BAB ILAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIENNama: Ny. RUmur: 42 tahunJenis Kelamin:
PerempuanAgama: IslamPekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat: Bungur,
Jakarta PusatTanggal Masuk IGD: 12 Januari 2015. Pukul 13.05
WIBTanggal Masuk ICU: 12 Januari 2015. Pukul 16.45 WIBTanggal Masuk
Ruangan : 14 Januari 2015. Pukul 16.00 WIBTanggal Keluar: 16
Januari 2015. Pukul 16.00 WIB
ANAMNESA Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien
pada tanggal 12 Januari 2015, pukul 13.05 WIB di IGD (Instalasi
Gawat Darurat) RS TK. II Moh. Ridwan Meuraksa.a. Keluhan
UtamaPasien datang ke IGD RS TK. II Moh. Ridwan Meuraksa dengan
keluhan bahwa dada terasa berat.
b. Keluhan TambahanPasien juga mengatakan bahwa pasien merasa
sesak secara tiba-tiba, nyeri ulu hati.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang ke IGD RS TK. II Moh.
Ridwan Meuraksa pada pukul 13.05 WIB dengan diantar oleh keluarga,
pasien datang dengan kesadaran penuh (compos mentis). Ketika pasien
datang ke IGD RS RS TK. II Moh. Ridwan Meuraksa pasien mengeluhkan
dada terasa berat. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa pasien
merasa sesak secara tiba-tiba. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
ulu hati.Pasien mengatakan nyeri dada yang dirasakan oleh pasien
nyeri dada drastis, seperti ditekan oleh benda berat dan terasa
nimbus ke punggung pasien. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa
sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan nyeri dada seperti yang
dirasakan sekarang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPasien mengatakan pernah mengalami
keluhan nyeri dada sebelumnya. Pasien juga menyangkal punya riwayat
hipertensi () dan riwayat diabetes melitus (). Pasien juga
menyangkal mempunyai riwayat alergi ().
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAPasien mengaku tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalis Keadaan Umum : Tampak
sakit sedangKesadaran : Compos mentis
Tanda Vital TD: 160/100 mmHgRR: 20 x/menit Sp.O2: 98%N: 90
x/menitS: 36,8 CGCS (Glaw Coma Scale)Eyes: 4Motorik: 6 Verbal:
5GCS: 15
BMI (Body Mass Index)Berat Badan: Kg Tinggi Badan: cm BMI:
Pain ScoreVAS: 8 (nyeri hebat)
Kepala Bentuk: Normocephal Rambut: Hitam, tidak mudah
dicabut
Mata
31
Palpebra: Edema / Konjungtiva: Anemis / Sklera: Ikterik / Arcus
Senilis: / Pupil: Bulat, isokor Refleks Cahaya : +/+ Katarak: /
Telinga
Bentuk: Normal/Normal Liang: Lapang Mukosa: Tidak hiperemis
Serumen: / Membran Timpani : Intak/Intak
Hidung Bentuk: Normal Deviasi Septum : Sekret: / Concha:
Hipertrofi /, hperemis /, oedem / Mulut
Bibir: Lembab Lidah: Coated tongue Tonsil: T1T2 tenang Mukosa
Faring: Hiperemis ()
Gigi
Amalgam: Gangren Pulpa: Gangren Radiks : Protesa:
8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8
Leher KGB: Tidak terdapat pembesaran Kel. Thyroid: Tidak
terdapat pembesaran JVP: JVP 52 cmH2O Thoraks Paru Inspeksi:
Hemithorax kanan-kiri simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi: Fremitus taktil dan vokal kanan sama dengan kiri Perkusi:
Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi: Suara nafas vesikuler,
rhonki /, wheezing /
Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus
cordis tidak teraba Perkusi: Jantung dalam batas normal Auskultasi:
BJ IBJ II reguler, murmur (), gallop ()
