Top Banner

of 48

Business Intelligence

Oct 17, 2015

Download

Documents

rahmat_dinur

hh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • LAPORAN TIM STUDI TENTANG IMPLEMENTASI BUSINESS INTELLIGENCE

    DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

    TAHUN 2007

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek penting yang harus

    dipahami dan dipersiapkan dalam mengimplementasikan sistem Business Intelligence

    (BI) di suatu organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mempersiapkan

    rencana pengembangan BI di Bapepam-LK. Penelitian mefokuskan kepada beberapa

    hal penting, yaitu untuk mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam

    membangun BI yang baik dan tepat sasaran, menelaah pendekatan yang tepat dalam

    membangun BI di suatu organisasi, serta memahami aspek-aspek penting yang harus

    diperhatikan agar investasi pembangunan BI di masa mendatang berhasil guna.

    Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan BI harus dilandaskan

    pada kondisi dan kebutuhan riil organisasi dalam mencapai tingkat kinerja yang

    diinginkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka proses pengambilan keputusan akan

    menjadi lebih baik dan akurat. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat

    tahapan-tahapan yang harus dipenuhi untuk memastikan agar pengembangan BI

    mencapai hasil sebagaimana yang diinginkan. Selain itu juga terdapat faktor-faktor

    yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan BI.

    Keyword : Business Intelligence, Strategy, Key Performance Index

    i

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan

    terselesaikannya Laporan Tim Studi Implementasi Business Intelligence. Laporan

    ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Tim dalam melaksanakan penelitian yang

    ditujukan untuk mengkaji aspek-aspek penting yang berkaitan dengan implementasi

    BI.

    Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk

    lebih sempurnanya Laporan ini.

    Akhir kata, satu harapan bagi kami agar Laporan Tim Studi ini dapat

    bermanfaat tidak hanya bagi anggota Tim, tetapi juga bagi Bapepam-LK dalam

    mengembangkan industri pasar modal dan lembaga keuangan di masa mendatang.

    Jakarta, Desember 2007

    Tim Studi Implementasi

    Business Intelligence

    ii

  • DAFTAR ISI Hal

    Abstrak i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    Daftar Tabel v

    Daftar Gambar vi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah 1

    1.2. Permasalahan Penelitian 4

    1.3. Tujuan Penelitian 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Business Intelligence 5

    2.2. Manfaat Business Intelligence Bagi Organisasi Non-Profit 5

    2.3. Implementasi Business Intelligence di Organisasi

    Pemerintah

    7

    2.4. Elemen-elemen Pengembangan Business Intelligence 9

    2.4.1. Data Warehouse 9

    2.4.2. Data Mining 12

    2.4.3. OLAP (Online Analytical Processing) 14

    2.5. Pendekatan Implementasi Business Intelligence 17

    2.6. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kegagalan

    Implementasi Business Intelligence

    19

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

    4.1. Hasil Penelitian 23

    4.1.1. Pengembangan BI di PT Bursa Efek Surabaya 23

    iii

  • 4.1.2. Pengembangan BI di PT Kliring dan Penjaminan Efek

    Indonesia

    26

    4.1.2. Pengembangan BI di Bagian Laboratorium Keilmuan

    Software Engineering and Information Science, IPB

    28

    4.2. Analisis

    4.2.1. Tahapan Dalam Mengembangkan BI 33

    4.2.2. Pendekatan Pengembangan BI 36

    4.2.3. Faktor-faktor Kunci Sukses 36

    BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    5.1. Kesimpulan 38

    5.2. Rekomendasi 39

    Daftar Pustaka 41

    iv

  • DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 2.1. Perbandingan Analisis Statistik dengan Data Mining 12

    v

  • DAFTAR GAMBAR

    Hal

    Gambar 2.1. Performance-Centric BI Implementation 7

    Gambar 2.2. Implementasi Data Warehouse 10

    Gambar 2.3. Kedudukan OLAP Dalam BI 15

    Gambar 4.1. Tahapan Pengembangan BI 32

    Gambar 4.2. Arsitektur dan Konstruksi BI 34

    vi

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini penggunaan teknologi informasi yang diintegrasikan dengan proses

    pekerjaan di suatu organisasi sudah menjadi kebutuhan mutlak. Hal ini dikarenakan

    adanya kebutuhan dari organisasi tersebut untuk meningkatkan kemampuannya dalam

    menganalisis masalah-masalah yang dihadapinya serta dalam pengambilan keputusan.

    Ketersediaan data dan informasi yang lengkap, benar dan tepat sudah menjadi kebutuhan

    pokok bagi kelangsungan hidup suatu organisasi.

    Business Intelligence (BI) merupakan salah satu bentuk implementasi yang

    mampu menjawab kebutuhan di atas. BI telah banyak digunakan oleh organisasi-

    organisasi dalam mengelola data dan informasi sampai dengan dukungan pengambilan

    keputusan. Secara ringkas, BI dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari

    hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan (usaha) suatu organisasi. BI biasanya

    dikaitkan dengan upaya untuk memaksimalkan kinerja suatu organisasi. Business

    Intelligence System merupakan istilah yang umumnya digunakan untuk jenis aplikasi

    ataupun teknologi yang digunakan untuk membantu kegiatan BI, seperti mengumpulkan

    data, menyediakan akses, serta menganalisa data dan informasi mengenai kinerja

    perusahaan.

    1

  • Banyak lembaga pemerintahan yang telah memahami kegunaan dari BI tersebut.

    Jika pada lembaga bisnis (profit organization) BI dimanfaatkan untuk meningkatkan

    kinerja melalui pemilihan strategi bisnis yang tepat, maka pada lembaga pemerintahan

    (non-profit organization) BI dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi

    melalui peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja sehingga pada akhirnya akan tercipta

    perbaikan layanan kepada masyarakat serta pengelolaan anggaran yang tepat.

    BI dapat membantu suatu organisasi mendapatkan pengetahuan yang jelas

    mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sehingga dapat membantu

    organisasi dalam pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulannya

    (competitive advantage). BI juga dapat membantu suatu organisasi dalam menganalisis

    perubahan tren yang terjadi sehingga akan membantu organisasi menentukan strategi

    yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan tren tersebut.

    Upaya memaksimalkan kinerja organisasi merupakan hal yang prioritas saat ini.

    Organisasi yang secara jelas mampu mengidentifikasikan, menjelaskan, dan

    mengimplementasikan strateginya akan mampu berkembang dan berkompetisi lebih baik.

    Untuk mencapai kinerja yang maksimal, organisasi tersebut harus mampu melakukan :

    o Komunikasi yang jelas mengenai strategi dan tujuan organisasi

    o Meningkatkan budaya akuntabilitas

    o Menyediakan dan meningkatkan akses data dan informasi sesuai dengan kebutuhan

    o Meningkatkan partisipasi sebanyak-banyaknya pihak yang terkait

    BI dapat dimanfaatkan suatu organisasi dalam mencapai hal-hal di atas. Bahkan

    BI dapat dijadikan dasar dalam melakukan pengawasan karena BI juga dapat

    memberikan :

    2

  • o Informasi dini (alert) jika terjadi penyimpangan antara kinerja dengan tujuan yang

    telah ditentukan sebelumnya

    o Menyediakan laporan ter-otomasi (automated-feedback)

    o Memonitor secara real-time Key Performance Index (KPI)

    Tuntutan untuk menjadi organisasi yang memiliki kinerja tinggi juga dihadapi

    oleh Bapepam-LK. Bapepam-LK memiliki tugas yang sangat penting berkaitan dengan

    pengawasan dan pengembangan industri finansial di Indonesia. Kegiatannya menuntut

    perhatian yang tinggi, terutama terkait dengan peran strategis pasar modal dan lembaga

    keuangan dalam perekonomian nasional serta kerja sama internasional.

