Top Banner
C A G A R B I O S F E R STRATEGI SEVILLE DAN KERANGKA HUKUM JARINGAN DUNIA Cagar Biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati, pencaharian bagi perkembangan ekonomi dan sosial dan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang terkait? Cagar Biosfor adalah kawasan ekosistem darat dan pesisir laut yang diakui keberadaannya ditingkat internasional sebagai bagian dari Program UNESCO: Man and the Biosphere (MAB) Programme – Progrram Manusia dan Biosfer. Pada bulan Maret 1995, UNESCO telah menyelenggarakan suatu konperensi internasional di Seville.(Spanyol) yang dihadiri oleh para ahli. Strategi yang dihasilkan dari konperensi tersebut dikenal sebagai "Strategi Seville" yang berisi rekomendasi bagi pengembangan cagar biosfer pada abad ke 21. Pada Konperensi Sevillejuga dirumuskan suatu Kerangka hokum yang menetapkan persyaratan pelaksanaan jaringan Cagar Biosfer Dunia. Kedua dokumen tersebut telah diadopsi menjadi 28 C/Reso/«si 2.4 oleh General Conference UNESCO pada bulan Nopember 1995 dan naskahnya dilampirkan di dalam brosur ini. Salah satu topik utama yang dikemukakan di dalam dokumen-dokumen tersebut adalah peran baru Cagar Biosfer untuk menjawab beberapa tantangan dari agenda 21 yang dihasilkan dalam Konperensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Lingkungan dan Pembangunan (Rio, 1995). Pada saat yang bersamaan, mereka menggarisbawahi pentingnya cagar biosfer sebagai sarana untuk. melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Hayati. 28C/RESOLUSI 2.4 DARI KONPERENSI UMUM UNESCO (Nopember 1995) Konperensi Umum,
37

C A G A R   B I O S F E R

Jun 23, 2015

Download

Documents

Eriska Eklezia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: C A G A R   B I O S F E R

C A G A R   B I O S F E R

STRATEGI SEVILLE

DAN

KERANGKA HUKUM JARINGAN DUNIA

Cagar Biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati, pencaharian bagi perkembangan ekonomi dan sosial dan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang terkait?  Cagar Biosfor adalah kawasan ekosistem darat dan pesisir laut yang diakui keberadaannya ditingkat internasional sebagai bagian dari Program UNESCO: Man and the Biosphere (MAB) Programme – Progrram Manusia dan Biosfer. Pada bulan Maret 1995, UNESCO telah menyelenggarakan suatu konperensi internasional di Seville.(Spanyol) yang dihadiri oleh para ahli. Strategi  yang dihasilkan dari konperensi tersebut dikenal sebagai "Strategi Seville" yang berisi rekomendasi bagi pengembangan cagar biosfer pada abad ke 21. Pada Konperensi Sevillejuga dirumuskan suatu Kerangka hokum yang menetapkan persyaratan pelaksanaan jaringan Cagar Biosfer Dunia. Kedua dokumen tersebut telah diadopsi menjadi 28 C/Reso/«si 2.4 oleh General Conference UNESCO pada bulan Nopember 1995 dan naskahnya dilampirkan di dalam brosur ini.  Salah satu topik utama yang dikemukakan di dalam dokumen-dokumen tersebut adalah peran baru Cagar Biosfer untuk menjawab beberapa tantangan dari agenda 21 yang dihasilkan dalam Konperensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Lingkungan dan Pembangunan (Rio, 1995).  Pada saat yang bersamaan, mereka menggarisbawahi pentingnya cagar biosfer sebagai sarana untuk. melaksanakan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

28C/RESOLUSI 2.4 DARI KONPERENSI UMUM UNESCO

(Nopember 1995)

Konperensi Umum,

Menekankan bahwa Konperensi Seville telah menetapkan nilai penting Cagar Biosfer yang dirancang dalam kerangka prograni Manusia dan Biosfer (MAB) untuk konservasi keanekaragaman hayad, diselaraskan dengan perlindungan nilai-nilai budaya yang terkait dengannya,

Menimbang bahwa Cagar Biosfer adalah situs yang ideal untuk penelitian, pemantauan jangka panjang, pelatihan, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat sehingga mernberikan peluang bagi rnasyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya secara lestari,

Menimbang bahwa cagar tersebut juga merupakan situs percontohan dan pusat-pusat kegiatan dalarn kerangka pengembangan wilayah regional dan rencana penatagunaan lahan.

Menimbang bahwa Jaringan Cagar Biosfer Dunia memberikan kontribusi besar terhadap implementasi dari sasaran Agenda 21 dan konvensi-konvensi

Page 2: C A G A R   B I O S F E R

internasional lain yang diadopsi pada saat dan setelah berlangsungnya Konperensi Rio, khususnya Konvensi KeanekaragamanHayati.

Meyakini perlunya mengembangkan dan meningkatkan Jaringan kerjasama yang telah ada dan mendorong penguatan di tingkat regional dan dunia, khususnya dengan memberikan dukungan bagi upaya negara-negara berkembang untuk menetapkan, memperkuat dan mempromosikan cagar biosfer,

%6%. Menyetujui Strategi Seville dan meminta Direktur Jenderal untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan ntuk implementasi yang efektif dan menjamin hal ini dapat dimanfaa~kan seluas-luasnya oleh seluruh pihak yang terkait;

%6%. Meminta Negara Anggota untuk menerapkan Strategi Seville dan mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut;

%6%. Mengundang organisasi-organisasi antar pemerintah di tingkat internasional dan regional dan organisasi-organisasi non-pemerintah yang relevan untuk bekerjasama dengan UNESCO agar dapat rnengembangkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan menghimbau para badan penyandang dana untuk memobilisasikan sumber daya yang diperlukan;

%6%. Menerima Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia, terlampir di sini, dan meminta:

(a)  Negara-negara Anggota agar menaruh perhatian di dalam menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan yang terkait dengan cagar biosfer;

(b) Direktur Jenderal agar menyediakan sekretariat bagi Jaringan Cagar Biosfer Dunia sesuai dengan ketentuan Kerangka Hukum sehingga mendukung kelancaran dan memperkuat Jaringan.

CAGAR BIOSFER: DUA PULUH TAHUN PERTAMA

Cagar biosfer dirancang untuk menjawab salah satu dari pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dihadapi dunia saat ini: Bagaimana kita dapat menyelaraskan konservasi keanekaragaman hayati dengan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari? Cagar biosfer yang dikelola secara efektif melibatkan para pakar dibidang pengetahuan alam dan sosial; kelompok konservasi dan para pengembang; otoritas-otoritas pengelola dan masyarakat lokal seluruhnya bekerja sama dalam mengatasi masalah yang kompleks ini.

Konsep cagar biosfer pertama kali dikembangkan oleh Gugus Tugas (Task Force) Program Manusia dan Biosfer (MAB) dari UNESCO pada tahun 1974. Jaringan cagar biosfer diluncurkan pada tahun 1976 dan sejak Maret 1995, telah berkembang menjadi 324 cagar di 82 negara.  Jaringan tersebut merupakan komponen kunci dari tujuan MAB untuk mencapai keseimbangan yang berkelanjutan antara pencapaian tujuan melestarikan keanekaragaman hayati yang terkadang menimbulkan konflik, peningkatan pembangunan sektor ekonomi dan pelestarian nilai-nilai budaya yang terkait.  Cagar biosfer merupakan situs terpilih untuk menguji, memperbaiki, mendemonstrasikan dan rnelaksanakan tujuan tersebut.

Page 3: C A G A R   B I O S F E R

Pada tahun 1983, UNESCO dan UNEP bekerjasama dengan FAO dan IUCN menyelenggarakan Kongres Internasional Pertama Cagar Biosfer di Minsk (Belarus). Kegiatan Kongres yang dirumuskan pada tahun 1984 menjadi "Rencana Tindak untuk Cagar Biosfer", yang secara resmi disahkan oleh Konperensi Umum UNESCO dan oleh Dewan Kerja UNEP. Walaupun sebagian besar Rencana Kerja tersebut masih berlaku hingga saat ini, namun implementasi pengelolaan cagar biosfer telah banyak mengalami  perubahan,  sebagaimana disebutkan dalam UNCED terutama setelah adanya Konvensi Keanekaragaman Hayati. Konvensi tersebut ditandatangani dalam "Earth Summit' di Rio de Janeiro pada bulan Juni 1992 dan berlaku mulai bulan Desember 1993 dan sampai saat ini telah diratifikasi oleh lebih dari 100 negara. Tujuan utama Konvensi ini adalah: konservasi keanekaragaman hayati; pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan pembagian yang adil dan merata atas keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sumber daya genetik. Cagar biosfer mendorong pendekatan terpadu dan dengan demikian mempunyai posisi yang baik untuk mendukung proses implementasi Konvensi.

