Top Banner
Bunuh Diri dan Skizofrenia: tinjauan sistematis terhadap angka kejadian dan faktor risiko Review: Suicide and schizophrenia: a systematic review of rates and risk faktors Kahyee Hor and Mark Taylor J Psychopharmacol 2010 24: 81 Abstrak Penilaian terhadap risiko merupakan ketrampilan inti pada ilmu psikiatri. Prediksi risiko bunuh diri pada skizofrenia diketahui sangat komplek. Penulis membuat sebuah tinjauan sistematis dari semua penelitian yang membahas tentang bunuh diri pada penderita skizofrenia yang telah dipublikasikan tahun 2004. Penulis menemukan 51 data (dari 1281 data yang diskrinning) yang termasuk dalam kriteria inklusi dan diurutkan berdasarkan kriteria kualitas yang sudah distandarkan. Perkiraan tingkat kejadian bunuh diri dan faktor risiko dikaitkan dengan kejadian bunuh diri yang akan datang telah diidentifikasi, dan faktor risiko tersebut telah dikelompokkan berdasarkan tipe dan kekuatan dari keinginan bunuh diri. Dalam sebuah konsensus dikatakan bahwa risiko terjadinya bunuh diri sekitar 5%. Faktor risiko yang berkaitan kuat dengan kejadian bunuh diri
48

Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Dec 13, 2014

Download

Documents

Tut Desi Fa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Bunuh Diri dan Skizofrenia: tinjauan sistematis terhadap angka kejadian dan faktor risiko

Review: Suicide and schizophrenia: a systematic review of rates and risk faktors

Kahyee Hor and Mark Taylor

J Psychopharmacol 2010 24: 81

Abstrak

Penilaian terhadap risiko merupakan ketrampilan inti pada ilmu psikiatri. Prediksi

risiko bunuh diri pada skizofrenia diketahui sangat komplek. Penulis membuat

sebuah tinjauan sistematis dari semua penelitian yang membahas tentang bunuh

diri pada penderita skizofrenia yang telah dipublikasikan tahun 2004. Penulis

menemukan 51 data (dari 1281 data yang diskrinning) yang termasuk dalam

kriteria inklusi dan diurutkan berdasarkan kriteria kualitas yang sudah

distandarkan. Perkiraan tingkat kejadian bunuh diri dan faktor risiko dikaitkan

dengan kejadian bunuh diri yang akan datang telah diidentifikasi, dan faktor risiko

tersebut telah dikelompokkan berdasarkan tipe dan kekuatan dari keinginan bunuh

diri. Dalam sebuah konsensus dikatakan bahwa risiko terjadinya bunuh diri sekitar

5%. Faktor risiko yang berkaitan kuat dengan kejadian bunuh diri di masa

mendatang termasuk: usia muda, laki-laki, dan berpendidikan tinggi. Faktor risiko

yang berhubungan dengan penyakit merupakan prediksi yang penting, dengan

angka kejadian bunuh diri, gejala depresi, halusinasi dan delusi yang aktif, serta

tilikan diri, semuanya didapatkannya bukti yang kuat. Riwayat bunuh diri dalam

keluarga, dan faktor pemberat lannya juga perlu dipertimbangkan. Satu-satunya

faktor protektif terhadap kejadian bunuh diri dapat dijadikan sebagai pengobatan

yang efektif. Pencegahan kejadian bunuh diri pada pasien skizofrenia tergantung

dari risiko pada masing-masing individu, dan cara mengatasi depresi serta hal-hal

lain yang tidak berkaitan, sama efektifnya dengan menghasilkan pengobatan yang

memadai untuk gejala psikotik.

Page 2: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Kata kunci

Skizofrenia, bunuh diri, tinjauan sistematis

Pendahuluan

Orang dengan skizofrenia diketahui lebih cepat mengalami kematian

(Saha, et al., 2007) daripada yang diperkirakan. Lebih dari 40% (Bush et al.,

2010) kematian dini dapat dikaitkan dengan bunuh diri dan kematian tidak wajar,

dalam sebuah tinjauan (Palmer et al., 2005) mengatakan bahwa perkiraan angka

kejadian bunuh diri sebesar 4,9% pada orang dengan skizofrenia. Deteksi terhadap

faktor-faktor risiko tersebut sangatlah penting secara klinis, tetapi prediksi

terhadap risikonya tidak diketahui secara tepat (Goldney, 2000).

