Top Banner
harimaukita.or.id Volume 5 No. 10 - Januari 2017 #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA Sang Pengeran dan Raja Rimba Hal. 4 Kandang Anti Serangan Harimau: Inovasi dalam Mitigasi Konflik Manusia-Harimau Sumatera Hal. 10
15

#BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

May 21, 2019

Download

Documents

phungkhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

harimaukita.or.idVolume 5 No. 10 - Januari 2017

#BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA

Sang Pengeran dan Raja RimbaHal. 4

Kandang Anti Serangan Harimau: Inovasi dalam Mitigasi Konflik Manusia-Harimau Sumatera

Hal. 10

Page 2: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Penanggung JawabYoan Dinata

Pemimpin RedaksiLaksmi Datu Bahaduri

EditorMunawar KholisHariyawan A. Wahyudi

KontributorErlinda C. Kartika Tiger HeartFirdaus AffandiIrene M.R. Pinondang

Desain & Tata LetakYanuar

Penerjemah-

Alamat Sirkulasi & DistribusiForum HarimauKitaJl. Samiaji 3 No. 10Bantarjati - Bogor [email protected].: +62 251 834 7837

Daftar IsiLokakarya Multipihak Mendukung Konservasi Harimau dan Gajah Sumatera 1

Sang Pangeran dan Raja Rimba 4

Upaya Peningkatan Kapasitas Penggiat Konservasi Melalui Training Statistik 6

Global Tiger Day (GTD) 2016: #Buru Pemburu Harimau Sumatera 8 Kandang Anti Serangan Harimau: Inovasi dalam Mitigasi Konflik 10Manusia-Harimau Sumatera

Dari Redaksi :Perlindungan dan penyelamatan harimau sumatera harus ditingkatkan untuk menekan perburuan dan perdagangan ilegal. Pelibatan multipihak dalam upaya mitigasi konflik manusia - harimau sumatera juga penting untuk dilakukan. Serempak di beberapa kota di sumatera dan Jawa mengadakan perayaan Global Tiger Day 2016 dalam upaya persuasif buru pemburu harimau. Penguatan kapasitas konservasionis juga dilakukan untuk memperdalam keilmuan pada bootcamp wildlife statistic. Selain itu juga, perancangan desain kandang anti serangan harimau sumatera memberikan nilai positif dalam mitigasi konflik manusia - harimau.

Page 3: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

LOKALATIH MULTIPIHAK MENDUKUNG KONSERVASI

HARIMAU DAN GAJAH SUMATERA

Forum Harimau Kita (FHK) dan Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) bersama dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Yayasan Kehati menggelar Lokakarya Multipihak guna meningkatkan pemahaman mengenai konservasi Harimau dan Gajah Sumatera dan meningkatkan kerjasama multipihak dalam penanganan atau melakukan mitigasi konflik manusia dan harimau/gajah di lansekap Balai Raja.

Kegiatan Lokalatih Multipihak ini dilaksanakan pada tanggal 21- 22 Januari 2015 di Pondok Oleh-Oleh Duri, Riau. Sebanyak 50 peserta hadir diantaranyadari lembaga pemerintah (BKSDA, Dinas Kehutanan, TNI AD, Kepolisian ), swasta (Chevron, APP, RAPP), NGO (FHK, FKGI, WWF, HIPAM, YSC, Kehati), dan akademisi dari Mapala Suska UIN.

RIMUENG JANUARI 2017

1

“Kerja sama pemerintah, swasta, media, NGO serta lembaga hukum memudahkan upaya

penegakan hukum”

© HarimauKitaFoto bersama peserta Lokakarya konservasi Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera

© HarimauKitaPara pembicara membawakan materi mengenai keanekaragaman hayati di Wilayah Riau. Dari kiri: FKGI, BKSDA Riau, FHK, WWF

Acara ini dibuka oleh perwakilah PT. Chevron Pacific Indonesia, Mering Ngo. Dirinya berharap partisipasi masyarakat turut aktif menjaga kelestarian kingkungan hutan sebagai habitat alami.

Page 4: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

RIMUENG JANUARI 2017

Berkolaborasi bersama Yayasan KEHATI, dan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Forum HarimauKita (FHK), Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) menyelenggarakan koordinasi dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, khususnya Harimau dan Gajah Sumatera pada tanggal 10-11 Maret 2016 di Hotel Grand Tjokro Pekan Baru, Riau.

