BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : bahwa sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 130 /Permentan/SR. 130/ 11/2014 Tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2015 dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2014 tentang Kebutuhan Dan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sidoarjo tentang Kebutuhan dan Penyaluran serta Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2015; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten/Kota Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumcn (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478) ; 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660) ;
29
Embed
BUPATI SIDOARJOsjdih.sidoarjokab.go.id/sjdih/webadmin/webstorage/...2015, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sidoarjo tentang Kebutuhan dan Penyaluran serta Harga Eceran Tertinggi (H
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BUPATI SIDOARJOPROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI SIDOARJONOMOR 61 TAHUN 2014
TENTANGKEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK
BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJOTAHUN ANGGARAN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIDOARJO,
Menimbang : bahwa sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (2) Peraturan MenteriPertanian Nomor 130 /Permentan/SR. 130/ 11/2014 Tentang Kebutuhan danHarga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian TahunAnggaran 2015 dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84Tahun 2014 tentang Kebutuhan Dan Penyaluran Serta Harga Eceran TertinggiPupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran2015, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sidoarjo tentang Kebutuhan danPenyaluran serta Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk SektorPertanian Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2015;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahKabupaten/Kota Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur JunctoUndang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas WilayahKotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 2730) ;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumcn(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3478) ;
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4433); sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem PenyuluhanPertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4660) ;
2
5. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan danKesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, TambahanLembaran Negara Nomor 5015), sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5619) ;
6. Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 149,Tambahan Lembaran Negara Nomor 5068),
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Holtikultura (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 132, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5170);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5360);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) ;
11. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor : 308, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor : 5613);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001, tentang Pupuk BudidayaTanaman (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan LembaranNegara Nomor 4079) ;
13. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan PupukBersubsidi sebagai Barang dalam Pengawasan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011;
14. Peraturan Presiden Nomor : 15 Tahun 2011 tentang Perubahan AtasPeraturan Presiden Nomor : 77 Tahun 2005 tentang Penetapan PupukBersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 40/Permentan /OT. 140/4/2007tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi Sawah SpesifikLokasi;
16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 20/M-DAG/PER/5/2009 tentangKetentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan /SR. 140/8/2011 tentangSyarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-Organik;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 70/Permentan /SR. 140/10/2011tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentangPengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian;
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 130/Permentan /SR. 130/11/2013tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk BersubsidiUntuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2015;
3
21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2014 tentang KebutuhanDan Penyaluran Serta Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi UntukSektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTAHARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTORPERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2015.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pupuk An-organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisikadan atau biologi, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.
2. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoranhewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telahmelalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkayadengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untukmeningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah sertamemperbaiki sifat flsik, kimia dan biologi tanah.
3. Pupuk Bersubsidi adalah barang dalam pengawasan yangpengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari Pemerintahuntuk kebutuhan Kelompok Tani dan/atau Petani di SektorPertanian.
4. Pemupukan Berimbang adalah pemberian pupuk bagi tanamansesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanamanuntuk mencapai produktivitas yang optimal dan berkelanjutan.
5. Kebutuhan Pupuk Bersubsidi adalah alokasi sejumlah Pupuk Bersubsidiper Kabupaten/Kota yang dihitung berdasarkan usulan dariBupati/Walikota atau Dinas yang membidangi sektor pertanian diKabupaten/Kota.
6. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut HET adalahharga Pupuk Bersubsidi yang dibeli oleh Petani/KelompokTani di Penyalur Lini IV yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
7. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan budidaya tanamanpangan, hortikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak, danbudidaya ikan dan/atau udang.
8. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesiaperseorangan dan / atau beserta keluarganya yangmelakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura,perkebunan dan/atau peternakan.
9. Petambak adalah perorangan Warga Negara Indonesia yangmengusahakan lahan untuk budidaya ikan dan/atau udang.
10. Kelompok Tani adalah kumpulan petani atau petambak yangdibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisilingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaankomoditas; dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkananggotanya.
4
11. Pelaksana Subsidi Pupuk adalah Badan Usaha Milik Negara yangditugaskan sebagai pelaksana penugasan untuk subsidi pupuk.
12. Penyalur di Lini III adalah Distributor sesuai ketentuan Peraturan MenteriPerdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi UntukSektor Pertanian yang berlaku.
13. Penyalur di Lini IV adalah Pengecer Resmi sesuaiketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaandan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yangberlaku.
14. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani Pupuk Bersubsidiselanjutnya disebut RDKK adalah rencana kebutuhan pupuk bersubsidiuntuk satu tahun yang disusun berdasarkan musyawarahanggota Kelompok Tani yang merupakan alat pesanan pupuk bersubsidikepada Gabungan Kelompok Tani atau Penyalur Sarana ProduksiPertanian.
15. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) adalah wadahkoordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisidayang dibentuk oleh Gubernur untuk Provinsi dan olehBupati/Walikota untuk Kabupaten / Kota.
BAB IIJENIS PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 2
(1) Pupuk Bersubsidi terdiri atas Pupuk An-organik dan Pupuk Organik yangdiproduksi dan/atau diadakan oleh Pelaksana Subsidi Pupuk.
(2) Pupuk An-organik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Urea,SP-36, ZA dan NPK
BAB IIIPERUNTUKAN PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 3
(1) Pupuk Bersubsidi diperuntukkan bagi Petani yang mengusahakan lahandengan total luasan maksimal 2 (dua) hektar atau Petambak denganluasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam per keluarga.
(2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakdiperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan, hortikultura,perkebunan, peternakan atau perusahaan perikanan budidaya.
Pasal 4
(1) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran PemupukanBerimbang spesifik lokasi dengan mempertimbangkan jumlah KebutuhanPupuk Bersubsidi untuk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.
(2) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dijabarkan menurut Sub Sektor, Kecamatan, Jenis dan Jumlah,sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
6
(3) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirincilebih lanjut dengan memperhatikan rekap RDKK yang disusun oleh MantriPertanian dan Kepala BPK dan diketahui Camat setempat menurut SubSektor, Kelurahan/Desa, Jenis, Jumlah dan Sebaran Bulanan.
Pasal 5
Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4, Bupati Sidoarjo melakukan penyesuaian berdasarkanlokasi, jenis, jumlah dan waktu kebutuhan pupuk yang menjadi prioritas di wilayahkecamatan.
Pasal 6
Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikananbersama Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan melaksanakanpembinaan kepada Petani, Petambak dan/atau Kelompok Tani dalampenyusunan RDKK sesuai luas areal usahatani dan/atau kemampuanpenyerapan Pupuk Bersubsidi di tingkat Petani, Petambak dan/atau KelompokTani di wilayahnya
BAB IVPERUBAHAN DAN REALOKASI PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 7
(1) Apabila terjadi perubahan alokasi Pupuk Bersubsidi sebagai akibatdilakukannya perubahan alokasi antar Kabupaten/Kota di Provinsi JawaTimur maka ditindaklanjuti dengan perubahan alokasi antar Kecamatanyang ditetapkan melalui Peraturan Bupati Sidoarjo.
(2) Apabila terjadi realokasi dalam Kabupaten maka ditindaklanjuti realokasiantar Kecamatan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Perkebunandan Peternakan Kabupaten Sidoarjo.
(3) Apabila alokasi Pupuk Bersubsidi di wilayah Kecamatan pada bulanberjalan tidak mencukupi, Penyaluran Pupuk Bersubsidi di wilayahnyadapat dilakukan dengan menggunakan sisa alokasi bulan sebelumnyadan/atau dari alokasi bulan berikutnya dengan tidak melampaui alokasi 1(satu) tahun, melalui realokasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan (2).
7
BABVPENYALURAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)
PUPUK BERSUBSIDI
Pasal 8
(1) Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai kePetani/Petambak dan/atau Kelompok Tani melalui Penyalur di Lini IVdilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangantentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk SektorPertanian yang berlaku.
(2) Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian oleh Penyalur di LiniIV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani diatur sebagai berikut:a. Penyaluran Pupuk Bersubsidi oleh Penyalur di Lini IV ke
Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani dilaksanakan sesuai denganketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan danPenyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku dandibuktikan dengan catatan dan/atau nota pembelian kepada Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani.
b. Penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada huruf amemperhatikan kebutuhan Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tanidan alokasi di masing-masing wilayah.
(3) Untuk kelancaran penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV kePetani/Petambak dan/atau Kelompok Tani sebagaimana dimaksud padaayat (2), Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan berkoordinasidengan Dinas Kelautan dan Perikanan serta Badan Ketahanan Pangan danPelaksana Penyuluhan guna melakukan pendataan RDKK di wilayahnya,sebagai dasar pertimbangan dalam penyaluran Pupuk Bersubsidi sesuaialokasi yang ditetapkan.
