BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perusahaan yang timbul akibat semakin tingginya tingkat persaingan antar suatu produk atau jasa. Pemasaran berfungsi sebagai pembeda yang dapat menggambarkan perbedaan karakteristik satu produk dengan produk lainnya, atau karakteristik satu jasa dengan jasa lainnya. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi pemasaran. Definisi pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika yang dikutip Kotler & Keller (2009:45) : Pemasaran adalah salah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perusahaan yang timbul akibat
semakin tingginya tingkat persaingan antar suatu produk atau jasa. Pemasaran berfungsi
sebagai pembeda yang dapat menggambarkan perbedaan karakteristik satu produk
dengan produk lainnya, atau karakteristik satu jasa dengan jasa lainnya. Untuk
memperoleh gambaran lebih jelas, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi
pemasaran.
Definisi pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika yang dikutip Kotler &
Keller (2009:45) :
Pemasaran adalah salah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya.
Definisi tersebut diperkuat oleh pernyataan Kotler & Keller (2009:45) yang
mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai “seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menyerahkan dan menkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Sedangkan
menurut William J. Schultz yang dikutip oleh Buchari Alma (2007:130) mengemukakan
bahwa “marketing atau distribusi adalah usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan
No Nama Definisi
1
Kotler dan
Amstong
(2008:62)
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran baik itu produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran
2 Menurut
Kotler(2009:63)
Marketing mix dapat diartikan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus dalam mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
jasa dari produsen ke konsumen”.
2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa
Untuk memenangkan persaingan, setiap perusahaan harus berusaha memenuhi
kebutuhan konsumen secara lebih baik, yaitu dengan menggunakan suatu strategi
pemasaran yang merupakan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan di suatu pasar.
Letak keberhasilan usaha pemasaran suatu perusahaan tergantung pada
kemampuan perusahaan tersebut dalam menentukan suatu konsep dari strategi
pemasaran yang tepat dan benar, dimana strategi pemasaran tersebut merupakan suatu
bentuk rencana yang terarah di bidang pemasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal.
Berikut beberapa definisi bauran pemasaran jasa menurut beberapa ahli
pemasaran :
Tabel 2.1
Konsep Bauran Pemasaran jasa
Konsep
Bauran Pemasaran jasa
(lanjutan Tabel 2.1)
No Nama ahli Definisi3 Buchari Alma
(2007:130)
Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-
kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal
sehingga mendatangkan hasil yang paling memuaskan.
4 Zeithaml dan Bitner
dalam Ratih
Hurriyati(2008:48)
Bauran pemasaran adalah elemen-elemen organisasi
organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan
dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan
dipakai untuk memuaskan konsumen)
Sumber : Berbagai Sumber
Menurut Kotler dan Keller (2009:63), “marketing mix is the set of marketing
tools the firm use to pursue it’s marketing objectives.” (Bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran), sedangkan menurut Kotler dan Amstrong
(2008:62), “Marketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
taktis produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan pasar sasaran”. Seperangkat alat pemasaran tersebut dikenal dengan
istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi),
dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa, Zeithaml dan Bitner (dalam
Ratih Hurriyati, 2008: 48) mengemukakan untuk pemasaran jasa perlu bauran
pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur bauran pemasaran, yaitu people
(orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga menjadi tujuh
unsur (7P), sehingga dimensi-dimensi bauran pemasaran untuk jasa yaitu: “Product,
price, place, promotion, people, physical evidence, and process”.
1. Produk
Produk (Product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat bagi produk atau jasa yang tepat untuk
dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan
mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.
2. Harga
Harga (Price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan
harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang
menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang
bersangkutan.
3. Distribusi (Place)
Yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan
produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem
distribusi untuk pengiriman dan peniagaan produk secara fisik.
4. Promosi (Promotion)
Yakni suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar
tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi,
promosi, penjualan maupun publikasi.
5. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan hal yang nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk
dalam sarana fisik antara lain lingkungan/bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna dan barang-barang lainnya.
6. Orang (People)
Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa
sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara
berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan penyampaian jasa.
7. Proses (Process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang
digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu untuk
menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa
sebagai bagian dari jasa itu sendiri.
2.1.2 Promosi
Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan
komunikasi dengan setiap konsumen. Promosi juga berperan untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian
informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan konsumen akan manfaat suatu
organisasi atau suatu produk. Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah
merencanakan dan mengkoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi
untuk komponen-komponen promosi. Berikut merupakan beberapa definisi promosi
yang diungkapkan oleh beberapa ahli:
Tabel 2.2Beberapa Definisi Promosi
No Sumber Definisi
1
Kotler dan
Keller
(2009:510)
“Komunikasi pemasaran (promosi) sarana yang
digunakan perusahaan dalam upaya untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan
konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk
dan merek yang mereka jual.”
2Buchari Alma
(2007:79)
“Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran
yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan
dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.”
3
Griffin dan
Ebert
(2006:352)
” Promotion is any technique designed to sell a product”
(Promosi merupakan teknik apapun yang dirancang
untuk menjual suatu produk)
Beberapa Definisi Promosi
No Sumber Definisi4 Ali Hasan
(2008:367)
Promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran
pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk
(lanjutan Tabel 2.2)
Sumber : Berbagai sumber
2.1.3 Bauran Promosi
Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi alat-alat
promosi yang digunakan oleh produsen. Para ahli relatif berbeda pendapat mengenai
komposisi dari alat-alat promosi, namun pada umumnya para ahli sepakat bahwa alat
promosi yang satu dengan alat promosi yang lainnya memiliki hubungan yang erat,
sehingga diantaranya tidak dapat terpisahkan, karena bersifat saling mendukung dan
melengkapi.
Promosi itu dilakukan untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal
produk atau jasa, tertarik, memahami, dan kemudian memiliki kesan yang baik terhadap
perusahaan. Kesan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2009:512), bauran komunikasi pemasaran (promosi)
terdiri atas delapan cara komunikasi utama diantaranya yaitu :
1. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non-
personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor
yang jelas.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
3. Event and Experiences, yaitu aktivitas yang disponsori perusahaan dan program
yang dirancang untuk menciptakan merek khusus atau sehari-hari.
4. Public Relations and Publicity, yaitu membangun hubungan baik dengan
berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas
yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani
atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan.
5. Direct Marketing (Penjualan Langsung), yaitu hubungan-hubungan langsung
dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan
baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan
dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan telepon, surat, fax, e-mail,
internet, dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung
dengan konsumen tertentu).
6. Interactive Marketing, yaitu kegiatan dan program langsung yang dirancang
untuk menarik perhatian konsumen yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
perbaikan citra, dan meningkatkan penjualan produk ataupun jasa, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
7. Word of Mouth Marketing, yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke
orang, tulisan ataupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan
pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan produk dan jasa.
8. Personal Selling (Penjualan Perorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga
penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan
dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:513), alat-alat komunikasi pemasaran diatas
memiliki berbagai sarana komunikasi.Tabel 2.3 memuat daftar banyak sarana
komunikasi dalam komunikasi pemasaran.
