Top Banner
1 A. RINGKASAN EKSEKUTIF Produk kami adalah Lolible, banggi geblek khas Wonosobo yang merupakan bahan makanan siap olah dengan cita rasa gurih dan tekstur yang kenyal. Dilatarbelakangi dengan keterbatasan geblek dari segi waktu simpan, perusahaan kami melakukan inovasi pada pengemasan produk sehingga memberikan waktu simpan yang lebih lama. Berbeda dengan geblek pada umumnya, produk kami memiliki waktu simpan (masa kadaluarsa yang lama) sehingga produk dapat menjangkau pendistribusian yang lebih luas. Sebagai makanan khas Wonosobo, Lolible juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh andalan Wonosobo yang dapat dibawa pulang oleh para wisatawan. Sebagai perusahaan home industry, perusahaan kami berproduksi dengan skala produksi yang kecil. Kapasitas produksi yang kami rencanakan adalah 1.200 unit per bulan. Target pemasaran Lolible, kami bagi dalam dua segmen yaitu segmen pasar masyarakat lokal dan segmen pasar wisatawan. Harga penjualan Lolible di pasaran adalah Rp 3.500,00 tiap unit (pcs). Harga tersebut sangat kompetitif dan tergolong murah jika dibandingkan dengan produk serupa yang ada di pasaran, dengan mempertimbangkan keunggulan Lolible dalam hal kemasan, higienisitas, sertifikasi dan masa kadaluarsanya. Peningkatan produksi dan diversifikasi produk kami rencanakan akan dilakukan seiring dengan perkembangan perusahaan. Dalam mengembangkan perusahaan, kami melakukan strategi pemasaran create and maintaining customers, yaitu meraih dan mempertahankan konsumen dengan cara membuat Lolible mudah dikenali konsumen, memasarkan Lolible pada segmen yang tepat sasaran, mempertahankan kualitas Lolible, promosi yang masif dan penetapan harga yang kompetitif. Peningkatan jumlah wisatawan yang sebanding dengan peningkatan permintaan oleh-oleh Wonosobo dan animo masyarakat setempat yang besar terhadap geblek menjadi peluang bisnis yang baik untuk produk kami. Tambahan pula berdasarkan analisis benefit cost ratio, Lolible cukup feasible (layak) untuk dikembangkan. B. DESKRIPSI UNIT PRODUKSI
22

Business Plan Proposal

Nov 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Business Plan Proposal

1

A. RINGKASAN EKSEKUTIF

Produk kami adalah Lolible, banggi geblek khas Wonosobo yang merupakan

bahan makanan siap olah dengan cita rasa gurih dan tekstur yang kenyal.

Dilatarbelakangi dengan keterbatasan geblek dari segi waktu simpan, perusahaan

kami melakukan inovasi pada pengemasan produk sehingga memberikan waktu

simpan yang lebih lama. Berbeda dengan geblek pada umumnya, produk kami

memiliki waktu simpan (masa kadaluarsa yang lama) sehingga produk dapat

menjangkau pendistribusian yang lebih luas. Sebagai makanan khas Wonosobo,

Lolible juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh andalan Wonosobo yang dapat dibawa

pulang oleh para wisatawan.

Sebagai perusahaan home industry, perusahaan kami berproduksi dengan skala

produksi yang kecil. Kapasitas produksi yang kami rencanakan adalah 1.200 unit per

bulan. Target pemasaran Lolible, kami bagi dalam dua segmen yaitu segmen pasar

masyarakat lokal dan segmen pasar wisatawan. Harga penjualan Lolible di pasaran

adalah Rp 3.500,00 tiap unit (pcs). Harga tersebut sangat kompetitif dan tergolong

murah jika dibandingkan dengan produk serupa yang ada di pasaran, dengan

mempertimbangkan keunggulan Lolible dalam hal kemasan, higienisitas, sertifikasi

dan masa kadaluarsanya.

Peningkatan produksi dan diversifikasi produk kami rencanakan akan

dilakukan seiring dengan perkembangan perusahaan. Dalam mengembangkan

perusahaan, kami melakukan strategi pemasaran create and maintaining customers,

yaitu meraih dan mempertahankan konsumen dengan cara membuat Lolible mudah

dikenali konsumen, memasarkan Lolible pada segmen yang tepat sasaran,

mempertahankan kualitas Lolible, promosi yang masif dan penetapan harga yang

kompetitif.

Peningkatan jumlah wisatawan yang sebanding dengan peningkatan

permintaan oleh-oleh Wonosobo dan animo masyarakat setempat yang besar

terhadap geblek menjadi peluang bisnis yang baik untuk produk kami. Tambahan pula

berdasarkan analisis benefit cost ratio, Lolible cukup feasible (layak) untuk

dikembangkan.

B. DESKRIPSI UNIT PRODUKSI

Page 2: Business Plan Proposal

2

I. Latar Belakang

Wonosobo merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa

Tengah dan dikenl sebagai daerah tujuan wisata. Secara geografis Wonosobo

merupakan daerah dataran tinggi, dengan puncak tertinggi berada di Dieng.