Dalam waktu sepuluh tahun sejak Kongres Minsk, konsep tentang.'kawasan-kawasan dilindungi secara keseluruhan telah berkembang secara paraleldfengan cagar biosfer. Yang terpenting, hubungan antara konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat local - komponen utama pendekatan cagar biosfer - saat ini dikenal sebagai kunci keberhasilan pengelolaan sebagian besar taman nasional, cagar alam dan kawasan konservasi lainnya. Pada Kongres Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Sedunia Ke Empat di Caracas, Venezuela pada bulan Februari 1992, para perencana dan pengelola kawasan konservasi dunia  mengadopsi  gagasan-gagasan (keterlibatan masyarakat, perpaduan antara konservasi dan pembangunan, pentingnya menjalin kerjasama internasional) yang merupakan aspek pendng dari cagar biosfer. Kongres juga menyetujui resolusi yang mendukung cagar biosfer.

Sejauh ini telah terjadi inovasi penting di dalam pengelolaan cagar biosfer. Metodologi baru yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik telah berkembang, dan perhatian terhadap system pendekatan regional semakin besar. Tipe baru cagar biosfer telah ditetapkan, seperti cagar kelompok dan lintas batas (cluster and transboundary reserves), dan banyak cagar biosfer mengalami perkembangan pesat, yaitu dari kawasan yang sernula fokus utamanya konservasi berubah menjadi perpaduan antara konservasi dan pembangunan melalui peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan. Jaringan internasional baru, yang didukung oleh kemajuan teknologi, termasuk kornputer dengan kemampuan yang lebih canggih dan internet, telah mempermudah komunikasi dan kerjasama antar cagar biosfer di berbagai negara.

Dalam konteks ini, Dewan Eksekutif UNESCO memutuskan untuk mendirikan Komite Penasehat untuk Cagar Biosfer pada tahun 1991.  Komite Penasehat ini telah menimbang bahwa sudah saatnya untuk mengevaluasi efekdvitas Rencana Kerja tahun 1984, untuk menganalisa implementasinya dan untuk mengembangkan strategi bagi cagar biosfer dalam menuju abad ke 21.

Sesuai dengan Resolusi 27/C/2.3 General Conference, UNESCO menyelenggarakan Konperensi Internasional mengenai Cagar Biosfer atas undangan Pemerintah Spanyol di Seville (Spanyol) yang berlangsung dari tanggal 20 sanapai dengan 25 Maret 1995. Konperensi ini dihadiri oleh kira-kira 400 pakar dan 102 negara dan 15 organisasi internasional dan regional.  Konperensi ini diadakan untuk mengevaluasi pengalaman

Page 4: C A G A R   B I O S F E R

dalam mengimplementasikan Rencana Kerja 1984, gambaran mengenai peran cagar biosfer dalam hubungannya dengan abad ke 21 (yang kemudian merupakan visi konperensi) dan penjabaran konsep Kerangka Hukum Jaringan Dunia. Konperensi ini merumuskan Strategi Seville yang disajikan berikut ini. Pertemuan ke 13 (12-16 Juni 1995) Dewan Koordinasi Internasional dari Program Manusia dan Biosfer (MAB) memberikan dukungan sepenuhnya terhadap Strategi Seville.

KONSEP CAGAR BIOSFER

Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi dari padanya, yang secara internasional diakui berada di dalam kerangka Program Manusia dan Biosfer dari UNESCO (Statutory framework of the World Network, of biosphere Reserves - Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia). Usulan penetapan cagar biosfer diajukan oleh pernerintah nasional; setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam Jaringan Dunia. Setiap cagar biosfer diharuskan memenuhi dga fungsi yang saling menunjang, yaitu: fungsi konservasi, untuk melestarikan sumber daya genetik, jenis, ekosistem dan lansekap;  fungsi pembangunan,  untuk memacu pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dan fungsi pendukung logistik, untuk mendukung proyek percontohan, pendidikan dan pelarihan lingkungan, dan penelitian dan pemantauan yang berhubungan dengan masalah-masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan dunia.

Secara fisik, sedap cagar biosfer harus terdiri atas dga elemen, yaitu: satu atau lebih zona inti, yang merupakan kawasan dilindungi bagi konservasi keanekaragaman hayati, pemantauan ekosistem yang mengalami gangguan, dan melakukan kegiatan penelitian yang tidak merusak serta kegiatan lainnya yang berdampak rendah (seperd pendidikan); zona penyangga yang ditentukan dengan jelas, yang biasanya mengelilingi atau berdampingan dengan zona inti, dan dimanfaatkan bagi kegiatan-kegiatan kerjasama yang tidak bertentangan secara ekologis, termasuk pendidikan lingkungan, rekreasi, ekoturisme dan penelidan terapan dan dasar; dan zona transisi, atau zona peralihan, yang mungkin berisi kegiatan pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain dan dimana rnasyarakat lokal, lembaga manajemen, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat adat, pemerhati ekonomi dan pemangku kepentingan lain bekerjasama untuk mengelola dan mengenibangkan sumberdaya secara berkelanjutan. Walaupun semula dilihat sebagai rangkaian lingkaran konsentris, ke tiga zona tersebut diterapkan ke dalam berbagai pendekatan  yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi setempat. Sesungguhnya, salah satu kekuatan terbesar dari konsep cagar biosfer adalah fleksibilitas dan kreativitasnya yang telah dibukdkan dalam berbagai situasi.

Beberapa negara telah menetapkan undang-undang khusus bagi pembentukan cagar biosfer. Di banyak negara lainnya, zona inti dan zona penyangga ditetapkan (seluruhnya atau sebagian) sebagai zona yang dilindungi menurut undang-undang nasional. Sejumlah cagar biosfer sekaligus memiliki kawasan dilindungi yang dikelola dengan sistem lain (seperti taman nasional atau cagar alam) dan situs lain yang diakui secara internasional (seperti situs Warisan Dunia dan Ramsar).

Pengaturan kepemilikan juga bermacam-macam. Zona inti cagar biosfer kebanyakan merupakan tanah negara tetapi dapat juga dimiliki secara pribadi atau rnilik organisasi non pemerintah.  Dalam banyak hal, zona penyangga merupakan rnilik perseorangan

Page 5: C A G A R   B I O S F E R

atau masyarakat tertentu, dan kondisi ini pada umumnya diternukan pula pada daerah transisi.  Strategi Seville bagi cagar biosfer merefleksikan kondisi ini secara luas.

VISI SEVILLE MENUJU ABAD 21

Masa depan apakah yang akan dihadapi dunia menuju abad ke 21? Kecenderungan dewasa ini tentang perturnbuhan dan penyebaran  penduduk,  peningkatan kebutuhan sumber energi dan sumberdaya alam, globalisasi ekonomi dan efek pola perdagangan terhadap daerah pedesaan, lunturnya nilai-nilai budaya, sentralisasi dan kesulitan memperoleh inforniasi yang relevan, dan kemajuan teknologi yang tidak merata - semua ini memberikan gambaran besarnya masalah  lingkungan  dan  prospek pembangunan di masa yang akan datang.

UNCED memberikan alternatif kegiatan yang mengarah pada pembangunan berkelanjutan, menyatukan kepedulian lingkungan dan keadilan sosial yang lebih besar, termasuk menghormati masyarakat pedesaan dan kebijaksanaan mereka. Agenda 21, Konvensi Keanekaragaman Hayati, Konvensi Perubahan lklim, dan Konservasi Desertifikasi, dan perjanjian multi lateral lainnya, memberikan arahan ke depan pada tingkat internasional.

