Top Banner
LINGUISTIK UMUM LINGUISTIK UMUM MANGATUR SINAGA NIP 19620831 1987 11 1001
94

C. Linguistik umum P.U

Jun 14, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: C. Linguistik umum P.U

LINGUISTIK UMUMLINGUISTIK UMUM

MANGATUR SINAGA

NIP 19620831 1987 11 1001

Page 2: C. Linguistik umum P.U

KEBAHASAAN SEBAGAI ILMU

Pada dasarnya setiap ilmu termasuk juga ilmu bahasa, mengalami tiga tahap perkembangan :• TAHAP SPEKULASI• TAHAP OBSERVASI• TAHAP PERUMUSAN TEORI

Page 3: C. Linguistik umum P.U

1. Tahap Spekulasi: 1. Tahap Spekulasi:

Kesimpulan yang dibuat tanpa Kesimpulan yang dibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti didukung oleh bukti-bukti

empiris dan dilaksanakan tanpa empiris dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-menggunakan prosedur-

prosedur tertentu.prosedur tertentu.

Page 4: C. Linguistik umum P.U

2. Tahap Observasi dan Klasifikasi : 2. Tahap Observasi dan Klasifikasi :

Pada tahap ini para ahli di bidang Pada tahap ini para ahli di bidang bahasa baru mengumpulkan dan bahasa baru mengumpulkan dan

menggolong-golongkan segala fakta menggolong-golongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi bahasa dengan teliti tanpa memberi

teori atau kesimpulan apateori atau kesimpulan apa pun.pun.

Page 5: C. Linguistik umum P.U

3. Tahap adanya perumusan teori : 3. Tahap adanya perumusan teori :

pada tahap ini setiap disiplin ilmu pada tahap ini setiap disiplin ilmu berusaha memahami masalah-berusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan masalah dasar dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan mengenai pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah berdasarkan data masalah-masalah berdasarkan data

empiris yang dikumpulkan.empiris yang dikumpulkan.

Page 6: C. Linguistik umum P.U

B. SUB DISIPLIN ILMU BAHASAB. SUB DISIPLIN ILMU BAHASA

Berdasarkan Objek kajiannya, dapat dibedakan adanya

• linguistik umum • linguistik khusus:

Page 7: C. Linguistik umum P.U

2.2.Linguistik umum Linguistik umum Mengkaji kaidah-kaidah bahasa Mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum. Pernyatan-secara umum. Pernyatan-pernyataan teoretis yang pernyataan teoretis yang dihasilkan akan menyangkut dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya, bahasa pada umumnya, bukan bahasa tertentu. bukan bahasa tertentu.

Page 8: C. Linguistik umum P.U

3.Sedangkan linguistik khusus 3.Sedangkan linguistik khusus Mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang Mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu, seperti berlaku pada bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau bahasa Inggris, bahasa Indonesia, atau bahasa Jawa. Kajian khusus ini bisa bahasa Jawa. Kajian khusus ini bisa juga dilakukan terhadap satu rumpun juga dilakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa, misalnya atau subrumpun bahasa, misalnya rumpun bahasa rumpun bahasa Austronesia Austronesia atau sub atau sub rumpun rumpun Indo-JermanIndo-Jerman..

Page 9: C. Linguistik umum P.U

C. KEBAHASAAN BERDASARKAN OBJEK KAJIANNYA

1. Linguistik sinkronik

2. Linguistik Diakronik

Page 10: C. Linguistik umum P.U

1. Linguistik Sinkronik1. Linguistik SinkronikMengkaji bahasa pada masa yang Mengkaji bahasa pada masa yang terbatas. Misalnya, mengkaji bahasa terbatas. Misalnya, mengkaji bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan, bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan, bahasa jawa dewasa ini, atau juga bahasa inggris jawa dewasa ini, atau juga bahasa inggris pada zaman William Shakespeare. Studi pada zaman William Shakespeare. Studi linguistik sinkronik ini biasa disebut juga linguistik sinkronik ini biasa disebut juga linguistik deskriptif, karena berupaya linguistik deskriptif, karena berupaya mendeskripsikan bahasa secara apa mendeskripsikan bahasa secara apa adanya pada suatu masa tertentu.adanya pada suatu masa tertentu.

Page 11: C. Linguistik umum P.U

2.2. Linguistik Diakronik Linguistik Diakronik Mengkaji bahasa (atau bahasa-bahasa) Mengkaji bahasa (atau bahasa-bahasa) pada masa-masa tidak terbatas; bisa pada masa-masa tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya bahasa tersebut. zaman punahnya bahasa tersebut.

Kajian linguistik diakronik ini biasanya Kajian linguistik diakronik ini biasanya bersifat historis dan komparatif. Tujuan bersifat historis dan komparatif. Tujuan Linguistik diakronik ini terutama adalah Linguistik diakronik ini terutama adalah untuk mengetahui sejarah struktural untuk mengetahui sejarah struktural bahasa itu beserta dengan segala bentuk bahasa itu beserta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.perubahan dan perkembangannya.

Page 12: C. Linguistik umum P.U

D. KAJIANNYA LINGUISTIK MIKRO D. KAJIANNYA LINGUISTIK MIKRO

Linguistik mikro mengarahkan kajiannya Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktural internal suatu bahasa pada struktural internal suatu bahasa tertentu atau struktural atau struktural tertentu atau struktural atau struktural internal pada umumnya. Sejalan dengan internal pada umumnya. Sejalan dengan adanya subsistem bahasa, maka dalam adanya subsistem bahasa, maka dalam linguistik mikro ada subdisiplin linguistik linguistik mikro ada subdisiplin linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksilogi.dan leksilogi.

Page 13: C. Linguistik umum P.U

Dalam berbagai buku teks biasanya Dalam berbagai buku teks biasanya kita dapati subdisiplin seperti kita dapati subdisiplin seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa dan neurolinguistik. Semua bahasa dan neurolinguistik. Semua disiplin itu bisa bersifat teoritis disiplin itu bisa bersifat teoritis maupun bersifat terapan.maupun bersifat terapan.

Page 14: C. Linguistik umum P.U

a.Sosiolinguitika.Sosiolinguitik

Adalah subdisiplin linguistik yang Adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat, dan pemakaiannya di masyarakat, dan merupakan ilmu interdisipliner antara merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik.sosiologi dan linguistik.

Page 15: C. Linguistik umum P.U

b. b. Psikolinguistik Psikolinguistik

Adalah subdisiplin linguistik yang Adalah subdisiplin linguistik yang memepelajari hubungan bahasa memepelajari hubungan bahasa dengan perilaku dan akal budi dengan perilaku dan akal budi manusia, termasuk bagaimana manusia, termasuk bagaimana kemampuan bahasa tersebut dapat kemampuan bahasa tersebut dapat diperoleh dan merupakan ilmu diperoleh dan merupakan ilmu interdisipliner antara psikologi dan interdisipliner antara psikologi dan linguistik.linguistik.

