~IDENTIFIKASI VITAMIN~
I.TUJUAN Tujuan untuk mengetahui cara identifikasi vitamin
secara kualitatif.
II.TINJAUAN PUSTAKAVitamin adalah molekul organik dalam makanan
yang dibutuhkan untuk metabolisme normal tetapi tidak dapat
disintesis dalam jumlah cukup oleh tubuh manusia. Defisiensi diet
atau fisiologis dari salah satu vitamin menyebabkan sekumpulan
gejala penyakit khas yang dapat diperbaiki dengan pemberian vitamin
itu sendiri. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya
dalam jumlah milligram atau mikrogram per hari, maka vitamin
disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membedakannya
dari makronutrien seperti karbohidrat. Protein dan lemak yang
dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atau
sedikitnya lusinan gram per hari. Makronutrien dibutuhkan dalam
jumlah besar untuk menyediakan energi menghasilkan prekursor
organik berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino
bagi sintesa protein tubuh, sebaliknya , vitamin diperlukan hanya
dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator
yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara
bersama-sama kita sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk
aktif vitamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam
jaringan.
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam
jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja
sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Vitamin yang terdapat
dalam lebih dari satu bentuk kimia atau terdapat pada satu
prekursor kadang-kadang dinamakan vitamer. Sumber vitamin yang
paling baik adalah makanan sehingga orang sehat yang makanannya
bermutu baik. Sudah mendapatkan jumlah vitamin yang cukup. Akan
tetapi individu dengan diet rendah kalori (kurang dari 1200
kalori/hari) seringkali asupan vitaminnya kurang dan memerlukan
tambahan. Selain terdapat dalam makanan, vitamin juga dapat
diberikan dalam bentuk murni sebagai sediaan tunggal atau
kombinasi. Sediaan untuk tujuan prifilaktik harus dibedakan dari
sediaan untuk tujuan pengobatan defisiensi.
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan , yaitu vitamin yang larut
lemak dan vitamin yang larut air. Yang termasuk vitamin yang larut
lemak adalah vitamin A,D,E dan K, sedangkan vitamin yang larut
dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin yang
larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah yang terbatas dan
sisanya dibuang.
Vitamin mempunyai fungsi yang sangat bervariasi. Banyak vitamin
secara biologis tidak aktif, tetapi membutuhkan pengubahan kimia
dalam tubuh, misalnya proses fosforilase (vitamin B1, B2, B3 dan
B6). Vitamin B2 dan B3 penggabungan pada nukleotida purin atau
pirimidin. Banyak vitamin yang berfungsi sebagai ko-enzim bagi
enzim-enzim tertentu. Misalnya vitamin dari kelompok bekerja
sebagai ko-enzim, yang aktif pada proses metabolisme dan
pembentukan energi. Vitamin A bekerja sebagai bahan pangkal untuk
pigmen retina rodopsin , yang essensial bagi proses penglihatan
dalam keadaan gelap dan kurang cahaya. Vitamin C berfungsi pada
sistem reduksi-oksidasi yang memegang peranan penting pada banyak
proses redoks sedangkan vitamin D dalam bentuk aktif penting bagi
regulasi kadar Ca dan P dalam jaringan tubuh. Beberapa vitamin baru
aktif setelah mengalami aktivasi in-vivo. Aktivasi vitamin larut
air dapat berupa fosforilasi (tiamin, riboflavin, niasin,
pridoksin) dan dapat juga membutuhkan pengikatan dengan nukleotida
purin atau pirimidin (riboflavin, niasin). Vitamin yang larut dalam
air dapat pula berperan sebagai kofaktor untuk enzim tertentu,
sedangkan vitamin A dan D mempunyai sifat lebih menyerupai hormon
dan mengadakan interaksi dengan reseptor spesifik intraseluler pada
jaringan target.
Viamin C ketika berfungsi sebagai donor ekuivalen pereduksi,
asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang dapat
bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan
pereduksi dengan potensial hidrogen sebesar + 0,08 V. Sehingga
membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa seperti oksigen molekuler,
nitrat dan sitokrom. Mekanisme kerja asam askorbat tidak
berpartisipasi langsung tetapi diperlukan untuk mempertahankan
ko-faktor logam dalam keadaan tereduksi. Kofaktor logam ini
mencakup Cu2+ dalam enzim monooksigenase dan Fe2+ dalam enzim
dioksigenase.
III.ALAT DAN BAHANAlat ;1. Penangas air2. Pipet tetes3.
Spatula4. Tabung reaksi.
Bahan ;1. Asam asetat 1%2. Asam asetat anhidrad3. Asam
trikloroasetat4. FeCl3 1%5. Kertas lakmus6. Kloroform7. Larutan
H2O2 5%8. Larutan KI 5%9. Larutan NaOH 6 M10. Larutan NaHCO3 5%11.
Larutan Pb-asetat 10 %12. Larutan thiamin13. Minyak ikan14.
Pereaksi Benedict 15. SbCl3.IV. PROSEDUR KERJAA. Penentuan Vitamin
A Cara 11. Masukkan 10 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan dengan 15 tetes minyak ikan, kemudian dicampur dengan
baik. 2. Tambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid3. Tambahkan SbCl3.
4. Amati perubahan warna yang terjadi, berwarna coklat jika
hasilnya positif.
Cara 21. Masukkan10 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi2.
Tambahkan dengan 10 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam
kloroform, campurkan dengan baik. 3. Amati perubahan yang terjadi,
timbul warna biru jika positif.
B.Penentuan Vitamin D 1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 10
tetes minyak ikan ditambahkan dengan 10 tetes larutan H2O2 5%,
kemudian dikocok campuran tersebut selama 1 menit.2. Panaskan
diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada
gelembung-gelembung gas keluar jangan sampai mendidih, kemudian
didinginkan.3. Setelah dingin diuji dengan pereaksi Carr-price.4.
Amati perubahan warna yang terjadi
C.Penentuan Vitamin B1 Cara 11. 1 mL larutan thiamine 1%
dimasukkan kedalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 1 mL larutan
Pb-asetat 10% dan 4,5 mL NaOH 6N, kemudian dicampurkan dengan baik.
3. Dipanaskan4. Amati perubahan warna yang terjadi.
Cara 21. 5 tetes larutan thiamine 1% dimasukkan dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan bismuth nitrat,
dicampurkan dengan baik. 2. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes
larutan KI 5% 3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
D.Penentuan Vitamin C Cara 11. 10 tetes larutan askorbat 1%
dimasukkan dalam tabung reaksi2. Tambahkan dengan 30 tetes pereaksi
Benedict. 3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2
menit. 4. Amati endapan dan warna yang terjadi.
Cara 21. 10 tetes larutan asam askorbat 1% dimasukkan dalam
tabung reaksi2. Dinetralkan dengan larutan NaHCO3 5% 3. Tambahkan 2
tetes larutan FeCl3 4. Amati perubahan warna yang terjadi.
V.HASIL DAN PEMBAHASAN HasilTabel 1. Penentuan Vitamin CNoNama
SampelHasil yang didapatKet
1FrutaminLarutan tidak berubah merah tetapi menjadi
hijaunegatif
2Segar SariLarutan tidak berubah merah tetapi menjadi
orangenegatif
PembahasanVitamin adalah zat-zat kimia organik dengan komposisi
beraneka ragam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk memelihara
fungsi metabolisme normal. Vitamin berfungsi untuk metabolisme
organisme, memelihara kesehatan, mengatur pembentukan tulang, dan
mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi.Hasil yang diperoleh
dari praktikum kali ini untuk penentuan vitamin C dengan perlakuan
kerja yaitu sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes
ditambahkan dengan NaHCO3 5%, fungsi dari penambahan larutan ini
adalah untuk mengasamkan larutan agar dapat diidentifikasi dan
ditambahkan dengan larutan FeCl3 2 tetes, fungsi dari penambahan
larutan ini adalah untuk memberikan kompleks warna pada sampel.
Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil yang diperoleh
adalah terbentuk warna hijau untuk sampel 1, dan untuk sampel 2
terbentuk warna orange.
VI. KESIMPULAN Vitamin adalah zat-zat kimia organik dengan
komposisi beraneka ragam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk
memelihara fungsi metabolisme normal berfungsi sebagai metabolisme
organisme, memelihara kesehatan, mengatur pembentukan tulang, dan
mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi.Hasil yang didapat
untuk uji vitamin C untuk kedua sampel negatif.
PENENTUAN KADAR TIAMIN (VIT B1)
Alat dan bahanAlat :1. Botol semprot2. Buret3. Corong 4. Labu
erlenmeyer5. Gelas kimia6. Kertas timbang7. Kertas saring8. Klem
buret9. Mortar10. Gelas ukur11. Pipet tetes12. Pipet volume13.
Spatula 14. Timbangan analitik.
Bahan :1. AgNO32. Aquades 3. Fe(NH4SO4)24. HNO3 5. KSCN 0,1 N 6.
Tablet tiamin.
Cara kerja :1. Tablet tiamin (vitamin B1) yang telah dihaluskan,
ditimbang sebanyak 223,99 mg yang setara dengan 50 mg tiamin.2.
Dilarutkan dalam 25 ml H2O dan ditambahkan 10 ml HNO3 P.3. Larutan
tersebut ditambahkan 5 ml AgNO3, kemudian filtratnya disaring.4.
Ditambahkan indikator besi amonium sulfat dan dititrasi dengan KSCN
0,1 N hingga berubah warna.5. Hitung kadar dari tiamin.
ANALISIS GOLONGAN VITAMIN
PENDAHULUANDalam bidang kimia sering dilakukan analisis baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti
identifikasi organoleptis, sedangkan analisa kuantitatif digunakan
untuk menentukan kadar suatu senyawa.Pada percobaan ini akan
dilakukan analisis senyawa vitamin yakni vitamin B1 atau tiamin
yang selanjutnya akan ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode
argentometri dengan menggunakan metode volhard.Argentometri
merupakan suatu metode analisa kuantitatif yang berdasarkan pada
titrasi pengendapan dimana terdapat metode dan salah satu metode
argentometri yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode volhard
yang merupakan metode yang berlangsung dalam suasana asam yang
membentuk larutan berwarna merah.Analisis senyawa vitamin seperti
tiamin ini dianggap penting, karena sebagaimana diketahui senyawa
vitamin memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh yakni
merupakan senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang relatif kecil tetapi sangat penting untuk pertumbuhan
dan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis senyawa
ini. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini.
2. Maksud dan tujuan percobaan2.1. Maksud percobaanUntuk
mengetahui dan memahami cara analisa kuantitatif dengan metode
argentometri.
2.2. Tujuan percobaanUntuk mengetahui dan memahami cara analisa
kuantitatif dengan metode argentometri dari vitamin yaitu tiamin
dengan metode volhard.
3. Prinsip percobaanAnalisa kuantitatif dari sampel vitamin B1
atau tiamin dengan metode argentometri menggunakan metode volhard
yang berlangsung dalam suasana asam dengan menambahkan HNO3,
kemudian ditambahkan AgNO3 untuk membentuk endapan serta indikator
besi amonium sulfat untuk menunjukkan titik akhir titrasi setelah
dititrasi dengan kalium tiosianat.
TINJAUAN PUSTAKA1. Teori umumArgentometri merupakan metode umum
untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana
tertentu. Metode argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang
relatif tidak larut atau endapan. Titrasi-titrasi yang melibatkan
reaksi pengendapan tidak berjumlah banyak dalam analisis titrimetri
seperti titrasi-titrasi yang terlibat dalam reaksi redoks atau asam
basa. Contoh-contoh dari titrasi semacam ini biasanya dibatasi pada
yang melibatkan pengendapan dari ion perak dengan anion-anion
seperti halogen atau tiosianat. Salah satu terbatasnya penggunaan
reaksi semacam ini adalah kurangnya indikator yang cocok. Dalam
beberapa kasus, terutama dalam titrasi dari larutan encer, tingkat
reaksinya terlalu lambat untuk kenyamanan sebuah titrasi. Ketika
mendekati titik ekivalen dan titran ditambahkan secara perlahan,
penjenuhan yang luar biasa tidak terjadi dan tingkat pengendapan
menjadi amat lambat. Kesulitan lainnya adalah bahwa komposisi dari
endapan pada umumnya tidak diketahui karena efek-efek pengendapan
pengiring atau kopresipitasi. Meskipun efek ini dapat
diminimalisasi atau sebagian terkoreksi melalui proses-proses
seperti menyimpan pengendap cukup lama, hal ini biasanya tidak
mungkin terjadi dalam sebuah titrasi langsung .
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir
titrasi yaitu metode mohr, metode volhard, metode fajans dan metode
leibig. Metode mohr biasanya digunakan untuk menitrasi ion halida
seperti NaCl dengan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai
indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan
warna suspensi dari kuning menjadi kuning coklat. Perubahan warna
tersebut terjadi karena timbulnya Ag2CrO4. Saat hampir mencapai
titik ekivalen, semua ion Cl- hampir berikatan menjadi AgCl.
Larutan standar yang digunakan dalam metode ini yaitu AgNO3 yang
memiliki normalitas 0,1 atau 0,05 N. Indikator menyebabkan
terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran, sehingga
terbentuk endapan yang berwarna merah bata yang menunjukkan titik
akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan analit dengan Ag+.
Metode volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titran dan
larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus
terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih.
Sedikit kelebihan titran kemudian bereaksi dengan indikator
membentuk ion kompleks yang sangat kuat berwarna merah yang larut
dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna. Konsentrasi
indikator dalam titrasi volhard juga tidak boleh sembarang, karena
titran bereaksi dengan sampel maupun indikator, sehingga kedua
reaksi itu saling mempengaruhi. Penetapan terpenting metode volhard
ialah untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida.
Metode fajans digunakan indikator adsorbsi. Sebagai kenyataan bahwa
pada titik ekivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator
ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan tetapi pada
permukaan endapan. Endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam
bentuk koloid. Metode leibig dimana titik akhir titrasinya tidak
ditentukan oleh indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan
terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan
kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi
pada pengocokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks
sianida yang stabil.
2. Uraian bahan1) Tiamin (FI edisi III : 599)Nama resmi :
THIAMINI HYDROCHLORIDI COMPRESSINama lain : Tablet tiamin
hidroklorida/Vitamin B1RM/BM : C12H17ClN4OS.HCl/375Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
2) Aquades (FI edisi III : 96)Nama resmi : AQUA DESTILLATANama
lain : Air sulingRM/BM : H2O/18,02Pemerian : Cairan jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai pelarut.
3) AgNO3 (FI edisi III : 97)Nama resmi : ARGENTI NITRATSNama
lain : Perak nitratRM/BM : AgNO3/169,87 g/molPemerian : Hablur
transparan atau serbuk hablur berwarna putih; tidak berbau; menjadi
gelap jika kena cahaya.Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air;
larut dalam etanol (95%) P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik.Kegunaan : Sebagai pereaksi/pembentuk endapan.
