Top Banner

of 28

case diare akut dehidrasi ringan

Apr 04, 2018

Download

Documents

aiya_soraya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    1/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

    setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya,

    lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Menurut WHO (1980), diare adalah

    buang air besar encer lebih dari 3x sehari baik disertai lendir dan darah maupun

    tidak. 1

    Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per

    hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa

    lender dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. 1

    B. Cara Penularan dan Faktor Resiko

    Cara penularan diare umumnya melalui cara fekal oral yaitu melalui

    makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung

    tangan dengan penderita atau barabg barang yang telah tercemar tinja penderita

    atau tidak langsung melalui lalat. ( melalui 4 F = finger, flies, fluid, field ).

    Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antra lain

    : tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 6 bulan pertama kehidupan bayi,

    tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya

    sarana keberihan ( MCK ), kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk,

    penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihanyang tidak baik. Selain hal- hal tersebut, beberapa factor pada penderita dapat

    meningkatkan kecenderungan untuk terjangkit diare antara lain : gizi buruk,

    imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambu ng, menurunnya motilitas usus,

    menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan factor genetic.

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    2/28

    1. Faktor umur

    Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insideen

    tetinggi terjadi pada kelompok umur 6 11 bulan pada saat diberikan makanan

    pendamping ASI. Pola ini menggambarakan kombinasi efek penurunan kadar

    antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang

    mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja

    manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak. Kebanyakan

    enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi

    atau penyakit yang berulang, yang membantu menjelaskan menurunnya insiden

    penyakit pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa.

    2. Infeksi asimtomatik

    Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik inimeningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunisasi aktif.

    Pada infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung pada beberapa hari atau

    minggu, tinja penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang

    infeksius. Orang dengan infeksi asimtomatik berparan penting dalam

    peyebaran banyak enteropaogen terutama bila mereka tidak menyadari adanya

    infeksi, tidak menjaga kebersihan, dan berpindah pindah dari satu tempat ke

    tempat lain.

    3. Faktor musim

    Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di daerah

    sub tropik diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas,

    sedangkan diare karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim

    dingin. Di daerah tropik ( termasuk Indonesia ), diare yang disebabkan oleh

    rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan peningkatn sepanjang musim

    kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada musim

    hujan.

    4. Epidemi dan pandemic

    Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyababkan epidemic dan

    pandemic yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada

    semua golongan usia. Sejak tahun 1961, kolera yang disebabkan vibrio

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    3/28

    cholera 0.1 biotipe Eltor telah menyebar ke Negara Negara di Afrika,

    Amerika latin, Asia, Timur Tengah, dan di beberapa daerah di amerika Utara

    dan Eropa. Dalam kurun waktu yang sama Shigella dysentriae tipe 1 menjadi

    penyebab wabah yang besar di Amerika Tengah dan terakhir di Afrika tengah

    dan Asia Selatan. Pada akhir tahun 1992, dikenal strain baru Vibrio cholera

    0139 yang menyababkan pandemic di Asia dan lebih dari 1 negara mengalami

    wabah.

    C. Etiologi

    Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,

    bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut karena infeksi adalah non

    inflammatory dan inflammatory.Enteropatogen menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi

    enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan vili oleh virus, perlekatan oleh

    parasit, perlekatan dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory

    diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung

    atau memproduksi sititoksin. 1,6

    GOLONGAN BAKTERI GOLONGAN VIRUS GOLONGAN PARASIT Aeromonas Astrovirus Balantidiom coli Bacillus cereus Calcivirus (Norovirus, Sapovirus) Blastocystis homonisCanpilobacter jejuni Enteric adenovirus Crytosporidium parvumClostridium perfringens Corona virus Entamoeba histolyticaClostridium defficile Rotavirus Giardia lamblia

    Eschercia coli Norwalk virus Isospora belli Plesiomonas shigeloides Herpes simplek virus Strongyloides stercoralis Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura Shigella Staphylococcus aureusVibrio choleraVibrio parahaemolyticusYersinia enterocoliticaTabel 1. Penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    4/28

