Top Banner
Cerdas Berkomunikasi, Bijak Berinteraksi Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, sehingga manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia pada hakikatnya jika tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia memilih untuk menjalani hidupnya dengan cara berkelompok atau bermasyarakat. Dengan berkelompok atau bermasyarakat, manusia akan mudah memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Jika manusia hidup sendiri maka yang dirasakan adalah perasaan yang tidak berarti yang membuat hidup ini terasa sulit untuk dijalani, terutama untuk bertahan hidup dalam kehidupan yang di dalamnya penuh dengan sikap saling ketergantungan. Selain kodratnya sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Untuk mengembangkan akal pikirannya, seseorang bisa belajar mengenai hal-hal baru yang bermanfaat dari seseorang lainnya yang telah kompeten di bidangnya. Sehingga
31

Cerdas Berkomunikasi, Bijak Berinteraksi

Sep 25, 2015

Download

Documents

pintasaras

Cerdas Berkomunikasi, Bijak Berinteraksi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Cerdas Berkomunikasi, Bijak Berinteraksi

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, sehingga manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia pada hakikatnya jika tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia memilih untuk menjalani hidupnya dengan cara berkelompok atau bermasyarakat. Dengan berkelompok atau bermasyarakat, manusia akan mudah memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Jika manusia hidup sendiri maka yang dirasakan adalah perasaan yang tidak berarti yang membuat hidup ini terasa sulit untuk dijalani, terutama untuk bertahan hidup dalam kehidupan yang di dalamnya penuh dengan sikap saling ketergantungan.

Selain kodratnya sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Untuk mengembangkan akal pikirannya, seseorang bisa belajar mengenai hal-hal baru yang bermanfaat dari seseorang lainnya yang telah kompeten di bidangnya. Sehingga tetap saja pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang membutuhkan satu sama lain.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena diperkuat dengan dalilAristoteles yang mengatakan bahwa manusia itu adalah Zoon Politiconyang artinyasatu individu dengan individu lainnya saling membutuhkan sehingga timbul keterkaitan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan menurutFreud, super-egopribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5 - 6 tahun dan perkembangansuper-egotersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup.Super-egoyang terdiri dari atas hati nurani, norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya (DR. W.A. Gerungan : 2004).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pemenuhan kepentingan, kebutuhan, dan pengembangan akal pikirannya, manusia membutuhkan manusia lainnya, dimana penyampaian rasa yang menjadi kepentingan dan kebutuhannya itu disampaikan dan ditunjang melalui komunikasi dengan manusia lainnya.

Apabila dikaitkan dengan sebuah organisasi maka kelancaran kinerja sebuah organisasi itu tergantung dengan komunikasi yang terjadi di dalamnya. Jika komunikasi di dalam organisasi tersebut berjalan dengan baik, maka organisasi tersebut akan berjalan sesuai arah dan tujuan yang hendak dicapainya. Sebaliknya, jika komunikasi di dalam organisasi tersebut tidak berjalan dengan baik, maka kondisi tersebut sangat rentan memunculkan adanya kesalahpahaman para anggota organisasi yang membuat organisasi tersebut tidak berjalan sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapai.

Sekilas kita lihat bahwa komunikasi menimbulkan hal-hal positif dan bermanfaat. Di sisi lain, komunikasi juga bisa menimbulkan perpecahan dan konflik. Sehingga, dalam kehidupan berorganisasi, semua anggota organisasi dituntut untuk lebih cerdas berkomunikasi sehingga dapat lebih bijak berinteraksi.

Makna Komunikasi

Kata / istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya.

Adapun definisi dari komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Rogers & D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

Harorl D. Lasswell: Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa.

Raymond S. Ross: Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.

Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.

Bernard Berelson & Gary A. Steiner: Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.

John R. Wenburg dan William W. Wilmot: Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.

Carl I.Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.

Judy C. Pearson & Paul Emelson: Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna.

Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses makna diantara dua orang atau lebih.

William I. Gordon, Dedy Mulyana: Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.