Keindahan alam Wonosobo menjadikan Wonosobo salah satu tujuan wisata yang

banyak diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Selain

wisata alam yang menarik, Wonosobo juga memiliki kuliner yang khas dan tidak

kalah menarik. Berbagai makanan khas Wonosobo telah menjadi ikon oleh-oleh

khas yang selalu diburu wisatawan.

Berkembangnya sektor pariwisata di Wonosobo membawa dampak yang

baik pada perkembangan usaha makanan dan kuliner, khususnya makanan khas

Wonosobo. Makanan khas selalau menjadi oleh-oleh andalan Wonosobo. Hampir

semua wisatawan berkunjung ke toko oleh-oleh yang banyak tersebar di

Wonosobo untuk membeli buah tangan khas Wonosobo. Selain diramiakan oleh

para wisatawan, toko oleh-oleh juga menjadi tempat berbelanja aneka makanan

khas Wonosobo bagi warga setempat.

Geblek merupakan makanan khas Wonosobo (Wikipedia), yang terbuat

dari tepung tapioka basah. Geblek tergolong dalam jenis makanan ringan

(gorengan), yang bersifat sekali saji dan tidak tahan lama. Geblek sangat cocok

untuk disantap sebagai pelengkap makan atau sebagai camilan. Di setiap warung-

warung mie ongklok (makanan khas Wonosobo), bakso, soto dan makanan

sejenisnya geblek bersama tempe kemul (makanan khas Wonosobo) selalu

disajikan sebagai gorengan pelengkap. Selain di warung-warung makan, kedai

atau warung gorengan, geblek juga tersedia dalam bentuk kemasan yang belum

digoreng atau biasa disebut sebagai bahan geblek atau banggi geblek. Banggi

geblek dapat di temukan di pasar yaitu di bagian kios sayur dan warung-warung

penjual sayur. Daya simpan banggi geblek sebelum digoreng antara 2 sampai 3

hari.

Minat masyarakat Wonosobo sendiri terhadap geblek sangat tinggi.

Geblek goreng yang dijajakan oleh para penjual gorengan lebih sering habis

terjual. Dengan cita rasa gurih dan kenyal geblek menjadi salah satu camilan

favorit. Sebagai makanan khas, geblek memiliki potensi yang besar untuk

Page 3: Business Plan Proposal

3

dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Wonosobo, namun daya simpan yang

sangat pendek membuat geblek selama ini hanya menjadi camilan domestik

masyarakat Wonosobo. Daya tahan saji geblek goreng yang hanya sehari menjadi

kedala utama geblek untuk menjadi makanan oleh-oleh. Ditambah pula dengan

daya simpan banggi geblek yang hanya bertahan hingga tiga hari turut menjadi

kendala geblek merambah pasar oleh-oleh yang membutuhkan tenggang waktu

kadaluarsa yang cukup lama.

Selama ini untuk mengkonsumsi geblek konsumen harus bertoleransi

dengan daya simpanya yang pendek. Jika konsumen membeli geblek yang sudah

digoreng, konsekuensinya adalah harus disajikan segera. Sedangkan jika membeli

banggi yang sudah ada di pasaran memang konsumen dapat menggorengnya

kapan saja, namun konsumen hanya memiliki waktu 2-3 hari untuk menyimpan

banggi tersebut, lebih dari 3 hari banggi geblek akan basi sehingga tidak dapat

dikonsumsi.

Kemasan kedap udara pada makanan dapat mengawetkan makanan secara

alami. Pada kemasan kedap udara, pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan

makanan dapat dicegah. Kemasan kedap udara telah diaplikasikan pada beberapa

jenis makanan basah seperti bakso, sosis dan makanan sejenisnya. Juga untuk

mengemas makanan ringan seperti keripik. Kemasan kedap udara telah terbukti

dapat menjaga makanan di dalamnya tetap awet selama kemasan dalam kondisi

utuh.

Pengemasan banggi geblek dalam kemasan kedap udara akan membuat

daya tahan banggi menjadi lama sehingga potensi geblek menjadi makanan oleh-

oleh dapat diwujudkan. Selain sebagai oleh-oleh adanya banggi geblek juga

memenuhi kebutuhan masyarakat akan geblek yang dapat digoreng sendiri

sehingga dapat disajikan hangat kapanpun. Dengan pengemasan kedap udara

produk kami memiliki daya simpan yang lebih lama. Sehingga diperkirakan

produk kami akan lebih dipilih oleh konsumen. Selain itu daya simpan yang lama

dapat menjadikan produk kami menembus pasar yang lebih luas dan menjangkau

pasar oleh-oleh Wonosobo. Karena produk kami dapat bertahan apabila dalam

pendistribusianya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Page 4: Business Plan Proposal

4

II. Visi dan Misi

Visi :

1. Menjadi perusahaan banggi geblek terbesar di Wonosobo dengan

menjadikan geblek sebagai makanan khas masyarakat setempat dan

oleh-oleh andalan Wonosobo.

Misi :

1. Mendirikan perusahaan home industry yang memproduksi banggi

geblek.

2. Memenuhi permintaan pasar wisatawan akan banggi geblek sebagai

oleh-oleh wonosbo

3. Memenuhi permintaan pasar masyarakat Wonosbo akan banggi geblek.

III. Struktur Organisasi

Gambar 1: Bagan struktur organisasi perusahaan.

