Page | 1 BAB I Latar Belakang Penyusunan Business Plan Dunia agribisnis menjadi sektor yang sangat dinamis karena terdiri atas berbagai aspek baik yang berhubungan dengan barang atau produk maupun dengan jasa – jasa yang terkait didalamnya. Produktivitas, kualitas, kontinuitas, dan layanan terhadap konsumen merupakan faktor utama agar suatu usaha agribisnis dapat berhasil dan mampu berperan di pasar. Selain itu, pihak perusahaan harus mampu meningkatkan nilai tambah melalui produk – produk yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satu tujuan dalam pengembangan sektor agribisnis pada saat ini adalah memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Protein hewani ini dapat berasal dari ternak, seperti ayam, bebek, sapi dan lain sejenisnya. Di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari hasil ternak ini dapat berasal dari hasi produksi dalam negeri atau yang berasal dari luar negeri (impor). Agribisnis ternak di Indonesia diharapkan dapat memenuhi seluruh permintaan yang berasal dari dalam negeri, sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan impor. Standar angka kecukupan protein atau target kecukupan protein hewani yang dapat dipenuhi oleh industri agribisnis ternak sesuai dengan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi pada tahun 1999 adalah sebesar 46,2 gram per kapita per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari daging, telur atau susu. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk pengembangan usaha di sektor agribisnis ternak ini. Salah satu untuk memenuhi kebutuhan protein hewani ini adalah berasal dari daging dan telur bebek. Pada saat ini pangsa pasar bebek mengalami peningkatan yng sangat besar. Dapat dikatakan daging dan telur bebek merupakan alternatif selain daging dan telur ayam untuk memenuhi sumber kebutuhan akan protein hewani. Pangsa pasar bebek saat ini cukup potensial untuk dikembangkan karena pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat, dan kesadaran penduduk terhadap perbaikan gizi, hal ini merupakan peluang mengembangkan industri bebek sebagai salah satu alternatif sumber protein.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page | 1
BAB I
Latar Belakang Penyusunan Business Plan
Dunia agribisnis menjadi sektor yang sangat dinamis karena terdiri atas berbagai aspek baik
yang berhubungan dengan barang atau produk maupun dengan jasa – jasa yang terkait didalamnya.
Produktivitas, kualitas, kontinuitas, dan layanan terhadap konsumen merupakan faktor utama agar
suatu usaha agribisnis dapat berhasil dan mampu berperan di pasar. Selain itu, pihak perusahaan
harus mampu meningkatkan nilai tambah melalui produk – produk yang lebih kreatif dan inovatif.
Salah satu tujuan dalam pengembangan sektor agribisnis pada saat ini adalah memenuhi
kebutuhan akan protein hewani. Protein hewani ini dapat berasal dari ternak, seperti ayam, bebek, sapi
dan lain sejenisnya. Di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari hasil
ternak ini dapat berasal dari hasi produksi dalam negeri atau yang berasal dari luar negeri (impor).
Agribisnis ternak di Indonesia diharapkan dapat memenuhi seluruh permintaan yang berasal dari dalam
negeri, sehingga kita dapat mengurangi ketergantungan impor.
Standar angka kecukupan protein atau target kecukupan protein hewani yang dapat dipenuhi
oleh industri agribisnis ternak sesuai dengan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi pada tahun 1999
adalah sebesar 46,2 gram per kapita per hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari daging, telur atau
susu. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk pengembangan usaha di sektor agribisnis
ternak ini.
Salah satu untuk memenuhi kebutuhan protein hewani ini adalah berasal dari daging dan telur
bebek. Pada saat ini pangsa pasar bebek mengalami peningkatan yng sangat besar. Dapat dikatakan
daging dan telur bebek merupakan alternatif selain daging dan telur ayam untuk memenuhi sumber
kebutuhan akan protein hewani. Pangsa pasar bebek saat ini cukup potensial untuk dikembangkan
karena pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat, dan
kesadaran penduduk terhadap perbaikan gizi, hal ini merupakan peluang mengembangkan industri
bebek sebagai salah satu alternatif sumber protein.
Page | 2
BAB II
Profil Singkat Tentang Komoditas Bebek
Itik dikenal dengan nama lain yaitu bebek (bahasa Jawa). Menurut silsilah nenek moyang
bebek ini berasal dari Amerika Utara yang merupakan itik liar yang disebut Anas Moscha atau Wild
Mallard. Kemudian setelah terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara
seperti sekarang ini (Anas Domesticus).
