BAB 1TINJAUAN PUSTAKA
I. PendahuluanKadidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat
akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh
spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit,
kuku, bronkus dan paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia,
endokarditis, maupun meningitis.(1,9).Spesies Candida merupakan
microflora normal pada kulit manusia, namun dapat berubah menjadi
pathogen bila faktor penjamu terutama status imun berubah, atau
terganggu. Lesi dapat terjadi pada beberapa tempat pada tubuh,
terutama pada tempat yang lembab dan hangat biasanya sering
terinfeksi. C. albicans merupakan penyebab tersering. (2)
II. Anatomi dan fisiologiI.1 Anatomi kulit Kulit merupakan
pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang
terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan
berat kira-kira 15% berat badan.Klasifikasi berdasarkan :Warna
:terang (fair skin), pirang, dan hitammerah muda : pada telapak
kaki dan tangan bayihitam kecokelatan : pada genitalia orang
dewasaJenisnya :Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan
preputiumTebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang
dewasaTipis : pada wajahLembut : pada leher dan badanBerambut kasar
: pada kepala Anatomi kulit secara histopatologikTidak ada garis
tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak
Lapisan Epidermis (kutikel)- Stratum Korneum (lapisan tanduk)=>
lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang mati,
tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)-
Stratum Lusidum => terletak di bawah lapisan korneum, lapisan
sel gepeng tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang
disebut eleidin. Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan
dan kaki.- Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)=> merupakan
2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin.
Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum
juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.- Stratum Spinosum
(stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan akanta )=>
terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal, yang
besarnya berbeda-beda karena proses mitosis. Protoplasmanya jernih
karena banyak mengandung glikogen, inti terletak di tengah-tengah,
dan selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke permukaan. Di
antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin.
Perlekatan antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang
disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat
pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak
glikogen.- Stratum Basalis=> terdiri dari sel kubus (kolumnar)
yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris
seperti pagar (palisade). Sel basal bermitosis dan berfungsi
reproduktif, terdiri atas dua jenis sel:- Sel kolumnar =>
protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan oleh
jembatan antar sel.- Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear
cell => sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap,
mengandung pigmen (melanosomes)Lapisan Dermis (korium, kutis vera,
true skin) => lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis, terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa pada
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar
dibagi menjadi dua bagian:Pars Papilare => bagian yang menonjol
ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.Pars
Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri
dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula
fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya
membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya
usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk
amorf, dan mudah mengembang serta lebih elastis.Lapisan Subkutis
(hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan
dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut
dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di
lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda
pada beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di
perut lebih tebal (sampai 3 cm).
Vaskularisasi di kulit diatur pleksus superfisialis (terletak di
bagian atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis) .
pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil
dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga
mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran
lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran
getah bening.Adneksa KulitKelenjar Kulit => terdapat pada
lapisan dermisKelenjar Keringat (glandula sudorifera)Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya
sekitar 4-6,8.Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di
dermis dengan secret encer.Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada
minggu ke 28 kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung pada kulit dan
terbanyak pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi
tergantung beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas,
stress emosional.Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih
dalam, secretnya lebih kental.Dipengaruhi oleh saraf adrenergik,
terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia minora, saluran
telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir ukurannya kecil,
saat dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH
sekitar 4-6,8Kelenjar Palit (glandula sebasea)Terletak di seluruh
permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut
juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar
palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya
terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung
trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol.
Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak, jumlahnya
sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara
aktif.Kuku => bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum)
yang menebal. Pertumbuhannya 1mm per minggu. Nail root (akar kuku)
=> bagian kuku yang tertanam dalam kulit jariNail Plate (badan
kuku) => bagian kuku yang terbuka/ bebas.Nail Groove (alur kuku)
=> sisi kuku yang mencekung membentuk alur kukuEponikium =>
kulit tipis yang menutup kuku di bagian proksimalHiponikium =>
kulit yang ditutupi bagian kuku yang bebasRambutAkar rambut =>
bagian yang terbenam dalam kulitBatang rambut => bagian yang
berada di luar kulitJenis rambutLanugo => rambut halus pada
bayi, tidak mengandung pigmen.Rambut terminal => rambut yang
lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada
orang dewasa.Pada dewasa, selain di kepala, terdapat juga bulu
mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, janggut yang
pertumbuhannya dipengaruhi oleh androgen (hormon seks). Rambut
halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.Rambut tumbuh
secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) b erlangsung 2-6 tahun
dengan kecepatan tumbuh 0,35 mm perhari. Fase telogen (istirahat)
berlangsung beberapa bulan. D antara kedua fase tersebut terdapat
fase katagen (involusi temporer). Pada suatu saat 85% rambut
mengalami fase anagen dan 15 % sisanya dalam fase telogen.Rambut
normal dan sehat berkilat, elastis, tidak mudah patah, elastis, dan
dapat menyerap air. Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60 %,
hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfor 5,0%, dan oksigen 20,80%.
