LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN II.ANAMNESIS Keluhan utama : Kelemahan pada kedua tungkai Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit, awalnya dimulai pada tungkai kanan. Demam tidak ada, Riwayat demam tidak ada. Riwayat sakit kepala 2 bulan yang lalu mendahului kelemahan kedua tungkai. Riwayat mual dan muntah ada, mendahului keluhan kelemahan kedua tungkai, riwayat kejang tidak ada, riwayat sesak tidak ada, riwayat trauma tidak ada, riwayat kelainan yang sama dalam keluarga tidak ada. Riwayat kehamilan ibu kontrol di bidan. Ibu tidak pernah sakit selama hamil. Ibu tidak pernah konsumsi 1 Nama Umur JenisKelamin RM MRS Status Ruangan : : : : : : : : Heril Anwar 9 tahun 8 bulan Laki-laki 631958 07/10/2013 Jamkesda Lontara 4 Anak kamar 7 bed 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Kelemahan pada kedua tungkai
Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 1,5 bulan sebelum masuk rumah sakit,
awalnya dimulai pada tungkai kanan.
Demam tidak ada, Riwayat demam tidak ada. Riwayat sakit kepala 2 bulan yang
lalu mendahului kelemahan kedua tungkai. Riwayat mual dan muntah ada,
mendahului keluhan kelemahan kedua tungkai, riwayat kejang tidak ada, riwayat
sesak tidak ada, riwayat trauma tidak ada, riwayat kelainan yang sama dalam
keluarga tidak ada.
Riwayat kehamilan ibu kontrol di bidan. Ibu tidak pernah sakit selama hamil. Ibu
tidak pernah konsumsi vitamin dan suplemen selama kehamilan, tidak pernah
minum jamu-jamuan selama kehamilan. Riwayat keguguran tidak ada.
Riwayat kelahiran bayi lahir spontan di tolong oleh bidan, segera menangis BBL
= 2700 gr PB= 50 cm, LK =tidak diketahui. Pasien merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara.
1
Nama
Umur
JenisKelamin
RM
MRS
Status
Ruangan
:
:
:
:
:
:
:
:
Heril Anwar
9 tahun 8 bulan
Laki-laki
631958
07/10/2013
Jamkesda
Lontara 4 Anak
kamar 7 bed 2
III. PEMERIKSAAN FISIS
STATUS GENERALIS
Sakit sedang/ Gizi baik/Sadar
BB : 23kg
PB : 127 cm
LK : 54 cm
STATUS VITALIS
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu aksilla : 36,7°C
STATUS REGIONAL
Kepala :
- Inspeksi : Tidak tampak pembesaran, tidak tampak pelebaran
vena, tidak tampak massa tumor.
- Palpasi : Ubun-ubun besar menutup, masa tumor tidak teraba,
nyeri tekan tidak ada.
- Mata : Konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak
Ikterus. Tampak sunset sign
- Hidung : Tidak tampak kelainan
- Bibir : Tidak tampak sianosis
Leher :
- Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada hematoma,
- Palpasi : Nyeri tekan (-), Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
Aksila :
- Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa
tumor, dan tidak ada hematoma
2
- Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Pekak
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II dalam batas normal, bising (-)
Abdomen
- Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
- Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal.
- Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
Vertebra
- Inspeksi : alignment tulang baik, tidak tampak massa tumor,
warna kulit sama dengan sekitar
- Palpasi : massa tumor (-),nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Ekstremitas superior kanan dan kiri :
- Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak
jejas dan hematoma.
- Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, kekuatan dalam batas normal,
tonus baik
Ekstremitas inferior kanan dan kiri
- Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak
jejas dan hematoma, edema pretibial tidak ada
- Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, kekuatan menurun, tonus
menurun
STATUS NEUROLOGIS
Tanda Rangsang Meningeal:
Kaku Kuduk : Tidak ada
Kernig Sign : Tidak ada
3
Lasegue : Sulit dinilai
Brudzinsky : Tidak ada
Nervi Craniles:
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak dilakukan pemeriksaan
N.Opticus Kanan Kiri
Visus sulit dinilai
Lapangan pandang sulit dinilai
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Kanan Kiri
Pupil
- Bentuknya bulat bulat
- Besarnya Ø 2,5 mm Ø 2,5 mm
- Isokor/anisokor isokor
- Midriasis/miosis tidak ada tidak ada
- Refleks cahaya
- Langsung (+) (+)
- Tidak langsung (+) (+)
Diplopia tidak dilakukan pemeriksaan
Ptosis tidak ada tidak ada
Strabismus tidak ada tidak ada
Exophtalmus tidak ada tidak ada
4
Gerakan bola mata
N.Trigeminus Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit sulit dinilai
- Trismus tidak ada
- Refleks kornea (+) (+)
Sensorik
- Dahi sulit dinilai sulit dinilai
- Pipi sulit dinilai sulit dinilai
- Dagu sulit dinilai sulit dinilai
N.Facialis Kanan Kiri
Motorik dalam batas normal
Sensorik sulit dinilai
N. Cochlearis
Pendengaran dalam batas normal
N. Vestibularis
Nistagmus sulit dinilai
Vertigo sulit dinilai
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Arcuspharingeus sulit dinilai
5
Uvula sulit dinilai
Gangguan menelan sulit dinilai
Suara serak/sengau (-)
Denyut jantung dalam batas normal
N. Accessorius
Mengangkat bahu tidak dilakukan pemeriksaan
Memutar kepala tidak dilakukan pemeriksaan
N. Hypoglossus
Mengulur lidah sulit dinilai
Disartria tidak dilakukan pemeriksaan
MOTORIK LENGAN Kanan Kiri
Kekuatan dalam batas normal dalam batas normal
Tonus Normal Normal
TUNGKAI Kanan Kiri
Kekuatan menurun menurun
Tonus menurun menurun
Klonus
- Paha tidak ada tidak ada
- Kaki tidak ada tidak ada
6
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait KeseimbangandanKoordinasi
Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (16/10/13)
Pemeriksaan Hasil
WBC 4,36
RBC 9,56
HGB 11.7
HCT 35,1
PLT 396
CT 8’ 00”
BT 2’ 00”
PT 8,3 (10,0)
INR 0,7
APTT 27 (26,6)
GDS 98
GOT 36GPT 16
Na 139
K 4,5
Cl 107
HBsAg -
7
CT SCAN KEPALA (07/10/2013)
Kesan : Hidrosefalus non komunikans
8
V. RESUME
Seorang anak laki-laki, usia 9 tahun 8 bulan datang dengan keluhan kelemahan
kedua tungkai yang dialami sejak 1,5 bulan yang lalu, awalnya dimulai dari
kanan. Ada riwayat nyeri kepala, mual dan muntah, 2 bulan yang lalu
mendahului keluhan kelemahan kedua tungkai.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan kelemahan pada kedua tungkai dengan tonus
otot kedua tungkai menurun.
Pada pemeriksaan CT Scan Kepala potongan aksial tanpa kontras kesan
Hidrosefalus non komunikans
VI. DIAGNOSIS
Hydrocephalus e.c. susp meningioma
VII. RENCANA TERAPI
VP shunt
9
HIDROSEFALUS
1. Definisi
Hidrosefalus berasal dari 2 kata bahasa Yunani: hydro yang berarti air dan
cephalus yang berarti kepala yang bila digabungkan berarti air dalam kepala.