Secara Internasional ternak bebek terpusat di negara – negara Amerika Utara, Amerika
Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan
subtropis). Di Indonesia ternak bebek terpusat di daerah Pulau Jawa (daerah sekitar Utara dan Selatan
Pulau Jawa), Kalimantan (daerah Alabio, Kalimantan Selatan), Bali dan sekitar Lombok.
Pada umumnya jenis bebek dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Bebek Petelur, contohnya adalah Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington)
dan CV 2000-INA.
2. Bebek Pedaging, contohnya adalah Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga.
3. Bebek Ornamental (untuk hobby), contohnya East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue
Swedish, Crested dan Wood.
Gambar 1. Contoh Itik Alabio
Page | 3
Manfaat yang bisa diperoleh dari agribisnis bebek adalah sebagai berikut :
1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2. Untuk mendapatkan telur bebek konsumsi, daging konsumsi dan pembibitan ternak bebek.
3. Kotoran yang dihasilkan bisa untuk pupuk tanaman pangan atau palawija.
Page | 4
BAB III
Keunggulan Agribisnis Bebek
Sebagai bahan pembanding untuk faktor yang dianggap menguntungkan dalam beternak
bebek adalah usaha peternakan ayam karena masih sama-sama jenis unggas adalah sebagai berikut :
1. Dari segi laju pertumbuhannya, ternak bebek dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam,
apalagi bebek yang tergolong tipe pedaging seperti bebek peking. Pada umur satu bulan
berat bebek peking sudah mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa
mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa
mencapai berat antara 1 kg dan 2 kg.
2. Ternak bebek diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan
ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya
juga menyerang bebek, namun akibat yang diderita oleh bebek tidak terlalu parah. Hal ini
terkecuali hanya pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana bebek amat peka terhadap
aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3. Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan bebek dapat diusahakan dengan
memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya antara
alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan bebek dapat bertahan hidup di alam
terbuka dengan model kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4. Dalam usaha peternakan bebek yang diusahakan secara ekstensif dapat memanfaatkan
alam antara di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang
tersedia cuma-cuma seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di
sungai-sungai, dan lain sebagainya. Di samping itu, karena bebek memiliki insting
berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal
pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif (digembalakan).
5. Kulit telur bebek pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini
mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama
dalam penanganan (product handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan
telur dan pembuatan telur asin.
6. Saat bertelur pada bebek biasanya terjadi antara waktu pada pagi hari yaitu sebelum
matahari terbit, sehingga pengambilan telur dalam kandang bisa dilakukan dengan satu
kali saja. Hal ini terjadi suatu penghematan tenaga kerja yang cukup berarti. Sedangkan
untuk pengambilan telur ayam bisa sampai 2-3 kali dalam satu hari.
Page | 5
7. Pada umumnya unggas air seperti ternak bebek dan yang lainnya jarang bahkan bisa
dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistic (berkelahi)
8. Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu bebek jenis tertentu seperti entok dan yang
lainnya dapat dipergunakan sebagai bahan shuttle cock. Ini berarti ada nilai lebih dari
limbah yang berasal dari ternak bebek.
9. Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur bebek terkesan lebih dihargai karena
telur bebek dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan
satuan kilogram (kg).
10. Secara umum harga produk ternak bebek baik untuk komoditi telur atau daging terasa
lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.
Page | 6
BAB IV
Kelemahan Agribisnis Bebek
Berbagai permasalahan yang biasanya ada dan dianggap sebagai faktor penghambat untuk
usaha pengembangan ternak bebek, antara lain sebagai berikut :
1. Di beberapa wilayah Indonesia, untuk mendapatkan bibit bebek yang kualitasnya baik
untuk diternakkan masih merupakan persoalan yang sulit. Hal ini terjadi baik untuk bibit
bebek petelur atau bebek pedaging. Sedangkan pada usaha ternak ayam untuk
mendapatkan bibit praktis lebih mudah karena sudah banyak breeder besar yang khusus
menangani hal itu.
2. Dalam kondisi tempat antara lokasi yang terbatas, mengusahakan ternak ayam
nampaknya masih lebih mungkin jika dibandingkan dengan ternak bebek. Hal ini
menyangkut sifat-sifatnya sebagai unggas air yang mengakibatkan tempat atau
lingkungannya menjadi agak lembab atau bahkan basah dan becek. Keadaan semacam ini
tidak disukai apabila terlalu dekat dengan permukinan manusia karena polusi yang
ditimbulkan akan lebih tinggi.