Tinjauan sistematis terakhir (Hawton, et al., 2005) tentang faktor risiko

terjadinya bunuh diri pada skizofrenia yang diidentifikasikan dengan

menggunakan 29 data kualitas tinggi yang dianalisis untuk mengetahui faktor

risiko perseorangan. Hawton et al. (2005) menemukan bahwa secara mengejutkan

faktor risiko bunuh diri pada skizofrenia yang mirip dengan yang terjadi pada

orang normal, seperti gangguan mood, rasa kehilangan, keinginan untuk bunuh

diri sebelumnya, dan penggunaan obat-obat terlarang. Namun, beberapa faktor

diidentifikasi berkaitan dengan tingginya risiko kejadian bunuh diri pada

skizofrenia, seperti ketakutan pada gangguan mental, agitasi atau kegelisahan, dan

kepatuhan rendah saat pengobatan, yang terbukti tidak terlalu penting.

Menariknya, Hawton et al. (2005) juga mengobservasi penurunan risiko bunuh

diri yang dikaitkan dengan adanya munculnya halusinasi. Sejak saat itu, Tiihonen

et al. (2006) mengatakan, bahwa tindak lanjut pada pasien episode pertama

skizofrenia yang sudah keluar dari rumah sakit yang tidak teratur mengkonsumsi

anti-psikotik dikaitkan dengan meningkatnya angka kejadian kematian sebesar 12

kali lipat dan 37 kali lipat menyebabkan kematian karena bunuh diri.

Penilaian risiko dan manajemen risiko masih merupakan ketrampilan inti

dalam ilmu psikiatri. Sejak tahun 2005 tinjauan Hawton, dkk, yang memeriksa

data yang dipublikasikan hingga juni 2004, penelitian dalam jumlah besar

memeriksa angka kejadian dan korelasi kejadian bunuh diri pada skizofrenia.

Page 3: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Sebagai contoh, tinjauan non-sistematis terakhir oleh Carlborg et al. (2010)

menemukan banyak sekali faktor risiko yang dianggap penting, sama seperti

faktor spesifik penyakit yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada tahun

pertama timbulnya penyakit serta keterkaitan antara tingginya fungsi premorbid

dan tingginya IQ, tetapi faktor-faktor ini memiliki spesifitas yang rendah. Penulis

mengambil tinjauan sistematis berdasarkan semua penelitian relevan yang

dipublikasikan setelah tahun 2004 yang menampilkan data baru tentang faktor

risiko bunuh diri pada skizofrenia untuk mendapatkan informasi yang lebih baik

pada praktek kilinik. Penulis memutuskan hanya memasukkan penelitian serupa

untuk menghasilkan faktor risiko yang pasti, dengan menggunakan randomized

control trials, prospective dan retrospective cohort studies, serta case-control

studies. Sebagai bagian dari tinjauan sistemati, penulis memutuskan membuat

tingkatan kualitas dari bukti yang ada, perlu diingat bahwa penilaian terhadap

bukti-bukti harus menggunakan kriteria yang standar.

Metode

Strategi penelitian dan kelayakan studi

Tinjauan sistematis ini meliputi literatur yang dipublikasikan antara Juni 2004

hingga Januari 2010. Dalam pencarian di media elektronik dengan menggunakan-

EMBASE, PsychINFO dan OVID Medline (R). Judul subjek yang digunakan:

a) Skizofrenia katatonik atau Skizofrenia paranoid atau Skizofrenia atau

skizofrenia disorganisasi atau skizofrenia mp., Gangguan psikotik atau

skizoafektif psikosis mp

b) Bunuh diri

c) Faktor risiko

d) Studi kohort, studi case control, studi follow up

Hasil penelitian diskrinnining agar sesuai oleh kedua investigator. Penelitian

ini lebih jauh diskrinning untuk menjadi lebih layak berdasarkan kriteria inklusi:

a) Literatur dipublikasikan dalam bahasa Inggris

b) Case-control, kohort atau follow-up studi

Page 4: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

c) Pasien dengan diagnosis skizofrenia (termasuk semua sub-tipe), psikosis dan

gangguan skizoafektif.

