Top Banner
TUGAS KE-2 TEORI DAN PRAKTEK MOTOR PEMBAKARAN DALAM “PERBANDINGAN VVT-i DENGAN VTEC” Oleh : Nabil Kirom (NRP 2112030026) Dosen Pengajar : Ir.Joko Sarsetyanto, MT ( NIP. 19610602 198701 1 001) PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015
17

cara kerja sohc

Jan 04, 2016

Download

Documents

Nabil Kirom

cara kerja sohc vtec
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: cara kerja sohc

TUGAS KE-2

TEORI DAN PRAKTEK MOTOR PEMBAKARAN DALAM

“PERBANDINGAN VVT-i DENGAN VTEC”

Oleh : Nabil Kirom (NRP 2112030026)

Dosen Pengajar : Ir.Joko Sarsetyanto, MT ( NIP. 19610602 198701 1 001)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2015

Page 2: cara kerja sohc

1. PENGERTIAN VVT-i

VVT-i atau Variable Valve Timing intelligent adalah pengaturan bukaan katup

variabel yang dikembangkan oleh Toyota.VVT-i yang diperkenalkan pada tahun 1996

menggantikan VVT yang sebelumnya telah diperkenalkan pada tahun 1991.

Sistim VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan serangkaian

peranti untuk mengontrol penggerak camshaft. Maksudnya adalah menyesuaikan waktu

bukaan katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa didapat torsi optimal di setiap tingkat

kecepatan. Sekaligus menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.

Secara garis besar, sistem kerja pada VVT- I, yg diatur bukan besarnya bukaan

klep, tetapi timing bukaan klep terserbut. Pengaturannya juga tidak hanya berdasarkan

RPM tapi juga menghitung volume udara masuk, posisi throttle (pijakan pedal gas)

temperatur mesin dan beban yang ditanggung. VVT-I juga bersifat CONTINUES ,berarti

perubahannya realtime mengikuti perubahan RPM. Tidak melalui tahap2/ steper seperti

halnya Vtec dan Mivec yg hanya 2 atau 3 stage. Tinjauan dasar VVT-i adalah

mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan dan kondisi pengemudian yang

menghasilkan konsumsi BBM yang efisien dan tingkat emisi bahan bakar yang sangat

rendah.

Itulah sebabnya kendaraan bermesin teknologi VVT-i sanggup menghasilkan

tenaga yang besar sekalipun kapasitas cc slinder mesin kecil. Sebagai contoh Toyota

Vios dengan mesin 1.497 cc menghasilkan 109 dk dengan Torsi 142 Nm sehingga

dibandingkan mesin konvensional yang menghasilkan tenaga 75 % nya.

1.1 CARA KERJA

Cara kerja dari sistem VVT-i cukup sederhana, yaitu untuk menghitung waktu

buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit)

menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (akselerator)

dan temperatur air. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi chamshaft atau

crankshaft memberikan sinyal sebagai respon koreksi. Sistem VVT-i akan terus

mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara, yang disesuaikan

dengan pijakan pedal

Page 3: cara kerja sohc

gas dan beban yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran

dan menghemat konsumsi BBM.

Pada VVT-i bagian yang divariasikan adalah timing (waktu buka-tutup) intake

valve dengan merubah atau menggeser posisi intake camshaft terhadap puli camshaft

drive. Fluida yang digunakan sebagai aktuator untuk menggeser posisi camshaft adalah

oli mesin yang diberikan tekanan. Jadi disini maksudnya puli pada intake camshaft

adalah fleksibel, camshaftnya bisa diputar maju atau mundur.

a. Waktu Katup

Saat bekerja pada putaran rendah, mesin memerlukan campuran udara dan

bahan bakar yang lebih sedikit daripada saat putaran tinggi. Hal ini dikarenakan tenaga

yang harus dihasilkan juga tidak perlu besar. Kendati begitu, apabila gas ditekan lebih

dalam, jumlah bahan bakar dan udara yang masuk ke mesin bertambah banyak. Dengan

makin banyak massa udara dan bahan bakar masuk ke dalam mesin dan kemudian dibakar,

makin besar pula tenaga yang dihasilkan. Selanjutnya hal itu dimanfaatkan agar kendaraan

melaju pada kecepatan lebih tinggi.