Rambut mudah dibentuk dengan memperngaruhi gugusan disulfida
misalnya dengan panas atau bahan kimia.
I.2 Fungsi kulitFungsi ProteksiKulit punya bantalan lemak,
ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat melindungi tubuh
dari gangguan :fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.kimiawi :
iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuatpanas : radiasi,
sengatan sinar UVinfeksi luar : bakteri, jamurBeberapa macam
perlindungan : Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar
matahari dengan mengadakan tanning (penggelapan kulit) Stratum
korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Keasaman
kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawo
terhadap infeksi bakteri maupun jamur Proses keratinisasi =>
sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati melepaskan diri
secara teratur.Fungsi Absorpsi Permeabilitas kulit terhadap O2,
CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi
respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan
dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui
muara saluran kelenjar. Fungsi Ekskresi Mengeluarkan zat yang tidak
berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Pada
fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya
memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion,
pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf
sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik. Badan
Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas Badan
Krause di dermis => peka rangsangan dingin Badan Taktik Meissner
di papila dermis => peka rangsangan rabaan Badan Merkel Ranvier
di epidermis => peka rangsangan rabaan Badan Paccini di epidemis
=> peka rangsangan tekananFungsi Pengaturan Suhu Tubuh
(termoregulasi) Dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
(otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah
sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi
oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh
darah belum sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan
membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung air
dan Na)Fungsi Pembentukan Pigmen Karena terdapat melanosit (sel
pembentuk pigmen) yang terdiri dari butiran pigmen
(melanosomes)Fungsi Keratinisasi Keratinosit dimulai dari sel basal
yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke
atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel
makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin
lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan
kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.Fungsi Pembentukan
Vitamin D Kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari
hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.III.
DefinisiKandidiasis kutis merupakan infeksi spesies Candida yang
biasa terjadi pada lipatan kulit atau tempat yang tertutup pakaian
atau prosedur dressing medis pada tempat yang lembab. Tempat yang
dekat denga orificium dan jari, dimana sering terkena saliva juga
merupakan risiko terkena kandidiasis kutis. Gejala yang tersering
adalah kemerahan dan adanya eksudat yang basah yang pertama terjasi
pada lipatan kulit yang dalam.(2)IV. SinonimKandidosis, Moniliasis,
Oidiomycosis, TrushIV. EpidemiologiPenyakit ini terdapat di seluruh
dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.
Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit.
Faktor resiko yang pemicu hal ini adalah kondisi imunocompromise,
diabetes militus, obesitas, hyperhidrosis, demam,
polyendocrinophaties, terapi steroid topikal maupun sistemik, dan
penyakit kronik.(3) Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga
tidak diketahui data-data penyebarannya dengan tepat.(4)Hubungan
ras dengan penyakit ini tidak jelas tetapi insiden diduga lebih
tinggi di negara berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada
daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dan pada musim
hujan sehubungan dengan daerah-daerah yang tergenang
air.V.EtiologiSebagian besar dari spesies C. albicans tidak
bersifat menguntungkan maupun merugikan. Kolonisasi C. albicans
dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina dan feses
orang normal. (3) Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah
C.parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia adalah
C.tropicalisVI. KlasifikasiBerdasarkan tempat yang terkena CONANT
dkk.(1971), membaginya sebagai berikut: (1)1. Kandidiasis selaput
lendir: Kandidosis oral (thrush) Perleche Vulvovaginitis Balanitis
atau balanopostitis Kandidosis mukokutan kronik Kandidosis
bronkopulmonar dan paru2. Kandidiasis kutis: Lokalisata: daerah
intertriginosa dan daerah perianal Generalisata Paronikia dan
onikomikosis Kandidosis kutis granulomatosa3. Kandidiasis sistemik:
Endokarditis Meningitis Pielonefritis Septikemia 4. Reaksi id5.
VII.PatogenesisInfeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor
predisposisi baik endogen maupun eksogen. (1)Faktor endogen:1.
Perubahan fisiologika. Kehamilanb. Obesitasc. Debilitasd.
Iatrogenike. Endokrinopatif. Penyakit kronik dengan keadaan umum
yang buruk.2. Umur: usia tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi
ini karena status imunologi yang tidak sempurna.3. Imunologik:
penyakit genetik.Faktor eksogen:1. Iklim, panas, dan kelembaban.2.
Kebersihan kulit.3. Kebiasaan merendam kaki dalam air yang lama.4.