    Setelah dilakukannya proses penggabungan, tugas dan wewenang Bapepam-LK

    menjadi sangat luas, mencakup pengawasan industri pasar modal dan pengawasan

    lembaga keuangan (asuransi, dana pensiun, dan perusahaan pembiayaan). Tugas dan

    wewenang tersebut mutlak membutuhkan suatu dukungan sistem pengawasan yang

    dilakukan secara elektronik, handal dan terpadu. Melihat data yang dikelola sangat

    beragam dan jumlahnya banyak serta adanya tuntutan untuk mampu melakukan

    pengawasan yang responsif, efektif dan efisien, maka implementasi BI di Bapepam-LK

    menjadi suatu kebutuhan mendesak.

    Upaya implementasi BI memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif

    cukup besar, baik itu berupa dana, waktu, maupun sumber daya manusia. Di sisi lain,

    menurut beberapa hasil studi dan riset, pembangunan BI juga memiliki risiko yang cukup

    besar untuk mengalami kegagalan (tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi). Risiko ini

    akan terjadi jika pembangunan BI tersebut tidak direncanakan secara cermat.

    3

  • Berangkat dari latar belakang itulah maka dibentuk Tim Studi Implementasi

    Business Intelligence (Tim). Tim ini akan mengkaji aspek-aspek penting yang perlu

    dipahami sebelum upaya pembangunan dan pengembangan BI di Bapepam-LK.

    1.2. Permasalahan Penelitian

    Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Meneliti tentang tahapan-tahapan apakah yang harus dilakukan dalam membangun BI

    yang baik dan tepat sasaran

    b. Meneliti tentang pendekatan implementasi BI yang bagaimanakah yang sesuai

    dengan kebutuhan organisasi Bapepam-LK

    c. Meneliti tentang faktor-faktor yang menjadi penentu suksesnya implementasi BI di

    suatu organisasi

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian dari Tim ini adalah sebagai berikut :

    a. Mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam membangun BI yang

    baik dan tepat sasaran di Bapepam-LK

    b. Menelaah pendekatan yang tepat dalam membangun BI di Bapepam-LK

    c. Memahami aspek-aspek penting yang harus diperhatikan agar investasi pembangunan

    BI di masa mendatang berhasil guna

    4

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Business Intelligence

    Business Intelligence (BI) merupakan sistem dan aplikasi yang berfungsi untuk

    mengubah data-data dalam suatu perusahaan atau organisasi (data operasional, data

    transaksional, atau data lainnya) ke dalam bentuk pengetahuan. Aplikasi ini melakukan

    analisis data-data di masa lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan

    pengetahuan tersebut untuk mendukung keputusan dan perencanaan organisasi.

    Definisi BI lainnya adalah yang sebagaimana diungkapkan oleh DJ Powers1 :

    Business Intelligence menjelaskan tentang suatu konsep dan metode bagiamana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. BI seringkali dipersamakan sebagaimana briefing books, report and query tools, dan sistem informasi eksekutif. BI merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data

    2.2. Manfaat Business Intelligence Bagi Organisasi Non-Profit

    Beberapa manfaat yang bisa didapatkan bila suatu organisasi non-profit

    mengimplementasikan BI adalah sebagai berikut2 :

    1 A Brief History of Decision Support Systems, D J. Power, DSSResources.com, 2002 2 The Value of BI for Association Executives, Mike Steadman, Association Xpertise Inc., 2003

    5

  • a. Meningkatkan nilai data dan informasi organisasi

    Melalui pembangunan BI, maka seluruh data dan informasi dapat diintegrasikan

    sedemikian rupa sehingga menghasilkan dasar pengambilan keputusan yang lengkap.

    Informasi-informasi yang dulunya tidak dicakupkan sebagai salah satu faktor

    pengambilan keputusan (terisolasi) dapat dengan mudah dilakukan connect and

    combine dengan menggunakan BI. Data dan informasi yang dihasilkan pun juga menjadi

    lebih mudah diakses dan lebih mudah untuk dimengerti (friendly-users infos).

    b. Memudahkan pemantauan kinerja organisasi

    Dalam mengukur kinerja suatu organisasi seringkali dipergunakan ukuran yang

    disebut Key Performance Indicator (KPI). KPI tidak melulu diukur dengan satuan uang,

    namun dapat juga berdasarkan kecepatan pelaksanaan suatu layanan. BI dapat dengan

    mudah menunjukkan capaian KPI suatu organisasi dengan mudah, cepat dan tepat.

    Dengan demikian akan memudahkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan

    keputusan untuk menentukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.

    c. Meningkatkan nilai investasi TI yang sudah ada

    BI tidak perlu/harus mengubah atau menggantikan sistem informasi yang sudah

    digunakan sebelumnya. Sebaliknya, BI hanya menambahkan layanan pada sistem-sistem

    tersebut sehingga data dan informasi yang sudah ada dapat menghasilkan informasi yang

    komprehensif dan memiliki kegunaan yang lebih baik.

    d. Menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-informed

    workers)

    Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, seluruh level dari suatu organisasi

    (mulai dari pegawai/bawahan sampai dengan pimpinan) selalu berkaitan dan/atau

    6

  • membutuhkan akses data dan informasi. BI mempermudah seluruh level pegawai dalam

    mengakses data dan informasi yang diperlukan sehingga membantu membuat suatu

    keputusan. Jika kondisi seperti ini tercapai, maka misi dan strategi organisasi yang sudah

    ditetapkan dapat dengan lebih mudah terlaksana serta terpantau tingkat pencapaiannya.

    e. Meningkatkan efisiensi biaya

    BI dapat meningkatkan efisiensi karena mempermudah seseorang dalam

    melakukan pekerjaan : hemat waktu dan mudah pemanfaatannya. Waktu yang

    dibutuhkan untuk mencari data dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan menjadi

    semakin singkat dan cara untuk mendapatkannya pun tidak memerlukan pengetahuan

    (training) yang rumit. Dengan demikian training-training yang bisanya sering dilakukan

    dengan biaya yang cukup besar, dapat dihemat sedimikian rupa.

    2.3. Implementasi Business Intelligence di Lembaga Pemerintah

    Sistem BI yang biasanya digunakan di organisasi profit telah digunakan juga di

    berbagai lembaga pemerintahan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan layanan

    kepada publik, efisiensi biaya, dan efektifitas kerja yang diembankan kepada organisasi

    dimaksud.

    Dalam mengimplementasikan BI di suatu lembaga pemerintah, hal utama yang

    harus diperhatikan adalah bahwa BI harus mendukung pencapaian visi, misi, dan strategi

    organisasi dalam mencapai tingkat kinerja organisasi (organization performance) yang

    diinginkannya. BI harus sepenuhnya membantu organisasi dalam melaksanakan tugas

    yang diembannya. BI harus menyatu dengan proses pekerjaan itu sendiri dan

    menghasilkan informasi-informasi yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan.