Selama ini pada mesin non-VVT-i atau konvensional, waktu buka dan tutup

katup isap selalu sama, baik saat mesin bekerja pada putaran rendah maupun tinggi.

Kondisi seperti ini tentu saja membuat mesin tidak bisa bekerja secara optimal dan efisien,

baik pada putaran rendah maupun tinggi. Bila salah satu diutamakan, misalnya putaran

pada tinggi, seperti mesin balap jadul, maka pada putaran rendah mesin akan mengalami

“mbrebet”. Selain itu juga boros konsumsi bahan bakar. Sebaliknya, bila hanya putaran

rendah, maka kerja mesin pada putaran tinggi akan menjadi berat atau kurang bertenaga.

Dengan adanya teknologi VVT-i, maka pada saat mesin bekerja pada putaran

rendah, waktu buka katup isap tidak perlu lama. Waktu buka katup diperlambat dan

tutupnya dipercepat karena bahan bakar yang diperlukan mesin sedikit.

Selanjutnya apabila pedal gas ditekan, hal itu menyebabkan kebutuhan mesin

terhadap bahan bakar dan udara makin besar. Katup pun membuka lebih cepat dan

waktu menutup diperlambat. Artinya, waktu buka katup lebih lama. Dengan demikian,

jumlah udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam mesin menjadi lebih banyak.

b. Kendali Komputer

Untuk bisa membuat katup isap membuka dan menutup sesuai dengan kondisi

kerja mesin, pada sistem poros kem katup ditambahkan mekanisme VVT-i.

Rangkaian

Page 4: cara kerja sohc

komponennya antara lain timing rotor, rumah, dan baling-baling (fan) controler, dan

katup spul. Semunya disatukan pada poros kem isap.

Controler VVT-i bergerak memutar atau menggeser posisi poros kem. Hasilnya,

posisi poros kem berubah. Hal ini menyebabkan waktu buka katup berubah, jadi cepat

atau lambat. Controler VVT-i bekerja atas tekanan oli dari katup spul (spool valve) yang

mengalirkan ke baling-baling.

Kerja katup spul ini dikendalikan oleh komputer mesin. Komputer mengatur

kerja katup spul (tipe solenoid) berdasarkan berbagai informasi yang diterima dari

sensor-sensor mesin lain. Dengan demikian, pengaturan pembukaan katup lebih cepat atau

lambat jadi lebih efisien dan efektif.

Sistem yang lebih canggih dari VVT-i adalah VVTL-i (variable valve timing and

lift- intelligent). Pada sistem, ini bukan hanya waktu buka dan tutup katup isap yang bisa

dikontrol sesuai dengan putaran mesin, juga tinggi angkatnya.

Pada putaran tinggi, katup terangkat lebih tinggi. Sementara itu, pada putaran rendah,

katup terangkat lebih rendah dari dudukannya. Dengan demikian, selain efisien, hal itu

juga menghasilkan tenaga mesin yang mumpuni, baik pada putaran rendah, maupun

tinggi. VVTL-i digunakan Toyota pada Celica.

Gambar Control Elektrik VVTi

Pada mesin Toyota, sistim ini diaplikasikan pada katup masuk. Waktu bukaan

camshaft bisa bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya, pada saat start, kondisi

mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing dimundurkan 30 derajat.

Page 5: cara kerja sohc

Gambar diatas, timing intake valve digeser maju atau mundur terhadap puli

penggeraknya. Gambar dibawah menjelaskan fungsi atau tujuan ketika timing digeser

maju atau mundur.

Page 6: cara kerja sohc

Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa membukanya katup masuk

dan buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena katup masuk baru akan

membuka beberapa saat setelah katup buang menutup penuh. Logikanya, pada kondisi

ini mesin tak perlu bekerja ekstra.

Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat terisap

ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah lingkungan.Sedangkan

saat ada beban, timing akan maju 30 derajat . Derajat overlapping akan meningkat.

Tujuannya untuk membantu mendorong gas buang plus memanaskan campuran bahan

bakar dan udara yang masuk. Selain itu, waktu kompresi juga bertambah karena katup

masuk juga menutup lebih cepat. Efeknya, efisiensi volumetrik jadi lebih baik.

Untuk mewujudkannya, ada VVT-i controller pada timing gear di intake

camshaft. Alat ini terdiri atas housing (rumah), kemudian di dalamnya ada ruangan oli

untuk menggerakkan vane (baling-baling).

Baling-baling itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya terdapat dua jalur

oli menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah VVT-i controller. Dari jalur oli

yang berbeda inilah, vane akan mengatur waktu bukaan katup.

Page 7: cara kerja sohc

Posisi advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang

masing- masing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi timing pun

ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh camshaft timing Oli

Control Valve yang diatur oleh ECU mesin.

Kebalikannya, untuk kondisi retard (mundur), ruang di depan vane akan terisi

dan posisi timing mundur. Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi standar, ada pin

yang akan mengunci posisi vane tetap ada di tengah.

1.2 KEUNGGULAN TEKNOLOGI VVT-i

Berikut ini adalah keunggulan dari VVTi:

Pembakaran yang stabil dapat diperoleh bahkan pada putaran mesin yang rendah.

Dengan putaran mesin yang rendah saat stasioner (idle)maka efisiensi bahan

bakarnya menjadi lebih baik.

Kerugian tenaga mesin dapat dikurangi sehingga efisiensi bahan bakarnya

meningkat.

Selain itu, hasil gas buangnya pun lebih ramah lingkungan.

Kemampuan mesin dapat dioptimalkan sehingga tenaga yang dihasilkan

dapat maksimal.

2. Pengantar Sistem VTEC

Sistem Variable Valve Timing and Lift Electronic Control (VTEC) adalah

keistimewaan engineering untuk mengubah valve timing dan lift parameter dalam

menyesuaikan karateristik kecepatan mesin. Cara kerjanya adalah dengan menyesuaikan

sesempurna mungkin sifat-sifat pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan kerja mesin,

sehingga menghasilkan performa tinggi dan efisiensi. Secara sederhana, setiap katup mesin

yang menggunakan sistem VTEC memiliki sebuah cam lobe yang terpisah. Cam lobe ini

berada pada camshaft yang sama dan melalui penerapan kontrol elektronik, dapat berubah-

ubah untuk menyesuaikan kondisi mesin dengan menggunakan tekanan hidrolik, sehingga

performa tinggi dan efisiensi dari VTEC dapat dicapai.

Page 8: cara kerja sohc

2.1 Tipe-Tipe VTEC

Pada saat ini terdapat lima tipe sistem VTEC yaitu:

1. DOHC VTEC

2. SOHC VTEC

3. New VTEC

4. VTEC 3-Stage

5. VTEC-E

Dan penjelasan masing-masing sistem VTEC adalah sebagau berikut :

1. DOHC VTEC

Penerapan teknologi VTEC melihat high-speed cam dan low-speed cam

dengan bentuk/profil yang berbeda yang dibuat pada intake dan exhaust camshaft.

Pada kecepatan mesin yang rendah dan menengah, intake dan exhaust valve

dioperasikan oleh low-speed cam. Pada tingkat kecepatan yang lebih tinggi, high-

speed cam mengambil alih pengoperasian. Kombinasi dari operasi ini menyebabkan

mesin memberikan torque tinggi dan fleksibilitas pada kecepatan sedang serta

menghasilkan respons tinggi dan output tenaga yang besar pada kecepatan tinggi.

