Top Banner
I. PENDAHULUAN Glaukoma sudut tertutup akut atau glaukoma akut terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh ris perifer. Hal ini akan menghambat keluarnya aqueous humor sehingga tekanan intraokular akan meningkat dengan cepat dan akan menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan penglihatan kabur. Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Glaukoma akut terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler secara mendadak yang dapat disebabkan oleh sumbatan di daerah kamera okuli anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan menyebabkan tekanan intra okular meningkat dengan cepat sehingga menimbulkan nyeri hebat. 1
44

Case Report Glaukoma

Jan 12, 2016

Download

Documents

CR
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Case Report Glaukoma

I. PENDAHULUAN

Glaukoma sudut tertutup akut atau glaukoma akut terjadi bila terbentuk iris bombe

yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh ris perifer. Hal ini akan

menghambat keluarnya aqueous humor sehingga tekanan intraokular akan meningkat

dengan cepat dan akan menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan penglihatan kabur.

Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan

angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Glaukoma akut terjadi karena

peningkatan tekanan intraokuler secara mendadak yang dapat disebabkan oleh

sumbatan di daerah kamera okuli anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat

aliran humor akueus dan menyebabkan tekanan intra okular meningkat dengan cepat

sehingga menimbulkan nyeri hebat.

1

Page 2: Case Report Glaukoma

II. STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. B

Usia : 55 th

Jenis kelamin : Laki- laki

Pekerjaan : Pensiunan

Alamat : Sri Tejo Kencono

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Mata kiri nyeri disertai pandangan kabur sejak

4 bulan yang lalu

Keluhan tambahan : Nyeri kepala, mata berair, mata merah, mata

silau saat terkena cahaya, mata seperti melihat asap

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan mata kiri nyeri sejak 5 bulan yang lalu

hilang timbul. Pasien mengatakan keluhan mulai muncul 5 bulan yang lalu

secara mendadak, mata terasa nyeri sangat hebat hingga pasien tidak dapat

tidur selama satu hari satu malam. Keluhan mata nyeri disertai pandangan

kabur secara mendadak, mata terlihat merah dan keluar air mata. Selain itu

pasien juga merasakan nyeri kepala dan mual. Sebelum keluhan tersebut

timbul, pasien juga mengeluh pandangan mata kiri mulai kabur seperti

melihat asap dan silau saat terkena cahaya matahari, namun keluhan

pandangan mata kabur semakin memberat setelah timbul keluhan nyeri

mata yang hebat. Pasien melakukan pengobatan secara rutin sejak keluhan

nyeri pada mata kiri tersebut timbul dan jika obat rutin yang biasa

dikonsumsi habis keluhan mata nyeri, merah dan berair akan timbul

kembali, sedangkan pandangan mata kabur dirasakan terus menerus tidak

ada perbaikan.

2

Page 3: Case Report Glaukoma

Riwayat Penyakit Dahulu

Stroke (+)

Hipertensi (-)

Diabetes mellitus (-)

Riwayat trauma pada mata (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status present

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80x/m

Respirasi :16x/m

Suhu :36,1 0C

b. Status generalis

Kepala : Normocephal

Leher :Dalam Batas Normal

Thorak :Dalam Batas Normal

Abdomen :Dalam Batas Normal

3

Page 4: Case Report Glaukoma

IV. STATUS OFTALMOLOGIK

OD VISUS OS

6/15 KOREKSI 2/60

Tidak dilakukan SKIASKOPI Tidak dilakukan

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Gerakan ke segala arah baik,

eksoftalmus (-), strabismus (-)

BULBUS OKULI Gerakan ke segala arah baik,

eksoftalmus (-), strabismus (-)

Tidak ada PARESE/PARALYSE Tidak ada

Dalam batas normal SUPERCILIA Dalam batas normal

Edema (-), ectropion (-),

entropion (-), spasme (-)

PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), ectropion (-),

entropion (-), spasme (-)

Edema (-), ectropion (-),

entropion (-), spasme (-)

PALPEBRA INFERIOR Edema (-), ectropion (-),

entropion (-), spasme (-)