    7

  • Secara garis besar, implementasi BI pada lembaga pemerintah dapat dilihat pada

    garfik di bawah ini3 :

    Gambar 2.1. Performance-Centric BI Implementation

    Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam mengembangkan BI di suatu

    lembaga pemerintahan harus mendasarkan pada konteks organisasi yang bersangkutan

    (kondisi, ekspektasi), tujuan yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan, serta

    bagaimana bentuk layanan yang ingin diberikan kepada masyarakat. Keberadaan BI-lah

    yang akan membantu organisasi tersebut dalam mencapai kondisi yang diinginkan, dalam

    bentuk penyempurnaan proses manajemen (management process) dan proses pelayanan

    (service delivery process).

    Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa untuk mengimplementasikan BI

    di suatu lembaga pemerintah juga akan menghadapi beberapa kendala yang harus

    diantisipasi terlebih dahulu. Jika kendala-kendala tersebut tidak/kurang diperhatikan

    3 BI and Government Performance Management: Getting to Green, Steve Williams, Nancy Williams, DM Review, 2004

    8

  • maka dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi. Kendala-

    kendala tersebut antara lain adalah :

    a. Masih rendahnya pemahaman bahwa BI juga dapat digunakan untuk meningkatkan

    kinerja organisasi lembaga pemerintah

    b. Kesulitan memilih sistem atau model BI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

    pemerintah

    c. Kesulitan menentukan ukuran-ukuran kinerja organisasi yang harus dicapai

    d. Masih rendahnya kemampuan dan kemauan organisasi untuk berubah, dalam

    mengadopsi perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan layanan yang diminta

    oleh publik.

    2.4. Elemen-elemen Pengembangan Business Intelligence

    2.4.1. Data Warehouse

    Data warehouse merupakan tempat penyimpanan untuk ringkasan dari data

    historis yang diambil dari basis data-basis data yang tersebar di suatu organisasi. Data

    warehouse mengumpulkan semua data perusahaan dalam satu tempat agar dapat

    diperoleh pandangan yang lebih baik dari suatu proses bisnis/kerja dan meningkatkan

    kinerja organisasi. Data warehouse mendukung proses pembuatan keputusan manajemen.

    Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data

    yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan

    mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan

    analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah

    dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan.

    9

  • Adapun karakteristik Data warehouse adalah sebagai berikut4 :

    a. Subject Oriented atau berorientasi pada subyek. Sebuah data warehouse dikatakan

    berorientasi pada subyek karena data disusun sedemikian rupa sehingga semua

    elemen data yang terkait dengan event/objek yang sama dihubungkan

    b. Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga laporan

    dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya

    c. Non Volatile berarti bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah. Sekali

    committed, data tidak pernah ditimpa/dihapus. Data akan bersifat static, hanya dapat

    dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan

    d. Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional organisasi

    yang disimpan secara konsisten.

    Ke-empat karakteristik di atas saling terkait dan kesemuanya harus

    diimplementasikan agar suatu data warehouse bisa efektif memiliki data untuk

    mendukung pengambilan keputusan. Implementasi ke-empat karakteristik ini

    membutuhkan struktur data dari data warehouse yang berbeda dengan database sistem

    operasional biasa.

    Sedangkan fungsi utama dari data warehouse meliputi5:

    a. Pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar organisasi yang

    dibutuhkan)

    b. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan mengintegrasikan

    data 4 Data Warehouse, wikipedia.org 5 Mengenal Data Warehouse, Djoni Darmawikarta, Ilmu Komputer, 2003

    10

  • c. Penyimpanan data (loading)

    d. Penyediaan data untuk analisis (query & reporting)

    Secara garis besar, kedudukan data warehouse di implementasi BI dapat dilihat

    pada gambar 2.26. Nampak bahwa penyusunan suatu data warehouse yang lengkap,

    integratif serta terhubung dengan semua data operasional merupakan modal pokok

    dikembangkannya BI di suatu organisasi.

    Gambar 2.2. Implementasi Data Warehouse

    Beberapa bagian penting dalam data warehouse dapat dijelaskan sebagaimana di

    bawah ini :

    Data mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau departemen tertentu. Data mart dapat berdiri sendiri atau

    6 Data mining Concepts & Techniques, Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001. Simon Fraser University Academic Press, USA

    11

  • terhubung ke data warehouse yang telah ada. Ada beberapa karakteristik dari data

    mart yang membedakannya dengan data warehouse, yaitu :

    - Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu

    departemen atau fungsi bisnis

    - Data mart tidak secara normal berisi data operasional terperinci

    - Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data warehouse, lebih

    mudah dimengerti dan dipahami.

    Kubus data (cube), adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta dan dimensi dalam suatu data warehouse.

    Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan menghitung dan menyimpan jawaban dari query yang sebelumnya telah dibuat, waktu proses query

    dapat lebih cepat. Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya ribuan atau bahkan

    ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat dicari dengan mudah dan tidak

    memakan banyak waktu. Agregasi ini merupakan pondasi dari pembentukan kubus

    data, karena mengorganisir kumpulan data kedalam struktur data basis data

    multidimensi sehingga menghasilkan respon time yang cepat.

    2.4.2. Data Mining

    Data Mining seringkali diartikan dengan menulis banyak laporan dan query.

    Namun pada kenyataannya kegiatan data mining tidak melakukan pembuatan laporan dan

    query sama sekali. Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang mengeksekusi

    operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data mining adalah

    ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang berada pada basis

    12

  • data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang

    bermanfaat.

    Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari

    penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi. Proses

    data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan pola dan

    hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat prediksi yang

    valid.

    Data mining menganalisis data untuk menemukan informasi yang tersembunyi

    pada sejumlah besar data yang disimpan. Data mining merupakan proses yang berbeda

    dengan analisis statistik biasa.

    Tabel berikut menyajikan perbandingan antara keduanya7 :

    Tabel 2.1. Perbandingan Analisis Statistik dengan Data Mining

    Analisis Statistik Data Mining

    Biasanya dimulai dengan hipotesis (sebuah

    pertanyaan atau asumsi)

    Data mining tidak membutuhkan hipotesis

    Untuk menyesuaikan dengan hipotesisnya

    maka dibangun sebuah persamaan

    Algoritma data mining dapat dengan

    otomatis mengembangkan persamaan

    tersebut

    Hanya menggunakan data numerik Tool data mining dapat menggunakan tipe

    data yang berbeda-beda, tidak hanya data

    numerik

    Dapat dilakukan pencarian dan

    penyaringan terhadap data kotor selama

    proses analisisnya

    Data mining bergantung pada data yang

    bersih dan terdokumentasi dengan baik

    7 Business Intelligence, Noverino Rifai, Kharizt Attria Gupta, ITB, 2004

    13

  • Analisis Statistik Data Mining

    Hasil yang diperoleh diinterpretasikan

    sendiri dan menyampaikan hasil tersebut

    kepada manajer dan eksekutif perusahaan

    Hasil data mining sulit diinterpretasikan,

    dan masih harus melibatkan ahli statistik

    dalam menganalisis hasil tersebut dan

    menyampaikan hasil tersebut kepada

    eksekutif organisasi

    Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi data

    analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat operasi

    umum data mining yaitu :

    a. Predictive and Classification Modeling, yang biasa digunakan untuk memperkirakan

    suatu kejadian khusus. Diasumsikan bahwa seorang analis mempunyai pertanyaan

    khusus untuk ditanyakan.

    b. Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record pada

    basis data

    c. Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-record yang

    berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah

    pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan

    d. Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang dipandang

    tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.