Page 16: C. Linguistik umum P.U

c. Antropolinguistik c. Antropolinguistik Adalah subdisiplin linguistik yang Adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan mempelajari hubungan bahasa dengan kebudayaan dan pranata budaya kebudayaan dan pranata budaya manusia. Bisa juga dikatakan manusia. Bisa juga dikatakan penggunaan cara-cara linguistik dalam penggunaan cara-cara linguistik dalam penyelidikan antropologi budaya dan penyelidikan antropologi budaya dan merupakan ilmu interdisipliner antara merupakan ilmu interdisipliner antara antropologi dan linguistik.antropologi dan linguistik.

Page 17: C. Linguistik umum P.U

d. d. StiltikaStiltika Adalah subdisiplin linguistik yang Adalah subdisiplin linguistik yang

mempelajari bahasa yang digunakan mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. dalam bentuk-bentuk karya sastra.

Jadi stiltika adalah ilmu interdisipliner Jadi stiltika adalah ilmu interdisipliner antara linguistik dan ilmu susastra.antara linguistik dan ilmu susastra.

Page 18: C. Linguistik umum P.U

e Filologie Filologi adalah subdisiplin linguistik yang adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa, kebudayaan, mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Bahan atau teks yang bahan tertulis. Bahan atau teks yang dikaji biasanya adalah naskah kuno dikaji biasanya adalah naskah kuno atau naskah klasik yang diniliki suatu atau naskah klasik yang diniliki suatu bangsa. Filologi merupakan ilmu bangsa. Filologi merupakan ilmu interdispliner antara linguistik, sejarah, interdispliner antara linguistik, sejarah, dan kebudayaan.dan kebudayaan.

Page 19: C. Linguistik umum P.U

f. f. Filsafat bahasaFilsafat bahasa adalah subdisiplin linguistik yang adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari kodrat hakiki dan mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan bahasa sebagai kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia, serta dasar-kegiatan manusia, serta dasar-dasar konseptual dan teoretis dasar konseptual dan teoretis linguistik.. Dalam filsafat bahasa linguistik.. Dalam filsafat bahasa ini terlibat ilmu linguistik dan ilmu ini terlibat ilmu linguistik dan ilmu filsafat.filsafat.

Page 20: C. Linguistik umum P.U

g. g. Dialektologi Dialektologi adalah subdisiplin ilmu linguistik adalah subdisiplin ilmu linguistik yang mempelajari batas-batas yang mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam suatu dialek dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Dialektologi ini wilayah tertentu. Dialektologi ini merupakan ilmu interdisipliner merupakan ilmu interdisipliner antara linguistik dan geografi.antara linguistik dan geografi.

Page 21: C. Linguistik umum P.U

E. BERDASARKAN TUJUANNYA

1. Linguistik teoretis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa, atau juga terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang berada di luar bahasa hanya untuk menemukan bahasa kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya.

2. Linguistik terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk kepentingan memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat di dalam masyarakt.

Page 22: C. Linguistik umum P.U

F. BERDASARKAN ALIRAN ATAU TEORI YANG F. BERDASARKAN ALIRAN ATAU TEORI YANG DIGNAKAN DLM PENYELIDIKAN BAHASADIGNAKAN DLM PENYELIDIKAN BAHASA 1. linguistik tradisional, 1. linguistik tradisional, 2. linguistik struktural, 2. linguistik struktural, 3. linguistik transformasional, 3. linguistik transformasional, 4. linguistik generatif semantik,4. linguistik generatif semantik, 5. 5. linguistik relasional, dan linguistik relasional, dan 6. linguistik sistemik.6. linguistik sistemik.

Page 23: C. Linguistik umum P.U

Analisis linguistik tataran tingkat bahasa : fonetik fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik.

a. Struktur, sistem, dan distribusi Bapak linguistik modern, Ferdinand de Saussure (1857-1913) dalam bukunya Course de Linguistique Generale) membedakan adanya dua jenis hubungan atau relasi yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu relasi sintagmantik dan relasi asosiatif. Yang dimaksud dengan relasi sintagmantik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret tertentu; sedangkan relasi asosiatif adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa, namun tidak tampak dalam susunan satuan kalimat. Hubungan asosiatif ini baru tampak bila suatu kalimat dibandingkan dengan kalimat.

Page 24: C. Linguistik umum P.U

b. Analisis bawahan langsungb. Analisis bawahan langsung

Analisis bawahan langsung, sering disebut juga Analisis bawahan langsung, sering disebut juga analisis unsur langsung, analisis bawahan terdekat analisis unsur langsung, analisis bawahan terdekat (inggrisnya (inggrisnya Immediate Constituent AnalysisImmediate Constituent Analysis) adalah ) adalah suatu teknis dalam menganalisis unsur-unsur atau suatu teknis dalam menganalisis unsur-unsur atau konstituent-konstituent yang membangun suatu konstituent-konstituent yang membangun suatu satuan bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan bahasa, entah satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat. Setiap satuan klausa, maupun satuan kalimat. Setiap satuan bahasa secara apriori diasumsikan terdiri satuan bahasa secara apriori diasumsikan terdiri dari dua buah konstituent yang langsung dari dua buah konstituent yang langsung membangun satuan itu.membangun satuan itu.

Page 25: C. Linguistik umum P.U

c. Analisis rangkaian unsur c. Analisis rangkaian unsur dan analisis proses unsur dan analisis proses unsur

(1) Analisis rangkaian unsur (inggrisnya (1) Analisis rangkaian unsur (inggrisnya item and item and arrangementarrangement) mengajarkan bahwa setiap satuan ) mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain. bahasa dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain.

(2) Analisis proses unsur (inggrisnya (2) Analisis proses unsur (inggrisnya item and item and processprocess) menganggap setiap satuan bahasa adalah ) menganggap setiap satuan bahasa adalah merupakan hasil dari suatu proses pembentukan.merupakan hasil dari suatu proses pembentukan.

