Top Banner
ANDREAS TIMOTHY T IADA ungkapan yang lebih tepat daripada air cucuran hujan ja tuhnya ke pelim- bahan juga untuk menggam- barkan seorang Bryan David Emil Tilaar. Siapa yang tidak kenal ibunda Bryan, Martha Tilaar? Dengan berawal dari bisnis kecil-kecilan di garasi rumah- nya, sang ibu berhasil mem- bangun kerajaan bisnis produk kecantikan yang kental de- ngan nuansa keluarga, tetapi dijalankan secara profesional. Kini, di genggamannya terda- pat sejumlah merek produk terkemuka seperti Sari Ayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Mirabella, Cempaka, Martina, Pesona, dan Rudy Hadisuwarno. Dengan besarnya peran ke- luarga dalam kehidupannya, putra pasangan HAR Tilaar dan Martha Tilaar tersebut mengerti benar bahwa setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka hidup baik dan sukses. Apalagi jika terlahir di bawah ‘payung’ kerajaan bisnis keluarga. Sebagai generasi kedua da- lam kerajaan bisnis kosmetik Martha Tilaar Group (MTG), Bryan tidaklah sendiri. Beserta ketiga adiknya, Pinkan, Wulan, dan Kilala, ia sejak awal telah dipersiapkan untuk menerus- kan dan memajukan bisnis yang dirintis keluarganya. “Kalau generasi pertama sukses merintis, peran gene- rasi kedua beserta generasi pertama yang masih aktif ialah membuat perusahaan lebih maju beberapa langkah ke depan,” ujarnya ketika berbin- cang dengan Media Indonesia, belum lama ini. Meski berpredikat sebagai putra mahkota, lulusan Red- lands University ini tidak serta-merta dengan mudah memperoleh singgasananya. Selepas kuliah di 1995, Bryan memulai kariernya dari jen- jang management trainee untuk Divisi Bisnis Internasional PT Martina Berto. Ketertarikan- nya pada bisnis itu disebabkan potensinya yang besar. “Perempuan tidak akan per- nah bisa lepas dari kosmetik. Bisnis ini akan terus tumbuh dan memiliki prospek yang sangat cerah.” Setelah 10 tahun malang me- lintang, sang ibunda baru me- mercayakan tampuk pimpinan PT Martina Berto Tbk (MBTO) padanya. Itu menjadi tonggak peralihan MTG kepada gene- rasi kedua. Dengan berbekal naluri bisnis serta ketajaman peren- canaan perusahaan yang terus diasah, dalam lima tahun terakhir ia mampu membukti- kan dirinya pantas menerima tongkat estafet kepemimpinan di MTG. Di tangannya, bisnis keluarga itu menjadi perusa- haan publik yang melantai si bursa sejak 13 Januari 2011. “Perusahaan ini, mayoritas sahamnya, kini dimiliki kelu- arga Ibu Martha Tilaar dan Ibu Ratna Handana (adik Martha Tilaar). Saham lainnya dimi- liki investor publik domestik sebesar 33%.” Kerja sama tim Bryan bercerita, sejak awal berdiri MTG selalu mempeker- jakan tenaga profesional. Se- lain itu, manajemen sejak awal menekankan pentingnya kerja sama tim, bukan kemampuan individual. Sebagai penggila sepak bola, Bryan menilai kerja sama tim ini merupakan kunci kesuksesan perusahaan. “Kurang lebih sama seperti hebatnya tim sepak bola Jer- man yang menggilas Argen- tina 4-0 di putaran nal Piala Dunia 2010. Walaupun Jerman gagal menjadi juara dunia, menurut data riset AC Niel- sen, pertandingan tersebut justru menjadi pertandingan yang paling banyak ditonton di seluruh penjuru dunia. Jadi bukan karena di satu tim ada si A atau si B atau si C, melainkan karena kebersamaan.” Bryan menambahkan, sejak generasi kedua mulai aktif di MTG, pembagian tugas di antara anggota keluarga dilakukan secara terstruktur. Untuk direksi Martina Berto ada dirinya dan Samuel Pra- nata. Di luar MBTO, kepemim- pinan dipegang Wulan Tilaar dibantu Pinkan Tilaar yang lebih banyak berkecimpung di bisnis sekolah kecantikan. Adapun Kiki Tilaar terlibat sebagai direksi PT Sari Ayu Indonesia (SAI) dan menjabat Direktur Pemasaran Martina Berto. Tak ketinggalan, Kunto Widarto, adik ipar Bryan, diangkat sebagai Direktur Utama PT Cedefindo, anak perusahaan Martina Berto. “Dalam 10-15 tahun men- da tang kami berharap ke- beradaan direksi profesional akan bertambah seiring de- ngan membesarnya bisnis perusahaan.” Hal itu juga yang mendasari keputusan perusahaan untuk go public. Selain menjaga tra- disi profesional, manajemen dan pendiri MTG menilai pentingnya