Top Banner
CASE MIOMA UTERI PEMBIMBING: dr. SUWIGNYO Sp.OG DISUSUN OLEH: EUGENIUS FLAVANTO (030.04.071) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG PERIODE 9 APRIL – 16 JUNI 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 1
41

Case Mioma Uteri

Jul 24, 2015

Download

Documents

egoy46
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Case Mioma Uteri

CASE

MIOMA UTERI

PEMBIMBING:

dr. SUWIGNYO Sp.OG

DISUSUN OLEH:

EUGENIUS FLAVANTO (030.04.071)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG

PERIODE 9 APRIL – 16 JUNI 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

1

Page 2: Case Mioma Uteri

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan petunjukNya, kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul case MIOMA UTERI.

Kasus ini di buat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu Penyakit kebidanan dan kandungan RSUD Ketileng. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada para konsulen, khususnya dr. Suwignyo Sp.OG yang telah memberikan bimbingan pada kami sehingga kami dapat menyeleaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Kami berharap semoga kasus ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang anestesi khususnya dan bidang kedokteran pada umumnya.

Semarang, 22 Mei 2012.

Penulis

2

Page 3: Case Mioma Uteri

KASUS PASIEN OBSTETRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG

Nama Mahasiswa : Eugenius F.

NIM : 030.04.071

Dokter Pembimbing : dr. Suwignyo Sp.OG

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny. R

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 43 Tahun

Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan Terakhir : tidak lulus SD

Alamat : Pedurungan

Tanggal masuk RS : 16/5/2012

II. ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis, tanggal 19/05/2012 , Jam 12.15 WIB3

Page 4: Case Mioma Uteri

Keluhan Utama: Menstruasi tidak berhenti sejak dua minggu yang lalu

Keluhan Tambahan: Pinggang belakang pegal, sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke RSUD Ketileng dengan keluhan menstruasi yang tidak

berhenti sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Pada saat menstruasi keluar darah

segar beserta berongkolannya sebanyak kurang tiga pembalut per hari disertai nyeri di

perut kiri bawah. Nyeri dirasakan semakin lama semakin bertambah, seperti ditusuk-

tusuk, senut-senutan, hilang timbul, dirasakan menjalar sampai ke punggung belakang dan

nyeri bertambah hebat saat menstruasi yang membuat pasien tidak bisa tidur pada malam

hari.

Pasien merasakan badannya panas dingin saat datangnya nyeri disertai nyeri

ulu hati dan sesak nafas namun tidak mual atau pun muntah. Pasien mempunyai sakit

maag sejak muda.

Sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini dan gejalanya hilang dengan obat-

obatan dari puskesmas. Pasien di diagnosa mioma uteri 1 tahun yang lalu. Tidak ada nyeri

tenggorokan, batuk pilek maupun nyeri kepala. Buang air kecil pasien normal tetapi

pasien sudah 3 hari tidak buang air besar.

Riwayat Haid

Menarche : 12 tahun HPHT : 15 - 4 - 2012

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

4

Page 5: Case Mioma Uteri

Riwayat Perkawinan

Menikah 1x,usia 19 tahun, usia perkawinan 26 tahun.

Riwayat Obstetri

P3A0

I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehat

II. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehat

III. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat

Riwayat KB

Pasien tidak pernah menggunakan KB atau alat kontrasepsi apa pun.

Riwayat Penyakit Dahulu

DM : disangkal

Hipertensi : disangkal

Penyakit jantung : disangkal

Alergi : disangkal

Asma : disangkal

Hemorroid : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

DM : disangkal

Hipertensi : disangkal

Penyakit jantung : disangkal

Alergi : disangkal

5

Page 6: Case Mioma Uteri

Asma : disangkal

Riwayat Gynekologi

Pasien di diagnosa Mioma Uteri pada tahun 2011 oleh dokter spesialis kandungan

Riwayat Operasi

Pasien mengaku belum pernah menjalani operasi sebelumnya

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tinggi Badan : 156 cm

Berat Badan : 85 kg

Keadaan gizi : Obesitas

IMT : 85 kg/ (1,56m)2 = 34,9 %

Kesadaran : Compos mentis

Udema umum : tidak ditemukan

Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 96x/mnt

Suhu : 36,5oC

Pernafasaan : 20 x/menit

6

Page 7: Case Mioma Uteri

Status generalis:

Kepala : normosefali.

Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks

cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+.

Telinga : normotia, sekret -/-,serumen -/-

Hidung : normotia, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : tidak sianosis, uvula di tengah, faring tidak hiperemis, lidah kotor

Leher : KGB tidak teraba, tidak teraba benjolan pada leher.

JVP 5+3 cmH20.

Axilla : KGB tidak membesar

Payudara : simetris kanan-kiri, areola mammae tidak retraksi, tidak teraba massa

Tanda radang -/-, nyeri tekan -/-

Thorax : deformitas (-), pergerakan dada simetris, vocal fremitus simetris.

Jantung : Batas jantung sulit ditentukan. Bunyi jantung I/II reguler,

tidak ada murmur atau gallop.

Paru : suara napas vesikuler(+ /+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen : supel cembung, teraba massa ±10 cm, bising usus (+) normal, nyeri

tekan pada regio Epigastrium (+) dan iliaca sinistra (+)

Ekstremitas : akral hangat +/+, oedem -/-.

Status Gynekologi:

Pemeriksaan vaginal toucher

Fluor/fluxus : -/+

V.U.V : dalam batas normal

7

Page 8: Case Mioma Uteri

Ostium Uteri Externum : menutup

Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak

rapuh, nyeri goyang (-)

Corpus Uteri : sebesar telor bebek

Adnexa parametrium : tidak ada kelainan

Cavum Douglas : tidak ada kelainan

IV. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium 16 Mei 2012

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI

LENGKAP

Hemoglobin 10,7 g/dl 13-16

Jumlah hematokrit 40 % 40-48

Jumlah leukosit 9,7 ribu/µl 5-10

Jumlah trombosit 218 ribu/µl 150-400

Masa perdarahan 02min

Masa pembekuan 08 min

KIMIA

KLINIK

Glukosa Sewaktu 106 mg/dl <180

Ureum 20,4 mg/dl 15-43

Creatinin 0,6 mg/dl 0,6-1,5

SGOT 25 u/L 0-34

SGPT 50 u/L 0-40

2. Pemeriksaan USG : kesan mioma uteri dan kista ovarii sinistra

3. Hasil pemeriksaan Lab imuno-Serologi :

HBsAG : negatif

8

Page 9: Case Mioma Uteri

V. RINGKASAN

Pasien datang ke RSUD Ketileng dengan keluhan menstruasi yang tidak berhenti

sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit, keluar darah segar beserta berongkolannya

sebanyak kurang tiga pembalut per hari disertai nyeri di perut kiri bawah. Nyeri

dirasakan menjalar sampai ke punggung belakang dan nyeri bertambah hebat saat

menstruasi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT=34,9 %, tekanan darah 140/90mmHg,

konjungtiva mata anemis, teraba massa ±10 cm, nyeri tekan pada regio Epigastrium (+)

dan iliaca sinistra (+). Pada pemeriksaan lab darah Hb= 10,7 gr/dL. Pada pemeriksaan

USG mendapatkan kesan Mioma uteri dan Kista ovarii sinistra

Pada pemeriksaan vaginal toucher, fluxus (+), Corpus Uteri sebesar telur

bebek.

VI. DIAGNOSA KERJA

P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

VII. PERENCANAAN

1. Perencanaan DiagnostikUSG, MRI

2. Rencana Terapia. Terapi medisinal

Monitor KU, TTV, PPV Bed Rest Infus RL Inj. Ceftriaxone 2x1 gr Inj. Ibuprofen 3x1 amp Amlodipin 1x10mg

9

Page 10: Case Mioma Uteri

b. terapi operatif

Miomektomi Histerektomi

VIII. PROGNOSIS

1. Ad vitam: dubia ad bonam2. Ad functionam: dubia ad bonam3. Ad sanatiam : bonam

IX. FOLLOW UP

1. 16 Mei 2013

T: 140/90mmHg N: 96x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan: Nyeri perut, sesak nafas

R. haid:

M : 12 tahun HPHT : 15 - 4 - 2012

S : 28 hari

L : 7 hari

R. perkawinan: 1x/19th/26th

R. obstetri: P3A0

I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehatII. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehatIII. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat

RPD: -

RPK: -

R. Gynekologi: Mioma Uteri (2011)

R. KB: -

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM10

Page 11: Case Mioma Uteri

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio

iliaca sinistra

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : +/+

St. Gynekologi:

Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan

Ass: P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

2. 17 Mei 2012

T: 110/70mmHg N: 76x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan: sakit pinggang belakang

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio

iliaca sinistra

11

Page 12: Case Mioma Uteri

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : +/+

St. Gynekologi:

Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan

Ass: P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

3. 18 Mei 2012

T: 130/90mmHg N: 88x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan: sakit pinggang belakang

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio

iliaca sinistra

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : +/+

St. Gynekologi:

Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normal

12

Page 13: Case Mioma Uteri

Ostium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan

Ass: P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

4. 19 Mei 2012

T: 130/80mmHg N: 84x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan: sakit pinggang belakang

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio

iliaca sinistra

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : +/+

St. Gynekologi:

Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan

13

Page 14: Case Mioma Uteri

Ass: P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

5. 20 Mei 2012

T: 100/80mmHg N: 96x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan:

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : supel, teraba massa ±10cm, nyeri tekan epigastrium (+) dan regio

iliaca sinistra

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : +/+

St. Gynekologi:

Fluor/fluxus : -/+V.U.V : dalam batas normalOstium Uteri Externum : menutupPortio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak rapuh, nyeri goyang (-)Corpus Uteri : sebesar telor bebekAdnexa parametrium : tidak ada kelainanCavum Douglas : tidak ada kelainan

Ass: P3A0 U43th

Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

14

Page 15: Case Mioma Uteri

6. 21 Mei 2012

T: 140/90mmHg N: 96x/m

S: 36,5º R: 20x/m

Keluhan: -

St. Internus:

KU/Kes : tampak sakit sedang/CM

Mata : CA +/+ SI-/-

Thorax : C/P dbN

Abdomen : terbalut perban, nyeri tekan (+), darah pus (-)

Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-

BAB/BAK : -/+

St. Gynekologi:

Corpus Uteri : sebesar telor bebekPPV : +BAB : -

Ass: P3A0 U43th

Post op. Salpingo ooforektomi dan Histerektomi Subtotalis a.i Mioma uteri, kista ovarii

Hipertensi grade 1

Obesitas

15

Page 16: Case Mioma Uteri

Tinjauan Pustaka

1. MIOMA UTERI

PENDAHULUAN

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot

polos, jaringan pengkat fibroid dan kolagen. Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang

terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40% pada

wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan sering menimbulkan gejala klinis berupa

menorrhagia dan Disenorea. Selain itu mioma juga dapat menimbulkan kompresi pada

traktus urinarius, sehingga dapat menimbulkan gangguann berkemih maupun tidak dapat

menahan berkemih. Penatalaksaan mioma dapat dilakukan dengan pemberian obat-

obatan (medisinal) maupun secara operatif. Pemberian GnRH analog merupakan terapi

medisinal yang bertujuan untuk mengurangi gejala perdarahan yang terjadi dan untuk

mengurangi ukuran mioma. Penatalaksanaan operatif terhadap gejala-gejala yang timbul

atau adanya pembesaran massa mioma adalah Histerektomi. Di Amerika serikat

diperkirakan 600.000 Histerektomi dilakukan tiap tahunnya. Dengan semakin

berkembangnya teknologi kedokteran, tindakan operatif pada mioma uteri dapat

dilakukan dengan bantuan alat Laparoskopi maupun Histeroskopi.

DEFINISI

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot

polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara

lain fibromioma, miofibroma leomiofibroma, fibrolaeomioma, fibroma dan fibroid.

ETIOLOGI

Mioma uteri berasal dari sel otot polos miometrium,menurut teori onkogenik

maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor.

Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan

pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phospatase dyhidrogenase diketahui

bahwah mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastik dari

miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatikdari miometrium normal dan

16

Page 17: Case Mioma Uteri

interaksi kompleks dari hormon steroid, sex dan growth factor local. Mutasi somatik ini

merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.

Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma,

namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari

reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium

sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Hormon

progesteron meningkatkan aktfitas miotik mioma pada wanita muda namun mekanisme

dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahiu secara pasti. Progesteron

memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor.

Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matrix ekstra

seluler.