4) HNO3 (FI edisi III : 650)Nama resmi : ACIDUM NITRATS PNama
lain : Asam nitrat RM/BM : HNO3/63,01Pemerian : Cairan berasap,
jernih, tidak berwarna.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik.Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam.
5) Fe(NH4SO4)2 (FI edisi III : 659)Nama resmi : BESI (II)
AMONIUM SULFAT Nama lain : Besi (II) ammonium sulfatRM/BM : Fe
(NH4SO4)2/219,99Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; biru
kehijauan pucat.Kelarutan : Larut dalam air bebas karbondioksida
P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai
indikator.
6) KCNS (FI edisi III : 693)Nama resmi : KALII TIOSIANATNama
lain : Kalium tiosianatRM/BM : KCNS/97,18Pemerian : Hablur tidak
berwarna, melelah basah.Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan
dalam 15 bagian etanol mutlak P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik.Kegunaan : Sebagai penitran.
METODE KERJA1. Alat dan bahan1.1. Alat1. Botol semprot2. Buret3.
Corong kaca4. Erlenmeyer5. Gelas kimia6. Kertas timbang7. Kertas
saring8. Klem9. Lap kasar10. Lumpang dan alu11. Pipet ukur12. Pipet
tetes13. Ppipet volume14. Spatula15. Timbangan analitik.
1.2. Bahan1. AgNO32. Aquades3. Fe(NH4SO4)2 4. HNO3 5. KSCN 0,1 N
6. Tablet tiamin.
2. Cara kerja1. Tablet tiamin atau vitamin B1 yang telah
dihaluskan ditimbang sebanyak 223,99 mg yang setara dengan 50 mg
tiamin.2. Dilarutkan dalam 25 ml H2O dan ditambahkan 10 ml HNO3
P.3. Ditambahkan 5 ml AgNO3, kemudian filtratnya disaring.4.
Ditambahkan indikator besi amonium sulfat dan dititrasi dengan KSCN
0,1 N hingga berubah warna.5. Hitung kadar dari tiamin.
HASIL PENGAMATAN1. Data pengamatanBerat etiket tablet tiamin =
30 mg.Bobot rata-rata tablet Bobot yang setara dengan 50 mg Volume
titrasi = 2 ml.Perubahan warna = bening-merah
2. PerhitunganMg=V.N.Be sampel = 2 . 0,1 . 375 = 75 mg
3. ReaksiAgNO3 bereaksi dengan ion Cl- dari sampel tiamin dalam
suasana asam: HNO3AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-
Endapan AgCl (endapan Ag+) akan bereaksi dengan ion SCN-:Ag+(aq)
+ SCN-(aq) AgSCN(s) Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)3
PEMBAHASANPada percobaan ini dilakukan analisis kuantitatif
terhadap senyawa vitamin yaitu tiamin menggunakan analisa
argentometri yaitu metode volhard. Metode volhard merupakan metode
dimana penerapannya yaitu untuk penentuan secara tidak langsung
ion-ion halogenida, dimana didalam percobaan ini ion halogen yang
dimaksud adalah Cl- dari sampel tiamin.Dalam percobaan ini
digunakan sediaan tablet dari vitamin B1 atau tiamin HCl dimana
akan digunakan sampel ini yang setara dengan 50 mg tiamin. Jadi,
dihitung dengan cara 50 mg dibagi dengan 5 tablet yang ditimbang
dikali bobot etiket sebanyak 30 mg, kemudian dikalikan dengan bobot
keseluruhan dari 5 tablet dan hasilnya itulah yang ditimbang dimana
dianggap setara dengan 50 mg tiamin.Percobaan dimulai dengan
menimbang tablet tiamin yang telah diserbukkan sebanyak 223,99 mg
yang setara dengan 50 mg tiamin. Kemudian, dilarutkan dengan 25 ml
aquades dan ditambahkan HNO3 P sebanyak 10 ml HNO3 P dan 5 ml
larutan AgNO3. Setelah itu, dihomogenkan dan filtratnya disaring.
Selanjutnya, ditambahkan indikator Fe(NH4SO4)2 dan dititrasi dengan
larutan KSCN 0,1 N.Jadi, tujuan penambahan diatas yaitu sampel
ditambahkan aquades untuk melarutkan sampel, kemudian ditambahkan
HNO3 P untuk memberikan suasana asam pada sampel dimana metode
volhard harus berlangsung dalam suasana asam karena ketika bersifat
basa, maka nantinya ketika ditambahkan indikator Fe(NH4SO4)2 bisa
saja ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3, sehingga
diusahakan pHnya harus asam. Selanjutnya, ditambahkan AgNO3 yang
akan bereaksi dengan ion Cl- dari sampel untuk membentuk endapan
AgCl yang berwarna putih. Sebagaimana diketahui metode argentometri
merupakan titrasi pengendapan berdasarkan ion perak nitrat yang
bereaksi. Kemudian, disaring dan ditambahkan indikator Fe(NH4SO4)
untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Selanjutnya, dititrasi
sedikit dengan larutan KSCN 0,1 N dengan volume titrasi sebanyak
1,5 ml diperoleh endapan putih yang tidak larut, kemudian dititrasi
berlebih lagi dan diperoleh volume titrasi sebanyak 2 ml hingga
berwarna merah dan sudah tidak ada lagi endapan.Setelah dilakukan
perhitungan, maka kadar tiamin yang diperoleh dari percobaan ini
yaitu 250,2%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, dimana
farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%. Hal ini disebabkan
karena adanya berbagai faktor kesalahan didalam percobaan,
diantaranya yaitu ketidaktelitian praktikan dalam mengerjakan
sesuatu mulai dari menimbang sampel hingga menitrasi sampel dan
lain sebagainya.
PENUTUP1. KesimpulanKadar tiamin yang diperoleh menggunakan
analisa kuantitatif argentometri dengan metode volhard adalah
250,2%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
% kadar tiamin tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor kesalahan didalam
percobaan.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA1. Day, R.A,Jr dan Underwood, A.L. 1998. Analisis
Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.2. Day, R.A,Jr
dan Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Erlangga: Jakarta.3. Dirjen POM,. Farmakope Indonesia edisi III.
DEPKES RI: Jakarta. 1979.4. Abdul, Rohman dan Ibnu,. 2007.
Pengantar Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.5.
Abdul, Rohman dan Mursyidi,. 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri dan Gravimetri. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
PENENTUAN ADANYA VITAMIN PADA SUATU BAHAN
1. PENDAHULUANSeringkali masyarakat mengesampingkan zat gizi
mikro, padahal tanpa gizi mikro tubuh kitapun tidak akan stabil
sebagaimana lazimnya tubuh yang sehat. Vitamin adalah salah satu
dari gizi mikro yang kerap kali dikesampingkan, padahal akibat dari
defisiensi vitamin amatlah fatal. Vitamin merupakan bahan makanan
bukan penghasil energi, sehingga harus diberikan dalam makanan
sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Meskipun
jumlah yang diperlukan sehari-hari relatif kecil, yaitu berkisar
antara mikrogram sampai beberapa miligram, namun hal tersebut tetap
harus diperhatikan karena manusia hidup tidak hanya dengan gizi
makro tetapi juga dengan tambahan gizi mikro, jika kita
menganalisis fungsi dari vitamin-vitamin tersebut maka akan lebih
memperjelas bahwa vitamin memiliki peran yang sangat penting bagi
tubuh kita. Beberapa fungsi vitamin yakni, vitamin A berfungsi
mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu
pertumbuhan dan proses penglihatan. Vitamin D berfungsi
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan,
mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan berhubungan
dengan aktivitas enzim fosfatase alkali di dalam serum. Vitamin B1
berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi metabolisme
karbohidrat. Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme
asam amino, diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan
transminasi. Vitamin C berfungsi mempertahankan keadaan zat-zat
intersel jaringan cartilago, dentin dan tulang. Setelah
menganalisis sedikit dari fungsi beberapa vitamin, dapat kita
simpulkan betapa peran vitamin sangat besar bagi tubuh kita
sehingga menyepelekannya sama saja menyepelekan tubuh sehat.
Vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak dapat digantikan oleh zat
lain. Kebanyakan vitamin berperan sebagai koenzim dalam berbagai
reaksi di dalam tubuh, karena itu dapat dipahami bahwa kekurangan
vitamin dapt mengganggu kelancaran reaksi-reaksi biokimia demikian
halnya apabila tubuh kelebihan vitamin, oleh karena itu percobaan
ini penting untuk dilakukan.
2. Tujuan Percobaan2.1 Tujuan Umum1. Mempelajari sifat-sifat
vitamin.2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara
kualitatif.
2.2 Tujuan Khusus1. Penentuan Adanya Vitamin A : untuk
membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.2.
Penentuan Adanya Vitamin D : untuk membuktikan adanya vitamin D
dalam suatu bahan secara kualitatif.3. Penentuan Adanya Vitamin B1
: untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.4.
Penentuan Adanya Vitamin B6 : untuk membuktikan adanya vitamin B6
secara kualitatif 5. Penentuan Adanya Vitamin C : untuk membuktikan
adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif.
3. Prinsip PercobaanPada percobaan pertama yakni penentuan
adanya vitamin A bertujuan membuktikan adanya vitamin A dalam suatu
bahan secara kualitatif. Teori menjelaskan vitamin A ialah suatu
alkohol dengan berat molekul yang tinggi. Sumber vitamin A adalah
karoten dan karotenoid yang banyak terdapat dalam bahan-bahan
nabati sebagai provitamin. Dalam jaringan hewan, vitamin A
diperoleh dala bentuk retinol. Vitamin A stabil di bawah atmosfir,
tetapi cepat kehilangan aktivitasnya bila dipanaskan dengan adanya
oksigen, terutama pada suhu tinggi, vitamin A dapat rusak bila
dioksidasi atau dihidrogenasi. Penentuan adanya vitamin A dapat
dilakukan dengan 2 metoda, yakni a. Pereaksi Carr-Price atau
pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price
akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi coklat.
Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang
terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat
dijadikan dasar penentuan kuantitatif vitamin A secara kolorimetri,
seperti pada percobaan pertama.b. Penentuan adanya vitamin D
bertujuan membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara
kualitatif. Di alam terdapat dua jenis vitamin D yang penting,
yaitu vitamin D2 (viosterol atau ergokalsiferol) yang banyak
bersumber dari bahan nabati seperti ragi dan jamur. Pada umumnya,
vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D
secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis,
terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen
peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan rusak.
Maka dari itu, pada percobaan ini dilakukan pemanasan dan pengujian
dengan pereaksi Carr-Price untuk membuktikan hal tersebut.c.
Penentuan adanya vitamin B1 yang bertujuan membuktikan adanya
vitamin B1 secara kualitatif. Vitamin B1 atau Thiamin mengandung
sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman,
terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas,
sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu
thiamin pirofosfat (TPP). Vitamin bersifat larut dalam air, tetapi
tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis,
thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas.
Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh
zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.
Sedangkan pada penentuan adanya vitamin B6 yang bertujuan
membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif. Dalam vitamin B6
terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin, pirodoksal,
atau pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam hewan
maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum. Pirodoksin stabil
terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal dan pirodoksamin
mudah rusak oleh pemanasan, udara, dan cahaya. Dari ketiga bentuk
vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap pengaruh
pengolahan dan penyimpanan. Maka dari itu dalam percobaan ini
larutan pirodoksin akan diuji dengan membandngkan penambahan
larutan CuSO4 dan NaOH dengan FeCl3. Masing-masing akan menunjukkan
warna berbeda apabila reaksi positif.d. Penentuan adanya vitamin C
bertujuan membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif. Vitamin C
di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi dan
tereduksi. Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber
vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan terutama yang masih segar. Vitamin C larut dalam
air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mudah dioksidasi
terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan
adanya tembaga, oksigen dan alkali. Maka dari itu pada percobaan
ini digunakan larutan asam askorbat yang diuji dengan pereaksi
benedict dan penetralan dengan menggunakan NaHCO3 5%.
4. Manfaat PercobaanAdapun manfaat dari percobaan ini adalah
menginformasikan kepada mahasiswa sifat-sifat berbagai macam
vitamin dan cara membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan
secara kualitatif. Vitamin vitamin tersebut adalah vitamin A,
vitamin D, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin C. Agar mahasiswa
dapat memahami dengan baik hal tersebut dan mengaplikasikan hal
tersebut ke dalam profesinya maupun aktivitasnya sehari-hari.
TINJAUAN PUSTAKA
1 Pengertian VitaminVitamin adalah senyawa-senyawa organik
tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang
tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting
untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan.Vitamin juga merupakan zat-zat organik kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat
dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari
makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di
dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat
rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
2. Sejarah Penemuan VitaminSejarah penemuan vitamin dimulai oleh
Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak
sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada
tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang
diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia.
Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makan yang
terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat
disembuhkan dengan memberi makanan sisa gilingan beras yang berupa
serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada
faktor lain yang penting selain karbohidrat, lemak dan protein
sebagai energi, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut
tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang
kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam
vitamin.Pada literatur lain, dikemukakan istilah vitamin pertama
kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashmir Funki di Polandia.
Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu
menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan
sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung
unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine.
Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis
vitamine yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu,
istilah vitamine kemudian diubah menjadi vitamin.
3. Klasifikasi VitaminVitamin dibagi ke dalam dua golongan.
Golongan pertama oleh Kodicek (1971)Vitamin merupakan
senyawa-senyawa organik yang memegang peranan penting dalam
berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Vitamin
memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme
berjalan normal. Dengan mengetahui pentingnya peranan vitamin dalam
kehidupan kita, maka percobaan ini pun dilakukan.Vitamin merupakan
nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sejumlah
fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak apat disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali
ditemukan, vitamin A dan B, ternyata masing-masing bersifat
larut-lemak dan air. Seiring semakin banyaknya vitamin ditemukan,
vitamin-vitamin tersebut ternyata juga memperlihatkan entah sifat
larut-lemak atau larut-air, dan sifat ini dipakai sebagai dasar
bagi klasifikasi vitamin. Semua vitamin larut-air merupakan anggota
vitamin B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin larut-lemak yang
baru ditemukan diberi simbol berdasarkan abjad (misalnya vitamin D,
E, dan K). Terlepas dari sifat kelarutannya, vitamin-vitamin
larut-air hanya memiliki sedikit persamaan bila dilihat dari sudut
pandang kimia.Vitamin B yang esensial bagi nutrisi manusia adalah
(1) tiamin (vitamin B1), (2) riboflavin (vitamin B2), (3) niasin
(vitamin B3), (4) asam pantotenat (vitamin B5), (5) vitamin B6, (7)
vitamin B12, dan (8) asam folat.