Abdomen Inspeksi: Datar, simetris Auskultasi : Bising usus (+)
normal Palpasi: Supel, nyeri tekan () Perkusi: Timpani
Ekstremitas Atas
Akral: Hangat Sianosis: () Perfusi: Baik Edema: ()
Bawah
Akral: Hangat Sianosis: (-) Perfusi: Baik Edema: (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG LaboratoriumJENIS PEMERIKSAANHASILNILAI
REFERENSISATUAN
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin13.311.7 15.5g/dL
Jumlah Leukosit14.3*3.6 11ribu/L
Jumlah Hematokrit4135 47%
Jumlah Trombosit420150 450ribu/L
KIMIA DARAH
FUNGSI JANTUNG
Troponin I0.59*< 0.02ng/mL
FUNGSI GINJAL
Ureum2510 50mg/dL
Creatinine0.830.6 1.1mg/dL
DIABETES
Glukosa Sewaktu148*< 140mg/dL
Electrokardiogram (EKG)
DIAGNOSIS KERJA Acute Anterior MCI
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI
IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x 1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5
mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3 x 5 mg (PO)Captopril2 x 12,5 mg
(PO)Bisoprolol1 x 2,5 mg (PO)Lasadin 1 x cth
PLANTanggal 12 Januari 2015. Pukul 14.02 WIBO2 3
liter/menitMasker salve O2Elektrokardiogram (EKG)Rawat ICU
FOLLOW UP Hari/Tanggal/JamHasil PemeriksaanInstruksi Dokter
Senin12 Januari 201516.45S : Pasien datang ke IGD RS TK. II Moh.
Ridwan Meuraksa mengeluhkan dada terasa berat. Kemudian pasien juga
mengatakan bahwa pasien merasa sesak secara tiba-tiba. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri ulu hati. Nyeri dada yang dirasakan oleh
pasien nyeri dada drastis, seperti ditekan oleh benda berat dan
terasa nembus ke punggung pasien.O: KU/KS : tampak sakit sedang /
CM VS : TD : 160/100 mmHg N : 90 x/menit R : 20 x/menit S : 36,8o C
Kepala : normochepal Mata : CA /, SI / Leher : KGB () membesar
Thorax : Simetris, statis & dinamis, retraksi (-) Pulmo : Suara
nafas vesikuler +/+, Rh -/- , Wh -/- Cor : BJ III regular, murmur
(), gallop () Abdomen: BU (+) normal, nyeri tekan ()++
++
Ekstremitas : akral hangat
edem A : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cth
Senin12 Januari 201518.45Lapor hasil laboratorium konsultasi dr.
Librantoro, SpJPS : nyeri dada menjalar sampai ke punggung, dada
terasa berat, sesak napas yang dirasakan pasien berkurangO: KU/KS :
tampak sakit sedang / CM VS : TD : 171/132 mmHg N : 120 x/menit R :
24 x/menit S : 36,8oHasil labLeukosit : 14.3 ()Troponin I : 0.59
()GDS : 148 ()A : Acute Anterior MCI Therapy: Tambahan drip sedokat
5 cc/jam
Selasa13 Januari 201506.05S: pasien mengeluhkan sakit kepala
pada kepala bagian belakang yang dirasa lebih berat dari kemarin.
Pasien mengatakan sesak (), nyeri dada (+) terasa panas dan
menjalar ke tangan kiri sampai punggung. Pasien mengatakan mual
(+), muntah (), dan berkeringat (+) jika nyeri dada munculO: KU/KS
: tampak sakit berat / CM VS : TD : 146/112 mmHg N : 90 x/menitR :
32 x/menit S : 36,8o C Kepala : normochepal Mata : CA +/+, SI / ,
Leher : KGB () membesar Thorax : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rh -/- , Wh -/- Cor
: BJ III regular, murmur (), gallop () Abdomen: supel, BU (+)
normal, nyeri tekan (+) +
++
++
Ekstremitas : akral hangat
edem A : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cthNitrokof 2 x 2,5 mg
Planning:EKG (electrocardiogram)
Elektrokardiogram (EKG)Tanggal, 13 Januari 2015
Hari/Tanggal/JamHasil PemeriksaanInstruksi Dokter
Rabu14 Januari 201505.00S: Pasien mengeluhkan sakit kepala.