    Tabel 2. Frekuensi Enteropatogen penyebab diare pada anka usia

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    5/28

    Ganguan motilitas usus

    PellagraMalabsorbsi

    Defesiensi disakaridase

    Malabsorbsi glukosa dan

    galaktosa

    Cystic fibrosis

    Cholestosis

    Penyakit celiac

    Keracunan makanan

    logam berat

    Mushrooms

    Endokrinopati

    Thyrotoksikosis

    Penyakit Addison

    Sindroma AndrogenitalTabel 4. Penyebab diare nonifeksi pada anak

    D. Patofisiologi

    Ada 2 prinsip meaknisme terjadinya diare cair, yaitu sekeretorik dan

    osmotik. Meskipun dapat melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik

    lebih sering ditemukan pada infeksi saluran cerna. begitu pula kedua mekanisme

    tersebut dapat terjadi bersamaan pada satu anak. 1,8

    1. Diare osmotik

    Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air dan

    elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen

    usus dengan cairan ekstrasel. Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan

    bahan intraluminal pada usus halus bagian proksimal tersebut bersifat hipertoni

    dan menyebabkan hiperosmolaritas. Akibat perbedaan tekanan osmose antara

    lumen usus dan darah maka pada segmen usus jejunum yang bersifat

    permeable, air akan mengalir kea rah jejunum, sehingga akan banyak

    terkumpul air dalam lumen usus. Na akan mengikuti masuk ke dalam lumen,

    dengan demikian akan terkumpul cairan intraluminal yang besar dengan kadar

    Na normal. Sebagian kecil cairan ini akan dibawa kembali, akan tetapi lainya

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    6/28

    akan tetap tinggal di lumen oleh karena ada bahan yang tidak dapat diserap

    seperti Mg, glukosa, sucrose, lactose, maltose di segmen ileum dan melebihi

    kemampuan absorbs kolon, sehinga terjadi diare. Bahan-bahan seperti

    karbohidrat dan jus buah, atau bahan yang mengandung sorbitol dalam jumlah

    berlabihan akan memberikan dampak yang sama. 1

    2. Diare Sekretorik

    Diare sektorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus

    halus yang terjadi akibat gangguan absorbs natrium oleh vilus saluran cerna,

    sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini

    menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare

    sekretorik ditemukan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akbat

    rangsangan pada mukosa usus halus oleh toksin E.coli atau V. cholera .01. 7

    Osmolaritas tinja diare sekretorik isoosmolar terhadap plasma. beda

    osmotik dapat dihitung dengan mengukur kadar elektrolit tinja. Karena

    Natrium ( Na+) dan kalium (K+) merupakan kation utama dalam tinja,

    osmolalitas diperkirakan dengan mengalikan jumlah kadar Na + dan K+ dalam

    tinja dengan angka 2. Jika diasumsikan osmolalitas tinja konstan 290 mOsm/L

    pada tinja diare, maka perbedaan osmotic 290-2 (Na++K+). Pada diare

    osmotik, tinja mempunyai kadar Na+ rendah (160 mOsm/L). Pada diare sekretorik tinja diare

    mempunyai kadar Na tinggi (>90 mEq/L), dan perbedaan osmotiknua kuran

    dari 20 mOsm/L. 6

    Osmotik Sekretorik Volume tinja 200 ml/hariPuasa Diare berhenti Diare berlanjutNa+ tinja 70 mEq/LReduksi (+) (-)pH tinja 6

    Dikenal bahan-bahan yang menstimulasi sekresi lumen yaitu

    enterotoksin bakteri dan bahan kimia yang dapat menstimulasi seperti

    laksansia, garam empedu bentuk dihidroxy, serta asam lemak rantai

    panjang. Toksin penyebab diare ini terutama bekerja dengan cara

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    7/28

    meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP, cGMP, atau Ca++ yang

    selanjutnya akan mengaktifasi protein kinasi. Pengaktifan protein kinase

    akan menyebabkan fosforilase membrane protein sehingga megakibatkan

    perubahan saluran ion, akan menyebabkan Cl- di kripta keluar. Disisi lain

    terjadi peningkatan pompa natrium , dan natrium masuk ke dalam lumen

    usus bersama Cl-. 1

    3. Diare dapat juga dikaitkan dengan gangguan motilitas.

    Meskipun motilitas jarang menjadi penyebab utama malabsorbsi, teatpi

    perubahan motilitas mempunyai pengaruh terhadap absorbs. Baik peningkatan

    ataupun penurunan motilitas keduanya dapat menyebabkan diare. Penurunan

    motilitas dapat mengakibatkan bakteri tumbuh lampau yang menyebabkan

    diare. Perlambatan transit obat-obatan atau nutrisi akan meningkatkan absorbsi,Kegagalan motilitas usus yang berat menyebabkan statis intestinal bearkibat

    inflamasi, dekonjugasi garam empedu dan malabsorbsi. Diare akibat

    hiperperistaltik pada anak jarang terjadi. Watery diare dapat disebabkan karena

    hipermotilitas pada kasus kolon irritable pada bayi. Gangguan motilitas

    mungkin merupakan penyebab diare pada Thyrotoksikosis, malabsorbsi asam

    empedu, dan berbagai peyakit lain. 1

    4. Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebakan diare pada beberapa

    keadaan.

    Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan

    hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfatik menyebabkan air,

    elektrolit, mucus, protein dan seringkali sel darah merah dan sel darah

    putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini

    berhubungan dengan tipe diare laina seprti diare osmotik dan sekretorik. 1,9

    E. Manifestasi klinis

    Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala

    lainya bila terjadi komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologic.

    Gejala gastrointestinal bias berupa diare, kram perut, dan munth. Sedangkan

    manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya. 1

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    8/28

    Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung

    sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini

    bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga akan meningkat bila ada

    panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolic, dan hipokalemia.

    Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan

    hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.

    Dehidrasi yang terjadi menurut tonisistas plasma dapat berupa dehidrasi isotonic,

    dehidrasi hipertonik ( hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat

    dehidrasinya bias tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi

    berat. 1

    Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enteric pathogen

    antara lain : vulvovaginitis, infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomyelitis,meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis dan septic tromboplebitis. Gejala

    neurolgik dari infeksi usus bias berupa parestesia ( akibat makan ikan, kerang,

    monosodium glutamate), hipotoni dan kelemahan otot.

    Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat

    dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare.

    Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus terjadi pada perut bagian bawah serta

    rectum menunjukan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah symptom

    yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena

    mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seprti:enteric virus,

    bakteri yang memproduksi enteroroksin, giardia, dan cryptosporidium.

    Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya

    penderita tidak panas atu hanya subfebris, nyeri perutperiumbilikal tidak berat,

    watery diare, menunjukan bahwa saluran makan bagian atas yang terkena. Oleh

    karena pasien immunocompromise memerlukan perhatian khusus, informasi

    tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit.Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

    Gejala klinis :

    Masa Tunas

    Panas

    Mual, muntah

    Nyeri perut

    Nyeri kepala

    17-72 jam

    +

    Sering

    Tenesmus

    -

    24-48 jam

    ++

    Jarang

    Tenesmus, kramp

    +

    6-72 jam

    ++

    Sering

    Tenesmus,kolik

    +

    6-72 jam

    -

    +

    -

    -

    6-72 jam

    ++

    -

    Tenesmus, kramp

    -

    48-72 jam

    -

    Sering

    Kramp

    -

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    9/28

    lamanya sakit 5-7 hari >7hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari

    Sifat tinja:

    Volume

    Frekuensi

    Konsistensi

    Darah

    Bau

    Warna

    Leukosit

    Lain-lain

    Sedang

    5-10x/hari

    Cair

    -

    Langu

    Kuning hijau

    -

    anorexia

    Sedikit

    >10x/hari

    Lembek

    +

    -

    Merah-hijau

    +

    Kejang+

    Sedikit

    Sering

    Lembek

    Kadang

    Busuk

    Kehijauan

    +

    Sepsis +

    Banyak

    Sering

    Cair

    -

    -

    Tak berwarna

    -

    Meteorismus

    Sedikit

    Sering

    Lembek

    +

    -

    Merah-hijau

    -

    Infeksi sistemik+

    Banyak

    Terus menerus

    Cair

    -

    Amis khas

    Seperti air cucuian beras

    -

    -

    Tabel 5. Gejala klinis diare akut oleh berbagai penyebab

    F. Diagnosis

    1. Anamnesis

    Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare,

    frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah.

    Bila disertai muntah volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang,

    jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir. Makanan dan minuman yang

    diberikan selama diare. Adakahh panas atau penyakit lain yang menyertai

    seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu

    selama anak diare: member oralit, memabwa berobat ke puskesmas atau ke

    rumah sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya. 1

    2. Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh,

    frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya

    perlu dicari tanda-tanda tambahan lainya:ubun-ubun besar cekung atau tidak,

    mata: cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut

    dan lidah kering atau basah.1

    Pernpasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asiodosis metabolic.

    Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan

    ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derjat

    dehidrasi yang terjadi. Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    10/28

    ditentukan dengan cara: objektif yaitu dengan membandingkan berat badan

    sebelum dan sesudah diare. Subjektif dengan menggunakan criteria WHO dan

    MMWR. 1

    Symptom Minimal atau tanpadehidrasi , kehilangan

    BB9%

    Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah,

    irritable

    Apatis, letargi, idak sadar

    Denyut jantung Normal Normal meningkat Takikardi, bradikardi, (kasus

    berat)Kualitas nadi Normal Normal melemah Lemah, kecil tidak terabaPernapasan Normal Normal-cepat DalamMata Normal Sedikit cowong Sangat cowongAir mata Ada Berkurang Tidak adaMulut dan lidah Basah Kering Sangat keringCubitan kulit Segera kembali Kembali2detik Cappilary refill Normal Memanjang Memanjang, minimalEkstremitas Hangat Dingin Dingin,mottled, sianotik Kencing Normal Berkurang Minimal

    Tabel.6 Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

    Penilaian A B CLihat:

    Keadaan umum

    Mata

    Air mata

    Mulut dan lidah

    Rasa haus

    Baik,sadar

    Normal

    Ada

    Basah

    Minum biasa,tidak haus

    *Gelisah,rewel

    Cekung

    Tidak ada

    Kering

    *haus ingin minum banyak

    *lesu,lunglai/tidak sadar

    Sangat cekung

    Kering

    Sangat kering

    *malas minum atau tidak bias

    minumPeriksa: turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambatHasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang

    Bila ada 1 tanda* ditambah 1

    atau lebih tanda lain

    Dehidrasi berat

    Bila ada 1 tanda* ditambah 1

    atau lebih tanda lainTerapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

    Tabel 7. Penetuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995

    Menurut tonisistas darah, dehidrasi dapat dibagi menjadi: 3

    dehidrasu isotonic, bila kadar Na+ dalam plasma antara 131-150 mEq/L

    dehidrasi hipotonik, bila kadar Na+150 mEq/L

    Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik Rasa haus - + +Berat badan Menurun sekali Menurun MenurunTurgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelasKulit/ selaput lender Basah Kering Kering sekali

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    11/28

    Gejala SSP Apatis Koma Irritable, apatis, hiperfleksiSirkulasi Jelek sekali Jelek Relatif masih baik Nadi Sangat lemah Cepat dan lemah Cepat, dan kerasTekanan darah Sangat rendah Rendah RendahBanyaknya kasus 20-30% 70% 10-20%

    Tabel 8. Gejala dehidrasi menurut tonisitas

    3. Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak

    diperkukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya

    penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut

    atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh: pemeriksaan darah

    lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih.

    Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut: 1

    darah : darah lengkap, serum elketrolit, analisa gas darah, glukosa darah,

    kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika

    urine: urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika

    tinja:

    a. Pemeriksaan makroskopik

    Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita

    dengan diare meskipun pemeriksaan labotarium tidak dilakukan. Tinja

    yang watery dan tanpa mucus atau darah biasanya disebabkan oleh

    enteroksin virus, prontozoa, atau disebabkan oleh infeksi diluar saluran

    gastrointestinal. Tinja yanga mengandung darah atau mucus bias

    disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin bakteri

    enteronvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus

    seperti : E. hystolitica, B.coli , T.trichiura. Apabila terdapat darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi dengan

    E.hystolitica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi

    dengan Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides.

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    12/28

    Pemeriksaan makroskopik mencakup warna tinja, konsistesi tinja, bau

    tinja, adanya lendir, adanya darah, adanya busa. Warna tinja tidak terlalu

    banyak berkolerasi dengan penyebab diare. Warna hijau tua berhubungan

    dengan adnya warna empedu akibat garam empedu yang dikonjugasi

    oleh bakteri anaerob pada keadaan bacterial overgrowth. Warna merah

    akibat adanya darah dalam tinja atau obat yang dapat menyebabkan

    warna merah dalam tinja seperti rifampisin. Konsistensi tinja dapat cair,

    lembek, padat. Tinja yag berbusa menunjukan adanya gas dalam tinja

    kaibat fermentasi bakteri. Tinja yang berminyak, lengket, dan berkilat

    menunjukan adanya lemak dalam tinja. Lendir dalam tinja

    menggambarkan kelainan di kolon , khususnya akibat infeksi bakteri.

    Tinja yang sangatberbau menggambarkan adanya fermentasi oleh bakterianaerob dikolon. Pemeriksaan pH tinja menggunakan kertas lakmus

    dapat dilakukan untuk menentukan adanya asam dalam tinja. Asam

    dalam tinja tersebut adalah asam lemak rantai pendek yang dihasilkan

    karena fermentasi laktosa yang tidak diserap di usus halus sehingga

    masuk ke usus besar yang banyak mengandung bakteri komensial. Bila

    pH tinja

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    13/28

    perubahan warna yang terjadi dicocokan dengan warna standart. Biru

    berarti negative, kuning tua berarti positif kuat (++++=2%), antara

    kuning dan biru terdapat variasi warna hijau kekuningan (+=1/2%), (+

    +=3/4%), (+++=1%). Sedangkan terdapatnya lemak dalam tinja lebih

    dari 5 gram sehari disebut sebagai steatore. 8

    b. Pemeriksaan mikroskopik

    Infeksi bakteri invasive ditandai dengan ditemukannya sejumlah besar

    leukosit dalam tinja yang menunjukan adanya proses inflamasi.