M. Djenamar, SH: Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada orang lain.

William Albig: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang berarti di antara individu-individu.

Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.

Anwar Arifin: Komunikasi merupakan suatu konsep yang multimakna.

Aristoteles: Komunikasi adalah alat dimana warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam demokrasi.

Hoben: Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal.

Anderson: Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

Barnlund: Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

Lexicographer: Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

Dari beberapa definisi komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran dan penyampaian informasi, gagasan, emosi, dan lain-lain antar-individu melalui penggunaan lambang-lambang atau tanda-tanda tertentu seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan sebagainya, dengan tujuan si penerima informasi, gagasan, dan emosi tersebut dapat bertingkah laku sesuai yang diinginkan oleh si pengirim informasi, gagasan, atau emosi tersebut.

Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses transfer makna dan pemahaman makna yang di dalamnya memiliki beberapa komponen. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Adapun komponen-komponen komunikasi menurut Robbins dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi Edisi 12 yaitu pengirim pesan, pesan, simbol, media, pengartian kode, penerima pesan, balikan, dan gangguan.

Sumber Gambar: Google Search

Pengirim pesan (sender) atau komunikator

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai gagasan (ide) untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan pesan yang disampaikannya tersebut dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.

Pesan (message)

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh si pengirim pesan (sender). Pesan dapat berupa pesan verbal ataupun nonverbal.

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.

Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan akan tersampaikan secara efektif bila pesan tersebut diorganisir secara baik dan jelas oleh sender mengenai bagaimana cara penyampaiannya. Sehingga tidak menutup kemungkinan penerima pesan tidak tanggap ataupun tidak merespon pesan yang kita kirimkan jika cara penyampaian pesan yang kita gunakan tidak benar.

Simbol / isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya sender menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

Media / penghubung

Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media tersebut bisa berupa TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.

Mengartikan kode / isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol / kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti / dipahaminya.

Penerima pesan (receiver)

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode / isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.

Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa adanya feedback (balikan) dari receiver, seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.

Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikanmenggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.

Adapun ilustrasi yang menggambarkan bahwa suatu balikan atas suatu pesan itu bisa diberikan oleh orang lain adalah sebagai berikut:

Suatu waktu seorang manajer membutuhkan data transaksi pembelian bulan lalu. Manajer tahu bahwa data tersebut ada pada Andi, rekan kerjanya. Namun ketika manajer tersebut menemui Andi, Andi sedang tidak berada di ruangannya. Ia segera menemui Toni yang merupakan rekan kerja satu divisi Andi. Ia meminta Toni untuk menyampaikan kepada Andi bahwa ia membutuhkan data transaksinya esok hari. Toni mengiyakan. Manajer kembali ke ruangannya.

Tak beberapa lama, datanglah Andi ke ruangan. Toni segera menyampaikan pesan manajer kepada Andi. Andi mengiyakan dan menjawab bahwa data keuangan yang dibutuhkan oleh manajer akan diletakkan di meja manajer esok hari. Andi bermaksud untuk memberikan umpan balik kepada manajer, namun ia harus segera pulang karena istrinya melahirkan dan ia tidak sempat pamit kepada manajer.

Selang beberapa jam, manajer kembali ke ruangan Andi. Namun Andi sudah tidak lagi berada di ruangannya. Toni memberikan balikan atas tanggapan yang diberikan Andi mengenai pesan manajer tadi. Toni mengatakan ke manajer bahwa data yang dibutuhkan manajer akan diletakkan Andi di meja manajer esok hari.

Dari ilustrasi tersebut, dapatlah kita ketahui bahwa Toni merupakan pihak pemberi balikan secara tidak langsung. Sikap Toni dalam memberikan balikan kepada manajer tersebut merupakan gambaran dari balikan yang diberikan oleh Andi atas pesan yang diberikan oleh manajer.

Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

Walaupun pesan yang dikirim telah disampaikan melalui komunikasi yang baik, gangguan tidak bisa dihilangkan. Gangguan tidak untuk dimusnahkan, hanya bisa direduksi. Karena pada intinya, komunikasi itu bertujuan untuk mereduksi masalah atau hambatan.