Pasien mengatakan sesak (), nyeri dada (+) terasa panas dan
menjalar ke tangan kiri sampai punggung. O: KU/KS : tampak sakit
berat / CM VS : TD : 155/111 mmHg N : 102 x/menit R : 27 x/menit S
: 36,5o C Kepala : normochepal Mata : CA +/+, SI / , Leher : KGB ()
membesar Thorax : Simetris, statis & dinamis, retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rh -/- , Wh -/- Cor : BJ III
regular, murmur (), gallop () Abdomen: supel, BU (+) normal, nyeri
tekan ()++
++
Ekstremitas : akral hangat edemcapillary refil 2 detik
A : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cthNitrokof 2 x 2,5 mgParacetamol 3 x 500
mgDiazepam 1 x 5 mg (malam)PlanningAcc pindah ruangan
Rabu14 Januari 201516.00S: pasien mengeluhkan sakit kepala.
Pasien mengatakan sesak (), nyeri dada (), mual (), dan muntah
().O: KU/KS : tampak sakit berat / CM VS : TD : 106/66 mmHg N : 107
x/menit R : 25 x/menit S : 36o C Kepala : normochepal Mata : CA
+/+, SI / , Leher : KGB () membesar Thorax : Simetris, statis &
dinamis, retraksi (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rh -/- ,
Wh -/- Cor : BJ III regular, murmur (), gallop () Abdomen: supel,
BU (+) normal, nyeri tekan ()++
++
Ekstremitas : akral hangat edemcapillary refil 2 detik
A : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cthNitrokaf 2 x 2,5 mgParacetamol 3 x 500
mgDiazepam 1 x 5 mg (malam)
Kamis15 Januari 201504.30S: pasien mengeluhkan sakit kepala.
Pasien mengatakan sesak (), nyeri dada (), mual (), dan muntah
().O: KU/KS : tampak sakit berat / CM VS : TD : 110/80 mmHg N : 100
x/menit R : 24 x/menit S : 36 oC Kepala : normochepal Mata : CA
+/+, SI / , Leher : KGB () membesar Thorax : Simetris, statis &
dinamis, retraksi (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rh -/- ,
Wh -/- Cor : BJ III regular, murmur (), gallop () Abdomen: supel,
BU (+) normal, nyeri tekan ()++
++
Ekstremitas : akral hangat edem
A : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cthNitrokaf 2 x 2,5 mgParacetamol 3 x 500
mgDiazepam 1 x 5 mg (malam)
Jumat16 Januari 201505.00S: pasien mengeluhkan lemas (+), tidak
bisa tidur, sakit kepala (), sesak (), nyeri dada (), mual (), dan
muntah ().O: KU/KS : tampak sakit berat / CM VS : TD : 120/80 mmHgN
: 80 x/menitR : 22 x/menitS : 36 oC Kepala : normochepal Mata : CA
+/+, SI / , Leher : KGB () membesar Thorax : Simetris, statis &
dinamis, retraksi (-) Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, Rh -/- ,
Wh -/- Cor : BJ III regular, murmur (), gallop () Abdomen: supel,
BU (+) normal, nyeri tekan ()++
++
Ekstremitas : akral hangat
edemA : Acute Anterior MCITherapy:IVFD RL 10 tpmPlavic 4 tab1 x
1Aspilet 2 tab1 x 1Arixtra 1 x 2,5 mg (SC)Simvastatin1 x 20 mgISDN3
x 5 mg (PO)Captopril 2 x 12,5 mg (PO)Bisoprolol 1 x 2,5 mg
(PO)Lasadin 1 x cthNitrokaf 2 x 2,5 mgParacetamol 3 x 500
mgDiazepam 1 x 5 mg (malam)
PlanningAcc pulang
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUANInfark miokard biasanya disebabkan oleh trombus
arteri coroner. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang
kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi
dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri yang oklusi dan
aliran darah kolateral.Infark miokard yang menganai endokardium
sampai epicardium disebut infark transmural, namun bisa juga hanya
mengenai daerah subendokardial. Setelah 20 menit terjadinya
sumbatan, infark sudah dapat terjadi pada subendokardium, dan bila
berlanjut terus rata rata dalam 4 jam telah terjadi infark
transmural. Hal ini kadang kadang belum selesai karena daerah
sekitar infark masih dalam bahaya bila proses iskemia masih
berlanjut. Bila arteri left anterior descending yang oklusi, infark
mengenai dinding anterior ventrikek kiri dan bisa mengenai septum.
