PAPER DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHAN NIM : 090100244 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata merupakan organ yang berfungsi seperti kamera. Gambar difokuskan oleh sepasang lensa (lensa dan kornea) ke dalam film (fotoreseptor yang merupakan reseptor cahaya khusus di retina). Kemudian gambar-gambar tersebut akan diintepretasikan ke otak dalam bentuk sinyal-sinyal listrik. 1 Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan koroid dan sel pigmen epitel retina. Oklusi arteri retina dapat terjadi pada pembuluh sentral ataupun pembuluh cabang yang dapat disebabkan oleh radang arteri, trombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, giant cell, penyakit kolagen, keadaan hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Arteri retina sentral biasa mengalami penyumbatan di daerah lamina kribosa dan biasanya terjadi pada usia tua atau usia menengah. 3 Pada tahun 1859, Van Graefe pertama kali menggambarkan bahwa Central Retinal Artery Occlusion sebagai suatu proses penyumbatan pada pembuluh darah arteri sentral 1
Mata merupakan organ yang berfungsi seperti kamera. Gambar difokuskan oleh sepasang lensa (lensa dan kornea) ke dalam film (fotoreseptor yang merupakan reseptor cahaya khusus di retina). Kemudian gambar-gambar tersebut akan diintepretasikan ke otak dalam bentuk sinyal-sinyal listrik.1
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mata merupakan organ yang berfungsi seperti kamera. Gambar difokuskan
oleh sepasang lensa (lensa dan kornea) ke dalam film (fotoreseptor yang merupakan
reseptor cahaya khusus di retina). Kemudian gambar-gambar tersebut akan
diintepretasikan ke otak dalam bentuk sinyal-sinyal listrik.1
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Retina atau selaput jala, merupakan
bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina
berbatas dengan koroid dan sel pigmen epitel retina. Oklusi arteri retina dapat terjadi
pada pembuluh sentral ataupun pembuluh cabang yang dapat disebabkan oleh radang
arteri, trombus dan embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, giant cell, penyakit
kolagen, keadaan hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Arteri retina sentral biasa
mengalami penyumbatan di daerah lamina kribosa dan biasanya terjadi pada usia tua
atau usia menengah.3
Pada tahun 1859, Van Graefe pertama kali menggambarkan bahwa Central
Retinal Artery Occlusion sebagai suatu proses penyumbatan pada pembuluh darah
arteri sentral retina pada pasien yang menderita endokarditis. Pada tahun 1868,
Mauthner mengatakan bahwa suatu proses vasokonstriksi dapat menyebabkan oklusi
arteri retina. Penyebab dari CRAO dianggap sebagai proses multifaktorial, yang
disebabkan oleh kelainan-kelainan sistemik yang lain.5
1
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyakit Central Retinal Artery Occlusion, mulai dari definisi, faktor penyebab,
gejala klinis, hingga penatalaksanaan dari keadaan ini. Selain itu, tujuan penulisan paper ini
adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan.
2
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Retina
Retina merupakan suatu struktur yang kompleks dimana terdiri dari 9 lapisan yang
terpisah yang terdiri dari bagian fotoreseptor, neuron, sel ganglion maupun serabut saraf
optik. Retina bertanggung jawab dalam proses pengubahan cahaya menjadi sinyal listrik
dan meneruskan sinyal-sinyal tersebut ke otak. Cahaya masuk ke dalam retina melalui
lapisan-lapisan yang terluar. Sel-sel batang dan sel-sel kerucut pada retina selanjutnya
akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang kemudian akan diteruskan dari retina
ke sel-sel ganglion melalui serabut saraf.1,2,3
Retina tersusun atas 9 lapisan, yaitu:1,2,3
1. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan
kaca.
2. Lapisan serabut saraf, merupakan lapisan akson menuju ke arah saraf optik.
Pada lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3. Lapisan sel ganglion, tersusun atas satu lapis sel ganglion, kecuali pada daerah
makula yang berlapis-lapis.
