I.PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam perairan laut ditemukan berbagai macam
spesies kehidupan bawah laut yang menakjubkan. Lautan dan samudera
memiliki luas mencapai 70 % dari permukaan bumi. Wilayah yang
sedemikian luasnya merupakan komponen penyumbang terhadap
keberadaan dan keanekaragaman sumberdaya. Untuk itu plankton
sebagai komponen dasar dalam suatu lingkungan laut dapat dijadikan
parameter dalam pemantauan kualitas lingkungan perairan. Plankton
adalah suatu organisme pokok yang penting yang terdapat di dalam
ekologi lautan (Hutabarat, 1986). Plankton adalah organisme yang
berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka
terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan
sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-hewan laut
yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut
yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu
berfotosintesis (Nybakken, 1992). Produktivitas perairan merupakan
satu kesatuan dari produktifitas primer yang dalam artian umum
adalah laju produksi bahan organik (dinyatakan dalam C=karbon)
melalui reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu
perairan tertentu, yang dapat dinyatakan dalam satuan seperti mg
C/m3/hari atau mg C/m2/tahun. Besarnya produksi itu sendiri dikenal
sebagai produksi primer, yang dapat dinyatakan dengan satuan
seperti g C/m3. Tetapi dalam praktiknya, kedua istilah itu sering
digunakan dengan saling tukar. Dalam hal ini yang mengambil peran
penting dalam produktifitas laut adalah plankton. Berubahnya fungsi
perairan sering disebabkan oleh perubahan struktur dan nilai
kuantitatif plankton. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif
berupa kematian massal organisme perairan akibat persaingan
penggunaan oksigen terlarut seperti yang terjadi pada periairan
dunia dan beberapa perairan Indonesia.
1.2 Tujuan- Mengamati dan mengidentifikasi Zooplankton-
Mengetahui Jenis-jenis hingga genus dari Zooplankton
1.3 Manfaat- Mahasiswa mampu mengamati dan mengidentifikasi
zooplankton dengan baik - Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
zooplankton
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PlanktonPlankton adalah organisme perairan yang hidup
melayang dengan pergerakan pasif dan tidak dapat melawan arus.
Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton
bersifat autotrof dan menjadi produsen primer perairan, sedangkan
zooplankton merupakan konsumen tingkat pertama yang langsung
memangsa fitoplankton. Dalam rantai makanan selanjutnya zooplankton
menjadi sumber makanan organism yang lebih tinggi tingkatannya.
Komposisi plankton di dalam masa air membuktikan bahwa organisasi
fotosintesis yang paling penting secara relative bukanlah
makroplankton, tetapi mikroplankton, terutama alga hijau kecil yang
berukuran antara 2-25 m (Thoha, 2013).Sebagai komponen struktur
kehidupan laut, plankton dapat dijaidkan parameter kualitas
perairan. Aspek kualitatif yang dapat diamati berupa komposisi
plankton yang berkaitan dengan keberadaan jenis-jenis plankton yang
dpat menimbulkan bencana terhadap perairan ataupun manusia, sebagai
pengguna lingkungan atau konsumen langsung organism laut, sedangkan
aspek kuantitatif berupa fungsi dan tingkat kemampuan perairan
sebagai pendukung kehidupan (Thoha, 2013). Pada umumnya sebaran
konsentrasi plankton di periran pantai tinggi karena tingginya
kadar nutrient yang berasal dari daratan melalui limpasan air
sungai. Namun sebaliknya, konsentrasi nutrient diperairan laut
terbuka sangat terbatas. Pengayaan nutrient yang dijumpai di laut
terbuka kemungkinan berasal dari penaikan massa air laut dalam yang
lebih dingin dan kaya nutrient (upwelling). Kesamaan pola sebaran
plankton pada skala yang besar ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu mass air permukaan, sirkulasi, dan region upwelling.