Page 26: C. Linguistik umum P.U

(1)(1) Dika belajar Dika belajar bahasabahasa Inggris, Nita belajar Inggris, Nita belajar bahasabahasa Jepang Jepang(2) Manusia mempunyai (2) Manusia mempunyai bahasabahasa, sedangkan binatang tidak, sedangkan binatang tidak(3) Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahu (3) Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahu bahasabahasa itu itu(4) Dalam kasus itu ternyata lurah dan camat tidak (4) Dalam kasus itu ternyata lurah dan camat tidak mempunyai mempunyai bahasabahasa yang sama yang sama(5) Katakanlah dengan (5) Katakanlah dengan bahasabahasa bunga bunga(6) Pertikaian itu tidak bisa diselesaikan dengan (6) Pertikaian itu tidak bisa diselesaikan dengan bahasabahasa militer militer(7) Kalau dia memberi kuliah (7) Kalau dia memberi kuliah bahasanya bahasanya penuh dengan kata penuh dengan kata daripada dan akhiran ken daripada dan akhiran ken(8) Kabarnya, Nabi Sulaiman mengerti (8) Kabarnya, Nabi Sulaiman mengerti bahasa bahasa semutsemut

Page 27: C. Linguistik umum P.U

Kata bahasa dalam kalimat

(1) jelas menunjuk pada bahasa tertentu, jadi, menurut peristilahan de Saussure adalah sebuah langue. Pada kalimat

(2) kata bahasa menunjuk bahasa pada umumnya; jadi, suatu langage. pada kalimat

(3) kata bahasa berarti ‘sopan santun’; pada kalimat

(4) bahasa berarti ;kebijakan dalam bertindak’ pada kalimat

(5) kata bahasa berarti’maksud-maksud dengan bunga sebagai lambang’; pada kalimat

(6) kata bahasa berarti ‘dengan cara’; dan pada kalimat

(7) kata bahasa berarti ujarannya, yang sama dengan parole menurut peristilahan de Saussure. Yang terakhir pada kalimat kata bahasa bersifat hipotetis.

Page 28: C. Linguistik umum P.U

Dari keterangan diatas bisa disimpulkan Hanya pada kalimat (1), (2), dan (7) saja kata

bahasa digunakan secara harfiah, Sedangkan pada kalimat lain digunakan secara

kias. Bahasa sebagai kias objek linguistik adalah

seperti yang digunakan pada kalimat (1), (2) dan (7), kalimat (1) langue, kalimat (2) langage, dan kalimat (7) parole.

Page 29: C. Linguistik umum P.U

Sebagai objek kajian linguistik, Sebagai objek kajian linguistik,

paroleparole merupakan objek konkret karena parole merupakan objek konkret karena parole itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bangsawan dari suatu masyarakat para bangsawan dari suatu masyarakat bahasa. bahasa.

LangueLangue merupakan objek yang abstrak karena merupakan objek yang abstrak karena languelangue itu berwujud sistem suatu bahasa itu berwujud sistem suatu bahasa tertentu secara keseluruhan; sedangkan tertentu secara keseluruhan; sedangkan

Page 30: C. Linguistik umum P.U

langagelangage merupakan objek yang paling merupakan objek yang paling abstrak karena dia terwujud sistem abstrak karena dia terwujud sistem bahasa secara universal. Yang dikaji bahasa secara universal. Yang dikaji linguistik secara langsung adalah linguistik secara langsung adalah paroleparole. . Karena parole itulah yang berwujud Karena parole itulah yang berwujud konkret, yang nyata, yang dapat diamati, konkret, yang nyata, yang dapat diamati, atau diobservasi. Kajian parole dilakukan atau diobservasi. Kajian parole dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah suatu untuk mendapatkan kaidah-kaidah suatu langue; dan dari kajian terhadap langue; dan dari kajian terhadap languelangue ini akan diperoleh kaidah-kaidah ini akan diperoleh kaidah-kaidah langage,langage, kaidah bahasa secara universal.kaidah bahasa secara universal.

Page 31: C. Linguistik umum P.U

HAKIKAT BAHASA

Definisi bahasa dari kridalaksana sejalan dengan definisi mengenai bahasa dari beberapa pakar lain, kalau dibutiri akan didapatkan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa, antara lain:(1) bahasa itu adalah sebuah sistem(2) bahasa itu berwujud lambang(3) bahasa itu berwujud bunyi(4) bahasa itu bersifat arbitrer(5) bahasa itu bermakna(6) bahasa itu bersifat konvensional(7) bahasa itu bersifat unik(8) bahasa itu bersifat universal(9) bahasa itu bersifat produktif(10) bahasa itu bervariasi(11) bahasa itu bersifat dinamis(12) bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial(13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya

Page 32: C. Linguistik umum P.U

(1) (1) Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem

Bahasa yang berfungsi kalau Bahasa yang berfungsi kalau unsur-unsurnya atau unsur-unsurnya atau

komponen-komponennya tersusun komponen-komponennya tersusun sesuai dengan polanya.sesuai dengan polanya.

Page 33: C. Linguistik umum P.U

(2) Bahasa sebagai lambang(2) Bahasa sebagai lambang

kata lambang sering dipadankan dengan kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan pelbagai seluk beluknya Lambang dengan pelbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan orang dalam dikaji orang dalam kegiatan orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang

disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada

dalam kehidupan manusia.dalam kehidupan manusia.

Page 34: C. Linguistik umum P.U

(3) Bahasa adalah bunyi(3) Bahasa adalah bunyi dari dua pasal di atas telah disebutkan bahwa dari dua pasal di atas telah disebutkan bahwa bahasa sistem dan bahasa adalah lambang; dan bahasa sistem dan bahasa adalah lambang; dan kini ahasa adalah bunyi. Maka, seluruhnya dapat kini ahasa adalah bunyi. Maka, seluruhnya dapat dikatakan, bahwa bahasa adalah dikatakan, bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi. Jadi, sistem bahasa itu berupa sistem lambang bunyi. Jadi, sistem bahasa itu berupa lambanglambang yang wujudnya berupa bunyi. Lalu yang yang wujudnya berupa bunyi. Lalu yang dimaksud dengan lambang bunyi pada bahasa adalah dimaksud dengan lambang bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi, bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.termasuk bunyi bahasa.

Page 35: C. Linguistik umum P.U

(4) Bahasa itu bermakna

Dari pasal-pasal terdahulu sudah dibicarakan bahwa bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Oleh karena itu lambang-lambang itu mengacu kepada sesuatu konsep, ide, atau pikiran. Maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.

Page 36: C. Linguistik umum P.U

(5) Bahasa itu Arbitrer(5) Bahasa itu Arbitrer

Kata arbitrer bisa diartikan ‘sewenang-Kata arbitrer bisa diartikan ‘sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Yang dimaksud dengan mana suka. Yang dimaksud dengan

arbitrer itu adalah tidak adanya arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang hubungan wajib antara lambang

bahasa dan (yang berwujud bunyi itu) bahasa dan (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dengan konsep atau pengertian yang

dimaksud oleh lambang tersebut.dimaksud oleh lambang tersebut.

Page 37: C. Linguistik umum P.U

(6) Bahasa itu konvensional(6) Bahasa itu konvensional Meskipun hubungan antara lambang bunyi Meskipun hubungan antara lambang bunyi

dengan yang dilambangkannya bersifat dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. diwakilinya.

Page 38: C. Linguistik umum P.U

(7) Bahasa Bahasa itu Produktif(7) Bahasa Bahasa itu Produktif

Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah “banya benda produksi. Arti produktif adalah “banya hasil’, atau lebih tepat ‘terus-menerus hasil’, atau lebih tepat ‘terus-menerus menghasilkan’. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan menghasilkan’. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur-produktif, maka maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif sesuai dengan terbatas, meski secara relatif sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.sistem yang berlaku dalam bahasa itu.

Page 39: C. Linguistik umum P.U

(8) Bahasa itu unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik, maka artinya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Salah satu keunikan bahasa indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Maksudnya, kalau pada kata tertentu di dalam kalimat kita berikan tekanan, maka makna kata itu tetap.

Page 40: C. Linguistik umum P.U

(9) Bahasa itu Universal(9) Bahasa itu Universal

Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau ciri masing-masing, bahasa itu juga atau ciri masing-masing, bahasa itu juga

bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa yang lain.ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa yang lain.

Page 41: C. Linguistik umum P.U

(10) Bahasa itu dinamis,(10) Bahasa itu dinamis,

Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manuisa itu, sebagai makhluk sepanjang keberadaan manuisa itu, sebagai makhluk

yang berbudaya dan bermasyarakat . Tak ada yang berbudaya dan bermasyarakat . Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Malah dalam bermimpipun manusia menggunakan Malah dalam bermimpipun manusia menggunakan bahasa. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa bahasa. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa

itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap di dalam masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap

dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis. ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis.

Karena itulah, bahasa itu disebut dinamis.Karena itulah, bahasa itu disebut dinamis.

Page 42: C. Linguistik umum P.U

Tiga Variasi Bahasa : Tiga Variasi Bahasa : idiolek, dialek dan ragamidiolek, dialek dan ragam..

Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Setaip orang tentu tentu mempunyai ciri khas bahasanya masing-masing.

Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya, kita di Indonesia mengenal adanya bahasa Jawa dialek Tegal, bahasa Jawa dialek Surabaya, dsb.

Ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan untuk situasi formal digunakan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar; untuk situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau nonstandar.

Page 43: C. Linguistik umum P.U

(11) Bahasa itu bervariasi(11) Bahasa itu bervariasi

Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam masyarakat orang yang termasuk dalam masyarakat

bahasa. Siapakah yang menjadi atau bahasa. Siapakah yang menjadi atau termasuk dalam satu masyarakat bahasa? termasuk dalam satu masyarakat bahasa?

Yang termasuk dalam satu masyarakat Yang termasuk dalam satu masyarakat bahasa adalah mereka yang merasa bahasa adalah mereka yang merasa menggunakan bahasa yang sama. menggunakan bahasa yang sama.

Page 44: C. Linguistik umum P.U

3. BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA3. BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA

Yang dimaksud dengan faktor-faktor diluar Yang dimaksud dengan faktor-faktor diluar bahasa itu tidak lain daripada segala hal yang bahasa itu tidak lain daripada segala hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat, sebab tidak ada kegiatan yang tanpa masyarakat, sebab tidak ada kegiatan yang tanpa berhubungan dengan bahasa. Oleh karena itu, berhubungan dengan bahasa. Oleh karena itu, hal-hal yang menjadi objek kajian linguistik makro hal-hal yang menjadi objek kajian linguistik makro itu sangat luas dan beragam. Mulai dari kegiatan itu sangat luas dan beragam. Mulai dari kegiatan yang betul-betul merupakan kegiatan berbahasa, yang betul-betul merupakan kegiatan berbahasa, seperti penerjemahan, penyusunan kamus, seperti penerjemahan, penyusunan kamus, pendidikan bahasa, sampai yang hanya berkaitan pendidikan bahasa, sampai yang hanya berkaitan dengan bahasa seperti pengobatan dan dengan bahasa seperti pengobatan dan pembangunan.pembangunan.

Page 45: C. Linguistik umum P.U

1.1. Masyarakat bahasaMasyarakat bahasayang dimaksud dengan masyarakat yang dimaksud dengan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Dengan demikian kalau yang sama. Dengan demikian kalau ada sekelompok orang yang merasa ada sekelompok orang yang merasa sama-sama menggunakan bahasa sama-sama menggunakan bahasa sunda, maka bisa dikatakan mereka sunda, maka bisa dikatakan mereka adalah masyarakat bahasa.adalah masyarakat bahasa.

Page 46: C. Linguistik umum P.U

2. Variasi dan status sosial bahasa2. Variasi dan status sosial bahasa di atas telah disebutkan bahwa di atas telah disebutkan bahwa bahasa itu bervariasi karena bahasa itu bervariasi karena anggota masyarakat penutur anggota masyarakat penutur bahasa itu sangat beragam, dan bahasa itu sangat beragam, dan bahasa itu sendiri digunakan untuk bahasa itu sendiri digunakan untuk

keperluan yang beragam-ragam keperluan yang beragam-ragam pula pula

Page 47: C. Linguistik umum P.U

3. Penggunaan Bahasa 3. Penggunaan Bahasa Adanya berbagai macam Adanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa dialek dan ragam bahasa menimbulkan masalah, menimbulkan masalah, bagaimana kita harus bagaimana kita harus menggunakan bahasa itu di menggunakan bahasa itu di dalam masyarakat. dalam masyarakat.

Page 48: C. Linguistik umum P.U

Hymes (1974) Hymes (1974) seorang pakar sosiolinguistik seorang pakar sosiolinguistik

mengatakan, bahwa suatu mengatakan, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan komunikasi dengan menggunakan

bahasa harus memperhatikan bahasa harus memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan delapan unsur, yang diakronimkan

menjadi SPEAKING, yakni:menjadi SPEAKING, yakni:

Page 49: C. Linguistik umum P.U

(1)(1) Setting and Scene,Setting and Scene,

yaitu unsur yang berkenaan dengan yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya tempat dan waktu terjadinya

percakapan. Umpamanya percakapan percakapan. Umpamanya percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada yang terjadi di kantin sekolah pada

waktu istirahat tentu berbeda dengan waktu istirahat tentu berbeda dengan yan terjadi di kelas ketika pelajaran yan terjadi di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Tentu berbeda sedang berlangsung. Tentu berbeda

pula dengan percakapan di rumah ketika pula dengan percakapan di rumah ketika jenazah belum dikebumikan.jenazah belum dikebumikan.

Page 50: C. Linguistik umum P.U

(2)(2)ParticipantsParticipants,,

yaitu orang-orang yang terlibat dalam yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Umpamanya, antara percakapan. Umpamanya, antara Imam, murid kelas XII SMA dengan Imam, murid kelas XII SMA dengan gurunya,Pak Bejo. Percakapan antara gurunya,Pak Bejo. Percakapan antara Imam dan Pak Bejo ini berbeda kalau Imam dan Pak Bejo ini berbeda kalau partisipannya bukan Imam dan Pak partisipannya bukan Imam dan Pak Bejo, melainkan antara Imran dan Bejo, melainkan antara Imran dan tetangganya,Arifin.tetangganya,Arifin.

Page 51: C. Linguistik umum P.U

(3) (3) EndsEnds,,

yaitu maksud dan hasil percakapan. yaitu maksud dan hasil percakapan. Misalnya seorang guru bertujuan Misalnya seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa menerangkan pelajaran bahasa

Indonesia secara menarik; tetapi hasil Indonesia secara menarik; tetapi hasil yang didapat adlah sebaliknya; murid-yang didapat adlah sebaliknya; murid-

murid bosan karena mereka tidak murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa.berminat dengan pelajaran bahasa.

Page 52: C. Linguistik umum P.U

(4) (4) Act SequencesAct Sequences,,

yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan. percakapan.

Mialnya dalam kalimat : Mialnya dalam kalimat : a. Dia berkata dalam hati, “Mudah-mudahan a. Dia berkata dalam hati, “Mudah-mudahan

lamaranku diterima dengan baik.” lamaranku diterima dengan baik.” b. Dia berkata dalam hati, mudah-mudahan b. Dia berkata dalam hati, mudah-mudahan

lamarannya diterima dengan baik.lamarannya diterima dengan baik.

Perkataan “mudah-mudahan lamaranku Perkataan “mudah-mudahan lamaranku diterima dengan baik” pada kalimat (a) adalah diterima dengan baik” pada kalimat (a) adalah

bentuk percakapan; sedangkan kalimat (b) bentuk percakapan; sedangkan kalimat (b) adalah contoh isi percakapan.adalah contoh isi percakapan.

Page 53: C. Linguistik umum P.U

(5) (5) Key,Key, yaitu yang menunjuk pada cara atau yaitu yang menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan. semangat dalam melaksanakan percakapan. Misalnya pelajaran linguistik dapat diberikan Misalnya pelajaran linguistik dapat diberikan dengan cara yang santai; tetapi dapat juga dengan cara yang santai; tetapi dapat juga dengan semangat ayang menyala-nyala.dengan semangat ayang menyala-nyala.

(6) (6) Instrumentalities,Instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan; yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan; apakah secara lisan atau bukan.apakah secara lisan atau bukan.

Page 54: C. Linguistik umum P.U

(7) (7) NormsNorms, , yaitu yang menunjuk pada norma yaitu yang menunjuk pada norma

perilaku peserta percakapan.perilaku peserta percakapan.

(8) (8) GenresGenres, yaitu yang menunjuk , yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa pada kategori atau ragam bahasa

yang digunakan.yang digunakan.

Page 55: C. Linguistik umum P.U

4. Kontak Bahasa4. Kontak Bahasa

Dalam masyarakat yang terbuka, artinya yang para Dalam masyarakat yang terbuka, artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan anggota dari anggotanya dapat menerima kedatangan anggota dari

masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masayarakat, akan terjadilah apa yang disebut kontak bahasa. masayarakat, akan terjadilah apa yang disebut kontak bahasa.

Akan terjadi saling mempengaruhi antara bahasa masayarakat Akan terjadi saling mempengaruhi antara bahasa masayarakat yang menerima kedatangan dengan bahasa dari masayarakat yang menerima kedatangan dengan bahasa dari masayarakat

yang datang. yang datang.

Hal ini bisa terjadi karena adanya kontak bahasa, atau terjadi Hal ini bisa terjadi karena adanya kontak bahasa, atau terjadi bilingualisme dan multilinguismebilingualisme dan multilinguisme dengan berbagai macam dengan berbagai macam

kasusnya, seperti kasusnya, seperti interferensi, integrasi, alihkode, dan interferensi, integrasi, alihkode, dan campurkode. campurkode.

Page 56: C. Linguistik umum P.U

Dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual Dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual sebagai akibat adanya kontak bahasa (juga kontak sebagai akibat adanya kontak bahasa (juga kontak budaya), dapat terjadi peristiwa atau kasus yang budaya), dapat terjadi peristiwa atau kasus yang disebut disebut interferensi, integrasi, alihkode (codeinterferensi, integrasi, alihkode (code swicthing), swicthing), dan campurkode (code mixingdan campurkode (code mixing). ).

Keempat peristiwa ini gejalanya sama, yaitu adanya Keempat peristiwa ini gejalanya sama, yaitu adanya unsur bahasa lain dalam bahasa yang digunakan; unsur bahasa lain dalam bahasa yang digunakan; namun, konsep masalahnya tidak sama. Yang namun, konsep masalahnya tidak sama. Yang dimaksud dengan interferensi adalah terbawa dimaksud dengan interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain kedalam bahasa yang masuknya unsur bahasa lain kedalam bahasa yang digunkan, sehingga tampak adanya penyimpangan digunkan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang sedang digunakan itu.kaidah dari bahasa yang sedang digunakan itu.

Page 57: C. Linguistik umum P.U

TATARAN FONOLOGI

1. FONETIKFonetik adalah bidang linguistik yang

mempelajari bunyi bahas tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi

sebagai pembeda makna atau tidak. Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu

fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.

Page 58: C. Linguistik umum P.U

2. FONEMIK2. FONEMIKSudah disebutkan di muka bahwa objek Sudah disebutkan di muka bahwa objek penelitian fonetik adalah fon, yaitu bunyi penelitian fonetik adalah fon, yaitu bunyi

bahasa pada umumnya tanpa bahasa pada umumnya tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda mempunyai fungsi sebagai pembeda

makna kata atau tidak. Sebaliknya, objek makna kata atau tidak. Sebaliknya, objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi

membedakan makna kata. membedakan makna kata.

Page 59: C. Linguistik umum P.U

TATARAN MORFOLOGI

1. MORFEM :

2. KATA

3. PROSES MORFEMIS

Page 60: C. Linguistik umum P.U

3. PROSES MORFEMIS3. PROSES MORFEMIS

Produktifitas proses-proses morfemis adalah:Produktifitas proses-proses morfemis adalah:1. Afiksaasi adalah proses pembubuhan afiks 1. Afiksaasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur : (a) dasar atau proses ini terlibat unsur-unsur : (a) dasar atau bentuk dasar, (b) afiks, (c) makna gramatikal bentuk dasar, (b) afiks, (c) makna gramatikal

yang dihasilkanyang dihasilkan

Page 61: C. Linguistik umum P.U

2. Reduplikasi 2. Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi.bunyi.

3. Komposisi 3. Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbedaq, atau yang baru. leksikal yang berbedaq, atau yang baru.

