7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
1/20
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Impetigo krustosa merupakan penyakit infeksi piogenik kulit superfisial
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus group A beta-
hemolitikus (GABHS), atau kombinasi keduanya dan digambarkan dengan perubahan
vesikel berdinding tipis, diskret, menjadi pustul dan ruptur serta mengering
membentuk krustaHoney-colored. dengan tepi yang mudah dilepaskan.
Pada negara maju, impetigo krustosa banyak disebabkan oleh
Staphylococcus aureus dan sedikit oleh Streptococcus group A beta-hemolitikus
(Streptococcus pyogenes). Banyak penelitian yang menemukan 50-0! kasus
impetigo krustosa penyebabnya adalah Staphylococcus aureus dan "0-#5! kasus
merupakan kombinasi Staphylococcus aureus dengan Streptococcus pyogenes.
$amun di negara berkembang, yang menjadi penyebab utama impetigo krustosa
adalah Streptococcus pyogenes.Staphylococcus aureus banyak terdapat pada faring,
hidung, aksila dan perineal merupakan tempat berkembangnya penyakit impetigo
krustosa.
1.2 EPIDEMIOLOGI
%erjadinya penyakit impetigo krustosa di seluruh dunia tergolong relatif
sering. Penyakit ini banyak terjadi pada anak - anak kisaran usia "-5 tahun dengan
rasio yang sama antara laki-laki dan perempuan. &i 'merika, impetigo merupakan
10! dari penyakit kulit anak yang menjadi penyakit infeksi kulit bakteri utama dan
penyakit kulit peringkat tiga terbesar pada anak. &i Inggris kejadian impetigo pada
anak sampai usia # tahun sebanyak ",(! pertahun dan 1,! pada anak usia 5-15
tahun.
1
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
2/20
Impetigo krustosa banyak terjadi pada musim panas dan daerah lembab,
seperti 'merika )elatan yang merupakan daerah endemik dan predominan, dengan
pun*ak insiden di akhir musim panas. 'nak-anak prasekolah dan sekolah paling
sering terinfeksi. Pada usia de+asa, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.
&isamping itu, ada beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya impetigo
krustosa seperti
- hunian padat
- higiene buruk
- he+an peliharaan
- keadaan yang mengganggu integritas epidermis kulit seperti gigitan
serangga, herpes simpleks, varisela, abrasi, atau luka bakar.
1.3 PATOGENESIS
ambar 1. )truktur )treto**o*us Pyogenes dan substansinya
"
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
3/20
Impetigo krustosa dimulai ketika trauma ke*il terjadi pada kulit normal
sebagaiportal of entryyang terpapar oleh kuman melalui kontak langsung dengan
pasien atau dengan seseorang yang menjadi carrier. uman tersebut berkembang
biak dikulit dan akan menyebabkan terbentuknya lesi dalam satu sampai dua minggu.
/ara infeksi pada impetigo krustosa ada ", yaitu infeksi primer dan infeksi
sekunder.
Infeksi Primer
Infeksi primer, biasanya terjadi pada anak-anak. '+alnya, kuman menyebar
dari hidung ke kulit normal kira-kira 11 hari, kemudian berkembang menjadi
lesi pada kulit. 2esi biasanya timbul di atas kulit +ajah terutama sekitar
lubang hidung atau ekstremitas setelah trauma.
Infeksi sekunder
3
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
4/20
Infeksi sekunder terjadi bila telah ada penyakit kulit lain sebelumnya
impetiginisasi seperti dermatitis atopik, dermatitis statis, psoariasis vulgaris,
)24 kronik, pioderma gangrenosum, herpes simpleks, varisela, herpes oster,
pedikulosis, skabies, infeksi jamur dermatofita, gigitan serangga, luka le*et,
luka goresan, dan luka bakar, dapat terjadi pada semua umur.
Impetigo krustosa biasanya terjadi akibat trauma superfisialis dan robekan
pada epidermis, akibatnya kulit yang mengalami trauma tersebut menghasilkan suatu
protein yang mengakibatkan bakteri dapat melekat dan membentuk suatu infeksi
impetigo krustosa. eluhan biasanya gatal dan nyeri.
Impetigo krustosa sangat menular, berkembang dengan *epat melalui kontak
langsung dari orang ke orang. Impetigo banyak terjadi pada musim panas dan *ua*ayang lembab. Pada anak-anak sumber infeksinya yaitu binatang peliharaan, kuku
tangan yang kotor, anak-anak lainnya di sekolah, daerah rumah kumuh, sedangkan
pada de+asa sumbernya yaitutukang *ukur, salon ke*antikan, kolam renang, dan dari
anak-anak yang telah terinfeksi.