Hiperemis (-), sikatriks (-),

edema (-)

CONJUNCTIVA PALPEBRALIS

Hiperemis (-), sikatriks (-),

edema (-)

Injeksi konjungtiva (-) CONJUNCTIVA BULBI Injeksi konjungtiva (+)

Sekret (-) COBJUNCTIVA FORNICES

Sekret (-)

Injeksi siliar (-) SCLERA Injeksi siliar (+)

4

Page 5: Case Report Glaukoma

Jernih KORNEA Keruh, edema kornea (+)

Jernih, kedalaman cukup CAMERA OCULI ANTERIOR

Keruh, dangkal

Kripta (+), warna cokelat IRIS Kripta (+), warna cokelat

Bulat, sentral, refleks cahaya

(+)

PUPIL Dilatasi, refleks cahaya (-)

Jernih LENSA Keruh tidak merata

Tidak diperiksa FUNDUS REFLEKS Tidak diperiksa

Tidak diperiksa CORPUS VITREUM Tidak diperiksa

13,5 mmHg TENSIO OCULI 29,0 mmHg

Dalam batas normal SYSTEM CANALIS LACRIMALIS

Dalam batas normal

V. DIAGNOSIS BANDING

OS Glaukoma Akut Sudut Tertutup + Katarak Imatur

OS Keratitis

OS Iriitis akut

VI. PEMERIKSAAN ANJURAN

Funduskopi

Gonioskopi

Campimeter

VII. DIAGNOSIS

OS Glaukoma Akut Sudut Tertutup + Katarak Imatur

VIII. PENATALAKSANAAN

Operatif : Trabekulotomi

5

Page 6: Case Report Glaukoma

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam

Ad fungsionam : Dubia Ad bonam

Ad sanationam : Dubia Ad bonam

6

Page 7: Case Report Glaukoma

III. TINJAUAN PUSTAKA

I. FISIOLOGI HUMOR AQUEOUS

Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor

akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor Aqueous

merupakan cairan jernih yang emngisi camera oculi anterior dan posterior.

Volume aqueous sekitar 250µL dan kecepatan pembentukanya rata-rata

2,5µ L/menit.

A. Komposisi humor aqueous

Humor akueus berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen pada kornea

dan lensa. Komposisi humor akueus serupa dengan plasma kecuali

bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan

laktatyang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih

rendah.

B. Pembentukan dan Aliran Humor Akueus

Humor aqueus diproduksi oleh badan siliar. Ultrafiltrat plasma yang

dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar

dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera okuli

posterior, humor aqueus mengalir melalui pupil ke kamera okuli

anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior (sekaligus,

terjadi pertukaran diferensial komponen – komponen dengan darah di

iris), melalui jalinan trabekular ke kanal schlemn menuju saluran

kolektor, kemudian masuk kedalam pleksus vena, ke jaringan sklera

dan episklera juga ke dalam v.siliaris anterior di badan siliar. Saluran

yang mengandung cairan camera oculi anterior dapat dilihat di daerah

limbus dan subkonjungtiva, yang dinamakan aqueus veins.

7

Page 8: Case Report Glaukoma

Peradangan atau trauma intraokular menyebabkan peningkatan

konsentrasi protein, sehingga disebut humor akueus plasmoid dan

sangat mirip dengan serum darah. Pada dasarnya, terdapat 2 rute

dalam pengeluaran humor akueus, yaitu 1) melalui jaringan trabekular,

sekitar 90% humor akueus dikeluarkan melalui jaringan trabekular,

kemudian akan disalurkan ke kanal schlemm hingga berakhir di vena

episklera, 2) melalui jaringan uveoskleral, mempertanggung jawaban

10% dari pengeluaran akueus.

Gambar 1: Aliran Aqueous humor normal

II. GLAUKOMA

A. Definisi

Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus

optikus dan pengecilan lapang pandang.

B. Epidemiologi

Di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500.000 kasus

kebutaan di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma

bersifat permanent.

