Top Banner
CASE KONJUNGTIVITIS BAKTERI AKUT OS MOHD HAFIZ BIN SALLEHUDDIN 030.07.301
50

Case Konjungtivitis Bakteri

Aug 13, 2015

Download

Documents

Mus Amano

konjungtivitis bakteri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Case Konjungtivitis Bakteri

CASE KONJUNGTIVITIS BAKTERI AKUT OS

MOHD HAFIZ BIN SALLEHUDDIN030.07.301

Page 2: Case Konjungtivitis Bakteri

IDENTITAS PASIEN

• Nn. S

Nama

• Perempuan

Jenis Kelamin

• 27 tahun

Umur

• Karyawan Swasta

Pekerjaan

• Diploma

Pendidikan

• Jl. Pitara RT04/16 No.11, Pancoran Mas, Depok

Alamat

Page 3: Case Konjungtivitis Bakteri

ANAMNESISCara: autoanamnesis

Pada: 26 September 2012 (10.15 WIB); Di Poliklinik Mata RSAL Dr. Mintohardjo

Keluhan Utama• Mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu

Keluhan Tambahan•Mata berair, sakit, belekan

Page 4: Case Konjungtivitis Bakteri

Riwayat Penyakit Sekarang

• Mata kiri merah• Muncul

mendadak setelah berolahraga

• Rasa sakit

• Mata berair, jernih

• Belekan saat bangun tidur, keras

• Rasa mengganjal• Sedikit gatal• Sering terpapar

debu

2 HARI YL RS

MENYANGKAL matanya silau, melihat buram, pandangan berkabut, pusing, ada benjolan, riwayat mata kemasukan sesuatu benda asing, atau pernah cedera mata

• Pasien memakai kacamata sferis -4 sejak SMA

Page 5: Case Konjungtivitis Bakteri

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien tidak pernah sakit seperti ini

• alergi makanan dan obat-obatan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal

Riwayat kebiasaan

• softlens sejak dari SMA

• hanya dipakai sewaktu berolahraga

• Softlens diganti tiap 6 bulan – 1 tahun

Page 6: Case Konjungtivitis Bakteri

Pemeriksaan FisikTD:

120/80 mmHg

Nadi:88

x/menit

Suhu:Afebris

RR:20

x/menit

TANDA

VITAL

Keadaan umum: BaikKesadaran: Compos Mentis

STATUS GENERALIS : dalam batas normal

Page 7: Case Konjungtivitis Bakteri

Status OphtalmologisOkuli Dekstra Pemeriksaan Okuli Sinistra

+ Softlens 6/6 Visus 3/60, pinhole 6/12

Ortoforia Kedudukan Bola

Mata

Ortoforia

Baik, ke segala arah Pergerakan Bola

Mata

Baik, ke segala arah

Edema (-), Entropion (-),

Ektropion (-), Trikiasis (-),

Distrikiasis (-), Hiperemis

(-).

Palpebra Superior Edema (+), Entropion (-),

Ektropion (-), Trikiasis (-),

Distrikiasis (-), Hiperemis

(-).

Page 8: Case Konjungtivitis Bakteri

Okuli Dekstra Pemeriksaan Okuli Sinistra

Hiperemi (-), Papil (-),

Litiasis (-),

Folikel (-), Injeksi Silier (-),

Injeksi Konjungtiva (-),

Subkonjungtiva Bleeding

(-), Pterigium (-)

- Konjungtiva

tarsalis superior

- Konjungtiva

bulbi

- Konjungtiva

tarsalis inferior

Hiperemi (+), Papil (-),

Litiasis (-),

Folikel (-), Injeksi Silier (-),

Injeksi Konjungtiva (+),

Subkonjungtiva Bleeding

(-), Pterigium (-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam Camera Oculi

Anterior

Dalam

Warna coklat,

Gambaran kripti baik

Iris Warna coklat,

Gambaran kripti baik

Bulat, isokor, RCL +, RCTL

+

Pupil Bulat, isokor, RCL +, RCTL

+

Jernih

shadow test (-)

Lensa Jernih

shadow test (-)

Jernih Vitreous Humor Jernih

Refleks fundus (+) Funduskopi Refleks fundus (+)

