ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KANKER ESOFAGUS A.Pendahuluan Kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia, di perkirakan sekitar 7,9 juta (13%) dari seluruh penyebab mortalitas, (WHO, 2007). Kanker esophagus adalah satu diantara 10 kanker tersering dan kankerke-6 yang menyebabkan kematian. Kanker ini merupakan keganasan ke-3 pada gastrointestinal setelah kanker gasterkolorektal dan kanker hepatoseluler. Kanker esophagus menunjukan gambaran epidemiologi yang unik berbeda dengan keganasan lain. Kanker esophagus memiliki variasi angka kejadian secara geografis berkisar dari 3 per 100.000 penduduk di Negara barat sampai 140 kejadian per 100.000 penduduk asia tengah. Kanker esophagus adalah salah satu tumor dengan tingkat keganasan tinggi, prognosisnya buruk, walaupun sudah di lakukan diagnosis dini dan penatalaksanaan. Kanker esophagus juga merupakan salah satu kanker dengan tingkat kesembuhan terendah, dengan 5 year survival
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KANKER ESOFAGUS
A. Pendahuluan
Kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia, di perkirakan
sekitar 7,9 juta (13%) dari seluruh penyebab mortalitas, (WHO, 2007). Kanker
esophagus adalah satu diantara 10 kanker tersering dan kankerke-6 yang
menyebabkan kematian. Kanker ini merupakan keganasan ke-3 pada
gastrointestinal setelah kanker gasterkolorektal dan kanker hepatoseluler. Kanker
esophagus menunjukan gambaran epidemiologi yang unik berbeda dengan
keganasan lain. Kanker esophagus memiliki variasi angka kejadian secara
geografis berkisar dari 3 per 100.000 penduduk di Negara barat sampai 140
kejadian per 100.000 penduduk asia tengah.
Kanker esophagus adalah salah satu tumor dengan tingkat keganasan tinggi,
prognosisnya buruk, walaupun sudah di lakukan diagnosis dini dan
penatalaksanaan. Kanker esophagus juga merupakan salah satu kanker dengan
tingkat kesembuhan terendah, dengan 5 year survival rata-rata kira-kira 10%,
survival rates ini terburuk setelah kanker hepatobilier dan kanker pankreas.
Iritasi kronis di pertimbangkan berisiko tinggi menyebabkan kanker
esofagus. Di Amerika Serikat, kanker esophagus telah di hubungkan dengan salah
cerna alcohol dan penggunaan tembakau. Di Negara lain kanker esophagus telah
di hubungkan dengan penggunaan pipa opium, komsumsi minuman panas
berlebihan, dan defesiensi nutrisi khususnya kurang buah dan sayuran. Buah dan
sayur dianggap dapat meningkatkan perbaikan jaringan yang teratasi. Prognosis
klien dengan kanker esophagus adalah buruk, dengan angka bertahan hidup dalam
5 tahun hanya sekitar 9%. Harapan yang tidak menguntungkan ini di hubungkan
dengan keadaan alamiah dari penyakit ini, karena penyakit tumbuh dengan cepat,
bermetastatis dengan sangat cepat dan merupakan penyakit tahap lanjut saat di
diagnosis.
B. Etiologi dan faktor resiko kanker esophagus
Pada karsinoma esofagus tidak diketahui adanya satu faktor tunggal yang menyebabkan
terjadinya kanker ini. Faktor resiko terjadinya kanker esofagus diantaranya terdiri dari faktor
lingkungan, diet, kebiasaan, iritasi kronik pada mukosa dan kultural.
Faktor resiko terjadinya kanker esofagus
Lingkungan Lokasi geografisKadar molibdium dalam tanah yang rendahKadar garam dalam tanahSuhu
Diet AflatoksinAsbestosDefisiensi vit A, E, C, ribovlavin, niasin dan zinc
Kebiasaan AlkoholRokok
Iritasi kronik pada mukosa oleh faktor fisisRadiasiAkalasiaSkleroterapi injeksi
Kultural Status sosioekonomiRas
C. Klasifikasi kanker esophagus
Tipe karsinoma esophagus yang paling umum adalah tipe karsinoma sel
skuamosa sebanyak 60%, jenis ini timbul dari permukaan epitel dan di temukan
paling sering pada esophagus tengah dan bawah. Sedangkan tipe adenokarsinoma
sebanyak 35%, jenis ini paling sering terjadi pada sepertiga bawah esophagus dan
mungkin timbul dari fundus lambung.