8

Page 9: Case Report Glaukoma

C. Etiologi

Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat

disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar

ataupun berkurangnya pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik

mata atau di celah pupil. Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara

produksi humor akueus, hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan

vena episklera. Ketidakseimbangan antara ketiga hal tersebut dapat

menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini lebih

sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf

optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke

saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf

optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada

lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi,

lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada

akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

D. Faktor Resiko

Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma yaitu orang

tua (lebih dari 40 tahun), dimana prevalensi penderita glaukoma makin

tinggi seiring dengan peningkatan usia, penderita diabetes, penderita

hipertensi, penggunaan medikasi yang mengandung steroid dalam

jangka waktu lama, riwayat keluarga glaukoma (risiko 4 kali orang

normal), perempuan punya resiko tinggi untuk menderita glaukoma

dari pada pria, miopia, migrain atau penyempitan pembuluh darah otak

(sirkulasi darah yang buruk), atau kecelakaan pada mata sebelumnya.

E. Klasifikasi

Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi :

9

Page 10: Case Report Glaukoma

1. Glaukoma primer sudut terbuka

Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang

penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik

mata depan yang terbuka. Gambaran klinis dari glaukoma primer

sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan

lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta

gejalanya samar seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan

tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan saja; tekanan

intra okuler terus -menerus meningkat hingga merusak saraf

penglihatan.

Gambar 2: Glaukoma sudut terbuka primer

2. Glaukoma primer sudut tertutup

Glaukoma primer sudut tertutup ditandai dengan sudut bilik mata

depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter. Gejala yang

dirasakan oleh pasien, seperti : tajam penglihatan kurang (kabur

mendadak), mata merah, bengkak, mata berair, kornea suram

karena edema, bilik mata depan dangkal dan pupil lebar dan tidak

bereaksi terhadap sinar, diskus optikus terlihat merah dan bengkak,

tekanan intra okuler meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik

pada iris yang disertai edema kornea, melihat halo (pelangi di

10

Page 11: Case Report Glaukoma

sekitar objek), nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan mual-

muntah.

Gambar 3: Glaukoma sudut tertutup primer

3. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat

infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, kecelakaan atau

trauma, serta pembuluh darah yang tidak normal (sering karena

diabetes melitus).

4. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama

dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan

diameter kornea (buftalmos), kornea berawan karena edema epitel,

terpisah atau robeknya membran descemet, fotofobia, peningkatan

tekanan intraokular, peningkatan kedalaman kamera anterior,

pencekungan diskus optikus.

11

Page 12: Case Report Glaukoma

Gambar 4: Glaukoma kongenital

F. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menilai

glaukoma secara klinis dapat menggunakan, yaitu :

1. Visus, pada pasien dengan glaukoma, visus turun mulai dari

perifer. Visus sentral baik terutama pada glaukoma sudut terbuka.

Sedangkan pada stadium lanjut, visus sentral akan turun.

Gambar 5: Penurunan visus pada glaukoma

2. Tonometri, yang sering digunakan yaitu Tonometri Schiotz, alat

ini berguna untuk menilai tekanan intra okular. Tekanan intra

okular normal berkisar antara 10-21 mmHg. Jenis tonometri yang

lain adalah NCT dan Aplanasi. Tonometri yang paling akurat

adalah tonometri aplanasi.

12

Page 13: Case Report Glaukoma

3. Gonioskopi, digunakan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik

mata depan yang dibentuk oleh taut antara kornea perifer dan iris,

yang diantaranya terdapat jalinan trabekular. Dengan gonioskopi

dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut

terbuka, juga dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian

perifer ke depan.

Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor

akueus. Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan

pencahayaan oblik bilik mata depan dengan sebuah senter tangan

atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata depan perifer

dengan slitlamp, tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi,

yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut.

Apabila keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, dan prosessus

iris dapat terlihat, sudutnya dinyatakan terbuka. Apabila hanya

garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular yang

dapat terlihat sudut dikatakan sempit. Apabila garis schwalbe tidak

terlihat dikatakan sudut tertutup.