Tabel 2.3
Sarana Komunikasi Umum
Advertising SalesPromotion
Events/Experiences
PublicRelations
and Publicity
Direct andInteractiveMarketing
Word ofMouth
Marketing
PersonalSelling
Iklan cetakdan siaran
Kemasanluar
Sisipan kemasan
film Brosur danbuklet Poster danleaflet Direktori Cetak ulangiklan Reklame Tandapajangan Pajangan ditempatpembelian Bahanaudiovisual Simbol danlogo videotape
kontes,
permainan,
undian, lotere
cendera
mata
dan hadiah
contoh
produk
pekan raya
dan
pameran
dagang
pameran
peragaan
kupon
rabat
pembiayaan
bunga rendah
hiburan
potongan
harga
tukar tambah
program
berkelanjutan
olahraga
hiburan
festival
kesenian
kegiatan
jalan-jalan
peralatan pers
ceramah
seminar
laporan
tahunan
sumbangan
amal
pemberitan
hubungan
lingkungan
tetangga
lobi
majalah
perusahaan
acara-acara
Katalog
Surat
Telemarke
ting
Belanja
elektronik
Belanja
TV
Surat
fax
E-mail
Voice
mail
Blogs
Websites
Person
to
person
Chat
rooms
Blogs
Presentasi
pemasaran
Pertemuan
penjualan
Contoh
produk
Pekan raya
dan pameran
dagang
Incentive
programs
2.1.4 Konsep Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan
perusahaan dalam mempromosikan produknya. Beberapa definisi periklanan yang
disampaikan oleh para ahli pemasaran diantaranya :
1. Kotler dan Keller (2009:538)
“Advertising is any paid form of non personal presentation and promotion of
ideas, goods, or service by an identified sponsor”
2. Lingga (2001:156)
”Periklanan merupakan suatu bentuk presentasi nonpersonal atau massal dan
promosi ide, barang dan jasa dalam media massa yang dibayar oleh suatu
sponsor tertentu”.
3. Fandy Tjiptono (2008:226)
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa periklanan
adalah suatu alat promosi yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan kepada konsumen mengenai keberadaan suatu produk atau merek yang
memerlukan pembayaran tertentu. Menurut Kotler (2009:527), suatu iklan mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
Presentasi umum. Sifat iklan memberikan semacam legitimasi pada produk
tersebut dan juga menyiratkan suatu tawaran yang terstandarisasi.
Daya sebar. Iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan berkali-kali. Iklan
juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan-pesan dari
berbagai pesaing. Iklan berskala besar menyatakan sesuatu yang positif tentang
ukuran, kekuatan dan keberhasilan penjual tersebut.
Daya ekspresi yang besar. Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir
perusahaan tersebut dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan
warna yang berseni.
Impersonalitas. Pendengar tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi
iklan. Iklan adalah suatu monolog di hadapan dan bukan dialog dengan
pendengar.
Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk
atau memicu penjualan yang cepat. Iklan dapat efisien menjangkau pembeli yang
tersebar secara geografis.
2.1.4.1 Tipe Iklan
Menurut Buchari Alma (2007:184), ada beberapa tipe periklanan, yaitu :
1. Price advertising, yaitu menonjolkan harga yang menarik.
2. Brand advertising, yaitu yang memberikan impresi mengenai nama merek kepada
pembaca atau pendengarnya.
3. Quality advertising, yaitu yang mencoba menciptakan impresi bahwa produk yang
direklamekan memiliki mutu yang tinggi.
4. Product advertising, berusaha mempengaruhi konsumen dengan manfaat-manfaat
dari pemakaian suatu produk.
2.1.5 Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu alat bauran promosi
yang memiliki beraneka ragam bentuk dalam pelaksanaannya, yaitu terdiri dari
kumpulan alat-alat insentif yang berbeda, kebanyakan berjangka waktu pendek dan
dapat digunakan untuk merangsang pembelian produk yang lebih cepat oleh konsumen.
Berikut ini adalah beberapa definisi promosi penjualan menurut beberapa ahli
pemasaran :
1. Kotler dan Keller (2009:554)
“Sales promotion is a key ingredient in marketing campaigns, consisit of a
collection of incentive tools, mostly short term, designed to stimulate quicker or
greater purchase of particular products or services by consumer or trade.”
2. Kotler dan Amstrong (2008:63)
“Sales promotion consists of shart term incetive to encourage purchase or sales
of a product or service”.
3. Lingga (2001:171)
“Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek dalam aktivitas promosi
untuk merangsang pembelian suatu produk dengan cara yang bervariasi, seperti
pameran dagang, insentif penjualan, kupon, dan sebagainya”.
Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapatdikatakan bahwa promosi penjualan merupakan kombinasi dari berbagai macam
bentuk promosi yang diselenggarakan dalam periode jangka pendek yang ditujukan
untuk merangsang pembelian dan keinginan untuk membeli, baik dari konsumen
perorangan maupun distributor.
Walaupun alat promosi penjualan sangat beragam, menurut Kotler dan
Keller(2009:527), kesemuanya itu memberikan tiga manfaat yang berbeda, yaitu :
1. Komunikasi. Promosi penjualan mendapat perhatian dan mungkin akan
mengarahkan konsumen ke produk tersebut.
2. Insentif. Promosi penjualan menggabungkan suatu konsesi, dorongan, atau
kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
3. Ajakan. Promosi penjualan merupakan ajakan yang jelas untuk terlibat dalam
transaksi tersebut sekarang.
Berdasarkan pasar sasarannya, promosi penjualan menurut Kotler dan Keller
(2009:554), dibagi menjadi :
1. Consumer Promotion, yaitu promosi penjualan yang langsung ditujukan pada
konsumen dengan maksud untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek,
mempercepat proses pembelian produk oleh konsumen, atau untuk membentuk
membangun market share jangka panjang. Alat-alat promosi penjualan yang
digunakan yaitu : samples, coupuns, cash refund offers (rebates), price packs,
premium (gifts), frequency program, prizes (contest, sweepstakes), point of
purchase (POP).
2. Trade Promotion, yaitu promosi penjualan yang ditujukan untuk saluran
distribusi dengan maksud untuk memperoleh penerimaan dan dukungan aktif
dari distributor dalam memasarkan produk perusahaan. Trade promotion yang
digunakan yaitu : price off, allowances, and free goods.
3. Business and sales forces promotion, yaitu promosi penjualan yang ditujukan
untuk business market dan salespeople, dengan maksud untuk memotivasi
mereka agar mau berusaha meningkatkan penjualan produk
2.1.5.1 Tujuan Promosi Penjualan
Menurut Buchari Alma (2007:181) secara umum tujuan promosi penjualan,
yaitu menarik para pembeli baru, memberi hadiah/penghargaan kepada
konsumen/langganan lama, meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama,
menghindarkan konsumen lari ke merek lain, mempopulerkan merek/meningkatkan
loyalitas, dan meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka
memperluas market share jangka panjang.
Menurut Kotler dan Keller (2009:554), alat-alat promosi penjualan secara
spesifik memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, alat promosi penjualan
free sample atau contoh produk gratis, bertujuan mendorong keinginan konsumen untuk
mencoba untuk memperpanjang hubungan jangka panjang dengan pemasar Selain itu,
pemasar juga menggunakan alat promosi penjualan berupa insentif dengan tujuan untuk
menarik konsumen baru, memberikan penghargaan kepada konsumen yang loyal serta
untuk meningkatkan pembelian ulang dari konsumen. Promosi penjualan dalam pasar
dengan tingkat kesamaan merek yang tinggi dapat menghasilkan respon penjualan yang
tinggi dalam waktu singkat, namun keuntungan yang diperoleh dalam jangka waktu
yang panjang censderung kecil.
2.1.5.2 Jenis-jenis Promosi Penjualan
Beberapa jenis promosi penjualan, dikemukakan oleh Kotler dan Keller
(2009:557), diantaranya yaitu :
1. Sampel. Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa. Pemberian sampel
adalah cara yang paling mahal untuk memperkenalkan produk baru.
2. Kupon. Sertifikat yang memberikan hak pada pemegangnya untuk mendapatkan
pengurangan harga seperti yang tercetak untuk pembelian tertentu. Kupon dapat
dikirim, disertakan, atau dilampirkan dalam produk atau diselipkan dalam iklan.
3. Tawaran pengembalian tunai. Memberikan pengurangan harga setelah
pembelian terjadi dan bukan pada toko pengecer.