Kegiatan diskusi yang dihadiri sebanyak 20 orang dari berbagai kalangan penggiat konservasi baik dari LSM ataupun lembaga pemerintah di Sumatera seperti FHK, FKGI, PT. Chevron Pacific

Workshop Kolaborasi Lanjutan

Indonesia, Dinas Kehutanan Riau, BBKSDA Riau, HIPAM, KEHATI, KLHK, dan WWF, menghasilkan sebuah draft

SOP mitigasi konflik satwa liar dan manusia yang akan digunakan untuk mengatasi konflik Gajah dan

Harimau Sumatera di area Balai Raja, Riau.Diskusi hari pertama dilakukan dengan

pemaparan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Munawar

Kholis (perwakilan dari konsorsium FHK dan FKGI), lalu dilanjutkan

dengan presentasi dari draft SOP mitigasi konflik yang

sudah disusun oleh tim FHK dan FKGI.

Diskusi ini bertujuan untuk menentukan

struktur penanggulangan konflik satwa liar dan manusia

serta tahapan dalam menangani konfilk tersebut. Selanjutnya, di hari

berikutnya diskusi dilanjutkan dengan sharing informasi NGO lokal yaitu HIPAM

dan juga TFCA Sumatera sebagai salah satu organisasi donor. Setelahnya, dipaparkan tentang

draft SOP mitigasi konflik satwa yang sudah disusun setelah mendapatkan masukan di hari sebelumnya.

Pemaparan ini disampaikan oleh Munawar Kholis dan Krismanko Padang (FHK & FKGI).

Kesimpulan dalam pertemuan ini adalah menyatukan persepsi dan menganalisis kebutuhan terkait mitigasi konflik satwa-manusia.

Hasilnya adalah terbentuknya modul draft yang akan difinalisasi setelah dikirim ke pihak Chevron dan lembaga terkait satu minggu setelah

workshop.

© HarimauKita

2

© HarimauKita

Focus Group Discussion (FGD) dan training mitigasi konflik manusia - Harimau dan Gajah Sumatera

Koordinasi Standar Operational Procedur (SOP) mitigasi konflik satwa-manusia

Page 5: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

RIMUENG JANUARI 2017

Materi yang disampaikan oleh BBKSDA Riau, Forum HarimauKita dan Forum Konservasi Gajah Indonesia tentang konservasi Harimau dan Gajah Sumatra serta penegakan hukummnya. Kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dibagi menjadi tiga kelompok kecil dengan tema Penanganan Konflik Satwa dan manusia, Penataan ruang dalam mendukung konservasi satwa dan Awareness (Edukasi). Berdasarkan hasil dari FGD tersebut didapatkan beberapa tindak lanjut yang diharapkan dapat direalisasikan. Salah satu hal penting yang menjadi prioritas dari hasil FGD tersebut adalah terbentuknya tim mitigasi konflik.

© HarimauKita

STRUKTUR PENANGGULANGAN KONFLIK HARIMAU-GAJAH LANSEKAP BALAIRAJA

Koordinator : BBKSDA RiauSekretaris : HIPAM (Himpunan Penggiat Alam)Unit Penanganan : 1. PLG2. NGO (HIPAM, WWF, Vesswic, FOKMAS)3. Swasta (Chevron Pacific Indonesia, RAPP, APP, PT. MURINI, PT. ADE, PT. DARMALI JAYA LESTARI, Unsur Masyarakat, dll)4. Tim BBKSDA Riau5. MUSPIDA (PEMDA Kab. Bengkalis, Polres, Koramil)6. Masyarakat adat (Sakai)

Dalam kesempatan lain Yoan Dinata selaku ketua Forum HarimauKita menjelaskan Lokakarya ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dan jembatan hubungan antara perusahaan dengan para pemerhati lingkungan dan sekaligus menjadi media bertukar informasi dan pemahaman tentang kondisi satwaliar khususnya Harimau dan Gajah Sumatera.

3

© HarimauKita Foto bersama peserta Lokakarya konservasi Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera Munawar Kholis, perwakilan dari HarimauKita memaparkan materi