2.2 ZooplanktonZooplankton merupakan anggota plankton yang
bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam
larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan
(Susilowati, 2001). Zooplankton disebut juga plankton hewan yang
hidupnya mengapung atau melayang di dalam laut. Zooplankton
bersifat heterotrofik, yaitu tidak dapat memproduksi bahan
makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagi konsumen bahan
organik Zooplankton atau plankton fauna merupakan biota laut dan
samudera yang dikenal sebagai produser sekunder maupun konsumer
primer. Hal ini dikarenakan zooplankton merupakan pemangsa pertama
terhadap phytoplankton dalam sistem jaring jaring makanan.
Kemampuan renangnya sangat terbatas sehingga keberadaannya sangat
ditentukan kemana arus membawanya. Selanjutnya zooplankton
merupakan mangsa bagi biota biota laut lain di tropik level
diatasnya. Berkaitan dengan fungsi tersebut, zooplankton merupakan
komponen penghubung yang penting diantara tropik level diatasnya
dengan tropik level dibawahya dalam rantai dan jaring jaring
makanan di laut dan samudera (Augusta, 2013).Zooplankton memegang
peranan penting dalam jaring jaring makanan di perairan yaitu
dengan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Augusta,
2013). Dalam hubungannya dengan rantai makanan, terbukti
zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , oleh
karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan
perairan (Widyorini, 2009). Keberadaan zooplankton sebagai produser
sekunder dan konsumer primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan
fisiologi yang sangat spesifik. Dengan fungsi tersebut, setiap
jenis zooplankton mempunyai spesifikasi dan sumbangan yang berbeda.
Hal ini terutama karena sebagian dari fase larva biota laut masuk
kexdalam tahapan zooplankton. Oleh karenanya pengenalan terhadap
ciri dan karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah
diperlukan. Hal ini juga terkait dengan proses interaksi diantara
zooplankton dengan habitatnya sebagai bagian dari strategi untuk
mempertahankan kehidupan (Augusta, 2013).Peranan zooplankton
sebagai produsen sekunder ataupun sebagai konsumen primer sangat
besar. Zooplankton sering melakukan gerakan naik turun pada
perairan yang disebut sebagai migrasi vertical. Gerakan tersebut
dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu phytoplankton gerakan naik
ke permukaan biasanya dilakukan pada malam hari, sedang gerakan ke
dasar perairan dilakukan pada siang hari. Gerakan pada malam hari
lebih banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu
phytoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena
zooplankton menghindari sinar matahari langsung (Rugas Lisa,
2014).Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3
kelompok yaitu: a. HoloplanktonPlankton yang seluruh daur hidupnya
dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll.b. MeroplanktonPlankton dari
golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada
tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai
telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi
nekton. Contohnya kerang dan karang.c. TikoplanktonTikoplankton
sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam
keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena
gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar dan terbawa arus
mengembara sementara sebagai plankton. Contohnya kumasea (Augusta,
2013).Secara umum di laut banyak dijumpai zooplankton kelas
Crustacea, adapun kelas Crustacea terbagi menjadi 8 ordo, yaitu
:a.Cladocerab.Ostracodac.Copepodad.Cumaceae.Sergestidaef.Mysidaceag.Amphipodah.Euphausida(Widyorini,
2009)Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok yaitu :KelompokUkuranBiota utama
Plankton non-netUltrananoplanktonNanoplanktonMikroplanton
Plankton netMesoplankton
Makroplankton
Mikronekton
Megaloplankton2 m2 20 m20 200 m
200 m 2 mm
2 20 mm
20 200 mm
20 mmBakteriaFungi, Flagellata, dan Diatom kecilSebagian besar
fitoplankton, Foraminifera, Ciliata, Rotifera , dan Nauplius
Copepoda
Cladocera, Copepoda, dan LarvaceaePteropoda, Copepoda,
Euphausiid, Chaetognatha.Chepalopoda,Euphausiid,Sargestid,
Myetopid.Scyphozoa, Thaliaceae.