4. Paket harga. Menawarkan konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk
yang tertera pada label atau kemasan yang dapat berbentuk paket pengurangan
harga atau paket ikatan. Paket harga sangat efektif mendorong penjualan jangka
pendek, bahkan lebih besar daripada kupon.
5. Premi. Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis
sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
6. Percobaan gratis. Mengundang pembeli porspektif untuk mencoba produk
tersebut secara cuma-cuma dengan harapan mereka akan membeli produk itu.
7. Program Frekuensi. Program yang menyediakan penghargaan (reward) untuk
konsumen yang melakukan pembelian ulang produk atau jasa dalam frekuensi
waktu tertentu.
8. Garansi produk. Janji yang diberikan oleh penjual baik secara eksplisit maupun
implisit bahwa jika produknya tidak bekerja sesuai spesifikasi, maka penjual
akan membetulkannya atau mengembalikan uang pelanggan selama periode
tertentu
9. Hadiah (kontes permainan undian). Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk
memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang tertentu karena membeli
sesuatu
10. Hadiah langganan. Hadiah berupa uang tunai atau bentuk lain yang proposional
dengan pola langganan seseorang pada seorang penjual atau sekelompok
penjual.
11. Promosi gabungan. Melibatkan beberapa merek atau perusahaan yang bekerja
sama mengeluarkan kupon, pembayaran kembali, dan kontes untuk
meningkatkan daya tarik mereka.
12. Promosi silang. Melibatkan penggunaan satu merek untuk mengiklankan merek
lain yang tidak bersaing.
13. Pajangan dan demonstrasi di tempat pembelian (point of purchase). Pajangan
dan demonstrasi di tempat POP berlangsung di tempat pembelian atau penjualan.
2.1.5.3 Langkah – langkah dan evaluasi Promosi Penjualan
Dalam menggunakan promosi penjualan, suatu perusahaan terlebih dulu harus
melakukan langkah-langkah dalam promosi penjualan. Menurut Kotler dan Keller
(2009:556), langkah-langkah tersebut diantaranya :
1. Menetapkan Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi diperoleh atau diturunkan dari tujuan promosi yang lebih luas,
tujuan promosi diturunkan dari tujuan pemasar yang lebih mendasar yang
dikembangkan untuk produk tersebut. Tujuan spesifik yang diterapkan untuk promosi
penjualan akan berbeda sesuai jenis pasar sasaran, misalnya pasar sasarannya
konsumen, pengecer, atau wiraniaga. Penjual menggunakan promosi insentif untuk
menarik pencoba baru, untuk menghargai pelanggan setia, dan untuk menaikkan tingkat
pembelian ulang dari pemakai sesekali. Pencoba baru terdiri atas tiga jenis, yaitu
pemakai merek lain dalam kategori yang sama, pemakai dalam kategori lain, dan orang
yang sering berganti merek. Promosi penjualan sering menarik para pengganti merek
karena pemakai merek dan kategori lain tidak selalu memperhatikan atau bertindak
berdasarkan promosi.
2. Memilih Alat Promosi Penjualan
Dalam memilih alat promosi penjualan, perlu diperhatikan tiga hal penting, yaitu
alat promosi konsumen, alat promosi perdagangan, dan alat promosi bisnis dan
wiraniaga. Menurut Kottler dan Keller (2009:557), alat untuk promosi konsumen,
meliputi sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah,
behaviour); kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian
namun melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Keterlibatan yang tinggi
disadari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.
Konsumen pertama-tama bertindak, kemudian mendapatkan keyakinan baru,
selanjutnya hasil akhirnya muncul sekumpulan sikap. Jadi, komunikasi pemasaran
harus ditujukan pada penyediaan keyakinan dan evaluasi yang membantu
konsumen merasa puas dengan pilihan mereknya.
3. Perilaku pembelian yang mencari variasi (Variety-seeking buying behaviour);
beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah
namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering
melakukan perpindahan merek.
