BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Anemia hemolitik autoimun (AIHA) atau autoimmune hemolytic anemia ialah suatu anemia hemolitik yang timbul karena terbentuknya aotuantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit. 2.2. Insiden Insidens dari AIHA tipe hangat sekitar 1 dari total 75-80.000 populasi di USA. AIHA tipe hangat dapat muncul pada usia berapapun, tidak seperti AIHA tipe dingin yang sering menyerang usia pertengahan dan lanjut. Namun, di Indonesia tidak ada data yang khusus membahas tentang prevalensi dan insiden kasus AIHA secara nasional. 2.3. Etiologi Etiologi pasti dari penyakit anemia hemolitik autoimun masih belum jelas (idiopatik), akan tetapi ada beberapa teori yang mengatakan bahwa AIHA terjadi kerena gangguan central tolerance dan gangguan pada proses pembatasan limfosit autoreaktif residual. Sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Anemia hemolitik autoimun (AIHA) atau autoimmune hemolytic anemia
ialah suatu anemia hemolitik yang timbul karena terbentuknya aotuantibodi
terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit.
2.2. Insiden
Insidens dari AIHA tipe hangat sekitar 1 dari total 75-80.000 populasi di
USA. AIHA tipe hangat dapat muncul pada usia berapapun, tidak seperti AIHA
tipe dingin yang sering menyerang usia pertengahan dan lanjut. Namun, di
Indonesia tidak ada data yang khusus membahas tentang prevalensi dan insiden
kasus AIHA secara nasional.
2.3. Etiologi
Etiologi pasti dari penyakit anemia hemolitik autoimun masih belum jelas
(idiopatik), akan tetapi ada beberapa teori yang mengatakan bahwa AIHA terjadi
kerena gangguan central tolerance dan gangguan pada proses pembatasan limfosit
autoreaktif residual. Sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan
menghancurkan selnya sendiri karena keliru mengenalinya sebagian bahan asing
(reaksi autoimun).
2.4. Klasifikasi dan Patofisiologi
Perusakan sel-sel eritrosit yang diperantarai antibodi ini terjadi melalui
aktivasi sistem komplemen, aktivasi mekanisme selular, atau kombinasi
keduanya. Aktivasi Sistem Komplemen secara keseluruhan akan menyebabkan
hancurnya membran sel eritrosit sehingga terjadi hemolisis intravaskular yang
ditandai dengan hemoglobinemia dan hemoglobinuria. Sistem komplemen akan
diaktifkan melalui jalur klasik ataupun jalur alternatif. Antibodi-antibodi yang
memiliki kemampuan mengaktifkan jalur klasik adalah IgM, IgG1, IgG2, IgG3
disebut sebagai aglutinin tipe dingin, sebab antibodi ini berikatan dengan
antigen polisakarida pada permukaan sel darah merah pada suhu di bawah suhu
tubuh. Antibodi IgG disebut aglutinin hangat karena bereaksi dengan antigen
permukaan sel eritrosit pada suhu tubuh.
Gambar 1 : Jalur aktivasi komplemen
Klasifikasi anemia hemolitik autoimun berdasarkan sifat reaksi antibodi,
AIHA dibagi 2 golongan sebagai berikut:
1. Anemia Hemolitik Autoimun Hangat atau warm AIHA yakni suatu keadaan
dimana tubuh membentuk autoantibody yang bereaksi terhadap sel darah
merah pada suhu tubuh. Autoantibody melapisi sel darah merah, yang
kemudian dikenalinya sebagai benda asing dan dihancurkan oleh sel perusak
dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum tulang. Dan suhu badan
pasien pada anemia hemolitik aotuimun hangat ini >37oC. Warm reactive
antibodies:
1) Primer (idiopatik)
2) Sekunder:
a. Kelainan limfoproliferatif
b. Kelainan autoimun (Sistemik lupus eritematosus/SLE)
c. Infeksi mononukleosisc.