PATOLOGI

Mioma uteri umumnya bersifat multipel, berlobus yang tidak teratur maupun

bentuk sferis. Mioma uteri biasanya berbatas jelasdengan miometrium sekitarnya,

sehingga pada tindakan enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah

darimiometruim sekitarnya. Pada pemeriksaan makroskopis dari potongan transversal

berwarna lebih pucat dibanding miometrium disekelilingnya,halus berbentuk lingkaran,

dan biasanya lebih keras dari jaringan sekitarnya, dan terdapat pseudocasule. Mioma

dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding uterus. Mioma intramural adalah mioma yang

terdapat di dalam dinging uterus.

Mioma submukosum merupakan mioma yang terdapat pada sisi dalam dari

cavum uteri dan terdapat dibawah endometrium. Mioma subserous adalah mioma yang

terletak di permukaan serosa dari uterusdan mungkin akan menonjol keluar dari

miometrium. Mioma subserous tidak jarangbertangkai dan menjadi mioma geburt. Bila

mioma subserous tumbuh ke arah lateral danmeluar diantara 2 lapisanperitoneal dari

ligamentum larum akan menjadi mioma inrta ligamenter.

17

Page 18: Case Mioma Uteri

GEJALA KLINIS

Tanda dan gejala mioma uteri hanyaterjadi pada 35-50% pasien. Gejala yang

disebabkan oleh mioma uteritergantung pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala

dan tanda yang paling serig adalah :

1. Perdarahan uterus yang abnormal.

Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering

terjadi dan paling penting. Gejala ini terjadi pada30% pasien dengan mioma uteri.

Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus haid teratur yag

maupun tidak teratur. Menorrhagia dan atau mertorhagia serng terjadi pada

penderita mioma uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia

defisiensi besi.

Pada suatu penelitian yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau

tanpa perdarahan abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan

abnormal secara bermakna menderita mioma inramural (58% banding 13%) dan

mioma sumukosum (21% bandng 1%) dibanding dengan wanita penserita mioma

uteri yang asimtomatik. Patofisiologi perdarahan uterus yang abnormal yang

berhubungan dengan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa

penelitian menerangkan bahwa adanya disregulasi dari beberapa

faktorpertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek langsung pada

fungsi vaskuler dan angiogenesis. Perugahan-perubahan inienyebabkan kelainan

vaskularisasi akibatdisregulasi struktur vaskuler di dalam uterus.

18

Page 19: Case Mioma Uteri

MEKANISME PERDARAHAN ABNORMAL PADA MIOMA UTERI

1. peningkatan ukuran permukaan endometrium

2. peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus

3. gangguan kontraktilitas uterus

4. ulserasi endometrium pada mioma submukosum

5.kompresi pada plexus venosus di dalam miometrium

2. Nyeri panggul

Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri panggul yang disebabkan oleh karena

degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai

maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan oleh mioma subserosum.

Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik

yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang mnyebar ke

bagian punggung dan ekstremitas posterior.

3. Penekanan

Ada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan penekanan terhadap organ

sekitar. Penekana mioma uteri dapat menyebabkan angguan berkemih, defekasi

maupun dispareuni. Tumor yang besar juga dapat menekan pembuluh darah vena

pada pelvik sehingga menyebabkan kongesti dan menimbulkan edema pada

ekstremitas posterior.

4. Disfungsi reproduksi

Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas.

Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.

Mioma yang terletak di daerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan

transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilaeral.

Mioma uteri dapat mnyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus yag sebenarnya

diperlukan untuk motilitas sperma di dalam uterus. Perubahan bentuk cavum uteri

karena adanya mioma dapat mnyebabkan disfungsi reproduksi.

Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat

histologi endomerium dimana terjadi atrofi karena kompresi massa tumor.

MEKANISME GANGGUAN FUNGSI REPRODUKSI DENGAN MIOMA

19

Page 20: Case Mioma Uteri

UTERI

1.ganguan transportasi gamet dan embrio

2. pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus

3. perubahan aliran darah vaskuler

4. perubahan histologi endometrium

DIAGNOSIS

Hampir kebanyakan mioma uteri dapat didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual

rutin maupun dari palpasi abdomen bila ukuran mioma yang besar. Diagnosa semakin

jelas bila pada pemeriksaan bimanual diraba permukaan uterus yang berbenjol akibat

penonjolan massa maupun adanya pembesaran uterus. Pemeriksaan USG pelvik dan MRI

dapat mendeteksi mioma uteri.