Buku SOP Penanggulangan Konflik Harimau dan Gajah Sumatera © HarimauKita

Page 6: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Mendengar orang mengatakan Harimau, pastinya yang ada dalam pikiran kita hewan besar yang akan serta merta menerkam jika bertemu dengan mangsanya. Namun apakah memang demikian sebenarnya? Tentu saja tidak. Harimau adalah salah satu mamalia besar yang memiliki status terancam punah. Harimau Sumatra bahkan sudah dalam status sangat terancam punah menurut data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature). Beberapa hal menyebabkan harimau sumatera berstatus terancam punah diantaranya adalah perburuan dan tindakan balas dendam yang dilakukan manusia (dengan membunuhnya) karena harimau menyerang ternak atau manusia. Tindakan balas dendam terhadap harimau tentunya sangat mengancam populasi harimau. Manusia dan harimau sebenarnya sudah hidup berdampingan dari dahulu kala. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Peter Boomgaard yang berjudul Frontiers of Fear: Tigers and People in the Malay World, 1600-1950, dijelaskan bahwa dari tahun 1600an manusia sudah hidup berdampingan dengan manusia hingga saat ini. Karena manusia hidup berdampingan dengan harimau tentunya sikap masyarakat dan cara masyarakat untuk hidup berdampingan berbeda-beda. Pada tahun 2014-2015 saya pernah melakukan perjalanan ke desa-desa yang berbatasan langsung dengan hutan di Sumatera Barat dan Jambi untuk menggali informasi tentang bagaimana sikap manusai terhadap harimau. Yang paling menarik dari perjalanan saya ini adalah ketika saya bertemu dengan orang yang dituakan di desa-desa tersebut dan mereka menceritakan kepada saya bagaimana masyarakat menempatkan harimau dalam

kehidupan mereka. Cerita-cerita itu kebanyakan berupa cerita rakyat yang di ceritakan secara turun temurun. Cerita rakyat tersebut tentunya memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bagaimana mereka harus bersikap terhadap harimau dan bagaimana masyarakat menempatkan harimau dalam kepercayaan adat mereka. Dalam ilmu sosial cerita seperti ini biasanya disebut sebagai kearifan lokal. Sayangnya cerita-cerita tentang hubungan baik antara harimau dan manusia pada dahulu kala lebih cenderung dianggap sebagai mitos sehingga saat ini orang lebih memilih “menghakimi sendiri” harimau yang kebetulan melintas ke desa mereka. Dalam tulisan kali ini saya akan menceritakan sebuah cerita tentang hubungan manusia dan harimau dari Sumatera Barat dan kenapa akhirnya orang menghormati harimau. Di sumatera barat, harimau di sebut sebagai “inyiak balang” namun ada juga yang menyebutnya “ampang limo” atau “datuak”. Dari semua sebutan tersebut sudah tampak bahwa harimau memiliki kedudukan yang sangat terhormat pada masyarakat. Sebagaimana istilah “datuak” biasa digunakan untuk menyebut tetua adat, “inyiak” biasaya digunakan untuk menyebut orang yang dituakan dan dihormati. Masing-masing desa memiliki sebutan sendiri terhadap harimau. Bahkan bagi mereka sangat tabu untuk menyebut kata “harimau” secara langsung terutama jika mereka berada di kebun atau dihutan bahkan ketika di desa mereka lebih memilih menyebut sebagai “inyak balang” atau “datuak”. Sayapun penasaran, kenapa masyarakat tidak mau dan hamper

© www.rumahindonesia.us

RIMUENG JANUARI 2017

Erlinda C. Kartika

4

Sang Pangeran dan Raja Rimba

Page 7: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

meminta maaf kepada sang pangeran dan berterima kasih atas kebaikan hati sang pangeran. Sang raja pun menawarkan hadiah kepada pangeran dan akan memberikan apapun permintaan sang pangeran. “wahai pangeran yang baik hati, aku sungguh berterima kasih atas kebaikan hatimu menyelamatkan anakku, pewaris tahta kerajaan rimba ini, aku ingin memberikan hadiah kepadamu. Sebutkan saja apa hadiah yang ingin kamu dapatkan dariku dan aku akan memberikanya.” Sang pangeran tadinya tidak ingin meminta imbalan apapun, karena itu sudah menjadi kewajiban dia sebagai makhluk Tuhan untuk saling membantu sesama makhluk Tuhan. Namun sang raja rimba bersikukuh dan ingin memberikan hadiah. Akhirnya sang pangeran pun mengucapkan keinginannya. “Baiklah, jika memang engkau memaksa. Hanya satu permintaanku, aku ingin engkau tidak mengganggu anak cucuku dan membantunya jika dia tersesat di dalam hutan”. Sang raja rimba pun menyanggupinya dengan satu syarat “Aku menyanggupinya dengan satu syarat, siang adalah waktumu dan malam adalah waktuku. Jadi sampaikan kepada anak cucumu jangan berada di dalam hutan ketika malam hari dan aku tidak akan pernah mengganggu mereka”. Akhirnya sang pangeran pun sepakat dengan syarat tersebut. Sebagai bentuk penghormatan sang pangeran, dia memanggil sang raja rimba “Inyiak”. Keesokan harinya, sang pangeran pun pulang dan segera menyampaikan kepada seluruh rakyatnya tentang kesepakatanya dengan sang raja rimba dan mengingatkan kepada masyarakat untuk segera pulang ke rumah ketika malam menjelang. Pak Jafran menutup ceritanya dengan tersenyum sambil berkata “ itulah kenapa kami selalu sudah pulang kerumah sebelum magrib (jam 6 sore). Karena jatah kami itu siang hari dan jatah sang inyiak itu malam hari”. Akupun tersenyum simpul sambil meminum kopiku yang sudah mulai dingin. Anganku pun melayang sambil membayangkan betapa indahnya hidup berdampingan dengan hewan tanpa harus saling menyakiti satu dengan yang lainya. Karena sudah mulai sore, akupun pamit sambil mengucapkan terima kasih kepada pak Jafran.