Kontak langsung dengan penderita, misalnya pada thrush,
balanopostitis. (1)
Selain itu patogenitas kandida juga bergantung pada : Spesies :
Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat
menyebabkan proses pathogen pada manusia. C.albicans adalah kandida
yang paling tinggi patogenitasnya. Daya lekat : Bentuk hifa dapat
melekat lebih kuat daripada germtube, sedang germtube melekat lebih
kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat adalah
suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat juga
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Dimorfisme : C. albicans
merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam kultur sebagai
blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat dalam
patogenitas kandida. Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai
suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang
merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang
melakukan invasi. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan
sebagai komponen toksik. Glikoprotein khususnya mannoprotein
berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin
sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak
secara mekanik. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi.
Enzim yang dihasilkan oleh C. albicans ada 2 jenis yaitu proteinase
dan fosfolipid.
Mekanisme pertahanan pejamu : Sawar mekanik :Kulit normal
sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida. Kerusakan mekanik
pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya
kandidiasis.
Substansi antimikrobial non spesifik: Hampir semua hasil sekresi
dan cairan dalam mamalia mengandung substansi yang bekerja secara
non spesifik menghambat atau membunuh mikroba.
Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan
makrofag jaringan untuk memakan dan membunuh spesies kandida
merupakan mekanisme yang sangat penting untuk menghilangkan atau
memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida yang siap
difagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurannya,
susah difagosit. Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium
kandida. Makrofag berperan dalam melawan kandida melalui pembunuhan
intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).
Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam
pertahanan melawan infeksi kandida.Terbukti dengan ditemukannya
defek spesifik imunitas seluler pada penderita kandidiasi mukokutan
kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan infeksi HIV.
Sistem imunitas humoral kurang berperan, bahkan terdapat fakta yang
memperlihatkan titer antibodi antikandida yang tinggi dapat
menghambat fagositosis.7,8
Mekanisme imun seluler dan humoralTahap pertama timbulnya
kandidiasis kulit adalah menempelnya kandida pada sel epitel
disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan kandida
dengan sel epitel. Kemudian kandida mengeluarkan zat keratinolitik
(fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel.
Bentuk pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur ke
jaringan. Dalam jaringan kandida mengeluarkan faktor kemotaktik
neutrofil yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Lapisan luar
kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik sehingga
akan mengaktifasi komplemen dan merangsang terbentuknya
imunoglobulin. Imunoglobulin ini akan membentuk kompleks
antigen-antibodi di permukaan sel kandida, yang dapat melindungi
kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Selain itu kandida juga
akan mengeluarkan zat toksik terhadap netrofil dan fagosit
lain.
Mekanisme non imunInteraksi antara kandida dengan flora normal
kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan
nutrisi seperti glukosa.8 Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan
sel pejamu menjadi syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi.
Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel
pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel
mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas
adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel
Candida albicans juga berperan dalam aktifitas adhesif. Pada
umumnya Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saproba
dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada
tubuh pejamu.
Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang
lembab, pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan
faktor yang berkaitan dengan penurunan imunitas seluler menyediakan
kesempatan ragi menjadi patogenik dan memproduksi spora yang banyak
pseudohifa atau hifa yang utuh dengan dinding septa.14 Ragi hanya
menginfeksi lapisan terluar dari epitel membran mukosa dan kulit
(stratum korneum). Lesi pertama berupa pustul yang isinya memotong
secara horizontal di bawah stratum korneum dan yang lebih dalam
lagi. Secara klinis ditemukan lesi merah, halus, permukaan
mengkilap,cigarette paper-like, bersisik, dan bercak yang berbatas
tegas. Membran mukosa mulut dan traktus vagina yang terinfeksi
terkumpul sebagai sisik dan sel inflamasi yang dapat berkembang
menjadi curdy material.14 Kebanyakan spesies kandida memiliki
faktor virulensi termasuk faktor protease. kelemahan faktor
virulensi tersebut adalah kurang patogenik. Kemampuan bentuk yeast
untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling penting
untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan bakteri
dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora
endogen akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan
lingkungan yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda
dari pertumbuhan kandida.10 Jumlah infeksi kandida meningkat secara
dramatis pada beberapa tahun terakhir, mencerminkan peningkatan
jumlah pasien yang immunocompromised. Secara spesifik, tampak makin
bertambahnya umur semakin pula terjadi peningkatan angka kesakitan
dan kematian. Meskipun infeksi kandidiasis superfisial dipercaya
termasuk ringan, akan tetapi menyebabkan kematian pada populasi
lanjut usia. Candida albicans juga dapat menyerang kulit dengan
folikel rambut yang aktif atau istirahat.10Infeksi kandida
diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang jelek,
dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan
umur. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate,
cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau
kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut
memberikan resiko yang tinggi. Patologi kutaneus superfisial
dicirikan dengan pustul subkorneal. Organisme ini jarang tampak
dalam pustul tetapi dapat dilihat pada pewarnaan stratum korneum
dengan PAS (Periodic Acid-Schiff). Histologi granuloma kandidal
menunjukkan tanda papillomatous dan hyperkeratosis dan kulit yang
menebal berisi infiltrat limfosit, granulosit, plasma sel, dan sel
giant multinuklear.4
VIII.Gejala Klinis1. Kandidiasis kutis :1.1 Kandidosis
intertriginosa
Gambar 1.1 Kandidiasis IntertriginosaLesi mengenai daerah
lipatan-lipatan badan (termasuk lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, dan
glans penis), umbilikus, serta pannikulus (lipatan lemak badan) .