3. Ternak bebek memerlukan pakan dalam jumlah yang sedikit lebih banyak jika
dibandingkan dengan ayam, kira-kira mencapai 1,5 sampai 1,75 kalinya. Hal ini besar
pengaruhnya dipandang dari segi biaya produksi untuk ransum.
Page | 7
BAB V
Peluang Usaha Agribisnis Bebek
Membicarakan peluang usaha atau bisnis dari ternak bebek untuk saat sekarang ini ibarat
membicarakan sebuah sumber air yang terus mengalirkan airnya. Hal ini dikarenakan, bebek yang dulu
dikenal hanya sebagai ternak penghasil telur saja sekarang sudah mempunyai fungsi ganda yaitu
sebagai ternak penyuplai daging juga. Maka tak salah peternak mengelompokkan ternak bebek
menjadi bebek petelur dan bebek pedaging atau potong dan ternak bebek begitu banyak membawa
dampak perubahan dalam kehidupan sosial ekonomi kemasyarakatan.
Usaha yang berkembang dari ternak bebek diantaranya :
1. Pemeliharaan bebek yang telah mengalami rontok bulu (moulting) pertama kali.
Banyak di antara peternak bebek yang menjual bebeknya ketika telah mengalami rontok
bulu untuk kali pertama. Beberapa alasan mereka diantaranya :
a. Ketika bebek mengalami rontok bulu produksi sangat rendah bahkan bisa 0% tapi
peternak tetap mengeluarkan biaya untuk pakan,
b. Produktivitas bebek akan menurun pada periode peneluran kedua (setelah rontok
bulu pertama) hingga 40%, ketidaktahuan peternak akan bebek yang masih akan
berproduksi tinggi atau rendah pada periode peneluran kedua atau setelahnya.
c. Alasan lain yang kadang muncul antara lain : kebutuhan biaya mendesak, ganti
usaha, peremajaan lagi (pemeliharaan dari DOD) tapi kekurangan modal, dan
alasan-alasan lainnya.
2. Mengusahakan bebek persilangan
Contohnya adalah bebek persilangan seperti bebek Mojosari dengan Alabio, lalu
persilangan antara itik dengan mentok dan lain sebagainya. Banyak sudah model orientasi
bisnis yang muncul akhir-akhir ini salah satunya adalah menciptakan strain baru untuk
unggas air. Persilangan antara bebek Mojosari dan Alabio diyakini orang sebagai
bebek yang mempunyai kemampuan produksi (bertelur) tinggi dari induk tetuanya yaitu
mojosari dan alabio. Telur yang dihasilkan juga berukuran lebih besar dan warna kerabang
juga masih menarik. Sedangkan untuk tujuan daging sudah ada yang menciptakan
persilangan itik dengan mentok yaitu strain baru dari hasil persilangan bebek betina
dengan mentok jantan. Hasilnya juga sudah terbukti nyata yaitu laju pertumbuhan yang
cepat dengan kualitas karkas yang cukup baik.
Page | 8
3. Memelihara bebek yang sudah berumur 1 bulan untuk penggemukan (fattening)
Lama waktu untuk penggemukan cukup 3-4 minggu sehingga waktu usaha bisa lebih
pendek dan perputaran modal bisa lebih cepat. Dengan memanfaatkan fase pembentukan
lemak dari periode pertumbuhan dan juga compensatory growth (menggenjot laju
pertumbuhan ternak yang semula mendapat pakan kurang bagus tapi ternak mempunyai
potensi untuk bisa gemuk dengan perlakuan (treatment) pakan yang bagus pula). Tapi ada
juga sisi kelemahannya yaitu ternak yang awalnya dipelihara dengan pakan seadanya
biasanya laju pertumbuhannya standard. Disamping itu ada bebek yang sudah berumur
tua tapi badannya masih kecil sehingga apabila tidak pandai memilih atau kenal peternak
yang jujur juga akan mengalami kesulitan. Tapi sebaliknya yang sudah terjun di dalamnya
dan menguasai permasalahan maka tidak mustahil keuntungan yang berlipat dengan
waktu yang singkat yang akan dapat.