Plankton non-net adalah Plankton yang diambil dengan botol air
(Nansen atau Niskin botol), sedang plankton net adalah plankton
yang tertangkap olah jaring.Kelompok ultraplankton hampir
seluruhnya terdiri dari bakteri, sedangkan pada kelompok
nanoplankton seluruhnya terdiri dari fitoplankton. Zooplankton
termasuk dalam kelompok makroplankton dan megaplankton, hanya di
dalam kelompok mikroplankton kita dapat menjumpai fito dan
zooplankton secara bersama-sama (Susilowati, 2001). Dilihat dari
siklus hidupnya plankton dibedakan menjadi golongan holoplankton
yang terdiri atas bakteri, tumbuh-tumbuhan, hewan yang selama daur
hidupnya tetap bersifat sebagai plankton, contohnya bakteri,
fitoplankton dan beberapa jenis zooplankton (Copepoda, Rotatoria
dan Pteropoda). Sedangkan golongan meroplanton terdiri dari
organisme yang bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian daur
hidupnya, contohnya larva , udang dan kepiting (Susilowati,
2001).Berdasarkan kedalamannya plankton dapat dibagi menjadi :1.
Pleuston,Adalah biota plankton yang menempati bagian permukaan air
laut, dimana selalu berhubungan dengan udara. Kelompok plankton ini
seringkali diklasifikasikan kedalam kategori tersendiri dari
plankton dikarenakan pergerakannya lebih banyak dipengaruhi oleh
angin dibandingkan dengan arus. Contohnya : Physalia dan Velella
(Hydrozoa).2. Neuston, Adalah biota plankton yang tinggal pada
lapisan permukaan dari kedalaman beberapa sampai dengan 10
millimeter.3. Epipelagic Plankton,Adalah biota plankton yang
menempati lapisan perairan sampai dengan kedalaman 300 m pada siang
hari.4. Mesopelagic Plankton,Adalah biota plankton yang menempati
lapisan perairan diantara 300 sampai dengan 1000 meter pada siang
hari.5. Bathypelagic Plankton, Adalah biota plankton yang menempati
lapisan perairan diantara 1000 sampai dengan 3000 - 4000 meter pada
siang hari.6. Abyssopelagic Plankton, Adalah biota plankton yang
menempati lapisan perairan lebih dari 3000 - 4000 meter.7.
Epibenthic Plankton ( Demersal atau Bottom Living Plankton ),
Adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan mendekati
dasar atau secara temporer berkaitan dengan lapisan permukaan
dasar.
2.3 Reproduksi dan Siklus Hidup ZooplanktonAugusta (2013)
menyatakan pada estuaria, sekitar 50-60 % persen produksi bersih
fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Pada dasarnya hampir semua
fauna akuatik muda yang terdapat pada ekosistem mangrove,
dikategorikan sebagai zooplankton. Usia muda dari fauna akuatik
(larva) sebagian besar berada di ekosistem mangrove. Dan larva
dikategorikan sebagai zooplankton, karena termasuk fauna yang
pergerakannya masih dipengaruhi oleh pergerakan air, sebagaimana
pengertian dari plankton itu sendiri. Oleh karena itu juga Ruga
(2014) mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur ikan, dan larva
ikan kedalam zooplankton.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
bahwa zooplankton dari Filum Protozoa, memakan bakteri dan fungi
yang terdapat pada ekosistem mangrove. Selain itu taksa zooplankton
yang sering dan banyak terdapat pada ekosistem mangrove adalah
Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru, tembang
dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa Copepoda dan larva
Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara pada
ekosistem mangrove, yang cenderung hidup bergerombol dikarenakan
kaitannya yang erat dengan adanya mangsa pangan pada ekosistem itu
sendiri.Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya
unisexual melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun
terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracoda. Siklus
hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase
naupli dan 6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase
naupli pertama terjadi kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak
makan. Enam pase kopepodit dapat diselesaikan kurang dari 30 hari
(bergantung suplai makan dan temperatur) dan beberapa generasi dari
spesies yang sma mungkin terjadi dalam tahun yang sama (yang
disebut siklus hidup ephemeral) (Arinardi, 1997).