2. SOHC VTEC

High-speed dan low-speed cam yang berbeda bentuk/profil dibuat pada

intake camshaft di dalam mesin SOCH VTEC. Sesuai dengan penerapan pada sistem

DOHC, low-speed cam mengoperasikan katup pada tingkat kecepatan rendah dan

menengah, dan high-speed cam beroperasi pada kecepatan tinggi, meskipun

sebenarnya hal ini hanya berlaku untuk intake valve dalam kasus ini. Teknik ini

menyebabkan mesin dapat memberikan kemungkinan kombinasi yang terbaik cara

berkendara yang mudah/ease-of-driving pada tingkat kecepatan yang normal, output

tenaga yang besar, dan efisiensi bahan bakar.

3. New VTEC

Seperti pada sistem SOHC VTEC, high-speed dan low-speed cam dengan

perbedaan bentuk/profil dibuat pada intake camshaft, high-speed cam mengontrol

kecepatan tinggi sedangkan low-speed cam aktif pada kecepatan rendah dan

menengah. Dalam penerapan ini, secondary intake valves dijaga hampir tak

bergerak/stationer pada saat kendaraan pada kecepatan rendah saat primary intake

valves membuat udara dapat dialirkan masuk ke cylinder. Dalam kombinasi dengan

perbaikan bentuk ruang pembakaran dan port, operasi ini membentuk putaran

udara/wirl di setiap ruang pembakaran untuk memastikan bahwa pembakaran terjadi

Page 9: cara kerja sohc

dengan lebih efisien. Mesin New VTEC dapat mengirim tenaga dan torque yang

substantif/bermakna sementara penghematan bahan bakar yang sempurna tetap dapat

dilakukan.

4. 3-Stage VTEC

Tiga tingkat berbeda dari unit VTEC ini disesuaikan untuk kecepatan rendah

(satu katup dioperasikan oleh low-speed cam), kecepatan tingkat sedang (kedua katup

dioperasikan dengan low-speed cam) dan kecepatan tinggi (kedua katup dioperasikan

oleh high-speed cam). Rancangan ini menghasilkan efisiensi bahan bakar yang

sempurna pada tingkat kecepatan rendah, output torque yang sempurna pada

kecepatan sedang, dan output power yang sempurna pada tingkat kecepatan tinggi.

5. VTEC-E

Intake valve camshaft dilengkapi dengan cam kecepatan rendah dan

kecepatan menengah yang dibentuk secara tertpisah. Pada kecepatan rendah, valve

kedua beroperasi dengan kecepatan rendah (meskipun dalam realisasinya hampir tidak

bergerak) ; kedua katub dioperasikan oleh cam dengan kecepatan menengah. Sebagai

hasilnya, mesin ini mengirim bahan bakar dengan sangat efisien sementara pada waktu

yang sama menjaga kemampuan mengemudi tingkat tinggi.

2.1.1 KONTRUKSI SOHC VTEC

Konsrtuksi SOHC VTEC

Dari kebanyakan tipe dasar pada sistem VTEC yang terdiri dari komponen

berikut ini :

1) Camshaft

2) Rocker arm

3) Lost motion mechanism

4) Spool valve

5) Engine control module (ECM)

Page 10: cara kerja sohc

Gambar. Konstruksi SOHC VTEC

Keterangan :

1. Synchronizing Piston A

2. Lost Motion Assembly

3. Synchronizing Piston B

4. Mid Rocker Arm

5. Primary Rocker Arm

6. Secondary Rocker Arm

7. Camshaft

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Camshaft

Pada mesin konvesional setiap katup digerakan oleh masing-masing cam.

Namun pada mesin SOHC VTEC pada katup intake terdapat tiga buah cam yang diberi

nama, cam primer, cam sekunder dan cam tengah (mid cam). Cam ini mepunyai profil

tersendiri untuk membuat valve timing dan lift yang berbeda.

Pada kecepatan rendah dan menengah, kedua katup intake digerakan masing-

masing oleh katup primer dan katup sekunder. Kedua cam ini memiliki sedikit

perbedaan ketinggian dan akan menghasilkan kondisi gerakan putaran (turbulence)

yang optimal di dalam ruang bakar. Sedang pada kecepatan tinggi kedua katup

digerakan oleh cam tengah (mid cam).