4. Perilaku pembelian karena kebiasaan (Habitual buying behaviour); banyak produk
dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya
perbedaan merek yang signifikan. Konsumen memiliki keterlibatan yang rendah
dalam pembelian sebagian besar produk yang mudah dan sering dibeli. Perilaku
konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan
umum keyakinan, sikap, dan perilaku.
2.1.8.2 Peran Konsumen dalam Keputusan Pembelian
Pemasar harus dapat mengetahui siapa yang membuat keputusan pembelian dan
apa saja peran yang dilakukan konsumen tersebut. Mengenali konsumen untuk beberapa
produk tertentu cukup mudah, tetapi pemasar juga perlu mengidentifikasi peran
konsumen dalam keputusan pembelian. Kotler, Bowen, Makens (2002;211)
membedakan 5 (lima) peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yaitu:
1. Pencetus yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
produk atau jasa.
2. Pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi
keputusan.
3. Pengambil keputusan yaitu seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap
komponen setiap keputusan pembelian: apakah membeli, tidak membeli,
bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.
4. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
yang bersangkutan.
2.1.8.3 Motif Konsumen Dalam Mengambil Keputusan
Untuk dapat menarik konsumen untuk memilih suatu produk, maka
perusahaan menetapkan harga semenarik mungkin dan melakukan pemilihan
desain produk yang dapat memberikan nilai lebih bagi konsumen. Buchari Alma
(2007:97) membagi motif ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya.
2. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang. Ini bisa
berdasarkan rasio. Selective buying dapat berbentuk rational buying
motive, emotional buying atau impulse (dorongan seketika).
3. Patronage buying motive. Ini adalah selective buying yang ditujukan
kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena
layanan yang memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan barang,
halaman parkir, dan lain-lain
Schifman dan Kanuk (2003:560) memperkenalkan istilah model
konsumen yang menunjukan cara pandang umum yang menunjukan cara
pandang umum terhadap bagaimana dan mengapa individu berperilaku
seperti: ekonomis (economic), pasif (passive), mengamati (cognitive), dan
emosional (emotional).
1. Economic Man. Merupakan cara pandang rasional dalam mengambil
keputusan pembelian.
2. Passive Man. Konsumen mengikuti keinginannya sendiri dan usaha-
usaha dari pemasar. Konsumen sebagai pembeli yang impulsif dan tidak
logis, menerima tujuan-tujuan dari pemasar.
3. Cognitive Man. Model ini memfokuskan pada proses konsumen dalam
mencari dan mengevaluasi merek dan tolok eceran.
4. Emotional Man. Pada saat melakukan pembelian secara emosional
cenderung memperhatikan dan mencari informasi lebih memperhatikan
pada perasaan dan suasana hati.
2.1.8.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Kotler dan Keller (2009:185) mengemukakan bahwa:
“Konsumen melewati lima tahap dalam proses pembelian sebuah produk. Lima tahap ini tidak berlaku untuk pembelian dengan keterlibatan yang rendah, karena tahapan ini menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi”.
Berikut merupakan lima tahap proses pembelian konsumen:
Sumber : Kotler dan Keller (2009:185)
Gambar 2.3
Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan. Proses pembelian dimulai saat konsumen
mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen
dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal.
Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen,
pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat akan suatu kategori produk.
2. Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya, maka
konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian
yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka
Pengenalan kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku Pasca pembelian
terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya,
konsumen itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi yaitu
mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk. Pemasar perlu mengetahui sumber-sumber
informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif
tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok
yaitu:
- Sumber pribadi; keluarga, teman, tetangga,
kenalan
- Sumber komersial; iklan, wiraniaga, penyalur,
kemasan, pajangan di toko
- Sumber publik; media massa, organisasi
penentu peringkat konsumen
- Sumber pengalaman; penanganan, pengkajian,
dan pemakaian produk
3. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua
situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan
model-model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai
proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan
rasional. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi
konsumen, yaitu: Pertama, konsumen berusaha untuk memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga
mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.
