CASE MIOMA UTERI PEMBIMBING: dr. SUWIGNYO Sp.OG DISUSUN OLEH: EUGENIUS FLAVANTO (030.04.071) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG PERIODE 9 APRIL – 16 JUNI 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
CASE
MIOMA UTERI
PEMBIMBING:
dr. SUWIGNYO Sp.OG
DISUSUN OLEH:
EUGENIUS FLAVANTO (030.04.071)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG
PERIODE 9 APRIL – 16 JUNI 2012
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan petunjukNya, kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul case MIOMA UTERI.
Kasus ini di buat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu Penyakit kebidanan dan kandungan RSUD Ketileng. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada para konsulen, khususnya dr. Suwignyo Sp.OG yang telah memberikan bimbingan pada kami sehingga kami dapat menyeleaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Kami berharap semoga kasus ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang anestesi khususnya dan bidang kedokteran pada umumnya.
Semarang, 22 Mei 2012.
Penulis
2
KASUS PASIEN OBSTETRI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG
Nama Mahasiswa : Eugenius F.
NIM : 030.04.071
Dokter Pembimbing : dr. Suwignyo Sp.OG
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 43 Tahun
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : tidak lulus SD
Alamat : Pedurungan
Tanggal masuk RS : 16/5/2012
II. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis, tanggal 19/05/2012 , Jam 12.15 WIB3
Keluhan Utama: Menstruasi tidak berhenti sejak dua minggu yang lalu
Keluhan Tambahan: Pinggang belakang pegal, sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD Ketileng dengan keluhan menstruasi yang tidak
berhenti sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Pada saat menstruasi keluar darah
segar beserta berongkolannya sebanyak kurang tiga pembalut per hari disertai nyeri di
perut kiri bawah. Nyeri dirasakan semakin lama semakin bertambah, seperti ditusuk-
tusuk, senut-senutan, hilang timbul, dirasakan menjalar sampai ke punggung belakang dan
nyeri bertambah hebat saat menstruasi yang membuat pasien tidak bisa tidur pada malam
hari.
Pasien merasakan badannya panas dingin saat datangnya nyeri disertai nyeri
ulu hati dan sesak nafas namun tidak mual atau pun muntah. Pasien mempunyai sakit
maag sejak muda.
Sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini dan gejalanya hilang dengan obat-
obatan dari puskesmas. Pasien di diagnosa mioma uteri 1 tahun yang lalu. Tidak ada nyeri
tenggorokan, batuk pilek maupun nyeri kepala. Buang air kecil pasien normal tetapi
pasien sudah 3 hari tidak buang air besar.
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun HPHT : 15 - 4 - 2012
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
4
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x,usia 19 tahun, usia perkawinan 26 tahun.
Riwayat Obstetri
P3A0
I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehat
II. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehat
III. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat
Riwayat KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB atau alat kontrasepsi apa pun.
Riwayat Penyakit Dahulu
DM : disangkal
Hipertensi : disangkal
Penyakit jantung : disangkal
Alergi : disangkal
Asma : disangkal
Hemorroid : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
DM : disangkal
Hipertensi : disangkal
Penyakit jantung : disangkal
Alergi : disangkal
5
Asma : disangkal
Riwayat Gynekologi
Pasien di diagnosa Mioma Uteri pada tahun 2011 oleh dokter spesialis kandungan
Riwayat Operasi
Pasien mengaku belum pernah menjalani operasi sebelumnya
Jantung : Batas jantung sulit ditentukan. Bunyi jantung I/II reguler,
tidak ada murmur atau gallop.
Paru : suara napas vesikuler(+ /+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen : supel cembung, teraba massa ±10 cm, bising usus (+) normal, nyeri
tekan pada regio Epigastrium (+) dan iliaca sinistra (+)
Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/-.
Status Gynekologi:
Pemeriksaan vaginal toucher
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
7
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
IV. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium 16 Mei 2012
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
LENGKAP
Hemoglobin 10,7 g/dl 13-16
Jumlah hematokrit 40 % 40-48
Jumlah leukosit 9,7 ribu/µl 5-10
Jumlah trombosit 218 ribu/µl 150-400
Masa perdarahan 02min
Masa pembekuan 08 min
KIMIA
KLINIK
Glukosa Sewaktu 106 mg/dl <180
Ureum 20,4 mg/dl 15-43
Creatinin 0,6 mg/dl 0,6-1,5
SGOT 25 u/L 0-34
SGPT 50 u/L 0-40
2. Pemeriksaan USG : kesan mioma uteri dan kista ovarii sinistra
3. Hasil pemeriksaan Lab imuno-Serologi :
HBsAG : negatif
8
V. RINGKASAN
Pasien datang ke RSUD Ketileng dengan keluhan menstruasi yang tidak berhenti
sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit, keluar darah segar beserta berongkolannya
sebanyak kurang tiga pembalut per hari disertai nyeri di perut kiri bawah. Nyeri
dirasakan menjalar sampai ke punggung belakang dan nyeri bertambah hebat saat
menstruasi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT=34,9 %, tekanan darah 140/90mmHg,
konjungtiva mata anemis, teraba massa ±10 cm, nyeri tekan pada regio Epigastrium (+)
dan iliaca sinistra (+). Pada pemeriksaan lab darah Hb= 10,7 gr/dL. Pada pemeriksaan
USG mendapatkan kesan Mioma uteri dan Kista ovarii sinistra
Pada pemeriksaan vaginal toucher, fluxus (+), Corpus Uteri sebesar telur
bebek.
