendiri.

    Pada ruas-ruas ini, tumbuh akar-akar yang memungkinkan untuk memperbanyak

    tanaman ini dari potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas

    rimpangnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    9/22

    Menurut Wahyudin (2008), ada tiga kelebihan bambu jika dibandingkan

    tanaman kayu antara lain :

    1.

    Tumbuh dengan cepat

    Bambu merupakan tanaman yang dapat tumbuh dalam waktu yang singkat

    dibandingkan dengan tanaman kayu. Dalam sehari bambu dapat bertambah

    panjang 30-90 cm. Rata-rata pertumbuhan bambu untuk mencapai usia

    dewasa dibutuhkan waktu 3-6 tahun. Pada umur ini, bambu memiliki mutu

    dan kekuatan yang paling tinggi. Bambu yang telah dipanen akan segera

    tergantikan oleh batang bambu yang baru. Hal ini berlangsung secara terus

    menerus secara cepat sehingga tidak perlu dikhawatirkan bambu ini akan

    mengalami kepunahan karena dipanen. Berbeda dengan kayu, setelah

    ditebang akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menggantinya

    dengan pohon baru.

    2.

    Tebang Pilih

    Bambu yang telah dewasa yakni umur 3-6 tahun dapat dipanen untuk

    digunakan dalam berbagai keperluan. Dalam memanen dapat melakukan

    dengan dua cara yaitu dengan metode tebang pilih dan tebang habis.

    Tebang habis yaitu menebang semua batang bambu dalam satu rumpun

    baik batang yang tua maupun yang muda. Metode ini kurang

    menguntungkan karena akan didapatkan kualitas bambu yang berbeda-

    beda dan tidak sesuai dengan yang diinginkan, selain itu akan memutuskan

    regenerasi bambu itu sendiri. Metode tebang pilih adalah metode

    penebangan berdasarkan umur bambu. Metode ini sangat efektif karena

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    10/22

    akan didapatkan mutu bambu sesuai dengan yang diinginkan dan

    kelangsungan pertumbuhan bambu akan tetap berjalan.

    3.

    Meningkatkan Volume Air Bawah Tanah

    Tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat. Struktur akar

    ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik.

    Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40%.

    Bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 %.

    Kelemahan Bambu

    Kelemahan bambu terdapat pada sifat dari keawetan/ketahanannya.

    Keawetan/ketahanan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor

    perusak bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering dan jamur perusak

    bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu.

    Ketahanan bambu tergantung pada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa

    perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi

    dengan tanah dan udara. Jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu

    tahun. Jika diawetkan usianya biasa mencapai 4-7 tahun dan dalam kondisi

    tertentu biasa mencapai 10-15 tahun (Swara, 1997).

    Pemanfaatan Bambu

    Bambu merupakan salah satu tanaman ekonomi yang digolongkan dalam

    hasil hutan non kayu, meskipun demikian manfaat bambu dalam kegiatan

    konservasi sangat baik untuk menahan erosi dan sedimentasi, terutama didaerah

    bantaran sungai. Dalam konteks tata air, bambu juga efektif untuk menahan run

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    11/22

    offair, sehingga banyak berfungsi di daerah tangkapan air. Bambu juga memiliki

    kemampuan peredam suara yang baikdan menghasilkan banyak oksigen sehingga

    dapat ditanam dipusat pemukiman dan pembatas jalan raya (Diniaty dan Sofia,

    2000).

    Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

    kehidupan, semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan

    rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Menurut

    Departemen Kehutanan, (2004), manfaat bambu ditinjau dari setiap bagian

    tanamannya antara lain :

    a. Akar

    Akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah

    bahaya banjir, takheran bila beberapa jenis bambu yang banyak tumbuh di

    pinggir sungai atau jurang sesungguhnya berperan penting mempertahankan

    kelestarian tempat tersebut. Bambu juga dapat berperan menangani limbah

    beracun akibat keracunan merkuri, bagian tanaman ini menyaring air yang

    terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu akar

    bambu melakukan penampung mata air sehingga bermanfaat sebagai sumber

    penyediaan air sumur (Departemen Kehutanan, 2004).

    b.