Meskipun demikian masyarakat global juga membutuhkan contoh-contoh yang nyata yang dicanangkan oleh UNCED untuk mempromosikan konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan, Contoh tersebut hanya dapat terlaksana apabila menunjukkan semua kebutuhan sosial, budaya, rohani dan kebutuhan ekonomi masyarakat, dan juga didasarkan pada pengetahuan ilmiah yang baik, Cagar biosfer menawarkan contoh-contoh tersebut, Dari pada membangun pulau-pulau di dunia yang makin dipengaruhi oleh dampak aktivitas manusia, mereka dapat menjadi panggung untuk menyelaraskan hubungan manusia dan alam, mereka dapat membawa pengalaman masa lampau untuk kebutuhan di masa yang akan datang, mereka dapat mendemonstrasikan bagaimana mengatasi masalah sektoral dengan sistem kelembagaan kita.  Secara singkat dapat disebutkan bahwa cagar biosfer lebih dari sekedar kawasan dilindungi.

Dengan demikian cagar biosfer dapat ditempatkan pada peran baru. Mereka. tidak hanya mempunyai arti bagi manusia yang hidup dan bekerja di dalamnya dan di sekitarnya untuk memperoleh keseimbangan dengan lingkungannya, narnun mereka juga rnemberi dukungan bagi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan dengan menunjukkan langkah bagi masa depan yang lebih lestari. Hal ini menipakan inti dan visi cagar biosfer di abad ke 21.

Konperensi Internasional Cagar Biosfer, yang diadakan oleh UNESCO di Seville (Spanyol) pada tanggal 20-25 Maret 1995, mengadopsi dua sistem pendekatan:

§         menelaah pengalaman rasa lampau dalam melaksanakan konsep baru cagar biosfer;

§         melihat ke masa depan untuk mengidentifikasi penekanan yang harus diberikan saat ini terhadap tiga fungsi cagar biosfer, yaitu konservasi, pembangunan dan dukungan logistik.

Konperensi Seville menyimpulkan bahwa walaupun terdapat permasalahan dan keterbatasan yang dihadapi dalam penetapan cagar biosfer, program tersebut secara

Page 6: C A G A R   B I O S F E R

keseluruhan merupakan program yang inovatif dan sangat sukses. Khususnya, ketiga fungsi dasar tersebut akan tetap berlaku sebagaimana pada tahun-tahun mendatang. Dalam implementasi fungsi dasar cagar biosfer dan berdasarkan analisa yang dihasilkan, sepuluh kunci pengarahan berikut ini telah diidentifikasi dalam Konperensi dan merupakan landasan bagi Strategi Seville yang baru:

1.      Memperkuat  peranan  yang  dapat diberikan oleh cagar biosfer untuk mengimplementasikan perjanjian-perjanjian internasional dalam mempromosikan konservasi dan pembangunan berkelanjutan, terutama Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi-konvensi lain, seperti konvensi perubahan iklim, desertifikasi dan kehutanan.

2.      Mengembangkan cagar biosfer yang meliputi berbagai kondisi keragaman lingkungan, biologi, ekonomi dan budaya, mulai dari kawasan yang tidak mengalami gangguan dan menyebar hingga ke wilayah kota-kota. Terdapat suatu potensi khusus, dan kebutuhan, untuk menerapkan konsep cagar biosfer di .lingkungan pesisir dan kelautan.

3.                  Memantapkan jaringan-jaringan cagar biosfer di tingkat regional, internasional dan jaringan tematik sebagai komponen dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

4.                  Meningkatkan kegiatan penelitian ilmiah, permantauan, pelatihan dan pendidikan dalam cagar biosfer karena konservasi dan pemanfaatan sumber daya di kawasan tersebut membutuhkan dasar pengetahuan alam dan sosial serta ilmu sastera. Kebutuhan ini khususnya diperlukan benar-benar untuk cagar biosfer di negara-negara yang merniliki keterbatasan sumber daya manusia dan dana sehingga perlu mendapatkan perhatian dan prioritas.

5.                  Memastikan bahwa semua zona cagar biosfer memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi konservasi, pembangunan berkelanjutan dan pemahaman ilmiah.

6.                  Memperluas   daerah   transisi  agar mencakup wilayah yang lebih luas sehingga dapat dilakukan berbagai pendekatan,  seperti  pengelolaan ekosistem, dan pemanfaatan cagar biosfer untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan  pendekatan-pendekatan  bagi  pembangunan berkelanjutan di tingkat regional.  Oleh karena itu, daerah transisi harus memperoleh perhatian yang lebih besar.

7.                  Merefleksikan lebih  besar  dimensi kemanusiaan dari cagar biosfer. Keterkaitan antara keanekaragaman budaya dan hayati perlu ditampilkan.  Kearifan tradisional dan sumber daya genetic harus dilestarikan dan perannya dalam pembangunan berkelanjutan hams diakui dan ditingkatkan.

8.                  Mempromosikan pengelolaan setiap cagar biosfer sebagai satu “pakta” esensial antara rnasyarakat lokal dan masyarakat umum secara keselumhan. Pengelolaan harus terbuka, berkembang dan dapat menyesuaikan diri. Pendekatan seperti ini akan membantu menjamin bahwa cagar biosfer dan masyakat local ditempatkan pada posisi lebih baik untuk menjawab tekanan polidk, ekonomi dan sosial yang datang dan luar.

Page 7: C A G A R   B I O S F E R

9.                  Mengajak seluruh pihak dan sektor yang terkait untuk membangun kemitraan dalam pengelolaan cagar biosfer baik ditingkat lapangan maupun jaringan yang ada. Informasi harus mengalir dengan mudah kesemua pihak yang berkepentingan.

10.              Investasi untuk masa depan.  Cagar biosfer harus dimanfaatkan untuk memahami hubungan manusia dengan alam lingkungannya, rnelalui program kesadaran masyarakat, imformasi dan pendidikan formal dan non-formal, didasarkan pada perspektif jangka panjang bagi generasi sekarang ini dan generasi mendatang.

Secara singkat, cagar biosfer harus dapat melestarikan dan menghasilkan nilai-nilai alami dan budaya melalui pengelolaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan kreatifitas budaya dan diterapkan secara berkelanjutan. Jaringan Cagar Biosfer Dunia, sebagaimana yang diterapkan  dalam  Strategi  Seville, merupakan alat pemersatu yang dapat membantu meningkatkan solidaritas yang lebih besar antar umat manusia dan bangsa-bangsa di dunia.

STRATEGI

Strategi berikut ini berisi rekornendasi bagi pengembangan cagar biosfer yang efektif dan bagi pengembangan fungsi Jaringan Cagar Biosfer Dunia agar bekerja dengan baik. Strategi ini tidak mengulangi prinsip-prinsip dasar Konvensi Keanekaragaman Hayati maupun Agenda 21, tetapi hendaknya mengindentifikasi peran khusus cagar biosfer dalam mengembangkan visi baru mengenai hubungan antara konservasi dan pembangunan. Oleh karena itu, dokumen ini menitikberatkan pada beberapa prioritas.

Strategi mengusulkan tingkat cagar biosfer (internasional, nasional, individual) agar diberikan rekomendasi yang paling etektif. Meskipun demikian karena besarnya perbedaan sistem pengelolaan pada tingkat nasional dan lokal, tingkat tindakan yang direkomendasikan ini perlu dipandang sebagai pedoman, dan diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.  Perlu diketahui bahwa tingkat nasional harus diartikan mencakup instansi-instansi pemerintah lain yang lebih tinggi tingkatnya dari individual cagar biosfer (misalnya propinsi, negara bagian, kabupaten, dsb.).  Di beberapa negara, lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional atau lokal dapat dipertimbangkan sebagai pengganti pada tingkat ini. Demikian pula, kegiatan di tingkat internasional sering mencakup kegiatan di tingkat regional dan antar regional.

Strategi juga mencakup Indikator Implimentasi yang direkomendasikan, misalnya daftar kegiatan yang memungkinkan semua pihak yang terlibat untuk mengikuti dan mengevaluasi implementasi Strategi. Kriteria yang digunakan dalam mengembangkan Indikator adalah: ketersediaan (Dapatkah informasi dikumpulkan dengan mudah?); kesederhanaan (Apakah data tidak rancu), dan manfaat (Apakah informasi akan bermanfaat bagi pengelola cagar, Komite Nasional, dan/ atauJaringan secara keseluruhan?).