Komunikasi Bukan Sekadar Transfer Makna

Komunikasi bukan hanya sekadar transfer makna. Di dalamnya harus disertai poses pemahaman makna juga. Sehingga dari pesan atau makna yang disampaikan oleh sender, harus dikonfirmasi oleh receiver sebagai tanda bahwa receiver telah memahami makna yang disampaikan oleh sender.

Ilustrasi : Suatu hari si A membuat janji dengan si B akan bersama membuat Laporan Rencana Anggaran salah satu Kepanitian BEM kampus mereka. Mereka berjanji untuk bertemu sama lain pada Jumat sore di Restoran McDeasy. Kata sore di sini akan menimbulkan penafsiran atau persepsi yang berbeda antara si A dan si B. Bagi si A, sore hari itu berlangsung mulai pukul 15.00, sedangkan bagi si B sore hari itu berlangsung mulai pukul 16.00.

Tentu saja si A datang satu jam lebih dulu di McDeasy dibandingkan si B. Satu jam lamanya si A menunggu si B di McDeasy. Rasa kesal dan kecewa si A akhirnya muncul juga. Ketika waktu menunjukkan pukul 16.00, si B belum juga datang. Ternyata di tengah perjalanan menuju McDeasy, ban kendaraan motor si B bocor. Ia harus menambalnya di bengkel pinggir jalan terlebih dahulu. Si B segera menghubungi si A melalui telepon selulernya untuk memberitahukan rasa maafnya bahwa ia akan terlambat sampai di McDeasy. Ternyata, si A lupa membawa telepon selulernya. Karena sudah terlalu lama si A menunggu, akhirnya si A memutuskan untuk pulang tanpa menunggu si B.

Dari contoh ilustrasi di atas, dapat kita identifikasi kesalahan dari si A dan si B. Adapun kesalahan mereka, yaitu:

Si A sebagai sender tidak memberikan pesan yang lengkap dan terperinci kepada si B sebagai receiver.

Si B tidak memberikan konfirmasi atas transfer makna yang disampaikan si A.

Si A lupa meminta konfirmasi si B dan lupa memastikan apakah si B sudah benar-benar jelas mengenai makna yang disampaikan si A.

Si A lupa membawa telepon seluler, padahal telepon seluler di sini adalah sarana komunikasi mereka. Tanpa ada sarana, komunikasi tidak bisa berjalan dengan efektif.

Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan kinerja organisasi yang tidak berjalan dengan baik. Jadi, pada dasarnya, komunikasi itu meliputi transfer makna dan pemahaman makna. Tanpa ada keduanya, komunikasi / pertukaran informasi tidak akan terwujud. Itulah mengapa perlu adanya feedback dalam komunikasi, yaitu tanggapan dari penerimaan pesan oleh receiver atas isi pesan yang disampaikan sender. Komunikasi harus melibatkan asumsi pesan yang dikonfirmasi saat itu juga.

Menurut Anwar Arifin komunikasi merupakan suatu konsep yang multimakna. Di dalam pesan yang disampaikan sender terdapat bermacam-macam makna yang tentunya dapat menimbulkan multitafsir bagi si receiver. Oleh karena itu juga, perlu adanya penyamaan persepsi di dalamnya. Persepsi merupakan salah satu gangguan atau hambatan bagi komunikasi yang efektif. Dan sekali lagi, gangguan tidak untuk dimusnahkan, hanya bisa direduksi.

Jika proses komunikasi yang efektif dapat terjadi, semua komponen komunikasi terpenuhi, dan gangguan atau hambatan komunikasi bisa diatasi, pada akhirnya bisa menimbulkan beberapa hal, antara lain:

Adanya pemahaman yang sama antara sender kepada receiver.

Adanya kesenangan, dalam arti pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi mampu menimbulkan efek gembira pada pihak yang menerima pesan. Dari sini timbullah keakraban karena masing-masing pihak telah memahami satu sama lain.