Ekstraksi data

Penelitian yang terpillih dianalisis dan diekstraksi sebagai berikut:

a) Tingkat bunuh diri

b) Informasi sosio-demografi: usia, jenis kelamin, suku, status, pekerjaan,

pendidikan, sosial ekonomi

c) Informasi genetik/biologi: genetik, riwayat keluarga yang pernah bunuh diri,

biological marker

d) Penyakit yang berhubungan: onset, durasi, penyakit fisik, gangguan afektif,

gangguan berpikir, depresi, psikopatologi

e) Gaya hidup

f) Keinginan bunuh diri terdahulu

g) Ketergantungan obat: alkohol, merokok, obat terlarang

Kualitas penelitian

Tinjauan sistematis dalam penelitian ini dinilai kualitasnya. Nilai diberikan untuk

metode penelitian: 4, randomized control trials; 3, prospective cohort/follow-up

study; 2, retrospective cohort study; 1, case-control study. Penelitian ini juga

dinilai berdasarkan beberapa karakteristik, seperti: tujuan eksplisit, definisi dan

jumlah populasi yang diinvestigasi, keadaan demografi, faktor risiko eksplisit

(jika penelitian mengenai faktor risiko), validitas dan realibilitas dari metode,

respon dan tingkat drop-out, kebenaran dari respon dan tingkat drop-out, diskusi

generalisasi serta diskusi tentang keterbatasan. Setiap kriteria yang ada diberi nilai

1 dan total nilai dari setiap artikel akan diakumulasikan. Dari 6 penelitian yang

menyediakan data lebih dari 100 subjek dan memiliki total nilai tertinggi akan

diekstraksi dan dianalisis lebih detail untuk mendapatkan kepastian tema.

Page 5: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Hasil

Ekstraksi data

Dari total 1281 artikel yang diidentifikasi menggunakan strategi

penelitian, 12 artikel tidak menggunakan bahasa inggris dan dikeluarkan dari

penelitian. 71 penelitian telah terpilih untuk dilakukan analisis melalui abstrak; 20

penelitian diantaranya tidak mencantumkan objek penelitian. Akhirnya terpilihlah

51 penelitian yang telah diidentifikasi untuk penelitian ini dan ditampilkan,

digambarkan dalam gambar 1.

Seluruh 51 penelitian tadi dianalisis lebih jauh tentang faktor risiko bunuh

diri. Faktor risiko dikelompokkan menjadi 6 kategori, diantaranya: demografi,

faktor yang berhubungan dengan penyakit, wawasan, keinginan bunuh diri,

kejadian dalam hidup, dan genetik.

Penelitian berikut menyediakan data baru tentang tingkat kejadian bunuh

diri pada skizofrenia yang ditampilkan di tabel 1.

Data baru tentang faktor risiko bunuh diri pada skizofrenia dikelompokkan

dalam 6 kategori utama seperti di atas. Karakteristik demografi individual

diidentifikasi sebagai faktor risiko bunuh diri dan digambarkan pada tabel 2.

Faktor risiko pada kejadian bunuh diri selanjutnya diidentifikasikan dari

tinjauan sistematis dan dikaitkan dengan penyakit individu yang ditampilkan pada

tabel 3.

Penelitian karakteristik keluarga atau genetik dan, ditimbulkan oleh

tinjauan sistematis, individu dengan skizofrenia yang memiliki kecenderungan

untuk bunuh diri dirangkum dalam tabel 4.

Page 6: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Jumlah akhir penelitian = 51

Penelitian yang diambil untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut = 71

Penelitian yang tidak memenuhi kriteria inklusi berupa abstrak = 1210

Gambar 1. Flow chart yang menampilkan proses identifikasi penelitian

Total jumlah penelitian yang relevan= 1281

Page 7: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Table 1. Angka kejadian bunuh diri

Penelitian Detail penelitian Populasi Kesimpulan angka bunuh diri

Philips et al. (2004)

Penelitian observasional retrospektif di China. Data untuk 1995-99 diperhitungkan dari data tahun 1993

Perkiraan tiap tahun dari 4,25 juta orang dengan skizofrenia dan 284.614 total bunuh diri – dimana 28.737 kasus bunuh diri oleh orang dengan skizofrenia

10,1 % dari semua kasus bunuh diri mengalami skizofrenia. Angka bunuh diri pada orang dewasa dengan skizofrenia adalah 6,8/1000 orang/ tahun. RR bunuh diri pada kasus dengan skizofrenia dibandingkan dengan tanpa skizofrenia adalah 23,8.