tata kelola perusa- haan yang baik (good corporate governance/GCG). Menurut pria kelahiran Ja- karta, Oktober 1971 ini, men- jadi perusahaan publik sama sekali tidak mudah karena banyak peraturan pasar modal yang harus ditaati. Di sisi lain, itu bisa mendatangkan keuntungan tersendiri dari masuknya modal baru. Tidak hanya dalam menge- lola perusahaan, sikap profe- sionalisme juga Bryan junjung dalam mengelola hubungan dengan para pekerjanya. Se- dari awal ia menjunjung tinggi prinsip ‘memanusiakan karya- wan secara utuh’. Dalam prak- tiknya, ia menjalankan metode reward and punishment bagi karyawan yang berprestasi atau nonprestasi. “Dalam bekerja kita harus menggunakan hati dan akal budi. Jika hanya prot oriented, di sini bukan tempatnya. Jika perilakunya tidak menciptakan situasi kondusif dalam suasana kerja, artinya tidak cocok be- kerja di Martina Berto. Namun jika mereka memiliki semua itu, kita akan berikan apa yang menjadi hak mereka.” Pemain regional Meski terlahir sebagai laki- laki, nyatanya Bryan jeli dalam menjalankan bisnis yang sangat identik dengan kaum hawa tersebut. Segenap jurus eks- pansi baik domestik maupun regional telah disiapkan secara matang dalam pikirannya. Untuk dalam negeri, pihak- nya tengah merencanakan pembangunan pabrik herbal berkonsep hijau di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat, pada semester kedua 2011. Pembangunan pabrik terse- but akan memakan biaya Rp130 miliar. “Kita punya lahan 10 hektare, 6 hektare un- tuk pabrik dan sisa lahannya dibangun Kampoeng Djamu Organik yang isinya berbagai macam tumbuhan herbal.” Perusahaan pun tidak meng- abaikan salah satu unsur pen- ting dalam industri produk kecantikan yakni riset. Mar- tina Berto membangun sebuah pusat pelatihan tanaman or- ganik di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Untuk membiayai kegiatan riset, perusahaan te- lah menganggarkan 2% dana dari hasil penjualan pada 2011 atau setara Rp13 miliar. Untuk ekspansi regional, ungkap Bryan, perusahaan siap memperluas bisnis Martha Tilaar Shop (MTS) di Malaysia dan Brunei Darussalam tahun ini atau paling lambat tahun depan. Menurutnya, selama ini penjualan Martha Tilaar Shop di Singapura cukup menjanji- kan. Atas dasar itu, perseroan berencana memperluas toko ke berbagai negara dengan fokus awal Asia Tenggara. Untuk mempermudah peng- operasian MTS di kawasan regional, Martina Berto bebe- rapa waktu lalu telah mendi- rikan anak usaha patung an senilai Rp7 miliar, Eastern Beautypelago Pte Ltd, yang berbasis di Singapura. Martina Berto juga beren- cana memperluas pasar ekspor, khususnya negara- negara di Asia Pasifik. Dari porsi ekspor yang kini 2% dari total pendapatan, di tahun depan diharapkan tumbuh setidaknya 5%. “Kita ingin jadi regional player ternama di Asia Pasik. Saat ini kita masih fokus di Asia Tenggara, meski tidak tertu- tup kemungkinan garap pasar di luar itu dan menjadi global player sesudahnya.” (E-5) [email protected] Pemegang Tongkat Estafet Profesional Martha Tilaar Naiknya Bryan David Emil Tilaar sebagai CEO menjadi tonggak peralihan Martha Tilaar Group (MTG) kepada generasi kedua kerajaan bisnis kosmetik tersebut. Kalau generasi pertama sukses merintis, peran generasi kedua beserta generasi pertama yang masih aktif ialah membuat perusahaan lebih maju beberapa langkah ke depan.” C EO TALKS MI/USMAN ISKANDAR 16 SENIN, 9 MEI 2011 BIODATA Nama Bryan Tilaar Pendidikan Ex Education Finance & Accounting Columbia University 2004 Diploma Executive Education Warren Keegan Institution 2003 Executive Education Labora School of Business 1998 S-1 Ilmu Bisnis Administrasi Redlands University 1995 Pengalaman Kerja PT Martina Berto Direktur utama 2005-sekarang PT Martina Berto Deputy chief of president office 2002-2006 PT Martina Berto Assistant product manager 1997-1998 PT Martina Berto Assistant export manager 1996-1997 PT Martina Berto Management trainee 1995-1996 PT Marthana Megahayu Inti Assistant business development 1998-2010 PT Sari Ayu Indonesia Key account manager 2000-2002 PT Sari Ayu Indonesia Sales branch officer 2000-2000
1