    Batang

    Batang bambu memang merupakan bagian yang paling banyak diusahakan

    untuk dibuat berbagai macam barang untuk keperluan sehari-hari, batang

    bambu baik yang masih muda maupun yang sidah tua dapat digunakan untuk

    berbagai macam keperluan, namun ada juga jenis bambu yang dapat dan tidak

    dapat dimanfaatkan (Departemen Kehutanan, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    12/22

    c. Daun

    Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya makanan

    kecil seperti uli dan wajik, selain itu di dalam pengobatan tradisional daun

    bambu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati demam panas

    pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mengandung zat yang

    bersifat mendinginkan, dengan demikian panas dalam dapat dengan mudah

    dihalau, dari hasil penelitian diketahui cairan bambu juga dapat

    menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang diakibatkan darah tinggi

    (Departemen Kehutanan, 2004).

    d. Rebung

    Rebung merupakan tunas bambu atau disebut uga trubus bambu merupakan

    kuncup bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar

    rhizome maupun buku-bukunya, rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan

    pangan yang tergolong kedalam jenis-sayur-sayuran. Namun tidak semua jenis

    bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk pangan, karena rasanya ada yang

    pahit (Departemen Kehutanan, 2004).

    e. Tanaman Hias

    Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias, mulai

    dari jenis bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam

    sebagai tanaman pagar dipekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu

    hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas,

    halaman terbatas, danuntuk pot (Departemen Kehutanan 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    13/22

    Produk olahan Bambu

    Menurut Batubara (2002), bambu dapat menghasilkan beberapa produk

    olahan dari bambu antara lain :

    1. Bambu Lapis

    Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga

    digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis

    dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepuh bambunya. Jenis yang umum

    dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gigantocloa apus). Kadang-kadang

    bambu lapis ini dicampur dengan veneer kayu meranti untuk lapisan dalamnya,

    atau sebaliknya lapisan luarnya berupa veneer kayu.

    2. Bambu Lamina

    Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan

    potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang

    selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Lapisannya umumnya 2-5 lapis.

    Banyaknya lapisan tergantung ketebalan yang diinginkan dan penggunaannya.

    Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan perekatnya. Dengan

    bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan

    kekuatan kayu kelas III.

    3. Papan Semen

    Papan semen bambu terbuat dari bambu, semen dan air kapur. Bambu

    terlebih dahulu diserut, kemudian direndamkan dalam air selama dua hari.

    Selanjutnya dicampur ketiga bahan tersebut dan kemudian dibentuk papan pada

    suhu 560

    C dengan waktu selama 9 jam.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    14/22

    4. Arang bambu

    Pembuatan arang dari bambu dilakukan dengan cara destilasi kering dan

    cara timbun skala semi pilot. Bambu yang sudah dicobakan adalah bambu tali

    (Gigantochloa apus), bambu ater (Gigantochloa atter), bambu andong dan bambu

    betung (Dendrocalamus asper). Nilai kalor arangnya rata-rata 6602 kal/gr, dan

    yang paling baik dijadikan arang adalah bambu ater dimana sifat arangnya yang

    dihasilkan relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau.

    5. Pulp

    Pabrik kertas sangat potensial dalam memanfaatkan bambu sebagai bahan

    kertas. Cara pembuatan bahan kertas dari bambu mula-mula bambu dipotong dan

    diserpih dengan ukuran 25 mm x 25 mm x 1 mm. Dengan tekanan dan suhu

    tertentu serpihan bambu tersebut dimasak selama 1,5 jam. Kemudianpulp dicuci

    dan disaring. Kemudian pulp diurai dengan pengaduk 3-4 jam. Hasil uraian

    disaring, dicuci dan diputihkan. Setelah dicuci pulp dibuat lembaran sebagai

    bahan pembuatan kertas. Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok

    untuk dijadikan bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas

    di Indonesia telah diterapkan pada industri di Gowa dan Banyuwangi. Namun

    industri ini memiliki kendala dari segi bahan baku sehingga dibuat modifikasi

    yaitu campuranpulpbambu dengan perbandingan 70 % : 30 %.