Struktur organisasi perusahaan :

Menejer Samsiatun Mudzkhiyah

Kesekretariatan dan Keuangan Miftakhur Rohmah

Kepala Divisi Produksi Umi Kulsum

Kepala Divisi Pemasaran Sarifatun Kawakibah Mustamiroh

C. ANALISIS PRODUK

I. Deskripsi Produk

Menejer

Kesekretariatan

dan Keuangan

Divisi Produksi

Divisi Pemasaran

Staf

Staf

Page 5: Business Plan Proposal

5

Merek produk perusahaan kami adalah Lolible, banggi geblek khas

Wonosobo. Lolible merupakan singkatan dari kata Long Lasting Geblek yang

memiliki arti geblek yang awet. Banggi merupakan jenis bahan makanan yang

bersifat setengan jadi, artinya produk perlu dimasak dahulu oleh konsumen

sebelum dikonsumsi. Dalam hal ini banggi geblek harus digoreng dahulu. Banggi

geblek terbuat dari bahan baku tepung tapioka. Geblek dapat dijadikan sebagai

makanan camilan, lauk atau pelengkap makan.

Produk kami bukan merupakan produk baru, produk serupa telah ada di

pasaran wonosbo dan beberapa daerah lain seperti Kulon Progo Yogyakarta.

Inovasi yang kami lakukan adalah pada daya simpan yang bisa tahan lebih lama.

Selama ini untuk mengkonsumsi geblek konsumen harus bertoleransi dengan daya

simpannya yang pendek. Jika konsumen membeli geblek yang sudah digoreng,

konsekuensinya adalah harus disajikan segera. Sedangkan jika membeli banggi

yang sudah ada di pasaran memang konsumen dapat menggorengnya kapan saja,

namun konsumen hanya memiliki waktu 2-3 hari untuk menyimpan banggi

tersebut, lebih dari 3 hari banggi geblek akan basi sehingga tidak dapat

dikonsumsi. Berbeda dengan produk kami yang masa kadaluarsanya lebih lama.

Konsumen dapat menyimpan produk lebih lama selama kemasan masih utuh dan

dapat menggorengnya kapanpun.

Dengan pengemasan kedap udara Lolible memiliki daya simpan yang

lebih lama. Sehingga diperkirakan Lolible akan lebih dipilih oleh konsumen.

Selain itu daya simpan yang lama dapat menjadikan Lolible menembus pasar yang

lebih luas dan menjangkau pasar oleh-oleh Wonosobo, karena Lolible dapat

bertahan apabila dalam pendistribusianya membutuhkan waktu yang cukup lama.

II. Proses Produksi

Proses produksi Lolible terdiri dari tiga proses, yaitu proses pemasakan,

pengadonan dan pengemasan. Proses pemasakan dan pengadonan dilakukan

seperti pembuatan banggi geblek pada umumnya. Sedangkan pada proses

pengemasan dilakukan inovasi yaitu dengan kemasan kedap udara, sebagai proses

pengawetan alami banggi geblek.

Page 6: Business Plan Proposal

6

Proses pemasakan dan pengadonan dilakukan sebagai mana proses pada

umumnya, yaitu sebagai berikut :

Pemasakan :

1. Panaskan air dalam panci hingga mendidih

2. Tepung tapioka basah dihancurkan hingga merata kemudian dibentuk bola

berukuran diameter kira-kira 5 cm

3. Masukkan bola-bola tepung tersebut ke dalam air yang mendidih, rebus

hingga kira-kira 15 menit

4. Angkat bola-bola tepung tersebut, taruh dalam nyiru

Pengadonan :

1. Bola-bola tepung langsung diuleni bersama bumbu yang telah dihaluskan

dan kelapa parut serta daun kucai yang telah diiris lembut dengan sedikit-

sedikit ditambahkan air panas sisa rebusan.

2. Setelah benar-benar rata dan halus, adonan dibentuk. Adonan yang telah

dibentuk tersebut disebut sebagai banggi geblek.

Sedangkan pada proses pengemasan perusahakan kami melakukan inovasi yaitu

dengan kemasan kedap udara sebagai proses pengawetan banggi geblek secara

alami. Proses pengemasannya adalah sebagai berikut :

1. Banggi dimasukkan dalam plastik nylon, kemudian dikemas dengan mesin

pengemas kedap udara (vacuum sealer).

Setelah serangkaian proses produksi tersebut selesai proses selanjutnya

adalah pemasaran. Pemasaran dilakukan secara bertahap. Terhadap produk yang

masih ditunda untuk didistribusikan kami melakukan sistem storage

(penyimpanan) bersuhu rendah, yaitu dengan menyimpanya ke dalam kulkas.

Gambar 2 : Bagan proses produksi banggi geblek.

pemasakan pengadonan pengemasan

Pemasaran

Penyimpanan

Page 7: Business Plan Proposal

7

III. Suplier

Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi banggi geblek meliputi:

Tepung tapioka basah (Jawa : pathi teles )

Kelapa parut

Daun kucai iris

Bumbu halus :

Bawang putih

Garam

Penyedap rasa

Ketumbar

Bahan baku produk adalah tepung tapioka basah, bahan diperolah dari

perusahaan produksi tepung tapioka basah yang beralamat di Desa Jlamprang,

Wonosobo. Suplier tersebut merupakan perusahaan jasa penggilingan singkong

yang menghasilkan produk samping tepung tapioka basah. Perusahaan tersebut

menjual tepung dengan harga Rp 4.000,00 per kilogramnya. Sebagai cadangan

tepung tapioka juga dapat diperoleh dari pasar atau pedagang asongan. Bahan lain

seperti kelapa, daun kucai dan bumbu dapat diperolah di pasar dan warung. Plastik

pengemas diperolah dengan cara memesan pada perusahaan penyablon dan penjual

plastik pengemas.

D. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

I. Deskripsi Pasar

Target pasar yang dituju oleh perusahan kami ada 2 macam, yang pertama

adalah pasar oleh-oleh, yaitu berupa toko oleh-oleh yang ada di Wonosobo. Toko

oleh-oleh merupakan tempat utama yang menjadi rujukan para wisatawan untuk

memborong aneka oleh-oleh khas Wonosobo. Oleh-oleh khas yang dimiliki

Wonosobo adalah makanan, oleh karena itu semua toko oleh-oleh di Wonosobo

hanya menyajikan aneka makanan khas Wonosobo dan beberapa makanan khas

daerah lain. Toko oleh-oleh di wonosobo tidak terpusat di satu tempat pusat

belanja oleh-oleh, namun tersebar di beberapa daerah di Wonosobo. Sebagian

besar darinya terletak di pinggir jalan raya yang mudah dijangkau dan dekat

dengan tempat-tempat wisata.

Page 8: Business Plan Proposal

8

Tujuan target pasar kami yang kedua adalah kios-kios sayur dan bahan

makanan, termasuk juga warung sayur, asongan sayur, dan stand sayur di

supermarket. Kios sayur di pasar Wonosobo, warung sayur, asongan sayur dan

stand sayur di supermarket selain menjual sayur segar juga menjaul bahan

makanan siap olah, dan bumbu-bumbu. Tempat-tempat tersebut selalu dijadikan

masyarakat sebagai tempat berbelanja kebutuhan makanan sehari-hari. Dengan

dijual di dua jenis pasaran tersebut target penjualan kami akan tercapai, yaitu

pangsa pasar wisatawan dan pangsa pasar masyarakat lokal setempat.

II. Analisis SWOT

Strength ( Kekuatan ) Lolible :

1. Produk merupakan makanan khas Wonosobo, yang mana jenis makanan

khas selalu menjadi buruan para wisatawan

2. Produk tahan lama, sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh

3. Produk memiliki inovasi, yaitu memiliki waktu simpan yang lama

sehingga dapat dikonsumsi kapan saja

4. Pesaing dari jenis sendiri memiliki keterbatasan masa kadaluarsa.

5. Kemasan menarik dan higienis.

6. Produk bersertifikat Departemen Kesehatan dan MUI.

Weakness ( Kelemahan ) Lolible :

1. Daya simpan produk hanya diketahui berdasarkan toeri dan pengamatan

terhadap produk lain, belum diketahui secara empiris.

2. Sifat produk yang mudah meledak saat digoreng, menimbulkan perasaan

takut pada konsumen.

3. Saat kemasan dibuka waktu simpan menjadi pendek ( 2 hari ), jadi setiap

pcs produk sebaiknya jangan disisakan.

Oportunity ( Kesempatan )

1. Perkembangan pariwisata di Wonosobo terus mengalami peningkatan

2. Animo wisatawan terhadap makanan khas dan oleh-oleh khas Wonosobo

besar.

3. Masyarakat menggemari geblek yang hangat saat dikonsumsi.

Page 9: Business Plan Proposal

9

Threat ( Ancaman )

1. Resep produk banyak diketahui, sehingga ada peluang muncul saingan

dengan inovasi yang sama.

III. Segmentasi dan Target Pasar

Untuk efektifitas pemasaran Lolible, perusahaan kami melakukan

segmentasi pasar. Banggi geblek bagi konsumen lokal (penduduk Wonosobo)

dianggap sebagai makanan camilan dan juga lauk pelengkap, sebagai bahan

makanan banggi geblek akan lebih efektif jika dipasarkan pada segmen pasar yang

mudah dijangkau oleh konsumen lokal tersebut, yaitu pasar (kios sayur dan bahan

makanan), stand sayur supermarket, penjual sayur asongan dan warung-warung

sayur sebagai tempat berbelanja. Sedangkan bagi konsumen nonlokal (wisatawan)

geblek merupakan makanan oleh-oleh khas Wonosobo, sehingga kecenderungan

pembelian mereka terhadap produk adalah untuk memenuhi kebutuhan akan

belanja oleh-oleh. Oleh karena itu segmen pasar kedua yang kami tuju adalah toko

oleh-oleh Wonosobo.

IV. Strategi Pasar

Strategi pasar yang perusahaan kami lakukan antara lain adalah dengan

meraih dan mempertahankan konsumen, caranya adalah dengan membuat Lolible

mudah dikenali konsumen, memasarkan Lolible pada segmen yang tepat sasaran,

dan mempertahankan kualitas produk. Strategi tersebut terjabarkan dalam poin-

poin berikut ini.