CEO TALKS fileMartha Tilaar Group (MTG), Bryan tidaklah sendiri. Beserta ketiga adiknya, Pinkan, Wulan, dan Kilala, ia sejak awal telah dipersiapkan untuk menerus-

Apr 29, 2019

Download

Documents

Jason Campbell
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: CEO TALKS fileMartha Tilaar Group (MTG), Bryan tidaklah sendiri. Beserta ketiga adiknya, Pinkan, Wulan, dan Kilala, ia sejak awal telah dipersiapkan untuk menerus-

ANDREAS TIMOTHY

TIADA ungkapan yang lebih tepat daripada air cucuran hujan ja tuhnya ke pelim-

bahan juga untuk menggam-barkan seorang Bryan David Emil Tilaar.

Siapa yang tidak kenal ibunda Bryan, Martha Tilaar? Dengan berawal dari bisnis kecil-kecilan di garasi rumah-nya, sang ibu berhasil mem-bangun kerajaan bisnis produk kecantikan yang kental de-ngan nuansa keluarga, tetapi dijalankan secara profesional. Kini, di genggamannya terda-pat sejumlah merek produk terkemuka seperti Sari Ayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Mirabella, Cempaka, Martina, Pesona, dan Rudy Hadisuwarno.

Dengan besarnya peran ke-luarga dalam kehidupannya, putra pasangan HAR Tilaar dan Martha Tilaar tersebut mengerti benar bahwa setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka hidup baik dan sukses. Apalagi jika terlahir di bawah ‘payung’ kerajaan bisnis keluarga.

Sebagai generasi kedua da-lam kerajaan bisnis kosmetik Martha Tilaar Group (MTG), Bryan tidaklah sendiri. Beserta ketiga adiknya, Pinkan, Wulan, dan Kilala, ia sejak awal telah dipersiapkan untuk menerus-kan dan memajukan bisnis yang dirintis keluarganya.

“Kalau generasi pertama sukses merintis, peran gene-rasi kedua beserta generasi pertama yang masih aktif ialah membuat perusahaan lebih maju beberapa langkah ke depan,” ujarnya ketika berbin-cang dengan Media Indonesia, belum lama ini.