Lesi berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan
eritematosa dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan
pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah
erosi, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi
primer. Kandidiasis mengenai sela jari tangan (paling sering) pada
sela jari ketiga dan keempat, yang sering kena air. (9)1.2
Kandidosis perianalLesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit
tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani. (1)1.3
Kandidosis kutis generalisataLesi mengenai daerah glabrous skin,
biasanya juga di lipatan-lipatan badan, umbilikus, pannikulus
(lipatan lemak badan). Sering disertai glositis, stomatitis, dan
paronikia. Lesi pada kulit nyeri, berupa inflamasi, eritematus dan
ada satelit vesikel/pustul, bula atau papulopustular yang pecah
meninggalkan permukaan yang kasar dengan tepi erosi. (10)Penyakit
ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita
kandidosis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik. (1) 1.4
Paronikia dan onikomikosis Sering diderita oleh orang-orang yang
pekerjaannya berhubungan dengan air, bentuk ini yang paling sering
didapat. Lesi berupa kemerahan, bengkak yang tidak bernanah, kuku
menjadi tebal, mengeras, dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna
kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa
jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium.(1)
Gambar 1.2 Onikomikosis1.5 Kandidosis napkin (Diaper Rash)
Gambar 1.3 Diaper RashSering terdapat pada bayi yang popoknya
selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis
iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa
dermatitis oral dan perianal.(1)1.6 Kandidosis
granulomatosaPenyakit ini sering menyerang anak-anak lesi berupa
papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan
dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti
tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat di wajah, kepala,
kuku, badan dan tungkai. (1)IX.Diagnosis1. Anamnesis dan gejala
klinik yang khas.Kandidiasis kutis biasanya terja di pada lipatan
kulit yang lembab dan termaserasi. Keluhan yang sering terjadi
adalah gatal, kemerahan, dan daerah yang termaserasi.(6) Kulit
nyeri, inflamasi, eritematous, dan ada satelit vesikel/pustula,
bula atau papulopustular yang pecah meninggalkan permukaan yang
kasar dengan tepi yang erosi. (7)2. Pemeriksaan penunjang dengan
pemeriksaan dengan KOH 10-20% dan pengecatan gram.Pada pemeriksaan
dengna KOH 10% menunjukan adanya spora dan pseudohifa, namun pada
kandidiasis kutis tidak selalu tampak.(7,8) Pada pengecetan gram,
yeast akan menjadi dense, gram positif, oviod bodies, diameter
2-5m. Kombinasi antara Gomori Methanemine Silver (GMS) dan Congo
Red dapat bermanfaat untuk mendiagnosa banding infeksi fungi. Pada
Blastomyces dan Pityrosporum memberikan hasil positif pada hasil
pengecetan, sedangkan pada Candida dan Hitoplasma negatif.(8)
Gambar 1.4 Species Candida pada pemeriksaan KOH 10%3.
Pemeriksaan biakan (kultur).
Gambar 1.5 Hasil kultur Species Candida Pada kultur C. albicans
harus dibedakan dengan jenis kandida yanng lain, yang biasanya
jarang menjadi patogen. Seperti C. krusei, C. stellatoidea, C.
tropicalis, C. pseudotropicans, dan C. guilliermondii. Kultur pada
Sabouraud glucose agar yang dibubuhi antibiotik (kloramfenikol)
menunjukan hasil biakan yang seperti krim, keabu-abuan, dan koloni
basah dalam waktu 4 hari. (8)Bahan yang akan diperiksa ditanam
dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini
dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan
bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu
37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.
Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan
tersebut pada corn meal agar. (1)
4. Histo PA bila diagnosis meragukan. Dengan pengecetan PAS
(Periodic Acid-Schiff) atau GMS . pilihan untuk kandida leukoplakia
dan bila diperlukan pada kandidiasis kutis.(7)5. Glukosa darah dan
reduksi urine untuk melihat diabetes mellitus.(7)
X.Diagnosis BandingKeteranganPenyakit
Tinea korporisDermatitisEritrasma
DefinisiPenyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk pada
daerah kulit tubuh tidak berambut atau halus atau glaborous skin
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh endogen dan atau eksogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.(11) Penyakit bakteri
kronik pada stratum korneum yang disebabkan corynebacterium
minitussismum, ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan
skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipatan paha. (12)
EtiologiTinea kruris biasanya disebabkan oleh T.rubrum,
T.mentagrophytes, atau E.flocossum.(6) Penyebab eksogen (bahan
kimia, fisik, mikroorganisme)dan penyebab endogen ( atopik),
sebagiannya tidak diketahui etiologinya yang pasti.(11)Disebabkan
oleh bakteri Corynebacterium minissusmum. (12)
LesiLesi berbatas tegas, peradangan pada tepi lebih nyata
daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri atas macam-macam
bentuk yang primer dan sekunder (polimorf). (10)Pada stadium akut
kelainan kulit berupa eritema, edem, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut,
eritema dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Pada
stadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul
dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau eksoriasi karena
garukan.(11)Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai
plakat. Lesi eritroskuamosa, berskuama halus kadang-kadang dapat
terlihat merah kecoklat-coklatan. Variasi ini rupanya tergantung
pada daerah area lesi dan warna kulit penderita Tempat predileksi
di daerah ketiak dan lipat paha, kadang berlokasi di daerah
intertriginosa lain terutama pada penderita gemuk.Perluasan lesi
terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi tidak
menimbul dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang halus
menutupi lesi dan pada perabaan terasa lemak. (12)
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan KOH 10%, akan tampak elemen
jamur.(4) Kultur sediaan pada Sabouround Dextrose Agar (SDA) atau
Dermatophyt Test Medium (DTM). (4)
Dermatitis atopik Prick Test. (13) Dermatitis kontak Patch Test.
(14) Dermatitis seboroik Pemeriksaan KOH 10 %, akan tampak spora
atau blastokonidia tanpa hifa Pemeriksaan Wood Lamp , negatif
(warna violet). (15) Pemeriksaan Wood Lamp, tampak merah membara
(coral red).(16) Pemeriksaan pengecetan gram atau giemsa gram
positif. (16)
Gambar
XI.Penatalaksanaan Umum Mengurangi dan mengobati faktor-faktor
predisposisi. Mengobati infeksi sekunder dengan kompre sol. Sodium
chlorida 0,9% selama 3 hari dan antibiotika yang tidak berspektrum
luas (erytrhomycine, cotrimoxazole, lincomycine dan clindamycine)
selama 5-7 hari.
Topical Nystatin: berupa krim, salep, emulsi Solutio gentian
violet 1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari
2 kali selama 3 hari Amfoterisin B Grup azol antara lain:
Mikonazole 2% berupa cream atau bedak Klotrimazol 1% berupa bedak,
larutan dan krim Tiokonazol, bufonazol, isokonazol Siklopiroksamin
1% larutan, krim Antimikotik lain berspektrum luas
SistemikIndikasi: Bila lesi luas Penderita imunokompromais berat.
Paronikia yang gagal dengan obat topikal/ berat/ kronis.Tablet
oral: Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam
saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus Amfoterisin B
diberikan intravena untuk kandidosis sistemik Ketokonazole (200 mg)
1 tablet selama 1-2 minggu. Kapsul Itraconazole (100 mg) 2 kapsul
selama 7 hari. (7)
XII.KOMPLIKASI Adapun komplikasi kutaneus kandidiasis yang bisa
terjadi, antara lain : 1. Rekurens atau infeksi berulang kandida
pada kulit 2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk
yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku 3.
Disseminated candidiasis yang mungkin terjadi pada tubuh yang
immunocompromised.12
Kandidiasis Diseminata Papul eritematosa dengan tengah yang
pucat dengan neutropenia dan ewings sarcoma. Kultur darah tumbuh
candida parapsilos dan candida Lusitania. Lesi tersebut tersebar
dan terhitung ratusan. Pasien menunjukkan gejala lesi kulit yang
disertai dengan nyeri otot dan nyeri mata. Pustul adalah tanda
kutaneus dari kandidiasis diseminata pada pasien dengan
leukositosis. Adanya neutrofil dalam sirkulasi, pustule tidak
tampak pada kulit, karena jumlah sel darah putih menutupinya, lesi
mungkin menjadi pustular yang menetap.
XIII.PENCEGAHAN Keadaan umum dan higienitas yang baik dapat
membantu pencegahan infeksi kandida, yakni dengan menjaga kulit
selalu bersih dan kering. Bedak yang kering mungkin membantu
pencegahan infeksi jamur pada orang yang mudah terkena. Penurunan
berat badan dan kontrol gula yang baik pada penderita diabetes
mungkin membantu pencegahan infeksi tersebut
XIV.Prognosis Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya
faktor predisposisi.