    6. Kerajinan danHandicraft

    Berbagai kerajinan dan handycraftdibuat dari bambu antara lain : tempat

    pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi dan lain-lain. Dalam hal

    ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kreativitas dalam memanfaatkan

    bambu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    15/22

    7. Sumpit

    Pengembangan bahan bambu sebagai bahan industri telah pula mencakup

    kebutuhan peralatan makan berupa supit, tusuk sate dan tusuk gigi.

    Perkembangannnya sangat cepat karena mudah dalam pengerjaan apalagi bila

    dikerjakan dengan mesin secara otomatis. Bambu yang bagus untuk dijadikan

    supit adalah bambu mayan dan bambu andong. Bambu yang bagus untuk supit

    bambu yang berumur 3 tahun dimana untuk meningkatkan kualitasnya setelah

    ditebang sebaiknya jangan langsung diproses tetapi dikeringkan terlebih dahulu

    selama kurang lebih 4 hari.

    8. Furniture dan Perkakas Rumah Tangga

    Bambu yang dipergunakan untuk mebel harus memenuhi beberapa syarat.

    Selain warna yang menarik juga dapat dibentuk secara istimewa dengan nilai seni

    yang tinggi tetap memenuhi kekokohannya. Olesan pengawet dan penghias,

    seperti pernis meningkatkan keawetan dan penampilan dengan tetap berkesan

    alami.

    9.

    Komponen Bangunan Rumah

    Bambu yang digunakan sebagai bahan bangunan sebaiknya diawetkan

    lebih dahulu dengan cara perendaman dalam air selama beberapa minggu

    kemudian dikeringkan. Kadang-kadang juga dilakukan pengasapan belerang agar

    hama yang ada mati dan tidak dikunjungi oleh hama perusak. Bambu banyak

    digunakan pada pembangunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan

    harga bahan dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana. Maka

    pengembangan rumah berbahan bambu sesuai untuk membantu rakyat yang

    berpenghasilan rendah, terutama di daerah yang mempunyai ketersediaan bambu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    16/22

    Penggunaan bambu oleh masyarakat sebagai bahan bangunan perumahan

    selain mudah didapat, bahan bambu dipercaya oleh masyarakat sebagai bahan

    yang kuat dan awet dengan catatan penggunaan terhindar untuk berhubungan

    langsung dengan air.

    10. Rebung

    Bambu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dalam bentuk rebung. Jenis-

    jenis tertentu rebungnya dapat dimakan karena kadar HCN kecil atau sama sekali

    tidak ada, rasanya memenuhi selera, lunak dan warnanya menarik. Kandungan

    gijinya cukup memadai sebagai sumber mineral dan vitamin.

    11.Bahan Alat Musik Tradisional

    Sesuai dengan ketebalan dinding, diameter dan panjang buluh, bambu

    dapat dibuat alat musik tradisional yang menghasilkan nada dan alunan suara yang

    khas. Faktor ketepatan memilih jenis dan tingkat pengeringan diperlukan guna

    memperoleh kualitas yang memadai. Bambu dapat dibuat alat musik tiup, alat

    musik gesek maupun alat musik pukul. Contoh yang terkenal adalah seruling,

    angklung, gambang, calung, kentongan, dll. Pembuatan alat musik dari bambu

    dituntut pengetahuan nada dan ketelatenan penanganan pekerjaan. Misalnya pada

    pembuatan angklung, bambu dipilih dari jenis bambu tertentu. Bambu hitam

    (Bambusa lako), bambu lengka (Gigantochloa apus) dan bambu tali

    (Gigantochloa apus) cocok dipergunakan untuk membuat kerangka angklung.