Meski berpredikat sebagai putra mahkota, lulusan Red-lands University ini tidak ser ta-merta dengan mudah memperoleh singgasananya. Selepas kuliah di 1995, Bryan memulai kariernya dari jen-jang management trainee untuk Divisi Bisnis Internasional PT Martina Berto. Ketertarikan-nya pada bisnis itu disebabkan

potensinya yang besar.“Perempuan tidak akan per-

nah bisa lepas dari kosmetik. Bisnis ini akan terus tumbuh dan memiliki prospek yang sangat cerah.”

Setelah 10 tahun malang me-lintang, sang ibunda baru me-mercayakan tampuk pimpinan PT Martina Berto Tbk (MBTO) padanya. Itu menjadi tonggak peralihan MTG kepada gene-rasi kedua.

Dengan berbekal naluri bis nis serta ketajaman peren-canaan perusahaan yang terus diasah, dalam lima tahun terakhir ia mampu membukti-kan dirinya pantas menerima tongkat estafet kepemimpinan di MTG. Di tangannya, bisnis keluarga itu menjadi perusa-haan publik yang melantai si bursa sejak 13 Januari 2011.

“Perusahaan ini, mayoritas sahamnya, kini dimiliki kelu-arga Ibu Martha Tilaar dan Ibu Ratna Handana (adik Martha Tilaar). Saham lainnya dimi-liki investor publik domestik sebesar 33%.”

Kerja sama timBryan bercerita, sejak awal

berdiri MTG selalu mempeker-jakan tenaga profesional. Se-lain itu, manajemen sejak awal menekankan pentingnya kerja sama tim, bukan kemampuan individual. Sebagai penggila sepak bola, Bryan menilai kerja sama tim ini merupakan kunci kesuksesan perusahaan.

“Kurang lebih sama seper ti hebatnya tim sepak bola Jer-man yang menggilas Argen-tina 4-0 di putaran fi nal Piala Dunia 2010. Walaupun Jerman gagal menjadi juara dunia, menurut data riset AC Niel-sen, pertandingan tersebut jus tru menjadi pertandingan yang paling banyak ditonton di seluruh penjuru dunia. Jadi bukan karena di satu tim ada si A atau si B atau si C, melainkan karena kebersamaan.”

Bryan menambahkan, sejak generasi kedua mulai aktif di MTG, pembagian tugas di antara anggota keluarga dilakukan secara terstruktur. Untuk direksi Martina Berto ada dirinya dan Samuel Pra-nata. Di luar MBTO, kepemim-pinan dipegang Wulan Tilaar dibantu Pinkan Tilaar yang lebih banyak berkecimpung di bisnis sekolah kecantikan.

Adapun Kiki Tilaar terlibat sebagai direksi PT Sari Ayu Indonesia (SAI) dan menjabat Direktur Pemasaran Martina Berto. Tak ketinggalan, Kunto Widarto, adik ipar Bryan, diangkat sebagai Direktur Utama PT Cedefindo, anak perusahaan Martina Berto.

“Dalam 10-15 tahun men-da tang kami berharap ke-beradaan direksi profesional akan bertambah seiring de-ngan membesarnya bisnis per usahaan.”

Hal itu juga yang mendasari keputusan perusahaan untuk go public. Selain menjaga tra-disi profesional, manajemen dan pendiri MTG menilai pentingnya tata kelola perusa-haan yang baik (good corporate governance/GCG).

Menurut pria kelahiran Ja-karta, Oktober 1971 ini, men-jadi perusahaan publik sama sekali tidak mudah karena banyak peraturan pasar modal yang harus ditaati. Di sisi lain, itu bisa mendatangkan keuntungan tersendiri dari masuknya modal baru.

Tidak hanya dalam menge-

lola perusahaan, sikap profe-sionalisme juga Bryan junjung dalam mengelola hubungan dengan para pekerjanya. Se-dari awal ia menjunjung tinggi prinsip ‘memanusiakan karya-wan secara utuh’. Dalam prak-tiknya, ia menjalankan metode reward and punishment bagi

karyawan yang berprestasi atau nonprestasi.

