Lab Elektronika Industri Sistem Kendali Industri Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY 1 GERBANG LOGIKA I. KISI-KISI 1. Gerbang Logika Dasar (AND, OR, NOT, NAND, NOR, EXOR, EXNOR) 2. AStable Multi Vibrator (ASMV) dan MonoStable MultiVibrator (MSMV) 3. BiStable Multi Vibrator (SR-FF, JK-FF, D-FF, T-FF, LACTH, MEMORY) 4. DECODER, ENCODER, MULTIPLEXER, DEMULTIPLEXER 5. REGISTER, COUNTER, TIMER 6. Aritmathic Logic Unit (ADDER, SUBBTRACTOR, MULTIPLIER) II. DASAR TEORI Rangkaian digital yaitu rangkaian yang hanya mempunyai input dan output dengan dua keadaan saja yaitu 5V dan 0V. Keadaan itu sering digambarkan sebagai logika Tinggi (High) dan logika Rendah (Low). Untuk memudahkan perancangan digital dipakai aljabar khusus yang disebut aljabar Boole, dimana logika tinggi sebagai 1 dan logika rendah sebagai 0. Dalam praktek sembarang kondisi yang bisa dinyatakan dengan dua keadaan yang berbeda bisa dinyatakan dengan logika digital. Contoh, Digital Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test 1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE II.1. SISTEM BILANGAN DIGITAL Bilangan desimal (berbasis 10) mengenal 10 simbol angka dari 0, 1, 2, …, 9. Sehingga angka, 1089 10 = 1x10 3 + 0x10 2 + 8x10 1 + 9x10 0 = 1000 + 0 + 80 + 9 = 1089 dalam desimal Bilangan desimal akan mempunyai bobot seperti tabel berikut: dst Digit 7 Digit 6 Digit 5 Digit 4 Digit 3 Digit 2 Digit 1 Digit 0 Dst.. 10.000.000 1.000.000 100.000 10.000 1.000 100 10 1 Sistem bilangan digital hanya mengenal dua angka yaitu 1 dan 0, oleh karena itu sembarang angka juga dinyatakan dengan susunan 1 dan 0. Sistem ini juga dikenal dengan sistem biner (bilangan berbasis 2). Contoh angka 11101 2 = 1x2 4 + 1x2 3 + 1x2 2 + 0x2 1 + 1x2 0 = 16 + 8 + 4 + 0 + 1 = 29 dalam desimal Sehingga bilangan biner akan mempunyai bobot seperti tabel berikut: dst Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Dst.. 128 64 32 16 8 4 2 1 Konversi desimal ke biner: misalnya angka 54 10 = ……. 54 Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 kurangi 128 64 32 16 8 4 2 1 sisa x x 22 6 x 2 0 x biner 0 0 1 1 0 1 1 0
21
Embed
Ch03 Gerbang Logika - · PDF fileSehingga bilangan biner akan mempunyai bobot seperti tabel berikut: dst Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Dst.. 128 64 32 16 8 4 2 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Lab Elektronika Industri Sistem Kendali Industri
Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY 1
GERBANG LOGIKA
I. KISI-KISI 1. Gerbang Logika Dasar (AND, OR, NOT, NAND, NOR, EXOR, EXNOR) 2. AStable Multi Vibrator (ASMV) dan MonoStable MultiVibrator (MSMV) 3. BiStable Multi Vibrator (SR-FF, JK-FF, D-FF, T-FF, LACTH, MEMORY) 4. DECODER, ENCODER, MULTIPLEXER, DEMULTIPLEXER 5. REGISTER, COUNTER, TIMER 6. Aritmathic Logic Unit (ADDER, SUBBTRACTOR, MULTIPLIER)
II. DASAR TEORI
Rangkaian digital yaitu rangkaian yang hanya mempunyai input dan output dengan dua keadaan saja yaitu 5V dan 0V. Keadaan itu sering digambarkan sebagai logika Tinggi (High) dan logika Rendah (Low). Untuk memudahkan perancangan digital dipakai aljabar khusus yang disebut aljabar Boole, dimana logika tinggi sebagai 1 dan logika rendah sebagai 0. Dalam praktek sembarang kondisi yang bisa dinyatakan dengan dua keadaan yang berbeda bisa dinyatakan dengan logika digital. Contoh,
Digital Keadaan suatu sistem Logika Lampu Switch TTL CMOS NMOS Test
1 Tinggi Nyala ON 5V 5-15V 2-2,5V TRUE 0 Rendah Mati OFF 0V 0V 0V FALSE