BAB 2LAPORAN KASUSII.1 Identitas Nama : Ny. Rochmah Usia : 63
tahun Jenis kelamin: Wanita Alamat: Pandeglang Agama: Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Tanggal pemeriksaan : 25 Februari
2014II.2 Anamnesis
KU : Merah-merah pada kedua lipatan payudara dan ketiak kanan
RPS: Pasien datang dengan keluhan kulit berubah warna kemerahan di
area lipatan payudara kanan, dan kiri, serta ketiak kanan, yang
sudah dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku tidak ada
rasa gatal, nyeri, maupun rasa panas di daerah keluhan. Pasien
menyadari ada perubahan warna kulit setelah selesai mandi. Pasien
tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi keluhan. Sampai hari
pemeriksaan keluhan tidak dirasa bertambah berat. Selain keluhan
tersebut diatas, pasien juga mengeluh gatal di sela-sela jari
kakinya. RPD : Pasien pernah mengalami keluhan serupa 4 bulan yang
lalu, namun tidak ada keluhan pada ketiak, hanya di lipatan
payudara kanan dan kiri. Pasien sudah pernah berobat ke dokter,
namun pasien lupa obat yang pernah diberikan. Pasien memiliki
riwayat diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Riwayat
diabetes sejak 8 bulan lalu. Sampai saat ini pasien rutin kontrol
dan minum obat untuk gula darah, darah tinggi, dan kolesterolnya.
Riw. Alergi : pasien memiliki riwayat asma, diketahui 1 tahun yang
lalu RPK: Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan
serupa seperti pasien Ibu pasien memiliki riwayat asma. Pasien
tinggal serumah dengan suami, dan satu cucu Riwayat kebiasaan
pribadi: Pasien mandi 2 kali sehari dengan air PDAM Mengganti
pakaian 2 hari sekali Pasien mengaku setiap kali selesai mandi
dilap kering, jarang berkeringat, dan jarang merasa lembab Sejak 4
bulan lalu sampai saat ini pasien masih memakai sabun dove II.3
Status Generalis Keadaan umum:Baik Kesadaraan:Compos Mentis Kepala
:Dalam Batas Normal Leher:Dalam Batas Normal Thorax:Dalam Batas
Normal Abdomen :Dalam Batas Normal Ekstermitas:Status
Dermatologis
II.4 Status Dermatologi Pada lipatan payudara kanan dan kiri
terdapat Gambar 2.3, didapatkan lesi warna kulit bercak atau makula
eritematosa, batas tegas, permukaan datar, terdapat satelit nodul,
terdapat erosi dan squama.II.5 Resume Penderita datang ke poli
kulit dengan keluhan perubahan warna kemerahan di kulit area
lipatan payudara kanan dan kiri, serta ketiak kanan. Pasien mengaku
tidak ada rasa gatal, nyeri, maupun rasa panas di daerah keluhan.
Pasien menyadari ada perubahan warna kulit setelah selesai mandi.
Selain keluhan tersebut diatas, pasien juga mengeluh gatal di
sela-sela jari kakinya. Pada lipatan payudara kanan dan kiri,
didapatkan lesi warna kulit plaque eritematosa, terdapat satelit
nodul, terdapat erosi dan squama, pada ketiak kanan didapatkan lesi
plaque eritematosaII .6 Diagnosis Kandidiasis kutis II.7 Diagnosis
Banding Tinea korporis Eritrasma Dermatitis II.8 Pemeriksaan
penunjang1. Pemeriksaan dengan Wood Lamp2. Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10-20 % II.9 Penatalaksanaan a. Medikamentosa Topikal:
mikonazole cream 2% (dioles 2 X sehari sehabis mandi). Oral :
ketokonazole tab 200mg 1x1 tabb. Non Medikamentosa Memakai pakaian
yang longgar. Menjaga kebersihan badan. II.10 Prognosis Baik, bila
cara pengobatan benar dan sesuai ajuran serta melaksanakan terapi
non medikamentosa. II.11 Foto kasus
Gambar 2.1 Pada lipatan payudara kanan tampak lesi warna kulit
plaque eritematosa
Gambar 2.2 Pada ketiak kanan tampak lesi warna kulit plaque
eritematosa
Gambar 2.3 Pada regio femoris anterior superior tampak lesi
warna kulit plaque eritematosa, terdapat satelit nodul, terdapat
erosi dan skuama.BAB 3PEMBAHASAN
Wanita, usia 37 tahun datang ke poli kulit kelamin dengan
keluhan gatal pada lipatan paha kanan dan kiri sejak 2 bulan yang
lalu. Rasa gatal dirasakan semakin bertambah hebat bila penderita
berkeringat. Penderita juga mengeluh tidak tahan terhadap gatal
karena mengganggu aktifitas. Biasanya penderita menggaruk daerah
lipat paha untuk mengurangi rasa gatal sehingga kulitnya menjadi
kemerahan dan mengelupas. Penderita telah mencoba memberikan salep
BENASON dan bedak salisil, namun rasa gatal tidak berkurang, justru
semakin melebar. Penderita mengatakan sekitar 1 minggu yang lalu
melakukan perjalanan ke Tuban dengan menggunakan bis dengan