“Dalam bekerja kita harus menggunakan hati dan akal budi. Jika hanya profi t oriented, di sini bukan tempatnya. Jika perilakunya tidak menciptakan situasi kondusif dalam suasana kerja, artinya tidak cocok be-kerja di Martina Berto. Namun jika mereka memiliki semua itu, kita akan berikan apa yang menjadi hak mereka.”

Pemain regionalMeski terlahir sebagai laki-

laki, nyatanya Bryan jeli dalam menjalankan bisnis yang sa ngat identik dengan kaum hawa tersebut. Segenap jurus eks-pansi baik domestik maupun regional telah disiapkan secara matang dalam pikirannya.

Untuk dalam negeri, pihak-

nya tengah merencanakan pembangunan pabrik herbal berkonsep hijau di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat, pada semester kedua 2011. Pembangunan pabrik terse-but akan memakan biaya Rp130 miliar. “Kita punya lahan 10 hektare, 6 hektare un-tuk pabrik dan sisa lahannya dibangun Kampoeng Djamu Organik yang isinya berbagai macam tumbuhan herbal.”

Perusahaan pun tidak meng-abaikan salah satu unsur pen-ting dalam industri produk kecantikan yakni riset. Mar-tina Berto membangun sebuah pusat pelatihan tanaman or-ganik di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Untuk membiayai kegiatan riset, perusahaan te-lah menganggarkan 2% dana dari hasil penjualan pada 2011

atau setara Rp13 miliar.Untuk ekspansi regional,

ungkap Bryan, perusahaan siap memperluas bisnis Martha Tilaar Shop (MTS) di Malaysia dan Brunei Darussalam tahun ini atau paling lambat tahun depan. Menurutnya, selama ini penjualan Martha Tilaar Shop di Singapura cukup menjanji-kan. Atas dasar itu, perseroan berencana memperluas toko ke berbagai negara dengan fokus awal Asia Tenggara.

Untuk mempermudah peng-operasian MTS di kawasan regional, Martina Berto bebe-rapa waktu lalu telah mendi-rikan anak usaha patung an senilai Rp7 miliar, Eastern Beautypelago Pte Ltd, yang berbasis di Singapura.

Martina Berto juga beren-c a n a m e m p e r l u a s p a s a r ekspor, khususnya negara-negara di Asia Pasifik. Dari porsi ekspor yang kini 2% dari total pendapatan, di tahun depan diharapkan tumbuh setidaknya 5%.

“Kita ingin jadi regional player ternama di Asia Pasifi k. Saat ini kita masih fokus di Asia Tenggara, meski tidak tertu-tup kemungkinan garap pasar di luar itu dan menjadi global player sesudahnya.” (E-5)

[email protected]

Pemegang Tongkat Estafet Profesional Martha Tilaar

Naiknya Bryan David Emil Tilaar sebagai CEO menjadi tonggak peralihan Martha Tilaar Group (MTG) kepada generasi kedua kerajaan bisnis kosmetik tersebut.

Kalau generasi pertama sukses

merintis, peran generasi kedua beserta generasi pertama yang masih aktif ialah membuat perusahaan lebih maju beberapa langkah ke depan.”

CEO TALKS

MI/USMAN ISKANDAR

16 SENIN, 9 MEI 2011

BIODATA

Nama Bryan Tilaar

Pendidikan

Ex Education Finance & Accounting Columbia University 2004 Diploma Executive Education Warren Keegan Institution 2003Executive Education Labora School of Business 1998S-1 Ilmu Bisnis Administrasi Redlands University 1995

Pengalaman KerjaPT Martina Berto Direktur utama 2005-sekarangPT Martina Berto Deputy chief

of president office 2002-2006PT Martina Berto Assistant

product manager 1997-1998PT Martina Berto Assistant

export manager 1996-1997PT Martina Berto Management

trainee 1995-1996PT Marthana Megahayu Inti Assistant business

development 1998-2010PT Sari Ayu Indonesia Key

account manager 2000-2002PT Sari Ayu Indonesia Sales

branch officer 2000-2000