    Pemeriksaan leukosit tinja dengan cara mengambil bagian tinja yang

    berlendir seujung lidi dan diberi tetes eosin atau Nacl lalu dilihat

    dengan mikroskop cahaya: 5

    Adanya lemak dapat diperiksa dengan cara perwanaan tinja dengan

    sudan III yang mengandung alcohol untuk mengeluarkan lemak agar

    dapat diwarnai secara mikroskopis dengan pembesarn 40 kali dicari

    butiran lemak dengan warna kuning atau jingga. Penilaian berdasarkan 3

    kriteria: 8

    Pemeriksaan parasit paling baik dilakukan pada tinja segar. Dengan

    memakai batang lidi atau tusuk gigi, ambilah sedikit tinja dan emulsikan

    delam tetesan NaCl fisiologis, demikian juga dilakukan dengan larutan

    Yodium. Pengambilan tinja cukup sedikit saja agar kaca penutup tidak

    mengapung tetapi menutupi sediaan sehingga tidak terdapat gelembung

    udara. Periksalah dahulu sediaan tak berwarna (NaCL fisiologis), karena

    telur cacing dan bentuk trofozoid dan protozoa akan lebih mudah dilihat.

    Bentuk kista lebih mudah dilihat dengan perwanaan yodium.

    Pemeriksaan dimulai dengan pembesaran objekstif 10x, lalu 40x untuk

    menentukan spesiesnya.

    G. Tata laksana

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    14/28

    Terdapat empat pilar penting dalam tatalaksana diare yaitu rehidrasi, dukungan

    nutrisi, pemberian obat sesuaiindikasi dan edukasi pada orang tua. Tujuan

    pengobatan: 8

    Mencegah dehidrasi

    Mengatasi dehidrasi yang telah ada

    Antibiotik selektif

    Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan

    setelah diare

    Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan

    memberikan suplemen zinc

    Edukasi

    Tujuan pengobatan diatas dapat dicapai dengan cara mengikuti rencana terapi

    yang sesuai, seperti yang tertera dibawah ini: 10

    1. Pengobatan Diare tanpa dehidrasi

    TRO ( Terapi Rehidrasi Oral )

    Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberi cairan rumah

    tangga untuk mencegah dehidrasi seperti larutan gula garam, kuah sayr-

    sayuran dan sebagainya. Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh

    keluarga penderita. Jumlah cairan yang diberikan adalah 10 ml/kgBB atau

    untuk anak usia

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    15/28

    Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering ( lebih kurang 6 kali sehari )

    serta rendah serat.

    2. Pengobatan Diare dehidrasi Ringan-sedang

    TRO ( Terapi Rehidrasi Oral )

    Penderita diare degan dehidrasi ringan-sedang harus dirawat di

    sarana kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit.

    Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama 75 cc/kgBB.

    Apabila oleh karena satu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan

    per oral, oralit dapat diberikan nelalui nsogasterik deng an volume yang

    sama dengan kecepatan 20ml/kgBB/jam. Setelah 3 jam keadaan penderita

    dievaluasi, apakah membaik, tetap atau memburuk. Bila keadaan

    membaikdan dehidrasi teratasi pengobatan dapat dilanjutkan di rumahdengan memberikan oralit dan makanan dengan cara seperti pada

    pengobatan diare tanpa dehidrasi.

    3. Pengobatan diare dehidrasi berat

    TRP ( Terap Rehidrasi Parenteral )

    Pasien yang masih dapat minum meskipun sedikit harus diberi oralit

    sampai cairan infus terpasang. Selain itu semua anak harus diberi oralit

    selama pemberian cairan intravena ( 5 ml/kgBB/jam), apbila anak dapat

    minum dengan baik biasanya dalam 3-4 jam ( untuk bayi ) atau 1-2 jam

    (untuk anak yang lebih besar ). Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan

    Ringer Laktat dengan dosis 100ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    16/28

    Seng merupakan mikronutrien komponen berbagai enzim dalam

    tubuh yang penting antara lain untuk sinreis DNA. Sejak tahun 2004, WHO

    dan UNICEF telah merekomendasikan penggunaan seng pada anak dengan

    diare dengan dosis 20 mg per hari selama 10-14 hari, dan pada bayi

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    17/28

    yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai kemampuan

    melindungi mukosa usus.