1.4 HISTOPATOLOGI
%erjadinya inflamasi superfisialis pada folikel pilosebaseus bagian atas.
%erdapat vesikopustul di subkorneum yang berisi coccusserta debris berupa leukosit
dan sel epidermis. Pada dermis terjadi inflamasi ringan yang ditandai dengan dilatasi
pembuluh darah, edema, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. )eringkali terjadi
spongiosis yang mendasari pustula. Pada lesi terdapat kokus ram positif.
1.5 MANIFESTASI KLINIS
Impetigo krustosa dapat terjadi di mana saja pada tubuh, tetapi biasanya pada
bagian tubuh yang sering terpapar dari luar misalnya +ajah, leher, dan ekstremitas.
Impetigo rustosa dia+ali dengan mun*ulnya eritema berukuran kurang lebih " mm
yang dengan *epat membentuk vesikel, bula atau pustul berdinding tipis. emudian
vesikel, bula atau pustul tersebut ruptur menjadi erosi kemudian eksudat seropurulen
mengering dan menjadi krusta yang ber+arna kuning keemasan honey-colored dan
#
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
5/20
dapat meluas lebih dari " *m. 2esi biasanya berkelompok dan sering konfluen meluas
se*ara irreguler. Pada kulit dengan banyak pigmen, lesi dapat disertai hipopigmentasi
atau hiperpigmentasi. rusta pada akhirnya mengering dan lepas dari dasar yang
eritema tanpa pembentukan jaringan s*ar.
2esi dapat membesar dan meluas mengenai lokasi baru dalam +aktu beberapa
minggu apabila tidak diobati. Pada beberapa orang lesi dapat remisi spontan dalam "-
3 minggu atau lebih lama terutama bila terdapat penyakit akibat parasit atau pada
iklim panas dan lembab, namun lesi juga dapat meluas ke dermis membentuk ulkus
ektima.
elenjar limfe regional dapat mengalami pembesaran pada 60! pasien tanpa
pengobatan terutama pada infeksi Streptococcus dan dapat disertai demam.7embran mukosa jarang terlibat.
ambar ". impetigo krustosa di ekstremitas superior pada anak-anak1.
ambar 3. impetigo krustosa di sekitar lubang hidung dan mulut pada anak- anak.
5
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
6/20
1.6 DIAGNOSIS
&iagnosis impetigo krustosa ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik dengan mengidentifikasi tanda dan gejala yang ada dan dapat dibantu dengan
pemeriksaan penunjang seperti pe+arnaan ram, biakan kuman, dan tes serologi .
Pada pulasan gram, ditemukan coccus ram positif yang lebih terlihat bila
pemeriksaan dilakukan saat lesi masih berupa vesikel. Biasanya diperlukan
pemeriksaan biakan kuman dan sensitivitas bila terapi tidak menghasilkan respon
baik yang menunjukkan sudah terjadi resistensi kuman. Pada pemeriksaan serologi
didapatkan ')8 titer positif lemah pada pioderma streptococcus. 2eukositosis
ditemukan pada sebagian penderita impetigo krustosa.
1.7 DIAGNOSIS BANDING
&iagnosis banding Impetigo krustosa terdiri dari
a. &ermatitis 'topik
%erdapat ri+ayat atopik seperti asma, rhinitis alergika. 2esi pruritus kronik
dan kulit kering abnormal dapat disertai likenifikasi.
b. &ermatitis ontak
atal pada daerah sensitif yang kontak dengan bahan iritan.
*. 9erpes )impleks
:esikel dengan dasar eritema yang ruptur menjadi erosi ditutupi krusta.
;mumnya terdapat demam, malaise, disertai limfadenopati.
d. :arisela
%erdapat gejala prodomal seperti demam, malaise, anoreksia. :esikel dinding
tipis dengan dasar eritema bermula di trunkus dan menyebar ke +ajah dan
ekstremitas yang kemudian ruptur membentuk krusta lesi berbagai stadium.
e. andidiasis
andidiasis infeksi jamur *andida papul eritem, basah, umumnya di daerah
selaput lendir atau daerah lipatan.
1.8 KOMPLIKASI
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
7/20
1. 4ktima
Impetigo yang tidak diobati dapat meluas lebih dalam dan penetrasi ke
epidermis menjadi ektima. 4ktima merupakan pioderma pada jaringan kutan
yang ditandai dengan adanya ulkus dan krusta tebal.