Satu manfaat dari Indikator Implementasi adalah pntuk menyusun database dari mekanisme implementasi yang sukses dan tukar menukar informasi antara para anggota Jaringan.

Page 8: C A G A R   B I O S F E R

SASARAN 1: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER UNTUK KONSERVASI ALAM DAN MELESTARIKAN KERAGAMAN BUDAYA

Tujuan 1.1: Meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati dan budaya melalui Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Mempromosikan cagar biosfer sebagai sarana untuk mencapai tujuan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

%6%. Mempromosikan  pendekatan  yang komprehensif terhadap klasifikasi bio-geografi yang memperhatikan berbagai gagasan seperti analisa kerawanan, untuk mengembangkan suatu sistem yang mencakup faktor-faktor sosial ekologi.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Menyusun analisa biogeografi Negara tersebut sebagai dasar, antara lain untuk menelaah Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Sehubungan dengan analisa tersebut, dan dengan memperhatikan adanya kawasan-kawasan yang dilindungi, penetapan, peningkatan atau apabila diperlukan melakukan perluasan cagar biosfer, dengan memberikan perhatian khusus pada habitat-habitat yang mengalami fragmentasi, ekosistem yang terancam, dan lingkungan-lingkungan alam dan budaya yang-rawan terhadap kerusakan.

Tujuan 1.2: Mengintegrasikon cagar biosfer ke dalam perencanaan konservasi.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Mendorong terbentuknya cagar biosfer lintas batas sebagai upaya untuk mengelola konservasi organisme, ekosistem, dan sumber daya genetik yang melintasi batas-batas nasional suatu negara.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Mengintegrasikan cagar biosfer ke dalam strategi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati, kedalam perencanaan untuk kawasan-kawasan yang dilindungi, dan dalam strategi dan rencana kerja keanekaragarnan hayati nasional sebagaimana tercantum dalam Article 6 Konvensi Keanekaragaman Hayati.

%6%. Jika diperlukan, masukkan proyek-proyek  untuk  memperkuat  dan mengembangkan cagar biosfer di dalam program-program yang diprakarsai dan didanai oleh Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi-konvensi multilateral lainnya.

%6%. Menghubungkan cagar biosfer satu dengan lainnya, dan dengan kawasan-kawasan dilindungi lainnya, melalui koridor/jalur hijau dan dengan cara lain yang dapat meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati, dan menjamin agar hubungan ini tetap dipelihara dengan baik.

%6%. Memanfaatkan  cagar  biosfer  bagi konservasi in-situ sumber daya genetik, termasuk  jenis-jenis dan alam dan jenis-jenis hasil penangkaran maupun budidaya, serta   mempertimbangkan   untuk memanfaatkan cagar biosfer

Page 9: C A G A R   B I O S F E R

sebagai lokasi rehabilitasi/re-introduksi, dan menghubungkan  keduanya  yang disesuaikan dengan program konservasi ex-situ dan pemanfaatannya.

SASARAN II: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER SEBAGAI MODEL PENGELOLAAN LAHAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Tujuan 11.1: Meningkatkan dukungan dan keterlibatan masyarakat lokal.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Menyusun pedoman aspek-aspek penting mengenai pengelolaan cagar biosfer, termasuk penyelesaian konflik, ketentuan bagi keuntungan lokal, dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan tangung jawab pengelolaan.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Memasukkan cagar biosfer ke dalam rencana untuk mengimplementasikan sasaran-sasaran pemanfaatan berkelanjutan dari Agenda 21 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

%6%. Menetapkan,  memperkokoh  atau memperluas  cagar  biosfer  agar mencakup kawasan tradisional di mana kearifan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati masih berlangsung (termasuk situs-situs yang dikeramatkan), dan/atau dimana terjadi interaksi kritis antara masyarakat dan lingkungannya (misalnya kawasan-kawasan sekitar perkotaan, wilayah pedesaan yang rusak, kawasan-kawasan pesisir, lingkungan perairan tawar dan lahan basah).

%6%. Mengindentifikasi dan mempromosikan pembentukan kegiatan yang sesuai dengan sasaran-sasaran konservasi melalui transfer teknologi tepat guna terrnasuk kearifan tradisional dan yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan di zona penyangga dan zona transisi.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar :

%6%. Survei kepedulian berbagai pemangku kepentingan dan melibatkan mereka secara penuh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan cagar biosfer.

%6%. Mengindentifikasikan dan menelaah faktor-faktor  yang  menyebabkan degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya hayati yang tidak lestari.

%6%. Mengevaluasi produk-produk alami dan jasa lingkungan kemudian memanfaatkan evaluasi tersebut untuk mempromosikan penghasilan yang berwawasan lingkungan dan secara ekonomi berkesinambungan bagi masyarakat lokal.

%6%. Mengembangkan insentif bagi konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan mengembangkan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat lokal apabila kegiatan-kegiatan yang ada terbatas atau dilarang di dalam cagar biosfer.

%6%. Menjamin bahwa keuntungan yang diperoleh dan penianfaatan sumber daya alam

Page 10: C A G A R   B I O S F E R

dibagi dengan adil dan merata kepada para pemangku kepentingan, misalnya perolehan dari karcis masuk, penjualan produk-produk alarn atau kerajinan tangan, pemanfaatan teknik konstruksi dan tenaga kerja lokal, dan pengembangan kegiatan-kegiatan yang berwawasan lestari (misalnya pertanian, kehutanan dan sebagainya).

Tujuan 11.2: Menjamin adanya keselarasan dan interaksi antar zona-zona cagar biosfer.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Setiap cagar biosfer harus memiliki kebijakan atau perencanaan yang efektif dan lembaga yang berwenang atau mekanisme yang sesuai untuk melaksanakannya.

%6%. Mengembangkan upaya identifikasi ketidakcocokan antar fungsi-fungsi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari cagar biosfer dan melaksanakan  langkah-langkah  untuk menjamin dan memelihara keseimbangan yang sesuai antar fungsi-fungsi tersebut.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Mengembangkan dan membentuk mekanisme kelembagaan untuk mengelola, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program dan akrivitas cagar biosfer.

%6%. Membentuk jaringan konsultasi lokal yang terdiri dari para pemangku kepentingan bidang ekonomi dan sosial, termasuk seluruh pihak yang memiliki kepentingan (misalnya pertanian, kehutanan, perburuan, penyedia air, pembangkit energi, perikanan, pariwisata, rekreasi, penelitian).

Tujuan 11.3: Mengintegrasikan cagar biosfer ke dalam rencana pembangunan regional.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Memasukkan cagar biosfer ke dalam kebijakan pembangunan daerah dan ke dalam proyek perencanaan tataguna lahan.

%6%. Memacu sektor-sektor yang berperan dalam  pemanfaatan  lahan  yang berdekatan dengan kawasan cagar biosfer untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Menyelenggarakan forum-forum pertemuan dan mengembangkan lokasi-lokasi percontohan untuk mengamati masalah-masalah sosial-ekonomi dan lingkungan yang terdapat di daerah dan bagi pemanfaatan keanekaragaman hayati yang penting bagi daerah tersebut secara lestari.

SASARAN III: MEMANFAATKAN CAGAR BIOSFER UNTUK PENELITIAN, PEMANTAUAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Page 11: C A G A R   B I O S F E R

Tujuan 111.1: Meningkatkan pengetahuan tentang interaksi antara manusia dan biosfer.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk melakukan penelitian komparatif tentang lingkungan dan sosial-ekonomi, termasuk penelitian jangka panjang yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya.

%6%. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program penelitian internasional yang berkaitan dengan topik-topik seperti keanekaragaman hayati, desertifikasi, siklus air, ethnobiologi, dan perubahan global.

%6%. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk program kerjasama penelitian pada tingkat regional dan internasionaL, seperti yang terdapat di wilayah belahan bumi selatan, Asia Timur dan Amerika Latin.