Page 62: C. Linguistik umum P.U

4. Konversi, modifikasi Internal dan 4. Konversi, modifikasi Internal dan suplesi konversi, sering juga disebut suplesi konversi, sering juga disebut derivasi zero, transmutasi, dan derivasi zero, transmutasi, dan transposisi, adalah proses pembentukan transposisi, adalah proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur segmental. tanpa perubahan unsur segmental. Modifikasi internal adalah proses Modifikasi internal adalah proses pembentukan kata dengan morfem yang pembentukan kata dengan morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya berkerangka tetap (yang biasanya berupa konsonan)berupa konsonan)

Page 63: C. Linguistik umum P.U

5. Pemendekan 5. Pemendekan

adalah proses penanggalan bagian-adalah proses penanggalan bagian-bagian eksem atau gabungan leksem bagian eksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Hasil dengan makna bentuk utuhnya. Hasil proses pemendekan ini kita sebut proses pemendekan ini kita sebut kependekan.kependekan.

Page 64: C. Linguistik umum P.U

6. Produktivitas Proses Morfemis6. Produktivitas Proses Morfemisyang dimaksud dengan produktivitas yang dimaksud dengan produktivitas dalam proses morfemis ini adalah dalam proses morfemis ini adalah dapat tidaknya proses pembentukan dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama afiksasi, reduplikasi kata itu, terutama afiksasi, reduplikasi dan komposisi, digunakan berulang-dan komposisi, digunakan berulang-ulang yang secara re;atif tak terbatas; ulang yang secara re;atif tak terbatas; artinya, ada kemungkinan menambah artinya, ada kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses tersebut.bentuk baru dengan proses tersebut.

Page 65: C. Linguistik umum P.U

4. MORFOFONEMIK4. MORFOFONEMIKMorfofonemik, disebut juga Morfofonemik, disebut juga morfonemik, morfofologi, atau morfonemik, morfofologi, atau morfonologi, atau peristiwa morfonologi, atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.komposisi.

Page 66: C. Linguistik umum P.U

TATARAN SINTAKSISTATARAN SINTAKSIS

a. STRUKTUR SINTAKSISa. STRUKTUR SINTAKSISDalam pembicaraan struktur sintaksis Dalam pembicaraan struktur sintaksis

pertama-tama harus dibicarakan masalah pertama-tama harus dibicarakan masalah fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran

sintaksis. sintaksis.

b. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSISb. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSISDalam tataran morfologi kata merupakan satuan terbesar Dalam tataran morfologi kata merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem); tetapi dalam tataran (satuan terkecilnya adalah morfem); tetapi dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara

hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu fraseyang lebih besar, yaitu frase

Page 67: C. Linguistik umum P.U

b. KATA SEBAGAI SATUAN b. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSISSINTAKSIS

Dalam tataran morfologi kata Dalam tataran morfologi kata merupakan satuan terbesar (satuan merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem); tetapi terkecilnya adalah morfem); tetapi

dalam tataran sintaksis kata merupakan dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frasesintaksis yang lebih besar, yaitu frase

Page 68: C. Linguistik umum P.U

FRASEFRASE

11. . Pengertian frase: frase lazim Pengertian frase: frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal didefinisikan sebagai satuan gramatikal

yang berupa gabungan kata yang yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam salah satu fungsi sintaksis di dalam

kalimat.kalimat.

Page 69: C. Linguistik umum P.U

2. Jenis frase: frase biasanya dibedakan 2. Jenis frase: frase biasanya dibedakan adanya frase adanya frase

a. eksosentrik adalah frase yang komponen-a. eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. yang sama dengan keseluruhannya.

b. frase endosentrik disebut juga frase subordinatif b. frase endosentrik disebut juga frase subordinatif atau frase modifikatif adalah frase yang salah satu atau frase modifikatif adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, artinya salah satu komponennya itu dapat artinya salah satu komponennya itu dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya. menggantikan kedudukan keseluruhannya.

Page 70: C. Linguistik umum P.U

c. frase koordinatif adalah frase yang komponen c. frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat, dan secara lebih yang sama dan sederajat, dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif. koordinatif.

d. frase apositif adalah frase koordinatif yang d. frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk kedua komponennya saling merujuk sesamanya; dan oleh karena itu, urutan sesamanya; dan oleh karena itu, urutan komponen dapat dipertukarkan. komponen dapat dipertukarkan.

Page 71: C. Linguistik umum P.U

3. Perluasan Frase3. Perluasan Fraseadalah frase yang diberi tambahan adalah frase yang diberi tambahan komponen baru sesuai dengan komponen baru sesuai dengan konsep atau pengertian yang akan konsep atau pengertian yang akan ditampilkan.ditampilkan.

Page 72: C. Linguistik umum P.U

4. KLAUSA4. KLAUSA

a. Pengertian Klausa a. Pengertian Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan adalah satuan sintaksis berupa runtunan

kata-kata berkonstruksi predikatif. kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada Artinya, di dalam konstruksi itu ada

komponen, berupa kata atau frase, yang komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebgai subjek, sebagai objek, berfungsi sebgai subjek, sebagai objek,

dan sebagai keterangan.dan sebagai keterangan.

Page 73: C. Linguistik umum P.U

b. Jenis klausab. Jenis klausa

jenis klausa dapat dibedakan berdasarkan jenis klausa dapat dibedakan berdasarkan strukturnya dan berdasarkan kategori segmental strukturnya dan berdasarkan kategori segmental

yang menjadi predikatnya. Berdasarkan strukturnya yang menjadi predikatnya. Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa

terikat. Yang dimaksud dengan klausa bebas terikat. Yang dimaksud dengan klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur adalah klausa yang mempunyai unsur-unsur

lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat; dan karena itu, mempunyai potensi dan predikat; dan karena itu, mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor. Berbeda dengan untuk menjadi kalimat mayor. Berbeda dengan

klausa bebas yang emmpunyai struktur lengkap, klausa bebas yang emmpunyai struktur lengkap, maka klausa terikat memiliki struktur yang tidak maka klausa terikat memiliki struktur yang tidak

lengkap.lengkap.

Page 74: C. Linguistik umum P.U

5. KALIMAT5. KALIMAT

a. PENGERTIAN KALIMATa. PENGERTIAN KALIMATKalimat merupakan satuan yang Kalimat merupakan satuan yang

langsung digunakan dalam berbahasa, langsung digunakan dalam berbahasa, maka para tata bangsawan tradisional maka para tata bangsawan tradisional

biasanya membuat definisi kalimat biasanya membuat definisi kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat

sebagai alat interaksi dan kelengkapan sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan.pesan atau isi yang akan disampaikan.