4. Supplyer pakan ternak
Jarang dijumpai di toko pakan ayam (yang popular dengan nama poultry shop) bahan
pakan seperti nasi kering (karak, aking), dedak, kulit kerang, bekicot, ikan segar (sortiran)
dan sebagainya. Kita ketahui bersama bahwa bebek termasuk ternak yang konsumsi
pakannya cukup banyak. Untuk bebek yang sudah bertelur saja konsumsi pakannya dalam
sehari rata-rata 150 gram dan bisa dibayangkan seorang peternak mempunyai 500 ekor
akan menghabiskan pakan sebanyak 75 kg/hari. Dan bisa mengantongi keuntungan dari
pakan Rp 200,-/kg maka keuntungan adalah Rp 15.000,- per hari untuk satu orang
peternak.
5. Supplyer Daging Bebek
Semakin merebaknya warung, restoran atau rumah makan yang menyediakan menu
masakan daging bebek seperti bebek goreng, bebek presto, bebek panggang atau menu
lainnya membuka peluang usaha untuk terjun di dalamnya sebagai suplyer daging bebek.
Daging bebek yang dibutuhkan biasanya daging bebek muda (umur 2-3 bulan) dan daging
bebek afkir. Memang butuh modal besar dan bisa 2-3 kali lipat untuk mengantisipasi
kecurangan rekan bisnis. Keuntungan memang tidak banyak tapi kontinyuitas usaha bisa
dijadikan pegangan. Untuk satu ekor bebek bisa untung antara Rp 2.000 - Rp 3.000.
6. Supplyer Telur Bebek
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi seperti untuk tukang jamu, tukang
martabak, industri roti, produsen telur asin atau untuk kebutuhan penetasan. Peluang
untuk terjun di dalamnya masih sangat terbuka luas. Berdasarkan pengamatan di tempat
kami juga, telur bebek selalu habis oleh pasar baik pasar lokal atau pasar luar daerah.
Page | 9
Anda juga bisa sedikit kreatif dengan menjadi penyedia telur bebek dari pemeliharaan non
intensif, artinya telur bebek yang dihasilkan dari hasil penggembalaan. Telur ini biasanya
diburu oleh orang yang mempunyai alergi terhadap telur bebek.
Page | 10
BAB VI
Implementasi Budidaya Bebek
6.1. Kandang
Lokasi peternakan bebek memiliki jarak yang cukup jauh dengan daerah keramaian atau
pemukiman penduduk. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan masalah dalam hal pembuangan
limbah. Selain itu hal ini berguna untuk menghindari pencemaran sumber mata air yang digunakan oleh
penduduk. Selain itu letak kandang yang mudah dijangkau oleh transportasi juga penting. Hal ini
dimaksudkan untuk keperluan distribusi hasil ternak dan keperluan untuk supply pakan untuk
kebutuhan bebek.
Kondisi kandang juga harus memiliki iklim yang kondusif bagi kegiatan produksi dan
produktivitas ternak. Kandang bebek digunakan untuk beristirahat pada malam hari dan bertelur di pagi
hari, sedangkan pada siang hari, bebek berada di halaman kandang yang tidak memiliki atap dan
hanya dibatasi oleh pagar. Lantai kandang, baik di dalam atau di halaman dapat dibuat dari tanah dan
dari semen. Pemasangan lantai tambahan dari potongan bambu di sekitar tempat minum akan sangat
membantu mengurangi penyebaran air pada saat minum.
Gambar 2. Contoh Bentuk Kandang Bebek
Page | 11
Atap kandang dapat dibuat dari bahan yang sederhana seperti genting dan rumbia. Bentuk
atap kandang dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu atap dua muka dengan lubang angin, dua
muka tanpa lubang angin, satu muka dengan lubang angin dan satu muka tanpa lubang angin.
Persyaratan dari kandang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Temperatur kandang ± 39oC
2. Kelembaban kandang berkisar 60 hingga 65 persen
3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata letak
kandang sesuai dengan fungsi bagian – bagian kandang
4. Model kandang menurut umur bebek yaitu :
a. Kandang untuk anak bebek yang disebut day old duck (DOD) pada masa awal atau
starter bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran sekitar 1 m2 yang mampu
menampung 50 ekor DOD.
b. Kandang grower untuk bebek remaja disebut pula dengan kandang ren atau kandang
kelompok dengan kepadatan kandang 6 hingga 9 ekor per m2.
c. Kandang layer untuk bebek masa bertelur, modelnya dapat berupa kandang baterai
(hanya untuk satu atau dua ekor dalam satu kotak). Alternatif lainnya adalah kandang
kelompok dengan ukuran 4 sampai 5 ekor bebek dewasa.
5. Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana, asalkan
tahan lama (kuat). Untuk perlengkapan yang dibutuhkan berupa tempat makan, tempat
minum dan perlengkapan tambahan lain yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
hidupnya harus tahan lama (awet) dan disesuaikan dengan umur dari bebek tersebut.
6.2. Pembibitan
Ternak bebek yang dipelihara harus benar – benar merupakan ternak unggul yang telah
dilakukan uji coba keunggulannya dalam hal produktivitas hasil ternak yang diharapkan. Langkah –
langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit bebek yang baik ini ada 3 (tiga) cara, yaitu sebagai berikut :
a. Membeli telur tetas dari induk bebek yang sudah terjamin keunggulannya.
b. Memelihara induk bebek yaitu pejantan + betina bebek unggul untuk mendapatkan
telur tetas.
Page | 12
c. Membeli DOD dari pembibitan yang sudah dikenal mutu maupun telah mendapatkan
rekomendasi dari dinas peternakan setempat. Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat
(tidak sakit) dan memiliki warna bulu kuning yang mengkilap.
2. Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan bibit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu bibit diterima dan
ditempatkan pada kandang indukan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Temperatur
dalam kandang ini harus tersebar secara merata, kapasitas kandang setiap 1 m2
mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan minum sesuai dengan
ketentuan umur dan jenis pakan dan minumnya juga harus menyesuaikan umur DOD.
b. Perawatan calon induk dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu induk untuk produksi
telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perbedaan antara 2 (dua) jenis
induk ini adalah jika pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan
perbandingan 1 jantan untuk 5 hingga 6 ekor betina.
3. Reproduksi dan perkawinan
Reproduksi disebut juga perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas
yang fertil atau terbuahi dengan baik oleh bebek jantan. Sedangkan untuk sistem
perkawinan dikenal dengan 2 (dua) macam yaitu bebek hand mating yang diatur oleh
manusia atau nature mating yang merupakan perkawinan alami.
6.3. Pemeliharaan
Pada bagian pemeliharaan ini hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang sangat mutlak untuk diperlukan dalam pemeliharaan bebek dan tindakan
pencegahan penyakit (preventif) perlu diperhatikan sejak awal untuk mewaspadai
munculnya penyakit.
2. Pengontrol Penyakit
Dilakukan secara rutin setiap saat secara hati – hati dan menyeluruh. Cacat dan penyakit
yang terjadi pada bebek harus ditangani secara serius.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan ini dibedakan menjadi tiga tahap atau fase, yaitu :
a. Fase starter (umur 0 – 8 minggu)
b. Fase grower (umur 8 – 18 minggu)
c. Fase layer (umur 18 – 27 minggu)
Page | 13
Untuk lebih praktis, dapat diberikan pakan jadi yang berasal dari pabrik sesuai dengan
umur dari bebek tersebut. Cara dalam memberikan pakan tersebut terbagi ke dalam 4
(empat) kelompok, yaitu :
a. Umur 0 – 16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. Umur 16 – 21 hari diberikan pada tempat pakan datar dan dengan sebaran di lantai
c. Umur 21 hari hingga 18 minggu disebar di lantai
d. Umur 18 minggu hingga 72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan
peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi
mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan bebek dilakukan secara terus menerus.
Umur 0 – 7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah dengan vitamin dan
mineral, tempatnya bersifat asam untuk anak ayam.
Umur 7 – 28 hari, tempat minum di pinggir kandang dan air minum diberikan
secara terus menerus.
Umur 28 hari hingga masa afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang
dengan contoh ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200 – 300 ekor dan
tiap hari dibersihkan.
4. Pemeliharaan Kandang
Kandang yang dipergunakan hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya
agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
6.4. Kebutuhan Gizi dan Pakan
Pada bebek kebutuhan gizi dan pakan untuk bebek petelur dan pedaging sedikit berbeda.