VI. DIAGNOSA KERJA
P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
VII. PERENCANAAN
1. Perencanaan DiagnostikUSG, MRI
2. Rencana Terapia. Terapi medisinal
Monitor KU, TTV, PPV Bed Rest Infus RL Inj. Ceftriaxone 2x1 gr Inj. Ibuprofen 3x1 amp Amlodipin 1x10mg
9
b. terapi operatif
Miomektomi Histerektomi
VIII. PROGNOSIS
1. Ad vitam: dubia ad bonam2. Ad functionam: dubia ad bonam3. Ad sanatiam : bonam
IX. FOLLOW UP
1. 16 Mei 2013
T: 140/90mmHg N: 96x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan: Nyeri perut, sesak nafas
R. haid:
M : 12 tahun HPHT : 15 - 4 - 2012
S : 28 hari
L : 7 hari
R. perkawinan: 1x/19th/26th
R. obstetri: P3A0
I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehatII. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehatIII. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat
RPD: -
RPK: -
R. Gynekologi: Mioma Uteri (2011)
R. KB: -
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM10
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio
iliaca sinistra
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
2. 17 Mei 2012
T: 110/70mmHg N: 76x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan: sakit pinggang belakang
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio
iliaca sinistra
11
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
3. 18 Mei 2012
T: 130/90mmHg N: 88x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan: sakit pinggang belakang
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio
iliaca sinistra
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normal
12
Ostium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
4. 19 Mei 2012
T: 130/80mmHg N: 84x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan: sakit pinggang belakang
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio
iliaca sinistra
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan
13
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
5. 20 Mei 2012
T: 100/80mmHg N: 96x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan:
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio
iliaca sinistra
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
14
6. 21 Mei 2012
T: 140/90mmHg N: 96x/m
S: 36,5º R: 20x/m
Keluhan: -
St. Internus:
KU/Kes : tampak sakit sedang/CM
Mata : CA +/+ SI-/-
Thorax : C/P dbN
Abdomen : terbalut perban, nyeri tekan (+), darah pus (-)
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : -/+
St. Gynekologi:
Corpus Uteri : sebesar telor bebekPPV : +BAB : -
Ass: P3A0 U43th
Post op. Salpingo ooforektomi dan Histerektomi Subtotalis a.i Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
15
Tinjauan Pustaka
1. MIOMA UTERI
PENDAHULUAN
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengkat fibroid dan kolagen. Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang
terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40% pada
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan sering menimbulkan gejala klinis berupa
menorrhagia dan Disenorea. Selain itu mioma juga dapat menimbulkan kompresi pada
traktus urinarius, sehingga dapat menimbulkan gangguann berkemih maupun tidak dapat
menahan berkemih. Penatalaksaan mioma dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan (medisinal) maupun secara operatif. Pemberian GnRH analog merupakan terapi
medisinal yang bertujuan untuk mengurangi gejala perdarahan yang terjadi dan untuk
mengurangi ukuran mioma. Penatalaksanaan operatif terhadap gejala-gejala yang timbul
atau adanya pembesaran massa mioma adalah Histerektomi. Di Amerika serikat
diperkirakan 600.000 Histerektomi dilakukan tiap tahunnya. Dengan semakin
berkembangnya teknologi kedokteran, tindakan operatif pada mioma uteri dapat
dilakukan dengan bantuan alat Laparoskopi maupun Histeroskopi.
DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara
lain fibromioma, miofibroma leomiofibroma, fibrolaeomioma, fibroma dan fibroid.
ETIOLOGI
Mioma uteri berasal dari sel otot polos miometrium,menurut teori onkogenik
maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor.
Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan
pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phospatase dyhidrogenase diketahui
bahwah mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastik dari
miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatikdari miometrium normal dan
16
interaksi kompleks dari hormon steroid, sex dan growth factor local. Mutasi somatik ini
merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma,
namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari
reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium
sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Hormon
progesteron meningkatkan aktfitas miotik mioma pada wanita muda namun mekanisme
dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahiu secara pasti. Progesteron
memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor.
Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matrix ekstra
seluler.
PATOLOGI
Mioma uteri umumnya bersifat multipel, berlobus yang tidak teratur maupun
bentuk sferis. Mioma uteri biasanya berbatas jelasdengan miometrium sekitarnya,
sehingga pada tindakan enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah
darimiometruim sekitarnya. Pada pemeriksaan makroskopis dari potongan transversal
berwarna lebih pucat dibanding miometrium disekelilingnya,halus berbentuk lingkaran,
dan biasanya lebih keras dari jaringan sekitarnya, dan terdapat pseudocasule. Mioma
dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding uterus. Mioma intramural adalah mioma yang
terdapat di dalam dinging uterus.
Mioma submukosum merupakan mioma yang terdapat pada sisi dalam dari
cavum uteri dan terdapat dibawah endometrium. Mioma subserous adalah mioma yang
terletak di permukaan serosa dari uterusdan mungkin akan menonjol keluar dari
miometrium. Mioma subserous tidak jarangbertangkai dan menjadi mioma geburt. Bila
mioma subserous tumbuh ke arah lateral danmeluar diantara 2 lapisanperitoneal dari
ligamentum larum akan menjadi mioma inrta ligamenter.
17
GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala mioma uteri hanyaterjadi pada 35-50% pasien. Gejala yang
disebabkan oleh mioma uteritergantung pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala
dan tanda yang paling serig adalah :
1. Perdarahan uterus yang abnormal.
Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering
terjadi dan paling penting. Gejala ini terjadi pada30% pasien dengan mioma uteri.
Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus haid teratur yag
maupun tidak teratur. Menorrhagia dan atau mertorhagia serng terjadi pada
penderita mioma uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi.
Pada suatu penelitian yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau
tanpa perdarahan abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan
abnormal secara bermakna menderita mioma inramural (58% banding 13%) dan
mioma sumukosum (21% bandng 1%) dibanding dengan wanita penserita mioma
uteri yang asimtomatik. Patofisiologi perdarahan uterus yang abnormal yang
berhubungan dengan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa
penelitian menerangkan bahwa adanya disregulasi dari beberapa
faktorpertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek langsung pada
fungsi vaskuler dan angiogenesis. Perugahan-perubahan inienyebabkan kelainan
vaskularisasi akibatdisregulasi struktur vaskuler di dalam uterus.
18
MEKANISME PERDARAHAN ABNORMAL PADA MIOMA UTERI
1. peningkatan ukuran permukaan endometrium
2. peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus
3. gangguan kontraktilitas uterus
4. ulserasi endometrium pada mioma submukosum
5.kompresi pada plexus venosus di dalam miometrium
2. Nyeri panggul
Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri panggul yang disebabkan oleh karena
degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai
maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan oleh mioma subserosum.
Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik
yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang mnyebar ke
bagian punggung dan ekstremitas posterior.
3. Penekanan
Ada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan penekanan terhadap organ
sekitar. Penekana mioma uteri dapat menyebabkan angguan berkemih, defekasi
maupun dispareuni. Tumor yang besar juga dapat menekan pembuluh darah vena
pada pelvik sehingga menyebabkan kongesti dan menimbulkan edema pada
ekstremitas posterior.
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas.
Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
Mioma yang terletak di daerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan
transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilaeral.
Mioma uteri dapat mnyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus yag sebenarnya
diperlukan untuk motilitas sperma di dalam uterus. Perubahan bentuk cavum uteri
karena adanya mioma dapat mnyebabkan disfungsi reproduksi.
Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat
histologi endomerium dimana terjadi atrofi karena kompresi massa tumor.
MEKANISME GANGGUAN FUNGSI REPRODUKSI DENGAN MIOMA
19
UTERI
1.ganguan transportasi gamet dan embrio
2. pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
3. perubahan aliran darah vaskuler
4. perubahan histologi endometrium
DIAGNOSIS
Hampir kebanyakan mioma uteri dapat didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual
rutin maupun dari palpasi abdomen bila ukuran mioma yang besar. Diagnosa semakin
jelas bila pada pemeriksaan bimanual diraba permukaan uterus yang berbenjol akibat
penonjolan massa maupun adanya pembesaran uterus. Pemeriksaan USG pelvik dan MRI
dapat mendeteksi mioma uteri.
1. Pada pemeriksaan fisik,
mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Diagnosis
mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih
massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti
ini adalah bagian dari uterus.
2. Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG), Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat
dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih
bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus
yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma
uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk
digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri. berikut
contoh gambar USGnya.
20
Hiteroskopi, Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,
jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat
untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat