Top Banner

of 30

Burn Injury MO-RM

Aug 08, 2018

Download

Documents

Ila Mahira
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    1/30

    PENDAHULUAN

    Luka bakar merupakan cedera pada kulit dan jaringan tubuh yang disebabkan

    panas, bahan kimia, radiasi, suhu dingin, friksi, maupun arus listrik. Jenis luka dapat

    beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang

    terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut.

    Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan

    epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari

    akhir sistem persarafan. Potensi komplikasi yang disebabkan oleh karena luka bakar,

    diantaranya kehilangan cairan dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinyanya

    hipovolemia, hypothermia, infeksi oportunistik, gagal ginjal dan hati, pembentukan

    eschar, dan sebagainya.

    Cedera akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke

    dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya

    fungsi suatu organ dalam. Karena tubuh manusia merupakan penghantar listrik yang

    baik. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi

    kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak. Cedera bisa

    berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung kepada jenis dan kekuatan arus

    listrik, ketahanan tubuh terhadap arus listrik, jalur arus listrik ketika masuk ke dalam

    tubuh, dan lamanya terkena arus listrik.

    Di Amerika Serikat, sekitar 1000 kematian per tahun akibat dari electrical

    injuries, dengan tingkat kematian 3-5%. Klasifikasi cedera listrik umumnya berfokus

    pada sumber daya (petir atau listrik), tegangan (tegangan tinggi atau rendah ), dan jenis

    arus (bolak-balik atau langsung), yang masing-masing dikaitkan dengan pola cedera

    tertentu.

    1

    http://id.wikipedia.org/wiki/Otothttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_epidermal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_epidermal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Otothttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_epidermal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_epidermal&action=edit&redlink=1
  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    2/30

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    Seorang pemuda pekerjaan buruh, berusia 21 tahun datang ke Instalasi Gawat

    Darurat dengan digotong oleh 3 orang. Keluhan utama adalah tersengat listrik, sekitar

    30 menit yang lalu pada telapak tangan dan lengan bawah kanan.

    Biodata Pasien

    Nama : Abubakar

    Usia : 21 tahun

    Pekerjaan : Buruh pabrik

    Status : Belum menikah

    Status Generalis

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Saat menumpang di atap kereta api jurusan Bogor-Jakarta, pasien tanpa sengaja

    menyentuh besi yang dialiri listrik tegangan tinggi. Pasien langsung terlempar ke

    belakang namun masih tetap sadar. Kepala tidak terbentur, tidak mengalami

    muntah dan mual. Pasien tetap sadar tetapi lemah tampak syok, sehingga tidak

    mampu jalan.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien menyangkal adanya masalah: batuk lama, penurunan berat badan tanpa

    sebab, menggunakan obat terlarang, dan merokok.

    2

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    3/30

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Keluarga tidak ada yang mendrerita kencing manis, penyakit jantung dan darah

    tinggi.

    Riwayat Sosial Ekonomi :

    Pasien masih tinggal bersama orang tua, dan memiliki Jaminan Sosial Tenaga

    Kerja (Jamsostek)

    Tanda Vital

    Airway : Bebas

    Breathing : Spontan 20x/menit

    Circulation : Akral hangat, T:120/70 mmHg, N: 110x/menit

    Disability : Compos mentis

    Jantung : Dalam batas normal

    Paru : Dalam batas normal

    Ekstremitas : Motorik dan sensorik dalam batas normal

    Status Lokalis

    Pada sebagian area palmar manus dekstra tampak luka bakar kehitaman, kering,

    di sekitarnya sampai lengan tampak oedem hiperemis dan bulae (+). Pada area

    kehitaman tes pin prick (-).