II.1. SISTEM BILANGAN DIGITAL Bilangan desimal (berbasis 10) mengenal 10 simbol angka dari 0, 1, 2, …, 9. Sehingga angka,
Sistem bilangan digital hanya mengenal dua angka yaitu 1 dan 0, oleh karena itu sembarang angka juga dinyatakan dengan susunan 1 dan 0. Sistem ini juga dikenal dengan sistem biner (bilangan berbasis 2). Contoh angka
Terlihat bahwa rangkaian memerlukan 3 gerbang AND, 2 OR dan 1 NOT sehingga paling tidak perlu 3 macam IC. Konversi ke bentuk Sum of Product (SOP) adalah sebagai berikut: f(A,B,C,D) = ))(( DCDBAC ++ = DBBCDDACACCD +++ = DBBCDDACACD +++ Sering diinginkan untuk menyatakan dalam bentuk Sum of Normal Product (SONP). Bentuk mensyaratkan setiap suku harus mempunyai semua variabel yang ada. Konversi ke bentuk SONP dari persamaan terakhir di atas adalah sbb: f(A,B,C,D) = DBBCDDACACD +++ = ))(()()()( CCAADBAABCDBBDACBBACD ++++++++
DCBADCABDBCADABC
BCDAABCDDCBADABCCDBAABCD+++
++++++=
DCBADCAB
DBCABCDADCBADABCCDBAABCD+
++++++=
Bentuk ini sering juga disebut standard product atau minterm. Penulisan bentuk minterm yang sederhana adalah sbb: f(A,B,C,D) = DCBADCABDBCABCDADCBADABCCDBAABCD +++++++ = 1111 1011 1110 1010 0111 0110 1100 0100 = 15 11 14 10 7 6 12 4 f(A,B,C,D) = ∑ m(4, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 15) Bentuk minterm ini menunjukkan bahwa fungsi akan menghasilkan output 1 jika inputnya adalah salah satu dari 4, 6, 7, 10, 11, 12, 14 atau 15. Ini bisa dengan jelas terlihat dari tabel kebenaran di atas, bahwa pada saat input-input itu sama dengan minterm, maka output akan sama dengan 1. b. Product Of Sum (POS) Misal ada fungsi biner f(A,B,C,D) = DBCA ++ . Fungsi ini mempunyai tabel kebenaran sbb.
1. Ubah ke tabel sesuai jumlah bit 1-nya 2. Buat grup antara minterm dengan selisih sebesar 2n (1, 2, 4, 8, 16, dst) 3. Tuliskan grup dalam tabel Kubus-1 4. Centang mana yang bisa digrup dan tidak (Beri tanda bintang jika tidak masuk grup untuk
mendapatkan prime implicant) 5. Dari tabel Kubus-1 lakukan peng-grup-an lagi menjadi tabel Kubus-2 dst.
Jml 1 Minterm Kubus-1 Kubus-2
0 m0 0000 √ 0,2 (2) 0,8 (8)
00x0 √ x000 √
*0,2,8,10 (2,8)
x0x0 1 m2 m8
0010 √ 1000 √
2
m3 m6 m9 m10
0011 √ 0110 √ 1001 √ 1010 √
2,3 (1) 2,6 (4) 2,10 (8)
*8,9 (1) 8,10 (2)
001x √ 0x10 √ x010 √ 100x 10x0 √
*2,3,6,7 (1,4)
0x1x
3 m7 m13
0111 √ 1101 √
3,7 (4) 6,7 (1)
*9,13 (4)
0x11 √ 011x √ 1x01
Susun tabel Prime-Implicant
0 2 3 6 7 8 9 10 13
*0,2,8,10 (2,8) √ √ √ √
*2,3,6,7 (1,4) √ √ √ √
8,9 (1) √ √
*9,13 (4) √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ Jadi minimisasi fungsi adalah sbb: f (A,B,C,D) = (0, 2, 8, 10) + (2, 3, 6, 7) + (9, 13) = x0x0 + 0x1x + 1x01 = DCACADB x x x x x ++ = DCACADB ++
II.4. INPUT DON’T CARE PADA MINIMISASI DENGAN TABEL Prinsipnya, input don’t care tetap diikutkan dalam konversi tabel menjadi Kubus-1, Kubus-2 dst, tetapi tidak diikutkan dalam tabel prime-implicant. Contoh, f (A,B,C,D) = ∑ m (0, 7, 8, 10, 12) + d (2, 6, 11) Jml 1 Minterm Kubus-1 Kubus-2
0 0 0000 √ 0,2 (2) √ 0,8 (8) √
*0,2,8,10 (2,8) 1 2
8 0010 √ 1000 √
2
6 10 12
0110 √ 1010 √ 1100 √
*2,6 (4) 2,10 (8) √ 8,10 (2) √
*8,12 (4)
3 7 11
0111 √ 1011 √
*6,7 (1) *10,11 (1)
Susun tabel Prime-Implicant
Jadi minimisasi fungsi adalah sbb: f (A,B,C,D,E) = (0,2,8,10) + (8,12) + (6,7) = x0x0 + 1x00 + 011x = BCADCADB ++ II.5. MINIMISASI DENGAN TABEL UNTUK FUNGSI POS f(A,B,C,D) = ∏ M (0, 1, 4, 5) + d(3,11,13) Penyelesaian dengan cara tabel terlihat seperti tabel di bawah. Cara tabel adalah hampir sama persis seperti untuk model fungsi SOP. Yang berbeda hanyalah penulisan hasil minimisasi dari prime-implicant menjadi model fungsi POS. Jadi minimisasi fungsi adalah sbb: f (A,B,C,D) = (0,1,4,5) = 0 + x + 0 + x = CA+
