1 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet . Cara Budidaya Ternak Bebek Peking Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola Kemitraan Peternakan Bebek Peking. Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok. Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000- INA; 2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; 3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik- itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Cara Budidaya Ternak Bebek Peking
Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola Kemitraan Peternakan Bebek Peking. Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok. Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; 3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak).
Mengapa Bisnis Bebek Peking? Bisnis bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda masih penasaran dengan bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak dipertimbangkan: 1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg. 2. Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian. 3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka. 4. Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan). 5. Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin. 6. Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi) 7. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari ternak itik. 8. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
3 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
9. Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam. Sebelumnya Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembangkan budidaya peternakan bebek peking karena meningkatnya permintaan pangsa pasar nasional dan internasional terhadap daging bebek tersebut. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Pertenakan Babel, Bayodandari, di Pangkalpinang, mengatakan, pemerintah daerah memotivasi para pengusaha dan peternak untuk mengembangkan bebek peking seiring dengan permintaan pasar terhadap daging bebek peking cukup tinggi. "Pada 2009 ekspor daging peking ke manca negara seperti Singapura, Cina, Jepang, Taiwan berkisar 150 ton dan permintaan pasar nasional berkisar 20 ton pertahun, sementara produksi daging bebek peking terbatas seiring masih kurang minat masyarakat," ujarnya. Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman di lapangan, bebek peking mempunyai kemampuan menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging. Bebek peking mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari dua bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kilogram dan siap panen. "Hal ini telah dibuktikan peternak bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka yang menjadikan bekas tambang timah dalam mengembangkan bebek peking dan bebek peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kilogram," ujarnya. Menurut dia, permasalahan yang dihadapi peternak dalam mengembangkan bebek peking yakni ketersediaan bibit yang terbatas dan tingginya pakan bebek peking. "Kita masih mengandalkan bibit dari Malaysia karena untuk melakukan pembibitan bebek peking harus memiliki ketersediaan SDM dan sarana listrik yang memadai. Sementara ketersediaan bahan pakan ternak peking, peternak mengandalkan pasokan pakan dari Pulau Jawa dan Sumatera sehingga biaya produksi bebek peking tinggi," ujarnya. Menurut dia, Bangka Belitung (Babel) bisa mengimpor daging itik atau bebek paking ke sejumlah negara jika didukung oleh sarana yang memadai seperti listrik, pakan ternak dan lokasi pembibitan yang bisa membuat mempercepat perkembangbiakan bebek paking. "Geografis daerah di Babel cukup mendukung sebagai sentra pembibitan bebek paking jika benar-benar dikelola lebih serius, tentu juga didukung oleh dana yang memadai," katanya. Banyak pertanyaan yang masuk kepada kami seputar DOD itik peking dan cara beternak itik jenis pedaging ini. Karena kapasitas kami yang kurang memadai dan waktu yang kami miliki juga sangat terbatas maka kami menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh Bapak
4 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Ir. H. Idih Purnama Alam dengan judul “BUDIDAYA ITIK PEKING (PEKING DUCK)”. Beliau adalah pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi sangat pas lah ketika pakar dan ahlinya yang berbicara. Namun tidak menutup kemungkinan kalau ada pertanyaan dari pembaca seputar produk ini kami akan berusaha menjawabnya sebatas kemampuan dan kapasitas kami, insyaallah. Semoga bermanfaat. Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni 2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di mana peternakan termasuk di dalamnya. Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit ai maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat terhadap budidaya unggas terutama unggas berupa ayam buras, malahan tidak sedikit kasus penyakit ai ini yang menyerang terhadap manusia, sehingga pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif serta harus bisa menciptakan terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari unggas. Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik peking (peking duck). Di mana peking duck mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.hal ini telah dibuktikan oleh peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah dimuat dalam harian kompas terbitan Juni 2007. Dengan melihat kondisi seperti tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan mengenai budi daya itik peking dalam rangka akselerasi pembangunan peternakan unggas air untuk pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu yang relatif cepat, mudah dan bisa dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan. Maksud dan Tujuan Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
5 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
1. Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik). 2. Merubah pola usaha unggas air (itik) dari yang nomaden ke arah yang intensif. 3. Menjadikan usaha unggas air (itik) menjadi usaha pokok masyarakat. 4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh). 5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas. Sedangkan tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain: 1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas. 2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik. 3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan. 4. Mengurangi tingkat pengangguran. 5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif singkat 6. Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll. Permasalahan Dalam setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan yang besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit permasalahan yang kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan yang timbul pada saat ini diantaranya : 1. Permintaan daging itik peking di pasaran cukup tinggi, tetapi sumber pasokan daging pada saat ini masih mengandalkan kepada daging import. 2. Budidaya itik peking pada saat ini masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih relatif sedikit. 3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas. Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah: 1. Penyakit Duck Cholera Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat. 2. Penyakit Salmonellosis Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
6 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck) System pemeliharaan Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang akan diambil. Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu: 1. System pemeliharaan extensif 2. System pemeliharaan semi intensif 3. System pemeliharaan intensif System pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan cara di abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di daerah-daerah persawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan itik dengan system extensif. Pemeliharaan dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami Sedangkan pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan. Untuk pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan system intensif, hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik ras pedaging yang mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, di mana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas daging yang prima. Dalam usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi daya penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan.