menempuh 4 jam, pada saat itu penderita mengaku mengenakan pakaian
celana leging yang ketat. Penderita mengaku kalau sehari mandi
minimal 2 kali dan mengganti baju setiap kali mandi. Penderita
mengaku bahwa sudah pernah mengenai penyakit ini sebelumnya.Dari
identitas didapatkan wanita, 37 tahun, dari jenis kelamin dan usia
menunjukkan kesesuaian dengan teori, dimana berdasarkan teori
menunjukkan bahwa kandidiasis dapat menyerang semua umur, baik
laki-laki maupun perempuan (Kuswadji). Dari anamnesa pasien
mengeluhkan rasa gatal, dan semakin gatal jika berkeringat dan
sudah sering mengalami keluhan seperti ini. 2 minggu yang lalu juga
melakukan perjalanan jauh dan lama dengan manggunakan pakaian yang
ketat, selain itu pada daerah yang dikeluhkan terdapat riwayat
diberikan kortikosteroid topikal. pada anamnesa tersebut kita sudah
dapat mendapat faktor resiko dari pasien ini, bahwa beberapa faktor
memegang peranan terjadinya kandidiasis, yaitu iklim yang panas,
higiene yang masih kurang, adanya penularan di sekitarnya,
penggunaan obat-obatan kortikosteroid, antibiotik dan sitostatika
yang meningkat, adanya penyakit kronik dan penyakit sistemik
seperti diabetes. Pada regio femoris anterior superior tampak lesi
warna kulit plaque eritematosa, terdapat satelit nodul dikelilingi
vesikel-vesikel, terdapat erosi dan skuama. Gambaran lesi yang
ditemukan ini sangat khas untuk penyakit yang disebabkan oleh
jamur, yaitu kandidiasis, dengan gejala objektif yaitu efloresensi
terlihat plaque eritematous, dan ada satelit vesikel/pustula, bula
atau papulopustular yang pecah meninggalkan permukaan yang
kasardengan tepi yang erosi.Kandidiasis kutis adalah Kandidiasis
kutis merupakan infeksi spesies Candida yang biasa terjadi pada
lipatan kulit atau tempat yang tertutup pakaian atau prosedur
dressing medis pada tempat yang lembab. Tempat yang dekat denga
orificium dan jari, dimana sering terkena saliva juga merupakan
risiko terkena kandidiasis kutis. Gejala yang tersering adalah
kemerahan dan adanya eksudat yang basah yang pertama terjasi pada
lipatan kulit yang dalam.(2)Untuk mendiagnosis sebagai suatu
kandidiasis kutis diperlukan anamnesis, efflorosensi, dan
pemeriksaan penunjang seperti yang telah disebutkan di atas. Dari
anamnesis dan efflorosensi saja harusnya sudah bisa mendiagnosis
sebagai kansdidiasis kutis, akan tetapi ada beberapa penyulit dalam
mendiagnosis sehingga muncul beberapa diagnosis banding untuk
kandidiasis kutis. Beberapa diagnosis banding kandidiasis kutis
adalah, tinea kruris, eritrasma, dermatitis.Tinea kruris merupakan
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk pada lipatan
paha, daerah perineum, dan sekitar anus, yang bersifat akut atau
menahun , yang disebabkan oleh T.rubrum, T.mentagrophytes, atau
E.Flocossum . Lesi berbatas tegas, peradangan pada tepi lebih nyata
daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri atas macam-macam
bentuk yang primer dan sekunder (polimorf).
Dermatitis meriupakan Peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respon terhadap pengaruh endogen dan atau eksogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal .
dengan penyebab eksogen , penyebab endogen , sebagiannya tidak
diketahui etiologinya yang pasti
Eritrama merupakan penyakit bakteri kronik pada stratum korneum
yang disebabkan corynebacterium minitussismum, ditandai dengan
adanya lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di daerah
ketiak dan lipatan paha. Yang disebabkan bakteri Corynebacterium
minissusmum.
Ada beberapa cara untuk membantu menegakkan diagnosis
kandidiasis kutis9 pemeriksaan kerokan KOH, sediaan dari bahan
kerokan (kulit, rambut dan kuku) tambahkan dengan larutan KOH
10-30% atau pewamaan Gram. Dengan pemeriksaan mikroskopis terlihat
pada sediaan kulit dan kukubudding yeaast cells (2 spora seperti
angka 8) dengan atau tanpa pseudo hifa atau hifa. Pseudo hifa
(gambaran seperti untaian sosis) pada infeksi membrana mukosa
adalah pathognomonis, sedangkan pada kandidiasis kutis tidak selalu
ada.Dapat juga dilakukan pembiakan dengan tujuan untuk mengetahui
spesies jamur penyebab, dilakukan bila perlu. Pada kultur C.
albicans harus dibedakan dengan jenis kandida yanng lain, yang
biasanya jarang menjadi patogen. Seperti C. krusei, C.
stellatoidea, C. tropicalis, C. pseudotropicans, dan C.