%6%. Mendorong pengembangan sarana yang inovatif, penelitian antar disiplin ilmu untuk cagar biosfer, termasuk sistem-sistem model yang fleksibel untuk mengintegrasikan data sosial, ekonomi dan ekologi.

%6%. Mengembangkan pusat informasi untuk sarana penelitian dan metodologi bagi cagar biosfer.

%6%. Mendorong adanya interaksi antara Jaringan Cagar Biosfer Dunia dan berbagai jaringan penelitian dan pendidikan lainnya, dan memfasilitasi pemanfaatan cagar biosfer untuk proyek-proyek kerjasama di bidang penelitian antara universitas dan lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian, pada sektor swasta maupun publik, dan organisasi non pemerintah maupun pada tingkat pernerintah.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Mengintegrasikan cagar biosfer dengan program penelitian ilmiah nasional dan regional, dan menghubungkan kegiatan-kegiatan penelitian tersebut ke dalam kebijakan nasional dan regional tentang konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Rekomendasi untuk. tingkat masing-masing cagar:

%6%. Memanfaatkan cagar biosfer untuk penelitian dasar dan terapan, terutama proyek-proyek yang mempunyai focus tentang masalah-rnasalah lokal, proyek-proyek antar disiplin ilmu yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial, dan proyek-proyek yang melibatkan rehabilitasi ekosistem yang mengalami kerusakan, konservasi tanah serta pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam.

%6%. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk kepentingan penelitian dan pemantauan dalam pengelolaan cagar biosfer.

Tujuan 111.2: Meningkatkan kegiatan pemantauan.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia di tingkat internasional, regional,

Page 12: C A G A R   B I O S F E R

nasional dan lokal, sebagai prioritas jangka panjang pemantauan kawasan untuk program-program internasional yang memfokuskan pada topik-topik seperti sistem observasi ekosistem daratan dan kelautan, perubahan global, keanekaragaman hayati, dan kelestarian hutan.

%6%. Mendorong  pemakaian  protokol-protokol baku untuk meta-data mengenai deskripsi flora dan fauna, untuk memfasilitasi pertukaran informasi, aksesibilitas dan pemanfaatan informasi ilmiah yang dihasilkan dari cagar biosfer.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam program nasional mengenai pemantauan ekologi dan lingkungan serta pengembangan hubungan antara cagar biosfer dan lokasi pemantauan dan jaringan lainnya.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Memanfaatkan cagar untuk melakukan inventarisasi fauna dan flora, mengumpulkan data ekologi dan sosial-ekonomi, melakukan observasi meteorologi dan hidrologi, mengkaji dampak polusi, dan sebagainya, untuk kepentingan ilmiah dan sebagai dasar pengelolaan kawasan.

%6%. Memanfaatkan cagar sebagai tempat eksperimen untuk pengembangan dan pengujian berbagai metode dan pendekatan untuk evaluasi dan pemantauan keanekaragaman hayati, pelestarian dan kualitas kehidupan mahluknya.

%6%. Memanfaatkan cagar untuk mengembangkan indikator pelestarian (dalam arti ekologi, ekonomi, sosial dan institusional) untuk berbagai kegiatan produktif yang dilaksanakan di zona penyangga dan zona transisi.

%6%. Mengembangkan sistem pengolahan data untuk pemanfaatan hasil penelitian dan pemantauan dalam pengelolaan cagar biosfer.

Tujuan 111.3: Meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Rekomendasi untuk. tingkat internasional:

%6%. Memfasilitasi tukar menukar pengalaman dan informasi antar cagar biosfer, yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan tenaga sukarela dan masyarakat dalam pengelolaan cagar biosfer.

%6%. Mempromosikan pengembangan system komunikasi  untuk  menyebarkan informasi mengenai cagar biosfer dan pengalaman di lapangan.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Memasukkan informasi mengenai konservasi dan pemanfaatan lestari, yang diterapkan pada cagar biosfer, dalam program-program sekolah dan buku panduan mengajar, serta melalui berbagai media.

%6%. Mendorong partisipasi cagar biosfer dalam berbagai jaringan dan program internasional, untuk mempromosikan keterkaitan antara pendidikan dan kesadaran masyarakat.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

Page 13: C A G A R   B I O S F E R

%6%. Mendorong partisipasi masyarakat lokal, murid-murid sekolah dan pemangku kepentingan lain dalam berbagai program pendidikan dan pelatihan dan dalam kegiatan- kegiatan  penelitian  dan pemantauan dalam cagar biosfer.

%6%. Membangun pusat informasi pengunjung mengenai cagar biosfer, kepentingannya bagi konservasi dan pemanfaatan lestari keanekaragaman hayati, dampak sosial-budayanya, dan program-program pendidikan dan sumber dayanya.

%6%. Mempromosikan pusat-pusat pendidikan ekologi dalam setiap cagar biosfer, sebagai sarana untuk pendidikan murid-murid sekolah dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Tujuan 111.4: Meningkatkan kegiatan pelatihan untuk para pakar dan manajer.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Memanfaatkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia untuk mendukung dan mendorong  peluang-peluang pelatihan dan program internasional.

%6%. Mengidentifikasi cagar biosfer yang representatif sebagai pusat pelatihan regional.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Menentukan pelatihan yang dibutuhkan oleh para manajer cagar biosfer dalam abad ke 21 dan mengembangkan model program pelatihan untuk topik-topik tertentu seperti bagaimana merencanakan dan menerapkan program inventarisasi dan pemantauan di cagar biosfer, bagaimana menganalisa dan menelaah kondisi  sosial-budaya, bagaimana menyelesaikan konflik, dan bagaimana mengelola bersama sumber daya di dalam suatu ekosistem atau lansekap.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Memanfaatkan cagar biosfer untuk pelatihan lapangan dan kegiatan-kegiatan seminar nasional, regional dan lokal.

%6%. Mendorong penyelenggaraan pelatihan dan peluang kerja yang sesuai untuk masyarakat lokal dan para pemangku kepentingan lain supaya dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam program-program inventarisasi, pemantauan dan penelitian di cagar biosfer.

%6%. Mendorong program-program pelatihan untuk masyarakat lokal dan unsur-unsur lokal  lainnya  (seperti  pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dan mereka yang bekerja di bidang produksi, alih teknologi, dan program pengembangan masyarakat) sehingga dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan cagar biosfer.

SASARAN IV: MENERAPKAN KONSEP CAGAR BIOSFER

Tujuan IV.1: Mengintegrasikan fungsi cagar biosfer.

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Mengidentifikasi dan mempublikasikan contoh (dari model atau contoh ilustratif)

Page 14: C A G A R   B I O S F E R

cagar biosfer, yang pengalarnan-pengalamannya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain, di tingkat nasional, regional dan internasional.

%6%. Memberikan   arahan/saran   dalam elaborasi dan tinjauan periodik mengenai strategi dan rencana kerja nasional pengelolaan cagar biosfer.

%6%. Mengkoordinasi pembentukan forum-forum dan mekanisrne pertukaran informasi bagi para manajer cagar biosfer.

%6%. Menyiapkan dan menyebarkan informasi tentang bagaimana mengembangkan rencana-rencana pengelolaan atau kebijakan untuk cagar biosfer.

%6%. Menyiapkan   pedoman   mengenai masalah-masalah pengelolaan di cagar biosfer, termasuk metode untuk menjamin partisipasi masyarakat lokal, studi kasus dari berbagai macam pengelolaan, dan teknik penyelesaian konflik.

Rekomendasi untuk tingkat nasional:

%6%. Menjamin bahwa setiap cagar biosfer memiliki kebijakan pengelolaan atau perencanaan yang efektif dan otoritas yang sesuai atau mekanisme untuk melaksanakannya.

%6%. Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan-kegiatan yang selaras dengan lingkungan dan kondisi sosial di zona-zona yang sesuai di cagar biosfer dan sekitarnya sehingga menstimulus pembangunan masyarakat,

%6%. Mengembangkan dan secara periodic meninjau strategi dan rencana kerja nasional untuk cagar biosfer; strategi ini harus berusaha mencari nilai tambah cagar biosfer yang dikaitkan clengan kebijaksanaan nasional lainnya untuk bidang konservasi.