1. Pada pemeriksaan fisik,

mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Diagnosis

mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih

massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti

ini adalah bagian dari uterus.

2. Pemeriksaan penunjang

Ultrasonografi (USG), Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat

dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih

bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus

yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma

uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan

irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk

digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri. berikut

contoh gambar USGnya.

20

Page 21: Case Mioma Uteri

Hiteroskopi, Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,

jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat

untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat

diangkat.

21

Page 22: Case Mioma Uteri

MRI (Magnetic Resonance Imaging), Akurat dalam menggambarkan jumlah,

ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi

dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus

yang tidak dapat disimpulkan.

PENATALAKSANAAN

Secara umum penatalaksaan mioma uteri dibagi atas 2 metode :

1. Terapi medisinal (Hormonal)

Saat ini pemakaian GnRH agonis memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-

gejala klinis yang ditimbulkan oleh mioma uteri. Pemberian GnRH agonis

bertujuan untuk megurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi

estrogen dari ovarium. Dari suatu penelitian multisenter didapati data pada

pemberianGnRH agonis selama 6 bulan pada pasien dengan mioma uteri didapati

adanya pngurangan volume mioma sebesar 44%. Efek maksimal pemberian

GnRH agonis baru terlihat setelah 3 bulan. Pada 3 bulan berikutnya tidak terjadi

pengurangan volume mioma secara bermakna.

Pemberian GnR agonis sebelum dilakukan tindakan pembedahan akan

mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan memudahkan tindakan

pembedahan.terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan preparan

progesteron akan mengurangi gejala perdarahan uterus yang abnormal namun

tidak dapat mengurangi ukuran mioma.

2. Terapi pembedahan

Terapi pembedahan pada miomauteri dilakukan terhadap mioma yang

menimbulkan gejala. Menurut Amarican College of Obstetricians and

Gynecologst (ACOG) dan American Society for Reproductive Medicine (ASRM),

indikasi pembedahan pada pasien mioma uteri adalah :

1. perdarahan uterus yang tidak respn dengan terapi konservatif

2. sangkaan adanya keganaasan

3. pertumbuhan mioma pada masa menopouse

4. infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun adanya oklusi tuba

5, nyeri dan penekanan yang sangant mengganggu

6. gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius

7. anemia akibat perdarahan

22

Page 23: Case Mioma Uteri

Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi dan histerektomi.

a. Miomektomi

miomektomi sering dilakukan pada wanita yang msih ingin mempertahankan

fungsi reproduksinya. Dewasa ini ada beberapa pliha tindakan untuk melakukan

miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma.Tindakan miomektomi

dapat dilakukan dengan laparotomi histeroskopi maupun dengan laparoskopi.

pada laparotomi dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangka

mioma dari uterus. Keunggulan malakukan miomektomi adalah lapangan

pandang operasi yang lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang

mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat ditangani dengan segera.

Namun pada miomektomi secara laparatomiresiko terjadi perengketan lebih

besar, sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien. Disamping itu

masa penyembuhan paska operasi juga lebih lama sekitar 4-6 minggu. Pada

miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum yang

terletak pada cavum uteri. Keunggulan teknik ini adalah masa penyembuhan

paska operasi dalam 2 hari. Komplikasi operasi yang serius jarang terjadi namun

dapat timbul perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan

perdarahan. Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan

laparoskopi. Mioma yang bertangkai dapat diangkat dengan mudah secara

laparoskopi. Resiko yang terjadi pada pembedahan laparoskopi termasuk

perlengketan, trauma pada organ sekitar seperti usus, ovarium, rektum serta

perdarahan. Sampai saan ini miomektomidengan laparoskopi merupakan

prosedur standar bagi wanita degan mioma yang masih ingin mempertahankan

fungsi reproduksinya.

b. Histerektomi

tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan 3 cara

yaitu :

1. laparotomi

2. vaginal

3. laparoskopi.

Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus.

Tindakan histerektomi pada pasien mioma uteri merupakan indikasi bila didapat

keluhan metrorrhagia, menorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius

23

Page 24: Case Mioma Uteri

dan ukuran uterus sebesar usia kehamila 12-14 minggu.

Histerektomiperabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Total

Abdoiminal Histerektomi (TAH) dan Subtotal Abdominal Histerektomi

(STAH). Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH

dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih besar seperti perdarahan

yang banyak, tauma operasi pada ureter, kandung keih dan rektum. Namun

dengan melakukan STAH, kita meninggalkan servix dimana kemungkinan

timbul karsinoma servix dapat terjadi. Menurut penelitian kilkku, 1983 didapat

bahwa terjadiya dyspareunia akan lebih rendah dibanding yang menjalani TAH,

sehingga tetap mempertahankan fungsi seksual.Pada TAH jaringan granulasi

yang timbul pada tungkul vagina dapat menjadi timbulnya sekret vagina dan

perdarahan paska operasi dimana keadaaan ini tidak terjadi pada pasien yang

menjalani STAH.

Histerektomi vaginal secara umum hampir seluruhnya merupakan prosedur

operasi ekstra peritoneal dimana peritoneum yang dibuka sangant minimal

sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi.

Histerektomi vaginal unggul di bidang kosmetik karena perasi tidak melalui

dinding luar abdomen.13 masa penyembuhan pu lebih cepat dibandingkan pada

histerektomi abdominalis.

Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang kedokteran, kini

histerektmi dapat dilakuka dengan menggunakan laparoskopi. Prosedur operasi

dapat berupa miolisis. Miolisis adalah prosedur operasi invasif yang minimal

dengan jalan menghantarkan sumber energi yang berasal dari laser The

neodynium:yttrium aluminium garnet (Nd:YAG) ke jaringan mioma dimana

akan menyebabkan denaurasi sehingga menimbulkan peroses koagulasi dan

nekrosis didalam jaringan yang diterapi. Miolisis efektif untuk mengurangi

ukuran dan devaskularisasi mioma sehingg mengurangi gejala yang terjadi.

Miolisis merupakan alternatif terapi prosedur miomektomi.11 pengangkatan

seluruh uterus juga dapat dilakutan dengan laparoskopi yaitu salah satunya

dengan histerektomi laparoskopi.

24

Page 25: Case Mioma Uteri

2. KISTA OVARII

PENDAHULUAN

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak

menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatatakan

adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian

tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit

yang secara diam-diam menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah

terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar

atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah menjadi ganas dan berubah menjadi

kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ov

arium maka seharusnya pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih

lengkap sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.

DEFINISI

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh

dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Tumor kistik ovarium yang bersifat non-

neoplastik disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

KLASIFIKASI

1. Pembagian kista ovarium berdasarkan non-neoplastk dan neoplastik:

a. Non-neoplastik

1) Kista folikel

kista ini berasal dari folokel de-graff yang tidak sampaiberovulasi namun terus

tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah

bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,

melainkan membesar menkadi kista. Cairan di dalam kista jernih dan mengandung

estrogen, lehkarena itu jenis kista ini lebih sering menganggu siklus menstruasi.

Kista ini lambat laun mengecil dan menghilang spotan.

2) Kista korpus luteum

Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain

dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormone

25

Page 26: Case Mioma Uteri

ekstrogen dan progesterone dalan jumlah besar sebagai persiapan untuk

pembuahan.

3) Kista teka lutein

Biasanya terjadi pada Mola hidrosakarsinoma dan kadang-kadang tanpa kelainan.

Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan

mikroskopis terlihat luteinisasi sel teka. Tumbuhnya kista ini karena pengaruh

hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola dan

karsinoma, ovarium mengecil spontan.

4) kista inklusi germinal

Biasanya terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Besarnya kurang lebih 1 cm. Kista ini

biasanya tidak sengaja ditemukan pada pemeriksaan histologi ovarium yang

diangkat sewaktu operasi

5) kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasidi ovarium

6) kista sten-levental

Biasanya bilateral dan bersifat polikistik, permukaan licin, kapsul menebaldan

tampak tunika tebal dan fibrotik pada pemeriksaan mikroskopik

b. Neoplastik

1) Kistoma ovari simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista

jernih, keru dan berwarna kuning.

2) Kistadenoma ovari musinosum

Asal tumor belum diketahui secara pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari

suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen lain

3) kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, dinding luarnya dapat menyerupai kista

musinosum. Dinding dalam kista sangat licin sehingga sulit dibedakan dengan

kista folikel biasa.