Bila arteri left circumflex yang oklusi, infark mengenai dinding
lateral atau posterior ventrikel kiri. Bila arteri koroner kanan
yang oklusi, infark mengenai dinding inferior dari ventrikel kiri,
tapi bisa juga septum dan ventrikel kanan.Oklusi arteri koronaria
bisa juga tidak sampai menimbulkan infark bila daerah yang aliri
darah yang oklusi tersebut mendapat darah oleh kolateral pembuluh
arteri lainnya. DEFINISI Infark miokardium mengacu pada proses
rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang.Infark miocard akut adalah
nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
Infark Miokard Akut merupakan oklusi koroner akut disertai iskemia
yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel
dan kematian (infark) miokard. Iskemia sendiri merupakan suatu
keadaan transisi dan reversible pada miokard akibat
ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan miokard yang
menyebabkan hipoksia miokard.
FAKTOR RISIKO Penelitian secara epidemiologi telah
mengidentifikasi faktor indenpenden utama untuk CHD dari termasuk:
Merokok. Peningkatan total dan LDL kolesterol Peninggian tekanan
darah Rendahnya kolesterol HDL DM Penambahan umur
Kekuatan prediktif dari masing- masing faktor risiko dalam
menetukan risiko global perindividu untuk CHD . Seorang individu
dengan faktor risiko yang lebih tinggi untuk penyakit
atherosclerosis. Dengan tambahan ,ada beberapa faktor risiko yang
berhubungan dengan peningkatan risiko CHD yaitu: Obesity
(BMI>30kg/m2) Abdominal obesity (waist circumference,
men>102cm and women>88cm; waist-hip ratio, men>0.9 and
women>0.8) aktivitas fisik riwayat keluarga dari premature CHD(
saudara laki-laki dengan CHD atau keluarga dengan CHD 95 % Pasang
jalur infuse dan pasang monitor Pemberian aspirin 150-325 mg tablet
kunyah bila belum diberikan sebelumnya dan tidak ada riwayat alergi
aspirin Pemberian nitrat untuk mnegatasi nyeri dada Klopidogrel
dosis awal 300 mg, kemudian dilanjutkan 75 mg/hari Segera pindahkan
ke Ruang Rawat Intensif Koroner (ICCU)3. Tatalaksana di Ruang RAwat
Koroner Intensif/Intensive Coronary Care Unit (ICCU)2,6,7 Pasang
monitor 24 jam Tirah baring Pemberian oksigen 3-4L/menit Pemberian
nitrat. Bila nyeri belum berkurang dapat diberikan nitroglisrin
drip intravena secara titrasi sesuai respon tekanan darah, dimulai
dengan dosis 5-10 mikrogram/menit dan dosis dapat ditingkatkan 5-20
mikrogram/menit sampai respons nyeri berkurang atau mean arterial
pressure (MAP) menurun 10 % pada normotensi dan 30 % pada
hipertensi, tetapi tekanan darah sistolik harus > 90 mmHg
Penyekat beta atau Beta Blocker bila tidak ada kontraindikasi
terutama pada pasien dengan hipertensi dan takiaritmia yaitu
bisoprolol mlai 2,5-5 mg atau metoprolol 25-50 mg atau atenolol
25-50 mg Pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) bila pasien
intoleran dengan ACE inhibitor Mengatasi nyeri. Pemberian morfin
sulfat intravena 2-4 mg dengan dengan mengatsi interval 5-15 menit
bil nyeri belum teratasi Pemberian laksatif untuk memperlancar
defekasi Pemberian antiasietas sesuai evaluasi selama perawatan.