Hal ini berkaitan dengan definisi komunikasi menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid yang mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Adanya perubahan sikap positif yang timbul dari pengaruh isi pesan yang disampaikan.

Menciptakan pergaulan sosial yang positif.

Adanya action yang dilakukan receiver berkenaan dengan isi pesan yang diterimanya dari sender. Sehingga komunikasi di sini merupakan proses yang ingin dicapai sender untuk si receiver, agar receiver melakukan apa yang dimintanya. Action atau tingkah laku receiver telah diubah sender untuk melakukan hal-hal yang diinginkan sender.

Hal ini pula berkaitan dengan definisi komunikasi menurut Everett M. Rogers yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Komunikasi yang Cerdas

Pesan yang disampaikan akan tersampaikan secara efektif bila pesan tersebut diorganisir secara baik dan jelas oleh sender mengenai bagaimana cara penyampaiannya. Jadi, cara penyampaian komunikasi pun tidak boleh luput dari proses penyampaian pesan. Kita juga harus bisa melihat dengan siapa kita berbicara, sehingga kita bisa memosisikan diri kita agar kita bisa bertindak benar tanpa adanya suatu hal buruk yang bisa memicu timbulnya konflik.

Organisai berisikan orang-orang yang tentunya memiliki latar belakang, budaya dan karakter yang berbeda-beda. Kita tidak bisa menuntut mereka untuk menyesuaikan kita. Kita lah yang harus pandai-pandai menyesuaikan dan memosisikan diri kita ketika kita sedang berkomunikasi (menjalin hubungan / interaksi) dengan mereka.

Salah jika kita memilih untuk diam saja supaya hidup ini aman-aman saja. Dalam kehidupan berorganisasi, kita tak lepas dari berkomunikasi. Setiap hari pasti kita bertemu dengan orang lain, menegur, berbicara, mengungkapkan pendapat ataupun hanya sekadar ngobrol biasa. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, kita membutuhkan strategi. Strategi bagaimana agar kata-kata yang kita keluarkan berkualitas dan berbekas serta bermakna bagi orang lain. Bagaimana kita menghadirkan komunikasi yang bijaksana, jujur dan bersikap positif agar kita ataupun mereka yang kita ajak bicara dapat memperoleh kepuasaan pskilogis, berupa rasa kasih sayang dan saling pengertian.

Orang yang Berbudi, Pandai Berbahasa

Dahulu kala, hiduplah seorang raja di tanah Jawa. Raja tersebut bermimpi bahwa gigi geraham, taring dan gigi serinya rontok. Tinggal satu gigi serinya yang tidak copot. Keesokan harinya, ia tanyakan arti mimpinya kepada penasihat istana. "Baginda yang mulia, mimpi itu mengisyaratkan bahwa saudara baginda, isteri, anak dan keluarga yang lain akan mati terlebih dahulu. Baginda akan kesepian," jawab sang penasehat istana.

Ternyata raja tidak suka dengan jawaban sang penasehat. Raja pun marah, dan akhirnya memecat penasehat yang telah lama mengabdi kepadanya. Kemudiaan raja memerintahkan menteri sekretariat untuk mencari penasihat yang baru. Setelah mendapatkan penasihat yang baru, rajapun kembali menceritakan mimpinya. "Baginda adalah orang yang beruntung di muka bumi ini. Umur baginda akan panjang, lebih panjang dari umur saudara baginda, isteri dan anak banginda," Kata penasehat baru yang bijak tersebut.

Rajapun puas dengan jawaban itu. Raja merasa bahagia, dan singkat kata sang penasehat barupun selalu menjadi solusi jika raja sedang mempunyai masalah.