4. Oftalmoskop, digunakan untuk melihat penggaungan (cupping) N.

Optikus, atrofi N. Optikus, diskus optikus dan mengukur rasio

cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu

diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan

peningkatan tekanan intraokular yang signifikan, serta asimetri

CDR antara dua mata 0,2 atau lebih. Terjadi oleh karena tekanan

intraokuler tinggi menekan bagian tengah papil sehingga terjadi

gangguan nutrisi papil.

13

Page 14: Case Report Glaukoma

Gambar 6: Syaraf optik normal

Gambar 7: syaraf optik penderita glaukoma

5. Campimeter atau Perimeter, untuk pemeriksaan lapang pandang.

Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindaklanjuti

pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan

berkurang karena peningkatan tekanan intra okular akan

merusakan papil saraf optikus. Gangguan lapangan pandang akibat

glaukoma terutama mengenai 30° lapang pandang bagian tengah.

Nilai normal lapang pandang perifer yang diperiksa dengan

perimeter/campimeter yaitu superior 55°, nasal 60°, inferior 70°,

temporal 90°. Sedangkan bagian sentral diperiksa dengan layar

byerrum, dengan nilai normal 30°.

14

Page 15: Case Report Glaukoma

Kelainan pandang pada glaucoma yaitu terjadinya pelebaran blind

spot dan perubahan scotoma menjadi byerrum, kemudian jadi

arcuata dan berakhir dengan pembentukan ring, serta terdapatnya

seidel sign

6. Test provokasi, dilakukan untuk glaukoma sudut terbuka

Glaukoma sudut terbuka, dilakukan dengan memberikan air

minum sebanyak 1 L/5 menit kemuduan tekanan intra okular

diukur tiap 15 menit selama 1,5 jam. Bila TIO > 8 mmHg,

maka disebut glaukoma.

Tes tekanan kongestif, dilakukan dengan memasang tensi

meter 50-60 mmHg selama 1 menit. Bila TIO naik > 9 mmHg

maka pasien dapat dinyatakan menderita glaucoma.

Kombinasi air minum dan tes tekanan kongestif. Bila naik 1

mmHg maka dinyatakan glaukoma .

7. Test kamar gelap, dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Pada

kamar gelap, saat membaca atau saat bersujud, pupil pasien akan

midriasis. Pasien dinyatakan glaukoma bila TIO naik > 10 mmHg.

G. Pengobatan

Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk mengurangi produksi

humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga

dapat menurunkan tekanan intra okuler.

Obat – obat yang dapat digunakan, yaitu :

1. Topikal, terdiri dari :

a. Parasimpatomimetik (meningkatkan sekresi AH), dibagi

menjadi dua, yaitu :

- Langsung (Kolinergik) pilocarpin, carbachol, aceclidine

15

Page 16: Case Report Glaukoma

- Tak Langsung (Penghambat kolinesterase), dibagi menjadi :

o Reversibel neostigmin, demecarium bromide

o Irreversibel echothiopateiode, diisopropyl

fluorophospate

b. Analog Prostaglandin (meningkatkan sekresi AH)

Latanoprost

c. Simpatomimetik (meningkatkan sekresi AH) Epinefrin,

Dipivefrin, Apraclonidine, Brimonidine

d. Simpatolitik (menghambat produksi AH), terdiri dari :

o Langsung β-blocker

o Tak Langsung Guanethidine, 6-hydroxy dopamine

e. Penghambat karbonik anhidrase (menghambat produksi

AH) Dorzolamid

2. Sistemik, terdiri dari

a. Penghambat karbonik anhidrase (menghambat produksi

AH) Acetazolamid, dichlorphenamide

b. Osmotik (menurunkan tekanan intra okuler) mannitol,

glicerin, etyl alkohol

3. Bedah dan Laser yang dapat digunakan, yaitu :

a. Iridektomi dan iridotomi perifer

Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk

komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior

sehingga beda tekanan diantara keduanya menghilang. Hal

ini dapat dicapai dengan laser neonidium: YAG atau aragon

atau dengan tindakan bedah iridektomi perifer, tetapi dapat

dilakukan bila sudut yang tertutup sebesar 50%.