Dapat diberikan diazepam 2 x 5 mg atau alprazolam 2 x 0,25 mg
Hindari segala obat golongan antinyeri non inflamasi (NSAID)
kecuali aspirinTerapi Farmakologis1. Morfin Morfin sangat efektif
mengurangi nyeri. Dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval
5-15 menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping : konstriksi vena
dan arteriolar melalui penurunan simpatis, sehingga terjadi pooling
vena yang akan mengurangi curah jantung dan tekanan arteri. 1-3
2. NitratGolongan nitrat organik dapat merelaksasikan semua otot
polos, terutama otot polos vaskuler. Dengan demikian, nitrat
menyebabkan vasodilatsi semua sistem vaskuler, terutama vena-vena
dan arteri-arteri besar. Nitrat organik mudah larut dalam lemak,
sehingga mudah diabsorpsi melalui mukosa ataupun kulit. Dengan
demikian untuk mendapatkan efeknya secara cepat, digunakan nitrat
organik yang mempunyai efek awal yang cepat dan masa kerja yang
pendek. Nitrat organik yang termasuk dalam golongan ini ialah
sedian sublingual nitrogliserin, isosorbid dinitrat, dan eritritil
tetranitrat. Angina cepat teratasi dengan pemberian obat ini.
Apabila keluhan masih ada, maka pemberian nitrat ini dapat diulang
3-4 kali selang 5 menit. 1-33. BetablokerBetabloker menekan
adrenoseptor beta1 jantung, sehingga denyut jantung dan
kontraktilitas miokard menurun. Hal ini menyebabkan kebutuhan
oksigen miokard pun berkurang, di samping perfusi miokard (suplai
oksigen) sedikit meningkat, karena regangan dinding jantung
berkurang serta bisa juga digunakan untuk mengurangi nyeri dada
atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung tambahan.
Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia. Tapi
penekanan pada adrenoseptor beta 2 dapat menyebabkan vasodilatsi
dan dilatasi bronkus berkurang, sehingga vasokonstriksi atau pun
konstriksi bronkus yang disebabkan oleh tonus reseptor alfa makin
menonjol. Tapi pada betabloker yang kardioselektif, yang hanya
berefek pada adrenoseptor beta 1 di jantung, efek samping
vasokonstriksi perifer dan konstriksi bronkus jauh berkurang.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan
acebutol) dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan
nadolol). 1-3,54. Pengobatan trombolitikSaat ini ada beberapa macam
obat trombolisis, yaitu streptokinase, urokinase, aktivator
plasminogen jaringan yang direkombinasi (r-TPA) dan anisolylated
plasminogen activator complex (ASPAC). r- TPA bekerja lebih
spesifik pada fibrinn dibandingkan streptokinase dan waktu paruhnya
lebih pendek. Penelitian menunjukkan bahwa secara garis besar,
semua obat trombolitik bermamfaat namun r-TPA menyebabkan penyulit
perdarahan otak sedikit lebih tinggi dibandingkan steptokinase.