Pembagian tersebut dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Bebek Petelur
a. Kebutuhan gizi bebek petelur
Tabel 1. Kebutuhan Gizi Bebek Petelur
Gizi Usia 0-8 minggu (starter) Usia 9-20 minggu (grower) Usia >20 minggu (layer)
Protein kasar (%) 17-20 15-18 17-19
Energi (kkal EMlkg) 3,100 2,700 2,700
Metionin (%) 0,37 0,29 0,37
Lisin (%) 1,05 0,74 1,05
Ca (%) 0,6-1,0 0,6-1,0 2,90-3,25
Page | 14
P tersedia (%) 0,6 0,6 0,6
Sumber : Dr. Pius Ketaren – 2011
b. Contoh formula pakan bebek petelur
Tabel 2. Contoh Formula Pakan Bebek Petelur
Bahan Pakan Tipe 1 Tipe 2
Dedak Padi 35,30 40,00
Padi 5,17
Jagung 40,00
Sagu 11,08
Konsentrat (protein kasar = 37 %) 0,44 20,00
Ikan Kering 17,73
BP-24 19,20
Mineral Komplit untuk Bebek Petelur 1,11
Grit 1,11
Ganggang 8,86
Total 100,00 100,00
Protein Kasar (bahan kering) 20,20 16,20
Energi (kkal EM/kg) 2,250 2,125
Sumber : Dr. Pius Ketaren – 2011
2. Bebek Pedaging
a. Kebutuhan gizi bebek pedaging
Tabel 3. Kebutuhan Gizi Bebek Pedaging
Gizi Usia 0-8 minggu (starter) Usia 9-20 minggu (grower) Usia >20 minggu (layer)
Protein kasar (%) 22 16 15
Energi (kkal EMlkg) 2,900 3,000 2,900
Metionin (%) 0,4 0,30 0,27
Lisin (%) 0,90 0,65 0,60
Ca (%) 0,65 0,60 2,75
P tersedia (%) 0,40 0,30
Sumber : Dr. Pius Ketaren – 2011
Page | 15
b. Contoh formula pakan bebek pedaging
Tabel 4. Contoh Formula Pakan Bebek Pedaging
Bahan Pakan Tipe 1 Tipe 2
Dedak Padi 35,30
Padi 40,00
Jagung 11,08
Sagu 40,00
Bungkil Kelapa 5,17
Konsentrat (protein kasar = 37 %) 0,44 20,00
Ikan Kering 8,86
Keong 17,73
BP-24 19,20
Mineral Komplit untuk Bebek Pedaging 1,11
Grit 1,11
Total 100,00 100,00
Protein Kasar (bahan kering) 20,20 16,20
Energi (kkal EM/kg) 2,250 2,125
Sumber : Dr. Pius Ketaren – 2011
6.5. Hama dan Penyakit
Secara garis besar penyakit bebek ini dikelompokkan ke dalam dua hal, yaitu :
1. Disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa, contoh penyakitnya
adalah sebagai berikut :
a. Duck Cholera
Penyebab bakteri Pasteurela Avicida
Gejala mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan
Pengendalian sanitasi kandang, suntik penisilin pada urat dada dengan dosis
yang sesuai
b. Salmonellosis
Penyebab bakteri Typhi Murium
Gejala pernapasan sesak, mencret
Page | 16
Pengendalian sanitasi yang baik, menggunakan obat furazolidone dicampur
pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan obat sulfadimidin yang dicampur
dengan air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
c. Avian Influenza
Penyebab virus H5N1
Gejala keluar air mata, keluar cairan dari hidung dan pembengkakan pada
daerah di bawah mata yang mengandung mucus dan menyebabkan kotoran pada
mata.
Pengendalian vaksinasi terbatas walaupun belum teruji pasti, selain itu dikubur
atau dibakar menjadi alternatif lainnya.
2. Disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang
tepat
a. Aflatoksicosis
Penyebab jamur Aspergillus Flavus
Gejala fungsi hati rusak
Pengendalian menjaga kebersihan bahan pakan yang berasal dari bungkil
kacang tanah, jagung, bungkil kelapa dan lain – lain.
b. Botulism
Penyebab kuman Clastridium Botulinum
Gejala lumpuh di bagian sayap, kaki dan leher
Pengendalian menjaga makan yang dikonsumsi oleh bebek.
c. Stress
Penyebab perubahan cuaca, makanan, suara gaduh dan lain – lain
Gejala Produktivitas telur menurun secara drastis dan tiba – tiba
Pengendalian Menjaga lingkungan sekitar bebek menjadi lebih nyaman untuk
tempat tinggal bebek.