3) Sindroma evand
4) HIV
2. Anemia Hemolitik Dingin atau cold AIHA yakni suatu keadaan dimana tubuh
membentuk aotoantibodi yang beraksi terhadap sel darah merah dalam
suhu ruangan atau dalam suhu yang dingin. Dan suhu tubuh pasien pada
anemia hemolitik aotuimun dingin ini <37oC. Cold reactive antibodies:
1) Idiopatik (Cold agglutinin diseases)
2) Sekunder :
a. Atipikal atau pneumonia mikoplasma
b. Kelainan limfoproliferatif
c. Infeksi mononukleosi
3. Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH)
Dalam darah penderita ditemukan anti lisin terhadap sel-sel darah merah yang
menjadi aktif bila suhu badan didinginkan.
4. Paroxysmal Nocturnal Hemogkobinuria (PNH)
Urin menjadi merah tua pada pagi hari kemudian berkurang sampai hilang
sama sekali menjelang siang dan sore hari.
5. Anemia Hemolitik Autoimun oleh Obat
Anemia hemolitik autoimun yang disebabkan oleh obat-obat, seperti:
Levodopa (Sinewet) , Cephalosporins.
Ada beberapa mekanisme yang menyebabkan hemolisis karena obat yaitu:
hapten/ penyerapan obat yang melibatkan antibodi tergantung obat,
pembentukan kompleks ternary (mekanisme kompleks imun tipe innocent
bystander ), induksi autoantibodi yang bereaksi terhadap eritrosit tanpa ada
lagi obat pemicu, serta oksidasi hemoglobin. Penyerapan/absorbsi protein non-
imunologis terkait obat akan menyebabkan tes coombs positif tanpa kerusakan
eritrosit.
Pada mekanisme hapten/absorbsi obat, obat akan melapisi eritrosit dengan
kuat. Antibodi terhadap obat akan dibentuk dan bereaksi dengan obat pada
permukaan eritrosit. Eritrosit yang teropsonisasi oleh obat tersebut akan
dirusak di limpa. Antibodi ini bila dipisahkan dari eritrosit hanya bereaksi
dengan reagen yang mengandung eritrosit berlapis obat yangsama (misal
penisilin).
Mekanisme pembentukan kompleks ternary melibatkan obat atau metabolit
obat, tempatikatan obat permukaan sel target, antibodi, dan aktivasi
komplemen. Antibodi melekat pada neoantigen yang terdiri dari ikatan obat
dan eritrosit. Ikatan obat dan sel target tersebut lemah, dan antibodi akan
membuat stabil dengan melekat pada obat ataupun membrane eritrosit.
Beberapa antibodi itu memiliki spesifisitas terhadap antigen golongan darah
tertentu. Pemeriksaan coombs biasanya positif. Setelah aktivasi komplemen
terjadi hemolisis intravaskular, hemoglobinemia, dan hemoglobinuria.
Mekanisme ini terjadi pada hemolisis akibat obat kinin, kuinidin, sulfonamide,
sulfonylurea, dan tiazid.
Contoh obat seperti, Metildopa yang bersirkulasi dalam plasma akan
menginduksi autoantibodi spesifik terhadap antigen Rh pada permukaan sel
darah merah. Jadi yang melekat pada permukaan sel darah merah adalah
autoantibodi, sedangkan obat tidak melekat. Mekanisme bagaimana induksi
formasi autoantibodi ini tidak diketahui.
Sel darah merah bisa mengalami trauma oksidatif. Oleh karena hemoglobin
mengikat oksigen maka bisa mengalami oksidasi dan mengalami kerusakan
akibat zat oksidatif. Eritrosit yang tua makin mudah mengalami trauma
oksidatif. Tanda hemolisis karena proses oksidasi adalah dengan
ditemukannya methemoglobin, sulfhemoglobin, dan Heinz bodies,blister cell,
bites cell dan eccentrocytes. Contoh obat yang menyebabkan hemolisis
oksidatif ini adalah nitrofurantoin, phenazopyridin, aminosalicylic acid .
Pasien yang mendapat terapi sefalosporin biasanya tes coombs positif karena