16

Page 17: Case Report Glaukoma

b. Trabekuloplasti laser

Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui

suatu goniolensa ke jalinan trabekular dapat mempermudah

aliran keluar humor akueous karena efek luka bakar

tersebut. Teknik ini dapat diterapkan untuk bermacam-

macam bentuk glaukoma sudut terbuka, dan hasilnya

bervariasi bergantung pada penyebab yang mendasari.

c. Bedah drainase glaucoma

Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari

mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses

langsung humor akueous dari kamera anterior ke jaringan

subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan

trabekulotomi atau insersi selang drainase. Penyulit utama

trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan

episklera.

d. Tindakan sklodestruktif

Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan

untuk mempertimbangkan tindakan destruksi korpus siliaris

dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan

intraokuler. Krioterapi, diatermi, USG frekuensi tinggi dan

yang paling mutakhir adalah terapi laser neodinium dapat

diaplikasikan ke permukaan mata tepat di sebelah posterior

limbus untuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris.

III. GLAUKOMA AKUT

A. Definisi

Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe yang

menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer, sehingga

17

Page 18: Case Report Glaukoma

menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat

dengan cepat sehingga menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan

kekaburan penglihatan. Glaukoma Akut merupakan kedaruratan okuler

sehingga harus diwaspadai, karena dapat terjadi bilateral dan dapat

menyebabkan kebutaan bila tidak segera ditangani dalam 24 – 48 jam.

Gambar 8: Glaukoma sudut tertutup

B. Epidemiologi

Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40

tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan

wanita dan pria pada penyakit ini adalah 4:1. Pasien dengan glaukoma

sudut tertutup kemungkinan besar rabun dekat karena mata rabun dekat

berukuran kecil dan struktur bilik mata anterior lebih padat.

C. Etiologi

Glaukoma akut terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler secara

mendadak yang dapat disebabkan oleh sumbatan di daerah kamera okuli

anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan

menyebabkan tekanan intra okular meningkat dengan cepat sehingga

menimbulkan nyeri hebat.

18

Page 19: Case Report Glaukoma

D. Patofisiologi

Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara

anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke

jaringan trabekular dan menghambat humor akueus mengalir ke saluran

schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan

vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras

karena usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong

perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.

Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel

sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan

terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena

adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika

tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

E. Gejala dan Tanda

Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata merah, bengkak, mata

berair, kornea suram karena edema, bilik mata depan dangkal dan pupil

lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus terlihat merah dan

bengkak, tekanan intra okuler meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik

pada iris yang disertai edema kornea, dibuktikan dengan tonometri schiotz

ataupun teknik palpasi (tidak dianjurkan karena terlalu subjektif), melihat

halo (pelangi di sekitar objek), nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan

mual-muntah.

F. Diagnosis

19

Page 20: Case Report Glaukoma

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diagnosis dapat ditegakan dari

anamnesis, pemeriksaan status umum dan oftalmologis, serta penunjang.

Berdasarkan ananmnesis, pasien akan mengeluhkan pandangan kabur,

melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo),

sakit kepala, sakit bola mata, pada kedua matanya, muntah – muntah.

Pada pemeriksaan akan ditemukan tanda-tanda, antara lain : visus sangat

menurun, mata merah, tekanan intra okular meningkat, injeksi pericorneal,

kornea oedem, COA dangkal, iris oedem dan berwarna abu – abu, pupil

sedikit melebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, serta diskus optikus

terlihat merah dan bengkak. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaAN

penunjang, diantaranya, pemeriksaan tekanan intra okular dengan

menggunakan tonometri, melihat sudut COA, menilai CDR, pemeriksaan

lapang pandang, tonografi, serta tes kamar gelap.

G. Klasifikasi

Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi :

1. Akut

Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan

sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran

diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen

posterior mata.

2. Subakut

Glaukoma dengan gejala klinis nyeri unilateral berulang dan mata tampak

kemerahan.

3. Kronik

Glaukoma dengan gejala klinis terdapat peningkatan tekanan intraokular,

sinekia anterior perifer meluas

4. Iris plateau

20

Page 21: Case Report Glaukoma

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera

anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena

insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.