    2.4.3. OLAP (Online Analytical Processing)

    OLAP merupakan kunci dari BI, yang digunakan untuk menganalisisis data dan

    informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System (DSS)

    14

  • dan Expert Infotmation System (EIS). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui

    OLAP antara lain seperti : menlakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung

    analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia.

    OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat dengan

    mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda.

    Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada basis data relasional

    terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidimensi terdiri dari banyak dimensi

    yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub atribut.

    OLAP dapat digunakan untuk data mining atau menemukan hubungan antara

    suatu item yang belum ditemukan. Pada basis data OLAP tidak perlu memiliki ukuran

    besar seperti data warehouse, karena tidak semua transaksi membutuhkan analisis tren.

    Dengan menggunakan open database connectivity (ODBC), data dapat diimpor dari basis

    data relasional menjadi suatu basis data multidimensi untuk OLAP.

    Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama :

    a. Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP)

    Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang secara

    langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses data yang

    telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang

    mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara

    langsung.

    b. Relational Online Analytical Processing (ROLAP)

    Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format pengolahan

    OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data

    15

  • relasioanal bukan pada basis data multidimensi.. ROLAP merupakan bentuk

    teknologi dari OLAP yang paling berkembang.

    c. Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP)

    Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) merupakan kombinasi antara ROLAP

    dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan antara kapasitas

    data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses pada MOLAP.

    Sedangkan yang dimaksud dengan Decision Support Systems (DSS) merupakan

    sistem informasi yang menggunakan model keputusan dan basis data untuk membantu

    proses pengambilan keputusan pada level manajerial. Adapun Executive Information

    Systems (EIS) adalah sistem informasi strategis bagi manajemen atas (eksekutif) yang

    menyediakan akses yang cepat untuk informasi selektif faktor-faktor kunci terkait

    implementasi strategi organisasi.

    Secara garis besar, kedudukan OLAP dalam implementasi BI dapat dilihat pada

    gambar 2.3 :

    Gambar 2.3. Kedudukan OLAP Dalam BI

    16

  • 2.5. Pendekatan Implementasi Business Intelligence

    Dalam membangun dan mengimplementasikan BI di suatu organisasi, terdapat 3

    (tiga) pendekatan yang bisa digunakan8. Masing-masing dari pendekatan tersebut

    memiliki kelebihan dan kelemahan, dimana pilihan dari strategi tersebut berdasarkan

    kondisi dan kebutuhan organisasi yang akan membangun BI.

    Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Top-down Approach

    Pendekatan top-down sangat tepat bagi suatu organisasi yang akan membangun BI

    dimana pada waktu yang bersamaan organisasi tersebut juga sedang m lakukan

    ineering) secara menyeluruh di

    seluruh aspek organisasi. Pada pendekatan ini, kerangka data warehouse secara

    menyeluruh (enterprise data warehouse) harus disusun terlebih, baru kemudian

    diikuti oleh data warehouse departemental (data mart).

    Kelebihan dari pendekatan ini adalah :

    - Pembangunan BI langsung mencakup data seluruh organisasi

    - Kerangka BI akan lebih terstruktur, bukan gabungan dari berbagai data mart (data

    parsial)

    - Penyimpanan data menjadi terpusat

    - Kontrol informasi dapat dilakukan secara tersentralisasi

    Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisiapasi adalah :

    - Waktu implementasi lebih lama

    - Risiko kegagalan relatif tinggi karena kerumitannya

    e

    perubahan proses kerja (bussiness process re-eng

    8 Business Intelligence, Presentation, PT KPEI, 2007

    17

  • - Membutuhkan biaya yang relatif besar

    b.

    aka at departemental (departemental data warehouse) baru

    warehouse organisasi secara keseluruhan.

    si yang memprioritaskan

    setelah sukses di

    ke departemen lainnya.

    la dan lebih cepat memperlihatkan hasil

    latif lebih kecil

    art di masing-masing

    dikelola

    Bottom-up Approach

    Kebalikan dengan pendekatan sebelumnya, dalam pendekatan bottom-up BI yang

    n disusun justru dari tingk

    kemudian diintegrasikan menjadi data

    Pendekatan ini sangat tepat bagi kebutuhan suatu organisa

    pembangunan BI di suatu departemen terlebih dahulu. Kemudian

    departemen tersebut akan dilanjtukan

    Kelebihan dari pendekatan ini adalah :

    - Implementasi lebih mudah untuk dikelo

    - Risiko kegagalan re

    - Bersifat incremental, dimana data mart yang penting dapat dijadwalkan lebih

    awal

    - Memungkinkan anggota tim proyek untuk belajar dengan baik

    Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisiapasi adalah :

    - Tiap data mart merupakan departmental-view

    - Memungkinkan terjadinya duplikasi data di setiap data m

    departemen

    - Data tidak konsisten dan data sulit direkonsiliasi

    - Terdapat banyak interface yang sulit

    18

  • c.

    Pendekatan ini mengkombinasikan ke-dua pendekatan sebelumnya untuk

    mendapatkan kelebihannya. Dalam pendekatan ini, pengembangan BI di suatu

    organisasi akan dimulai dengan perencanaan dan pendefinisian arsitektur kebutuhan

    data warehouse organisasi secara keseluruhan (standardisasi). Baru kemudian akan

    dilakukan serangkaian pembuatan BI pada tiap departemen yang membutuhkan.

    2.6. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kegagalan Implementasi Business

    Intelligence

    a faktor yang harus dihindari agar implementasi BI di suatu

    org

    imp

    rela

    a.

    ndisi

    tersebut antara lain ditunjukkan dengan adanya rendahnya konsistensi dukungan

    pimpinan terhadap proyek BI itu sendiri dan rendahnya tingkat kerjasama antar-

    bagian di organisasi dalam upaya mewujudkan BI.

    Sel

    dilaksanakan, organisasi yang bersangkutan harus mampu mendefinisikan informasi

    Practical Approach

    Terdapat beberap

    anisasi berjalan sukses. Hal ini sangat penting diperhatikan karena upaya

    lementasi BI biasanya akan membutuhkan sumber daya (dana, waktu, tenaga) yang

    tif cukup besar. Faktor-faktor tersebut adalah9 :

    Perencanaan yang kurang matang

    Implementasi BI tidak mungkin berhasil tanpa perencanaan yang matang. Ko

    ain hal di atas, kurang jelasnya kebutuhan informasi yang ingin didapatkan dari

    pengembangan BI juga berpotensi menurunkan tingkat keberhasilan. Sebelum

    9 Why do BI implementation fails?, Ferenc Mantfeld, http://blogs.ittoolbox.com, 2006

    19

  • apa saja yang dibutuhkan, data-data apa saja yang perlu dianalisis, dan dimana

    sajakah data-data tersebut dikelola. Kemudian, siapa sajakah yang terkait dengan

    gaimana bentuk informasi yang diharapkan.

    b.

    yang tidak/kurang baik akan

    c.

    ping

    m yang sekali beli dapat digunakan seterusnya tanpa

    ringan juga harus

    diakomodasikan karena akan terus berkembang menyesuaikan banyaknya data yang

    akan disimpan.

    kebutuhan analisis tersebut dan ba

    Kesemuanya harus jelas terlebih dahulu sebelum dimulainya pengembangan BI.