Karena sifatnya, steptokinase dapat menyebabkan reaksi alergi dan
juga hipotensi akibat dilatsi pembuluh darah. Karena itu
streptokinase tidak boleh diulangi bila dalam 1 tahun sebelumnya
sudah diberikan atau penderita dalam keadaan syok. Indikasi
pemberian trombolitik adalah penderita infark miokard akut yang
berusia dibawah 70 tahun, sakit dada dalam 12 jam sejak mulai, daan
elevasi ST lebih dari 1 mm pada sekurang-kurangya 2 sadapan. r-TPA
sebaiknya diberikan pada infark miokard kurang dari 6. Obat-obatan
ini juga ditujukan untuk memperbaiki kembali aliran darah pembuluh
darah koroner, sehingga reperfusi dapat mencegah kerusakan miokard
lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan
darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling efektif
pemberiannya adalah 1 jam setelah timbul gejala pertama dan tidak
boleh lebih dari 12 jam paska serangan. Selain itu tidak boleh
diberikan pada pasien diatas 75 tahun.1-35. ACE inhibitorACE
inhibitor memiliki efek antihipertensi yang baik dengan efek
samping yang relatif jarang. Penelitian menunjukkan bahwa ACE
inhibitor tidak mempengaruhi profil lipoprotein dan glukosa darah,
bahkan cenderung meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan
kolesterol total dan trigliserid. ACE inhibitor bekerja dengan cara
menghambat enzim konversi angiotensin, sehingga angiotensin II yang
seharusnya berasal dari angiotensin I tidak terbentuk. Obat ini
juga mengurangi cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat
digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung. Misalnya
captropil. 1-56. Obat-obatan AntikoagulanObat- obatan ini
mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada
arteri. Missal: heparin dan enoksaparin. 17. Obat-obatan
AntiplateletObat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel)
menghentikan platelet untuk membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
1
KOMPLIKASI 1. Gagal Jantung Akut/Edema Paru Acut 2. Arrytmia :
ekstra sistol, bradikardia, AV block, takikardia, dan fibrilasi
ventrikel. 3. Ruptur dinding ventrikel, ruptur septum interven
trikolaris.4. Regurgitasi mitral akut. 5. Syok kardiogenik.6. Gagal
jantung dan edema paru.7. Henti Jantung Nafas ( Cardio Pulmonary
Arrest).8. Kematian.
PROGNOSISPada 25% episode IMA kematian terjadi mendadak dalam
beberapa menit setelah serangan,karena itu banyak yang tidak sampai
ke rumah sakit.Mortalitas keseluruhan 15-30%.risiko kematian
tergantung pada factor : usia penderita,riwayat penyakit jantung
koroner,adanya penyakit lain-lain dan luasnya infark.Mortalitas
serangan akut naik dengan meningkatnya umur.Kematian kira-kira
10-20% pada usia dibawah 50 tahun dan 20% pada usia lanjut.
Klasifikasi killip berdasarkan pemeriksaan fisis bedside
sederhana : S3 gallop, kongesti paru dan syok
kardiogenik.KlasDefinisiMortalitas (%)
I
Tak ada tanda gagal jantung kongestif6
II+S3 dan/atau ronki basah17
IIIEdema paru30-40
IVSyok kardiogenik60-80
BAB IIIPEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Idrus. 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST.
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1616.2.
Brown, Carol T. 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. dalam
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume
1. Jakarta: EGC. Hal 589-599.3. Harun, S., 2000. Infark Miokard
Akut. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi 3. Jakarta:
FKUI. Hal: 1090-1108. (patogenesis)4. Harun, Sjaharuddin, Idrus
Alwi. 2000. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1626.5. Isselbacher, J
Kurt. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13
Volume 3. Jakarta : EGC.6. Price, Sylvia Anderson. 2005. Penyakit
Aterosklerotik Koroner. dalam Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal 589-590. 7.
Sherwood, Lauralee. 2001. dalam Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 287-292.8. Sudoyo, W. Aaru,
Bambang Setiyohadi. 2007. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV.
Jakarta : FKUI.9. Elsevier Ltd. Rang et al dalam Pharmacology 5E
www.studentconsult.com10. Ruz ME, Abu, Lennie TA, Riegel B,
McKinley S, Doering LV, Moser DK. Evidence that the brief symptom
inventory can be used to measure anxiety quickly and reliably in
patients hospitalized for acute myocardial infarction. 2010.
Available from URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20168191.
Diakses pada tanggal 10 Mei 2010.11. Yanti, Suharyo Hadisaputra,
Tony Suhartono. 2005. Journal Risk Factors Coronary Heart Disease
in Type 2 Diabetes Mellitus Patient. Available from URL:
http://www.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010.12.
http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/107/7/941