    Waktu penebangan bambu harus cukup umur (2-3 tahun) tepat waktunya yakni

    pada musim kemarau.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    17/22

    Jenis Jenis Bambu

    1. Bambu hijau (Gigantochloa apus)

    Bambu hijau secara umum berbuluh tegak, batang berwarna hijau

    kekuning-kuningan, tingginya mencapai 15 m, diameter batang 6-12 cm, tebal

    dinding batang mencapai 10 mm, dengan panjang ruas (jarak buku) 40-60 cm.

    Klasifikasi Bambu hijau menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :

    Nama daerah : Buluh hijau (Melayu), Buluh regen (Karo), Buluh Yakyak

    (Gayo)

    Indonesia : Bambu hijau

    Genus : Gigantochloa

    Spesies : Gigantochola apus

    2. Bambu talang (Schizostachyum brachycladum)

    Bambu talang berbentuk rumpun dan punya ranting banyak (manggarai),

    bela (jawa), berwarna hijau. Bambu talang dapat tumbuh didaerah tropis yang

    lembab dan juga di daerah kering, baik didataran rendah dan dataran tinggi.

    Dicirikan oleh kotornya pelepah buluh yang melekat pada bulunya. Tinggi buluh

    bias mencapai 10 meter 15 meter, dengan diameter mencapai 7 meter, dengan

    panjang ruas 30 40 cm dengan dinding tipis, dan tebal 6 milimeter.

    Klasifikasi Bambu talang menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :

    Nama daerah : Bambu talang sering disebut awi buluh, pereng buluh

    Indonesia : Bambu Talang

    Genus : Schizostachyum

    Spesies : (Schizostachyum brachycladum)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    18/22

    3. Bambu betung (Dendromus calamus asper)

    Bambu ini memiliki buluh beludru cokelat pada bagian bawah buluh yang

    muda sedangkan bagian atasnya tertutup lilin putih yang akan hilang ketika tua.

    Buluh : Tinggi mencapai 30 meter dengan ujung melengkung, diameter 8-15 cm,

    panjang ruas 30-40 cm, tebal dinding 1 cm. buluh muda bagian bawah tertutup

    beludru cokelat.

    Klasifikasi Bambu betung menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :

    Nama daerah : Bambu betung memiliki nama daerah yaitu betung, beto

    (manggarai), bheto (bajawa), oopatu (bima), patung (tetun).

    Indonesia : Bambu betung

    Genus : Dendromus

    Spesies : Dendromus calamus asper

    4.

    Bambu kuning (Bambusa vulgaris)

    Dicirikan oleh buluh yang tegak, hijau atau kuning bergaris hijau

    mengkilat, dengan percabangan horizontal di permukaan tanah. Tinggi buluh

    mencapai 30 meter dengan diameter 5-10 cm dan panjang ruas 20-40 cm. Di

    Indonesia terdiri dari 3 varietas yaitu berbulu hijau, berbulu kuning.

    Klasifikasi Bambu kuning menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :

    Nama daerah : Bambu Kuning

    Indonesia : Bambu Kuning

    Genus : Bambusa

    Spesies : Bambusa vulgaris

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    19/22

    Nilai Ekonomi Hasil Hutan

    Nilai (Value) merupakan persepsi manusia tentang makna

    /manfaat/kegunaan yang diberikan kepada sesuatu pada tempat dan waktu

    tertentu. Persepsi itu sendiri merupakan ungkapan, pandangan seseorang induvidu

    tentang terhadap sesuatu benda, dengan proses pemahaman melalui panca indera

    yang diteruskan ke otak untuk proses pemikiran, kemudian disini berpadu dengan

    harapan atau norma-norma kehidupan yang melekat pada induvidu atau

    masyarakat tersebut (Ichwandi, 1996).