Sifat-sifat vitamina. Asam askorbat (vitamin C) merupakan
antioksidan larut-air yang mempertahankan banyak kofaktor logam
dalam keadaaan tereduksi.b. Vitamin A (retinol) tidak hanya
diwakili oleh vitamin A yang ada di dalam makanan, tetapi juga oleh
provitamin (-karoten) di dalam tanaman. Retinol dan asam retinoat
dianggap bekerja melalui pengontrolan ekspresi gen, sementara
retinal digunakan pada penglihatan dan berperan di dalam sintesis
glikoprotein.c. Vitamin D merupakan senyawa steroid prohormon yang
aktivitasnya diselenggarakan oleh derivat hormonnya, kalsitriol.
Vitamin D digunakan dalam pengaturan metabolisme kalsium serta
fosfor, dan tidak adanya vitamin D di dalam makanan akan
menimbulkan penyakit rakitis serta asteomalasia.d. Vitamin E
(tokoferol) merupakan antioksidan yang paling penting di dalam
tubuh, bekerja pada fase lipid membran di seluruh sel. Vitamin ini
memberi perlindungan terhadap efek radikal toksik.e. Vitamin K
diperlukan bagi sintesis berbagai faktor pembekuan darah. Fungsi
vitamin K sebagai kofaktot enzim karboksilase yang bekerja pada
residu glutamat protein prekursor faktor pembekuan memungkinkan
vitamin tersebut melakukan khelasi kalsium.
Semua vitamin larut-lipid memiliki sifat sebagai molekul
hidrofobik dan apolar, serta sifat sebagai derivat isoprena. Semua
vitamin larut-lipid membutuhkan absorpsi lemak yang normal agar
penyerapan dapat berlangsung efisien, dan jika mekanisme ini
terganggu, cenderung terjadi gejala defiseinsi.
METODE PERCOBAANBahan 1. Minyak ikan2. Asam asetat anhidrid3.
Kloroform4. Asam trikloroasetat (TCA5. Kristal SbCl36. H2O2 5%7.
Asam askorbat 1% 8. Pereaksi benedict 9. NaHCO3 5%10. FeCl3 1%11.
Kertas pH atau lakmus12. Tisu rol13. Kertas label.
Alat 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Pipet tetes4. Pipet
ukur5. Spatula6. Alat pemanas7. Pengatur waktu8. Penjepit tabung9.
Sikat tabung.
Cara KerjaI. Penentuan Adanya Vitamin AA. 1. Ke dalam tabung
reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2. Ditambahkan 15 tetes
kloroform, kemudian dicampur dengan baik.3. Ditambahkan 4 tetes
asam asetat anhidrid.4. Selanjutnya, dibubuhkan seujung sendok
kristal SbCl3.5. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi.
B. 1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2.
Ditambahkan 2 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform.3.
Dicampur dengan baik.4. Diamati warna yang terjadi.
II. Penentuan Adanya Vitamin D1. Ke dalam tabung reaksi,
dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2. Ditambahkan 10 tetes larutan
H2O2 5%.3. Campuran dikocok selama kira-kira 1 menit.4. Kemudian,
dipanaskan di atas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada
gelembung-gelembung gas keluar. Diusahakan jangan sampai
mendidih.5. Tabung didinginkan di bawah air kran.6. Selanjutnya,
diuji dengan pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan adanya
vitamin A.7. Diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna
jingga-kuning berarti vitamin D positif.
III. Penentuan Adanya Vitamin CA. 1. Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 10 tetes larutan asam askorbat 1%.2. Ditambahkan 30 tetes
pereaksi benedict.3. Dipanaskan di atas api kecil sampai mendidih
selama 2 menit. 4. Amati adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau
kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.
B. 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan asam
askorbat 1%.2. Kemudian, dinetralkan larutan (pH=8) menggunakan
NaHCO3 5%.3. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3.4. Diamati warna
yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C
positif.
HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Penentuan Adanya
Vitamin ABahanProsedur AProsedur B
Minyak ikan10 tetes10 tetes
Kloroform15 tetes-
Asam asetat anhidrid4 tetes-
SbCl3 kristalSeujung sendok-
TCA dalam kloroform-2 mL
Campurlah dengan baik
HasilTerbentuknya warna coklat (+)Terbentuknya warna biru
kehijauan (+)
2. Penentuan Adanya Vitamin Da. Ke dalam tabung reaksi
dimasukkan 10 tetes minyak ikan, tambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%
b. Panaskan sampai tidak mendidih, lalu uji dengan pereaksi
Carr-Pricec. Hasil : Apabila berwarna jingga-kuning (+/-) Apabila
berwarna kuning (+)
3. Penentuan Adanya Vitamin CBahanProsedur AProsedur B
Larutan asam askorbat 1%10 tetes10 tetes
Pereaksi benedict30 tetes-
pH larutan-8
Larutan FeCl3 1%-2-3 tetes
HasilEndapan berwarna merah bata (+)Endapan berwarna ungu
(+)
B. Pembahasan1. Penentuan Adanya Vitamin APenentuan adanya
vitamin A dalam perconaan ini ialah dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Carr-Price dan pereaksi Trikloroasetat (TCA). Dalam
percobaan ini, pada prosedur A yang menggunakan metoda pereaksi
Carr-Price diperoleh hasil larutan yang berwarna coklat. Kemudian
pada percobaan B yang menggunakan metoda pereaksi TCA diperoleh
hasil larutan berwarna biru kehijauan. Ini menunjukkan bahwa bahan
percobaan (minyak ikan) mengandung vitamin A.
2. Penentuan Adanya Vitamin DPenentuan adanya vitamin D
dilakukan dengan menggunakan metoda pereaksi Carr-Price. Adanya
warna jingga-kuning berarti bahan tersebut mengandung vitamin D.
Dalam percobaan ini, hasil yang diperoleh dalam uji ini adalah
larutan berwarna kuning, berarti dalam minyak ikan tersebut
terdapat vitamin D, sesuai dengan teori terdapat dalam buku.
3. Penentuan Adanya Vitamin CPada percobaan ini dilakukan dalam
dua prosedur. Prosedur yang pertama, yaitu menggunakan pereaksi
benedict, setelah larutan percobaan (asam askorbat) direaksikan
dengan pereaksi benedict, larutan tersebut menghasilkan endapan
merah bata yang berarti larutan tersebut mengandung vitamin C. Pada
prosedu yang kedua, yaitu larutan percobaan (asam askorbat)
dinetralkan dengan NaHCO3 dan selanjutnya ditetei dengan larutan
FeCl3 dan warna dari larutan tersebut adalah ungu, ini menunjukkan
bahwa larutan percobaan (asam askorbat) memang mengandung vitamin
C.
KESIMPULAN DAN SARAN1 Kesimpulana. Pada penentuan adanya vitamin
A, didapat hasil bahwa minyak ikan mengandung vitamin A.b. Pada
penentuan adanya vitamin D, didapat hasil bahwa minyak ikan
mengandung vitamin D.c. Pada penentuan adanya vitamin C, didapat
hasil bahwa larutan asam askorbat mengandung vitamin C.
2 SaranPada percobaan ini, asisten sudah cukup baik dalam
membimbing sehingga meminimalkan kesalahan yang terjadi pada saat
pratikum. Di laboratorium, sebaiknya perlengkapan yang dibutuhkan
pada saat pratikum dibenahi dengan baik untuk memaksimalkan
kegiatan pratikum.
JAWABAN TUGAS1. Penentuan Adanya Vitamin A1) Sebutkan fungsi
utama vitamin A! Mempertahankan struktur dan fungsi jaringan
epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.2) Sebutkan
penyakit akibat defisiensi vitamin A! Xeroftalmia, yaitu kerusakan
jaringan mata yang akan menuju pada kebutaan).3) Efek apakah yang
dapat ditimbulkan bila seseorang mengalami hipervitaminosis dari
vitamin A? Sebutkan gejalanya! Efek teratogenik, gejalanya antara
lain merasa lemah, sakit pada sendi, rambut rontok, kulit bersisik,
dan rasa mual. Dalam kondisi tersebut, dapat pula ditemukan
pembesaran hati dan limpa.