tidak pernah menyebut kata harimau dalam setiap percakapan dengan saya. Adalah bapak Jafran (59) yang akhirnya menceritakan kepada saya sebuah cerita tentang harimau yang dia peroleh dari orang tuanya secara turun temurun. Sambil menikmati secangkir kopi panas di salah satu kedai kopi desa itu selepas sholat Jumat dia memulai bercerita. “Dahulu kala, ada seekor anak harimau yang baru saja belajar berburu berjalan-jalan ke hutan. Berjam-jam dia berjalan kesana kemari, namun dia tidak menemukan mangsanya. Dia pun terus berjalan, hingga perutnya terasa sangat lapar. Karena terlalu lapar, diapun menjadi tidak waspada dan dia terjatuh ke jurang dan tersangkut pada rumpun bambu dan salah satu kakinya terjepit diantara rumpun bambu itu. Karena dia sudah tidak berdaya, diapun tidak bisa melepaskan kakinya. Diapun mulai mengaum-ngaum untuk memanggil induknya. Keesokan harinya, ada seorang pangeran dari salah satu kerajaan minangkabau sedang berjalan-jalan kehutan. Sang pangeran sedang berlatih memanah di dalam hutan, namun sengaja dia tidak ingin di temani oleh pengawal kerajaan. Sang pangeran masuk semakin jauh ke dalam hutan, sayup-sayup dia mendengar auman harimau. Dia merasa heran, auman itu serasa dekat tapi kenapa sangat pelan terdengar. Akhirnya sang pangeran menghentikan kudanya sejenak dan mengamati sekitarnya. Diapun akhirnya mendapati seekor harimau yang sudah lemas tak berdaya di jurang tepat dibawah dia berada. Tanpa ragu-ragu, sang pangeran menuju ke tempat harimau tersebut dan mendapati harimau sudah sangat lemas Karena salah satu kakinya terhimpit rumpun bambu. Dengan pedang yang dimilikinya sang pangeran menebas bambu yang menjepit kaki sang raja rimba. Tanpa pikir panjang sang pangeran menyelamatkan harimau tersebut dengan memberikan air dan hasil buruan nya. Haripun menjelang malam, dan sang harimau akhirnya kembali memiliki tenaga namun masih belum bisa berjalan. Sang pangeran memutuskan untuk menunggu sang harimau dan bermalam di hutan. Namun tiba-tiba muncul seekor harimau lain yang serta merta akan menerkamnya, yang untungnya bisa dicegah oleh harimau yang sedang terbaring lemas dengan aumanya. Harimau yang akan menyerang pangeran tersebut ternyata ayah sang harimau yang terjepit tadi, yang juga merupakan Raja di hutan itu. Setelah dijelasakan oleh anaknya, sang raja rimba akhirnya