Ada enam keputusan yang dilakukan oleh pembeli, yaitu :
1) Pilihan Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain.
Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif
yang mereka pertimbangkan.
2) Pilihan Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
sebuah merek.
3) Pilihan Penyalur
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana
yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat,
harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan
berbelanja, keluasan tempat dan lain sebagainya.
4) Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa
berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu
minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan
sekali.
5) Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang
dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus
mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda dari para pembeli.
6) Metode Pembayaran
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode
pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan
konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan
pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek budaya,
lingkungan, dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi
oeh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian.
5. Perilaku paska pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan
mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar
tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan paska pembelian,
tindakan paska pembelian, dan pemakaian paska pembelian.
2.1.9 Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Proses Keputusan Pembelian
Kotler dan amstrong (2008:179) mengemukakan bahwa proses
keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan
lain. Seperti yang diungkapkan oleh Zeithalm (2006:27) “The three new
marketing mix elements (people, physical evidence, process) are included in
the marketing mix as separate elements because they are within the control of
the firm because any or all of them may influence the customer’s initial
decision to purchase a service as well as the customer’s levelof statisfaction
and repurchase decisions”, sehingga menjadi tujuh unsur (7P), sehingga
dimensi-dimensi bauran pemasaran untuk jasa yaitu: “Product, price, place,
promotion, people, physical evidence, and process”.
Menurut Kotler dan Keller (2009:512) bauran komunikasi pemasaran
(promosi) yang meliputi advertising , sales promotion , event and experiences,
public relations and publicity, direct marketing , interactive marketing,
personal selling , dan word of mouth marketing adalah bagian dari rangsangan
pemasaran yang merupakan variabel yang dapat di control oleh perusahaan
yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.
2.2 Kerangka Pemikiran
Sasaran pemasaran perusahaan adalah mengkombinasikan dan
menkoordinir berbagai macam alat komunikasi pemasaran sedemikian rupa,
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Variabel-variabel kegiatan
pemasaran dapat dilaksanakan secara terpadu sebagai bauran pemasaran
(marketing mix) untuk dilaksanakan pada jenis usaha jasa dan non jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62), ”Bauran pemasaran
(marketing mix) adalah serangkaian alat-alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mengejar tujuan dalam pasar sasaran.
Tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dapat ditunjang oleh
pelaksanaan bauran pemasaran yang baik disesuaikan disesuaikan dengan
keinginan konsumen. Menurut Zeithaml dan Bitner (dalam Ratih Hurriyati,
2008: 48) terdapat tujuh komponen dalam bauran pemasaran, yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang),
physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses). Bagi pemasaran jasa
dimensi yang terpenting yaitu people (orang), physical evidence (fasilitas
fisik), dan process (proses).
Kotler dan Amstrong (2008:179) mengemukakan bahwa proses
keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan
lain.
Promosi bertujuan untuk menginformasikan, dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasarannya. Agar promosi yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik,
yaitu dengan mencari perpaduan alokasi biaya promosi yang paling efektif
dan efisien. Menurut Kotler dan Keller (2009:512), dalam bauran komunikasi
advertising , sales promotion , event and experiences, public relations and
publicity, direct marketing , interactive marketing, personal selling , dan word
of mouth marketing.
Salah satu restoran cepat saji yang menyajikan makanan khas
Indonesia khususnya ayam bakar adalah Chicken Story. Pelaksanaan dimensi
dari bauran promosi pada Restoran cepat saji Chicken Story seperti periklanan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan
publikasi (public relations and publicity) dan pemasaran langsung (direct
marketing) yang baik dan sesuai dengan perencanaan diharapkan dapat
mendukung pelaksanaan program pemasaran secara keseluruhan serta dapat
member daya dukung yang tinggi dalam mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen.