Page 11: cara kerja sohc

Gambar. Camshaft SOHC VTEC

Keterangan :

A. Primary Cam (Cam Primer)

B. Mid Cam (Cam Tengah)

C. Secondary Cam (Cam Sekunder)

2) Rocker Arm

Rocker arm primer, menengah dan sekunder digabungkan ke dalam satu

peralatan. Rocker arm primer dan sekunder membuat hubungan dengan katub. Setiap

rocker arm terdiri dari synchronizing piston, stopper piston, dan spring. Melalui aksi

dari komponen ini, gerakan dari rocker arm yang terpisah dapat dihubungkan atau

tidak selama mesin itu bekerja.

Gambar. Rocker Arm SOHC VTEC

Keterangan :

1. Rocker Arm Sekunder

2. Rocker Arm Primer

3. Rocker Arm Menengah

4. Camshaft

5. Stopper Piston

6. Rocker Arm Sekunder

7. Rocker Arm Menengah

8. Rocker Arm Primer

9. Synchronizing Piston B

10. Synchronizing Piston A

3) Lost Motion Mechanism

Lost motion assembly mencakup lost motion piston, lost motion guide, dan

lost motion spring A dan B. Ini berhubungan tetap dengan mid rocker-arm.

Page 12: cara kerja sohc

Di kecepatan rendah, lost motion mechanism menahan gerakan rocker arm

yang tidak perlu, hal ini berfungsi sebagai spring pembantu pada kecepatan tinggi

untuk menjamin bekerjanya katub dengan baik.

Gambar. Lost Motion Mechanism

Keterangan :

1. Lost Motion Assembly

2. Mid Rocker Arm

3. Lost Motion Spring A

4. Lost Motion Spring B

5. Lost Motion Piston

6. Mid Cam

4) Spool Valve

Spool valve assembly ditempelkan di sebelah cylinder head. Terdiri dari

sebuah screen, solenoid, dan spool valve.

Fungsi valve ini adalah untuk mengontrol lintasan oli antara pompa oli dan

synchronizing piston. Saat solenoid diaktifkan, spool valve membuka lintasan oli dan

tekanan hydraulic digunakan ke synchronizing piston, kemudian sistem VTEC

diaktifkan.

Pressure switch ditempatkan di belakang spool valve. Pressure switch

merasakan tekanan di lintasan oli synchrozining piston dan memberikan feedback ke

ECM (engine control module) dimana pemindahan rocker arm tidak terjadi seperti

yang diharapkan.

Page 13: cara kerja sohc

Gambar. Engine Control Module (ECM)

Gambar. Spool Valve Assembly

Keterangan :

1. Screen

2. Solenoid

3. Pressure Switch

4. Spool Valve

5. Cylinder Head

5) Engine Control Module (ECM)

System VTEC dikontrol secara elektronik oleh ECM. Menggunakan variasi

sensor yang berlainan, ECM memonitor kecepatan mesin, loading (beban) engine,

kecepatan kendaraan, temperature coolant engine dan faktor lainya.

Dengan menggunakan data tersebut ECM dapat menentukan kondisi kerja

mesin kemudian secara tepat mengaktifkan katup solenoid VTEC, aklar hidrolik

mengirim tekanan melalui jalur oli sesuai dengan sincronisasi piston dan memberikan

respon ke ECM pada saat rocker arm bekerja switch-over.

Page 14: cara kerja sohc

2.1.1 Cara Kerja SOHC VTEC

1) Pada Kecepatan Mesin yang Rendah (Sistem Tidak Diaktifkan)

VTEC system tidak aktif di kecepatan rendah. (Sebenarnya banyak perbedaan

faktor dalam menetukan apakah sistem itu bekerja. Untuk menyederhanakan

penjelasan, akan diabaikan di sini). Spool valve ditutup dan tidak ada tekanan hidrolik

yang digunakan untuk synchronizing piston dalam rocker arm. Jadi, setiap dari rocker

arm bebas untuk bergerak secara terpisah dan dijalankan oleh cam primer, menengah,

dan sekunder dengan berurutan. Dalam kondisi ini, katub primer dan sekunder

membuka dan menutup setelah timing dan lift yang ditentukan oleh bentuk cam primer

dan sekunder. Umumnya, mid rocker-arm sedang dioperasikan oleh mid cam pada saat

itu, tapi cam menengah menyebabkan tidak ada kerja lebih lanjut dan ditahan oleh lost

motion assembly untuk mencegah berderik.