2. Penetuan Adanya Vitamin D1) Apa fungsi H2O2 dan pemanasan
dalam percobaan? Jelaskan! Fungsinya adalah sebagai peguji apakah
dalam larutan terdapat vitamin D. Pemanasan diperlukan untuk
mempercepat kerja reaksi dan penambahan H2O2 berfungsi sebagai zat
katalisis.2) Jelaskan mengapa pada pemanasan tidak boleh sampai
mendidih? Pemanasan diperlukan untuk mempercepat kerja reaksi tapi
dalam uji ini tidak boleh sampai mendidih karena akan merusak
pereaksi yang digunakan.3) Sebutkan fungsi utama vitamin D di dalam
tubuh! Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran
pencernaan, mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan
berhubungan dengan aktivitas enzim fosfatase alkali di dalam
serum.4) Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin D dan
gejalanya! Rakitis dan osteomalasia, gejalanya yaitu mengalami
sirkulasi enterohepatik dan pelunakan tulang.
3. Penentuan Adanya Vitamin C1) Jelaskan mengapa vitamin C
positif terhadap uji Benedict! Karena vitamin C aktif adalah asam
askorbat yang mencakup Cu2+ dimana uji benedict berfungsi untuk
mengidentifikasi ion Cu2+dalam suatu larutan.2) Sebutkan fungsi
utama vitamin C dalam tubuh! Mempertahankan keadaan zat-zat
intersel jaringan cartilage, dentin, dan tulang.3) Sebutkan
penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya! Skorbut, gejala
yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta
perdarahan lain, kelemahan otot, gusi yang membengkak dan menjadi
lunak, serta tanggalnya gigi.
DAFTAR PUSTAKA1. Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1982,
Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
UJI KUALITATIF VITAMIN
1. PENDAHULUANTubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap
vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda.
Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita
hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin
dalam makanan mereka sehari-hari.Vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dalam pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat
organic maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi
oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari.
Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu)
untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam
fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan,
sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan
darah.Lama tidak diketahuinya mengenai vitamin karena bahan-bahan
makanan mengandung vitamin yang cukup untuk mencegah timbulnya
gangguan yang hebat terhadap kesehatan. Bahan makanan yang
disajikan oleh alam mengandung berbagai vitamin dan bila dimakan
secara bersama-sama akan saling melengkapi satu sama lain. Oleh
karena itu konsumsi jenis bahan makanan yang monoton dalam waktu
lama dapat menimbulkan terjadinya kekurangan vitamin.Gejala
defisiensi bervariasi dari tingkat masalah kecil, seperti sakit
kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu makan sampai
penyakitpenyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan
oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Namun
demikian, konsumsi vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum
juga terjadi pada beberapa bagian grup populasi.Melihat pentingnya
dan peranan vitamin dalam tubuh manusia maka dilakukan percobaan
ini untuk mengetahui sifat-sifat vitamin.
2. Tujuan PercobaanA. Tujuan umum :1. Mempelajari sifat-sifat
vitamin.2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara
kualitatif.
B. Tujuan khusus :1. Penentuan adanya vitamin A : untuk
membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.2.
Penentuan adanya vitamin D : untuk membuktikan adanya vitamin D
dalam suatu bahan secara kualitatif.3. Penentuan adanya vitamin B1:
untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.4. Penentuan
adanya vitamin B6 : untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara
kualitatif.5. Penentuan adanya vitamin C : untuk mrmbuktikan adanya
vitamin C secara kualitatif.I.
3. Prinsip Percobaan1. Penentuan vitamin APercobaan ini
dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan yang
dapat dilakukan denga 2 metode yaitu dengan pereaksi Carr-Price
atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi
Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi
merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya
vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu reaksi
dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara
kolorimetri.
2. Penentuan adanya vitamin DPercobaan ini dilakukan untuk
membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara
mencampurkan minyak ikan dengan larutan H2SO4 lalu dipanaskan
beberapa menit, setelah itu didinginkan dan diuji dengan pereaksi
Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D
positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1Percobaan ini dilakukan untuk
membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara
mencampurkan thiamin dengan Pb-asetat dan NaOH kemudian panaskan,
jika timbul endapan warna coklat-hitam menandakan vitamin B1
positif. Atau dapat juga dilakukan dengan cara mencampurkan tiamin
dengan larutan Bismuth nitrat dan tambahkan larutan KI. Timbulnya
warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya vitamin B6Percobaan ini dilakukan untuk
membuktikan adanya vitamin B6 dengan cara mencampurkan larutan
pirodoksin dengan CuSO4 lalu ditambahkan NaOH. Bla terbentuk warna
biru ungu berarti vitamin B6 positif. Atau dengan cara mencampurkan
larutan pirooksin dengan FeCl3. Jika terbentuk warna jingga sampai
merah tua berarti vitamin B6 positif.
5. Penentuan adanya vitamin CPercobaan ini dilakukan untuk
membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan asam askorbat
dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan. Bila endapan
berwarna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C
positif. Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3
kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu berarti
vitamin C positif.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin hilang bila
menggunakan suhu tinggi, air perebus dibuang, permukaan makanan
bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang
terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi,
atau yang larut dalam air. Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat
dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi.1.
Waktu memasak tidak terlalu lama.2. Menggunakan air pemasak
sesedikit mungkin.3. Memotong dengan pisau tajam menjadi potongan
tidak terlalu halus.4. Panci memasak ditutup.5. Tidak mengguanakan
alkali dalam pemasakan.6. Sisa air perebus digunakan untuk masakan
lain.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin"
sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya
dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini
berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom
N.
Beberapa fungsi vitamin yang penting diantaranya: 1. Vitamin A
berfungsi : mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel,
membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.2. Vitamin D berfungsi
: meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfor dalam saluran
pencernaan, mepunyai peranan penting pada proses klasifikasi , dan
berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali di dalam
serum.3. Vitamin B1 berfungsi : sebagai koenzim (tiamin difosfat,
tiamin pirofosfat) pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat
misalnya : pada reaksi dekarboksilasi ooksidatif asa piruvat
menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada the hexose
monophosphate shunt.4. Vitamin B6 berfungsi : fungsi vitamin B6
yang utama ialah sebagai koenzim pada metabolisme asam amino,
diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transminasi.5.
Vitamin C berfungsi : fungsi utama vitamin C ialah mempertahankan
keadaan zat-zat intersel jaringan cartilage, dentin dan tulang.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya,
sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa
vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut
provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai
provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di
jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh
adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut
disintetis di dalam usus oleh bakteri. Berdasarkan kelarutannya
vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam
air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya
tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam
tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan
dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E
dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang
larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian
berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu
karena tidak larut dalam air.
Adapun sumber dan macam-macam penyakit yang ditimbulkan dari
masing-masing jenis vitamin adalah sebagai berikut :1. Vitamin A
Sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning,
hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel,
pisang, pepaya, dan lain-lain) Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat,
dan lain-lain.