". )elulitis dan 4risepelas
Impetigo krustosa dapat menjadi infeksi invasif menyebabkan terjadinya
selulitis dan erisepelas, meskipun jarang terjadi. )elulitis merupakan
peradangan akut kulit yang mengenai jaringan subkutan jaringan ikat
longgar yang ditandai dengan eritema setempat, ketegangan kulit disertai
malaise, menggigil dan demam. )edangkan erisepelas merupakan peradangan
kulit yang melibatkan pembuluh limfe superfisial ditandai dengan eritema dantepi meninggi, panas, bengkak, dan biasanya disertai gejala prodromal.
3. lomerulonefritis Post )trepto*o**al
omplikasi utama dan serius dari impetigo krustosa yang umumnya
disebabkan oleh Streptococcus group A beta-hemolitikus ini yaitu
glomerulonefritis akut "!-5!. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-
anak usia kurang dari tahun. %idak ada bukti yang menyatakan
glomerulonefritis terjadi pada impetigo yang disebabkan oleh Staphylococcus.
Insiden glomerulonefritis $' berbeda pada setiap individu, tergantung
dari strain potensial yang menginfeksi nefritogenik. heumati*
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
8/20
Pneumonia merupakan penyakit ynag banyak ditemui setiap tahun. Penyakit
ini biasa terjadi pada perokok dan seseorang yang menggunakan obat yang
menekan sistem imunitas.
. 8steomielitis
)ebuah inflamasi pada tulang disebabkan bakteri. Inflamasi biasanya berasal
dari bagian tubuh yang lain yang berpindah ke tulang melalui darah.
=. 7eningitis
)ebuah inflamasi pada membran dan *airan serebrospinal yang melingkupi
otak dan medula spinalis. 7eningitis merupakan sebuah penyakit serius yang
dapat mempengaruhi kehidupan dan menghasilkan komplikasi permanen
seperti koma, syok, dan kematian.
1.9 PENATALAKSANAAN
'. ;mum
7enjaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi kulit.
7enindaklanjuti luka akibat gigitan serangga dengan men*u*i area kulit yang
terkena untuk men*egah infeksi.
7engurangi kontak dekat dengan penderita
Bila diantara anggota keluarga ada yang mengalami impetigo diharapkan
dapat melakukan beberapa tindakan pen*egahan berupa
- 7en*u*i bersih area lesi membersihkan krusta dengan sabun dan air
mengalir serta membalut lesi.
- 7en*u*i pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan tidak
menggunakan peralatan harian bersama-sama.
- 7enggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat topikal dan setelah
itu men*u*i tangan sampai bersih.
- 7emotong kuku untuk menghindari penggarukan yang memperberat
lesi.
- 7emotivasi penderita untuk sering men*u*i tangan.
(
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
9/20
B. husus
Pada prinsipnya, pengobatan impetigo krustosa bertujuan untuk memberikan
kenyamanan dan perbaikan pada lesi serta men*egah penularan infeksi dan
kekambuhan.
1. Ter!" S"#$e%"&
Pemberian antibiotik sistemik pada impetigo diindikasikan bila terdapat
lesi yang luas atau berat, limfadenopati, atau gejala sistemik.
a. Pilihan Pertama olongan 2a*tam
olongan Peni*ilin bakterisid
o 'moksisilin? 'sam klavulanat
&osis "@ "50-500 mgAhari "5 mgAkgBB selama 10 hari.
olongan )efalosporin generasi-ke1 bakterisid
o )efaleksin
&osis #@ "50-500 mgAhari #0-50 mgAkgBBAhari selama 10
hari.
o loksasilin
&osis #@ "50-500 mgAhari selama 10 hari.
b. Pilihan eduaolongan 7akrolida bakteriostatik
o 4ritromisin
&osis 30-50mgAkgBBAhari.
o 'itromisin
&osis 500 mgAhari untuk hari ke-1 dan dosis "50 mgAhari untuk
hari ke-" sampai hari ke-#.