7 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan : A. Pemeliharaan anak (masa starter) Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari sampai umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan lebih dikenal dengan pakan “starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya dilakukan pada umur 1 - 14 hari sedangkan dari umur 15 - 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 - 15 ekor/m2. B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower) Periode pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik peking (peking duck) betina sebagai calon bibit pengganti /replacement stock atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Pada periode ini itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8 ekor/m2. C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur Itik peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun betina dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber dod yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 - 5 ekor/m2.
8 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Tahap Pemeliharaan Penggemukan Untuk pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat. Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik peking, di mana untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 - 55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan buktikan! Sistem Perkandangan Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya : 1. Tipe kandang battery Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol. 2. Tipe kandang postal Dalam usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada di dalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter dan grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas itik untuk tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara apakah jenis itik starter atau itik grower, untuk umur itik periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar
9 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
10 - 15 ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8 ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 - 5 ekor/m2. 3. Tipe kandang ranch Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di mana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian luar/di halaman depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan itik peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak unggas air dengan cara pemeliharaan yang intensif.
BUDIDAYA TERNAK ITIK PETELUR
( Anas spp. )
1. SEJARAH SINGKAT Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Awalnya bebek berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). 2. SENTRA PERIKANAN Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
3. JENIS Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; 3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor. 4. MANFAAT 1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri. 2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik. 3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija. 4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun. 5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat. 5. PERSYARATAN LOKASI Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi. 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4. Kondisi kandang dan perlengkapannyaKondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
11 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 mete
Pembibitan Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan. 1. Pemilihan bibit dan calon induk Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2. Perawatan bibit dan calon induk 1. Perawatan Bibit. -> Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan,
hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
2. Perawatan calon Induk. -> Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
3. Reproduksi dan Perkawinan. -> Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
3. Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif. -> Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
12 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Pengontrol Penyakit. -> Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
Pemberian Pakan. -> Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0– 8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
2. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
4. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4. Pemeliharaan Kandang Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada. 7. HAMA DAN PENYAKIT Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah: Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
13 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Penyebab: bakteri typhimurium. Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
8. PANEN 1. Hasil Utama Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik 2. Hasil Tambahan Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga 9. PASCAPANEN Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
Pengawetan telur dengan minyak kelapaPengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
Pengawetan telur dengan natrium silikatBahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna,jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
Pengawetan telur dengan garam dapurGaram direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.
14 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 1. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya itik di Semarang tahun 1999 adalah sebagai berikut:.
