Cerdas Berkomunikasi, Bijak Berinteraksi
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, sehingga manusia tidak akan bisa hidup sebagai
manusia pada hakikatnya jika tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Manusia memilih untuk menjalani hidupnya dengan cara berkelompok
atau bermasyarakat. Dengan berkelompok atau bermasyarakat, manusia
akan mudah memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Jika manusia
hidup sendiri maka yang dirasakan adalah perasaan yang tidak
berarti yang membuat hidup ini terasa sulit untuk dijalani,
terutama untuk bertahan hidup dalam kehidupan yang di dalamnya
penuh dengan sikap saling ketergantungan.
Selain kodratnya sebagai makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, manusia juga diberikan akal pikiran yang berkembang
serta dapat dikembangkan. Untuk mengembangkan akal pikirannya,
seseorang bisa belajar mengenai hal-hal baru yang bermanfaat dari
seseorang lainnya yang telah kompeten di bidangnya. Sehingga tetap
saja pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang membutuhkan satu
sama lain.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena diperkuat
dengan dalilAristoteles yang mengatakan bahwa manusia itu adalah
Zoon Politiconyang artinyasatu individu dengan individu lainnya
saling membutuhkan sehingga timbul keterkaitan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan menurutFreud,
super-egopribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5 -
6 tahun dan perkembangansuper-egotersebut berlangsung terus menerus
selama ia hidup.Super-egoyang terdiri dari atas hati nurani,
norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan
berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya,
sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu
tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya (DR. W.A. Gerungan
: 2004).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pemenuhan
kepentingan, kebutuhan, dan pengembangan akal pikirannya, manusia
membutuhkan manusia lainnya, dimana penyampaian rasa yang menjadi
kepentingan dan kebutuhannya itu disampaikan dan ditunjang melalui
komunikasi dengan manusia lainnya.
Apabila dikaitkan dengan sebuah organisasi maka kelancaran
kinerja sebuah organisasi itu tergantung dengan komunikasi yang
terjadi di dalamnya. Jika komunikasi di dalam organisasi tersebut
berjalan dengan baik, maka organisasi tersebut akan berjalan sesuai
arah dan tujuan yang hendak dicapainya. Sebaliknya, jika komunikasi
di dalam organisasi tersebut tidak berjalan dengan baik, maka
kondisi tersebut sangat rentan memunculkan adanya kesalahpahaman
para anggota organisasi yang membuat organisasi tersebut tidak
berjalan sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapai.
Sekilas kita lihat bahwa komunikasi menimbulkan hal-hal positif
dan bermanfaat. Di sisi lain, komunikasi juga bisa menimbulkan
perpecahan dan konflik. Sehingga, dalam kehidupan berorganisasi,
semua anggota organisasi dituntut untuk lebih cerdas berkomunikasi
sehingga dapat lebih bijak berinteraksi.
Makna Komunikasi
Kata / istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut
Communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber
dari kata communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara sederhana
komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan
yang lainnya.
Adapun definisi dari komunikasi menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Rogers & D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba
pada saling pengertian yang mendalam.
Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.
Harorl D. Lasswell: Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa,
kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa.
Raymond S. Ross: Komunikasi adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya
yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.
Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan
dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
Bernard Berelson & Gary A. Steiner: Komunikasi adalah
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya,
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik
dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut
dengan komunikasi.
John R. Wenburg dan William W. Wilmot: Komunikasi adalah suatu
usaha untuk memperoleh makna.
Carl I.Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah
perilaku orang lain.
Judy C. Pearson & Paul Emelson: Komunikasi adalah proses
memahami dan berbagi makna.
Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses
makna diantara dua orang atau lebih.
William I. Gordon, Dedy Mulyana: Komunikasi secara ringkas dapat
didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan
gagasan dan perasaan.
M. Djenamar, SH: Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan
informasi, ide-ide, seseorang kepada orang lain.
William Albig: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang
berarti di antara individu-individu.
Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan
dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
Anwar Arifin: Komunikasi merupakan suatu konsep yang
multimakna.
Aristoteles: Komunikasi adalah alat dimana warga masyarakat
dapat berpartisipasi dalam demokrasi.