RIMUENG JANUARI 2017

5

© Agus Wakidi 1890 -1979

Page 8: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Kegiatan penyelamatan harimau sumatra serta satwa liar lainnya tidak dapat luput dari metode kuantitatif dalam merancang survei serta analisis data survei dan pemodelan untuk memprediksi ataupun mengestimasi densitas dan okupansi satwa di habitatnya. Pengetahuan mengenai metode ini kian berkembang secara pesat dan mulai diadopsi dalam kegiatan konservasi yang hasilnya digunakan sebagai dasar pemantauan dan pengelolaan. Untuk itu, sebagai wadah dan kumpulan para penggiat konservasi Harimau Sumatera, Forum HarimauKita bekerjasama dengan Biodiversity Conservation Society of Sarawak (BCSS) menyelenggarakan “Boot camp” in wildlife study design and data analysis dalam meningkatkan kapasitas para anggotanya dalam merancang survei serta menganalisis data. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 10 hingga 21 Oktober 2016 di Yogyakarta dengan dukungan mitra NGO internasional dan diikuti berbagai kalangan partisipan yang didominasi oleh anggota forum dan penggiat konservasi. Pemateri utama dari kegiatan yang diinisiasi oleh Hariyo T. Wibisono ini adalah Mike Meredith yang dibantu oleh beberapa asisten, Ngumbang Juat dan Dusit Ngoprasert serta Wulan Pusparini dan Irene M.R. Pinondang yang juga merupakan anggota FHK. Mike Meredith sudah bergabung dalam kegiatan konservasi di Asia Tenggara puluhan tahun dan hingga saat ini

RIMUENG JANUARI 2017

6

© HarimauKita

© HarimauKita

© HarimauKita

Pemberian materi oleh Michael Meredith (“Mike”)

Pemberian materi oleh Dusit Ngoprasert (“Soy”) - BCSS

Upaya Peningkatan Kapasitas Penggiat Konservasi Melalui Training Statistik

Irene M.R. Pinondang

Page 9: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

bekerja bersama WCS Malaysia Program dan BCSS. Melalui WCS-MP, beliau mendukung dalam pengelolaan taman nasional serta pelatihan pegawai dan pada BCSS berfokus pada pelatihan peningkatan kapasitas analisis dan pemodelan bagi penggiat konservasi. Ngumbang Juat sebelumnya bergabung bersama WCS-MP dan saat ini hanya berfokus pada aktivitas yang dilakukan bersama BCSS. Dusit “Soy” merupakan salah satu dosen dan peneliti di King Mongkut’s University of Technology, Thailand, sebelumnya bekerja untuk WCS dan FFI Thailand. Wulan Pusparini merupakan Specialist Conservation Species WCS-IP dan telah berperan aktif dalam konservasi satwa, khususnya harimau dan badak sumatra, sejak beberapa tahun silam. Irene Margareth RP telah bergabung bersama FFI-IP dan turut aktif dalam kegiatan konservasi yang menjadi fokus organisasi.Pelatihan dilaksanakan dalam waktu 12 hari dengan 10 hari pemberian materi dan 2 hari istirahat. Materi yang disampaikan dengan Bahasa Inggris ini disertai dengan simulasi yang melibatkan peserta dan asisten. Pada hari

RIMUENG JANUARI 2017

pertama, materi yang diberikan adalah mengenai pentingnya data survei dan distribusi binomial dan poisson. Pada hari kedua dan ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan materi distribusi dan analisis dengan metode bayesian. Pada hari kelima, materi yang diberikan mengenai likelihood dan AIC serta regresi. Pada hari keenam dan ketujuh, pemateri membahas rancangan survei serta pengelolaan data. Pada hari kesembilan sampai sebelas, pelatihan yang diberikan tiga pemodelan yang secara umum digunakan dalam analisis data hasil survei, yaitu occupancy, SECR, dan survival. Pada hari terakhir, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan penelitian yang sedang dilakukan dan berdiskusi dengan pemateri, asisten, serta peserta lainnya dalam menentukan metode survei serta analisis yang akan digunakan. Waktu istirahat pelatihan pada hari keempat dan kedelapan.Keefektifan pelatihan ini diketahui dengan adanya kuesioner yang diberikan pada peserta sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan. Grafik menunjukkan bahwa pengetahuan peserta mengenai berbagai materi yang disampaikan mengalami peningkatan secara signifikan setelah pelatihan dilaksanakan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan kapasitas oleh FHK bagi anggotanya serta penggiat konservasi berlangsung dengan sukses. Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta memiliki kemampuan tambahan yang mendukung upaya konservasi satwa dan habitatnya serta membagikan ilmu yang didapat pada teman kerja serta mitranya.

7

© HarimauKita

© HarimauKita

Foto bersama peserta bootcamp wildlife statistic

Page 10: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Global Tiger Day (GTD) atau Peringatan Hari Harimau Sedunia merupakan peringatan tahunan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap konservasi harimau di dunia. Peringatan ini disepakati pada pertemuan tingkat tinggi di Saint Petersburg dalam Tiger Summit tanggal 29 Juli 2010, dilandasi dengan kondisi populasi harimau yang mendekati kepunahan.