D. Patofisiologi kanker esophagus
Klien telah mengalami lesi ulserasi esophagus yang luas sebelum gejala
timbul. Malignansi, biasanya sel skuamosa tipe epidermoid, menyebar di bawah
mukosa esophagus, atau dapat langsung menyebar kedalamnya melalui bagian
atas lapisan otot ke dalam limfatik. Pada tahap lanjut obstruksi esophagus terlihat,
dengan kemungkinan perforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar. Bila
gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esophagus, penyakit ini secara
umum meluas.
E. Manifestasi klinis kanker esophagus
Kanker esophagus seringkali tidak terdiagnosa sampai penyakit tersebut
menjadi tahap lanjut atau timbul metastasis(meluas). Keluhan-keluhan pasien
yang bersifat samar-samar mengakibatkan diagnosis sering terlambat. Keluhan
utama klien pada awalnya disfagia, tidak bisa makan dan rasa penuh di perut dan
berat badan menurun. Disfagia merupakan gejala paling sering ditemukan sekitar
90% kasus. Esofagus mudah berdistensi sehingga pasien baru akan menyadari
setelah separuh diameter lumen esofagus terkena. Upaya yang biasanya dilakukan
pasien untuk mengatasi disfagia yaitu sering minum saat makan, makan makanan
yang lebih cair, makan secara lambat.
Odinofagia (nyeri saat menelan) lebih jarang ditemukan daripada disfagia,
nyeri terasa terus menerus, seperti ditusuk dan menyebar ke punggung. Adanya
suara serak menandakan invasi ke N.Laringeus rekurens atau aspirasi kronik.
Gejala lainnya meliputi anoreksia, anemia, adenopati servikal, cegukan setelah
makan. Gejala perluasan penyakit biasanya karena invasi atau keterlibatan organ
dan struktur di sekitarnya: disfonia, paralisis diafragmatik, batuk saat
menelan,sindrom vena kava superior, nodul survikal atau supraklavikula dapat
diraba, efusi pleural maligna, bau nafas busuk, asites maligna dan nyeri tulang.
Keluhan dan gejala kanker esofagus berdasarkan urutan
frekuensi
Disfagia BB menurunOdinofagia Muntah Suara menjadi serakBatuk RegurgitasiHematemesis/melenaAnemia defisiensi besi
NyeriRasa tidak nyaman di kerongkonganSingultusSindrom homerSindrom vena kava superiorEfusi pleura malignaAsites malignaNyeri tulangPembesaran kelenjar supraklavikula
F. Pemeriksaan diagnostic kanker esophagus
Pemeriksaan diagnostic endoscopi esophagus dengan penyikatan untuk
memperoleh sel-sel atau biopsy merupakan diagnosis yang yang sering di
lakukan. Bronkoskopi biasanya di lakukan khususnya pada tumor pada sepertiga
tengah dan atas esophagus, untuk menentukan apakah terjadi penyebaran atau
perluasaan pada trachea atau paru-paru dan untuk membantu dalam menentukan
apakah lesi dapat diangkat. Mediatinoskopi di gunakan untuk menentukan apakah
kanker telah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain. Kanker esopagus
ujung bawah mungkin berhubungan dengan adenokarsinoma lambung yang
meluas ke atas esophagus. Pemeriksaan radiologi (CT scan dan MRI) di lakukan
untuk evaluasi perluasan (metastasis) penyakit. Kanker esophagus dapat
menyebar ke paru-paru, lambung, peritoneum, ginjal, kelenjar adrenal, otak dan
tulang.
Pada foto dada, air fluid level di daerah mediastinum menunjukkan
adanya cairan yang tertahan didalam lumen esofagus yang berdilatasi. Mungkin
terdapat kelainan lain berupa metastasis tumor di paru-paru, metastasis ke tulang,
pneumonia, pneumoperikardium, deviasi trakea, efusi pleura dan limfadenopati.