Hoben: Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara
verbal.
Anderson: Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara
konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
Barnlund: Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego.
Lexicographer: Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi
untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka
pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah
tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Dari beberapa definisi komunikasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran dan penyampaian
informasi, gagasan, emosi, dan lain-lain antar-individu melalui
penggunaan lambang-lambang atau tanda-tanda tertentu seperti
kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan sebagainya, dengan
tujuan si penerima informasi, gagasan, dan emosi tersebut dapat
bertingkah laku sesuai yang diinginkan oleh si pengirim informasi,
gagasan, atau emosi tersebut.
Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses transfer makna dan pemahaman
makna yang di dalamnya memiliki beberapa komponen. Komponen
komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Adapun komponen-komponen komunikasi
menurut Robbins dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi
Edisi 12 yaitu pengirim pesan, pesan, simbol, media, pengartian
kode, penerima pesan, balikan, dan gangguan.
Sumber Gambar: Google Search
Pengirim pesan (sender) atau komunikator
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai gagasan (ide) untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan pesan yang
disampaikannya tersebut dapat dipahami oleh orang yang menerima
pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Pesan (message)
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh si pengirim pesan (sender). Pesan dapat berupa pesan verbal
ataupun nonverbal.
Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan
kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa
yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan
yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung,
dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik,
tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada
pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap
stimuli yang timbul.
Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan,
rencana kerja, pertanyaan, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan
akan tersampaikan secara efektif bila pesan tersebut diorganisir
secara baik dan jelas oleh sender mengenai bagaimana cara
penyampaiannya. Sehingga tidak menutup kemungkinan penerima pesan
tidak tanggap ataupun tidak merespon pesan yang kita kirimkan jika
cara penyampaian pesan yang kita gunakan tidak benar.
Simbol / isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya sender
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan,
(tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
Media / penghubung
Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan. Media tersebut bisa berupa TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya.
Mengartikan kode / isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol /
kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /
dipahaminya.
Penerima pesan (receiver)
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si
pengirim meskipun dalam bentuk kode / isyarat tanpa mengurangi arti
pesan yang dimaksud oleh pengirim.
Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa adanya
feedback (balikan) dari receiver, seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting
bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima
dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain
yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima
pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan
itu akan dilaksanakan atau tidak. Balikan yang diberikan oleh orang
lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku
maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikanmenggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.
Adapun ilustrasi yang menggambarkan bahwa suatu balikan atas
suatu pesan itu bisa diberikan oleh orang lain adalah sebagai
berikut:
Suatu waktu seorang manajer membutuhkan data transaksi pembelian
bulan lalu. Manajer tahu bahwa data tersebut ada pada Andi, rekan
kerjanya. Namun ketika manajer tersebut menemui Andi, Andi sedang
tidak berada di ruangannya. Ia segera menemui Toni yang merupakan
rekan kerja satu divisi Andi. Ia meminta Toni untuk menyampaikan
kepada Andi bahwa ia membutuhkan data transaksinya esok hari. Toni
mengiyakan. Manajer kembali ke ruangannya.
Tak beberapa lama, datanglah Andi ke ruangan. Toni segera
menyampaikan pesan manajer kepada Andi. Andi mengiyakan dan
menjawab bahwa data keuangan yang dibutuhkan oleh manajer akan
diletakkan di meja manajer esok hari. Andi bermaksud untuk
memberikan umpan balik kepada manajer, namun ia harus segera pulang
karena istrinya melahirkan dan ia tidak sempat pamit kepada
manajer.
Selang beberapa jam, manajer kembali ke ruangan Andi. Namun Andi
sudah tidak lagi berada di ruangannya. Toni memberikan balikan atas
tanggapan yang diberikan Andi mengenai pesan manajer tadi. Toni
mengatakan ke manajer bahwa data yang dibutuhkan manajer akan
diletakkan Andi di meja manajer esok hari.
Dari ilustrasi tersebut, dapatlah kita ketahui bahwa Toni
merupakan pihak pemberi balikan secara tidak langsung. Sikap Toni
dalam memberikan balikan kepada manajer tersebut merupakan gambaran
dari balikan yang diberikan oleh Andi atas pesan yang diberikan
oleh manajer.
Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan
kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan
dapat memperjelas persepsi.
Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan
tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada
setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan
adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga
penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Walaupun pesan yang dikirim telah disampaikan melalui komunikasi
yang baik, gangguan tidak bisa dihilangkan. Gangguan tidak untuk
dimusnahkan, hanya bisa direduksi. Karena pada intinya, komunikasi
itu bertujuan untuk mereduksi masalah atau hambatan.
Komunikasi Bukan Sekadar Transfer Makna
Komunikasi bukan hanya sekadar transfer makna. Di dalamnya harus
disertai poses pemahaman makna juga. Sehingga dari pesan atau makna
yang disampaikan oleh sender, harus dikonfirmasi oleh receiver
sebagai tanda bahwa receiver telah memahami makna yang disampaikan
oleh sender.
Ilustrasi : Suatu hari si A membuat janji dengan si B akan
bersama membuat Laporan Rencana Anggaran salah satu Kepanitian BEM
kampus mereka. Mereka berjanji untuk bertemu sama lain pada Jumat
sore di Restoran McDeasy. Kata sore di sini akan menimbulkan
penafsiran atau persepsi yang berbeda antara si A dan si B. Bagi si
A, sore hari itu berlangsung mulai pukul 15.00, sedangkan bagi si B
sore hari itu berlangsung mulai pukul 16.00.
Tentu saja si A datang satu jam lebih dulu di McDeasy
dibandingkan si B. Satu jam lamanya si A menunggu si B di McDeasy.
Rasa kesal dan kecewa si A akhirnya muncul juga. Ketika waktu
menunjukkan pukul 16.00, si B belum juga datang. Ternyata di tengah
perjalanan menuju McDeasy, ban kendaraan motor si B bocor. Ia harus
menambalnya di bengkel pinggir jalan terlebih dahulu. Si B segera
menghubungi si A melalui telepon selulernya untuk memberitahukan
rasa maafnya bahwa ia akan terlambat sampai di McDeasy. Ternyata,
si A lupa membawa telepon selulernya. Karena sudah terlalu lama si
A menunggu, akhirnya si A memutuskan untuk pulang tanpa menunggu si
B.
Dari contoh ilustrasi di atas, dapat kita identifikasi kesalahan
dari si A dan si B. Adapun kesalahan mereka, yaitu:
Si A sebagai sender tidak memberikan pesan yang lengkap dan
terperinci kepada si B sebagai receiver.
Si B tidak memberikan konfirmasi atas transfer makna yang
disampaikan si A.
Si A lupa meminta konfirmasi si B dan lupa memastikan apakah si
B sudah benar-benar jelas mengenai makna yang disampaikan si A.
Si A lupa membawa telepon seluler, padahal telepon seluler di
sini adalah sarana komunikasi mereka. Tanpa ada sarana, komunikasi
tidak bisa berjalan dengan efektif.
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan kinerja
organisasi yang tidak berjalan dengan baik. Jadi, pada dasarnya,
komunikasi itu meliputi transfer makna dan pemahaman makna. Tanpa
ada keduanya, komunikasi / pertukaran informasi tidak akan
terwujud. Itulah mengapa perlu adanya feedback dalam komunikasi,
yaitu tanggapan dari penerimaan pesan oleh receiver atas isi pesan
yang disampaikan sender. Komunikasi harus melibatkan asumsi pesan
yang dikonfirmasi saat itu juga.
Menurut Anwar Arifin komunikasi merupakan suatu konsep yang
multimakna. Di dalam pesan yang disampaikan sender terdapat
bermacam-macam makna yang tentunya dapat menimbulkan multitafsir
bagi si receiver. Oleh karena itu juga, perlu adanya penyamaan
persepsi di dalamnya. Persepsi merupakan salah satu gangguan atau
hambatan bagi komunikasi yang efektif. Dan sekali lagi, gangguan
tidak untuk dimusnahkan, hanya bisa direduksi.
Jika proses komunikasi yang efektif dapat terjadi, semua
komponen komunikasi terpenuhi, dan gangguan atau hambatan
komunikasi bisa diatasi, pada akhirnya bisa menimbulkan beberapa
hal, antara lain:
Adanya pemahaman yang sama antara sender kepada receiver.