2.4 Klasifikasi ZooplanktonBeberapa filum hewan terwakili di
dalam kelompok zooplankton mulai dari filum protozoa (hewan bersel
tunggal) sampai filum Chordata (hewan bertulang belakang)
(Arinardi, et al, 1997).2.4.1. ProtozoaKingdom Protista terdiri
dari protozoa, berukuran kecil, dari fauna bersel tunggal sampai
dengan beberapa filum, beberapa jenis terkenal sebagai bentuk yang
dijumpai di lautan adalah foraminifera, radiolaria, zooflagellata
dan ciliata. Protozoa dibagi dalam empat kelas yaitu: rhizopoda,
ciliata, flagelata, dan sporozoa.2.4.2. MolluscaDalam dunia hewan,
filum moluska adalah nomor dua terbesar. Moluska bertubuh lunak,
tidak beruas-ruas dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat
dari kalsium karbonat. Cangkang tersebut berguna untuk melindungi
organ dalam dan isi rongga perut, tetapi ada pula moluska yang
tidak bercangkang. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang
disebut mantel. Reproduksi terjadi secara seksual dengan
fertilisasi internal (Arinardi, 1997).2.4.3. ArthropodaFilum
arthropoda adalah bagian terbesar zooplankton dan hampir semuanya
termasuk kelas Crustacea. Crustacea berarti hewan-hewan yang
mempunyai shell terdiri dari chitine atau kapur, yang sukar
dicernakan. Salah satu subklasnya yang penting bagi perairan adalah
Copepoda yang merupakan Crustacea holoplanktonik berukuran kecil
yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera.2.4.4.
CoelenterataCoelenterata atau Cnidaria adalah invertebrata laut
yang pada taraf dewasa sering dijumpai. Biota-biota dalam filum ini
meliputi hydra, ubur-ubur, anemon laut dan koral. Coelenterata
mempunai siklus hidup yang menarik. Proses reproduksi aseksual
maupun seksual menunjukkan suatu siklus hidup yang terkait dengan
periode planktonik.
2.4.5. ChordataAnggota filum Chordata yang planktonik termasuk
dalam kelas Thaliacea dan Larvacea, memiliki tubuh agar-agar dan
makan dengan cara menaring makanan dari air laut. Larvaceae
membangun cangkang di sekelilingnya dan memompa air agar melalui
suatu alat penyaring di dalam cangkang ini terus menerus dibangun
dan ditanggalkan (Widianingsih, 2007).2.4.6.
ChaetognathaChaetognatha adalah invertebrata laut dengan jumlah
spesies relatif sedikit tetapi sangat berperan terhadap
jaring-jaring makanan di laut. Biota ini memiliki ciri-ciri antara
lain bentuk tubuh memanjang seperti torpedo, transparan, organ
berpasangan pada masing-masing sisi, memiliki bagian caudal yang
memanjang sirip dan kepala dengan sepasang mata dan sejumlah duri
melengkung di sekeliling mulut.2.5. Peranan Zooplankton dalam
Jaring-Jaring Makanan di LautZooplankton berperan sebagai produsen
sekunder ataupun konsumen primer. Zooplankton sering melakukan
gerakan naik turun pada perairan yang disebut migrasi vertikal.
Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu
fitoplankton yang bergerak naik ke permukaan dan biasanya dilakukan
pada malam hari, sedang gerakan ke dasar perairan dilakukan
fitoplankton pada siang hari. Gerakan pada malam hari lebih banyak
dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu fitoplankton lebih
banyak, selain itu dimungkinkan karena zooplankton menghindari
sinar matahari langsung.Peranan zooplankton sebagai konsumen
tingkat pertama yang menghubungkan fitoplankton dengan pemangsa
kecil maupun besar, dapat mempengaruhi kompleks atau tidaknya
rantai makanan di dalam ekosistem perairan. Secara garis besar
dapat dijelaskan bahwa fitoplankton yang mampu membentuk bahan
organik dalam proses fotosintesisnya, akan dimangsa oleh
zooplankton yang pada waktunya akan dimakan oleh ikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa banyaknya ikan di suatu perairan
tergantung dari banyaknya makanan yang tersedia, dalam hal ini
yaitu berupa plankton. Berdasarkan proses diatas bahwa data
keberadaan fitoplankton dan zooplankton di suatu perairan dapat
digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kesuburan
perairan (Widyorini, 2009).Keberadaan zooplankton sebagai produser
sekunder dan konsumer primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan
fisiologi yang sangat spesifik. Dengan fungsi tersebut, setiap
jenis zooplankton mempunyai spesifikasi dan sumbangan yang berbeda.
Hal ini terutama karena sebagian dari fase larva biota laut masuk
kedalam tahapan zooplankton. Oleh karenanya pengenalan terhadap
ciri dan karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah
diperlukan. Hal ini juga terkait dengan proses interaksi diantara
zooplankton dengan habitatnya sebagai bagian dari strategi untuk
mempertahankan kehidupan (Widyorini, 2009).
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hidup
ZooplanktonZooplankton seperti halnya hewan lainnya yang mampu
hidup, tumbuh dan berkembang biak dengan baik hanya pada lingkungan
yang sesuai dengan siklus hidupnya. Parameter Lingkungan perairan
misalnya: Suhu, Salinitas, Derajat Keasaman (pH), Oksigen terlarut
(DO), Kecerahan dan Kedalaman yang terdapat dalam suatu perairan
sangat mempengaruhi kehidupan Zooplankton (Arinardi et al,
1996).2.6.1. Derajat Keasaman (pH)Derajat keasaman (pH) merupakan
kependekan dari Puissance negative de Hidrogen atau logaritma
negative dari kadar ion Hidrogen yang ada. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa penyebab keasaman tanah adalah ion Hidrogen
(Murtidjo, 1997) Derajat keasaman (pH) air berpengaruh terhadap
kehidupan hewan dan tumbuhan perairan sehingga sering digunakan
sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya keadaan perairan
sebagai lingkungan hidup. pH yang masih layak bagi kehidupan
organism perairan berkisar antara 6,6-8,5.
2.6.2. Kecerahan dan KedalamanKecerahan mencerminkan besarnya
intensitas cahaya yang diterima oleh suatu perairan. Semakin dalam
suatu perairan maka intensitas cahaya akan berkurang. Jumlah
Zooplankton sangat dipengaruhi oleh adanya kekeruhan, pada saat
kekeruhan itu tinggi, fitoplankton tidak produktif dalam melakukan
fotosintesis, diperairan seperti inilah zooplankton tidak dapat
tumbuh dengan baik, terkecuali jika kekeruhannya rendah,
fitoplankton produktif , maka zooplankton akan tumbuh baik di
perairan tersebut.Kekeruhan air merupakan suatu ukuran bias cahaya
di dalam air yang menunjukkan derajat kegelapan di dalam suatu
perairan yang disebabkan adanya partikel-pertikel hidup ataupun
mati yang dapat mengurangi transmisi cahaya (APHA, 1995). Jika
jasad hidup seperti plankton menyebabkan kekeruhan, maka pengukuran
kecerahan merupakan indek untuk menentukan besarnya produksi
perairan (Thoha, 2013).
2.6.3. SalinitasSalinitas merupakan ukuran bagi jumlah garam
yang terlarut dalam satuan volume air, dinyatakan dalam permil ()
dan didefinisikan sebagai jumlah zat yang terlarut dalam 1 kg air
laut dengan anggapan seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida
dan semua zat organic mengalami oksida sempurna (Hutabarat dan
Evans, 1986). Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan organisme terutama dalam proses fisiologi,
pengambilan dan penggunaan nutrient. Secara umum mangrove tumbuh
dengan baik pada lingkungan dengan salinitas untuk tumbuhan
berkisar 0-50 (Augusta, 2013).2.6.4. SuhuSecara ekologis perubahan
suhu menyebabkan perbedaan komposisi dan kelimpahan zooplankton.