0 7 8 10 12
*0,2,8,10 √ √ √
2,6
*8,12 √ √
*6,7 √
10,11 √
√ √ √ √ √
Lab Elektronika Industri Sistem Kendali Industri
Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY 17
Jml 1 Maxterm Kubus-1 Kubus-2 0 0 0000 √
0,1 (1) √ 0,4 (4) √
*0,1,4,5 (1,4) 1 1
4 0001 √ 0100 √
2
3 5
0011 √ 0101 √
*1,3 (2) 1,5 (4) √ 4,5 (1) √
3 11 13
1011 √ 1101 √
*3,11 (8) *5,13 (8)
Susun tabel Prime-Implicant
Contoh Suatu data dikodekan dalam 5 bit. Buatlah rangkaian untuk mendeteksi kode yang benar, dimana kode yang benar mempunyai ketentuan sbb: a). Kode paling tidak mempunyai bit 1 minimal 2 buah b). Kode hanya mempunyai angka yang berada antara 5 hingga 25 c). Kode adalah benar jika bernilai genap. Jawab. Dari ketentuan yang ada dapat dibuat tabel kebenaran sbb:
II.6. RANGKAIAN OUTPUT BANYAK Rangkaian dengan output banyak dapat diselesaikan dengan masing-masing output diselesaikan sendiri-sendiri dengan cara peta Karnaugh atau cara tabel. Cara ini menganggap setiap output adalah fungsi yang berdiri sendiri sehingga bisa diselesaikan dengan minimisasi peta Karnaugh atau cara tabel untuk masing-masing output. Tetapi kadang-kadang penghematan komponen rangkaian bisa diperoleh lagi jika masing-masing output dianggap sebagai satu kesatuan. Perhatikan contoh berikut, ada 3 fungsi (3 output) dengan minterm sbb: fα (A,B,C,D) = ∑ m (2, 4, 10, 11, 12, 13) f β (A,B,C,D) = ∑ m (4, 5, 10, 11, 13) f γ (A,B,C,D) = ∑ m (1, 2, 3, 10, 11, 12) Penyelesaian dengan tabel adalah sbb:
Minterm Kubus-1 Kubus-2 1 γ √ 2 αγ √ * 4 αβ i
*1,3 (2) γ f 2,3 (1) γ √
*2,10 (8) αγ g *4,5 (1) β d *4,12 (8) α b
*2,3,10,11 (1,8) γ a
3 γ √ 5 β √ 10 αβγ √ *12 αγ j
3,11 (8) γ √ *5,13 (8) β e *10,11 (1) αβγ h *12,13 (1) α c 11 αβγ √
*13 αβ k
Susun tabel Prime-Implicant
Fungsi Pr. Imp fα fβ fγ
2 4 10
11
12
13
4 5 10
11
13
1 2 3 10
11
12
γ a √ √ √ √
α b √ √
α c √ √
β d √ √
β e √ √
γ *f √ √
αγ *g √ √ √ √
αβγ *h √ √ √ √ √ √
αβ i √ √
αγ *j √ √
αβ k √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Lab Elektronika Industri Sistem Kendali Industri
Iwan B Pratama Teknik Industri UAJY 21
Pindahkan ke tabel Prime-Implicant hasil reduksi
Perhatikan, ternyata setiap minterm mempunyai kandidat dua grup, misalnya output fα minterm 4, bisa memakai grup b atau grup i. Demikian juga minterm-minterm yang lain. Tujuan pembuatan tabel ini hanya untuk mempertegas saja minterm mana yang belum memilih grup. Karena grup yang dipilih cukup satu saja yang minimum, maka kita punya persamaan (b + i)(c + k)(d + i)(d + e)(e + k) = 1 atau (b + i)(d + i)(c + k) (d + e)(e + k) = 1 (i + bd)(c + k)(e + dk) = 1
atau cei + (cdik + dik) + bcde + bcdk + (bdek + bdk) + eik = 1 cei + dik + bcde +( bcdk + bdk) + eik = 1 cei + dik + bcde + bdk + eik = 1 Perhatikan, setiap elemen POS telah cukup untuk mewakili minterm tersisa. Dari kelima elemen kita hilangkan bcde karena harus terdiri dari empat grup (b,c,d,e) dibanding elemen lain yang hanya terdiri dari tiga grup. Sehingga kita mempunyai cei + dik + bdk + eik = 1 Berikutnya adalah memilih satu dari empat elemen POS ini. Kandidat terbaik adalah cei dan bdk karena lebih banyak yang berasal dari tabel di Kubus-1. Jika kemudian kita pilih cei secara sembarang, maka prime-implicant yang didapat adalah
fα = g + h + c + i = x010 + 101x + 110x + 0100 = DCBACABCBADCB +++ f β = h + e + i = 101x + x101 + 0100 = DCBADCBCBA ++ f γ = g + h + f + j = x010 + 101x + 00x1 + 1100 = DCABDBACBADCB +++