6.6. Panen
Panen ternak bebek ini dibedakan menjadi 2 (dua) jenis bebek yang dipelihara yaitu :
a. Telur untuk industri makanan (bebek petelur)
b. Daging untuk industri makanan (bebek petelur dan bebek pedaging)
c. Bulu untuk industri alat olahraga (bebek petelur dan bebek pedaging)
d. Kotoran untuk pertanian (bebek petelur dan bebek pedaging)
Page | 17
BAB VII
Bisnis Bebek Yang Dapat Dijadikan Pilihan
Beternak bebek bagi sebagian orang terasa lebih menjanjikan dari pada beternak unggas jenis
lainnya. Pertama, produk yang dihasilkan yaitu telur terasa lebih dihargai sebab penjualannya dihitung
per butir bukan per kilogram sebagaimana halnya telur ayam ras. Kedua, cara pemeliharaan
dan perawatan yang relatif mudah dan lebih tahan terhadap penyakit. Ketiga jumlah permintaan telur
yang terus naik dari tahun ke tahun. Dan keempat yaitu permintaan akan daging konsumsi juga tinggi.
Ada beberapa pilihan dalam menentukan langkah memulai usaha :
1. Mengkhususkan usaha untuk menghasilkan telur tetas
Untuk menghasilkan telur tetas yang baik ratio jantan dan betina adalah 3-5 pejantan untuk
50-100 ekor bebek betina. Di sarankan terdapat kolam di dalam kandang untuk aktifitas
berenang bebek agar terjadi proses kawin secara alami. Telur bebek yang sudah
terkumpul ditetaskan dengan bantuan mesin penetas karena naluri mengeram bebek
sangat rendah atau bahkan tidak ada. Bisa juga dengan bantuan jasa mentok, akan tetapi
hal ini akan menambah biaya lagi untuk pemeliharannya. Lama penetasan baik dengan
mesin penetas atau menthok ± 28 hari. Lama penyimpanan telur tetas yang baik adalah
kurang dari 7 hari.
2. Usaha penetasan
Bisnis utama dari kegiatan ini adalah menetaskan telur bebek menjadi DOD (Day Old
Duck). Dikarenakan lama penetasan yang lebih panjang daripada telur ayam maka perlu
pertimbangan lagi untuk memulai usaha ini. Ada dua hal yang penting dalam memulai
usaha ini yaitu bagaimana cara mendapatkan telur tetas yang baik dan memilih mesin
penetas. Keuntungan dalam usaha ini akan berlipat apabila begitu DOD menetas langsung
dapat terjual, tidak maka perlu biaya tambahan untuk memelihara DOD.
3. Pembesaran DOD untuk dijadikan pedaging
Beberapa tahun terakhir usaha ini sudah banyak mendapat perhatian dari para investor.
Pada umumnya DOD yang dijadikan sebagai pedaging adalah DOD jantan. Hal ini
dikarenakan harga bibitnya lebih murah juga kelebihan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan tubuh yang lebih cepat jika dibandingkan dengan betina. Masa
pemeliharaan yang relatif singkat yaitu antara 2-3 bulan juga menjadi daya tarik tersendiri.
Page | 18
4. Usaha pembesaran DOD sampai menjelang bertelur (bayah)
Bayah adalah sebutan bebek betina siap bertelur yang berumur kira-kira 4-5 bulan.
Biasanya sistem pemeliharaan bayah lebih banyak digembalakan karena di samping untuk
lebih menekan biaya pakan juga untuk memberi kesempatan bebek untuk berburu pakan
alami kesenangannya seperti cacing, ikan-ikan kecil dan juga sebagai sarana bermain
agar tubuh tidak kegemukan sehingga dapat menghambat produksi nantinya. Setelah
bebek sudah menandakan tanda-tanda akan bertelur maka bebek bisa ditawarkan kepada
calon pembeli.
5. Usaha beternak bebek untuk diambil telur konsumsi
Usaha ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Peternak bisa memeliharanya dari
semenjak DOD atau langsung membeli bebek siap bertelur (bayah). Keuntungan
memelihara sejak DOD adalah tahu tingkah laku ternak yang diperlihara sehingga lebih
paham akan kondisi ternak. Akan tetapi ada juga sisi kelemahannya yaitu butuh kesabaran
waktu dan modal karena terus mengeluarkan biaya sejak DOD sampai bebek-bebek
tersebut mulai bertelur. Adapun sisi kelebihan membeli langsung dari bayah adalah akan
langsung dapat memetik hasilnya dalam waktu dekat. Sisi kelemahannya yaitu butuh
modal yang besar, dan juga kesiapan mental untuk menghadapi stress yang tinggi karena
perpindahan lokasi dan juga perbedaan penanganan ternak.