Product Positioning

Lolible akan memiliki posisi tersendiri di kalangan konsumen karena

diferensiasi yang kami lakukan. Produk sejenis yang ada di pasaran memiliki

keterbatasan waktu simpan. Diferensiasi yang kami lakukan adalah pada

penambahana waktu simpan produk sehingga produk kami akan lebih dipilih oleh

konsumen.

Place and Distribution Plan

Page 10: Business Plan Proposal

10

Sasaran penjualan Lolible ada di dua tempat, yaitu tempat penjaualan oleh-

oleh Wonosobo dan tempat penjualan bahan makanan. Tempat penjualan oleh-

oleh yang akan kami tuju adalah beberapa toko oleh-oleh. Toko oleh-oleh di

Wonosobo tersebar di beberapa tempat di Wonosobo, tidak terpusat di satu tempat

pusat belanja oleh-oleh seperti di kota-kota pada umumnya. Sebagian besar dari

toko oleh-oleh tersebut terletak di pinggir jalan-jalan lalu lintas utama dan tempat

yang dekat dengan objek-objek wisata Wonosobo. Dengan dipasarkan di tempat

tersebut target penjaulan Lolible ke wisatawan akan terpenuhi. Tempat penjualan

bahan makanan yang kami tuju adalah kios-kios sayur di pasar induk Wonosobo,

warung-warung sayur dan pedagang sayur asongan, serta stand sayur supermarket,

sehingga target penjualan Lolible kepada kalangan masyarakat lokal akan tercapai

karena tempat tersebut menjadi pilihan berbelanja kebutuhan makanan masyarakat

Wonosobo.

Pendistribusian Lolible kami lakukan dengan metode jemput bola. Divisi

marketing perusahaan kami akan mengunjungi tempat-tempat target penjualan dan

menawarkan tempat tersebut untuk menjual Lolible. Setelah pihak sasaran

menerima tawaran untuk memasarkan Lolible, pengiriman stok dapat kami

lakukan dengan mengirim Lolible ke pihak pemasar produk (reseller) atau diambil

sendiri oleh reseller sesuai kesepakatan yang disetujuai kedua pihak.

Promotional Stategy

Promosi Lolible kami lakukan melalui beberapa metode yaitu :

1. Dirrect selling : penjualan langsung kepada konsumen. Divisi marketing

kami akan menawarkan produk ke target-target penjualan kami, seperti

toko oleh-oleh dan tempat penjual bahan makanan

2. Media internet : promosi dengan media internet kami lakukan melalui situs

jejaring sosial seperti facebook, twitter dan blog perusahaan

3. Poster : perusahaan kami akan memasang poster di tempat perusahaan

kami bediri, untuk jangka panjangnya kami juga akan memasang poster di

beberapa titik strategis di Wonosobo.

4. Sms : iklan produk, berupa kalimat persuasif akan kami kirimkan lewat

sms ke teman, kerabat dan kenalan kami.

Page 11: Business Plan Proposal

11

Product Pricing Strategy

Harga pasaran produk yang kami harapkan adalah Rp 3.500,00 / pcs.

Harga ini kami tentukan sebagai harga eceran tertinggi (HET), oleh karena itu

kami membanderol harga penjualan grosir produk kami adalah Rp 2.900,00.

Harga ini merupakan harga grosir karena produk kami dijual untuk dipasarkan

kembali (reseller). Dibandingkan dengan produk sejenis yaitu baggi geblek yang

sudah ada dipasaran, harga produk kami cukup kompetitif. Tiap satu pcs produk

kami berisi 20 buah banggi geblek, sehingg tiap satu buah banggi dihargai Rp

150,00. Jika dibandingkan dengan geblek goreng harga ini tergolong murah. Pada

umumnya penjual gorengan menjaul geblek goreng seharga Rp 300,00 sampai Rp

500,00 tiap buah geblek. Sedangkan jika dibandingkan dengan banggi geblek

biasa harga produk kami tidak lebih mahal, juga tidak lebih murah.

V. Analisis Pesaing

Lolible kami memiliki dua jenis pesaing. Pesaing pertama adalah dari

banggi geblek yang sudah ada di pasaran. Sedangkan pesaing yang kedua adalah

dari geblek goreng. Dibandingkan dengan kedua pesaing tersebut, Lolible lebih

unggul dalah banyak aspek, yaitu waktu simpan yang lebih lama, kemasan yang

lebih menarik dan higenis, adanya sertifikasi DEKES dan label halal MUI serta

merek dagang yang paten. Banggi geblek yang sudah ada di pasaran dan geblek

goreng memiliki keterbatasan dalam semua aspek tersebut.

Dalam hal penyimpanan, banggi geblek maksimal hanya dapat disimpan

selama tiga hari, namun begitu kadang citarasa benggi geblek telah berubah dan

timbul bau. Sedangkan geblek goreng hanya bisa disimpan maksimal dua hari,

itupun sudah diikuti dengan penurunan kualitas dan cita rasa. Dari segi

kepraktisan baik produk kami maupun banggi geblek yang sudah ada di pasaran

sama sama harus digoreng terlebih dahulu oleh konsumen. Sedangkan geblek

goreng hanya memiliki keunggulan dalam hal tidak perlu menggorengnya. Namun

kelebihan tersebut dibatasi oleh waktu penjual geblek goreng membuka dagangan

dan tempat penjual. Konsumen harus menyesuaikan dengan waktu penjual geblek

goreng jika ingin mengkonsumsinya. Lain dengan produk kami yang berupa

banggi, dari segi kepraktisan memang kurang karena harus menggorengnya

Page 12: Business Plan Proposal

12

terlebih dahulu, namun dengan begitu konsumen dapat menggorengnya kapan saja

saat ingin mengkonsumsi geblek.