Adanya kesenangan, dalam arti pesan yang disampaikan dalam
proses komunikasi mampu menimbulkan efek gembira pada pihak yang
menerima pesan. Dari sini timbullah keakraban karena masing-masing
pihak telah memahami satu sama lain.
Hal ini berkaitan dengan definisi komunikasi menurut Rogers
& D. Lawrence Kincaid yang mengatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Adanya perubahan sikap positif yang timbul dari pengaruh isi
pesan yang disampaikan.
Menciptakan pergaulan sosial yang positif.
Adanya action yang dilakukan receiver berkenaan dengan isi pesan
yang diterimanya dari sender. Sehingga komunikasi di sini merupakan
proses yang ingin dicapai sender untuk si receiver, agar receiver
melakukan apa yang dimintanya. Action atau tingkah laku receiver
telah diubah sender untuk melakukan hal-hal yang diinginkan
sender.
Hal ini pula berkaitan dengan definisi komunikasi menurut
Everett M. Rogers yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi yang Cerdas
Pesan yang disampaikan akan tersampaikan secara efektif bila
pesan tersebut diorganisir secara baik dan jelas oleh sender
mengenai bagaimana cara penyampaiannya. Jadi, cara penyampaian
komunikasi pun tidak boleh luput dari proses penyampaian pesan.
Kita juga harus bisa melihat dengan siapa kita berbicara, sehingga
kita bisa memosisikan diri kita agar kita bisa bertindak benar
tanpa adanya suatu hal buruk yang bisa memicu timbulnya
konflik.
Organisai berisikan orang-orang yang tentunya memiliki latar
belakang, budaya dan karakter yang berbeda-beda. Kita tidak bisa
menuntut mereka untuk menyesuaikan kita. Kita lah yang harus
pandai-pandai menyesuaikan dan memosisikan diri kita ketika kita
sedang berkomunikasi (menjalin hubungan / interaksi) dengan
mereka.
Salah jika kita memilih untuk diam saja supaya hidup ini
aman-aman saja. Dalam kehidupan berorganisasi, kita tak lepas dari
berkomunikasi. Setiap hari pasti kita bertemu dengan orang lain,
menegur, berbicara, mengungkapkan pendapat ataupun hanya sekadar
ngobrol biasa. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain, kita membutuhkan strategi. Strategi bagaimana agar kata-kata
yang kita keluarkan berkualitas dan berbekas serta bermakna bagi
orang lain. Bagaimana kita menghadirkan komunikasi yang bijaksana,
jujur dan bersikap positif agar kita ataupun mereka yang kita ajak
bicara dapat memperoleh kepuasaan pskilogis, berupa rasa kasih
sayang dan saling pengertian.
Orang yang Berbudi, Pandai Berbahasa
Dahulu kala, hiduplah seorang raja di tanah Jawa. Raja tersebut
bermimpi bahwa gigi geraham, taring dan gigi serinya rontok.
Tinggal satu gigi serinya yang tidak copot. Keesokan harinya, ia
tanyakan arti mimpinya kepada penasihat istana. "Baginda yang
mulia, mimpi itu mengisyaratkan bahwa saudara baginda, isteri, anak
dan keluarga yang lain akan mati terlebih dahulu. Baginda akan
kesepian," jawab sang penasehat istana.
Ternyata raja tidak suka dengan jawaban sang penasehat. Raja pun
marah, dan akhirnya memecat penasehat yang telah lama mengabdi
kepadanya. Kemudiaan raja memerintahkan menteri sekretariat untuk
mencari penasihat yang baru. Setelah mendapatkan penasihat yang
baru, rajapun kembali menceritakan mimpinya. "Baginda adalah orang
yang beruntung di muka bumi ini. Umur baginda akan panjang, lebih
panjang dari umur saudara baginda, isteri dan anak banginda," Kata
penasehat baru yang bijak tersebut.
Rajapun puas dengan jawaban itu. Raja merasa bahagia, dan
singkat kata sang penasehat barupun selalu menjadi solusi jika raja
sedang mempunyai masalah.