Untuk merangsang pembelian konsumen, perusahaan harus memiliki
pengetahuan yang luas mengenai perilaku konsumen sasarannya. Pada
perkembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen ditempatkan sebagai
pusat perhatian.
Proses keputusan pembelian merupakan tahapan yang dilalui oleh
seorang konsumen yang membentuk gambaran proses pembelian konsumen
tertentu pada suatu produk. Untuk mendorong proses pembelian dari
konsumen terhadap produknya, perusahaan dituntut untuk membuat produk
yang memiliki keunikan dan strategi pemasaran yang baik sehingga produk
yang dihasilkan mampu memenuhi selera konsumen secara memuaskan.
Kotler dan Keller (2009:190), mengemukakan bahwa keputusan pembelian
seseorang dipengaruhi oleh budaya, sosial, pribadi dan psikologi orang
tersebut. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian objektif
atau karena dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari
serangkaian aktivitas dan rangsangan mental emosional. Proses untuk
menganalisa, merasakan, dan memutuskan, pada dasarnya adalah sama seperti
seorang individu dalam memecahkan banyak permasalahannya. Titik tolak
untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan tanggapan
(stimulus-respon model). Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk ke
kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan
keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu.
Konsumen akan melewati lima tahap proses pengambilan keputusan,
yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Perusahaan harus dapat mengidentifikasikan keinginan konsumen
sehingga dapat merencanakan daya tarik kompetitifnya. Hal ini bertujuan agar
jasa/pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dapat diterima oleh
konsumen. Perusahaan berusaha untuk mengubah perilaku konsumen dari rasa
ingin tahu mengenai pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan menjadi
tertarik yang meningkat sehingga menjadi keinginan untuk membeli, sehingga
akhirnya keputusan untuk membeli tersebut muncul setelah adanya suatu
kebutuhan dalam dirinya. Tugas perusahaan adalah mendorong konsumen
mendefinisikan suatu kebutuhan tertentu sehingga mengakibatkan konsumen
untuk mencarinya.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, selanjutnya
kerangka pemikiran tersebut dijabarkan dalam bentuk gambar kerangka
pemikiran dan paradigma penelitian, yang masing-masing dapat dilihat pada
Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.
Sumber: Kotler dan Keller(2009:512)
Sumber: Kotler dan Keller(2009:185)
EVALUASI ALTERNATIF
PERILAKU PASCA PEMBELIAN
PENGENALAN MASALAH
PENCARIAN INFORMASI
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Prose Keputusan Pembelian
Bauran Pemasaran
Promotion
People
Product
Price
Place
Physical Evidence
Process
Bauran Promosi
Public Relation
Event/Experience
Advertising
Sales Promotion
Direc Marketing
Personal Selling
Interactive Marketing
Word of Mouth Marketing
Feed Back
Keterangan : Variabel yang diteliti, Pengaruh, Feedback
Gambar 2.4
Kerangka pemikiran Pengaruh Progam Bauran Promosi (Advertising, Sales Promotion, Public Relation, Direc Marketing)Terhadap Proses Keputusan Pembelian Pada Restauran Cepat Saji Chicken Story Cabang Pondok Indah Mall, Jakarta
Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2.4, maka penulis mengemukakan
paradigma penelitian pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5
Paradigma Penelitian Pengaruh Kinerja Bauran Promosi (Advertising, Sales
Promotion, Public Relation, Direct Marketing) Terhadap Proses Keputusan
Pembelian Pada Restauran Cepat Saji Chicken Story Cabang Pondok Indah
Mall Jakarta
2.3 Hipotesis
Menurut pendapat Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan
“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melaui pengumpulan data.”
Dari pemaparan definisi hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa
suatu hipotesis harus diuji terlebih dahulu oleh suatu penelitian sehingga
diperoleh data-data yang menunjukkan apakah hipotesis itu dapat diterima
atau ditolak.
Hipotesis yang diajukan oleh penulis pada penelitian ini adalah :
Terdapat pengaruh program bauran promosi terhadap proses keputusan