    EKG : Dalam Batas Normal

    3

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    4/30

    Hasil Laboratorium (Darah)

    Hb : 13 g/dL Leukosit : 10.000 Eritrosit : 4,5 juta

    Trombosit : 250.000 SGOT : 17 U/mL SGPT : 15 U/mL

    Creatinin : 1 Ureum : 27 mg/dL Albumin : 3,5 g/dL

    Globulin : ? Na : 138 mEq/L K : 4 mEq/L

    Hasil Laboratorium (Urin)

    Makroskopik : Jernih kemerahan

    Eritrosit : (-)

    Leukosit : (-)

    Myoglobin dan Hemoglobin : (+)

    Glukosa : (-)

    4

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    5/30

    BAB II

    PEMBAHASAN

    ANAMNESIS

    Identitas Pasien

    Nama : Abu Bakar

    Umur : 21 Tahun

    Jenis kelamin : Laki-Laki

    Pekerjaan : Buruh

    Status : Belum Menikah

    Alamat : -

    Agama : -

    Suku bangsa : -

    Riwayat Penyakit

    Keluhan Utama

    Tersengat listrik, sekitar 30 menit yang lalu pada telapak tangan dan lengan

    bawah kanan

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien tanpa sengaja menyentuh besi yang dialiri listrik tegangan tinggi

    Pasien terlempar ke belakang namun kepala tidak terbentur, tidak mual

    dan muntah

    Pasien sadar, namun tampak lemah dan syok sehingga tidak mampu

    berjalan

    Anamnesis Tambahan yang Diperlukan :

    5

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    6/30

    Berapa lama tersengat listrik?

    Bagaimana keadaan tangan saat tersengat, dalam keadaan basah atau kering?

    Apakah saat tersengat listrik sempat terjadi penurunan kesadaran?

    (alloananamnesis)

    Kalau sempat terjadi penurunan kesadaran, berapa lama waktunya?

    Saat tersengat listrik, apakah sempat terjatuh? Jika sempat terjatuh, apakah

    ada bagian tubuh lain yang terasa sakit? (untuk memastikan adanya trauma

    di bagian tubuh lain)

    Apakah bagian yang tersengat listrik terasa nyeri?

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Menyangkal adanya batuk lama, penurunan berat badan tanpa sebab,

    menggunakan obat terlarang, dan merokok

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada riwayat Diabetes Melitus, penyakit jantung ataupun hipertensi

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status Generalis

    Keadaan Umum : Tampak lemah, syok, dan tidak mampu berjalan

    Tanda Vital :

    Airway : Bebas

    Breathing : Spontan 20x/menit

    Circulation : Akral Hangat

    Nadi : 110x/ menit

    6

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    7/30

    Tekanan darah : 120/ 70 mmHg

    Disability : Compos mentis

    Jantung : Dalam Batas Normal

    Paru : Dalam Batas Normal

    Ekstremitas : Motorik dan sensorik dalam batas normal

    Status Lokalis

    Inspeksi

    Pada sebagian area palmar manus dekstra tampak luka bakar kehitaman, kering .

    Berdasarkan status lokalis tersebut kelompok kami menyimpulkan bahwa

    pasien menderita luka bakar derajat III pada area palmar manus dekstra dengan

    adanya warna kehitaman pada kulit, yang diakibatkan sudah terjadinya nekrosis

    pada jaringan yang disebut sebagai zona koagulasi

    Disekitarnya sampai lengan tampak oedema hiperemis dan bula (+).

    Berdasarkan pernyataan ini kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien

    menderita luka bakar derajat II A (dangkal) dengan adanya daerah oedem

    hiperemis dan bula pada bagian antebrachii dextra pasien.

    Pada area kehitaman (palmar manus dextra) tes pin prick negatif, hal ini

    menandakan sudah terjadinya defisit neurologis atau kerusakan saraf perifer

    pada lokasi yang tersengat listrik

    Palpasi : -

    Perkusi : -

    Auskultasi : Pemeriksaan jantung dan paru pada pemeriksaan tanda vital pasien

    7

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    8/30

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Untuk membantu menegakkan diagnosis, maka dilakukan pemeriksaan

    penunjang pada pasien ini dengan hasil:

    EKG : dalam batas normal

    Hasil Laboratorium Darah

    Hasil pemeriksaan Kadar normal Keterangan

    Hemoglobin 13 g/ dL 13 18 g/ dL normal

    Leukosit 10.000 5.000 10.000 Normal

    Eritrosit 4,5 juta 4,5 6,2 juta Normal

    Trombosit 250.000 150.000 350.000 Normal

    SGOT 17 U/ mL 5 40 U/ mL Normal

    SGPT 15 U/ mL 0 40 U/ mL Normal

    Creatinin 1 0,7 1,5 Normal

    Ureum 27 10 38 mg/ dL Normal

    Albumin 3,5 g/ dL 3,0 5,5 g/ dL Normal

    Globulin ? 2,0 3,5 -

    Na 138 mEq/ L 135 145 mEq/ L Normal

    K 4 3,5 5,2 mEq/ L Normal

    Hasil Laboratorium Urin

    Hasil pemeriksaan Kadar normal keterangan

    Makroskopik Jernih kemerahan Jernih dan bening Abnormalitas

    Eritrosit (-) (-) Normal

    Leukosit (-) (-) Normal

    Myoglobin (+) (-)/ tidak terdeteksi Abnormalitas

    Hemoglobin (+) (-)/ tidak terdeteksi Abnormalitas

    Glukosa (-) (-) tidak terdeteksi

    secara kualitatif

    Normal

    Hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan hasil-hasil yang normal

    dan tidak menunjukkan adanya abnormalitas. Namun pada hasil laboratorium urin

    ditemukan abnormlitas pada warna urin, kadar myoglobin dan kadar hemoglobin pada

    urin. Dilihat dari hasil pemeriksaan, hasil makroskopik yaitu warna urine jernih namun

    8

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    9/30

    kemerahan. Hal ini terjadi akibat terjadinya hemolisis yang menyebakan hemoglobin

    terdapat dalam urine dan mewarnai urine tersebut. Sedangkan terdapat nya myoglobin

    pada urin biasa disebut myoglobinuria yang disebabkan adanya kerusakan jaringan otot

    sehingga myoglobin masuk ke aliran darah dan keluar melalui urin.

    PATOFISIOLOGI

    1. Ketika adanya sengatan listrik, terjadi aliran elektron-elektron pada objek. Pada

    tubuh manusia, kulit, pembuluh darah, sel saraf, otot dan membrane mukosa

    adalah konduktor bagi listrik. Sedangkan tulang merupakan hambatan/resistor

    listrik pada tubuh. Apabila terdapat hambatan dalam tubuh, maka sebagian

    energi untuk perpindahan elektron tersebut berubah menjadi energi panas.

    Maka saat listrik berkontak dengan kulit, kulit akan meneruskan ke jaringan

    yang lebih dalam hingga tulang (hambatan terbesar), dan saat itu energy listrik

    berubah menjadi energy panas dan merusak jaringan sekitar yang menempel

    pada tulang seperti saraf dan otot.

    2. Pada kulit yang kontak langsung akan terjadi luka bakar

    3. Pada otot, terjadi kerusakan pada serat otot rhabdomyolysis myoglobin

    masuk aliran darah melewati ginjal myoglobinuria

    4. Pada pembuluh darah panas merusak tunika intima terjadi thrombosis

    sumbatan aliran darah compartment syndrome tidak teratasi nekrosis

    jaringan

    5. Pada saraf terjadi kerusakan karena saraf memiliki tahanan terkecil parestesi

    luka bakar berat

    6. Kulit mengalami luka bakar penguapan yang banyak permeabilitas

    pembuluh darah meningkat ekstravasasi cairan (air, elektrolit, protein)

    9

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    10/30

    tekanan onkotik menurun syok hipovolemik penurunan tekanan darah

    DIAGNOSIS

    Luka bakar derajat III pada palmar manus dextra dan luka bakar derajat II A

    (dangkal) pada antebrachii dextra. Hal ini dapat dilihat dari gejala dan tanda-tanda

    yang dialami oleh pasien berdasarkan klasifikasi derajat luka bakar seperti luka

    berwarna kehitaman dan kering serta hasil tes pin prick yang negative yang

    menunjukkan adanya kerusakan serabut saraf pada derajat III. Luka bakar derajat II A

    pada antebrachii dextra ditandai dengan adanya oedem hiperemis dan bullae.

    Luas luka bakar pada pasien ini dihitung berdasarkan Rule Of Nine dari

    Wallace diperkirakan 4,5 % pada daerah antebrachii dengan derajat II A dan 1% pada

    palmar manus dextra dengan derajat III. Menurut American Burn Association luka

    bakar pada pasien ini termasuk luka bakar ringan karena memiliki luka bakar derajat II

    dibawah 15% dan luka bakar derajat 3 dibawah 2%.

    Selain luka bakar tersebut, pasien juga diperkirakan mengalami syok akibat

    terkejut ketika bersentuhan dengan besi yang dialiri listrik bertegangan tinggi.

    PENATALAKSANAAN

    Pada fase akut dapat dilakukan pertolongan pertama untuk bantuan hidup dasar, yakni:

    1. Airway, yakni membebaskan jalan nafas agar pasien dapat tetap bernafas

    secara normal

    2. Breathing, mengecek kecepatan pernafasan yakni sekitar 20x/ menit

    3. Circulation, melakukan palpasi pada nadi untuk mengecek pulsasi yang pada

    orang normal berkisar antar 60 100x/ menit

    Dilakukan observasi ABC terus menerus sampai keadaan pasien benar-benar stabil.

    10

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    11/30

    Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning,

    chemoprophylaxis, covering and comforting. Untuk pertolongan pertama dapat

    dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas

    kesehatan

    Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian

    yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada

    fase cleaning.

    Cooling : Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air

    mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah

    normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3

    jam setelah kejadian luka bakar. Kompres dengan air dingin (air sering diganti

    agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa

    nyeri) untuk luka yang terlokalisasi. Jangan pergunakan es karena es

    menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan

    memperberat derajat luka dan risiko hipotermia.

    Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa

    sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati dengan prosen

    debridement, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi

    berkurang.

    Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang

    lebih dalam dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal

    pemberian antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan

    infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh

    diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir,

    ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan

    11

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    12/30

    Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan

    derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau

    bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan)

    bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya

    lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau

    larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.

    Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri seperti aspirin

    dan acetaminoven(1)

    Myoglobulinuria dapat diatasi dengan memberikan manitol. Hal ini karena

    komplikasi yang tersering pada pasien luka bakar adalah ATN (Acute Tubular

    Necrosis) yang dapat terjadi karena adanya neurotoksin seperti mioglobinuria.

    Maka keluaran urin harus ditingkatkan 100 sampai 150 mL/jam dengan

    meningkatkan laju volume cairan yang diinfuskan. Jika keluaran urin masih

    rendah meskipun kecepatan infus sudah ditingkatkan, maka dapat ditambahkan

    manitol 12,5 gr pada setiap 1L larutan RL(2) untuk mempertahankan output urin

    dan mengurangi kristalisasi mioglobik dalam tubulus renalis(3,4).

    Terapi cairan

    Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl

    0,9%/normal Saline).

    Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x

    berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam).

    Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya

    dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya.

    Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin

    yaitu 1cc/kgBB/jam.

    12

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    13/30

    KOMPLIKASI

    Setelah luka bakar yang luas, muncul edema pada edema jaringan yang terkena

    maupun area di sekitarnya karna pecahnya kapiler dan kebocoran cairan plasma dan

    protein ke dalam ruang interstisium. Setelah beberapa jam, edema menyebar di sekitar

    daerah yang terkena luka bakar seiring dengan kemampuan kapiler untuk berfungsi

    sebagai sawar difusi yang hilang. Edema dapat terjadi pada daerah yang tidak terkena

    luka bakar akibat peningkatan transien permeabilitas kapiler terhadap air dan protein.

    Penimbunan cairan dalam ruang interstisium di seluruh tubuh menyebabkan penurunan

    volume darah yang bersirkulasi yang akhirnya menurunkan isi sekuncup dan tekanan

    darah. Selain itu karena peningkatan kepekatan dan aliran darah yang merambat maka

    semua sistem terganggu terutama sistem kardiovaskular. Perubahan sistem

    kardiovaskular memiliki dampak pada semua organ karna setiap organ memerlukan

    aliran darah yang adekuat maka perubahan sistem ini dapat juga berdampak pada daya

    tahan hidup pasien.

    Lambatnya aliran darah menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga

    memungkinkan timbulnya infark miokardium, atau emboli paru. Penurunan aliran

    darah ke salulan cerna dapat menyebabkan hipoksia sel-sel penghasil mukus dan

    terjadi ulkus peptikum. Penuruna aliran darah ke ginjal menyebabkan hipoksia ginjal

    an pengeluaran urin menjadi berkurang. Karena kapiler tidak mengalami peningkatan

    volume, maka edema semakin parah dan semakin meningkatkan risiko kongesti paru

    dan pneumonia.