Perbandiangan Lolible dengan pesaing terangkum dalam tabel berikut ini

Variabel Produk Banggi geblek Geblek goreng

Rasa = = =

Daya simpan + - -

Kemasan + - -

Label halal MUI + - -

Serrtifikat Depkes + - -

Higenis + - -

Merek + - -

Praktis - - +

Disajikan kapan saja + + -

Harga = = -

Tabel 1 : Tabel analisis perbandingan produk dengan pesaing produk.

E. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

I. Gambaran Kebutuhan SDM

Divisi kerja yang dibutuhkan di perusahaan kami meliputi menejer,

kesekretariatan, divisi produksi (production), pemasaran (marketing)

Menejer bertanggung jawab dan bertugas :

Mengatur keseluruhan kegiatan perusahaan

Memantau kinerja setiap divisi

Memikirkan pengembangan perusahaan

Melakukan evaluasi kinerja divisi, dan evalusi performa perusahaan

Menjalin kerja sama dengan instansi lain dan mengurus perijinan

perusahaan.

Menentukan kebijakan dan regulasi perusahaan

Divisi produksi berkewajiban :

Page 13: Business Plan Proposal

13

Melakukan produksi produk perusahaan, mulai dari proses pembelian

bahan baku, pembuatan produk, pengemasan, dan penyimpanan

pertama.

Membuat laporan produksi harian.

Divisi produksi mempertanggungjawabkan kelangsungan proses

produksi perusahaan kepada Menejer dan laporan produksi harian kepada

kesekretariatan.

Divisi produksi terdiri atas seorang kepala produksi dan beberapa staf

yang jumlahnya disesuaikan dengan volume produksi yang akan dilakukan.

Kepala produksi memegang kendali seluruh proses produksi perusahaan.

Divisi marketing bertugas :

Menawarkan dan mempromosikan produk.

Memasarkan produk.

Memantau pemasaran produk.

Menjalin kerja sama dengan klien.

Melakukan ekspansi pemasaran.

Membuat laporan hasil penjaulan kepada kesekretariatan.

Menyerahkan uang hasil penjualan kepada keuangan.

Divisi pemasaran mempertanggungjawabkan kelangsungan pemasaran

produk kepada Menejer dan laporan hasil penjualan produk kepada bagian

keuangan.

Divisi pemasaran terdiri dari seorang kepala divisi dan beberapa orang

staf yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Kesekretariatan dan Keuangan bertugas :

Menginventarisasi peralatan perusahaan.

Membuat laporan rutin periodik, yang terdiri atas laporan produksi

bulanan, laporan pemasaran bulanan dan laporan tahunan perusahaan.

Mengelola (menerima, menyimpan dan membelanjakan ) keuangan

perusahaan.

Page 14: Business Plan Proposal

14

Kesekretariatan dan Keuangan memepertanggungjawabkan laporan

keuangan dan laporan kegiatan produksi kepada Menejer. Bagian

kesekretariatan dan Keuangan terdiri atas satu orang sekretaris dan satu orang

bendahara, atau satu orang sekretaris rangkap bendahara disesuaikan dengan

kebutuhan.

Gambar 3 : Bagan divisi kerja perusahaan.

II. Pengembangan SDM

Pengembangan sumber daya manusia kami lakukan seiring dengan

perkembangan perusahaan kami. Pengembangan pertama yang akan dilakukan

adalah penambahan jumlah staf pada masing-masing divisi. Selain pengembangan

kuantitas, kami akan melakukan pengembangan kualitas SDM perusahaan kami.

Sebagai perusahaan tipe home industry yang tergolong usaha kecil menengah

(UKM), personil dalam tim kerja kami hanya memiliki kompetensi berdasarkan

pengalaman saja oleh karena itu kami perlu meningkatkan kualitas SDMnya.

F. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

Di masa depan kami merencanakan perusahaan kami mengalami perkembangan.

Pengembangan usaha kami lakukan untuk mencapai visi perusahaan. Sebagai perusahaan

banggi geblek terbesar di Wonosobo, kegiatan produksi harus kami ekspansi. Arah

pengenbangan usaha kami rangkum dalam dua kurun waktu pelaksanaan, yaitu jangka

pendek dan jangka panjang. Rencanan pengenmbangan jangka pendek dan jangka

panjang.

Menejer

Kesekretariatan

dan Keuangan

Divisi Produksi

Divisi Pemasaran

Staf

Staf

Page 15: Business Plan Proposal

15

Rencana jangka pendek :

Meningkatkan penawaran dengan mengintensifkan promosi dan kerja sama

Menambah jumlah staff divisi produksi dan pemasaran

Meningkatkan kapasitas produksi

Rencana jangka panjang :

Melakukan diversifikasi produk.

Meluskan pemasaran ke luar Wonosobo.

Membuka outlet khusus yang menjual produk secara grosir dan eceran.

Mengikutkan produk dalam festifal makanan.