Dari cerita di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kehidupan
kita dituntut untuk bisa pandai memilih bahasa. Sering kali kita
salah dalam berbicara, dikarenakan kita kurang cerdik dalam
mengolah kata dalam komunikasi. Berkaca dari cerita di atas,
sebenarnya beritanya sama raja akan meninggal tetapi penasihat yang
bijak tahu bagaimana dengan kecerdikannya menyebutkan hal-hal yang
positif yang dikehendaki raja. Tugas kita hanya mengolah kata
menjadi lebih bermakna dalam kehidupan ini, sehingga kata-kata yang
kita keluarkan dapat mempunyai nilai dan berbekas kepada orang
lain. Mari berbicara dan berkomunikasi yang bijak dengan selalu
memperhatikan nilai manfaat dan kebaikan yang ada. Dan tentunya
membutuhkan komunikasi yang hangat dan penuh empati.
Cara Penyampaian Pesan yang Salah akan Mempengaruhi Makna
Pesan
Selain asumsi, cara penyampaian pesan juga mempengaruhi makna
dari pesan yang hendak disampaikan. Menurut penelitian, cara
penyampaian pesan memiliki pengaruh sebesar 93% dalam
berkomunikasi. Cara penyampaian pesan yang dimaksud adalah mengenai
nada bicara, gerak tubuh dan ekspresi wajah. Saya pernah mengalami
kesalahan penyampaian pesan kepada seorang teman. Ketika saya sibuk
mengerjakan tugas di kelas, seorang teman menghampiri saya dan
berkata, Saras, pinjam bukumu. Saya meresponnya dengan nada tinggi
dan terkesan membentak kepadanya, Tunggu dulu! Aku belum selesai.
Teman saya mengira saya marah padanya, padahal saya bermaksud untuk
mengatakan, Kamu boleh pinjam buku saya, tapi tunggu sebentar, saya
mau menyelesaikan nomor terakhir dahulu. Teman saya sudah terlanjur
sakit hati dahulu, padahal maksud saya bukan seperti itu. Pesan
yang saya ingin sampaikan sebenarnya penolakan secara halus, namun
karena saya mengatakannya dengan menaikkan nada suara, saya
dipersepsi sedang marah.
Seseorang dapat salah cara menyampaikan pesan, karena
dipengaruhi oleh emosi yang kurang dikontrol. Sebagian orang
memiliki kecenderungan untuk bertindak berdasarkan perasaannya.
Sehingga, mereka cenderung untuk berapi-api dan spontan dalam
berkomunikasi yang berakibat pada gagalnya penerimaan maksud pesan
yang hendak disampaikan. Seperti yang saya alami tersebut, saya
merasa cukup tertekan ketika harus mengerjakan soal yang sulit,
namun teman saya datang dan berharap untuk meminjam hasil kerja
saya. Secara spontan, saya mengeluarkan kata-kata tersebut dengan
cara penyampaian yang terkesan kasar. Pernyataan dan cara
penyampaian yang saya lakukan itu merupakan bentuk luapan perasaan
saya yang cukup tertekan saat menyelesaikan soal.
Dari cerita saya di atas, ternyata emosi juga ikut mempengaruhi
komunikasi. Sehingga, dalam berkomunikasi dengan orang lain kita
juga dituntut untuk bisa mengontrol emosi kita sehingga tidak
sampai menyakiti perasaan orang lain. Rasa bersalah kita karena
kita telah menyakiti orang lain akan berdampak buruk pada
produktivitas kerja kita.
Dua Telinga, Satu Mulut
Supaya tidak terjebak dalam komunikasi yang kurang lancar,
sebenarnya Tuhan memberikan kemampuan untuk mengantisipasi hal ini.
Filosofi Dua Telinga Satu Mulut ini pada dasarnya menjelaskan bahwa
Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut adalah
supaya manusia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Berilah
kesempatan untuk orang lain berbicara dan luangkan waktu kita untuk
banyak mendengar orang lain.
Mendengar adalah cara terbaik untuk mendapatkan informasi
selengkapnya akan hal yang dikomunikasikan. Tanpa mendengar
terlebih dahulu, kita akan sering terjebak dengan asumsi. Dengan
mendengarkan pula, kita memiliki waktu lebih banyak untuk berpikir
dan menentukan respon yang tepat dalam pembicaraan.