H. Diagnosis Banding

Iritis akut, menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma.

Tekanan intraokular biasanya tidak meningkat, pupil konstriksi, dan

kornea biasanya tidak edematosa. Di kamera anterior tampak jelas sel –

sel, dan terdapat injeksi siliaris dalam.

Konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat

gangguan penglihatan. Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang

hebat tetapi tidak terdapat injeksi siliaris. Respon pupil dan tekanan

intraokular normal, dan kornea jernih.

Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran

diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen

posterior mata. Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis,

pada skleritis posterior dan setelah tindakan – tindakan terapeutik

misalnya fotokoagulasi panretina, krioterapi retina, dan scleral buckling

untuk pelepasan retina. Gambaran klinis biasanya mempermudah

diagnosis.

I. Komplikasi

Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular

(sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut

kamera anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya.

Kerusakan saraf optikus sering terjadi.

21

Page 22: Case Report Glaukoma

J. Penatalaksanaan

Tujuan pwnatalaksanaan glaucoma akut adalah menurunkan tekanan

intraokular, dapat dilakukan dengan minum larutan gliserin dan air bisa

mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga

diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya asetazolamid 500 mg

iv dilanjutkan dgn oral 500 mg/1000mg oral). Tetes mata pilokarpin

menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran

yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes

mata beta bloker (Timolol 0.5% atau betaxolol 0.5%, 2x1 tetes/hari) dan

kortikosteroid topikal dengan atau tanpa antibiotik untuk mengurangi

inflamasi dan kerusakan saraf optik. Setelah suatu serangan, pemberian

pilokarpin dan beta bloker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya

terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan

biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).

Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi

humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga

dapat menurunkan tekanan intra okuler sesegera mungkin. Obat – obat

yang dapat digunakan, yaitu :

- Menghambat pembentukan humor akueus

Penghambat beta andrenergik adalah obat yang paling luas digunakan.

Dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain.

Preparat yang tersedia antara lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%,

betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan

metipranolol 0,3%. Apraklonidin adalah suatu agonis alfa adrenergik

yang baru yang berfungsi menurunkan produksi humor akueous tanpa

efek pada aliran keluar. epinefrin dan dipiferon juga memiliki efek

yang serupa. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik asetazolamid

digunakan apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan

22

Page 23: Case Report Glaukoma

pada glaukoma akut dimana tekanan intraokuler sangat tinggi dan

perlu segera dikontrol. Obat ini mampu menekan pembentukan humor

akueous sebesar 40-60%.

- Fasilitasi aliran keluar humor akueous

Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueous

dengan bekerja pada jalinan trabekuler melalui kontraksi otot siliaris.

Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan

beberapa kali sehari atau gel 4% yang dioleskan sebelum tidur. Semua

obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya

penglihatan, terutama pada pasien dengan katarak, dan spasme

akomodatif yang mungkin mengganggu bagi pasien muda.

- Penurunan volume korpus vitreum

Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik

sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan

korpus vitreum. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam

pengobatan glaukoma akut sudut tertutup. Gliserin 1ml/kgBB dalam

suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat

yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada pasien diabetes

harus berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral atau manitol

intravena.

- Miotik, Midriatik

Konstriksi pupil sangat penting dalam penalaksanaan glaukoma sudut

tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi

pupil penting dalam penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia

posterior. Apabila penutupan sudut diakibatkan oleh pergeseran lensa

ke anterior, atropine atau siklopentolat bisa digunakan untuk

23

Page 24: Case Report Glaukoma

melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus

zonularis.