    Luka bakar listrik yang parah dapat menyebabkan kerusakan otot yang

    bermakna , kadar mioglobin dalam darah akan meningkat secara drastis. Jika ambang

    reabsorbsinya terlampaui maka mioglobin akan keluar ke dalam urine. Mioglobin

    dalam jumlah besar dalam filtrat urine dapat menyumbat tubulus sehingga terjai

    13

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    14/30

    obstruksi, peradangan, dan cedera glomerulus dan tubulus.

    Infeksi adalah penyebab utama morbiditas dan motilitas pada pasien yang

    awalnya bertahan pada luka bakar yang luas.Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang

    menyebabkan cacat lebih lanjut bahkan kematian. Diantaranya Pseudomonas

    aeruginosa dan Staphylococcus aereus merupakan penyebab tersering infeksi

    nosokomial pada pasien luka bakar.

    Luka bakar dapat menimbulkan kecacatan maupun trauma psikologis yang

    dapat menyebabkan depresi. Gejala-gejala psikologis dapat timbul setiap saat setelah

    luka bakar.(6)

    PROGNOSIS

    Ad Vitam : Ad Bonam

    Menunjuk pada pengaruh penyakit pada proses kehidupan apakah penyakit

    cenderung menuju kepada proses kematian atau akan kembali sehat seperti

    semula. Pada pasien ini besar kemungkinan untuk kembali sehat dan bukan

    mengarah kepada kematian

    Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

    Menunjuk kepada penyakit yang dapat hilang 100% sehingga pasien kembali

    ke keadaan semula atau penyakit akan menetap dan menimbulkan kecacatan.

    Pada pasien ini kemungkinan akan ada kecacatan pada palmar manus karena

    adanya jaringan parut bekas luka bakar tersebut

    Ad Fungsionam : Dubia Ad Malam

    Pengaruh penyakit terhadap fungsi organ dan fungsi manusia dalam

    14

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    15/30

    menjalankan tugasnya. Pada pasien ini kemungkinan akan terjadi pengurangan

    fungsi pada organ tangan kanan karena adanya bekas dari luka bakar ini

    Ad Kosmetikum : Dubia Ad Malam

    Pengaruh penyakit terhadap tampilan estetik pada pasien ini merujuk kepada

    adanya bekas luka yang mengurangi estetika pada tangan pasien.

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFINISI

    Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan

    kontak dengan sumber panas seperti api, air panas , bahan kimia , listrik dan radiasi. (5)

    PENYEBAB

    Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel maupun sesuatu

    yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang. Cedera bisa berupa luka bakar

    ringan sampai kematian, tergantung kepada:

    1. Jenis dan kekuatan arus listrik

    Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan

    15

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    16/30

    dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung

    kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan

    siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari

    arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan

    (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama. DC cenderung menyebabkan

    kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar korbannya

    dari sumber aurs. AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada

    posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada

    sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga

    terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan dan

    kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis

    arus listrik tersebut. Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere

    (mA) sama dengan 1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan

    tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada

    dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak

    beraturan, yang bisa berakibat fatal.

    Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung

    mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuahpacemaker, maka bisa terjadi

    gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang

    dari 1 mA).

    2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik

    Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat

    aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara

    langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan

    sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan

    16

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    17/30

    lembab. Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput

    lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya separuh dari

    resistensi kulit utuh yang lembab.

    Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100 kali

    lebih besar dari kulit yang lebih tipis. Arus listrik banyak yang melewati kulit,

    karena itu energinya banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit

    tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan

    keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan

    titik keluarnya arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam

    juga bisa mengalami luka bakar.

    3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh

    Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling

    sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau

    dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya

    daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah.

    Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:

    - kejang

    - perdarahan otak

    - kelumpuhan pernafasan

    - perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan

    kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)

    - irama jantung yang tidak beraturan.

    - Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.

    4. Lamanya terkena arus listrik.

    Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang

    17

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    18/30

    mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka

    bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka

    bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat

    cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan

    kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa

    menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta

    bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.

    KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Luka bakar dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan kedalaman

    kerusakan jaringan; yang perlu dicantumkan dalam dignosis, yaitu :

    a. Berdasarkan Penyebab

    Luka bakar dibedakan atas beberapa jenis, antara lain :

    Luka bakar karena api

    Luka bakar karena air panas

    Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat)

    Luka bakar karena lisrik dan petir

    Luka bakar karena radiasi

    Cedera akibat suhu sangat rendah (frost bite)

    b. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan :

    Luka bakar derajat I :

    18

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    19/30

    Kerusakan terbatas pada bagian superficial epidermis

    Kulit kering, hiperemik, memberikan efloresensi berupa eritema

    Tidak dijumpai bula

    Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

    Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari

    Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari

    Luka bakar derajat II :

    Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi

    inflamasi akut disertai proses eksudasi

    Dijumpai bula

    Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas

    permukaan kulit normal

    Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teiritasi

    Dibedakan menjadi 2 (dua) :

    a. Derajat II dangkal (superficial)

    Kerusakan mengenai bagian superficial dermis

    Apendises kulit seperti folikel rambut , kelenjar keringat ,

    kelenjar sebasea masih utuh

    19

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    20/30

    Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari

    b. Derajat II dalam (deep)

    Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis

    Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat ,

    kelenjar sebasea sebagian masih utuh

    Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang

    tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari

    satu bulan.

    Luka bakar derajat III :

    Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam

    Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea

    mengalami kerusakan

    Tidak dijumpai bula

    20

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    21/30

    Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih rendah

    dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapisan epidermis dan

    dermis (dikenal dengan sebutan eskar)

    Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut

    saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian

    Penyembuhan terjadi lama kareana tidak ada proses epitelisasi spontan baik

    dari dasar luka, tepi luka, maupun apendises kulit.

    c. Berdasarkan perhitungan luas luka bakar

    Rules of nines ini disadari atas perhitungan 1% luas permukaan tubuh adalah

    seluas telapak tangan penderita (catatan : bukan tangan pemeriksa).

    Kepala dan dan leher berjumlah 9% ,trunkus aterior dan trunkus posterior

    masing-masing 18% ,genitalia 1%, lengan kanan dan kiri masing-masing 9% ,

    tungkai atas kanan 9%, tungkai atas kiri 9%, kaki kanan 9% dan kaki kiri 9 %

    dimana jumlah presentasi nya adalah 100%.

    21

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    22/30

    d. Berdasarkan kategori penderita

    Berdasarkan berat/ringan luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar

    menurutAmerican Burn Association :

    1. Luka bakar berat / kritis (major burn)

    a. Derajat II-III >20% pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau dia atas

    usia 50 tahun

    b. Derajat II-III >25% pada kelompok usia selain disebutkan pada butir

    pertama

    c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki dam perineum

    d. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan

    luas luka bakar

    e. Luka bakar listrik tegangan tinggi

    f. Disertai trauma lainnya

    g. Pasien-pasien dengan risiko tinggi

    2. Luka bakar sedang (moderate burn)

    22

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    23/30

    a. Luka bakar dengan luas 15-25% pada dewasa, dengan luka bakar dearajat

    tiga kurang dari 10%

    b. Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia 40

    tahun, dengan luka bakar derajat tiga kurang dari 10%

    c. Luka bakar dengan derajat tiga

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    24/30

    masalah yang bermula dari kerusakan jaringan

    Fase Lanjutan

    Fase ini berlangsung sejak penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.

    Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar; berupa parut hipertrofik,

    kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau

    struktur tertentu akibat proses inflamasi yang hebat dan berlangsung lama; yang

    menjadi karakteristik luka bakar (misal, kerapuhan tendon ekstensor pada jari-jari

    tangan yang menyebabkan suatu kondisi klinis yang disebut bouttonierre

    deformity)

    RHABDOMYOLYSIS(7)

    Rhabdomyolysis adalah sindrom yang disebabkan oleh cedera pada otot rangka

    dan melibatkan kebocoran cairan intraseluler dalam jumlah besar ke dalam plasma.

    Rhabdomyolysis disebabkan oleh banyak etiologi namun pada dasarnya ini merupakan

    kerusakan sarcolemma dan pelepasan komponen intraseluler sel otot. Mekanisme

    kerusakan dalam rhabdomyolysis mencakup kerusakan membrane sel,hipoksia sel otot,

    deplesi ATP dan gangguan elektrolit pada pompa natrium-kalium.

    Sarcolemma merupakan selaput tipis yang membungkus serat otot lurik, disana

    terdapat banyak pompa yang mengatur gradient elektrokima seluler. Konsentrasi

    natrium intraseluler biasanya diatur oleh pompa natrium-kalium adenosine

    triphosphatase (Na/K-ATPase) yang terletak di sarcolemma tersebut.