guilliermondii. Bahan sediaan kerokan ditanam dalam agar Sabouroud
dekstrose; untuk mencegah pertumbuhan bakteri dapat ditambahkan
antibiotika (misalnya khloramfenikol) ke dalam media tersebut.
menunjukan hasil biakan yang seperti krim, keabu-abuan, dan koloni
basah dalam waktu 4 hari. (8). Namun pada pasien ini perlu
dilakukan karena dari anamnesis dan status dermatologisnya dan
pemeriksaan penunjang dengan KOH sudah dapat menegakkan diagnosis
pasien ini yaitu tinea corporis.Pengobatan untuk jamur kulit ini
bekerja dengan cara menghambat jamur dengan mengganggu aktivitas
sel jamur sehingga menjadi rusak. Ada dua macam cara terapi jamur,
yang bersifat fungistatik (melemahkan) yang diberikan antara 3
minggu dan yang bersifat fungisidal (mematikan) yang diberikan 1 2
minggu.6 Obat jamur kulit diberikan pada pasien ini berupa krim
yang dioleskan langsung pada daerah yang terinfeksi jamur yaitu
mikokonazole 2% yang dengan pemakaian 2 kali sehari setelah mandi.
Pada pasien ini diberkan suatu obat jamur secara sistemik karena
infeksi bersifat rekuren. Sebagai terapi suportif pasien harus jaga
kebersihan badan dengan mandi bersih. Sering mengganti pakaian bila
berkeringat, jangan memakai pakaian yang basah atau lembab. Jangan
memakai peralatan bersama-sama, untuk menghindari anggota keluarga
terinfeksi. Untuk pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar
memakai kaos dari bahan katun yang menyerap keringat. Diusahakan
agar tidak memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan
sintetis. Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci
bersih.2,3,4Pengobatan pada kandidiasis kutis dilakukan secara
penanganan umum, yaitu dengan cara mengurangi dan mengobati
faktor-faktor predisposisi, mengobati infeksi sekunder dengan
kompre sol. Sodium chlorida 0,9% selama 3 hari dan antibiotika yang
tidak berspektrum luas (erytrhomycine, cotrimoxazole, lincomycine
dan clindamycine) selama 5-7 hari. Selain itu jugan dilakukan
penanganan topikal; mikonazole cream dan penaganan secara sistemik,
indikasi : bila lesi luas, penderita imunokompromais berat.Tablet
oral yang dapat diberikan Tablet Ketokonazole (200 mg) 1 tablet
selama 1-2 minggu, apsul Itraconazole (100 mg) 2 kapsul selama 7
hari. (7)Pasien juga dianjurkan kontrol seminggu kemudian untuk
mengetahui respon terhadap terapi dan mengevaluasi keluhan
subyektif maupun tanda obyektif yang masih ada.Prognosis pasin ini
baik. Penyakit ini dapat sembuh tetapi perlu adanya edukasi bahwa
penyakit ini dapat kambuh kembali jika imunitas penderita menurun,
higiene sanitasi yang jelek. Sehingga penderita diharuskan menjaga
kesehatan dan kebersihan kulitnya. Selain penting itu memberi
edukasi kepada pasien tentang adanya komplikasi yang mungkin
timbul, diantaranya infeksi sekunder, dan lesi hiperpigmentasi.
BAB 4KESIMPULANTelah dilaporkan wanita, 37 tahun, datang ke poli
kulit dan kelamin dengan keluhan gatal pada lipatan paha kanan dan
kiri, sejak 2 bulan yang lalu. Rasa gatal dirasakan semakin
bertambah hebat bila penderita berkeringat. Penderita juga mengeluh
tidak tahan terhadap gatal karena mengganggu aktifitas. Biasanya
penderita menggaruk daerah lipat paha untuk mengurangi rasa gatal
sehingga kulitnya menjadi kemerahan dan mengelupas. Penderita telah
mencoba memberikan salep BENASON dan bedak salisil, namun rasa
gatal tidak berkurang, justru semakin melebar. Penderita mengatakan
sekitar 1 minggu yang lalu melakukan perjalanan ke Tuban dengan
menggunakan bis dengan menempuh 4 jam, pada saat itu penderita
mengaku mengenakan pakaian celana leging yang ketat. Penderita
mengaku bahwa sudah pernah mengenai penyakit ini sebelumnya.Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pada regio femoris anterior superior
didapatkan warna kulit plaque eritematosa, terdapat satelit nodul
dikelilingi vesikel-vesikel, terdapat erosi dan squama. Pada
pemeriksaan Wood Lamp tidak didapatkan perubahan warna, (-)
negatif. Pemeriksaan KOH tidak didapatkan gambaran hifa maupun
spora, (-) negatif.Diagnosis pasien ini adalah pasien mengalami
penyakit kandidiasis kutis, dan terapi yang diberikan adalah
mikonazole cream 2% dan ketokonazole tab 200mg.
http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html