Harimau Sumatera kini diambang kepunahan. Forum HarimauKita melalui TigerHeart (Jaringan Relawan Forum HarimauKita) telah melaksanakan Global Tiger Day (GTD) 2016 mulai tangal 29 Juli - 27 Agustus 2016 serentak di sembilan kota yaitu Aceh, Medan, Riau, Palembang, Purwokerto, Padang, Jambi, Lampung dan Jakarta.

Kegiatan ini mengangkat tema yaitu “Perberat Hukuman Pelaku Perdagangan Harimau Sumatera” dengan tagar #BuruPemburu yang menjadi tagline dengan tujuan mengajak masyarakat luas untuk mendorong para penegak hukum agar menjatuhkan hukuman yang memberi efek jera bagi pelaku. Salah satu kegiatan

GLOBAL TIGER DAY (GTD) 2016 : #Buru PEMBURU HARIMAU SUMATERA

RIMUENG JANUARI 2017

yang dilakukan dalam GTD 2016 ini adadalah dengan mengumpulkan cap tangan masyarakat sebagai petisi kepada pemerintah untuk serius menangani perburuan terhadap Haimau Sumatera.

“Pelaksanaan GTD 2016 kali ini untuk mendukung konservasi dan penyelamatan Harimau Sumatera dengan cara apapun. Pemerintah sudah membuat regulasi dan penegakan hukum.” tutur Ketua Forum Harimau Kita pada puncak perayaan GTD 2016 di Ancol, Jakarta.

Puncak perayaan Global Tiger Day 2016 kali ini dilaksanakan di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta yang dihadiri oleh Drs. Rasio Ridho Sani, M.Com-Direktur Jenderal Penegakan Hukum dan Ir. Bambang Dahono Aji, M.M, M.Si-Direktur Jenderal KSDAE. Penyerahan seluruh cap tangan dari 9 kota telah dilakukan oleh Yoan Dinata-Ketua Forum HarimauKita kepada Drs. Rasio Ridho Sani, M.Com-Direktur Jenderal Penegakan Hukum dan Ir. Bambang Dahono Aji, M.M, M.Si-Direktur Jenderal KSDAE sebagai petisi untuk memperberat hukuman bagi pelaku perdagangan Harimau Sumatera.

8

Page 11: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Salah satu ancaman yang dihadapi oleh Forum HarimauKita adalah ancaman perburuan secara illegal dan perdagangan dari Harimau Sumatera, untuk itu kita harus melakukan upaya secara tugas dengan penegakan hukum” jelas Drs. Rasio Ridho Sani, M.Com-Direktur Jenderal Penegakan Hukum.

Selain itu, berbagai kalangan masyarakat meramaikan dan berantusias dalam perayaan GTD 2016 tersebut. Joni Wijaya, salah satu pengunjung perayaan tersebut sangat mendukung dengan adanya program yang tekah dilakukan tersebut, ia merasa bahwa pembunuh dana tau pemburu berharap akan dihukum seberat-beratnya.Selanjutnya Forum HarimauKita akan bekerja sama dan pemerintah untuk merevisi regulasi perlindungan satwa, terutama penegakan hukum bagi pemburu satwa langka serta menindak tegas siapapun yang kedapatan memanfaatkan keberadaan satwa langka ini untuk kepentingan.

RIMUENG JANUARI 2017

9

© HarimauKita

Kegiatan Global Tiger Day (GTD) 2016 di Aceh, Medan, Riau, Padang, jambi dan Jakarta

Page 12: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Harimau sumatera merupakan satwa kunci endemik Sumatera yang terancam keberadaannya akibat perburuan, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia. Status kritis (Critically Endangered) disematkan oleh IUCN Red List pada tahun 2008, karena populasinya yang terus menurun hingga mencapai kurang dari 350 individu, dari estimasi 1000 individu pada tahun 1970.Konflik manusia dan harimau merupakan salah satu tantangan terbesar bagi konservasi harimau. Penggunaan ruang dan sumber daya yang sama mengakibatkan konflik mulai dari harimau melintasi pemukiman dan kebun masyarakat, pemangsaan hewan ternak, hingga serangan terhadap warga. Tak jarang pula konflik direspon warga dengan tindakan balas dendam terhadap harimau dengan cara dijerat, diracun, atau diburu. Serangan terhadap ternak merupakan jenis konflik yang paling umum terjadi. Pada periode 2008-2016, Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) mencatat sebanyak 196 kejadian konflik terjadi di Bentang Alam Leuser yang memakan 240 ekor korban ternak. Di sisi selatan Sumatra, tercatat 120 kejadian konflik di Bentang Alam Bukit Barisan Selatan dan mengakibatkan korban ternak sebanyak 292 ekor. Sejarah Pengandangan TernakSejak dahulu banyak cara-cara tradisional untuk mengurangi potensi pemangsaan ternak oleh predator. Cara yang paling umum adalah penggembalaan, anjing penjaga, dan kandang. Kandang menjadi bagian penting dalam pengelolaan konflik karena ketiadaan kandang pelindung akan meningkatkan serangan predator. Secara umum, kandang pelindung harus memiliki beberapa kriteria antara lain: 1) menghalangi atau mempersempit akses predator untuk melompat, memanjat, dan menggali ke dalam kandang, dan 2) struktur kandang dapat melindungi ternak di malam