2. Vitamin B1 Sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum,
daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B12Sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati,
daging, dan lainnya Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan
vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang
capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan
sebagainya
4. Vitamin C Sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk
atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain
sebagainya Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C =
mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian,
dan lain-lain
5. Vitamin D Sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan,
susu, telur, keju, dan lain-lain Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otak bisa
mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang
biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
6. Vitamin E Sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam,
kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul
baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
7. Vitamin K Sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning
telur, sayuran segar, dkk Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila
terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan
sebagainya (organisasi)
Vitamin B1 (Thiamin) pertama kali dikristalkan oleh Jansen dan
Donath pada tahun 1962 dan pertama kali disintetis oleh Roger
R.Williams dan kawan-kawannya pada tahun 1936 (Neal dan
Sauberlich,1980). Ketiga reaksi enzim yang diketahui pada hewan dan
manusia yang melibatkan thiamin pirofosfat sebagai suatu ko-enzim
adalah dekarboksilase piruvat, dekarboksilase - ketoglutarat (dalam
siklus krebs) dan transketolase (dalam pentose-fosfat shunt) Dan
juga merupakan hal yang sangat penting dalam reaksi gelap dari
proses fotosintetis, selama konversi CO menjadi karbohidrat. Enzim
yang mengikat thiamin, pirofosfat membentuk substrat dalam
reaksi-reaksi tersebut. Secara fisiologis, tiamin dalam bentuk
tiamin difosfat (kokarboksilase) bertindak sebagai koenzim pada
sistem dekarboksilase oksidatif piruvat atau alfa-ketoglutarat
masing-masing pada sistem enzim piruvat atau ketoglutarat
dehidrogenase. (Toha ;1992)
METODOLOGI PERCOBAAN1 Alat 1. Penentuan Adanya Vitamin AAlat
yang dipakai adalah :a. Tabung reaksi.b. Pipet ukur dan pipet
tetesc. Spatula
2. Penentuan Adanya Vitamin DAlat yang dipakai adalah :a. Tabung
reaksi.b. Pipet ukur, dan pipet tetes.c. Alat pemanas.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1Alat yang dipakai adalah :a. Alat
pemanas, b. Tabung reaksi.c. Pipet ukur dan pipet tetes
4. Penentuan Adanya Vitamin B6Alat yang dipakai adalah :a.
Tabung reaksi.b. Pipet tetes
5. Penentuan Adanya Vitamin CAlat yang dipakai adalah :a. Kertas
pH atau lakmus, b. Alat pemanas. c. Tabung reaksi.d. Pipet
tetes.
2 Bahan1. Penentuan Adanya Vitamin ABahan-bahan yang digunakan
adalah :a. Minyak ikanb. Kloroformc. Kristal SbCl3 d. Asam setat
anhidride. Asam trikloroasetat (TCA)
2.Penentuan Adanya Vitamin DBahan-bahan yang digunakan adalah :
a. Minyak ikanb. Kloroformc. Asam asetat anhidridd. Larutan H2O2 5%
e. Asam Trikloroasetat
3.Penentuan Adanya Vitamin B1Bahan-bahan yang digunakan adalah :
a. Larutan thiamin 1%b. Larutan bismuth nitrat, Bi (NO3)3c. Larutan
NaOH 6 Nd. Larutan KI 5%e. Larutan Pb-asetat 10%
4. Penentan Adanya Vitamin B6Bahan-bahan yang digunakan adalah :
a. Larutan pridoksin- HCl 1%b. Larutan NaOH 3%c. Larutan CuSO4 2%d.
Larutan besi (III) klorida, FeCl3 1% e. Penentuan Adanya Vitamin
C
Bahan-bahan yang digunakan adalah : a. Larutan asam asetat 1%b.
Pereaksi benedidc. Larutan NaHCO 5%d. Larutan FeCl3 1%e. Kertas PH
atau Lakmus
3. Prosedur Kerja1. Penentuan Adanya Vitamin AProsedur A :a. Ke
dalam tabung reaksi , dimasukkan 10 tetes minyak ikan. b. Kemudian
ditambahkan 15 tetes klorofom, dicampur dengan baik.. c.
Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid. d. Lalu dibubuhkan
seujung sendok kristal SbCl3, e. Amati perubahan warna yang
terjadi, terbentuknya warna biru yang akan berubah menjadi merah
coklat berarti vitamin A positif.
Prosedur B :a. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes
minyak ikan. b. Tambahkan 10 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam
kloroform, campur dengan baik. c. Amati warna yang terjadi,
timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.
2. Penentuan adanya vitamin Da. Ke dalam tabung reaksi,
dimasukkan 10 tetes minyak ikan. b. Lalu ditambahkan 10 tetes
larutan H2O2 5%. c. Kemudian dikocok campuran selama kira-kira
1menit. d. Setelah itu dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan
sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan
sampai mendidih. e. Dinginkan tabung dibawah air kran. f. Kemudian
dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentan
adanya vitamin A. g. Amati perubahan warna yang terjadi, adanya
warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.
3. Penentuan adanya vitamin B1Prosedur A :a. Dimasukkan 1 ml
larutan thiamine 1% ke dalam tabung reaksi. b. Setelah itu
ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N. Lalu
dicampurkan dengan baik, c. Perhatikan timbulnya warna kuning yang
terjadi. d. Panaskan, sehingga akan timbul endapan warna
coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.
Prosedur B :a. Ke dalam tabung reaksi, masukkan 5 tetes larutan
thiamin 1%. b. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat,
dicampurkan dengan baik. c. Lalu ditambahkan 1 tetes larutan KI 5%.
d. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna
merah jingga berarti vitamin B1 positif.
4. Penentuan adanya B6Prosedur A :a. Dimasukkan 10 tetes larutan
pirodoksin 1 % ke dalam tabung reaksi. b. Setelah itu ditambahkan 4
tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3 N. c. Amati perubahan
warna yang terjadi.bila terbentuk warna biru-unggu berarti vitamin
B6 positif.
Prosedur B :a. Dimasukkan 10 tetes larutan piridoksin 1% ke
dalam tabung reaksi b. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes larutan
FeCl3. c. Amati perubahan warna yang terjadi.timbulnya warna jingga
sampai merah tua berarti vitanmin B6 positif
5. Penentuan adanya vitamin CProsedur A :a. Dimasukkan 10 tetes
larutan askorbat 1% ke dalam tabung reaksi b. Setelah itu
ditambahkan 30 tetes pereaksi benedit. c. Kemudian dipanaskan
diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. d. Perhatikan
adanya endapan yang terbentuk warna hijau, kekuningan sampai merah
bata berarti vitamin C positif.
`Prosedur B :a. Dimasukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1%
kedalam tabung reaksi. b. Kemudian dinetralkan larutan mengunakan
NaHCO3 5%. c. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3. d. Amati warna
yang terjadi adanya warna merah,unggu berarti vitamin C
positif.