Normal/palpasi Tekanan Intra

Okuler

Normal/palpasi

Page 9: Case Konjungtivitis Bakteri
Page 10: Case Konjungtivitis Bakteri

RESUMEAnamnesis

• Wanita 27 tahun keluhan mata kiri merah sejak 2 hr yll

• mendadak + rasa sakit

• Berair (+) jernih• Belekan (+) saat

bangun dari tidur, keras, banyak

• Mengganjal (+) dan sedikit gatal

• Sering terpapar debu

• memakai softlens sejak SMA

• Kacamata sferis -4 ODS sejak SMA

Pemeriksaan fisik

• K/U: baik, CM• TV: dalam batas

normal • AVOD : +

softlens6/6• AVOS: 3/60, ph

6/12

Pemeriksaan Okuli SinistraPalpebra Superior Edema (+)

Palpebra Inferior Edema (+)

- Konjungtiva tarsalis superior

- Konjungtiva bulbi- Konjungtiva

tarsalis inferior

Hiperemi (+),Injeksi Konjungtiva (+)

Page 11: Case Konjungtivitis Bakteri

DIAGNOSIS

Konjungtivitis Bakteri Akut OS

Page 12: Case Konjungtivitis Bakteri

DIAGNOSIS BANDING

Konjungtivitis Virus OS

Konjungtivitis Alergi OS

Page 13: Case Konjungtivitis Bakteri

PEMERIKSAAN ANJURAN

• Pemeriksaan Giemsa/ pengecatan gram

Page 14: Case Konjungtivitis Bakteri

PENATALAKSANAAN

1. Poly Dex ED – neomycin sulphate, polymycin B sulphate, dexamethasone2. Cravit Ophthalmic ED 0,5% - levofloxacin hydrate 3. Protagenta ED

6 tetes/hari OS

Istirahat dan

makan makanan

bergizi

Mencuci tangan setiap

kali selesai

memegang mata

yang sakit dan menggunakan tisu

Jaga kebersiha

n mata dan tidak menggosok-gosok

mata.

Tidak menggun

akan bantal, handuk dan air mandi

bersama serta lap

mata dengan tissue yang

berbeda

Menggunakan kaca mata untuk

melindungi mata

dari debu dan angin

Page 15: Case Konjungtivitis Bakteri

PROGNOSIS

Ad vitam

• Ad bonam

Ad functionam

• Ad bonam

Ad sanationam

• Ad bonam

Page 16: Case Konjungtivitis Bakteri

ANALISA KASUS

Page 17: Case Konjungtivitis Bakteri

• Pasien wanita 27 tahun datang ke Poli Mata dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 hari yang lalu, munculnya mendadak disertai rasa sakit. Pasien menyadari matanya mulai merah sewaktu dia melepaskan softlens dari matanya setelah berolahraga. Mata kirinya suka berair, jernih, banyak belekan saat bangun dari tidur, belekan keras sehingga sulit untuk membuka mata. Merasa mengganjal pada mata dan sedikit gatal. Sering terpapar debu sewaktu berolahraga, dan kadang menggosok-gosok matanya. Pasien sering memakai softlens sejak SMA, dipakai terutama saat berolahraga. Kacamata sferis -4 untuk kedua matanya. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit DM, hipertensi atau alergi.

Page 18: Case Konjungtivitis Bakteri

• penyakit mata tidak berkait dengan penyakit-penyakit mata yang berhubungan dengan peningkatan usia seperti kelainan degeneratif, vaskuler, ataupun gangguan metabolik.

• disertai dengan belekan mata merah dengan penglihatan normal dan belekan/kotoran• hipotesis awal berupa :• Konjungtivitis bakteri• Konjungtivitis virus• Konjungtivitis alergi

• Kemerahan hiperemia• Hiperemia konjungtivitis akut• Kemerahan paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah

limbus disebabkan dilatasi pembuluh darah posterior. • Terjadinya suatu peradangan akan menyebabkan

vasokonstriksi segera pada area setempat, peningkatan aliran darah ke lokasi (vasodilatasi) sehingga mata terlihat menjadi lebih merah.

Page 19: Case Konjungtivitis Bakteri

• Mata berair lakrimasi• Lakrimasi konjungtivitis akut• Sekresi air mata sensasi benda asing, sensasi terbakar atau tergores,

atau karena gatal• Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh yang hiperemik dan

menambah jumlah air mata.