Firdaus Affandi (Wildlife Conservation Society-Indonesia Program)

hari. Di Sumatera, pengandangan lebih diperuntukkan untuk ternak kambing karena tidak banyak menghabiskan ruang dibanding sapi dan kerbau. Kebanyakan kandang masih jauh dari standar kesehatan dan keamanan. Istilah yang sering terlontar adalah “ yang penting kambing kami tidak kepanasan dan kehujanan”. Maka kandangpun dibuat ala kadarnya. Bentuk kandang awal umumnya berupa kandang sejajar tanah dengan bahan kayu bulat yang ditutup dengan atap ijuk atau terpal plastik. Asumsi bahwa kandang berada di dekat hutan yang dihuni harimau belum terfikirkan sehingga tidak ada antisipasi dari masyarakat. Dan memang benar terjadi, alam mengatur keseimbangan sedemikian rupa. Harimau keluar hutan dan masuk ke pemukiman untuk memangsa ternak di kandang. Banyak peristiwa predasi ternak terjadi, tapi seringkali tidak dilaporkan oleh masyarakat atau jika dilaporkan, tidak mendapat respon dari otoritas berwenang. Belajar dari serangan yang terjadi, kandang kambingpun mulai dirubah strukturnya untuk meningkatkan keamanan. Kandang kambing mulai dibuat menjadi model panggung, untuk mencegah harimau masuk ke dalam kandang. Masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Lampung dan hidup berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBS) juga membuat rumah panggung dan menjadikan kolong rumah sebagai kandang kambing dan ayam. Hal ini dilakukan agar lebih mudah memantau ternak dan menjaga dari serangan harimau. Manusia berinovasi, harimaupun beradaptasi. Ungkapan ini mewakili perjalanan membangun kandang yang aman dari serangan. Kandang panggung ternyata masih memiliki kekurangan terutama jika dibangun dari bahan yang rentan dengan teknik pemakuan yang tidak tepat. Kekuatan harimau cukup besar untuk

Kandang Anti Serangan Harimau : Inovasi dalam Mitigasi Konflik Manusia-Harimau Sumatera