    Pompa Na/K-ATPase memompa natrium dari dalam sel ke luar sel. Akibatnya

    bagian dalam sel lebih negative daripada bagian luar sel. Gradien ini menarik natrium

    ke dalam sel sebagai pergantian dari keluarnya kalsium, melalui mekanisme protein

    carrier. Selain itu, pertukaran kalsium secara aktif juga terjadi, yaitu kalsium masuk

    kedalam sarkoplasmic reticulum dan mitokondria. Pompa Na/K-ATPase ini bekerja

    24

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    25/30

    menggunakan ATP (energy)

    Bila ada gangguan dari fungsi pompa NA/K-ATPase ini yang bisa disebabkan

    oleh kerusakan membran sel atau kurangnya energy, keseimbangan komposisi

    elektrolit. Sehingga terjadi peningkatan kalsium intraseluler. Peningkatan kalsium

    dalam sel ini akan mengakibatkan hiperaktivitas dari protease dan enzim proteolitik

    dan memacu terbentuknya radikal bebas oksigen. Enzim-enzim tersebut dapat

    mendegradasi myofilamen dan merusak membrane fosfolipid dari sel sehingga terjadi

    kebocoran cairan intraseluler ke dalam plasma. Cairan ini terdiri dari

    kalium,fosfat,creatinin kinase, asam urat dan myoglobin. Cairan intrasel ini juga dapat

    terakumulasi pada jaringan otot sekitarnya.

    Rhabdomyolysis mungkin terjadi setelah peristiwa traumatis, termasuk yang berikut:

    1. Trauma tumpul

    2. Cedera listrik tegangan tinggi

    3. Luka bakar

    MYOGLOBINURIA(8)

    25

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    26/30

    Myogolbinuria adalah kondisi dimana terdapatnya myoglobin di dalam urin.

    Myoglobinuria biasanya merupakan akibat dari rhabdomyolysis yaitu perusakan sel

    otot. Semua proses yang mengganggu penyimpanan atau penggunaan energy oleh sel

    otot dapat menyebabkan myoglobinuria.

    Mioglobin dilepaskan dari jaringan otot oleh kerusakan sel dan perubahan dalam

    permeabilitas membran sel otot rangka. Dalam kondisi normal, pompa natrium kalium

    ATPase mempertahankan kandungan natrium sangat rendah intraselular. Saluran

    natrium-kalsium terpisah maka berfungsi untuk memompa tambahan natrium ke dalam

    sel dalam pertukaran untuk ekstrusi kalsium dari sel. Selain itu, sebagian kalsium

    intraseluler biasanya diasingkan dalam organel. Kerusakan pada sel-sel otot

    mengganggu dengan kedua mekanisme, yang menyebabkan peningkatan kalsium

    terionisasi bebas dalam sitoplasma. Kalsium intraseluler tinggi mengaktifkan enzim

    kalsium yang lebih banyak tergantung memecah membran sel, menyebabkan pelepasan

    isi intraselular seperti mioglobin dan creatine kinase ke sirkulasi.

    Mioglobin adalah protein heme monomer yang mengandung zat besi dalam

    bentuk ferro. Hal ini mudah disaring oleh glomerulus dan cepat diekskresikan ke dalam

    urin. Ketika jumlah besar mioglobin memasuki lumen tubulus ginjal, berinteraksi

    dengan protein Tamm-Horsfall dan terpresipitasi, proses ini dibantu dengan keasaman

    urin. Obstruksi tubulus terutama terjadi pada tingkat tubulus distal. Selain itu, spesies

    oksigen reaktif yang dihasilkan oleh kerusakan baik otot dan sel-sel epitel ginjal yang

    mempromosikan oksidasi oksida besi untuk oksida besi (Fe +3), sehingga

    menghasilkan radikal hidroksil. Baik gugus heme dan radikal bebas hidroksil besi bisa

    menyebabkan mediator kritis dan bersifat toksis tubulus langsung, yang terutama

    terjadi di tubulus proksimal.

    Dengan demikian, terjadi pengendapan mioglobin dalam tubulus ginjal dengan

    26

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    27/30

    obstruksi sekunder dan keracunan tubular, atau keduanya merupakan penyebab utama

    untuk cedera ginjal akut selama myoglobinuria.