    Kualitas data yang tidak/kurang baik

    BI tidak akan dapat digunakan dengan baik jika data yang akan dianalisis merupakan

    data yang tidak/kurang baik kualitasnya. Data

    menghasilkan informasi yang kurang baik dalam pengambilan keputusan (garbage in

    = garbage out concept)

    Kurangnya mengantisipasi terhadap perubahan di organisasi

    Sistem BI beserta implementasinya seringkali mengalami perubahan kebutuhan dan

    organisasi patut mengantisipasi hal tersebut. Perubahan yang terjadi di organisasi pun

    juga membutuhkan antisipasi pada sistem BI yang dipakai. Untuk itu organisasi harus

    memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan.

    d. Pengadaan sistem BI yang one-stop sho

    Sampai dengan saat ini, belum ada sistem BI yang siap pakai (fit) untuk semua jenis

    organisasi yang membutuhkannya. Untuk itu pengadaan BI di suatu organisasi

    memerlukan suatu proses penyempurnaan yang berkelanjutan dan bukan hanya

    sekadar pembelian siste

    penyempurnaan. Kebutuhan infrasruktur seperti server dan ja

    20

  • e.

    tu pemahaman yang jelas tentang

    bangannya, serta profil pemakainya

    Pengembangan BI hanya mengandalkan tenaga outsourcing

    Faktor paling krusial pada pengembangan BI di suatu organisasi adalah kejelasan

    bagaimana proses kerja organisasi yang bersangkutan dan dimana data-data dan

    informasi organisasi disimpan atau dikelola. Selain i

    tujuan dan strategi organisasi, sejarah perkem

    juga menjadi informasi yang penting. Pihak outsourcing (vendor) BI tidak mungkin

    mengetahui informasi yang lengkap dan detail mengenai hal-hal tersebut dengan

    sendirinya tanpa bantuan dari pegawai organisasi yang bersangkutan. Pihak

    outsourcing BI hanya bertindak sebagai tenaga yang membantu membuat sistem, tapi

    bentuk sistem dan kebutuhan apa saja yang diperlukan hanya organisasilah yang

    mengetahui dengan baik.

    21

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian dilaksanakan melalui dua

    cara yaitu :

    3.1. Wawancara

    Untuk mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan upaya inplementasi

    BI di Bapepam-LK, maka Tim telah melakukan wawancara langsung kepada beberapa

    nara sumber yang telah memahami implementasi BI di suatu organisasi. Adapun pihak-

    pihak yang diwawancari tersebut adalah :

    a. Divisi Teknologi Informasi PT Bursa Efek Surabaya (BES)

    b. Divisi Teknologi Informasi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

    c. Bagian Laboratorium Keilmuan Software Engineering and Information Science

    (SEINS), Institut Pertanian Bogor

    3.2. Studi Kepustakaan

    Selain melakukan wawancara langsung, Tim juga melakukan riset pustaka

    terhadap beberapa buku, artikel, dan literatur lainnya yang secara khusus membahas

    tentang BI. Selain itu studi kepustakaan juga dilakukan melalui internet.

    22

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

    4.1. Hasil Penelitian

    Setelah melakukan wawancara dan melihat secara langsung implementasi BI

    dengan nara sumber, maka di bawah ini adalah hasil dari penelitian dimaksud.

    4.1.1. Pengembangan BI di PT Bursa Efek Surabaya (BES)

    a. Latar Belakang Pengembangan BI

    Sejak tahun 1997 BES telah mengembangkan pasar obligasi yang dimulai dengan

    memfasilitasi pasar secara OTC (Over-The-Counter) dengan sistem yang dinamakan

    OTC-FIS (Over-The-Counter Fixed Income Securities). Program tersebut dilanjutkan di

    tahun 2003 dengan bekerjasama dengan Asosiasi Dealer dan Pemerintah dalam program

    buyback dan dilanjutkan pada tahun 2005 dengan meluncurkan transaksi bursa obligasi.

    Dengan demikian peran BES dalam mengembangkan pasar obligasi semakin penting

    yang kemudian membuat BES ditunjuk Bapepam-LK sebagai Penerima Laporan

    Transaksi Obligasi (PLTO).

    Tugas tersebut membuat semakin banyaknya data yang akan dikelola oleh BES.

    Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengelola dan mengolah data tersebut menjadi

    informasi yang bermanfaat bagi stakeholder. Selain dibutuhkan oleh regulator (Bapepam-

    LK) dalam melihat profil pasar dan menjadi referensi dalam menentukan kebijakan, data

    maupun informasi tersebut memiliki nilai jual kepada para pelaku pasar. Oleh karenanya

    23

  • Divisi Riset BES menyadari adanya tantangan untuk pengelolaan informasi dan analisis

    data transaksi obligasi yang lebih baik.

    b. Bentuk Pengembangan

    Pengembangan sistem dimulai dari Divisi Riset BES yang menyampaikan

    spesifikasi bisnis atas sistem/aplikasi yang diminta. Kemudian Divisi TI melakukan

    analisis atas kebutuhan tersebut dan melakukan pengkajian atas beberapa alternatif solusi.

    Terdapat dua pilihan waktu itu : menggunakan aplikasi Reporting dan Business

    Intelligence (BI). BES memilih aplikasi BI karena memiliki fitur yang lebih banyak

    (bahkan fitur reporting sudah termasuk di dalamnya) walaupun BI membutuhkan biaya

    yang lebih besar daripada aplikasi reporting.

    Selanjutnya disusun analisis cost and benefit terhadap dua pilihan tersebut dan

    akhirnya walaupun membutuhkan biaya yang lebih besar dalam jangka menengah dan

    panjang, aplikasi BI dinilai jauh lebih bermanfaat. Aplikasi BI ini nantinya tidak hanya

    digunakan terbatas di Divisi Riset untuk mengolah data perdagangan obligasi, namun

    dapat digunakan oleh Divisi Pencatatan untuk mengolah data Emiten. Selain itu juga

    dapat dimanfaatkan untuk memantau kondisi finansial perusahaan, yang berarti menjadi

    sentral informasi dalam proses pengambilan keputusan.

    Divisi TI menjadi fasilitator dalam kegiatan pengembangan dengan menyediakan

    perangkat server dan personil yang mengerti akses informasi dan desain basis data.

    Sebagian besar kegiatan pengembangan dilakukan oleh vendor (outsourcing). Sedangkan

    ujicoba dan acceptance dilakukan oleh user (Divisi Riset).