Page 75: C. Linguistik umum P.U

b. JENIS KALIMATb. JENIS KALIMAT

jenis kalimat dapat dibedakan jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan berbagai kriteria atau sudut berdasarkan berbagai kriteria atau sudut pandangpandang(1) Kalimat inti dan noninti(1) Kalimat inti dan noninti(2) kalimat tunggal dan kalimat majemuk(2) kalimat tunggal dan kalimat majemuk(3) kalimat mayor dan kalimat mimor(3) kalimat mayor dan kalimat mimor(4) kalimat verbal dan non verbal(4) kalimat verbal dan non verbal(5) kalimat bebea dan kalimat terikat(5) kalimat bebea dan kalimat terikat

Page 76: C. Linguistik umum P.U

c. INTONASI KALIMATc. INTONASI KALIMAT

intonasi salah satu alat sintaksis yang sangat penting. intonasi salah satu alat sintaksis yang sangat penting. Sebelumnya dalam bab fonologi dan morfologi juga Sebelumnya dalam bab fonologi dan morfologi juga telah dibicarakan tentang intonasi, yang dapat telah dibicarakan tentang intonasi, yang dapat berwujud tekanan, nada dan tempo. Pada berwujud tekanan, nada dan tempo. Pada pembicaraan fonologi telah kita lihat bahwa tekanan, pembicaraan fonologi telah kita lihat bahwa tekanan, nada atau tempo itu dapat bersifat fonemis pada nada atau tempo itu dapat bersifat fonemis pada bahasa-bahasa tertentu. Artinya ketiga unsur bahasa-bahasa tertentu. Artinya ketiga unsur suprasegmental itu dapat membedakan makna kata suprasegmental itu dapat membedakan makna kata karena berlaku sebagai fonem. Pada pembicaraan karena berlaku sebagai fonem. Pada pembicaraan morfoloi bahwa nada, tekanan, atau tempo pada morfoloi bahwa nada, tekanan, atau tempo pada bahasa-bahasa tertentu bersifat morfenis. Artinya, bahasa-bahasa tertentu bersifat morfenis. Artinya, berlaku sebagai morfem.berlaku sebagai morfem.

Page 77: C. Linguistik umum P.U

d. Modus, Aspek, Kala, Modalitas, d. Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus dan DiatesisFokus dan DiatesisModus: yang dimaksud dengan Modus: yang dimaksud dengan modus adalah pengungkapan modus adalah pengungkapan atau penggambaran suasana atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut psikologis perbuatan menurut tafsiran sipembicara atau sikap tafsiran sipembicara atau sikap sipembicara tentang apa yang sipembicara tentang apa yang diucapkannya.diucapkannya.

Page 78: C. Linguistik umum P.U

Aspek; Aspek; yang dimaksud dengan aspek adalah cara yang dimaksud dengan aspek adalah cara untuk memandang pembentukan waktu untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses.keadaan, kejadian atau proses.

Kala atau tenses adalah informasi dalam Kala atau tenses adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam pengalaman yang disebutkan di dalam predikat. Kala ini lazimnya menyatakan waktu predikat. Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan akan datang. sekarang, sudah lampau, dan akan datang.

Page 79: C. Linguistik umum P.U

Modalitas: Modalitas: yang dimaksud dengan modalitas yang dimaksud dengan modalitas adalah keterangan dalam kalimat adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya.lawan bicaranya.

Page 80: C. Linguistik umum P.U

Fokus: Fokus: yang dimaksud dengan fokus adalah yang dimaksud dengan fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian kalimat unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.pembaca tertuju pada bagian itu.

Diatesis: Diatesis: yang dimaksud dengan diatesis adalah yang dimaksud dengan diatesis adalah gambaran hubungan yang dikemukakan gambaran hubungan yang dikemukakan dalam kalimat itu. dalam kalimat itu.

Page 81: C. Linguistik umum P.U

Ada beberapa diatesisAda beberapa diatesis1. Diatesis aktif yakni jika subjek yang 1. Diatesis aktif yakni jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu perbuatan berbuat atau melakukan suatu perbuatan2. Diatesis pasif, jika subjek menjadi sasaran 2. Diatesis pasif, jika subjek menjadi sasaran perbuatan perbuatan3. Diatesis reflektif, yakni jika subjek menjadi 3. Diatesis reflektif, yakni jika subjek menjadi sasaran melakukan sesuatu terhadap dirinya sasaran melakukan sesuatu terhadap dirinya

sendiri sendiri4. Diatesis resiprokal, yakni jika subjek yang 4. Diatesis resiprokal, yakni jika subjek yang terdiri dari dua pihak berbuat tindakan terdiri dari dua pihak berbuat tindakan berbalasan berbalasan5. Diatesis kausatif, yakni jika subjek menjadi 5. Diatesis kausatif, yakni jika subjek menjadi penyebab atas terjadinya sesuatu. penyebab atas terjadinya sesuatu.

Page 82: C. Linguistik umum P.U

WACANAWACANA

1. PENGERTIAN WACANA1. PENGERTIAN WACANAWacana adalah satuan bahasa Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatical merupakan hierarki gramatical merupakan satuan gramatikal tertinggi atau satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar.terbesar.

Page 83: C. Linguistik umum P.U

2. ALAT WACANA2. ALAT WACANA Wacana disebut baik kalau wacana itu kohesif dan Wacana disebut baik kalau wacana itu kohesif dan koheren. koheren.

3. JENIS WACANA : a. Wacana liasn b. Wacana tulisan3. JENIS WACANA : a. Wacana liasn b. Wacana tulisan

4. SUBSATUAN WACANA4. SUBSATUAN WACANA Dari pembicaraan di atas dapat ditakan wacana adalah Dari pembicaraan di atas dapat ditakan wacana adalah satuan bahasa yang utuh dan lengkap. Maksudnya, satuan bahasa yang utuh dan lengkap. Maksudnya, dalam wacana ini satuan “ide” atau “pesan” yang dalam wacana ini satuan “ide” atau “pesan” yang disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau pembaca tanpa keraguan, atau tanpa merasa adanya pembaca tanpa keraguan, atau tanpa merasa adanya kekurangan informasi dari ide atau pesan yang tertung kekurangan informasi dari ide atau pesan yang tertung dalam wacanan itu. dalam wacanan itu.