%6%. Membentuk forum-forum dan mekanisme pertukaran informasi lainnya untuk para manajer cagar biosfer,

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Mengidentifikasi  dan  memetakan berbagai zona cagar biosfer dan menentukan statusnya tersebut.

%6%. Mempersiapkan, melaksanakan dan memantau rencana pengelolaan secara menyeluruh atau kebijakan yang mencakup semua zona-zona di cagar biosfer.

%6%. Apabila diperlukan, untuk melestarikan zona inti, merencanakan kembali zona penyangga. dan zona transisi menurut kriteria pembangunan berkelanjutan.

%6%. Menentukan dan menetapkan mekanisme kelembagaan untuk mengelola, mengkoordinasi dan mengintegrasikan berbagai program kegiatan cagar.

%6%. Menjamin bahwa masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pengelolaan cagar biosfer.

%6%. Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan yang sesuai dengan pelestarian lingkungan dan kondisi sosial di cagar dan sekitarnya.

Tujuan IV.2: Memantapkan Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

Page 15: C A G A R   B I O S F E R

Rekomendasi untuk tingkat internasional:

%6%. Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Memfasilitasi kegiatan mengenai tinjauan periodik oleh setlap negara atas cagar biosfernya, sebagaimana yang diharuskan oleh Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia, dan membantu negara-negara tersebut dalam upaya membuat cagar biosfer mereka berfungsi.

%6%. Mendukung fungsi Badan Penasehat untuk Cagar Biosfer dan mempertimbangkan sepenuhnya serta memanfaatkan sepenuhnya rekomendasi dan pengarahan mereka.

%6%. Memimpin pengembangan komunikasi antar cagar biosfer, dengan memperhatikan kemampuan komunikasi dan teknik mereka, dan memperkuat jaringan regional atau tematik yang telah ada dan direncanakan.

%6%. Mengembangkan hubungan dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan lain atau kawasan yang dikelola dengan konsep yang serupa, dan dengan organisasi kepemerintahan dan non-pemerintah internasional dengan tujuan yang selaras dengan cagar biosfer.

%6%. Mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama antar cagar biosfer dan mendorong cagar lintas batas.

%6%. Meningkatkan peranan cagar biosfer dengan menyebarkanluaskan bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan komunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Sedapat mungkin, mengupayakan pemasukan cagar biosfer ke dalam proyek-proyek yang didanai oleh organisasi bilateral atau multilateral.

%6%. Memobilisasi dana dan sektor swasta, dari para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan cagar biosfer.

%6%. Membuat standar dan metodologi untuk mengumpulkan dan menukar berbagai data, dan membantu aplikasinya melalui Jaringan Cagar Biosfer.

%6%. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan memanfaatkan Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.

Rekomendasi untuk, tingat nasional:

%6%. Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Mengembangkan mekanisme di tingkat nasional untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan cagar biosfer; dan mempertimbangkan sepenuhnya dan memanfaatkan  rekomendasi  dan petunjuknya.

%6%. Menyusun suatu evaluasi status dan pengelolaan setiap cagar biosfer dari suatu  negara,  sebagaimana  yang ditentukan dalam Kerangka Hukum, dan menyediakan sumber daya yang sesuai untuk mengatasi berbagai kekurangan.

%6%. Mengembangkan   hubungan   dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan lain atau

Page 16: C A G A R   B I O S F E R

kawasan yang dikelola dengan serupa dan dengan organisasi-organisasi pemerintah dan non-pemerintah internasional dengan tujuan yang sama dengan cagar biosfer.

%6%. Mencari peluang-peluang untuk mendukung kerjasama antara cagar biosfer dan membangun cagar biosfer lintas batas, bila memadai.

%6%. Meningkatkan peran lebih cagar biosfer dengan menyebarkanluaskan bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan komunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Memasukan cagar biosfer dalam proposal-proposal untuk mendapatkan dana dari mekanisme sumber pendanaan internasional dan bilateral, termasuk dari Global Environment Facility.

%6%. Memobilisasi dana dari sektor swasta, para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan cagar biosfer.

%6%. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan memanfaatkan Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.

Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar:

%6%. Meningkatkan peranan cagar biosfer dengan menyebarluaskan bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan kornunikasi, dan mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Biosfer Dunia.

%6%. Memobilisasi dana dari sektor swasta, dari para pengusaha, LSM dan yayasan untuk kepentingan cagar biosfer,

%6%. Memantau, menentukan dan menindaklanjuti implementasi Strategi Seville, dengan  memanfaatkan  Indikator Implementasi, dan menganalisa faktor-faktor yang membantu maupun yang menghambat pencapaian indikator-indikator tersebut.

INDIKATOR IMPLEMENTASI

Tingkat Internasional

Cagar biosfer dimasukkan dalam implementasi Konvensi Keanekaragaman Hayati

Peningkatan pengembangan sistem biogeografi

Pengembangan baru cagar biosfer lintas batas

Penyusunan dan penerbitan pedoman-pedoman

Implementasi program penelitian komparatif

Cagar biosfer dimasukkan dalam program penelitian internasional

Page 17: C A G A R   B I O S F E R

Program penelitian regional dan antar regional dikembangkan

Sarana penelitian antar disiplin ilmu dikembangkan

Pusat pengembangan sarana penelitian dan metodologi

Pengembangan kerjasama dengan jaringan penelitian dan pendidikan lainnya

Cagar biosfer dimasukkan ke dalam program-program pemantauan internasional

Protokol dan metodologi standar diadopsi untuk kepentingan data dan pertukaran data

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran pengalaman dan informasi antar cagar biosfer

Sistem komunikasi cagar biosfer diimplementasikan

Peluang pelatihan tingkat internasional dan program dikembangkan

Pusat pelatihan tingkat regional diidentifikasi dan dikembangkan

Demonstrasi cagar biosfer diidentifikasi dan dikembangkan

Pedoman dipersiapkan mengenai elaborasi dan strategi peninjauan dan rencana kerja nasional untuk cagar biosfer

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer

Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diterapkan di tingkat internasional dan nasional

Badan Penasehat untuk Cagar Biosfer berfungsi optimal dan efektif

Jaringan regional dan tematik dikembangkan atau diperkuat

Interaksi dikembangkan antara cagar biosfer dan kawasan-kawasan yang dikelola dengan sistem dan organisasi yang serupa

Mekanisme dikembangkan untuk memacu kerjasama antar cagar biosfer

Materi informasi dan promosi dikembangkan untuk Jaringan Cagar Biosfer Dunia

Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer ke dalam proyek-proyek bantuan bilateral dan multilateral

Strategi dikembangkan untuk memobllisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan

Standar data dan metodologi diaplikasikan untuk seluruh Jaringan Dunia

Page 18: C A G A R   B I O S F E R

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat nasional

INDIKATOR IMPLEMENTASI

Tingkat Nasional

Analisa biogeografi disusun

Analisa kebutuhan untuk cagar biosfer baru atau pengembangan telah selesai

Cagar biosfer dimasukkan dalam strategi nasional dan kebijakan lain dari Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi lainnya

Hubungan antar cagar biosfer dikembangkan

Rencana konservasi in-situ untuk sumber daya generik di cagar biosfer

Cagar biosfer dicantumkan dalarn rencana pembangunan yang berkelanjutan

Cagar biosfer dikembangkan dan diperkuat untuk  mencakup kearifan tradisional dan di kawasan yang interaksi antara manusia dan lingkungannya kritis

Kegiatan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan diidentifikasi dan dipromosikan

Rencana pengelolaan yang efektif atau kebijakan untuk seluruh cagar biosfer

Mekanisme dikembangkan untuk mengidentifikasi ketidakcocokan fungsi-fungsi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dan untuk menjamin keseimbangan yang sesuai antara fungsi-fungsi tersebut

Cagar biosfer dicantumkan dalam pembangunan regional dan pcrencanaan tataguna lahan

Sektor tataguna lahan di dekat cagar biosfer didorong untuk mengadopsi kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan

Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program penelitian nasional dan regional yang dihubungkan dengan kebijakan konservasi dan pembangunan

Cagar biosfer diintegrasikan ke dalam program pemantauan nasional dan dihubungkan dengan situs dan jaringan pemantauan yang serupa

Prinsip-prinsip konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan, sebagaimana yang dipraktekkan pada cagar biosfer, diintegrasikan ke dalam program-program sekolah