Silverton et al.(2008)

Penelitian kohort Danish longitudinal prospektif 43 tahun

208 anak-anak dalam kelompok risiko tinggi (berdasarkan diagnosis ibu dengan skizofrenia), 11 di antaranya bunuh diri

Bunuh diri terjadi 14 kali lebih sering pada kelompok risiko tinggi yang terdiagnosis skizofrenia, dibandingkan dengan gangguan mental lainnya atau tanpa gangguan mental.

Craig et al.(2006)

Penelitian kohort prospektif. Ketahanan tahun ke 5 dan 10, tingkat kematian absolute dan relative di antara pengakuan pasien dengan gangguan psikotik

235 pasien dengan skizofrenia, 12 kematian dikarenakan semua penyebab ( 4 kematian wajar, 7 kematian tidak wajar, 1 tidak teridentifikasi)

1,7 % dari semua pasien dengan skizofrenia meninggal dengan cara bunuh diri.

Ran et al. (2007)

Penelitian prospektif 10 tahun di penduduk China

500 pasien dengan skizofrenia; 21 orang meninggal dengan bunuh diri

Angka bunuh diri 477/100.000 orang/ tahun. SMR 32.0. risiko

Page 8: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

bunuh diri selama periode selanjutnya adalah 4,5 %.

Osborn et al.(2008)

Penelitian kohort retrospektif pada praktek umum di UK dari tahun 1987-2002

46.136 pasien dengan penyakit mental parah (40,2 % dengan skizofrenia), dibandingkan dengan 300.426 kontrol

48 (0,26%) pasien dengan skizofrenia melakukan bunuh diri; dicocokan dengan hazard ratio = 7,00

Healy et al.(2006)

Penelitian kohort retrospektif. North Wales, UK. Dibandingkan angka kejadian bunuh diri selama hidup pada pasien skizofrenia di antara kohort dari 1875-1924 dan 1994-1998

1875-1924 : 594 pasien dengan skizofrenia =, 3 orang bunuh diri. 1994-1998 : 85 pasien, 4 bunuh diri

1875-1924 : 16/100.000 pasien/tahun, angka kejadian bunuh diri selama dia hidup adalah 0,46%. 1994-1998 : 752/100.000 pasien/tahun

Nordentoft et al. (2004)

Penelitian kasus kontrol menggunakan register longitudinal Dannish dari 1981-1997

18.744 individu melakukan bunuh diri, termasuk 756 orang dengan skizofrenia

Angka kejadian bunuh diri ditemukan menolak dari 1981-1997 dengan >50%. Rasio angka insidensi bunuh diri di antara pasien skizofrenia sekitar 20 kali lebih tinggi dari pada populasi general

Carlborg et al.(2008)

Penelitian di Swedia dari 1973-2006

385 pasien (153 laki-laki, 232 perempuan) skizofrenia dengan spektrum psikosis

Angka kejadian bunuh diri selama periode selanjutnya adalah 6,8 %. Rasio angka insidensi bunuh diri adalah 1,01

Bhatia et al.(2006)

Penelitian kohort retrospektif pada

460 penduduk India dan 424

Lebih banyak kejadian bunuh

Page 9: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

sampel penduduk India dan Amerika

penduduk Amerika diri di US (205/424) dibandingkan di India (107/460)

Limosin et al.(2007)

Penelitian prospektif 10 tahun di Perancis

3470 pasien skizofrenia, 141 bunuh diri

Prevalensi bunuh diri (global SMR) adalah 16,2. Kematian disebabkan bunuh diri, tertinggi selama 4 tahun pertama penelitian

Barak et al.(2004)

Penelitian kasus kontrol 10 tahun di Israel

692 pasien skizofrenia, 30 di antaranya mencoba bunuh diri

Angka percobaan bunuh diri adalah 5%, dimana lebih sedikit dari pelaporan pasien lebih muda

Laursen et al. (2007)

Penelitian kohort retrospektif menggunakan dua populasi berdasarkan kohort di Denmark

Skizofrenia : 17.660 pengakuan pertama dan 3942 kematian. Skizoafektif : 4055 pengakuan pertama dan 1261 kematian

Ratio angka bunuh diri di antara pasien skizofrenia laki-laki dan perempuan adalah 34,51 dan 58,81. Ratio angka kematian skizofrenia tertinggi dalam kelompok umur 55-79 tahun dan 80+

RR (relative risk); SMR (standarised mortality ratio).