Gambar. Cara Kerja SOHC VTEC (Kecepatan Mesin Rendah)

Keterangan :

1. Synchronizing Piston A

2. Synchronizing Piston B

3. Stopper Piston

4. Rocker Arm Sekunder

5. Rocker Arm Menengah

6. Rocker Arm Primer

Page 15: cara kerja sohc

2) Pada Kecepatan Mesin yang Tinggi (Sistem Diaktifkan)

Sekali kecepatan mesin melebihi batas, suatu sinyal ECM ke spool valve

solenoid menyebabkannya terbuka. Tekanan hydroulik dari pompa oli dapat melintasi

oli di bagian dalam camshaft ke rocker arm, dimana ia bekerja di synchronizing piston

mendorong ke samping. Tetapi, jika ada rocker arm yang berhubungan dengan cam

pada saat itu, semua piston tidak akan disejajarkan bersama. Sebagai akibatnya, rocker

arm akan melanjutkan untuk bergerak meskipun tekanan hydroulik aktif pada piston.

Ketika semua ketiga rocker arm meninggalkan cam dengan serempak, piston akan

meluncur dan arm akan ditahan bersama. Dalam kondisi ini, kedua katub utama dan

kedua akan dioperasikan oleh mid cam dibuat untuk kecepatan tinggi melalui gerakan

mid rocker arm.

Gambar. Cara Kerja SOHC VTEC (Kecepatan Mesin Tinggi)

Keterangan :

1. Camshaft

2. Stopper Piston

3. Secondary Rocker Arm

4. Mid Rocker Arm

5. Primary Rocker Arm

6. Synchronizing Piston B

7. Synchronizing Piston A

8. Rocker Shaft

Bila kecepatan mesin kemudian turun, spool valve akan menutup dan

kemudian tekanan hydroulic akan turun. Stopper piston spring akan mencoba

mendorong piston kembali ke posisi awalnya. Seperti sebelumnya, ini akan dicapai bila

semua piston dibariskan. Rocker arm saling dilepaskan oleh gerakan ini dan mulai

beroperasi secara terpisah.

Page 16: cara kerja sohc

Grafik. Cara Kerja SOHC VTEC

2.1.2 Kontruksi dan Cara Kerja DOHC VTEC

1. Konstruksi DOHC VTEC

Jika pada sistem SOHC VTEC intake camshaft sendiri dipasang dengan komponen

VTEC, maka pada DOHC VTEC melihat tekhnologi ini dipakai pada kedua intake

dan exhaust camshaft. Ini membuat karateristik kedua intake dan exhaust dikontrol

untuk menyesuaikan kecepatan mesin.

Gambar. Konstruksi DOHC VTEC

Keterangan :

1. Camshaft

2. Cam Kecepatan Rendah

7. Synchronizing Piston A

8. Synchronizing Piston B

Page 17: cara kerja sohc

3. Cam Kecepatan Tinggi

4. Rocker Arm Primer

5. Rocker Arm Menegah

6. Rocker Arm Sekunder

9. Stopper Piston

10. Lost Motion Spring

11. Exhaust Valve

12. Intake Valve

2. Cara Kerja DOHC VTEC

Terpisah dari fakta bahwa DOHC VTEC mempunyai dua sistem VTEC sebagai

kebalikan dengan yang ada pada SOHC VTEC, mode dari cara kerja dua sistem ini

pada dasarnya adalah sama.

Gambar. Cara Kerja DOHC VTEC

Grafik. Cara Kerja DOHC VTEC