    Dalam melakukan penilaian ekonomi suatu barang atau jasa dapat

    dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode nilai pasar, metode nilai relative

    dan biaya metode pengadaan. Metode nilai pasar digunakan jika barang atau jasa

    yang ditetapkan penjual dan pembeli di pasar. Penilaian ekonomi dengan metode

    nilai pasar akan dianggap paling baik dengan catatan nilai pasar itu tetap tersedia

    (Affandi danPatana, 2002).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    20/22

    Kondisi Umum Penelitian

    a. Desa Sembahe

    Secara administrarif, Sembahe termasuk dalam Desa Sembahe, Kecamatan

    sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak

    geografis, Desa sembahe berada pada koordinat 32029 LU- 98356 BT.

    Adapun batas-batas wilayah Desa Sembahe antara lain :

    - Sebelah Utara : Desa Bingkawan

    - Sebelah Selatan : Desa Buah Nabar / Sibolangit

    - Sebelah Timur : Desa Buah Nabar

    - Sebelah Timur : Desa Batu Mbelin

    Desa Sembahe terletak 800 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan

    jarak sekitar 35 km dari kota Medan dan dapat ditempuh dengan perjalanan

    sekitar satu jam dari Medan. Desa sembahe memiliki iklim kemarau dan

    penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang

    ada di desa Sembahe. Jenis tanah

    b. Desa Sibolangit

    Secara administrarif, Desa Sibolangit berada pada 4514 - 618 LU dan

    11033 - 12048 BT.

    Adapun batas-batas wilayah Desa Sibolangit antara lain :

    -

    Sebelah Utara : Desa Pancur batu

    - Sebelah Selatan : Desa Barus Jahe

    - Sebelah Timur : Desa Sibiru-biru

    - Sebelah Timur : Desa Kutalimbaru

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    21/22

    Desa Sibolangit Kabupaten Deli Serdang ini berjarak sekitar 50 km dari

    kota Medan Desa ini berada pada ketinggian 500-1000 meter dari permukaan laut.

    Iklim dmerupakan faktor penting yang mempengaruhi tanah maupun tanaman.

    Faktor iklim yang paling penting adalah curah hujan dan temperatur yang

    keduanya saling mempengaruhi. Lokasi penelitian ini termasuk daerah yang

    memiliki curah hujan yang tinggi setiap tahunnya. Tanah lokasi penelitian

    termasuk tanah Inseptisol dan memiliki bahan induk Andesit yang subur karena

    mengandung mika dan kaya kalium sebagai unsur makro.

    c. Desa Tongkoh

    Secara administratif Desa Tongkoh berada di titik koordinat 11616

    - 019

    37 LU dan 9812

    16

    BT. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-

    Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km,

    sedangkan dari kota Berastagi hanya berkisar 5 km, sebaliknya jika berangkat dari

    Ibukota Propinsi menuju lokasi ini jarak yang harus ditempuh berkisar lebih

    kurang 59 km. Letak wilayah desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa

    serta pegunungan.

    Adapun batas-batas wilayah Desa Tongkoh antara lain :

    - Sebelah Barat berbatasan dengan desa Peceren Kecamatan Berastagi.

    -

    Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Gunung Barus yang dikelola

    oleh Dinas Kehutanan sebagai hutan lindung Bukit Barisan.

    -

    Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Basam Kecamatan Barus Jahe.

    -

    Sebelah Utara desa ini dibatasi oleh Gunung Singkut yang juga merupakan

    hutan lindung Bukit Barisan dan dikelola oleh Dinas Kehutanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 Chapter QC

    22/22

    Iklim wilayah ini dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan

    musim kemarau. Bulan hujan terjadi pada selang bulan Januari sampai dengan

    April, sedangkan bulan kering rata-rata terjadi pada selang bulan Mei sampai

    dengan Agustus. Kondisi ini berpengaruh terhadap karakteristik vegetasi dan

    satwa yang ada di dalam kawasan dan pola pengelolaan lahan pertanian oleh

    masyarakat sekitar kawasan. Jenis tanah pada kawasan ini meliputi tanah Aluvial,

    Latosol dan Andosol, Organosol dan Gley, Regosol, Podsolik Merah Kuning

    serta Regosol dan Andosol.