Menambah media promosi melalui siaran radio

G. ANALISIS KEUANGAN

I. Modal

Modal awal ( initial cost ) yang dibutuhkan perusahaan kami adalah

sebesar Rp 6.621.750,00 dengan rincian kebutuhan seperti tertera dalam tabel.

Modal kami dapatkan dari dana pinjaman bank. Suku bunga yang kami harapkan

adalah tidak lebih dari 15%. Kami asumsikan dalam perhitungan-perhitungan

bahwa suku bunga bank adalah sebesar 10%.

Rincian Jumlah (Rp) Total (Rp)

Modal Biaya investasi 3.985.000

Biaya produksi 2.520.000 / bulan

Biaya overhead 92.000 / bulan

Biaya penyusutan aset 24.7500 / bulan

6.621.750

Tabel 2 : Tabel kebutuhan modal perusahaan

Biaya Kebutuhan

investasi

Rincian

kebutuhan Jml

Harga

satuan (Rp)

Harga

(Rp)

Jumlah

(Rp) Total (Rp)

Investasi Peralatan Kompor 1 250.000 250.000

Tabung gas 1 150.000 150.000

Panci 1 50.000 50.000

Page 16: Business Plan Proposal

16

Eros/sendok 2 10.000 20.000

Nyiru 2 15.000 30.000

Parut 1 5.000 5.000

Cowet+mutu 1 20.000 20.000

Pisau 1 5.000 5.000

Talenan 1 5.000 5.000

Vacuum sealer 1 1.200.000 1.200.000

Lemari es 2nd

1 1.000.000 1.000.000

2.735.000

Perijinan Depkes 1 250.000 250.000

MUI 1 500.000 500.000

Merk dagang 1 500.000 500.000

1.250.000

3.985.000

Tabel 3 : Rincian biaya investasi perusahaan

Biaya Kebutuhan

produksi

Rincian

kebutuhan Jml

Harga

satuan Harga

Jumlah

1 x

produksi

Jumlah 1

bulan (30

hari x 2

prod/

hari)

Total 1

bulan

produksi Bahan

baku

Pathi 4 4.000 16.000

Kelapa 1 5.000 5.000

Daun kucai 0,5 2.000 1.000

Bawang 0,2 30.000 6.000

Ketumbar 4 100 400

Garam 2 200 400

Vetsin 2 100 200

29.000 1.740.000

Pengemas Plastik nylon 20 400 8.000

8.000 480.000

Tenaga

kerja 1 5.000 5.000

Page 17: Business Plan Proposal

17

5.000 300.000

Overhead Air (PDAM)

20.000 20.000

Listrik

35.000 35.000

Gas LPG 2 16.000 32.000

Laporan 1 5.000 5.000

92.000

Penyusutan

aset

24.750

2.636.750

Tabel 4 : Rincian biaya produksi perusahaan (biaya bahan baku, overhead, dan

penyusutan aset)

Biaya Umur

aset Aset Harga Jumlah

Jumlah

/ tahun

Total /

tahun

Total /

bulan

Penyusutan

aset

2 Nyiru 30.000

Eros/sendok 50.000

Parut 5.000

Pisau 5.000

90.000

45.000

10 Kompor 250.000

Panci 50.000

Vacuum

sealer 1.200.000

Cowet+mutu 20.000

Lemar es 2nd

1.000.000

2.520.000

252.000

297.000 24.750

Tabel 5 : Rincian perhitungan biaya penyusutan aset perusahaan.

II. Break Event Point

Item Value (Rp) BEP (pcs)

Total fixed cost (FC) 3.985.000 5.693

Page 18: Business Plan Proposal

18

Price / pcs (P) 2.900

Variabel cost / pcs (VC) 2.200

Tabel 6 : Analisis Break Event Point

Break Event Point dicapai pada angka 5.693, itu artinya untuk

mencapai titik impas (tidak rugi tidak untung) perusahaan harus memproduksi

produk minimal 5.693 unit per tahun atau 475 unit per bulan

III. Rencana Laba Rugi

Laba penjualan produk, kami tetapkan sebesar 30%. Harga pokok

penjualan produk, kami hitung berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan

dibagi kapasitas produksi perusahaan. Akumulasi laba kami hitung tiap bulannya.

Kapasitas Produksi

1 x produksi 20 Pcs

1 hari 2 x produksi 40 Pcs

1 bulan 30 hari 1200 Pcs

Tabel 7 : Rincian perhitungan kapasitas produksi perusahaan dalam 1 bulan.

Harga Pokok Penjualan (HPP) / pcs

Total biaya produksi 1 bulan 2.636.750 Rupiah

Kapasitas produksi 1 bulan 1.200 Unit (Pcs)

Harga pokok penjualan

2.200 Rupiah

Tabel 8 : Rincian perhitungan Harga Pokok Penjualan produk per unit (pcs)

Profit

profit 30 %

Page 19: Business Plan Proposal

19

Profit /pcs

660 dibulatkan

menjadi 700 Rupiah

Profit 1 bulan

Profit/pcs x kapasitas

produksi/bulan 840.000 Rupiah

Tabel 9 : Rincian perhitungan profit penjualan produk per unit (pcs)

Harga Jual / pcs

Harga pokok penjualan 2.200

Rupiah

Profit 700 Rupiah

Harga jual 2.900 Rupiah

Tabel 10 : Rincian perhitungan harga jual produk per unit (pcs)

Jumlah unit

diproduksi

% unit

terjual

Jumlah

unit

terjual (n)

Perhitungan

Rp

Untung Rugi Impas

1.200

100% 1.200 840.000 √

90% 1.080 496.250 √

80% 960 148.250 √

75,75% 909 0 √

70% 840 -199.750 √

(BEP) 100% 475 √

Tabel 11 : Rincian laba dan rugi penjualan produk dalam 1 bulan.