Permodalan Modal kerja Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000 ====== Rp108.000.000,- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ========================= Rp
4.000.000,- Modal Investasi Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,- ================== Rp
18.000.000,-. Jumlah kebutuhan modal : Rp 130.000.000,- Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
Bunga (menurun) 20% /tahun Masa tanggung angsuran 1 tahun Lama kredit 3 tahun
Biaya-biaya
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ======================= Rp 4.000.000,-
Biaya tetap Biaya pengambalian kredit: Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I ============ Rp
14.723.000,- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II =========== Rp
86.125.000,- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III ========== Rp
73.125.000,- Biaya penyusutan kandang: biaya penyusutan kandang tahun I ================== Rp 3.600.000,- biaya penyusutan kandang tahun II ================== Rp 3.600.000,- biaya penyusutan kandang tahun III ================= Rp 3.600.000,-
Biaya tidak tetap
Biaya pembayaran ransum: biaya ransum tahun I ============================== Rp
245.700.000,- biaya ransum tahun II ============================== Rp
453.600.000,- biaya ransum tahun III ============================= Rp
453.600.000,- Biaya pembayaran itik siap produksi: pembayaran tahun I =============================== Rp
108.000.000,- pembayaran tahun II - pembayaran tahun III - Biaya pembayaran obat-obatan: biaya pembayaran obat-obatan tahun I================== Rp
2.457.000,-
15 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
biaya pembayaran obat-obatan tahun II ================= Rp 4.536.000,-
biaya pembayaran obat-obatan tahun III ================= Rp 4.436.000,-( Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
Pendapatan Penjualan telur tahun I ================================ Rp
384.749.920,- Penjualan telur tahun II =============================== Rp
615.600.000,- Penjualan telur tahun III =============================== Rp
615.600.000,- Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- ================= Rp
5.700.000,-
2. Gambaran Peluang Agribisnis Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif. 11. DAFTAR PUSTAKA
1. Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
3. Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
12. KONTAK HUBUNGAN 1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web:
http://www.ristek.go.id Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
16 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
Budidaya Itik
1) Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; (3). Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
MANFAAT 1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri. 2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik. 3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija. 4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun. 5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.
5. PERSYARATAN LOKASI Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi. 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C. 2) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65% 3) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang 4) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu: a. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5) Kondisi kandang dan perlengkapannya Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen 6.2. Pembibitan Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan. 1) Pemilihan bibit dan calon induk Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut : a. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya b. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas c. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap. 2) Perawatan bibit dan calon induk a. Perawatan Bibit Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
18 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
b. Perawatan calon Induk Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina. 3) Reproduksi dan Perkawinan Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami). 6.3. Pemeliharaan 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit. 2) Pengontrol Penyakit Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik. 3) Pemberian Pakan Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu: a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder) b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai c. umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai. d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus). Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu : a. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam. b. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus) c. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan. 4) Pemeliharaan Kandang Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada. Sumber:ebookkeluarga
Panduan Praktis Budidaya Itik Potong Poultryindonesia.com, Tips. Peternakan itik umumnya untuk menghasilkan telur. Tetapi itik yang telah lewat masa produksinya maupun itik jantan, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi itik potong.
Masyarakat kita, saat ini semakin menggemari daging itik/bebek. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya rumah makan yang menyajikan nasi bebek. Akan tetapi pemenuhan kebutuhan bebek potong masih amat tradisional dan dalam bentuk bebek petelur afkir atau pejantan pejantan yang dipelihara seadanya.
Untuk memenuhi kebutuhan dan kegemaran masyarakat akan daging itik tersebut, perlu diusahakan suatu usaha peternakan itik potong yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan dan pemeliharaan itik potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991), dapat menggunakan itik yang telah lewat masa produksinya maupun itik jantan. Hal ini dimaksudkan karena itik jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya.
Untuk harga bibit, itik jantan lebih murah jika dibandingkan itik betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari itik betina sebagai petelur.
Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya dalam waktu 2-3 bulan sudah dapat dipetik hasilnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina.
Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Hal ini sangat menguntungkan konsumen jika dibandingkan dengan itik afkir. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
Kandang dan pakan
Sistem perkandangan dan pemberian pakan merupakan hal terpenting untuk melaksanakan peternakan secara intensif. Perkandangan itik potong jantan, seperti halnya ayam broiler dengan sistem kandang kering, dimana luas per ekor sekitar 0,25 m2.
Separuh bagian kandang ditutup dengan atap rumbia, genteng atau yang lainnya sebagai pelindung dan tempat istirahat. Sedangkan separuh bagian yang lain digunakan sebagai tempat untuk makan,minum atau bermain dalam bentuk kandang terbuka.
Pakan itik jantan yang disiapkan sebagai itik potong perlu diperhatikan atas periode pertumbuhannya. Pertumbuhan itik jantan terbagi atas periode pertumbuhan awal (fase starter) dan pertumbuhan lanjut.
Untuk mencapai pertumbuhan maksimal pada fase starter, perlu ditunjang dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi, yaitu berkisar antara 20-25%.
Agar tercapai nilai efisien dan ekonomis, harga pakan dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat, murah harganya dan nilai gizi yang cukup tinggi.
Misalnya protein yang didapat secara murah, yakni melalui pemanfaatan limbah-limbah hasil kelautan atau tambak, daging bekicot dan lain-lain.