    Antimotilitas, Contoh : loperamide hydrochloride. Obat ini dapat

    mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi tidak

    mengurangi volume tinja pada anak.

    7. Probiotik dan Prebiotik

    a. Probiotik

    Probiotik merupakan mikroorganisme hidup dalam makanan yang

    difermentasi yang menunjang kesehatan melalui terciptanya

    keseimbangan mikroflora intestinal yang lebih baik. Mekanisme efek

    probiotik melalui perubahan lingkungan mikro lumen usus ( pH , O2 ),

    produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen usus,kompetisi

    nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada enterosit, modifikasi

    toksin/ reeptor toksin efek trofik terhadap mukosa usus melalui

    penyediaan nutrien dan imunomodulator. Contohnya : Lacto B.

    b. Prebiotik

    Prebiotik bukan merupakan mikroorganisme, tetapi bahan makanan

    umumnya komplks karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang

    pertumbuhan flora intestinal yng menguntungkan kesehatan.Oligosakarida di ASI merupakan prototipe prebiotik karena dapat

    merangsang lactobacilli dan Bifidobacteria di colon bayi yang minum

    ASI

    Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB

    4x sehari selama 3 hari

    Erythromycin 12,5 mg/kgBB

    4x sehari selama 3 hariShigella Disentri Ciprofloxacin 15 mg/kgBB

    2x sehari selama 3 hari

    Pivmecillinam 20 mg/kg BB

    4x sehari selama 3 hari

    Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB

    1x sehari IM selama 2-5 hariAmoebiasis Metronidazole 10 mg/kgBB

    3xs ehari selama 5 hari (10 hari pada

    kasus berat)Giadiasis Metronidazole 5mg/kgBB

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    18/28

    3x sehari selama 5 hari

    H. Komplikasi 1,3

    1. Gangguan elektrolit

    Hipernatremia, Penderita diare dengan natrium plasma>150 mmol/L

    memerlukan pemantauan berkala yang ketat. Tujuanya adalah

    menurunkan kadar natrium secara perlahan-lahan. Penurunan kadar

    natrium plasma yang cepat sangat berbahaya oleh karena dapat

    menimbulkan edema otak. Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan

    oralit adalah cara terbaik dan paling aman. Koreksi dengan rehidrasi

    intravena dapat dilakukan menggunakan cairan 0,45% saline-5%

    dextrose selama 8 jam. Hitung kebutuhan cairan menggunakan berat

    badan tanpa koreksi. Periksa kadar natrium plasma setelah 8jam. Bila

    normal lanjutkan dengan rumatan, bila sebaliknya lanjutkan 8 jam lagi

    dan periksa kembali natrium plasma setelah 8 jam. Untuk rumatan

    gunakan 0,18% saline-5% dekstrose, perhitungkan untuk 24 jam.

    Tambahkan 10 mmol KCl pada setiap 500 ml cairan infuse setelah pasien

    dapat kencing. Selanjutnya pemberian diet normal dapat mulai diberikan.

    lanjutkan pemberian oralit 10ml/kgBB/setiap BAB, sampai diare berhenti. 1

    Hiponatremia, Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau

    cairan yang hanya mengandung sedikit garam, dapat terjadai

    hiponatremia ( Na

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    19/28

    Hiperkalemia, disebut hiperkalemia jika K>5 mEq/L, koreksi dilakukan

    dengan pemberian kalsium glukonas 10% 0,5-1 ml/kgBB i.v pelan-pelan

    dalam 5-10 menit dengan monitor detak jantung. 1

    Hipokalemia, dikatakan hipokalemia bila K

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    20/28

    4. Asidosis metabolic

    Asidosis metabolik ditandai dengan bertambahnya asam atau hilangnay basa

    cairan ekstraseluler. Sebagai kompensasi terjadi alkalosis respiratorik, yang

    ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat (kuszmaull). pemberianoralit yang cukup mengadung bikarbonas atau sitras dapat memperbaiki

    asidosis.