Dengan kapasitas produksi sebesar 1.200 pcs/bulan batas ambang

penjualan produk kami adalah 75,75% terjual. Pada titik tersebut terjadi titik

impas dimana biaya produksi yang dikeluarkan tertutup oleh hasil penjualan

produk, tanpa mendapatkan keuntungan. Jumlah unit terjual yang kurang dari

75,75% menyebabkan perusahaan kami merugi dalam hal biaya produksi.

Sedangkan berdasarkan perhitungan BEP, kapasitas produksi minimal

yang harus dihasilkan adalah 475 pcs/bulan agar menemui titik impas dengan

biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan. BEP ini tercapai dengan asumsi

100% dari 475 pcs terjual habis. Kurang dari jumlah tersebut perusahaan

mengalami kerugian baik dalam biaya produksi maupun dalam biaya investasi

(biaya tetap).

Page 20: Business Plan Proposal

20

IV. Rencana Arus Kas

Kas perusahaan, kami dapatkan dari keuntungan penjualan produk. Kas

masuk kami pergunakan untuk gaji menejer 30%, divisi produksi 25% dan divisi

pemasaran 25%. Gaji karyawan kami perhitungkan dalam biaya produksi, bukan

diambil dari kas masuk karena jumlah karyawan yang tergantung terhadap

kapasitas produksi. Arus kas tersimpan, kami tetapkan sebesar 20%. Kas

tersimpan menjadi tabungan perusahaan yang akan kami gunakan untuk

pengembangan perusahaan.

Item Value (Rp) Volume (pcs) Value (Rp)

Penghasilan 2.900/pcs 20pcs/produksi*2produksi/hari*30hari/bulan

3.480.000

Modal 2.200/pcs 2.640.000

Kas Penghasilan - modal 840.000

Tabel 12 : Rencana arus kas perusahaan per bulan

Rincian kas % Nilai

(Rp)

Total kas

tersimpan/bulan

(Rp)

Masuk Keuntungan penjualan 100% + 840.000

168.000

Keluar Gaji Menejer 30% - 252.000

Gaji Divisi Produksi 25% - 210.000

Gaji Divisi Pemasaran 25% - 210.000

Tersimpan Masuk – keluar 20% 168.000

Tabel 13 : Perhitungan arus kas tersimpan perusahaan tiap bulan.

V. Pengembalian Modal

Investasi awal Rp 6.621.000,00

Suku bunga bank 10%

Pinjaman yang harus dibayar 10%xRp6.621.000,00+Rp6.621.000,00 Rp 7.283.100,00

Produksi setahun 14.400 unit

Penghasilan Produksi x profit/pcs

14.400 unit x Rp 700,00

Rp 10.080.000,00

Saldo Penghasilan – pembayaran ke bank Rp 2.796900,00

Tabel 14 : Perhitungan pengembalian modal perusahaan

Page 21: Business Plan Proposal

21

Berdasarkan analisis BEP produksi minimal perusahaan setahun adalah 5.693

unit, dengan kapasitas produksi perusahaan 14.400 unit per tahun pengembalian

modal kami terjadi pada tahun pertama. Saldo bernilai positif artinya setelah

digunakan untuk membayar pinjaman ke bank, perusahaan masih memiliki sisa

penghasilan. Sisa penghasilan tersebut kami sebut sebagai kas tahun pertama operasi.

Kas tersebut kami pergunakan dengan persentase pembagian sebagaimana arus kas

yang telah dijelaskan pada tabel 13.

Sehingga arus kas pada tahun pertama dapat dirinci sebagai berikut ini :

Sisa penghasilan setahun pertama sebesar Rp 2.796900,00, berarti sisa

penghasilan (kas masuk) satu bulan adalah Rp 2.796900,00: 12 = Rp 233.075,00

Rincian % Nilai

(Rp)

Total kas

tersimpan/bulan

(Rp)

Masuk Keuntungan penjualan 100% + 233.075

46.615

Keluar Gaji Menejer 30% - 69.922,50

Gaji Divisi Produksi 25% - 58.268,75

Gaji Divisi Pemasaran 25% - 58.268,75

Tersimpan Masuk – keluar 20% 46.615

Tabel 15 : Perhitungan arus kas tersimpan perusahaan tiap bulan pada tahun pertama

operasi (chas back period)

VI. Benefit Cost Ratio (B/C R)

Item Value B/C R

Harga jual 2.900 1,318

Harga produksi 2.200

Tabel 16 : Perhitungan benefit cost ratio perusahaan

Page 22: Business Plan Proposal

22

B/C R perusahaan kami bernilai 1,318 artinya perusahaan kami feasible

(layak) untuk dikembangkan.