Bisa juga dengan menambahkan enzym-enzym pencernaan agar didapatkan pertumbuhan yang lebih cepat.PI/dw
Kandang Ideal untuk Itik Petelur www.sentralternak.com, Menggembalakan ternak khususnya itik di areal persawahan atau di pinggir sungai merupakan ciri khas sebagian besar peternak itik di Indonesia. Dari kegiatan menggembalakan tersebut timbul pertanyaan, sampai kapan system tersebut akan dapat bertahan seiring dengan semakin sempitnya areal pertanian akibat kebutuhan manusia akan tempat tinggal? Di tambah lagi dengan banyaknya kasus kematian ternak itik dan ternak lainnya di areal persawahan akibat keracunan pestisida? Maka, menurut hemat kami cara beternak seperti ini kurang patut untuk dipertahankan dan mungkin sudah saatnya untuk dirubah untuk hasil yang lebih baik. Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem beternak dari sistem tradisional (menggembala) ke sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan. Banyak manfaat kalau kita menerapkan cara beternak itik secara intensif yang pada intinya ternak akan mampu meningkatkan produktivitasnya dan biaya pemeliharaan akan lebih efisien. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa dalam beternak itik tidak mutlak membutuhkan banyak air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu sebanyak 203 butir/ekor/tahun, sedangkan pada itik yang digembalakan hanya mampu menghasilkan telur sebanyak 124 butir/ekor/tahun. Berikut akan kami uraikan sedikit beberapa persyaratan kandang itik petelur : Lokasi kandang Masalah perkandangan adalah salah satu kunci utama dalam keberhasilan pemeliharaan itik petelur karena itik yang bisa beristirahat dengan nyaman produktivitasnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan itik yang berada di lokasi yang bising alias tidak nyaman. Lokasi peternakan itik dapat didirikan di mana saja, akan tetapi kita juga perlu memperhatikan aspek kenyamanan baik untuk ternak sendiri dan juga manusia yang ada disekitarnya. Lokasi yang ideal untuk beternak itik adalah lokasi yang jauh dari suara bising, berdrainase baik, transportasi mudah, mudah mendapatkan air bersih, aman baik dari segi binatang pengganggu atau orang, dan dekat dengan sarana dan prasarana. Banyak peternak pemula yang kurang memperhatikan masalah lokasi kandang ini,
sehingga tak heran kalau di tengah jalan mendapatkan protes dari masyarakat sekitar. Mending kalau hanya diminta untuk menghentikan atau menutup usaha, kalau sampai didemo dan bahkan dijarah ternak kita maka habislah riwayat ternak dan usaha kita. Untuk itu perlu kiranya kita memikirkan ulang lokasi usaha yang akan kita dirikan. Bangunan kandang Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bangunan kandang antara lain : 1. Atap , diusahakan mampu menahan panas matahari dan tampisan hujan. Bahan atap yang diyakini mempunyai kemampuan terbaik dalam hal tersebut adalah bahan genting. Model atap seyogyanya didesain sedemikian rupa sehingga bisa mengurangi bau dan panas di dalam kandang. 2. Bangunan kandang membujur dari arah Timur-Barat, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat, cukup terang dan litter kandang tetap kering. 3. Luas kandang, berhubungan dengan efisiensi penggunaan pakan. Akan sangat tidak efisien kalau kita menyediakan luasan kandang yang terlalu lebar karena energy yang semestinya untuk menghasilkan telur terbuang untuk berlarian ke sana-ke mari atau aktifitas lainnya. 4. Kalau dibuat tempat minum yang permanen (selokan atau lainnya) maka dibuat agak dalam agar kepala itik bisa masuk. 5. Kandang yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat perkandangan yang baik. 6. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu 7. Sekat kandang dibuat dengan memperhatikan kepadatan kandang. Kepadatan kandang untuk itik petelur maksimal 4 ekor/m2 dan kalau bisa per kelompok hanya terdiri dari 50 ekor itik masa produksi 8. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu merunduk ketika melakukan pekerjaan di dalam kandang. Pengertian system pemeliharaan basah dan kering Pada system pemeliharaan itik dikenal dengan dua cara yaitu system basah dan system kering. System basah yaitu cara beternak itik dengan menyediakan cukup air di dalam kandang untuk aktivitas itik seperti berenang, mandi, minum dan membantu proses kawin. System ini cocok untuk beternak itik petelur untuk menghasilkan telur tetas. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara ruang atau tempat istirahat dengan kolam harus mempunyai jarak yang cukup. Tujuannya agar lantai tidak cepat becek karena aktivitas itik yang keluar-masuk kolam bisa cepat membuat lantai menjadi basah. System kering kebalikannya yaitu cara beternak itik dengan menyediakan air yang sedikit, sekedar hanya untuk minum dan „cuci muka‟ saja. Kelebihan system kering adalah kemampuan produksi itik lebih optimal karena energi akan terpakai secara efisien untuk menghasilkan telur dan tidak untuk aktifitas berenang, dll. System ini sangat cocok untuk beternak itik petelur untuk menghasilkan telur konsumsi. Sarana dan prasarana di dalam kandang 1. Tempat pakan, jumlah harus diperhatikan, bahan yang bisa dipakai seperti bak/ember plastic.