Page 84: C. Linguistik umum P.U

TATARAN SEMANTIKTATARAN SEMANTIK

1. Hakikat Makna1. Hakikat MaknaKalau tanda lingistik itu disamakan Kalau tanda lingistik itu disamakan

identitasnya dengan kata atau leksem, maka identitasnya dengan kata atau leksem, maka berarti makna adalah pengerian atau berarti makna adalah pengerian atau

disamakan identitasnya dengan morfem, maka disamakan identitasnya dengan morfem, maka berarti makna itu adalah pengertian atau berarti makna itu adalah pengertian atau

konsep yang dimiliki oleh setiap morfem, baik konsep yang dimiliki oleh setiap morfem, baik yang disebut morfem dasar atau morfem afiks.yang disebut morfem dasar atau morfem afiks.

Page 85: C. Linguistik umum P.U

2. Makna Referensial dan Non referensial2. Makna Referensial dan Non referensialSebuah kata atau leksem disebut Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada bermakna referensial kalau ada referensinya, atau acuannya. Berkenaan referensinya, atau acuannya. Berkenaan dengan acuan ada sejumlah kata yang dengan acuan ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktik, yang acuannya disebut kata-kata deiktik, yang acuannya tidak menetap pada maujud, melainkan tidak menetap pada maujud, melainkan dapat berpindah dari maujud yang satu dapat berpindah dari maujud yang satu kepada maujud yang lain.kepada maujud yang lain.

Page 86: C. Linguistik umum P.U

3. Makna Denotatif dan makna konotatif3. Makna Denotatif dan makna konotatifMakna Denotatif adalah makna asli, makna asal, Makna Denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna Konotatif adalah makna lain yang leksem. Makna Konotatif adalah makna lain yang ‘ditambahkan’ pada makna denotati tadi yang ‘ditambahkan’ pada makna denotati tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.

4. Makna Konseptual dan makna Asosiatif4. Makna Konseptual dan makna AsosiatifMakna Konseptual adalah makna yang dimiliki oleh Makna Konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.apapun.

Page 87: C. Linguistik umum P.U

2. Jenis Makna2. Jenis Maknaa. Makna Leksikal, Gramatikal, dan a. Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual KontekstualMakna Leksikal adalah makna yang dimiliki Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Berbeda dengan makna leksikal, apapun. Berbeda dengan makna leksikal, makna gramatikal baru ada kalau terjadi makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi.komposisi, atau kalimatisasi.Makna Kontekstual adalah makna sebuah Makna Kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada didalam satu leksem atau kata yang berada didalam satu konteks.konteks.

Page 88: C. Linguistik umum P.U

Makna Asosiatif adalah makna yang dimiliki Makna Asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasayang berada diluar bahasa

b. Makna Kata dan Makna Istilahb. Makna Kata dan Makna Istilahsetiap kata atau leksem memiliki makna. Pada setiap kata atau leksem memiliki makna. Pada awalnya makna, makna yang dimiliki sebuah awalnya makna, makna yang dimiliki sebuah kata makna leksikal, makna denotatof, atau kata makna leksikal, makna denotatof, atau makna konseptual.makna konseptual.

Page 89: C. Linguistik umum P.U

c. Makna Idiom dan Peribahasac. Makna Idiom dan PeribahasaIdiom adalah satuan ujaran yang maknanya Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ‘diramalkan’ dari makna unsur-tidak dapat ‘diramalkan’ dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal mauopun unsurnya, baik secara leksikal mauopun secara gramatikal. Berbeda dengan idiom secara gramatikal. Berbeda dengan idiom yang maknanya tidak dapat ‘diramalkan’ yang maknanya tidak dapat ‘diramalkan’ secara leksikal maupun gramatikal, maka secara leksikal maupun gramatikal, maka yang diebut peribahasa memiliki makna yang yang diebut peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsur karena adanya ‘asosiasi’ antara unsur-unsur karena adanya ‘asosiasi’ antara makna asli dengan makna peribahasa.makna asli dengan makna peribahasa.

Page 90: C. Linguistik umum P.U

d. RELASI MAKNAd. RELASI MAKNAyang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapa antara satuan bahasa yang semantik yang terdapa antara satuan bahasa yang satu dengan yang lainnya. Relasi makna biasanya satu dengan yang lainnya. Relasi makna biasanya berhubungan masalah-masalah sebagai berikut:berhubungan masalah-masalah sebagai berikut:(1) sinonim adalah hubungan semantik yang (1) sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.(2) antonim adalah hubungan emantik antara dua buah (2) antonim adalah hubungan emantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan atau kontras antara yang satu dengan pertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lain.yang lain.

Page 91: C. Linguistik umum P.U

(3) polisemi adalah sebuah kata atau satuan ajaran (3) polisemi adalah sebuah kata atau satuan ajaran dan mempunyai makna lebih dari satudan mempunyai makna lebih dari satu(4) homonimi adalah dua buah kata atau satuan (4) homonimi adalah dua buah kata atau satuan ajaran yang bentuknya kebetulan sama; maknanya ajaran yang bentuknya kebetulan sama; maknanya tentu saja berbedatentu saja berbeda(5) hiponimi adalah hubungan semantik antara (5) hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.dalam makna bentuk ujaran yang lain.(6) ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat (6) ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan akibat tafsiran gramatikal yang terjadinya kegandaan akibat tafsiran gramatikal yang berbedaberbeda(7) redundansi adalah berlebih-lebihannya (7) redundansi adalah berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.ujaran.

Page 92: C. Linguistik umum P.U

e. PERUBAHAN MAKNAe. PERUBAHAN MAKNA Secara sinkronis makna sebuah kata Secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah; tetapi atau leksem tidak akan berubah; tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat secara diakronis ada kemungkinan dapat

berubah. Maksudnya, dalam masa yang berubah. Maksudnya, dalam masa yang relatif seingkat, makna sebuah kata akan relatif seingkat, makna sebuah kata akan tetap sama, tidak berubah; tetapi dalam tetap sama, tidak berubah; tetapi dalam waktu yang relatif lama ada kemungkinan waktu yang relatif lama ada kemungkinan

makna sebuah kata akan berubah. makna sebuah kata akan berubah.

Page 93: C. Linguistik umum P.U

f. MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNAf. MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNAKata-kata atau leksem-leksem dalam setiap Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-kelompok ertentu berdasarkan kesaan ciri kelompok ertentu berdasarkan kesaan ciri semantik yang dimiliki kata-kata itu.semantik yang dimiliki kata-kata itu.Medan makna: yang dimaksud dengan medan Medan makna: yang dimaksud dengan medan makna (semantic domain, semantic field) atau makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan leksikal yang maknanya saling berhubungan karena mneggambarkan bagian dari bidang karena mneggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentusemesta tertentu

Page 94: C. Linguistik umum P.U

Komponen Makna : setiap kata, leksem, Komponen Makna : setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai atau butir leksikal tentu mempunyai makna, makna yang dimiliki oleh setiap makna, makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang disebut komponen makna), yang (yang disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu.membentuk keseluruhan makna kata itu.