Suhu yang baik untuk kehidupan zooplankton secara umum berkisar
antara 20-30 C. Suhu air dapat mengatur proses biologi dalam
perairan. Kenaikan suhu yang cukup besar pada perairan sungai dapat
menyebabkan sterilisasi terhadap organism, mempercepat aktivitas
biologi dan reaksi kimia air dengan suhu tinggi menaikkan daya
larut oksigen (O2) dan menurunkan BOD.2.6.5. Oksigen Terlarut
(DO)Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas yang terlarut dalam air
yang berasal dari hasil proses fotosinta oleh fitoplankton atau
tumbuhan air dan difusi udara. Sedangkan kelarutan oksigen di
perairan sangat dipengaruhi oleh suhu, kadar garam, dan tekanan gas
yang terlarut dalam air. Kandungan oksigen terlarut akan berkurang
dengan naiknya suhu dan salinitas. Kadar oksigen terlarut
berfluktuasi sacara harian dan musiman tergantung pada proses
percampuran dan pergerakan air, aktivitas fotosintesis, respirsi
dan limbah yang masuk ke badan air (Augusta, 2013).2.7
Produktivitas Sekunder ZooplanktonProduktivitas sekunder merupakan
laju penambatan energi yang dilakukan oleh konsumen. Produktivitas
sekunder pada dasamya adalah asimilasi pada arus atau tingkatan
konsumen (Vryzas, 2008). Menurut Djumara (2007), Produktivitas
Sekunder, produktivitas primer bersih merupakan energi makanan yang
terdapat pada tumbuhan tersedia bagi konsumen dengan kemampuan
pencernaan konsumen yang berbeda-beda. Kemampuan populasi konsumen
untuk mengubah energi yang dikonsumsinya juga berbeda-beda. Pada
kenyataanya invertebrata justru mampu mengubah energi lebih besar
menjadi biomasa dibandingkan dengan vertebrata contohnya yang
terjadi pada zooplankton. Hal tersebut menunjukkan bahwa efisiensi
penangkapan energi oleh organisme berbeda-beda. Laju penyimpanan
materi organik oleh konsumen disebut sebagai produktivitas
sekunder. Untuk produktivitas sekunder ini tidak dibedakan menjadi
produktivitas bersih dan produktivitas kasar. Hal ini disebabkan
konsumen hanya menggunakan energi makanan yang dihasilkan oleh
produsen, kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh konsumen
dengan dalam suatu proses yang menyeluruh. Jumlah energi yang
mengalir dalam aras heterotrofik adalah analog dengan produksi
kasar pada aras autotrofik, dan ini disebut sebagai asimilasi.
Produktivitas sekunder juga mempunyai manfaat yang cukup besar bagi
manusia. Seperti kita ketahui, produktivitas sekunder dapat
digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.Laju
produktivitas akan tinggi jika faktor-faktor lingkungan cocok atau
optimal. Pemberian bantuan energi dari luar atau subsidi energi
juga dapat meningkatkan produktivitas. Subsidi energi banyak
dilakukan oleh manusia terhadap ekosistem pertanian, yang dapat
berupa pemberian pupuk, irigasi, pengendalian hama, pengolahan
tanah. Subsidi energi juga dapat terjadi secara alami, misalnya
berupa ombak di lautan, pasang naik dan surut di pantai, hujan di
daratan, angin, dan lain lain yang dapat menyebabkan eutrifikasi
dari suatu organisme, pada plankton dapat menyebabkan blooming.
(Thoha, 2013).
