BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Sikap1. PengertianTerdapat beberapa
pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan sikap itu.
Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli
lainnya.Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa
pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:Thrustone
berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik
bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan
objek-objek psikologis, seperti: simbol, frase, slogan, orang,
lembaga, cita-cita dan gagasan ( Zuriah ,2003 ).Howard Kendle
mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan (tendensy) untuk
mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu,
baik secara positif maupun secara negatif terhadap suatu lembaga,
peristiwa, gagasan atau konsep .Sikap dikatakan sebagai suatu
respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang
dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses
evaluasi dalam diri individu yang memberiUniversitas Sumatera
Utarakesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk,
positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,
2007).Sikap adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap
stimulus atau objek (masalah kesehatan, termasuk penyakit). Sikap
yang terdapat pada individu akan memberikan warna atau corak
tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Sikap
merupakan reaksi atau objek (Notoadmodjo, 2003).Paul Massen, dkk.,
dan David Krech berpendapat sikap itu merupakan suatu sistem dari
tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan),
feeling(perasaan), dan action tendency (kecenderungan untuk
bertindak)( Yusuf, 2006).Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan,
bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal
tertentu ( Azwar, 2007).Dari pengertian-pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi mental relatif menetap untuk
merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti,
baik bersifat positif, netral, atau negatif, mengangkat aspek-aspek
kognisi, afeksi, dan kecenderungan untuk bertindak.2. Unsur
(Komponen) SikapBerkaitan dengan pengertian diatas pada umumnya
pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga
komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu :a) Komponen kognitif
( komponen perceptual ), yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan
representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap.
Berisi persepsi
Universitas Sumatera Utaradan kepercayaan yang dimiliki individu
mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan
pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau problem
controversial.b) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu
komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau rasa tidak senang
terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen
ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. Merupakan
perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah
emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.
Komponen afeksi disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap
sesuatu.
c) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component,
yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Merupakan aspek
kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang
dihadapi. Adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang
dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek (Triadic
Scheme)( Yusuf, 2006 ). Universitas Sumatera Utara3. Berbagai
Kategori Sikap
a) Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari :
1. Sikap Positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, menghadapkan objek tertentu.
2. Sikap Negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu ( Zuriah, 2003
)
b) Menurut Azwar, sikap terdiri dari : a. Menerima
(Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah tentang gizi.
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti orang tersebut menerima ide
tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu
yang mengajak ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk
pergi menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang
gizi, adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
Universitas Sumatera Utarad. Bertanggung Jawab
(Responsible)Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan
tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri ( Azwar, 2007 ).4.
Cara Pembentukan atau Perubahan SikapSikap dapat dibentuk atau
berubah melalui 4 macam cara, yakni ;1) Adopsi, kejadian-kejadian
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan,
lama-kelamaan secara bertahap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap.
2) Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya
pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terdapatnya objek tersebut dapat terbentuk sikap
tersendiri pula.
3) Intelegensi, tadinya secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.
4) Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan
terbentuknya sikap (Azwar, 2007 ).
Universitas Sumatera Utara5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terbentuknya Sikap
a) Faktor intern yaitu : faktor-faktor yang terdapat dalam diri
orang yang bersangkutan sendiri. Kita tidak dapat menangkap seluruh
rangsangan dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita harus
memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan kita teliti dan mana
yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan
kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita.
b) Faktor ekstern : yang merupakan faktor diluar manusia, yaitu
: 1.Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.
2.Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut. 3.Sifat
orang / kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4.Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
5.Situasi pada saat sikap dibentuk ( Purwanto, 1998 ).
6. Pengukuran Sikap
Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis
besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung.
Secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat
bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang
diharapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat dibedakan langsung yang
tidak berstruktur dan langsung berstruktur. Secara langsung yang
tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dan survey ( misal Public
Option Survey). Sedangkan secara langsung yang berstuktur, yaitu
pengukuran sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah
ditentukan dan langsung dibedakan kepada subjek yang diteliti (
Arikunto, 2002 ).Universitas Sumatera Utara7. Pengukuran Sikap
Model LikertDalam skala Likert, item ada yang bersifat favorable
(baik/positif/tidak mendukung) terhadap masalah yang diteliti,
sebaliknya ada pula yang bersifat unfavorable (tidak baik/negatif)
terhadap masalah yang diteliti. Jumlah item yang positifmaupun yang
negatif sebaiknya harus seimbang atau sama ( Machfoedz, 2007
).Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk
dalamkategori skala likert adalah sebagai berikut :Alternatif
penilaian terhadap item yang positif terhadap masalah penelitian
:Sangat setuju: 4
Setuju: 3
Tidak setuju: 2
Sangat tidak setuju: 1
Alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah
peneliti :
Sangat setuju: 1
Setuju: 2
Tidak setuju: 3
Sangat tidak setuju: 4
(Hidayat, 2007).
Corak khas dari skala Likert ialah bahwa makin tinggi skor yang
diperoleh oleh seseorang, merupakan indikasi bahwa orang tersebut
sikapnya makin positif terhadap objek sikap, demikian sebaliknya (
Zuriah, 2003 ).Universitas Sumatera UtaraB. Tindakan1.
PengertianSuatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka
diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang
mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan, sikap
merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak (Purwanto, 1999).2. Tingkatan tindakan
a. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin ( guided response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat
kedua.
c. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini
sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi ( adoption )
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang
berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa
mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).
Universitas Sumatera Utara3. Pengukuran tindakanSkala menunjuk
pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar
cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang
berjenjang. Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang
mempunyai suatu kebiasaan, alternatif yang diajukan berupa
frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatukegiatan. Gradasi
frekuensi dibagi atas :Selalu: 3
Sering: 2
Jarang: 1
Tidak pernah: 0
(Arikunto,2005).
C. Pengertian BidanBidan merupakan profesi yang diakui secara
nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh
dunia. Pengertian Bidan dan bidang prakteknya secara internasional
telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM)
tahun 1972 dan International Federation of International
Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan
lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan dewan di Kobe, ICM
menyempurnakan defenisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO
(1991) dan WHO (1992). Secara lengkap pengertian Bidan adalah:Bidan
adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Bidan
yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi
izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus
mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan
danUniversitas Sumatera Utaramasa pasca persalinan (postpartum
period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta
asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan
preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan
mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan
gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga
dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan
persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu
dari ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan anak. Dia bisa
berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan
atau tempat-tempat pelayanan lainnya. (PP IBI, 2005).Bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta
memiliki kompetensi dan mendapat lisensi untuk menjalankan praktek
kebidanan. (Permenkes, 2007).Bidan adalah seorang yang telah secara
teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan yang diakui
negara. Program tersebut diselenggarakan dan telah berhasil
menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan dan
telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan
dan secara hukum memperoleh ijin untuk melakukan praktek kebidanan.
(Helen Varney, 2007).Bidan menurut WHO adalah seorang yang telah
diakui secara reguler dalam pendidikan diakui secara yuridis,
ditempatkan dan mendapat kualifikasi, serta terdaftar di sektor dan
memperoleh ijin melaksanakan praktek kebidanan ( Salmah,
2006).Demikian luas dan dalamnya profesi bidan maka dapat dikatakan
bahwa bidan Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan
lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku.Universitas Sumatera
UtaraJika melakukan praktek yang bersangkutan harus mempunyai
kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek. (PP IBI,
2005).D. Manajemen Kebidanan1. Pengertian Manajemen
KebidananManajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir
yang digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
(Permenkes, 2007).Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan
dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus kepada klien. (Juliana, 2008).Manajemen kebidanan adalah
suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis
dalam memberi asuhan kebidanan agar menguntungkan kedua belah pihak
baik klien maupun pemberi asuhan. (Soepardan, 2007).2. Langkah
Langkah Manajemen KebidananProses manajemen terdiri dari tujuh
langkah yang berurutan yang dimulai dengan mengumpulkan data dasar
dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk
kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi.
Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa sesuai dengan
kebutuhan klien.Universitas Sumatera UtaraKetujuh langkah manajemen
kebidanan menurut Helen Varney adalah sebagai berikut :a. Langkah I
(Pengumpulan Data Dasar)Pada langkah ini, dilakukan pengkajian
dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap yaitu : Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhannya
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua data yang akurat dari
semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Bidan mengumpulkan
data dasar awalyang lengkap.b. Langkah II (Interpretasi Data
Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan ke
dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.c. Langkah III
(Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial)
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamatiUniversitas
Sumatera Utaraklien bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila
diagnosa / masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah
ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.d. Langkah IV
(Evaluasi Kebutuhan Segera)Mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan / atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain dengan
kondisi klien. Langkah ke empat ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan.e. Langkah V (Perencanaan)
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi / data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian
dari pelaksanaan rencana tersebut.f. Langkah VI (Pelaksanaan)
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi ketika
bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien
akan menyingkat waktu dan menghemat biaya serta meningkatkan mutu
asuhan klien.Universitas Sumatera Utarag. Langkah VII
(Evaluasi)Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan, meliputi kebutuhan terhadap masalah yang
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis.Manajemen kebidanan
tujuh langkah ini merupakan proses berpikir dalam pengambilan
keputusan klinik. Ketika memberikan asuhan kebidanan yang dapat
diaplikasikan / dan ditetapkan dalam setiap situasi untuk
pendokumentasian / pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk
SOAP yaitu :S : Subjektif data, menurut perspektif klien data ini
diperoleh melalui auto anamnese atau allo anamnese
O : Objektif data yaitu hasil pemeriksaan fisik klien, serta
pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk
catatan medik yang
laluA : Analisis / Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul
dibuat kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat
diidentifikasi seperti:
1). Diagnosa / masalah
2). Antisipasi prognosa / masalah potensial
3). Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi
/kolaborasi dan rujukan (langkah II, III, IV).P : Planning /
perencanaan merupakan gambaran pendokumentasian dari Tindakan
(implementasi) dan evaluasi rencana berdasarkan langkah V, VI, VII
pada manajemen Varney.
Universitas Sumatera UtaraYang termasuk planning yaitu :1)
Asuhan mandiri oleh bidan
2) Kolaborasi
3) Tes diagnostik
4) Konseling
5) Follow up
(PPKC, 2003).E. Asuhan Antenatal1. Pengertian Asuhan
AntenatalAsuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukanpada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. (Manuaba,1998).2. Tujuan Asuhan AntenatalTujuan asuhan
antenatal yaitu :a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan janin
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi eksklusif
Universitas Sumatera Utaraf. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal
(Prawirohardjo, 2001).
3. Kebijakan Program Pemerintah
Kebijakan program pemerintaha. Kunjungan antenatal sebaiknya
paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Satu kali dalam triwulan pertama
Satu kali dalam triwulan kedua
Dua kali dalam triwulan ketiga (Prawirohardjo, 2001).
b Standart kompetensi bidan, kompetensi ketiga yaitu bidan
memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan
atau rujukan dari komplikasi tertentu seperti :
Pengetahuan dasar antara lain mendokumentasikan temuan dan
asuhan yang diberikan
Pengetahuan tambahan
Keterampilan dasar
Keterampilan tambahan (Permenkes, 2007).
Universitas Sumatera UtaraPelayanan / Asuhan standart minimal
termasuk 7Tb. Timbang BB
c. Ukur tekanan darah
d. Ukur tinggi fundus uteri
e. Pemberian imunisasi TT
f. Pemberian tablet zat besi
g. Tes terhadap penyakit menular seksual
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Kebijakan
pelayanan Asuhan Kehamilan
a. Mengupayakan kehamilan yang sehat
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal, serta rujukan bila diperlukan
c. Penerapan persalinan yang bersih dan aman
d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan bila terjadi komplikasi
(Prawirohardjo. 2001).
Universitas Sumatera Utara