    Adapun tahapan pengembangan tersebut melalui lima tahapan sebagai berikut:

    o Business understanding (pemahaman kebutuhan pengguna)

    24

  • o Data understanding (pemahaman kondisi data yang dimiliki)

    o Data preparation (melakukan penyesuaian data untuk memenuhi kebutuhan)

    o Modelling assessment (memilih model yang akan digunakan)

    o Review and evaluasi (upaya meningkatkan value atas sistem)

    c. Manfaat yang Diperoleh

    Manfaat utama dari penerapan BI adalah sistem ini sangat berorientasi pada user.

    Artinya keterlibatan personil TI dalam proses pengolahan data menjadi minimal karena

    seluruh proses pembuatan report maupun distribusinya dapat dilakukan oleh user.

    Produktivitas user juga menjadi meningkat karena dapat menyelesaikan tugas beragam

    output tanpa banyak bergantung kepada personil TI. Dibandingkan dengan cara lama

    yang menggunakan MS Excel, user dapat menghasilkan lebih banyak informasi dan dapat

    dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.

    d. Aspek-aspek yang Diperhatikan

    Dalam mengembangkan dan memanfaatkan BI di BES, beberapa hal yang

    mendapatkan perhatian saat itu adalah sebagai berikut:

    o Proyek dimulai dari lingkup yang kecil namun memiliki value yang tinggi sehingga

    dapat dikembangkan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan hasilnya dapat dilihat

    sebagai contoh untuk penerapan di lingkup yang lain.

    o Produk BI yang dipilih harus memiliki fitur yang lengkap namun memiliki skema

    investasi yang fleksibel. Artinya dengan investasi yang tidak terlalu besar sudah dapat

    memulai produk BI.

    o Dukungan vendor lokal yang baik atas produk BI tersebut.

    25

  • o Kebersihan data yang akan digunakan oleh BI. Prinsip garbage in garbage out

    benar-benar perlu diperhatikan.

    o Komitmen dari user untuk terlibat aktif baik dari tahap desain maupun dalam

    operasionalnya merupakan kunci utama keberhasilan karena aplikasi BI didesain

    berorientasi kepada user dengan minimal keterlibatan dari personil TI. Hal ini dapat

    dicapai dengan program training yang baik untuk user.

    4.1.2. Pengembangan BI di PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

    a. Latar Belakang Pengembangan BI

    Pengembangan BI di PT KPEI ditujukan untuk membantu perusahaan tersebut

    dalam proses pengambilan keputusan dalam dua hal : sistem yang berkaitan dengan

    fungsi utama perusahaan dalam mengelola kliring di bursa dan sistem yang berkaitan

    dengan pengelolaan aktivitas perusahaan. Pengembangan BI dilaksanakan secara

    bertahap, yang dimulai pada akhir tahun 2007 ini sampai dengan tahun 2010.

    Sistem aplikasi utama meliputi sistem e-CLEARS (sistem on-line yang dimiliki dan

    dioperasikan oleh KPEI guna mendukung proses kliring dan penjaminan penyelesaian

    transaksi bursa), ARMS (Automated Risk Management System) merupakan sistem

    terpadu pemantauan risiko, sistem kliring Derivatif dan Fixed-Income. Sedangkan sistem

    aplikasi pendukung meliputi sistem keuangan, sumber daya manusia, dan office

    automation.

    b. Bentuk Pengembangan

    Dalam pengembangan BI di PT KPEI, terlebih dahulu dibentuk suatu Manajemen

    Proyek yang terdiri dari Divisi TI, users (wakil-wakil pengguna), serta konsultan/vendor.

    26

  • PT KPEI menggunakan practical approach dimana kerangka utama data warehouse akan

    didefinisikan terlebih dahulu, baru kemudian akan dibangun data-marts yang dibutuhkan.

    Setelah data marts yang diinginkan sudah terbangun akan segera diintegrasikan. Adapun

    data marts yang terlebih dahulu akan dibangun adalah ARMS (Automated Risk

    Management System).

    Adapun langkah-langkah yang akan segera dilaksanakan oleh Manajemen Proyek

    Implementasi BI di PT KPEI adalah sebagai berikut :

    o Business Feasibility

    o Vendor Selection

    o Requirements Definition

    o Design

    o Implementation

    o Testing

    o Production

    o Maintenance

    c. Manfaat yang Diperoleh

    Pengelolaan dan pengawasan kliring perdagangan di bursa merupakan salah satu

    aspek penting yang mendukung pasar modal Indonesia. Dengan makin banyaknya produk

    investasi di pasar modal maka semakin banyak pula jumlah data dan informasi yang

    dikelola oleh PT KPEI. Dengan implementasi BI maka pengawasan atas kliring menjadi

    semakin dipermudah, terutama dikaitkan dengan pemantauan risiko yang timbul dari

    kegiatan kliring (risk-assessment).

    27

  • Selain itu BI juga dimanfaatkan untuk meningkatkan pengawasan efektifitas tata

    kelola manajemen di PT KSEI.

    d. Aspek-aspek yang Diperhatikan

    Dalam mengembangkan dan memanfaatkan BI di PT KPEI, beberapa hal yang

    mendapatkan perhatian oleh Manajemen Proyek adalah sebagai berikut :

    o Pemilihan solusi BI untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang penerapan BI

    o Strategi pentahapan dengan pemilihan area sistem secara bertahap

    o Orientasi pada pemenuhan kebutuhan user dan pengambilan keputusan

    o Pembenahan data integrity secara paralel pada saat pengembangan BI

    4.1.3. Pengembangan BI di Bagian Laboratorium Keilmuan Software Engineering

    and Information Science (SEINS), Institut Pertanian Bogor

    a. Latar Belakang Pengembangan BI

    Bagian Laboratorium Keilmuan Software Engineering and Information Science

    (SEINS), FMIPA, Departemen Ilmu Komputer di Institut Pertanian Bogor (IPB)

    memutuskan untuk membangun suatu proyek implementasi BI di IPB. Tujuan utama

    proyek tersebut adalah untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang selama ini

    dipelajari oleh Bagian tersebut serta untuk menunjang pengelolaan data seluruh fakultas

    yang ada di IPB.

    b. Format Pengembangan

    Pengembangan BI yang dilaksanakan di IPB menggunakan pendekatan Bottom-

    Up Approach. Alasan Departemen Ilmu Komputer menggunakan pendekatan tersebut

    karena menurut mereka proses pembangunannya akan lebih cepat, yaitu dengan

    28

  • melakukan eksperimen dan membangun prototipe. Data dan informasi yang dibutuhkan

    langsung dimintakan kepada masing-masing fakultas dan secara periodik

    perkembangannya dilaporkan kepada pimpinan universitas. Namun ternyata terdapat

    kelemahan dalam pendekatan ini dimana yang paling berpengaruh adalah kurangnya

    perencanaan yang matang. Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan

    data dan informasi yang aktual dan lengkap untuk diproses lebih lanjut. Hal ini

    mengakibatkan melambatnya proses implementasi BI.

    c. Manfaat yang Diperoleh

    Pengembangan BI yang dilaksanakan memberikan manfaat bagi IPB dalam

    memperoleh informasi yang terkait dengan perkembangan mahasiswanya, seperti jumlah

    mahasiswa di setiap departemen, perkembangan nilai akademik, tingkat kelulusan,

    batasan nilai untuk penerimaan mahasiswa baru, fakultas yang menjadi favorit pilihan,

    dan kuota mahasiswa yang akan diterima pada tiap fakultas.