G. Penatalaksanaan medik kanker esophagus
Kanker osepagus sering di temukan pada tahap akhir, maka pengobatan
dapat mencakup pembedahan, radiasi, kemoterapi atau kombinasi modalitas ini
dan tergantung luasnya kanker esophagus.
1. Pembedahan
Pemilihan pendekatan pembedahan pada esofagektomi melibatkan
pengangkatan segmen esophagus yang mengandung tumor dan
esopagogastrostomi bergantung pada luas dan lokasi tumor lesi yang
melibatkan sambungan esofagogastrik atau esophagus torakal bawah dilakukan
dengan terakotomi kiri. Intik lesi esophagus atas, esophagus total
menggunakan insisi garis tengah atas dan torakotomi bawah atau dapat di
gunakan pendekatan transhiatal.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi telah di lakukan baik pra atau pasca pembedahan. Jenis
karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma esophagus sensitive terhadap
terapi radiasi,yang di gunakan paling sering sebagai paliasi untuk obstruksi
atau kontrol nyeri pada klien yang tidak di calonkan prosedur pembedahan.
Terapi radiasi jarang di gunakan sebagai terapi primer karena program
tindakan biasanya berakhir 6-8 minggu. Terapi ini tidak menghasilkan satu
efek dengan harapan hidup yang panjang, biasanya klien bertahan hidup
beberapa bulan saja.
3. Kemoterapi
Kemoterapi telah di lakukan baik pra dan pasca pembedahan dalam kombinasi
modalitas pengobatan, dengan atau tanpa terapi radiasi. Pendekatan yang lebih
agresif ini belum memperlihatkan efek harapan hidupyang lebih besar dan
dikaitkan dengaan toksisitas yang lebih besar. Agens tunggal dan kemoterapi
kombinasi telah menunjukan keefektifan dalam mengobati karsinoma sel
skuamosa. Agens yang umum di gunakan antara lain : sisplatin, bleomisin,
mitomisin, doksorubisin, metotreksat dan 5fluorourasil.
a. Terapi laser (Nd:YAG laser).
Pemberian intervensi terapi laser (ND:YAG laser) dapat menurunkan
secara sementara kondisi disfagia pada 70% pasien kanker esophagus.
Pe;laksanaan secara multiple yang di bagi pada beberapa sesi dapat
meningkatkan kepatenan lumen esophagus (wang, 2008).
b. Photodynamic therapy (PDT)
PDT di lakukan pada pasien dengan jaringan diplastik. Fotosintesis
mentransfer energy kesubstrat kimia pada jaringan abnormal. Beberapa
studi PDT atau terapi laser dengan kombinasi penghambat asam jangka
panjang (longterm acid inhibition) menghasilkan terapi endoskopik yang
efektif pada dysplasia mukosa barret dan mengeliminasi mukosa barret
(Fisichella, 2009).
H. Komplikasi kanker esophagus
Terjadi akibat invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu
komplikasi dapat timbul karena terapi terhadap tumor. Invasi sering terjadi ke
struktur disekitar mediastinum.
1. Invasi ke aorta mengakibatkan perdarahan masif, ke perikardium terjadi
tamponade jantung atau sindrom vena kava superior
2. Invasi ke serabut saraf mengakibatkan suara serak atau disfagia
3. Invasi ke saluran nafas mengakibatkan fistula trakeoesofageal dan
esofagopulmonal yang merupakan komplikasi serius dan progresif
mempercepat kematian.
4. Obstruksi esofagus dapat menimbulkan terjadinya pneomonia aspirasi yang
pada gilirannya mengakibatkan abses paru dan empiema.
5. Gagal nafas karena obstruksi mekanik dan perdarahan
6. Perdarahan pada tumor dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi sampai
perdarahan akut masif, pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi, dan
gangguan sistem imun yang kemudian akan menyulitkan terapi
I. Pengkajian data keperawatan
Pengkajian keperawatan pada klien kanker esophagus meliputi :
1. Riwayat kesehatan lengkap dapat menunjukan kemungkinan gangguan