Dari cerita di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kehidupan kita dituntut untuk bisa pandai memilih bahasa. Sering kali kita salah dalam berbicara, dikarenakan kita kurang cerdik dalam mengolah kata dalam komunikasi. Berkaca dari cerita di atas, sebenarnya beritanya sama raja akan meninggal tetapi penasihat yang bijak tahu bagaimana dengan kecerdikannya menyebutkan hal-hal yang positif yang dikehendaki raja. Tugas kita hanya mengolah kata menjadi lebih bermakna dalam kehidupan ini, sehingga kata-kata yang kita keluarkan dapat mempunyai nilai dan berbekas kepada orang lain. Mari berbicara dan berkomunikasi yang bijak dengan selalu memperhatikan nilai manfaat dan kebaikan yang ada. Dan tentunya membutuhkan komunikasi yang hangat dan penuh empati.

Cara Penyampaian Pesan yang Salah akan Mempengaruhi Makna Pesan

Selain asumsi, cara penyampaian pesan juga mempengaruhi makna dari pesan yang hendak disampaikan. Menurut penelitian, cara penyampaian pesan memiliki pengaruh sebesar 93% dalam berkomunikasi. Cara penyampaian pesan yang dimaksud adalah mengenai nada bicara, gerak tubuh dan ekspresi wajah. Saya pernah mengalami kesalahan penyampaian pesan kepada seorang teman. Ketika saya sibuk mengerjakan tugas di kelas, seorang teman menghampiri saya dan berkata, Saras, pinjam bukumu. Saya meresponnya dengan nada tinggi dan terkesan membentak kepadanya, Tunggu dulu! Aku belum selesai. Teman saya mengira saya marah padanya, padahal saya bermaksud untuk mengatakan, Kamu boleh pinjam buku saya, tapi tunggu sebentar, saya mau menyelesaikan nomor terakhir dahulu. Teman saya sudah terlanjur sakit hati dahulu, padahal maksud saya bukan seperti itu. Pesan yang saya ingin sampaikan sebenarnya penolakan secara halus, namun karena saya mengatakannya dengan menaikkan nada suara, saya dipersepsi sedang marah.

Seseorang dapat salah cara menyampaikan pesan, karena dipengaruhi oleh emosi yang kurang dikontrol. Sebagian orang memiliki kecenderungan untuk bertindak berdasarkan perasaannya. Sehingga, mereka cenderung untuk berapi-api dan spontan dalam berkomunikasi yang berakibat pada gagalnya penerimaan maksud pesan yang hendak disampaikan. Seperti yang saya alami tersebut, saya merasa cukup tertekan ketika harus mengerjakan soal yang sulit, namun teman saya datang dan berharap untuk meminjam hasil kerja saya. Secara spontan, saya mengeluarkan kata-kata tersebut dengan cara penyampaian yang terkesan kasar. Pernyataan dan cara penyampaian yang saya lakukan itu merupakan bentuk luapan perasaan saya yang cukup tertekan saat menyelesaikan soal.

Dari cerita saya di atas, ternyata emosi juga ikut mempengaruhi komunikasi. Sehingga, dalam berkomunikasi dengan orang lain kita juga dituntut untuk bisa mengontrol emosi kita sehingga tidak sampai menyakiti perasaan orang lain. Rasa bersalah kita karena kita telah menyakiti orang lain akan berdampak buruk pada produktivitas kerja kita.

Dua Telinga, Satu Mulut

Supaya tidak terjebak dalam komunikasi yang kurang lancar, sebenarnya Tuhan memberikan kemampuan untuk mengantisipasi hal ini. Filosofi Dua Telinga Satu Mulut ini pada dasarnya menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut adalah supaya manusia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Berilah kesempatan untuk orang lain berbicara dan luangkan waktu kita untuk banyak mendengar orang lain.

Mendengar adalah cara terbaik untuk mendapatkan informasi selengkapnya akan hal yang dikomunikasikan. Tanpa mendengar terlebih dahulu, kita akan sering terjebak dengan asumsi. Dengan mendengarkan pula, kita memiliki waktu lebih banyak untuk berpikir dan menentukan respon yang tepat dalam pembicaraan.