    SYNDROM COMPARTMENT

    Syndrome kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan

    tekanan interstitial pada kompartemen osteofasial yang tertutup. Sehingga

    mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan.

    Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal

    yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler dan

    nekrosis jaringan lokal akibat hipoksia. Ketika tekanan dalam kompartemen melebihi

    tekanan darah dalam kapiler dan menyebabkan kapiler kolaps. Pertama-tama sel akan

    mengalami oedem, kemudian sel akan berhenti melepaskan zat-zat kimia sehingga

    menyebabkan terjadi oedem lebih lanjut dan menyebabkan tekanan meningkat. Aliran

    darah yang melewati kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen

    juga akan terhenti. Terjadinya hipoksia menyebabkan sel-sel akan melepaskan

    substansi vasoaktif yang meningkatkan permeabilitas endotel. Dalam kapiler-kapiler

    terjadi kehilangan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan jaringan dan

    memperberat kerusakan disekitar jaringan dan jaringan otot mengalami nekrosis.

    Gejala klinis yang umum ditemukan pada sindroma kompartemen meliputi :

    1. Pain : Nyeri pada pada saat peregangan pasif pada otot-otot yang

    terkena.

    2. Pallor : Kulit terasa dingin jika di palpasi, warna kulit biasanya pucat.

    3. Parestesia : Biasanya terasa panas dan gatal pada daerah lesi.

    27

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    28/30

    4. Paralisis : Diawali dengan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi.

    5. Pulselesness : Berkurang atau hilangnya denyut nadi akibat adanya gangguan

    perfusi arterial.

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Pada sengatan listrik dapat timbul kerusakan jaringan dengan spektrum luas,

    28

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    29/30

    bermula dari kerusakan kulit superficial sampai kerusakan organ-organ hingga

    kematian. Listrik dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai efek langsung arus

    listrik searah pada sel dan oleh kerusakan termal dari panas yang diteruskan jaringan.

    Bila sengatan listrik masuk ke dalam tubuh, kerusakan terbesar terjadi pada saraf,

    pembuluh darah, dan otot.

    Pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis dari ciri luka yang ada yaitu luka

    bakar derajat III pada palmar manus dextra dan luka bakar derajat II dangkal pada

    antebrachii dextra. Dan luka bakar ini berdasarkan luasnya dapat digolongkan menjadi

    luka bakar ringan. Dari ciri dan klasifikasi tersebut dapat dilakukan penatalaksanaan

    yang tepat terhadap pasien ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W. I., Kapita Selekta Kedokteran. 3th ed.

    Jakarta : Media Aesculapius FKUI; 2000. P. 367-70

    29

  • 8/22/2019 Burn Injury MO-RM

    30/30

    2. Shires GT, Spencer FC, Husser WC. Intisari Ilmu-Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2000.

    P. 123-4

    3. American College of Surgeon. Advanced Trauma Life Support. USA: First

    Impression; 1997

    4. Hostetler MA. Burns, Electrical. January, 2004. Accessed on: October 13, 2011.

    Available from:http://www.emedicine.com/burn/topic343.htm

    5. Medica. Luka bakar. Available at :

    http://medicastore.com/penyakit/987/Luka_bakar.html. Accessed on : October 13,

    2011.

    6. Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. 3th ed. (Diterjemahkan oleh : Subekti

    NB). EGC: Jakarta. P.129-32;724

    7. Wedro Benjamin. Rhabdomyolysis. Available at :

    http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?

    articlekey=105056&pf=3&page=1. Accessed on : October 13,

    2011. Updated on : 9 Februari 2011.

    8. Devarajan Prasad. Myoglobinuria. Available at :

    http://emedicine.medscape.com/article/982711-overview#showall.

    Accessed on: 13 Aoril 2011. Updated on : 4 januari 2010

    http://www.emedicine.com/burn/topic343.htmhttp://www.emedicine.com/burn/topic343.htmhttp://medicastore.com/penyakit/987/Luka_bakar.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/987/Luka_bakar.htmlhttp://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=105056&pf=3&page=1http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=105056&pf=3&page=1http://emedicine.medscape.com/article/982711-overview#showallhttp://www.emedicine.com/burn/topic343.htmhttp://medicastore.com/penyakit/987/Luka_bakar.htmlhttp://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=105056&pf=3&page=1http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=105056&pf=3&page=1http://emedicine.medscape.com/article/982711-overview#showall