• Belekan eksudasi• Eksudatnya berlapis dan amorf konjungtivitis bakteri• Palpebra bertahi mata saat bangun tidur hampir semua

konjungtivitis• jika eksudat berlebihan dan palpebra saling melengket bakteri atau

klamidia• Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva permukaan• Sel-sel ini bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet

eksudat konjungtiva perlengketan konjungtiva terutama di pagi hari

• Kelopak mata bengkak peradangan di palpebra• Untuk menghambat peradangan menjadi lebih lanjut, fagosit masuk

ke jaringan pembuluh darah membawa darah membanjiri jaringan kapiler jaringan memerah (RUBOR), memanas (KALOR), terjadi peningkatan permeabilitas kapiler, masuknya cairan dan sel dari kapiler ke jaringan sehingga terjadinya akumulasi cairan (eksudat) dan bengkak (edema)

Page 20: Case Konjungtivitis Bakteri

Pemerikaan fisik

• K/U: baik, kesadaran CM

• TV: dalam batas normal.

• AVOD : + softlens6/6• AVOS : 3/60, ph 6/12Pemeriksaan Okuli Sinistra

Palpebra Superior Edema (+)

Palpebra Inferior Edema (+)

- Konjungtiva tarsalis superior- Konjungtiva bulbi- Konjungtiva tarsalis inferior

Hiperemi (+),Injeksi Konjungtiva (+)

Page 21: Case Konjungtivitis Bakteri

Diagnosis

• Mata merah• Injeksi konjungtiva• Belekan + terutama pagi hari• Mata berair• Ukuran pupil normal, respons cahaya pupil

normal• tidak ada penglihatan silau/fotofobia, fler• tidak ada penurunan visus• TIO normal

Konjungtivitis akut keluhan dirasakan sejak 2 hari

Page 22: Case Konjungtivitis Bakteri
Page 23: Case Konjungtivitis Bakteri

Penyebab dari konjungtivitisnya adalah bakteri:• Kotoran mata (eksudasi) banyak• Mata kadang berair• Mata tidak terlalu gatal• Oedema palpebra superior dan inferior

OS• Konjungtiva tarsalis superior dan

inferior hiperemis• Injeksi konjungtiva +• Tidak ditemukan adenopati

preaurikuler

Page 24: Case Konjungtivitis Bakteri

Diagnosis Banding

Page 25: Case Konjungtivitis Bakteri

Pemeriksaan penunjang

• Untuk memastikan etiologinya dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Geimsa• Ciri khas dari konjungtivitis bakteri

adalah banyaknya leukosit (neutrofil) polimorfonuklear

Page 26: Case Konjungtivitis Bakteri

Penatalaksanaan• Pasien dianjurkan istirahat dan makan makanan

bergizi meningkatkan imunitas tubuh• Dianjurkan untuk menjaga kebersihan mata dan

tidak menggosok mata mengelakkan terjadi infeksi ke mata yang tidak sakit dan supaya tidak terjadi infeksi sekunder akibat tangan yang tidak bersih

• Pasien dianjurkan untuk mencegah penularan tidak menggunakan bantal, handuk dan air mandi bersama serta lap mata dengan tissue yang berbeda dan tidak digunakan berulang-ulang • karena bakteri ini ditularkan melalui kontak erat dari orang

ke orang dan oleh benda penular seperti seprai, alat-alat optik yang terkontaminasi dan air.

• Pasien diminta untuk kontrol 1 minggu untuk mengevaluasi perjalanan penyakitnya.

Page 27: Case Konjungtivitis Bakteri

Penatalaksanaan• Obat yang diberikan adalah:• Poly Dex ED yang mengandung • Neomycin sulphate, • Polymixin B sulphate• dexamethasone

Ini merupakan kombinasi 2 antibiotik dan kortikosteroid• Cravit ophthalmic ED 0.5% yang mengandung • Levofloxacin hydrate sejenis antibacterial

• Protagenta ED• membasahi permukaan bola mata pada penggunaan

lensa kontak

Setiap obat ditetes 6x sehari pada mata kiri

Page 28: Case Konjungtivitis Bakteri

Prognosis

• Ad bonam• Penyakit ini tidak mengancam nyawa pasienAd vitam

• Ad bonam• Dapat sembuh dengan sempurna. Tanpa diobati,

infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, jika diobati memadai 1-3 hari

Ad function

am

• Ad bonam• dengan pengobatan dan pencegahan infeksi yang

benar, pasien tidak akan kambuh lagi

Ad sanation

am

Page 29: Case Konjungtivitis Bakteri

TINJAUAN PUSTAKA

Page 30: Case Konjungtivitis Bakteri

Anatomi mata

Page 31: Case Konjungtivitis Bakteri

• Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, melekat erat pada tarsus sehingga sukar digerakkan

• Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.

• Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Konjungtiva

Page 32: Case Konjungtivitis Bakteri

histologi

• epitel silinder bertingkat, • superfisial Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel goblet bulat

atau oval yang menghasilkan musin. • Basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superfisial dan di dekat

limbus dapat mengandung pigmen.

Page 33: Case Konjungtivitis Bakteri

vaskularisasi

Page 34: Case Konjungtivitis Bakteri

Persarafan

Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan 1 (oftalmik) nervus V (Trigeminus). Saraf ini hanya relatif sedikit

mempunyai serat nyeri.

Page 35: Case Konjungtivitis Bakteri

KONJUNGTIVITIS

Definisi

• Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata

Page 36: Case Konjungtivitis Bakteri
Page 37: Case Konjungtivitis Bakteri

Klasifikasi Berdasarkan

onset

• Akut • Kronis

Etiologi

• Agen infeksi (bakteri, virus)

• Imunologi • Penyakit

autoimun• Kimia / iritatif• Bhub dengan

penyakit sistemik

• Pada dakriosistitis/ kanalikulitis

Page 38: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakterialis dua bentuk konjungtivitis bakteri: AKUT (termasuk hiperakut dan subakut)- biasanya jinak dan sembuh sendiri, berlangsung kurang dari 14 hari.- Pengobatan obat anti bakteri sembuh dalam beberapa hari

KRONIK-biasanya sekunder terhadap penyakit palpebra atau obstruksi duktus nasolakrimalis

Hiperakut (purulen)- Neisseria gonorrhoeae- Neisseria meningitis-Neisseria gonorrhoeae subspesies kochii

Akut (mukopurulen)-Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) (iklim sedang)- Haemophilus aegyptius (basil Koch-Weeks), iklim tropik)

Subakut- Haemophilus influenza (iklim sedang)

Kronik, termasuk blefarokonjungtivitis- Staphylococcus aureus- Moraxella lacunata (diplobasil Morax-Avenfeld)

Jenis jarang (akut, subakut, kronik)- Streptococci- Moraxella catarrhaiis- Corynobacterium diphtheriae- Mycobacterium tuberculosis

Page 39: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis purulen • (disebabkan N gonorrhoeae, N kochii dan N meningitidis) • Banyak eksudat purulen. • K.GOsekret yang purulen padat dengan masa inkubasi 12

jam – 5 hari, disertai pendarahan subkonjungtivita dan kemosis.

tiga bentuk:- oftalmia neonatarum ( bayi yang berusia 1 – 3 hari )- konjungtivitis gonore infantum ( lebih dari 10 hari ), - konjungtivitis gonore adultorum.

• Orang dewasa terdapat kelopak mata bengkak, sulit dibuka dan konjungtivita yang kaku disertai sakit pada perabaan; pseudomembran pada konjungtivita tarsal superior; konjungtivita bulbi merah, kemosis, dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda infeksi umum

• Tidak jarang ditemukan pembesaran dan rasa nyeri kelenjar preaurikular.

Page 40: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis bakterial mukopurulen (catarrhal) akut • disebut “mata merah” oleh orang awam. • Ditandai oleh hiperemia konjungtiva secara akut,

dan jumlah eksudat mukopurulen sedang. • Penyebab utama:Streptococcus pneumoniae pada

iklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim panas.

• Penyebab kurang umum adalah stafilokokus dan streptokokus lain.

• Konjungtivitis H aegyptius dan S pneumoniae dapat disertai perdarahan subkonjungtiva.

Page 41: Case Konjungtivitis Bakteri

,

KOMPLIKASI

• Stafilokok blefarokonjungtivitis• Genokokus perforasi kornea

dan endoftalmitis• Meningokokus dapat

menyebabkan septikemia atau meningitis

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

• Gram • Giemsa • Uji

sensitivitas

PENGOBATAN• Antibiotik: gentamisin,

kloramfenikol, polimiksin, etc. selama 3- 5 hari

PROGNOSIS

• haemophilus influenzae Bila tidak diobati sembuh dengan sendirinya dalam 2 minggu.