    d. Proses Pengembangan BI

    Adapun beberapa langkah yang ditempuh Departemen Ilmu Komputer IPB dalam

    membangun BI adalah sebagai berikut :

    o Justifikasi pembangunan sistem

    o Perencanaan singkat :

    - Identifikasi kebutuhan (kebutuhan pemakai, software, hardware, SDM, dan dana)

    - Identifikasi ruang lingkup pengembangan

    o Pengorganisasian informasi/data yang akan dikelola :

    - Mendata sumber informasi dan data (membuat meta data)

    - Pemahaman informasi dan data (melalui wawancara)

    29

  • - Menentukan proses bisnis yang akan dimodelkan (detail of information, dimensi,

    dan measures)

    - Membuat skema data relasi (star schema, snowflake schema, facts constellation)

    o Ekstrasi, transformasi dan loading :

    - Melakukan data cleansing (pembersihan data) untuk menjamin konsistensi dalam

    konvensi penamaan, struktur pengkodean, ukuran-ukuran atribut, dari sumber

    data yang berbeda-beda (tiap fakultas)

    - Mengintegrasikan dan mengambil data serta memasukkan data ke dalam suatu

    data warehouse

    o Pembangunan front end application dan tools yang meliputi :

    - Information processing, membuat format informasi yang secara reguler

    diperlukan seperti laporan rutin

    - Analytical processing, membuat aplikasi yang mendukung analisa secara mudah

    - Data Mining, mengintegrasikan aplikasi data miner untuk melihat hubungan

    asosiasi, klasifikasi, cluster pada aset data

    o Deployment :

    - Application Support Training

    - Technical Support Training

    - User Training

    e. Aspek-aspek yang Diperhatikan

    Berdasarkan pengalaman FMIPA IPB dalam membangun sistem BI, terdapat

    beberapa aspek yang patut menjadi perhatian untuk menunjang keberhasilan

    pembangunan sistem BI. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah :

    30

  • o Ketersediaan dan kelengkapan data yang diperlukan untuk dapat dianalisa.

    Karena data berasal dari berbagai sumber, seringkali dihadapi kondisi yang terkait

    dengan ketidaksiapan data dimana historical data yang dibutuhkan tidak tersedia dan

    dalam format beragam sehingga perlu upaya yang lebih komplek.

    o Keterbatasan waktu dan dana karena kurangnya perencanaan yang baik.

    Kondisi tersebut harus dipertimbangkan secara matang karena dalam pengembangan

    BI selalu terdapat kemungkinan waktu pembangunan dan dana yang dibutuhkan

    menjadi bertambah menyesuaiakn kebutuhan dan ruang lingkup pembangunan sistem

    yang selalu berkembang.

    o Pemahaman yang komprehensif terhadap data dan informasi

    Dalam tahap pembuatan skema data diperlukan pemahaman yang lengkap akan

    keterkaitan atas informasi/data yang ada dan kebutuhan informasi yang diinginkan

    oleh user.

    o Pengorganisasian data (ekstraksi, transformasi, dan loading)

    Upaya ini merupakan upaya yang paling besar dan rumit, menyita waktu sekitar 60 %

    - 80% dari total pembangunan BI itu sendiri. Hal ini sebagaimana pengalaman di IPB

    dimana data yang dibutuhkan sangat tersebar dan dalam bentuk format yang beragam,

    termasuk hard-copy. Dalam melakukan konsolidasi data perlu adanya konvensi

    mengenai bentuk dan format data sehingga terjaga konsistensi.

    o Penunjukan SDM khusus yang menangani BI.

    Diperlukan adanya SDM khusus yang akan ditugaskan untuk memelihara maupun

    mengembangkan sistem tersebut dan itu diperlukan semenjak awal proses. Hal

    31

  • tersebut agar yang bersangkutan mengetahui dengan mendalam sistem yang dibangun

    dan bagaimana mengembangkannya di masa mendatang.

    o Dokumentasi aplikasi, terutama jika menggunakan jasa pihak ketiga dalam

    pembangunan sistem BI.

    Hal ini diperlukan agar dalam pemeliharaan dan pengembangan sistem tersebut di

    masa mendatang tidak membutuhkan upaya yang terlalu besar.

    o Peran aktif dari users

    Kejelasan data dan bentuk kebutuhan informasi yang dibutuhkan hanya didapat dari

    user yang benar-benar akan memanfaatkan sistem BI tersebut sehingga keterlibatan

    aktif mereka sangat dibutuhkan.

    o Perubahan pola kerja

    Dalam tahap implementasi sistem, terdapat kemungkinan perubahan dalam prosedur

    kerja. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi agar perubahan yang terjadi dapat diterima

    oleh users.

    32

  • 4.2. Analisis

    Dari hasil penelitian terhadap ke-tiga lembaga di atas, Tim telah menganalisis

    beberapa hal yang patut diperhatikan terkait rencana implementasi dan pengembangan BI

    di suatu organisasi dan diharapkan dapat diterapkan dalam membangun BI di Bapepam-

    LK. Hasil analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

    4.2.1. Tahapan Dalam Mengembangkan BI

    Dalam mengembangkan BI setidaknya terdapat tahapan-tahapan yang harus

    dilaksanakan untuk memastikan agar upaya pengembangan BI akan mencapai hasil yang

    maksimal. Secara garis besar, tahapan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :

    Gambar 4.1. Tahapan Pengembangan BI

    33

  • a. Tahap Perencanaan Proyek (Project Planning)

    Pada tahapan ini harus dapat dijelaskan apa yang menjadi tujuan utama dari proyek

    BI, ekspektasi (harapan) yang diinginkan, dukungan formal dari Pimpinan organisasi

    yang bersangkutan, serta capaian-capaian (milestone) yang akan dituju.

    b. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)

    Pada tahap ini harus sudah teridentifikasi kebutuhan pengembangan BI secara detail.

    Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun dan mengumpulkan information package

    untuk semua subjek informasi yang akan ada dalam data warehouse. Fungsi

    information package adalah :

    o Mendefinisikan subjek area dan ukuran pekerjaan (business process) utama

    o Menentukan bagaimana data akan disajikan dan diakses

    o Menentukan bagaimana pengguna akan melakukan agregasi atau roll up

    o Menentukan kuantitas data untuk analisis atau query

    o Menaksir ukuran data warehouse & frekuensi data refreshing

    o Memastikan bagaimana informasi akan di-package

    c. Tahap Desain dan Konstruksi (Design and Construction)

    Pada tahap ini harus telah tersusun arsitektur dan infrastruktur yang diinginkan dari

    desain BI, yang akan mencakup 3 (tiga) bagian utama yaitu :

    o Data Acquisition

    Bagian ini terkait dengan upaya meng-ekstraksi data dari sumber-sumber data,

    dan upaya memindahkan data yang sudah diekstrak tersebut ke staging area

    (tempat dimana semua data ekstraksi diletakkan bersama-sama)

    34

  • o Data Storage

    Bagian ini terkait dengan upaya loading data dari staging area ke data warehouse

    repository (berupa relational data base)

    o Information Delivery

    Bagian ini terkait dengan upaya menyediakan user interface yang akan

    menghubungkan pengguna dengan data warehouse. Jenisnya dapat berupa OLAP,

    data mining, maupun report/query.