III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Hari / Tanggal : Rabu , 12 November 2014
Pukul : 10.50 - 12.00 WIB Tempat : Laboratorium Biologi Jurusan
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro, Semarang
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1AlatNONama AlatGambarKeterangan
1Cawan PetriSebagai tempat sampel yang akan diamati
2LaptopUntuk menghubungkan mikroskop binokuler ke proyektor agar
terlihat jelas
3PinsetUntuk membantu mengambil sampel
4BogorovUntuk membagi sampel zooplankton sampai didapatkan
25ml
5Mikroskop BinokulerUntuk melihat dan mengidentifikasi Sampel
zooplankton
3.2.2. BahanNONama BahanGambarKeterangan
1Sampel zooplanktonBahan utama dari praktikum planktonologi ini,
yang diambil dan kemudian diidentifikasi
2Formalin 4%Sebagai cairan untuk mengawetkan sampel plantkon
3.3 Cara Kerja1. Alat dan bahan disiapkan2. Ambil sampel
zooplankton menggunakan planktonet3. Letakkan sampel zooplankton di
dalam plankton devider dan dibagi menjadi 2 bagian4. Putarlah
bogorov (plankton devider), untuk mengecilkan ukuran zooplankton
hingga mencapai 25 ml5. Kemudian dimasukan ke dalam cawan petri6.
Cawan petri diletakkan pada meja preparat mikroskop7. Sambungkan
mikroskop ke LCD dan laptop8. Amati dan identifikasi zooplankton9.
Sesuaikan dengan buku identifikasi10. Gambar dan catat hasil yang
didapatkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilNONamaGambarKlasifikasi
1LuciferKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass :
MalacostracaGenus : Lucifer
2OphiothrixKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass :
OphiuroideaGenus : Ophiotrix
3ZoeaneptunusKingdom : AnimaliaPhylum :ArthropodaClass
:CrustaceaGenus : Neptunus
4AcartiaKingdom :AnimaliaPhylum :ArthropodaClass
MaxillapodaGenus : Acartia
5LimacinaKingdom : AnimaliaPhylum : MolluscaClass :Genus :
Limacina
6Oncaea
Kingdom : Animalia Phylum : ArthropodaClass : MaxillopodaGenus :
Oncaea
7NemopsisKingdom : Animalia Phylum : CoelenterataClass :
CubozoaGenus : Nemopsis
4.2 PembahasanDari hasil pengamatan identifikasi zooplankton
didapatkan 7 genus yang berbeda, yang pertama adalah Lucifer sp.
Berbentuk seperti larva udang, memiliki kaki renang, terdapat
antena Ukurannya sama dengan protozoa dan acetes tetapi relatif
lebih kurus. Ciri khasnya adalah telson yang berentuk persegi tanpa
percabangan Ukurannya berkisar antara 8-12 mm. Ketika hidup
transparan dan setelah diawetkan buram tubuh pipih dengan tangkai
mata yang panjang. Sebelum dewasa memiliki 2 tahap yaitu protozoea
dan juvenil. Merupakan anggota zooplankton yang khas di daerah
tropik.Lucifer mempunyai tubuh pipih dengan tangkai mata panjang.
Sedangkan pada mata menonjol keluar. Tubuhnya mempunyai 4 segmen
metasom. Dan pada kepala terdapat sepasang antena. Untuk genus
kedua yang diidentifikasi adalah Acartia sp, mempunyai ciri ciri
Pargin rostral tidak diperpanjang. Cephalosome dan pedigerous
somite 1 terpisah dengan Pedigerous somit 4 dan 5 yang terpisah.
Sudut posterior dari prosome dalam tampilan lateral terus terang
bulat, atau dengan 1 poin akut, atau segitiga atau obtusely
runcing; melihat punggung simetris. Urosome dengan 3 somit bebas.
Hidup pada lingkungan Pelagis, di perairan laut atau di perairan
pantai. Kedalaman distribusi pada Epipelagis (0-500 m). Genus yang
ketiga adalah Neptunus sp, memiliki ciri umum yaitu panjangnya
antara satu dan beberapa milimeter. Kedua antenanya yang paling
besar berguna untuk menghambat laju tenggelamnya. Copepoda makan
fitoplankton dengan cara menyaringnya melalui rambutrambut (setae)
halus yang tumbuh di appendiks tertentu yang mengelilingi mulut
(maxillae), atau langsung menangkap fitoplankton dengan
apendiksnya.Genus keempat yang diamati adalah Ophiotrix sp,
memiliki ciri-ciri berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya
lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih
dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul.