Cagar biosfer berpartisipasi dalam jaringan dan program pendidikan internasional

Model program pelatihan untuk manajer cagar biosfer dikembangkan

Page 19: C A G A R   B I O S F E R

Mekanisme dikembangkan untuk meninjau kembali strategi dan rencana kerja nasional untuk cagar biosfer

Mekanisme dikembangkan untuk pertukaran informasi antar manajer cagar biosfer

Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia diimplementasikan pada tingkat nasional

Mekanisme tingkat nasional dikembangkan untuk memberikan saran dan mengkoordinasikan cagar biosfer

Interaksi antara cagar biosfer dan kawasan dikelola termasuk organisasi-organisasi yang mempunyai tujuan yang sama

Mekanisme dikembangkan untuk mendorong kerjasama antar cagar biosfer

Bahan-bahan informasi dan promosi dikembangkan untuk cagar biosfer

Strategi dikembangkan untuk melibatkan cagar biosfer dalam proyek-proyek bilateral dan multilateral

Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat nasional

INDIKATOR IMPLEMENTASI

Tingkat masing-masing cagar

Survei dilaksanakan sesuai dengan minat pemangku kepentingan

Faktor-faktor yang mengarah pada kerusakan lingkungan dan pemanfaatan yang tidak lestari diidentifikasi

Dilaksanakan survei produk-produk alami dan jasa dari cagar biosfer

Insentif untuk pemanfaatan berkelanjutan oleh populasi lokal diidentifikasi

Rencana dipersiapkan untuk pembagian keuntungan yang adil

Mekanisme dikembangkan untuk mengelola, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai program dan kegiatan cagar biosfer

Kerangka kerja konsultasi lokal diimplementasikan

Lokasi-lokasi percontohan di wilayah regional dikembangkan

Penelitian dan rencana pemantauan yang terkoordinasi diimplementasikan

Page 20: C A G A R   B I O S F E R

Pengelolaan sistem data fungsional diimplementasikan

Cagar biosfer digunakan untuk mengembangkan dan menguji metode pemantauan

Cagar biosfer digunakan untuk  mengembangkan indikator berkelanjutan yang relevan untuk populasi lokal

Pemangku kepentingan lokal dilibatkan dalam berbagai program pendidikan, pelatihan, penelitian dan pemantauan

Informasi bagi pengunjung ke cagar biosfer dikembangkan

Pusat lapangan ekologi dikembangkan di dalam cagar biosfer

Cagar biosfer dimanfaatkan sebagai kegiatan-kegiatan pelatihan lapangan

Program pendidikan dan pelatihan lokal diselenggarakan

Zona-zona cagar biosfer diidentifikasi dan dipetakan

Perencanaan kembali zona penyangga dan zona transisi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan melestarikan zona inti

Masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan cagar biosfer

Inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara kegiatan-kegiatan yang berwawasan lingkungan dan sesuai dengan kondisi sosial ditingkatkan

Bahan-bahan informasi dan promosi dikembangkan untuk cagar biosfer

Strategi dikembangkan untuk memobilisasi dana dari sektor bisnis, LSM dan yayasan

Mekanisme dikembangkan untuk memantau dan mengkaji implementasi Strategi Seville di tingkat masing-masing cagar

KERANGKA HUKUM JARINGAN CAGAR BIOSFER DUNIA

Pendahuluan

Di dalam program Manusia dan Biosfer (MAB) UNESCO, cagar biosfer didirikan untuk rnempromosikan dan mendemonstrasikan adanya keseimbangan antara manusia dan biosfer. Cagar biosfer ditetapkan oleh Dewan Koordinasi Internasional dari Program MAB, atas permintaan pemerintah dari negara yang bersangkutan.  Cagar biosfer, yang masih merupakan kedaulatan dari Negara di mana cagar biosfer tersebut terletak dan dengan demikian hanya tunduk pada perundang-undangan negara tersebut saja, membentuk suatu Jaringan Dunia dan partisipasi dari suatu negara di dalamnya bersifat sukarela.

Page 21: C A G A R   B I O S F E R

Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Duma dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas setiap cagar biosfer dan memperkuat pengertian umum, komunikasi dan kerjasama pada tingkat regional dan internasional.

Kerangka Hukum ini dimaksudkan untuk memberi kontribusi bagi pengakuan secara luas cagar biosfer dan untuk mendorong serta mempromosikan contoh pengelolaan yang optimal.  Prosedur pembatalan status cagar biosfer harus dipandang sebagai pengecualian terhadap pendekatan yang pada dasarnya bersifat positif, dan harus diaplikasikan setelah ditelaah dengan seksama, dengan memperhatikan situasi budaya dan sosial-ekonomi dari negara tersebut, dan setelah melalui konsultasi dengan pemerintah yang bersangkutan.

Teks berikut ini disusun untuk menetapkan, mendukung dan mempromosikan cagar biosfer, dengan memperhatikan keragaman situasi nasional dan lokal.  Negara-negara didorong untuk mengelaborasikan dan mengimplementasikan kriteria nasional untuk cagar biosfer dengan memperhatikan kondisi khusus dari negara yang bersangkutan.

Pasal 1 – Definisi

Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/laut atau kombinasi lebih dari satu  tipe ekosistem, yang secara internasional diakui keberadaannya sebagai bagian dari Man and the Biosphere (MAB) Programme dari UNESCO (Program Manusia dan Biosfer UNESCO), sesuai dengan Kerangka Hukum.

Pasal 2 - Jaringan Cagar Biosfer Dunia

1.      Cagar biosfer membentuk jaringan di seluruh dunia, yang disebut dengan Jaringan Cagar Biosfer Dunia, selanjutnya disebut dengan Jaringan.

2.                  Jaringan tersebut merupakan sarana bagi konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan  berkelanjutan  dari komponen-komponennya, oleh karena itu memberikan kontribusi terhadap tujuan Konvensi Keanekaragaman Hayati dan konvensi serta peraturan lainnya yang relevan.

3.                  Setiap cagar biosfer berada di dalam wilayah kedaulatan hukum negara di mana cagar biosfer tersebut terletak. Menurut Kerangka Hukum ini, negara mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu menurut peraturan hukum nasionalnya.

Pasal 3 – Fungsi

Dengan mengkombinasikan tiga fungsi di bawah ini, cagar biosfer harus dipertahankan sebagai kawasan yang memiliki nilai khusus untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan berbagai pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan pada skala regional:

1.                  Konservasi - memberikan kontribusi bagi konservasi lansekap, ekosistem, spesies dan variasi genetik;

Page 22: C A G A R   B I O S F E R

2.                  pembangunan - memacu pertumbuhan ekonorni dan manusia yang secara sosial-budaya dan ekologi berkelanjutan;

3.                  dukungan logistik - mendukung proyek-proyek  percontohan,  pendidikan lingkungan dan pelatihan, penelitian dan pemantauan yang berkaitan dengan masalah-masalah  konservasi  dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional dan global.

Pasal 4 – Kriteria

Kriteria umum mengenai suatu kawasan yang dapat ditetapkan menjadi cagar biosfer:

1.                  Kawasan tersebut harus memiliki sistem ekologi yang mewakili biogeografi utama, termasuk adanya kerusakan yang diakibatkan oleh intervensi manusia.

2.                  Kawasan tersebut harus memiliki nilai penting bagi konservasi keanekaragaman hayati.

3.                  Kawasan tersebut harus memberikan peluang untuk mengeksplorasi dan mendemonstrasikan berbagai pendekatan kearah pembangunan berkelanjutan pada skala regional.

4.                  Kawasan tersebut harus mempunyai luas tertentu untuk mendukung ketiga fungsi cagar  biosfer  sebagaimana  yang tercantum pada Pasal 3.

5.                  Kawasan tersebut mencakup fungsi-fungsi di atas, melalui sistem zonasi yang sesuai, dengan mempertimbangkan:

a)    zona inti yang memiliki status hokum atau   kawasan-kawasan   yang diperuntukan bagi perlindungan jangka panjang, sesuai dengan tujuan konservasi cagar biosfer, dan memiliki luas yang memadai untuk dapat memenuhi tujuan tersebut;

b)    zona penyangga atau zona-zona yang secara jelas diidentifikasi dan mengelilingi atau berdampingan dengan dengan zona inti atau kawasan-kawasan, di mana hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan;

c)     zona transisi di bagian luar di mana kegiatan-kegiatan  pengelolaan sumber daya alam yang lestari dipromosikan dan dikembangkan.