Tidak sekadar mendengarkan dengan cermat apa yang disampaikan,
mendengar yang efektif dalam komunikasi interpersonal juga
dilakukan dengan mengkonfirmasi. Konfirmasi yang dimaksud adalah
memastikan bahwa kita tidak salah menangkap pesan.
Dalam berelasi, kita tidak akan mungkin menghindar dari salah
paham sebab manusia dibekali dengan asumsi-asumsi. Namun dengan
bijak dalam berkomunikasi serta merespon, kita bisa memperkecil
kemungkinan untuk salah paham. Mendengar lebih banyak, belajar
untuk mencari akar masalah dan menemukan fakta adalah cara yang
dapat membuat kita mewaspadai kemungkinan salah paham yang akan
terjadi.
Tidak Semua Media Bisa Digunakan untuk Berkomunikasi
Pemilihan media dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dan sebagainya. Jangan
asal pilih media. Kalau kita mau bicara panjang lebar, lalu kita
memilih untuk mengirim pesan melalui telepon seluler dengan SMS
rasanya komunikasi menjadi tidak efektif.
Pentingnya Komunikasi yang Baik di Tempat Kerja
Komunikasi yang baik di tepat kerja dapat menimbulkan beberapa
manfaat, antara lain:
Menciptakan Kepuasan Kerja
Dengan berkomunikasi dengan baik, para rekan kerja bisa
menyampaikan ide-ide mereka dan mereka bisa saling menerima atas
ide-ide yang disampaikan rekan kerjanya sehingga timbullah
keharmonisan yang akan membuat kinerja menjadi lebih baik.
Menyelesaikan Konflik
Dengan komunikasi, kita bisa menyampaikan dengan baik apa-apa
yang tidak kita senangi ke rekan kerja kita sehingga rekan kerja
kita akan bertindak hati-hati terhadap kita demi menjaga perasaan
kita. Begitu pun sebaliknya. Kita bisa menanyakan apa-apa yang
menjadi ketidaksenangan rekan kita agar kita mampu
menghargainya.
Meningkatkan Produktivitas
Manajer yang pandai berkomunikasi, ia akan bisa mendistribusikan
kinerja bawahannya sehingga bawahannya bisa menangkap apa-apa yang
diinginkan oleh manajernya. Dengan seperti itu, para bawahan bisa
bekerja dengan baik tanpa ada beban dan tercapailah produktivisas
kerja.
Cara Ampuh Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Berikut ini 9 cara ampuh yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi yang saya ambil dari artikel teman kita,
sehingga kita dapat meraih kesuksesan melalui komukasi yang baik
dan mehindari kesalahan-kelasalahan dalam berkomunikasi.
1. Kaitan Emosi dan Komunikasi
Dalam menyampaikan pesan, hendaknya kita memahami emosi yang
sedang dialami oleh lawan bicara kita, begitu juga sebaiknya kita
sedang dalam emosi yang kondusif untuk menerima dan menyampaikan
pesan.Dengan mengetahui emosi yang ada, kita akan lebih mudah
mengambil keputusan cara seperti apa dan media mana yang tepat
untuk menyampaikan pesan yang akan kita sampaikan.
2. Antara Komunikasi dan Informasi
Informasi tidak akan pernah terterpisahkan dalam proses
komunikasi, namun kualitas informasi akan mempengaruhi komunikasi
yang ada. Penting atau tidaknya informasi akan membangun komunikasi
menjadi lebih intens, bagitupun untuk bisnis. Media massa dan
teknologi menempatkan informasi menjadi komoditas yang mudah untuk
di akses, telepon, situs jejaring sosial maupun portal online telah
memberikan kesematan penyampaian informasi secara terbuka
3. Jadilah Penarik Perhatian
Komunikasi secara masal membutuhkan perhatian khusus oleh
penerimanya, begitu pula terhadap orang yang menyampaikan
informasi. Sebagai orang yang memberi informasi hendaknya saat
berkomunikasi kepada beberapa orang, kita memiliki kemampuan untuk
merebut perhatian banyak orang. Dalam bisnis maupun personal, kita
membutuhkan cara yang tepat dalam menyampaikan pesan secara masal,
dengan sebelumnya memastikan proses komunikasi secara formal,
mengkondisikan proses komunikasi dua arah sehingga pesan dapat
tersampaikan dengan jelas.