26 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
2. Tempat minum, jumlahnya harus diperhatikan, bahan yang bisa dipakai seperti belahan bambo, pipa paralon, bak/ember plastic, atau tempat minum yang banyak dijual di toko pakan ternak. 3. Sarang bertelur, untuk memberikan kenyamanan lebih pada itik yang akan atau sedang bertelur. 4. Alas atau litter, untuk membantu memberikan kehangatan terutama di malam hari. Bahan litter yang sering digunakan adalah sekam padi, serutan gergajian kayu (grajen=jawa), atau jerami padi. Sebelum ditutupi bahan litter tersebut lantai sebaiknya ditaburi pasir yang dicampur dengan kapur. Pemberian kapur dimaksudkan untuk menyerap zat amoniak yang dihasilkan dari kotoran itik, sehingga bau amoniak akan berkurang dan udara akan menjadi lebih sehat. 5. Kolam, ukuran panjang dan lebarnya bisa disesuaikan dengan luasan kandang, dan sekali lagi kolam hanya cocok untuk pemeliharaan itik petelur untuk menghasilkan telur tetas. Perawatan kandang 1. Menjaga kebersihan kandang tiap hari. Kegiatan membersihkan kandang biasanya dilakukan di pagi hari bersamaan dengan waktu pemberian pakan. 2. Litter kandang perlu diganti ketika bau amoniak sudah mulai terasa dan litter sudah basah dan menggumpal. 3. Apabila menerapkan system basah maka kolam senantiasa di jaga kebersihannya termasuk airnya juga. 4. Pohon disekitar kandang perlu untuk diperhatikan ketinggiannya tujuannya agar sinar matahari tetap bisa masuk dan tetap bisa mengendalikan hembusan angin 5. Menjaga kandang dari binatang pengganggu 6. Segera membuang bangkai binatang atau itik yang mati Kiat-kiat menghindari stress pada itik karena faktor kandang dan lingkungan 1. Menghindari kepadatan kandang yang terlalu padat karena biasa memperbesar kemungkinan itik-itik yang agresif untuk mengganggu itik yang lain. 2. Air harus tersedia secara terus menerus. Kekurangan air menjadi salah satu sebab proses rontok bulu (moulting) datang lebih cepat. 3. Itik sangat peka dengan suara bising sehingga lokasi kandang jangan terlalu dekat dengan permukiman penduduk serta jalan raya. 4. Pada malam hari berikan cahaya lampu kecil (jangan terlalu terang). Hal ini untuk mengurangi keterkejutan itik bila ada suara bising atau berisik yang lewat. 5. Beberapa peternak itik memelihara 1-2 ekor merpati disekitar kandang itik. Hal ini bertujuan untuk membiasakan itik dengan suara-suara lain. 6. Kandang cukup mendapat sinar matahari. Itik perlu mendapatkan sinar matahari untuk merangsang pembentukan telur. 7. Jangan memilih bahan atap yang gampang menimbulkan suara gaduh seperti seng dan yang lainnya Kandang yang Ideal Dengan memperhatikan sebagian besar aspek yang telah kami uraikan diatas, insyaallah kita telah menyediakan kandang yang ideal untuk ternak kita. Sekarang kita tinggal menunggu reward dari ternak kita. Penyediaan kandang yang ideal saja tidak cukup, orang yang mengelola kandang pun semestinya orang yang ideal. Jangan memilih pekerja yang pemalas atau bergelar ABS (Asal Bapak senang) karena fungsi kandang
27 Syaiful Rahman, S.ST, Materi dari Internet .
tidak akan berjalan di tangan orang-orang seperti itu. Saatnya berubah kepada hal yang lebih baik!!! *(SPt) Anda dapat mengcopy artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com