2.Ter!" T'!"&(
Penderita diberikan antibiotik topikal bila lesi terbatas, terutama pada
+ajah dan penderita sehat se*ara fisik. Pemberian obat topikal ini dapat
sebagai profilaksis terhadap penularan infeksi pada saat anak melakukan
6
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
10/20
aktivitas disekolah atau tempat lainnya. 'ntibiotik topikal diberikan "-3
kali sehari selama =-10 hari.
o 7upiro*in
7upiro*in pseudomonic acid merupakan antibiotik yang berasal dari
seudomonas fluorescent .7ekanisme kerja mupiro*in yaitu
menghambat sintesis protein asam amino dengan mengikat isoleusil-
t!"A sintetase sehingga menghambat aktivitas coccus ram positif
seperti Staphylococcus dan sebagian besar Streptococcus. )alap
mupiro*in "! diindikasikan untuk pengobatan impetigo yang
disebabkan Staphylococcusdan Streptococcus pyogenes.
o
'sam
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
11/20
1.1) P*OGNOSIS
Pada beberapa individu, bila tidak ada penyakit lain sebelumnya impetigo
krustosa dapat membaik spontan dalam "-3 minggu. $amun, bila tidak diobati
impetigo krustosa dapat bertahan dan menyebabkan lesi pada tempat baru serta
menyebabkan komplikasi berupa ektima, dan dapat menjadi erisepelas, selulitis, atau
bakteriemi. &apat pula terjadi )taphylo*o**al )*alded )kin )yndrome )))) pada
bayi dan de+asa yang mengalami immuno*ompromised atau gangguan fungsi ginjal.
Bila terjadi komplikasi glomerulonefritis akut, prognosis anak- anak lebih baik
daripada de+asa.
11
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
12/20
KESIMPULAN
Impetigo krustosa merupakan penyakit infeksi kulit terbatas pada
lapisan epidermis superfisial yang umumnya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus danStreptococcus group A beta-hemolitikusdi negara
maju dan Streptococcus group A beta-hemolitikus di negara berkembang.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak, baik laki-laki maupun
perempuan. Predileksi impetigo krusta terdiri dari +ajah, leher, atau
ekstremitas. ambaran klinis yang dapat ditemukan berupa vesikel yang
menjadi pustul dan ruptur membentuk krusta khas ber+arna kuning keemasan
honey-colored. 2esi biasanya berkelompok dan konfluen dan dapat meluasmelibatkan lokasi baru. Penyakit impetigo krustosa yang lama tidak diobati
kadang dapat menyebabkan komplikasi, diantaranya yang berat adalah
glomerulonefritis akut, meningitis akut. )elain itu, penyakit impetigo krustosa
dapat menginfeksi jantung, tulang dan paru.
1"
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
13/20
BAB II
LAPO*AN KASUS
2.1 I+e,$"$# P#"e,
$ama 'n. '
;mur # %ahun
enis kelamin Perempuan
'lamat Bukittinggi
$egeri asal Bukittinggi, )umbar
2.2 A,%,e#"#
)eorang anak perempuan berusia # tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
>);& &r. '*hmad 7o*htar Bukittinggi pada tanggal "5 anuari "01 dengan
Ke(-, U$% /
%imbul keropeng dan kulit kemerahan sejak 1 minggu yang lalu.
*"0$ Pe,&"$ Se&r, /
%imbul keropeng dan kulit kemerahan sejak 1 minggu yang lalu.)atu
minggu sebelumnya pasien batuk dan pilek kemudian timbul gelembung kemerahan
berair di telinga,+ajah dan tengkuk kemudian pe*ah, mengelupas, sebagian besar
kering, agak gatal dan sedikit nyeri.
*"0$ Pe,&"$ D-(- /
Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama %idak ada ri+ayat atopi
%idak ada ri+ayat alergi makanan.
*"0$ Pe,&"$ Ke(-r /
13
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
14/20
akak pasien yang berumur tahun juga menderita penyakit yang sama
dan belum pernah diobati.
2.3 Pe%er", F"#"& /
S$$-# Ge,er("#$
eadaan umum %ampak sakit ringan
esadaran /omposmentis /ooperative
)tatus ii Baik
Pemeriksaan %hora@ &iharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan 'bdomen &iharapkan dalam batas normal
S$$-# Der%$'('"-#
2okasi +ajah, telimga dan tengkuk
&istribusi difus
Bentuk tidak khas
)usunan tidak khas
Batas tegas
;kuran lentikular, numular dan plakat
4ffloresensi plak eritema, krusta kekuningan, krusta
kehitaman, skuama, bulla, vesikel.
1#
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
15/20
15
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
16/20
S$$-# e,er'('"-#
Ke(",, Se(!-$ %idak ditemukan kelainan
Ke(",, K-&- %idak ditemukan kelainan
Ke(",, *%-$ %idak ditemukan kelainan
Ke(",, Ke(e,er L"%e %idak teraba pembesaran B
1
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
17/20
2.4 Pe%er", A,-r,
Pe+arnaan ram diharapkan ditemukan *o**us gram positif ?
Pememeriksaan ultur diharapkan ditemukan koloni Staphylococcus aureus
atau Streptococcus grup A beta $ hemolitikus (Streptococcus pyogenes)
2.5 D",'#"#
Impetigo rustosa
2.6 Pe,$(,,
a %erapi umum
angan menggaruk daerah lesi
7emotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
7enjaga kebersihan agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi kulit lainnya
unakan handuk dan peralatan sehari-hari khusus untuk pasien sendiri
7engkonsumsi makanan bergii serta buah-buahan dan sayur
b %erapi husus
)istemik
'moksisilin 3@ "50 mg
Para*etamol 3@ "50 mg
%opikal
'sam fusidat "! 3@ sehari dioleskan pada lesi
ompres $a*l 0,6! 3@ sehari selama 5- 10 menit
2.7 Pr','#"# /
Cuo ad :itam Bonam
Cuo ad
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
18/20
D'&$er / +r. M
S"! N'. 123#"!2)16
Bukittinggi, "5 anuari "01
>A 'mo@*i*ilin tab 500 mg $o. D
)3dd tab 1A "
>A Para*etamol tab 500 mg $o. :
)3dd tab 1A "
>A $a*l 0,6 ! kolf $oI
asa steril bo@ $o I )ue
>A 'sam fusidat *ream "! tube $o. I
)ue
Pro 'n. '
;mur # tahun
'lamat Bukittinggi
DISKUSI
1(
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
19/20
)eorang pasien perempuan berusia # tahun datang ke Poliklinik ulit dan
elamin >);& &r. '*hmad 7o*htar Bukittinggi pada tanggal "5 anuari "01 pukul
11.00 EIB dengan keluhan utama %imbul keropeng dan kulit kemerahan sejak 1
minggu yang lalu.)atu minggu sebelumnya pasien batuk dan pilek kemudian timbul
gelembung kemerahan berair di telinga,+ajah dan tengkuk kemudian pe*ah,
mengelupas, sebagian besar kering, agak gatal dan sedikit nyeri.%idak ada ri+ayat
atopi dan tidak ada ri+ayat alergi makanan.akak pasien yang berumur tahun juga
menderita penyakit yang sama dan belum pernah diobati.
Pada pemeriksaan fisik, status generalisatanya baik dan dalam batas normal.Pada
status dermatologikus pada +ajah,telinga dan tengkuk ditemukan plak eritema, krusta
kekuningan, krusta kehitaman, skuama, bulla, vesikel.&ari anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut, pasien di diagnosa dengan
Impetigo rustosa. epada pasien diberi nasehat angan menggaruk daerah
lesi,memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku,menjaga kebersihan agar tetap
bersih dan terhindar dari infeksi kulit lainnya,gunakan handuk dan peralatan sehari-
hari khusus untuk pasien sendiri dan mengkonsumsi makanan bergii serta buah-
buahan dan sayur
Pasien diberi obat amoksisilin 3@ "50 mg , para*etamol 3@ "50 mg, asamfusidat "! 3@ sehari dioleskan pada lesi dan kompres $a*l 0,6! 3@ sehari selama 5-
10 menit.
DAFTA* PUSTAKA
16
7/25/2019 Case Impetigo Krustosa
20/20
1. )iregar., "01#. )aripati Penyakit ulit, akarta Penerbit Buku edokteran
4/ 15-1"
". ", 9ay >., B.7 'driaans. Ba*terial Infe*tion. In Burns %, Brethna*h ), /o@
$, riffiths / eds. >ookFs %e@t Book of &ermatology. =th ed. %urin
Bla*k+ell. "00#. p."=.13-15.
3. 9eyman E.>, 9alpern :. Ba*terial Infe*tion.Bolognia %&' %orio %&' !apini
! (eds). ermatology. "nded. )pain 7osby 4lsevier. "00(. p.10=5-==.
#. /ole /, ae+ood . &iagnosis and %reatment of Impetigo. American
Academy of #amily hysician. :ol.=5. $o.. "00=. p.(56-(#. &iunduh dari
httpAA+++.sepeap.orgAar*hivosApdfA105"#.pdf
5. /raft $, Peter .2, 7atthe+ G.E, 7orton $.), >i*hard ).. )uperfi*ial
/utaneous Infe*tion and Pyodermas. In Eolff et all eds.