4. Gunakan Kata 'Saya' secara Proporsional
Menggunakan kata'Saya' secara tempat akan memberikan efek yang
positif terhadap komunikasi Kita. Kata 'Saya' dapat digunakan untuk
peberdayaan, mendengarkan secara aktif, dan akuntabilitas.Jangan
ragu menggunakan kalimat menambahkan kata 'Saya' untuk kepastian
dalam menyatakan kalimat Kita, seperti 'Saya yang bertanggung jawab
atas hal ini', 'Saya butuh bantuan' atau 'Apakah Saya benar?'
5. Mengantisipasi Cepatnya Arus Informasi
Harus diakui bahwa arus informasi kini sangat cepat, berbagai
media komunikasi dapat membantu mempercepat komunikasi, situs
jejaring sisial, pidato, posting di blog serta catatan tangan.
Begitupun kendala berbahasa telah dapat ditangani dengan teknologi
sehingga informasi dapat di mengerti siapapun dan di berbagai
belahan dunia manapun.
6. Orisinalitas
Menjadi sebuah nilai umum bahwa perusahaan dan para profesional
yang menjunjung tinggi keaslian informasi dalam komunikasi. Apabila
kita selalu memberikan informasi yang sesungguhnya dan
berkomunikasi secara lengkap dalam berkomunikasi kita akan lebih
memahami dan terhindar dari kekeliruan.
7. Selalu HOT dalam berkomunikasi
Dalam berkomunikasi perlu tiga elemen yang harus diperhatikan
'Honest' atau kejujuran, 'Open' atau keterbukaan dan 'Two Way'
dimana kita harus memberikan dan menerika feed.
8. Hubungan Personal
Hubungan profesional, persahabatan, orang tua bahkan public
figure memiliki pengaruh dalam berkomunikasi. Tidak bisa dipungkiri
bahwa melalui hubungan yang baik antara kedua belah pihak akan
menimbulkan komunikasi yang saling mengerti satu sama lain.Kita
tidak segan untuk mendengarkan atau bila memiliki kesempatan untuk
berbincang dengan tokoh yang kita sukai, begitupun akan berbeda
bila Kita berkomunikasi dengan seseorang secara pribadi ataupun
secara profesional.
Hubungan baik adalah ikatan yang akan menyatukan dan
mengondisikan penyampaian pesan menjadi lebih efektif.
9. Kreatif dalam Berkomunikasi
Dengan media komunikasi yang semakin interaktif, kita selalu
dituntut cepat dan penuh inisiatif. Kemudahan dalam komunikasi
menjadikan kita lebih mudah mendapatkan komunikasi yang bermanfaat,
pastikan Kita selalu mendapatkan informasi yang tepat dan penuh
manfaat dalam mendapatkan informasi yang Kita butuhkan sehingga
Kita dapat mengkominikasikan informasi dengan jelas, benar dan
baik.
Jika kita bisa lebih cerdas berkomunikasi, maka kita akan lebih
bijak berinteraksi.
SUMBER REFERENSI
DR. WA Gerungan, Dipl. Psych.. 2004. Psikologi Sosial. Bandung:
PT.Refika Aditama.
http://ariaditya.com/berita-45--9-cara-ampuh-meningkatkan-kemampuan-komunikasi.php
http://artikel1.coffemix.com/4804/pentingnya-komunikasi-yang-baik-di-tempat-kerja/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesan
http://laoderahmatputra.blogspot.com/2012/11/manusia-sebagai-mahluk-sosial.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-komunikasi-pengirim-pesan.html
http://www.anneahira.com/psikologi-komunikasi.htm
http://www.anneahira.com/santun-berbahasa.htm
http://www.anneahira.com/santun-berbahasa.htm
http://www.bimbingan.org/kendala-penghambat-komunikasi.htm
http://www.cuapcuapbijak.com/2012/03/cara-bijak-berkomunikasi.html
http://www.pengertianahli.com/2013/07/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli.html
https://m.facebook.com/note.php?note_id=10151408616184741&_ft_=fbid.10151408616184741
Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi
Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.