(4) Optimalisasi pemanfaatan Pupuk Bersubsidi di tingkat Petani, Petambakdan/atau Kelompok Tani dilakukan melalui pendampingan penerapanPemupukan Berimbang spesifik lokasi oleh Mantri Pertanian dan Penyuluh.
(5) Pengawasan penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV ke Petani/Petambakdan/atau Kelompok Tani dilakukan oleh petugas pengawas yang ditunjuksebagai satu kesatuan dari Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida(KPPP) di Kabupaten Sidoarjo.
(6) Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan serta Dinas Kelautan danPerikanan melaksanakan Verifikasi dan Validasi Penyaluran PupukBersubsidi dan melaporkan hasil verifikasi dan validasi penyaluran pupukbersubsidi setiap bulannya kepada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.
Pasal 9
(1) Pelaksana Subsidi Pupuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Penyalurdi Lini III, dan Penyalur di Lini IV wajib menjamin ketersediaan PupukBersubsidi saat dibutuhkan Petani, Petambak dan/atau Kelompok Tani diwilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku.
8
(2) Untuk menjamin ketersediaan Pupuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pelaksana Subsidi Pupuk wajib berkoordinasi dengan Dinas PertanianPerkebunan dan Peternakan untuk penyaluran Pupuk Bersubsidi sesuaiketentuan yang berlaku.
Pasal 10
(1) Penyalur di Lini IV yang ditunjuk wajib menjual Pupuk Bersubsidi sesuaiHarga Eceran Tertinggi (HET).
(2) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:a. Pupuk Urea : Rp. 1.800,-/kg;b. Pupuk SP-36 : Rp. 2.000,-/kg;c. Pupuk ZA : Rp. 1.400,-/kg;d. Pupuk NPK : Rp. 2.300,-/kg;e. Pupuk Organik : Rp. 500,-/kg.
(3) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) berlaku untuk pembelian oleh Petani, Petambak dan/atauKelompok Tani di Lini IV secara tunai dalam kemasan sebagai berikut:a. Pupuk Urea : 50 Kg;b. Pupuk SP-36 : 50 Kg;c. Pupuk ZA : 50 Kg;d. Pupuk NPK : 50 Kg;e. Pupuk Organik : 40 Kg.
Pasal 11
(1) Kemasan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harusdiberi label tambahan berwarna merah, mudah dibaca dan tidak mudahhilang/terhapus, yang bertuliskan :
"Pupuk BersubsidiPemerintah"
(2) Khusus penyediaan dan penyaluran Pupuk Urea bersubsidi berwarnamerah muda (pink) dan Pupuk ZA bersubsidi berwarna jingga (orange).
Pasal 12
(1) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melakukan pemantauan dan pengawasanterhadap pengadaan dan penyaluran Pupuk Bersubsidi dari Lini I sampaiLini IV sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan tentangPengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yangberlaku serta melakukan pengawalan terhadap penyaluran PupukBersubsidi dari Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani.
9(2) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melaporkan perkembangan realisasi
penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai ke Petani/Petambak dan/atauKelompok Tani setiap bulannya kepada Dinas Pertanian Perkebunan danPeternakan dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan danESDM.
Pasal 13
Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Sidoarjo wajibmelakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaandan harga pupuk bersubsidi di wilayahnya.
Pasal 14
Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Kabupaten Sidoarjomenyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan Pupuk Bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati Sidoarjo.
BAB VIPENUTUP
Pasal 15
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2015Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo.
Ditetapkan di Sidoarjopada tanggal 30 Desember 2014
BUPATI SIDOARJO,
ttd
H. SAIFUL ILAH
pada tanggal 30 Desember 2014
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN SIDOARJO,
ttd
VINO RUDY MUNTIAWAN
BERITA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2014 NOMOR 63
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SIDOARJONOMOR : 61 Tahun 2014TANGGAL : 30 Desember 2014
KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI HETPUPUK BERSUBSIDI UNTU K SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2015
ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIANDI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015
Satuan: Ton
NO SUB SEKTOR UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK
1 Tanaman Pangan dan Hortikultura 12,944.00 1,796.00 5,719.00 8,480.00 1,533.00
2 Perkebunan 633.00 594.00 2,379.00 2,756.00 -
3 Peternakan - - - - -
4 Perikanan Budidaya 994.00 25.00 - - 24.00
5 Kehutanan - - - - -
J U M L A H 14,571.00 2,415.00 8,098.00 11,236.00 1,557.00