Bila tidak dapat diobati dengan obat – obatan, maka dapat dilakukan

tindakan pembedahan. Pada umumnya operasi ditangguhkan selama

mungkin dan baru dilakukan bila :

tekanan intraokular tak dapat dipertahankan dibawah 22 mmHg

lapang pandangan terus mengecil

Pembedahan pada glaukoma :

1) Bedah filtrasi

Bedah filtrasi dilakukan tanpa perlu pasien dirawat dengan memberi

anestesi lokal kadang-kadang sedikit obat tidur.Dengan memakai alat

sangat halus diangkat sebagian kecil sklera sehingga terbentuk suatu

lubang. Melalui celah sclera yang dibentuk cairan mata akan keluar

sehingga tekanan bola mata berkurang, yang kemudian diserap di

bawah konjungtiva. Pasca bedah pasien harus memakai penutup mata

dan mata yang dibedah tidak boleh kena air. Untuk sementara pasien

pascabedah glaukoma dilarang bekerja berat.

2) Trabekulektomi

Pada glaukoma masalahnya adalah terdapatnya hambatan filtrasi

(pengeluaran) cairan mata keluar bola mata yang tertimbun dalam

mata sehingga tekanan bola mata naik. Bedah trabekulektomi

merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan melalui saluran

yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal

akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya

diperluas.Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga cairan

mata keluar dan masuk di bawah konjungtiva. Untuk mencegah

24

Page 25: Case Report Glaukoma

jaringan parut yang terbentuk diberikan 5 fluoruracil atau mitomisin.

Dapat dibuat lubang filtrasi yang besar sehingga tekanan bola mata

sangat menurun.Pembedahan ini memakan waktu tidak lebih dari 30

menit. Setelah pembedahan perlu diamati 4-6 minggu pertama. Untuk

melihat keadaan tekanan mata setelah pembedahan.

3) Bedah filtrasi dengan implan

Pada saat ini dikenal juga operasi dengan menanam bahan penolong

pengaliran (implant urgary).Pada keadaan tertentu adalah tidak

mungkin untuk membuat filtrasi secara umum sehingga perlu

dibuatkan saluran buatan (artificial) yang ditanamkan ke dalam mata

untuk drainase cairan keluar.Beberapa ahli berusaha membuat alat

yang dapat mempercepat keluarnya cairan dari bilik mata depan.

Upaya di dalam membuat ini adalah :

Dapat mengeluarkan cairan mata yang berlebihan.

Keluarnya tidak hanya dalam jumlah dan persentase.

Mengatur tekanan maksimum, minimum optimal, seperti

hidrostat.

Tahan terhadap kemungkinan penutupan

Minimal terjadinya hipotensi

Desain yang menghindarkan migrasi dan infeksi.

Bersifat atraumatik

4) Siklodestruksi

Tindakan ini adalah mengurangkan produksi cairan mata oleh badan

siliar yang masuk ke dalam bola mata. Diketahui bahwa cairan mata

ini dikeluarkan terutama oleh pembuluh darah di badan siliar dalam

bola mata. Pada siklodestruksi dilakukan pengrusakan sebagian badan

siliar sehingga pembentukan cairan mata berkurang.Tindakan ini

25

Page 26: Case Report Glaukoma

jarang dilakukan karena biasanya tindakan bedah utama adalah bedah

filtrasi.

K. Pencegahan

Pencegahan terhadap glaukoma akut dapat dilakukan pada orang yang telah

berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata berkala

secara teratur setiap 3 tahun, bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada

keluarga maka lakukan pemeriksaan setiap tahun. Secara teratur perlu

dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada orang yang

dicurigai akan timbulnya glaukoma. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata,

bila mata menjadi merah dengan sakit kepala yang berat, serta keluarga yang

pernah mengidap glaukoma.

L. Prognosis

Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera

ditangani dalam 24 – 48 jam. Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah

terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi

kerusakan penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat ditangani dapat

mengakibatkan buta permanen.

IV. PEMBAHASAN

26

Page 27: Case Report Glaukoma

Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma akut sudut tertutup + katarak imatur

pada mata kiri berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang. Hasil anamnesis yang mendukung glaukoma akut sudut tertutup pada

mata kiri yaitu :

Mata kiri terasa nyeri secara mendadak

Pandangan mata kiri buram secara mendadak

Mata merah dan berair .

Nyeri kepala.

Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada mata kanan didapatkan :

Konjungtiva bulbi : hiperemis dengan injeksi konjungtiva.