HASIL DAN PEMBAHASAN1 Hasil PengamatanTabel 1. Penentuan Adanya
Vitamin ABahanProsedur AProsedur B
Minyak ikan10 tetes10 tetes
Kloroform15 tetes-
Asam asetat anhidrid4 tetes-
SbCl3 kristalSeujung sendok-
TCA dalam kloroform-2 mL
Campurkan dengan baik
Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk Hijau tua (-) Warna
kuning (-)
2. Penentuan Adanya Vitamin D
BahanTabung 1
Minyak ikan10 tetes
Larutan H2O2 5%10 tetes
Panaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi
Carr-Price
Hasil : warna jingga-kuning (+/-) Kuning (+)
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
BahanProsedur AProsedur B
Larutan Thiamin 1%1 mL5 tetes
Larutan Pb-asetat 10%1 mL
Larutan NaOH 6N4,5 mL5 tetes
Larutan Bi(NO3)3-1 tetes
Larutan KI-
Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Warna coklat
tidak ada endapan (-) Ada endapan coklat (-)
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
BahanProsedur AProsedur B
Larutan asam askorbat10 tetes10 tetes
Peraksi Benedict30 tetes
pH larutan 8
Larutan FeCl3 2-3 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Terjadi
perubahan biru-unggu (+) Tidak terjadi perubahan merah tua (-)
5. Penentuan Adanya Vitamin C
BahanProsedur AProsedur B
Larutan pirodoksin10 tetes10 tetes
Larutan CuSO44 tetes
Larutan NaOH 3N20 tetes
Larutan FeCl3 1% 3-5 tetes
Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Merah bata (+)
Warna kekuning-kuningan (+)
2 Pembahasana. Penentuan Adanya Vitamin APada percobaan ini
diperoleh hasil bahwa pada prosedur A dari warna hijau tuahberubah
yang menandakan hasil yang negatif atau dengan kata lain terdapat
vitamin A(-). Hal ini dapat dibuktikan pada prosedur B diperoleh
hasil larutan yang berwarna kuning yang menandakan vitamin A
negative (-). Dengan peraktikumi ini tidak tepat dengan apa yang di
katakana oleh teori yang ada.b. Penentuan Adanya Vitamin DPada
percobaan ini hasil yang diperoleh warna kuning yang menunjukan
vitamin D positif. Vitamin D ini umumnya stabil pada pemanasan,
asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila
lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya.
Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D. c.
Penentuan Adanya Vitamin B1Pada percobaan ini, prosedur A sebelum
dipanaskan berwarna kuning setelah dipanaskan berwarna coklat tapi
tidak terdapat endapan. Pada uji ini hasil yang seharusnya terdapat
endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif vitamin B1.
Sedangkan pada prosedur B menghasilkan endapan berwarna coklat ,
yang menunjukkan hasil negatif atau tidak adanya vitamin B1d.
Penentuan Adanya Vitamin B6Pada percobaan A, diperoleh warna biru
yang menunjukkan positif adanya vitamin B6. Namun, pada prosedur B
meunjukkan hasil yang negatif dengan titak terjadi perubahan.dengan
katalain vitamin B6 negatif. e. Penentuan Adanya Vitamin CPada
percobaan A, larutan yang diperoleh berwarna hijau dan ada endapan
yang menunjukan vitamin C positif . Sedangkan pada prosedur B
diperoleh hasil larutan berwarna merah bata yang menandakan vitamin
C positif .
- Vitamin A dapat ditentukan secara kualitatif dengan pereaksi
Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).- Adanya vitamin D
pada minyak ikan yang ditunjukkan dengan warna hasil larutan yang
berwarna jingga-kuning.- Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin
mudah rusak sedangkan dalam keadaan asam tahan panas.- Pirodoksin
stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam serta paling tahan
terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. - Vitamin C mudah
dioksidasi terutama bila di panaskan. Dimana proses oksidasi akan
dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.
DAFTAR PUSTAKA1. Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.2. Vitahealth. 2006.
Seluk-beluk Food Suplement. Jakarta : GramediaSaifuddin,
Sirajuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium
Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.3.
Yazid, Estien, dkk. 2006. Penuntun Pratikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Gresik : Andi Yogayakrta.4. Syahruddin, Kasim,
dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.5.
Toha, A. 1992. Biokimia. Surabaya : Alfabeta.
Jawaban PertanyaanA. Penentuan Adanya Vitamin A1. Sebutkan
fungsi utama vitamin A!Jawab : Fungsi utamanya memelihara
integritas struktural dan permeabilitas normal membran sel2.
Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A!Jawab : Hemeralopia
(rabun ayam/rabun senja)Frinoderma, kulit tangan atau kaki tampak
bersisikPendarahan pada selaput usus, ginjal dan paru-paruKerusakan
pada korneaTerhentinya proses pertumbuhanTerganggunya pertumbuhan
pada bayi3. Efek apakah yang dapat ditimbulkan bila seseorang
mengalami hipervitaminosis dari vitamin A? Sebutkan gejalanya!Jawab
: Menyebabkan Hipervitaminosis A pada bayi dan anak kecil dapat
menjadikan anak menjadi cengeng, kulit kering dan gatal-gatal
Menyebabkan Sirosis dan Hipertensi Portal Menyebabkan Lemah, Rambut
rontok, bintik-bintik pada kulit, sakit kepala, otot-otot kaku,
sakit tulang, hepatosplenomegali dan papiledema
B. Penentuan Adanya Vitamin D1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan
pada percobaan !Jawab: Fungsi H2O2 akan merusak vitamin A yang
masih terkandung dalam bahan dan pemanasannya dilakukan hanyalah
untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini
agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi.2. Jelaskan
mengapa pemanasan tidak boleh sampai mendidih!Jawab: Pada dasarnya
pemanasan dilakukan hanyalah untuk menguapkan bahan lain yang tidak
dibutuhkan dalam uji ini agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang
bereaksi.3. Sebutkan fungsi utama vitamin D dalam tubuh!Jawab:
Fungsi utamanya merangsang sintesis protein pengikat kalsium
(calcium-binding protein,CaBP).4. Sebutkan penyakit akibat
defisiensi vitamin D dan gejalanya !Jawab: Proses Osifikasi
(penulangan) terganggu sehingga menimbulkan rakhitis dan tulang
mudah patah, terjadi gangguan pada pertukaran zat kapur dan fosfor
serta gangguan pada sistem pertulangan.C. Penentuan Adanya Vitamin
B11. Sebutkan fungsi utama vitamin B1!Jawab: Thiamin merupakan
bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme
energi. Berperan dalam sistem syaraf Menimbulkan nafsu makan
membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan
dalam sistem saraf.2. Tuliskan struktur kimia vitamin B1!
Jawab:
D. Penentuan Adanya Vitamin B61. Sebutkan fungsi utama vitamin
B6!Jawab: Berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Berperan
dalam produksi sel darah merah. Berperan mengatur dalam penggunaan
protein, lemak, karbohidrat Berperan dalam pembaruan sel darah
merah. Merupakan co factor terhadap beberapa jenis enzim2. Sebutkan
penyakit akibat defisiensi vitamin B6 dengan gejalanya!Jawab:
gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan
sawah.
E. Penentuan Adanya Vitamin C1. Jelaskan mengapa vitamin C
positif terhadap uji Benedict!Jawab: Dalam larutan vitamin C mudah
rusak karena oksidasi dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat
dalam bentuk kristal kering. Jika vitamin C dilarutkan dengan asam
askorbat dan pereaksi Benedict menghasilkan warna merah bata yang
menunjukkan bahan asam askorbat mengandung vitamin C.2. Sebutkan
fungsi utama vitamin C dalam tubuh!Jawab: Berperan membantu
spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Bekerja sebagai
antioksidan. Membentuk kolagen, serat, struktur protein.
Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh
menyerap zat besi. Membentuk senyawa kimiawi yang berfungsi sebagai
perekat antar sel-sel. Berperan sekali dalam penyembuhan luka,
memperkuat aliran darah dan membantu penyerapan zat besi, juga
memperkuat daya tahan terhadap infeksi terhadap tubuh. Berperan
dalam pembentukan substansi antarsel berbagai jaringan Meningkatkan
aktivitas pagositas sel darah putih Meningkatkan absorpsi zat besi
dalam usus serta transportasi zat besi3. Sebutkan penyakit akibat
defisiensi vitamin C dan gejalanya!Jawab: Berakibat pada sistem
syaraf dan ketegangan otot.
DAFTAR PUSTAKA1. Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta : UI Press.2. Almatsier, S. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.3. Sirajuddin, S. 2009.
Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS.4.
Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.5.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta :
Erlangga.