    Gambar 4.2. Arsitektur dan Konstruksi BI

    d. Tahap Implementasi (Deployment)

    Pada tahap ini, pengembangan BI yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya

    harus sudah dapat dites penggunaannya serta kemudian di-ujicoba apakah sudah

    memenuhi tujuan dan ekspekstasi sebagaimana kebutuhan organisasi. Akhir tahap ini

    35

  • ditandai dengan telah dilaksanakannya user acceptance test (UAT) dan user telah

    memahami bagaimana menggunakan sistem tersebut dengan tepat.

    e. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)

    Kebutuhan informasi yang dibutuhkan organisasi akan terus berkembang. Untuk itu,

    sistem BI yang telah diimplementasikan mungkin saja memerlukan perkembangan

    lebih lanjut (enhancement). Untuk itu perlu dipersiapkan suatu proses pemeliharaan

    yang berkesinambungan.

    4.2.2. Pendekatan Pengembangan BI

    Dalam pengembangan BI di Bapepam-LK, pendekatan yang dirasakan sesuai

    dengan kondisi organisasi yang ada adalah pendekatan praktikal (practical approach).

    Dimana dengan pendekatan ini pengembangan BI akan dilakukan pada tiap-tiap

    departemen/biro namun tetap mengacu pada standar arsitektur informasi organisasi

    secara keseluruhan.

    Latar belakang pemilihan metode pendekatan tersebut adalah :

    o Mempertimbangkan besarnya cakupan organisasi beserta kebutuhan informasinya

    o Lebih cepat menampakan hasil (faktor psikologis)

    o Meminimalkan risiko kegagalan

    o Dapat diutamakan pada departemen yang membutuhkan prioritas

    4.2.3. Faktor-faktor Kunci Sukses

    Berikut beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan BI :

    o Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari Pimpinan organisasi terhadap proyek BI,

    karena proyek BI bukan merupakan aktivitas yang bersifat one-stop shopping

    36

  • o Perencanaan harus matang, tujuan pengembangan BI yang realistis dan terdefinisi

    dengan jelas,

    o Memperoleh dukungan penuh dan antusiasme dari user-nya dan tidak hanya

    mengandalkan tenaga outsourcing semata

    o Tahap ETL (extract, transfer, load) merupakan pekerjaan yang paling membutuhkan

    tenaga dan waktu yang banyak sehingga pengembangan BI harus memperhatikan

    tahapan ini. Kelemahan pada tahapan ini akan mempengaruhi keberhasilan

    implementasi BI secara keseluruhan.

    o Utamakan arsitektur informasi terlebih dahulu, baru kemudian memilih teknologi dan

    alat BI yang akan digunakan. Arsitektur tersebut harus benar-benar sesuai dengan

    kebutuhan dan kondisi organisasi yang bersangkutan.

    o Menggunakan teknologi yang tepat guna bagi users dan mudah dalam

    penggunaannya. Tidak harus menggunakan teknologi yang canggih namun justru

    mempersulit penggunanya.

    o Membentuk Manajemen Proyek yang benar-benar berorientasi pada users

    o Menentukan cakupan data yang jelas karena tidak semua data harus terhubung

    dengan BI.

    37

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, Tim dapat menyimpulkan

    beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

    a. Setelah dilakukannya proses penggabungan, tugas dan wewenang Bapepam-LK

    menjadi sangat luas, mencakup pengawasan industri pasar modal dan pengawasan

    lembaga keuangan. Melihat pihak yang diawasi cukup banyak, data yang dikelola

    sangat beragam, serta adanya tuntutan untuk mampu melakukan pengawasan yang

    responsif dan tepat dalam pengambilan keputusan, maka implementasi BI di

    Bapepam-LK menjadi suatu kebutuhan mendesak.

    b. Implementasi BI memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif cukup

    besar (dana, waktu, maupun sumber daya manusia) serta memiliki risiko yang cukup

    tinggi untuk mengalami kegagalan. Untuk itu implementasi BI mutlak memerlukan

    perencanaan yang matang dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan organisasi.

    c. Dalam mengembangkan BI terdapat tahapan-tahapan yang harus dipenuhi untuk

    memastikan agar pengembangan BI mencapai hasil sebagaimana yang diinginkan.

    Secara garis besar, tahapan meliputi :

    o Tahap Perencanaan Proyek (Project Planning),

    38

  • o Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis),

    o Tahap Desain dan Konstruksi (Design and Construction),

    o Tahap Implementasi (Deployment), dan Tahap Pemeliharaan (Maintenance).

    d. Pendekatan implementasi BI yang sesuai dengan kondisi Bapepam-LK saat ini adalah

    melalui pendekatan praktikal (practical approach) dimana pengembangan BI akan

    dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada tiap-tiap departemen/biro

    namun tetap mengacu pada standar arsitektur informasi organisasi secara

    keseluruhan.

    e. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan BI,

    dimana 3 (tiga) hal yang paling utama adalah :

    o Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari Pimpinan

    o Perencanaan yang matang dan realistis

    o Ketersediaan data yang lengkap dan reliable

    5.2. Rekomendasi

    Beberapa rekomendasi Tim yang dapat disampaikan sehubungan dengan rencana

    implementasi BI di Bapepam-LK adalah sebagai berikut :

    a. Sebelum dilakukannya pengembangan BI, dua hal yang harus segara dilaksanakan

    adalah :

    o Penyusunan arsitektur teknologi dan informasi Bapepam-LK yang akan menjadi

    dasar pengembangan sistem dan aplikasi secara keseluruhan (termasuk BI).

    o Penyempurnaan seluruh basis data yang ada di Bapepam-LK sehingga terstandar

    dan terintegrasi (Relational Database Management System)

    39

  • b. Pembentukan Manajemen Proyek yang dedikasikan untuk pengembangan BI

    Bapepam-LK, yang wajib menyusun suatu perencanaan yang matang dan benar-benar

    berorientasi pada users. Keberadaan Manajemen Proyek ini harus benar-benar

    didukung secara berkelanjutan oleh segenap Pimpinan karena pengembangan BI

    bersifat strategis dan berorientasi jangka panjang. Manajemen Proyek harus terdiri

    dari seluruh pihak terkait dan wakil-wakil user (Sekretariat dan Biro).

    40

  • DAFTAR PUSTAKA

    D J. Power , A Brief History of Decision Support Systems, DSSResources.com, 2002

    Djoni Darmawikarta, Mengenal Data Warehouse, Ilmu Komputer, 2003

    Ferenc Mantfeld, Why do BI implementation fails?, http://blogs.ittoolbox.com, 2006

    Han, Jiawei & Kember, Michelin, Data mining Concepts & Techniques, Simon

    Fraser University Academic Press, USA 2001

    Mike Steadman, The Value of BI for Association Executives, Association Xpertise

    Inc., 2003

    Noverino Rifai, Kharizt Attria Gupta, Business Intelligence, ITB, 2004

    Steve Williams, Nancy Williams, BI and Government Performance Management:

    Getting to Green, DM Review, 2004

    __________, Data Warehouse, wikipedia.org

    41