Ophiotrix tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan
dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
Kemudian selanjutnya adalah genus Limacina sp, memiliki ciri ciri
cangkang yang terdiri dari 1 katup (univalve), bagian belakang
cangkang disebut umbo, bagian cangkang paling tebal/tua, bagian
tubuh yang lunak dan lemah tempat organ dalam (ditutupi cangkang),
punya radula (lidah parut) untuk merobek makanan dan mencernanya
secara mekanis, terdapat pola melingkar pada cangkang yg disebut
torsi. Selanjutnya adalah Nemopsis dofleini ,memiliki ciri-ciri
yaitu memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal
yang dipisahkan oleh lapisan gelatin non selular yang disebut
mesoglea. Karakteristik penting Cnidaria adalah adanya sel
penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum yang dapat
melumpuhkan mangsanya. Dan yang terakhir adalah genus Oncaea sp,
mempunyai ciri ciri Pargin rostral tidak diperpanjang. Tubuhnya
beruas-ruas dan berbentuk lonjong. Urosome dengan 3 somit bebas.
Hidup pada lingkungan Pelagis, di perairan laut atau di perairan
pantai. Kedalaman distribusi pada Epipelagis (0-500 m).
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan1. Dari hasil pengamatan sampel air yang diamati
didapat beberapa jenis fitoplankton. Setelah dilakukan identifikasi
didapatkan nama-nama zooplankton tersebut yaitu Acartia, Nemopsis,
Lucifer, Zoeaneptunus, Oncaea, Ophiotrix, Limacina2. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, zooplankton yang ditemukan lebih
dominan kepada zooplankton dari kelas maxillopoda karena merupakan
zooplankton yang sangat mudah di temukan baik di laut lepas maupun
di danau danau atau perairan lain.
5.2. Saran1. Dalam melakukan pratikum khususnya dalam memasukkan
air ke dalam Sedwigck Rafter harus benar dan tidak boleh terdapat
gelembung udara.2. Dalam melakukan identifikasi harus teliti dalam
mencocokan gambar yang didapat dari pengamatan dengan gambar di
buku identifikasi.3. Kebersihan alat dan laboratorium harus selalu
dijaga.
=DAFTAR PUSTAKA
Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trianingnsih, E.
Asnaryanti dan S. H. Riyono. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi
Plankton Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. P3O-LIPI.
Jakarta.Susilowati Ari, Wiryanto, Rohimah A. 2001. Kekayaan
Fitoplankton dan Zooplankton pada Sungai-sungai Kecil di Hutan
Jobolarang. Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.Thoha H., Rachman
A. 2013. Kelimpahan dan Distribusi Spasial Komunitas Plankton di
Perairan Kepulauan Banggai. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.
Jakarta.Ruga Lisa, Langoy M., Papu A., Kolondam Beivy. 2014.
Identifikasi Zooplankton di Perairan Pulau Bunaken Manado. Jurusan
Biologi, FMIPA, UNSRAT. Manado.Widianingsih, Hartati R., Djamali
A., Sugestiningsih. 2007. Kelimpahan dan Sebaran Horizontal
Fitoplankton di Perairan Pantai Timur Pulau Belitung. Pusat
Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta.Augusta, Tania Serezova. 2013.
Sruktur Komunitas Zooplankton di Danau Hanjalutung Berdasarkan
Jenis Tutupan Vegetasi. Program Studi Budidaya Perairan Universitas
Kristen Palangka Raya. Kalimantan.Widyorini N. 2009. Pola Struktur
Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Kandungan Pigmenya di Pantai
Jepara. Program Studi Sumberdaya Perairan, UNDIP. Semarang.
LAMPIRAN
LuciferNemopsisAcartiaZoea Neptunus
Larva OphiothrixLimacinaOncaea
21