• Dgn pengobatan sembuh :1 -3 hari

Page 42: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Virus

3 bentuk konjungtivitis virus: a. Demam Faringokonjungtival b. Keratokonjungtivitis Epidemikac. Konjungtivitis Hemoragika Akut

Demam FaringokonjungtivaTanda dan gejala Demam 38,3-40 ⁰C sakit tenggorokan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata. Folikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa

faring. Mata merah dan berair mata fotofobia, kelopak bengkak dengan pseudomembran. Khas : limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan).

Terapi Simptomatik, Dapat sembuh dalam 10hari.

Page 43: Case Konjungtivitis Bakteri

Keratokonjungtivitis Epidemika

Tanda dan gejalaUmumnya bilateral, awalnya

satu mata injeksi konjungtiva, nyeri

sedang dan berair mata, fotofobia, keratitis epitel, dan

kekeruhan subepitel yang bulat. Sensasi kornea normal. Nodus preaurikuler yang nyeri

tekan : khas. Edema palpebra, kemosis, dan

hyperemia konjungtiva :akut. Folikel dan perdarahan

konjungtiva pseudomembran parut datar / pembentukan symblepharon. 1,3,4

Penyebaran Melalui jari-jari tangan

dokter, alat-alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakaian larutan yang terkontaminasi.

Larutan mata, terutama anestetika topical

Terapi • Belum ada terapi spesifik,

• kompres dingin :gejala << dan hiperemia.

• Kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus dihindari.

• Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial

Page 44: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Hemoragika Akut

Masa inkubasi 24-

48 jam

Mata terasa sakit (sakit periorbita),

fotofobia,

sensasi benda asing,

banyak mengeluarkan air mata,

merah,

edema palpebra,

hemoragi subkonjungt

ival.

Limfadenopati

preaurikuler,

folikel konjungtiva

keratitis epithelial.

• GEJALA:

Page 45: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Varicella Zoster G

eja

la :hiperemia,

vesikel, pseudo membran pada konjungtiva, PapilPembesaran kel. Preaurikuler

Dia

gnosi

s :giant cell

pada pewarnaan giemsa, kultur virus,sel inklusi intranuklear

Page 46: Case Konjungtivitis Bakteri

Vernal conjunctivitis

• inflamasi kronis pada konjungtiva (unilateral) dan

berhubungan dengan gen/herediter.

• >90% penderita dgn penyakit ini mempunyai riwayat

atopi lain spt asma,eczema atau rhinitis alergi

seasonal

Conjunctivitis atopicInflamasi pada konjungtiva dan kelopak mata (bilateral) dan berhubungan kuat dengan dermatitis atopic. Merupakan reaksi hypersensitivitas type I.

CONJUNGTIVITIS ALERGI

Page 47: Case Konjungtivitis Bakteri

Seasonal dan Perineal Alergic • Biasanya alergen berupa serbuk sari, rumput2 liar.

SAC (seasonal allergic conjunctivitis), gejalanya mirip dengan konjungtivitis akut.Saat musim semi: serbuk sari pohon. Saat musim gugur: serbuk sari rumput liar. PAC,alergennya adl: Debu rumah , Kecoa , Bulu binatang peliharaan.

Conjungtivitis fliktenHipersensitivitas tipe IV terhadap tuberkuloprotein, stafilokok, limfogranuloma venereum, leismaniasis, infeksi parasit, dll. Gejalanya :

mata berair, iritasi rasa sakit, fotofobia(ringan-berat). Bila terkena kornea, silau juga dirasakan, disertai blefarospasme.

Page 48: Case Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Klamidia

TRAKOMA• Trakoma adalah suatu bentuk konjungtivitis folikular

kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachromatis. Penyakit ini dapat mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak.

• Cara penularanCara penularan kontak langsung dengan sekret penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari Masa inkubasi rata-rata 7 hari (berkisar dari 5 sampai 14 hari).

Page 49: Case Konjungtivitis Bakteri

Untuk memastikan trakoma endemik sekurang-kurangnya dua tanda berikut:

• 1. Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal rata yang melapisi palpebra

• 2. Parut konjungtiva yang khas di konjungtiva tarsal superior.

• 3. Folikel limbus atau sekuelenya (sumur Herbert).• 4. Perluasan pembuluh darah ke atas kornea,

paling jelas di limbus atas.

Pengobatan• tetrasiklin salep mata, 2-4 kali sehari, 3-4 minggu, • sulfonamid diberikan bila ada penyulit. • Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan

makanan yang bergizi dan higiene yang baik mencegah penyebaran.

Page 50: Case Konjungtivitis Bakteri

Terima Kasih