    5. Ileus paralitik

    Komplikasi yang penting dan sering fatal, terutama terjadi pada anak kecil

    sebagai akibat penggunaan obat antimotilitas. Tanda dan gejala berupa perut

    kembung, muntah, peristaltic usu berkurang atau tidak ada. Pengobatan

    dengan cairan per oral dihentikan, beri cairan parenteral yang mengandung

    banyak K. 3

    6. Kejang 3

    Hipoglikemia: terjadi kalau anak dipuasakan terlalu lama. Bila

    penderita dalam keadaan koma, glukosa 20% harus diberika iv, dengan

    dosis 2,5 mg/kgBB, diberikan dalam waktu 5 menit. Jika koma tersebut

    disebabkan oleh hipoglikemia dengan pemberian glukosa intravena,

    kesadaran akan cepat pulih kembali.

    kejang demam

    Hipernatremia dan hiponatremia

    penyakit pada susunan saraf pusat, yang tidak ada hubungannya

    dengan diare, seperti meningitis, ensefalitis atau epilepsy.

    7. Malbasorbsi dan intoleransi laktosa

    Pada penderita malabsorbsi atau intoleransi laktosa, pemberian susu formula

    selama diare dapat menyebabkan: 3

    Volume tinja bertambah

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    21/28

    berat badan tidak bertambah atau gejala/tanda dehidrasi memburuk

    dalam tinja terdapat reduksi dalam jumlah cukup banyak

    8. Malabsorbsi glukosa

    Jarang terjadi. Dapat terjadi penderita diare yang disebabkan oleh infeksi,

    atau penderita dengan gizi buruk. Tindakan: pemberian oralit dihentikan,

    berikan cairan intravena 3

    9. Muntah

    Muntah dapat disebabkan oleh dehidrasi, iritasi usus atau gastritis yang

    menyebabkan gangguan fungsi usus atau mual yang berhubungan dengan

    infeksi sistemik. Muntah dapat juga disebabkan karena pemberian cairan

    oral terlalu cepat. Tindakan: berikan oralit sedikit-sedikit tetapi sering (1

    sendok makan tiap 2-3 menit), antiemetic sebaiknya tidak diberikan karena

    sering menyebabkan penurunan kesadaran. 3

    I. Pencegahan

    1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare

    Kuman-kuman patoggen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal

    oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada

    cara penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:

    a. Pemberian ASI yang benar

    b. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI

    c. Menggunakan air bersih yang cukup

    d. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis

    buang air besar dan sebelum makan

    e. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota

    keluarga

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    22/28

    f. Membuang tinja bayi yang benar

    2. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu

    Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak

    dan dapat juga mengurangi resiko diare antara lain:

    a. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun

    b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makan

    dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status , gizi anak.

    c. Imunisasi campak. Pada balita 1-7% kejadian diare behrunbungan dengan

    campak, dan diare yang etrjadi umunya lebih berat dan lebih lama (susah

    diobati, cenderung menjadi kronis) karena adanya kelainan pada epitel

    usus. Diperkirakan imunisasi campak yang mencakup 45-90% bayi

    berumur 9-11 bulan dapat mencegah 40-60% kasus campak, 0,6-3,8%

    kejadian diare dan 6-25% kematian karena diare pada balita. 1,3

    d. Vaksin rotavirus, diberikan untuk meniru respon tubuh seperti infeksi

    alamiah, tetapi infeksi pertama oleh vaksin tidak menimbulkan,

    manifestasi diare. Di dunialah beredar 2 vaksin rotavirus oral yang

    diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3 kali pemberiian dengan interval

    4-6 minggu. 1,8,16,17,18

    J. Prognosis

    Bila kita menatalaksanakan diare sesuai dengan 4 pilar diare, sebagian besar (90%)

    kasus diare pada anak akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, sebagian kecil

    (5%) akan melanjut dan sembuh dalam kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%( akan

    menjadi diare persisten. 8

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    23/28

    1. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-

    Hepatologi Jilid 1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-

    Hepatologi IDAI. 2010:87-110

    2. WHO. Diarrhoeal Disease (Updated February 2009). Inhttp:www.Who.int/vaccine_research/disease/diarrhoeal/en/index html. [diunduh

    tanggal 10 Juli 2007]

    3. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta:

    Sagung Seto. 2007:1-24

    4. Soenarto et al. Burden of Severe Rotavirus Diarrhea In Indonesia. The Journal of

    Infectious disease 200: S188-94, 2009.

    5. Suraatmaja Sudaryat. Masalah Rehidrasi Oral dalam Kapita Selekta

    Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:44-53

    6. Pickering LK. Gastroenteritis in Nelson textbook of pediatrics 19 th edition. United

    Stated of Amrica, Lippincot wiliams

    7. Gaurino et al. European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and

    Nutrition/European Society for Paediatric Infectious disease Evidenced Based

    Guidelines for Management of Acute Gastroenteritis in Children in Europe.

    Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 46: S81-184.2008.

    8. Firmansyah A dkk. Modul pelatihan Tata laksana diare pada anak. Jakarta: Badan

    Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia.2005.

    9. Berkes et al. Intestinal Epithelial responses to enteric pathogens: effect on the

    tight junction barrier, ion transport and inflammation. Dalam

    http:www.glut.bmj.com.[diunuduh tanggal 10 Juli 2011].

    10. WHO. Diare dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

    Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota.

    Jakarta: WHO Indonesia.2009.

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    24/28

    11. UNICEF. Oral Rehydration Salt (ORS) A New Reduced Osmolality Formulation.

    Http:www// rehydrate/ors/oral rehydration salt.htm.2002. [diunduh tanggal 16 Juli

    2011].

    12. Suandi IKG. Manajemen nutrisi pada gastroenteritis dalam Kapita SelektaGastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:84-100.

    13. Aggarwal et al. Role of Zinc Administration in Prevention of Childhood Diarrhea

    and respiratory illness. A merk analisis. Pediatric 2007 ;119:1120.

    14. Isolaun E. Probiotics : A role in the treatment of intestinal infection and

    inflammation. Gut.2002,50 (Supple III):III:54-1159

    15. Arimbawa dkk. Peranan probiotik pada keseimbangan flora normal usus dalamKapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:100-111

    16. Comitte Infection Disease. Prevention of Rotavirus Diseases: Upadated

    Guidelines for use of Rotavirus Vaccine. Pediatrics 123,1412,2009.

    17. Boom et al. Effectiveness of Pentavalent Rotavirus Vaccine in a large Urban

    population in The United States. Pediatrics:125e,e199,2010.

    18. Purniti dkk. Imunisasi penyakit Enteral dalam Kapita Selekta GastroenterologiAnak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:122-31

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    25/28

    K. Terapi

    4. Pengobatan Diare tanpa dehidrasi

    TRO ( Terapi Rehidrasi Oral )

    Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberi cairan rumah tangga untuk

    mencegah dehidrasi seperti larutan gula garam, kuah sayr-sayuran dan

    sebagainya. Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh keluarga penderita.

    Jumlah cairan yang diberikan adalah 10 ml/kgBB atau untuk anak usia

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    26/28

    Pasien yang masih dapat minum meskipun sedikit harus diberi oralit sampai

    cairan infus terpasang. Selain itu semua anak harus diberi oralit selama pemberian

    cairan intravena ( 5 ml/kgBB/jam), apbila anak dapat minum dengan baik

    biasanya dalam 3-4 jam ( untuk bayi ) atau 1-2 jam (untuk anak yang lebih

    besar ). Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan Ringer Laktat dengan dosis

    100ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    27/28

    a. Antibiotika

    Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karen

    sebagian besra diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan

    tidak dapat dibunuh dengan antibiotika.

    Antibiotika pilihan pada diare antara lain erythromycin 12,5 mg/kgBB 4x

    sehari selama 3 hari, ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3hari.

    Metronidazole 10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari.

    Obat Antidiare

    Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis

    dan tidak diindikasikan untuk mengobati diare akut pad anak, beberapa

    dianteranya:

    b. AdsorbenContoh : kaolin, attapulgite. Obat-oat ini dipromosikan untuk mengikat dan

    menginaktivasi toksin bakteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta

    dikatakan mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus.

    c. Antimotilitas

    Contoh : loperamide hydrochloride. Obat ini dapat mengurangi frekuensi diare

    pada orang dewasa akan tetapi tidak mengurangi volume tinja pada anak.

    Probiotik

    Probiotik merupakan mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi

    yang menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikroflora

    intestinal yang lebih baik. Mekanisme efek probiotik melalui perubahan

    lingkungan mikro lumen usus ( pH , O2 ), produksi bahan anti mikroba terhadap

    beberapa patogen usus,kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada

    enterosit, modifikasi toksin/ reeptor toksin efek trofik terhadap mukosa usus

    melalui penyediaan nutrien dan imunomodulator. Contohnya : Lacto B.

    Prebiotik

    Prebiotik bukan merupakan mikroorganisme, tetapi bahan makanan umumnya

    komplks karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang pertumbuhan flora

    intestinal yng menguntungkan kesehatan. Oligosakarida di ASI merupakan

  • 7/30/2019 case diare akut dehidrasi ringan

    28/28

    prototipe prebiotik karena dapat merangsang lactobacilli dan Bifidobacteria di

    colon bayi yang minum ASI