26

Page 27: Case Mioma Uteri

4) Kista endometroid

Kista ini biasanya inulateral dengan permukaan yang licin; pada dinding terdalam

terdapat suatu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan endomentrium.

5) Kista dermoid

Suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur ektodermal dengan diferensiasi

sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebacea berwarna

putuh kekuningan menyerupai lemak.

2. Pembagian kista berdasarkan lokasi

a. kista bebas (pedunculata)

1) gerakan bebas

2) batas jelas

b. kista intra ligamenter

1) diantara 2 ligamentum

2) gerakan terbatas

3) tampak pembuluh darah yag bersilangan satu sama lain

c. kista pseudo intra ligamenter

1) di luar ligamentum

2) geraknya terbatas karen perlekatan (infeksi, metastase)

3) Gambaran pembuluh darah biasa

ETIOLOGI

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor

ovarium antara lain :

- Wanita yang menderita kanker payudara

- Riwayat kanker kolon

- Diet tinggi lemak

- Merokok

- Minum alkohol

PATOFISIOLOGI

Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya diketahui,

tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan

27

Page 28: Case Mioma Uteri

dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan

bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium ini adalah gagalnya sel telur (folikel)

untuk berovulasi. Fungsi ovarium normal bergantung pada sejumlah hormon dan

kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.

Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak memproduksi hormon

hipofise dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan

penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel

tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk

kista di dalam ovarium.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya

akan menentukan tipa dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe foliuler

merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista ini terbentuk oleh karena

pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Kista folikuler terjadi karena ovarium

yang berisi sel telur ini tidak dapa tterbuka sehingga menimulkan bendungan cairan. Kista

dapa tjuga berisi jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Jenis kista ini disebut

kista dermoid.

GEJALA KLINIS

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri

yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan

menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala

saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang

panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan

ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang

muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

Perut terasa penuh, berat, kembung

Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

Haid tak teratur

Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah

dan paha.

28

Page 29: Case Mioma Uteri

Nyeri senggama

Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :

Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba

Nyeri bersamaan dan demam

Rasa ingin muntah

PENATALAKSANAAN

Pengobatan kistedenoma musinosa adalah pembedahan. Luasnya operasi

tergantung pada usia pasien. Pada wanita muda, dapat dilakukan kistektomi ovarium,

kemudian dilakukan rekonstruksi ovarium setelah tumor dikeluarkan. Pendekatan yang

sama juga dapat dilakukan pada kistedenoma serosa, tetapi pada wanita berusia diatas 40

tahun, lebih disukai dengan tindakan salpingo-ooforektomi bilateral dan histeroktomi total,

karma perubahan menjadi maligma. Endometrioma dan teratoma benigna biasanya dapat

dilakukan dari jaringan ovarium, demikian juga pada fibroma.

29

Page 30: Case Mioma Uteri

DAFTAR PUSTAKA

1. American Society for Reproductive Medicine. Uterin fibroids.Available at:

http://www.asrm.org

2. Memarzadeh S, Broder MS, Wexler AS, Pernoll ML.Leiomyoma of the uterus. In:

Current obstetric & Gynecologic diagnostik & treatment, Decherney AH, Nathan

L, editors. Ninth edition. Lange Medical Books, New York, 2003.p: 693-701.

3. Thompson JD, Rock JA. Leiomyoma uteri and miomectomi. In: Te Linde’s

Operative Gynecology. Lippicott-Raven Publishers, Philadelphia, 1997.p: 731-70.

4. Wattiez A, Cohen SB, Selvaggi L. Laparoskopy hysterektomy.Curr Opin Obstet

Gynecol 2002;14:417-22

5. Benda JA. Pathology of smooth muscle tumor of uterine corpus. ClinObstet and

Gynecol 2001;44:350-63

6. Guaraccia MM, Rein MS. Traditional surgical approaches to uterine fibroids:

abdomonal myomectomy and hysterectomi. Clin Obstet and Gynecol

2001;44:385-400

7. Stoval DW. Clinical Symtomatology of uterune leiomyoma. Clin Obstet and

Gynecol 2001;44:364-71

8. www.blog-dokter,com

9. Hadibroto BR. Mioma uteri: departemen obstetri dan ginekologi fakultas

kedokteran universitas sumatra utara, 2009

10. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,

2008 p:336-364

30