Page | 19
BAB VIII
Analisa Usaha Agribisnis Bebek
8.1. Analisis Usaha Peternakan Bebek Petelur
Asumsi yang dapat digunakan untuk usaha peternakan bebek petelur adalah sebagai berikut :
a. Skala Usaha : 1000 ekor
b. Mortalitas : 3 %
c. Tingkat Produksi Telur : 70 %
d. Siklus Produksi : 12 bulan
e. Kebutuhan Pakan : 160 gram per ekor per hari
f. Harga Pakan : Rp. 3,000 per kg
g. Harga Bibit : Rp. 55,000 per ekor
h. Harga Jual Telur : Rp. 1,500 per butir
i. Harga Jual Itik Afkir : Rp. 38,000 per ekor
j. Ukuran Kandang : 3 ekor per m2
k. Modal Awal Yang Diperlukan : kandang Rp. 7,800,000
Estimasi pendapatan yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
a. Telur : 365 hari x Rp. 1,500 x 70 % x 1000 ekor Rp. 383,250,000
b. Bebek Afkir : 97 % x 1000 ekor x Rp. 38,000 Rp. 36,860,000
Total Rp. 420,110,000
Estimasi pengeluaran yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
a. Bibit Bebek : 1000 ekor x Rp. 55,000 Rp. 55,000,000
b. Pakan : 160 gr x 1000 ekor x 365 hr x Rp. 3,000 Rp. 175,200,000
c. Air dan Listrik : Rp. 1,500,000
d. Obat, Vitamin dan Sekam : Rp. 3,000,000
e. Peralatan : Rp. 500,000 (untuk periode selanjutnya bernilai 0)
f. Kandang : Rp. 7,800,000 (untuk periode selanjutnya bernilai 0)
g. Tenaga Kerja : 2 Orang x Rp. 1,000,000 x 13 bulan Rp. 26,000,000
h. Biaya Sosial : 12 bulan x Rp. 1,000,000 Rp. 12,000,000
Total Rp. 281,000,000
Estimasi keuntungan yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
Rp. 420,110,000 – Rp. 281,000,000 Rp. 139,110,000
Page | 20
8.2. Analisis Usaha Peternakan Bebek Pedaging
Asumsi yang bisa digunakan untuk usaha peternakan bebek pedaging adalah sebagai berikut :
a. Skala Usaha : 1000 ekor
b. Mortalitas : 3 %
c. Siklus Produksi : 70 hari (10 minggu)
d. Kebutuhan Pakan Rata - rata : 85 gram per ekor per hari
e. Harga Pakan : Rp. 3,000 per kg
f. Harga Bibit : Rp. 4,800 per ekor
g. Harga Jual Bebek Pedaging : Rp. 40,000 per ekor
h. Ukuran Kandang : 3 ekor per m2
i. Modal Awal Yang Diperlukan : kandang Rp. 7,800,000
Estimasi pendapatan yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
Bebek Pedaging : 97 % x 1000 ekor x Rp. 40,000 Rp. 38,800,000
Estimasi pengeluaran yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
a. Bibit Bebek : 1000 ekor x Rp. 4,800 Rp. 4,800,000
b. Pakan : 85 gr x 1000 ekor x 70 hr x Rp. 3,000 Rp. 17,850,000
c. Air dan Listrik : Rp. 300,000
d. Obat, Vitamin dan Sekam : Rp. 630,000
e. Peralatan : Rp. 500,000 (untuk periode selanjutnya bernilai 0)
f. Kandang : Rp. 7,800,000 (untuk periode selanjutnya bernilai 0)
g. Tenaga Kerja : 2 Orang x Rp. 1,000,000 x 3 bulan Rp. 6,000,000
Total Rp. 37,880,000
Estimasi keuntungan yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :
Rp. 38,800,000 – Rp. 37,880,000 Rp. 920,000
Sumber harga-harga diambil dari website http://www.peternakandody.com. Untuk usaha bebek
ini depresiasi kandang dapat dilakukan hingga 3 tahun. Perhitungan keuntungan dapat semakin besar
pada periode selanjutnya, karena biaya kandang sudah dihitung pada awal periode usaha.