Kornea: keruh, edema kornea (+)

COA: Dangkal, Keruh

Sclera: Injeksi siliar (+)

Pupil: Dilatasi, refleks cahaya (-)

Visus mata kiri menurun (2/60)

Pemeriksaan TIO dengan tonometri : OS:29.0

Ketika terjadi serangan glaukoma akut primer, terjadi sumbatan sudut kamera anterior

oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor akuos dan tekanan intraokular

meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan

penglihatan. Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan

pembesaran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Pada glaukoma akut,

27

Page 28: Case Report Glaukoma

pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam

hari saat tingkat pencahayaan berkurang. Rasa nyeri hebat pada mata yang menjalar

sampai kepala merupakan tanda khas glaukoma akut. Hal ini terjadi karena

meningkatnya tekanan intraokular sehingga menekan simpul-simpul saraf di daerah

kornea yang merupakan cabang dari nervus trigeminus. Sehingga daerah sekitar mata

yang juga dipersarafi oleh nervus trigeminus ikut terasa nyeri. Pada Glaukoma akut,

tekanan okular sangat meningkat, sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang

disertai edem kornea, hal ini menyebabkan penghilatan pasien sangat kabur secara

tiba-tiba dan visus menjadi menurun.

Glaukoma akut merupakan salah satus kasus kegawatdaruratan pada penyakit mata

sehingga penatalaksanaan harus dilakukan segera di rumah sakit. Tujuan pengobatan

pada glaukoma akut adalah untuk menurunkan tekanan bola mata secepatnya

kemudian apabila tekanan bola mata normal dan mata tenang maka dapat dilakukan

pembedahan.

Pada kasus ini dilakukan operasi trabekulotomi. Bedah trabekulektomi merupakan

teknik bedah untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada. Pada

trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi pengaliran

keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas. Bedah trabekulektomi membuat

katup sklera sehingga cairan mata keluar dan masuk di bawah konjungtiva. Pada

pasien ini sebelumnya telah dilakukan pengobatan medikamentosa selama 4 bulan,

namun tekanan intraokular tidak dapat dipertahankan dibawah 22mmHg.

28

Page 29: Case Report Glaukoma

Selain glaukoma akut sudut tertutup pada pasien ini juga terdapat katarak imatur yang

didiagnosis dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yakni pasien merasakan pandangan

mata seperti melihat kabut dan silau jika terkena sinar matahari. Keluhan ini

dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik pada lensa mata terdapat kekeruhan yang

tidak merata.

Glaukoma akut sudut tertutup pada pasien ini dapat diduga sebagai akibat dari

katarak imatur yang diderita pasien, dimana pada katarak imatur lensa mata akan

menjadi lebih cembung sehingga terjadi resistensi pupil pada pengaliran aqueous

humor ke bilik mata depan (blokade pupil). Pada blokade pupil ini terjadi

pendorongan iris ke depan sehingga pangkal iris akan menutup saluran trabekulum

yang mengakibatkan bertambahnya bendungan cairan mata dan meningkatkan

tekanan intraokular sehingga mengakibatkan glaukoma akut sudut tertutup. Bilik

mata depan akan terlihat dangkal akibat bertambahnya cembungnya lensa disertai

adanya iris bombe.

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 30: Case Report Glaukoma

1. Artini, Widya, Prof, Dr, Sp.M(K). Hutauruk, Johan A, Dr, Sp.M(K).

Yudisianil, Dr, Sp.M(K). Pemeriksaan Dasar Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta: 2011.

2. Ilyas, S, Prof, Dr, Sp.M. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta: 2010.

3. Ilyas, S, Prof, Dr, Sp.M. Kedaruratan dalam lmu Penyakit Mata. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009.

4. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Ed 9. EMS: Jakarta.

2005

5. Lang, GK. Ophthalmology. Germany. 2000.

6. Olver, J. Cassidy L. Ophthalmolohy at A Glance. Australia. Blackweel

Science. 2005

7. Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In: Vaughan

DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 17 ed. Jakarta. EGC.

2010

30