4. Lapisan peksiform dalam, merupakan lapis aselular tempat bersinapsnya sel
bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
5. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel
Muller. Lapisan ini mendapatkan suplai dari arteri retina sentral.
6. Lapisan pleksiform luar, merupakan lapisan aselular dan merupakan tempat
bersinapsnya sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
7. Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapisan nukleus sel kerucut dan sel
batang. Lapisan-lapisan tersebut avaskular, dan mendapatkan suplai dari
kapiler koroid.
8. Membran limitan eksterna, merupakan membran ilusi yang terdiri atas
jembatan-jembatan interselular yang menghubungkan sel fotoreseptor dan sel
Muller .
9. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapisan terluar retina yang terdiri atas sel
batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut. Sel batang
3
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
berfungsi pada penglihatan malam dan sensitif terhadap cahaya namun tidak
sensitif pada panjang gelombang cahaya sehingga tidak dapat membedakan
warna. Sel batang mengandung rhodopsin, berjumlah sekitar 120 juta sel
batang yang tersebar di daerah retina. Sedangkan sel kerucut berfungsi pada
penglihatan siang hari dan sensitif terhadap panjang gelombang pendek,
menengah, dan tinggi, yang membuatnya dapat membedakan warna. Terdapat
sekitar 6 juta sel kerucut yang terkonsentrasi pada daerah fovea.
Gambar 2.1. Anatomi Lapisan Retina4
Arteri opthalmika merupakan cabang pertama dari arteri karotis interna dan
memasuki kavum orbita bersamaan dengan saraf oftalmikus melalui foramen oftalmikus.
Cabang pertama dari arteri opthalmika adalah arteri retina sentralis sebagai penyuplai
darah ke retina. Arteri posterior siliaris yang merupakan cabang dari arteri opthalmika
4
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
akan menyuplai darah ke koroid. Pada sekitar 14% populasi terdapat variasi cabang
silioretinal dari arteri siliaris posterior yang akan memberikan tambahan suplai darah
pada makula dari sirkulasi koroid.4
Gambar 2.2. Vaskularisasi Retina6
2.2. Central Retinal Artery Occlusion (CRAO)
2.2.1. Definisi
Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) merupakan suatu penyumbatan pada
pembuluh darah arteri sentral yang umumnya disebabkan oleh suatu emboli yang terjadi
secara tiba-tiba, tidak menimbulkan rasa sakit, bersifat unilateral, dan sering
menyebabkan kehilangan pandangan yang berat.7
5
PAPERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : T. ABDURRAHMAN JOHANNIM : 090100244
CRAO disebut juga stroke mata, merupakan suatu keadaan darurat okular. Hal ini
menunjukkan suatu iskemia organ target dan berhubungan dengan oklusi cabang
terminal pada stroke serebral.4
Pada tahun 1859, Van Graefe pertama kali menjelaskan bahwa CRAO disebabkan
oleh adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri sentral retina pada pasien dengan
endokarditis. Pada tahun 1868, Mauthner mengatakan bahwa kontraksi spasmodik dapat
menyebabkan oklusi arteri retina.5
2.2.2. Epidemiologi
Data dari studi di Amerika menunjukkan bahwa insidensi CRAO ditemukan
sebanyak 1:10.000 penderita. Dari penderita ini, sebanyak 1-2% dijumpai dengan
gangguan mata bilateral. Umumnya penderita laki-laki lebih tinggi dari pada wanita.
Usia rata-rata penderita CRAO adalah sekitar 60 tahun, walaupun pada beberapa kasus
dilaporkan terjadi pada usia lebih muda kurang dari 30 tahun.5
Studi lain menunjukkan insidensi CRAO sebanyak 1:100.000 penderita, dengan
lebih dari 75% penderita memilliki ketajaman visual 20/400 atau lebih buruk pada mata
yang terkena.4
Insidensi meningkat pada penderita hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung sistemik, penyakit kardiovaskular, perokok, pada individu dengan obesitas,