© Tim WRU WCS-IPTapak dan cakaran Harimau Sumatera

RIMUENG JANUARI 2017

10

Page 13: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

dapat menarik kayu ataupun papan dinding kandang yang dipaku dari arah luar. Serangan ternak yang direspon oleh WCS-IP menunjukkan adanya kerusakan kandang akibat tarikan harimau. Umumnya bagian kandang yang dirusak adalah dinding, kolong, hingga atap kandang apabila kandang tidak cukup tinggi. Berdasarkan kesaksian pemilik, harimau sanggup menarik dan membawa kambing melalui atap kandang. Kandang Anti Serangan Harimau (Tiger Proof Enclosure/TPE)TPE merupakan model kandang berkawat duri yang dikembangkan oleh WCS-IP sejak tahun 2005 di Sumatera, khususnya bentang alam Leuser dan BBS. TPE didesain pertama kali di Desa Rajabasa, Lampung Barat pada tahun 2005. Pemangsaan ternak kambing oleh harimau yang begitu masif memunculkan kebutuhan untuk mengembangkan metode mitigasi pasif untuk mencegah kembali pemangsaan tanpa warga harus terus menjaga ternaknya sepanjang malam. Kandang ternak dimodifikasi dengan ditambahkan kawat duri yang dipasang mengelilingi kandang, baik menempel ataupun dalam bentuk pagar luar. Lilitan kawat duri pada dinding kandang terbukti efektif mengurangi frekuensi serangan harimau terhadap ternak kambing. Sejak saat itu pembangunan model kandang serupa TPE intensif disosialisasikan oleh WCS-IP di berbagai area rawan untuk mencegah dan mengurangi dampak konflik. Modifikasi TPE disesuaikan dengan lokasi dan jenis ternak yang dikandang. Untuk kandang kambing bentuk yang distandarkan adalah kandang panggung dengan ketinggian kandang 2,5 m dari permukaan tanah dan dikelilingi kawat duri pada dinding, dasar atau kolong, bubungan atap, dan celah lainnya. Untuk kandang sapi dan kerbau, kawat duri dipasang sebagai pagar luar agar harimau tidak dapat melompatinya (Lestari, 2015). Pemasangan papan dilakukan dengan pemakuan dari arah dalam agar tidak bisa ditarik oleh harimau.Tiang penyangga pagar luar yang dililiti kawat dapat dibuat dari batang kayu berdiameter > 10 cm agar kokoh. Kayu yang dipakai adalah kayu kuat atau kayu yang mudah tumbuh. Umumnya penduduk menggunakan batang kayu randu (Ceiba pentandra) yang dapat menjadi pagar hidup sekaligus dimanfaatkan sebagai peneduh kandang.Peran pemilik kandang sangat penting dalam hal perawatan dan pengawasan sehingga kandang ternak tersebut bisa tahan lama dan berfungsi secara optimal. Bukti keberhasilan paling nyata adalah tidak adanya ternak yang mati di dalam TPE karena serangan harimau (data WCS-IP). Selain berfungsi melindungi ternak, TPE merupakan salah satu program yang dirintis oleh WCS-IP untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam

penanganan konflik harimau. Penyediaan material kandang dan pembuatannya dilakukan secara swadaya oleh pemilik ternak. Bantuan kawat duri dari WCS-IP lebih berfungsi sebagai pemicu atau pendorong agar masyarakat lebih peduli terhadap konflik yang terjadi. Kandang TPE adalah bentuk inovasi peralatan pencegahan konflik manusia-harimau yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh masyarakat. Sosialisasi cara pembuatan dan fungsinya dalam mengurangi kerugian akibat serangan harimau terus dilakukan. Program TPE menjadi program yang direkomendasikan kepada pemerintah agar dapat diadopsi di daerah-daerah yang rawan konflik harimau dengan ternak. Ke depannya, pembiayaan pembuatan kandang TPE sangat diharapkan dari anggaran pemerintah daerah melalui dinas pertanian dan peternakan atau dinas kehutanan serta instansi KLHK seperti BKSDA dan taman nasional. Lebih baik lagi jika pengadaan TPE di kemudian hari dapat berasal dari masyarakat sendiri yang menandakan kemandirian dalam mengelola konflik.

© Tim WRU WCS-IP

Tipe kandang anti serangan harimau ; Kandang kolong (atas), Kandang TPE Paniyem Sedayu (tengah), Kandang TPE pagar luar ( bawah)

RIMUENG JANUARI 2017

11

Page 14: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

Tim Redaksi Rimueng HarimauKita membuka kesempatan bagi siapa pun untuk mengirimkan tulisan berupa artikel, cerita dari lapang, kegiatan dan profil tokoh. Tema tulisan tentang Harimau sumatera, satwa liar, konservasi dan lingkungan. Nantinya akan dimuat pada edisi rimueng selanjutnya.

Kirim tulisanmu ke :[email protected]

Kunjungi dan ikuti forum HarimauKita di:

facebook.com/forumharimaukita @harimaukita www.harimaukita.or.id

RIMUENG JANUARI 2017

12

Page 15: #BURU PEMBURU HARIMAU SUMATERA - harimaukita.or.id · dalam hal Standar Operational Procedure (SOP) mitigasi konflik antara satwa dan manusia, ... ingin engkau tidak mengganggu anak

GALLERY

Pertunjukan musik sebagai salah satu kegiatan menarik dalam perayaan Global Tiger Day (GTD) 2016 di jambi.© TigerHeart Jambi

Lomba menggambar dan mewarnai dengan tema Harimau Sumatera pada GTD 2016 di jakarta© TigerHeart Jakarta

Pembuatan kandang TPE Pagar Luar anti serangan harimau© Tim WRU WCS-IP

Pembuatan kandang TPE Pagar dalam anti serangan harimau© Tim WRU WCS-IP

Foto bersama peserta bootcamp wildlife statistic - BSSC© harimauKita

Mentor bootcamp wildlife statistic - BSSC© harimauKita

aktivitas bootcamp wildlife statistic - BSSC© harimauKita