Hidrosefalus merupakan akumulasi cairan serebrospinal (cerebrospinal
fluid/CSF) yang berlebihan di ruang intrakranial yang bisa terkumpul di
bagian ventrikel atau subaraknoid yang membuat dilatasi pada sistem
ventrikularis serebri. Kelainan ini dapat disebabkan oleh produksi CSF yang
berlebihan, sumbatan pada laju CSF ataupun interfensi pada absorpsi CSF.1,9
2. Anatomi
CSF sebagian besar diproduksi oleh sel epitel pleksus koroideus di ventrikel
lateralis (I & II), III dan IV.Setelah di produksi, CSF melewati foramen
interventrikel (foramen Monro) ke ventrikel III, yang melewati aqueduct
serebral (Sylvius aqueduct) ke ventrikel IV. Dari ventrikel IV, CSF akan
masuk ke ruang subaraknoid melalui foramen Magendie dan foramen
Luschka. CSF pada ruang subaraknoid akan mengalir superior mengelilingi
otak dan inferior mengelilingi medulla spinalis lalu diabsorpsi melalui
granulasi araknoid pada dinding sinus sagitalis superior yang merupakan
sinus vena dura. Absorpsi juga terjadi secara perlahan melalui pembuluh
limfe secara langsung.2,3,4
Gambar 1.Formasi CSF dan absorpsinya. (dikutip dari kepustakaan 2)
10
Pembentukan CSF rata-rata pada manusia sekitar 0,3 – 0,4 mL/menit
(+ 500mL/hari). Volume CSF pada dewasa adalah 90-150 mL dan 10-60mL
pada neonatus. Fungsi CSF sendiri terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Daya apung
Massa dari otak manusia yang sebenarnya berkisar 1400 gram. Akan
tetapi dengan adanya CSF, massa otak menjadi hanya berkisar 25
gram. Hal ini mengakibatkan otak dapat menjaga tingkat
kepadatannya tanpa terjadi kerusakan (terputusnya pembuluh darah
dan hancurnya neuron pada region inferior otak) karena massanya
sendiri.
2. Proteksi
CSF dapat memberikan proteksi tambahan kepada jaringan otak dari
trauma karena benturan atau pukulan. .Akan tetapi, pada kasus trauma
dengan daya yang lebih besar seperti pada kecelakaan, CSF tidak
dapat melindungi otak secara penuh sehingga dapat terjadi
perdarahan, contusion bahkan dapat menyebabkan kematian.
3. Stabilisasi
Aliran CSF membawa produk hasil metabolism dari sistem saraf pusat
melewati sawar darah otak/blood-brain barriersehingga dapat juga
menjaga homeostatik dari faktor neuroendokrin dimana sedikit
perubahan dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf.
Misalnya, konsentrasi glycin yang tinggi dapat mengganggu suhu
tubuh dan tekanan darah, sementara pH CSF yang tinggi dapat
menyebakan pusing dan sinkop.4,5
3. Etiologi
Secara umum, ada 3 gangguan yang dapat menyebabkan hydrocephalus,
gangguan pada pembentukan, aliran atau absorpsi CSF. Sementara
berdasarkan waktu perjalanan penyakit, hydrocephalus dapat terbagi menjadi
akut (beberapa hari), subakut (beberapa minggu) dan kronik (beberapa bulan
atau tahun).Tipe dari hidrosefalus sendiri terbagi menjadi dua, yaitu :
11
1. Hidrosefalus obstruktif
Merupakan hidrosefalus yang terjadi karena adanya obstruksi
sebelum/pada foramen Luschka dan Magendie (ventrikel IV).
1. Kongenital
1.1 Stenosis akuaduktus serebri
1.2 Sindroma Dandy-Walker
1.3 Malformasi Arnold-Chiari
1.4 Aneurisma vena Galeni
2. Didapat
2.1 Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
2.2 Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
2.3 Hematoma intraventrikular
2.4 Tumor :
- Ventrikel
- Regio vinialis
- Fossa posterior
2.5 Abses/granuloma
2.6 Kista arakhnoid
2. Hidrosefalus komunikans
Hidrosefalus yang terjadi karena ketidakseimbangan produksi dan
absorpsi CSF atau bila terjadi obstruksi distal dari foramen ventrikel IV