6.                  Tata cara keorganisasian harus diterapkan untuk keterlibatan dan partisipasi berbagai otontas publik, masyarakat local dan sektor swasta dalam merancang dan menerapkan fungsi-fungsi cagar biosfer.

7.                  Sebagai tambahan, persyaratan harus dibuat untuk:

(a)     mekanisme untuk mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan kegiatan-kegiatan di zona penyangga atau zona-zona lainnya;

(b)     kebijakan atau rencana pengelolaan kawasan tersebut sebagai cagar biosfer;

Page 23: C A G A R   B I O S F E R

(c)     otoritas  atau  mekanisme  yang diberikan untuk mengimplementasikan kebijakan atau rencana tersebut;

(d)     program-program untuk penelitian, pemantauan,  pendidikan  dan pelatihan.

Pasal 5 - Prosedur penunjukan

1.                  Cagar biosfer ditunjuk untuk dimasukkan ke dalam Jaringan oleh Dewan Koordinasi Internasional (International Coordinating Council-ICC) dari Program MAB sesuai prosedur berikut ini:

(a)  Pemerintah, melalui Panitia MAB Nasional yang terdapat di negaranya, menyampaikan nominasi yang dilengkapi dengan dokumen pendukung kepada sekretariat setelah meninjau kawasan yang potensial, dengan memperhatikan kriteria sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4;

(b)   sekretariat selanjutnya memeriksa isi dan kelengkapan dokumen: apabila nominasi tidak lengkap, secretariat akan meminta informasi tersebut dan negara yang menominasikannya;

(c)    nominasi akan dikaji oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer untuk direkomendasikan kepada ICC;

(d)    ICC program MAB mengambil keputusan untuk nominasi penunjukan.

Direktur  Jenderal  UNESCO memberitahukan negara yang bersangkutan mengenai keputusan ICC tersebut.

2.                  Setiap negara didorong untuk melakukan pengkajian dan meningkatkan pengelolaan dari cagar biosfer yang ada, dan apabila diperlukan mengusulkan perluasan cagar tersebut, sehingga cagar tersebut dapat berfungsi secara optimal di dalam Jaringan. Pengusulan perluasan rnengikuti prosedur yang sama dengan prosedur sebagaimana yang telah dideskripsikan di atas bagi penetapan cagar baru.

3.                  Cagar biosfer yang telah ditetapkan sebelum diadopsinya Kerangka Hukurn ini, tetap menjadi bagian dari Jaringan. Oleh karena itu, persyaratan Kerangka Hukum ini juga berlaku bagi cagar tersebut.

Pasal 6 – Publisitas

1.                  Penetapan suatu kawasan sebagai cagar biosfer perlu dipublikasikan oleh Negara dan otoritas yang bersangkutan, termasuk piagam-piagam  penghargaan  dan penyebaran materi informasi.

2.                  Cagar  biosfer  di  dalam  Jaringan, demikian juga tujuannya, perlu untuk dipromosikan secara terus-menerus.

Page 24: C A G A R   B I O S F E R

Pasal 7 - Partisipasi di dalam Jaringan

1.                  Negara turut serta dalam atau memfasilitasi kegiatan-kegiatan kerjasama Jaringan, termasuk  penelitian  ilmiah  dan pemantauan, pada tingkat global, regional dan sub-regional.

2.                  Otoritas  yang  bersangkutan  perlu memberikan hasil penelitian, publikasi-publikasi yang berkaitan dan data lain, dengan  memperhatikan  hak-hak kepemilikan intelektual, untuk menjamin bahwa Jaringan dapat berfungsi dengan sesuai dan memaksimalkan manfaat-manfaat dari tukar-menukar informasi.

3.                  Negara dan berbagai otoritas perlu mempromosikan pendidikan lingkungan dan  pelatihan,  demikian  juga pengembangan sumber daya manusia, melalui kerjasama dengan cagar biosfer lainnya di dalam }aringan tersebut.

Pasal 8 - Sub-jaringan regional dan tematik

Pemerintah harus mendorong berlangsungnya kerjasama operasional di tingkat regional dan/atau sub-jaringan, dan mempromosikan pengembangan pertukaran informasi, termasuk informasi elektronik, dalam kerangka kerja dari sub-jaringan tersebut.

Pasal 9 . Tinjauan periodik

1.                  Status setiap cagar biosfer harus ditinjau secara periodik setiap sepuluh tahun, berdasarkan laporan yang disiapkan oleh pihak-pihak yang terkait, berdasarkan kriteria Pasal 4, dan disampaikan kepada sekretariat oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

2.                  Laporan tersebut akan ditelaah oleh Dewan Penasehat untuk Cagar Biosfer yang kemudian direkomendasikan kepada ICC.

3.                  ICC akan memeriksa laporan periodic dari negara yang bersangkutan tersebut.

4.                  Apabila ICC menganggap status atau pengelolaan dari cagar biosfer memuaskan, atau mengalami peningkatan sejak penetapan atau peninjauan terakhir, hal ini akan diakui secara resmi oleh ICC.

5.                  Apabila ICC menganggap cagar biosfer tidak lagi memenuhi kriteria yang tercantum dalam Pasal 4, maka ICC dapat merekomendasikan agar pemerintah negara yang bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk menjamin agar sesuai dengan kriteria Pasal 4, dengan memperhatikan konteks budaya dan sosial-ekonomi dari negara yang bersangkutan.  ICC menyampaikan kepada sekretariat langkah-langkah yang harus diambil untuk membantu Negara yang bersangkutan dalam mengimplementasikan langkah-langkah tersebut.

6.                  Apabila ICC menemukan bahwa cagar biosfer yang dipertanyakan masih belum memenuhi kriteria yang tercantum dalam Pasal

Page 25: C A G A R   B I O S F E R

4, dalam jangka waktu tertentu, kawasan tersebut tidak akan lagi disebut sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.

7.                  Direktur Jenderal akan menyampaikan keputusan ICC tersebut kepada Negara yang bersangkutan.

8.                  Apabila suatu negara ingin menghapus status cagar biosfer di bawah yurisdiksinya dari Jaringan, negara tersebut menyampaikan pemberitahuan kepada sekretariat. Pemberitahuan ini harus disampaikan kepada ICC sebagai bahan informasi. Lokasi tersebut kemudian tidak akan disebut lagi sebagai cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan.

Pasal 10 – Sekretariat

1.                  UNESCO  akan  bertindak  sebagai sekretariat Jaringan dan bertanggungjawab atas fungsi dan promosinya. Sekretariat akan memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar masing-masing cagar biosfer dan antar para pakar. UNESCO juga akan mengembangkan dan memelihara sistem informasi mengenai cagar biosfer yang dapat diakses oleh seluruh dunia, untuk dihubungkan dengan program-program lain yang relevan.

2.                  Untuk memperkuat masing-masing cagar biosfer dan berfungsinya Jaringan dan sub-jaringan, UNESCO akan berupaya mencari bantuan keuangan dari sumber-sumber bilateral dan multilateral.

3.                  Daftar cagar biosfer yang merupakan bagian dari Jaringan, tujuan dan deskripsinya secara detail akan diperbaharui, diterbitkan dan didistribusikan oleh sekretariat secara periodik.

Judul Asli Biosphere Reserves: The Seville Strategy and the Statutory Framework of the World Network.Diterbitkan oleh UNESCO, Paris, 1996

Cagar Biosper: Strategi Seville dan Kerangka Hukum Jaringan Dunia.Diterbitkan oleh UNESCO Office, Jakarta.

UNESCO HouseJln Galuh (II), No. 5Kebayoran Baru, Jakarta 12110Indonesia P.O.BOX 1273/JKT

Untuk informasi lebih lanjut tentang cagar biosfer hubungi:

World Network of Biosphere ReservesDivision of Ecological SciencesUNESCO1, rue Miollis75732 Paris Cedex 15FranceE-Mail: [email protected]