Tidak sekadar mendengarkan dengan cermat apa yang disampaikan, mendengar yang efektif dalam komunikasi interpersonal juga dilakukan dengan mengkonfirmasi. Konfirmasi yang dimaksud adalah memastikan bahwa kita tidak salah menangkap pesan.

Dalam berelasi, kita tidak akan mungkin menghindar dari salah paham sebab manusia dibekali dengan asumsi-asumsi. Namun dengan bijak dalam berkomunikasi serta merespon, kita bisa memperkecil kemungkinan untuk salah paham. Mendengar lebih banyak, belajar untuk mencari akar masalah dan menemukan fakta adalah cara yang dapat membuat kita mewaspadai kemungkinan salah paham yang akan terjadi.

Tidak Semua Media Bisa Digunakan untuk Berkomunikasi

Pemilihan media dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya. Jangan asal pilih media. Kalau kita mau bicara panjang lebar, lalu kita memilih untuk mengirim pesan melalui telepon seluler dengan SMS rasanya komunikasi menjadi tidak efektif.

Pentingnya Komunikasi yang Baik di Tempat Kerja

Komunikasi yang baik di tepat kerja dapat menimbulkan beberapa manfaat, antara lain:

Menciptakan Kepuasan Kerja

Dengan berkomunikasi dengan baik, para rekan kerja bisa menyampaikan ide-ide mereka dan mereka bisa saling menerima atas ide-ide yang disampaikan rekan kerjanya sehingga timbullah keharmonisan yang akan membuat kinerja menjadi lebih baik.

Menyelesaikan Konflik

Dengan komunikasi, kita bisa menyampaikan dengan baik apa-apa yang tidak kita senangi ke rekan kerja kita sehingga rekan kerja kita akan bertindak hati-hati terhadap kita demi menjaga perasaan kita. Begitu pun sebaliknya. Kita bisa menanyakan apa-apa yang menjadi ketidaksenangan rekan kita agar kita mampu menghargainya.

Meningkatkan Produktivitas

Manajer yang pandai berkomunikasi, ia akan bisa mendistribusikan kinerja bawahannya sehingga bawahannya bisa menangkap apa-apa yang diinginkan oleh manajernya. Dengan seperti itu, para bawahan bisa bekerja dengan baik tanpa ada beban dan tercapailah produktivisas kerja.

Cara Ampuh Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Berikut ini 9 cara ampuh yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang saya ambil dari artikel teman kita, sehingga kita dapat meraih kesuksesan melalui komukasi yang baik dan mehindari kesalahan-kelasalahan dalam berkomunikasi.

1. Kaitan Emosi dan Komunikasi

Dalam menyampaikan pesan, hendaknya kita memahami emosi yang sedang dialami oleh lawan bicara kita, begitu juga sebaiknya kita sedang dalam emosi yang kondusif untuk menerima dan menyampaikan pesan.Dengan mengetahui emosi yang ada, kita akan lebih mudah mengambil keputusan cara seperti apa dan media mana yang tepat untuk menyampaikan pesan yang akan kita sampaikan.

2. Antara Komunikasi dan Informasi

Informasi tidak akan pernah terterpisahkan dalam proses komunikasi, namun kualitas informasi akan mempengaruhi komunikasi yang ada. Penting atau tidaknya informasi akan membangun komunikasi menjadi lebih intens, bagitupun untuk bisnis. Media massa dan teknologi menempatkan informasi menjadi komoditas yang mudah untuk di akses, telepon, situs jejaring sosial maupun portal online telah memberikan kesematan penyampaian informasi secara terbuka

3. Jadilah Penarik Perhatian

Komunikasi secara masal membutuhkan perhatian khusus oleh penerimanya, begitu pula terhadap orang yang menyampaikan informasi. Sebagai orang yang memberi informasi hendaknya saat berkomunikasi kepada beberapa orang, kita memiliki kemampuan untuk merebut perhatian banyak orang. Dalam bisnis maupun personal, kita membutuhkan cara yang tepat dalam menyampaikan pesan secara masal, dengan sebelumnya memastikan proses komunikasi secara formal, mengkondisikan proses komunikasi dua arah sehingga pesan dapat tersampaikan dengan jelas.

4. Gunakan Kata 'Saya' secara Proporsional

Menggunakan kata'Saya' secara tempat akan memberikan efek yang positif terhadap komunikasi Kita. Kata 'Saya' dapat digunakan untuk peberdayaan, mendengarkan secara aktif, dan akuntabilitas.Jangan ragu menggunakan kalimat menambahkan kata 'Saya' untuk kepastian dalam menyatakan kalimat Kita, seperti 'Saya yang bertanggung jawab atas hal ini', 'Saya butuh bantuan' atau 'Apakah Saya benar?'

5. Mengantisipasi Cepatnya Arus Informasi

Harus diakui bahwa arus informasi kini sangat cepat, berbagai media komunikasi dapat membantu mempercepat komunikasi, situs jejaring sisial, pidato, posting di blog serta catatan tangan. Begitupun kendala berbahasa telah dapat ditangani dengan teknologi sehingga informasi dapat di mengerti siapapun dan di berbagai belahan dunia manapun.

6. Orisinalitas

Menjadi sebuah nilai umum bahwa perusahaan dan para profesional yang menjunjung tinggi keaslian informasi dalam komunikasi. Apabila kita selalu memberikan informasi yang sesungguhnya dan berkomunikasi secara lengkap dalam berkomunikasi kita akan lebih memahami dan terhindar dari kekeliruan.

7. Selalu HOT dalam berkomunikasi

Dalam berkomunikasi perlu tiga elemen yang harus diperhatikan 'Honest' atau kejujuran, 'Open' atau keterbukaan dan 'Two Way' dimana kita harus memberikan dan menerika feed.

8. Hubungan Personal

Hubungan profesional, persahabatan, orang tua bahkan public figure memiliki pengaruh dalam berkomunikasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa melalui hubungan yang baik antara kedua belah pihak akan menimbulkan komunikasi yang saling mengerti satu sama lain.Kita tidak segan untuk mendengarkan atau bila memiliki kesempatan untuk berbincang dengan tokoh yang kita sukai, begitupun akan berbeda bila Kita berkomunikasi dengan seseorang secara pribadi ataupun secara profesional.

Hubungan baik adalah ikatan yang akan menyatukan dan mengondisikan penyampaian pesan menjadi lebih efektif.

9. Kreatif dalam Berkomunikasi

Dengan media komunikasi yang semakin interaktif, kita selalu dituntut cepat dan penuh inisiatif. Kemudahan dalam komunikasi menjadikan kita lebih mudah mendapatkan komunikasi yang bermanfaat, pastikan Kita selalu mendapatkan informasi yang tepat dan penuh manfaat dalam mendapatkan informasi yang Kita butuhkan sehingga Kita dapat mengkominikasikan informasi dengan jelas, benar dan baik.

Jika kita bisa lebih cerdas berkomunikasi, maka kita akan lebih bijak berinteraksi.

SUMBER REFERENSI

DR. WA Gerungan, Dipl. Psych.. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT.Refika Aditama.

http://ariaditya.com/berita-45--9-cara-ampuh-meningkatkan-kemampuan-komunikasi.php

http://artikel1.coffemix.com/4804/pentingnya-komunikasi-yang-baik-di-tempat-kerja/

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesan

http://laoderahmatputra.blogspot.com/2012/11/manusia-sebagai-mahluk-sosial.html

http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-komunikasi-pengirim-pesan.html

http://www.anneahira.com/psikologi-komunikasi.htm

http://www.anneahira.com/santun-berbahasa.htm

http://www.anneahira.com/santun-berbahasa.htm

http://www.bimbingan.org/kendala-penghambat-komunikasi.htm

http://www.cuapcuapbijak.com/2012/03/cara-bijak-berkomunikasi.html

http://www.pengertianahli.com/2013/07/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli.html

https://m.facebook.com/note.php?note_id=10151408616184741&_ft_=fbid.10151408616184741

Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.