Tiga faktor risiko lainnya yang tidak kalah penting dikaitkan dengan kejadian

bunuh diri pada skizofrenia di masa mendatang dipisahkan sebagai berikut:

Riwayat percobaan bunuh diri. Dari 51 penelitian, 10 di antaranya

terevaluasi riwayat percobaan bunuh diri sebagai faktor risiko bunuh diri pada

pasien skizofrenia. Semua 10 penelitian teridentifikasi suatu korelasi positif di

antara percobaan bunuh diri dan bunuh diri.

Penyalahgunaan Zat. Dari tujuh penelitian ditemukan penyalahgunaan

zat, empat penelitian teridentifikasi alkohol sebagai faktor predisposisi

Page 10: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

peningkatan bunuh diri di antara pasien skizofrenia, sementara tiga penelitian

teridentifikasi penyalahgunaan zat dan satu penelitian teridentikasi hanya rokok.

Hanya satu penelitian tidak ditemukan adanya perbedaan dalam penyalahgunaan

zat pada mereka yang melakukan bunuh diri.

Peristiwa pada kehidupan. Hanya dua penelitian terlihat peristiwa

kehidupan sebagai faktor risiko untuk melakukan bunuh diri. Satu penelitian

menunjukkan trauma masa kecil dan penemuan pasien yang melakukan bunuh diri

memiliki skor lebih tinggi pada kuesioner trauma masa kecil. Penelitian lainnya

ditemukan bahwa pasien skizofrenia memiliki angka peristiwa kehidupan lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol normal, tapi orang skizofrenia yang

bunuh diri memiliki lebih sedikit peristiwa kehidupan dari pada mereka yang

tidak bunuh diri.

Tabel 2. Demografik pasien

Karakteristik Angka penelitian

Asosiasi positif Tidak asosiasi

Kesimpulan faktor risiko

Umur 10 7/10 teridentifikasi usia muda sebagai faktor predisposisi peningkatan bunuh diri. Satu penelitian tercatat risiko lebih tinggi pada pasien >50 tahun, dan lainnya teridentikasi rata-rata umur lebih tua bunuh diri di antara perempuan, bukan pada laki-laki.

Umur muda tidak mereplikasi pada satu penilitian

Umur muda

Jenis kelamin 16 Dua penelitian teridentifikasi perempuan mempunyai faktor risiko bunuh diri. Sebelas penelitian ditemukan bahwa laki-laki memiliki faktor risiko lebih

Satu penelitian tidak mereplikasi penemuan jenis kelamin laki-laki sebagai faktor predisposisi

Laki-laki

Page 11: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

tinggi untuk bunuh diri.

untuk bunuh diri. Dua penelitian tidak menemukan perbedaan bunuh diri di antara jenis kelamin

Etnik 2 Satu penelitian menunjukkan bahwa orang kulit putih memiliki angka kejadian bunuh diri lebih tinggi

- Tidak tersimpulkan

Status marital 3 Dua penelitian menemukan bahwa status single merupakan predisposisi untuk bunuh diri

Satu penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan pada bunuh diri

Single

Pekerjaan 3 Dua penelitian menemukan tidak memiliki pekerjaan dan ketidakmampuan untuk bekerja akan meningkatkan risiko bunuh diri.

- Tidak memiliki pekerjaan

Pendidikan 6 Semua enam penelitian mengidentifikasi tingkat pendidikan lebih tinggi sebagai faktor risiko predisposisi bunuh diri. Satu penelitian hanya menemukan ini di antara penduduk Amerika tapi tidak pada penduduk India

- Tingkat pendidikan lebih tinggi

Kelas sosial 4 Satu penelitian Satu Tidak

Page 12: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

mengidentifikasi angka bunuh diri lebih tinggi pada kelas sosial lebih tinggi, dan dua penelitian mengidentifikasi tunawisma dan hidup sendiri merupakan faktor risiko positif

penelitian tidak menemukan perbedaan dalam status ekonomi

tersimpulkan

Rural/urban 1 Rural>urban = 3.18 kali

- Rural

Kualitas analisis sistemik peneliti dari semua yang tersedia termasuk penelitian, menggunakan skoring kriteria di atas, dapat dilihat hasilnya (Tabel 5).

Enam artikel terbaik (skor persen kualitas maksimum = 92%) dikutip dari lebih banyak analisis terperinci. Tabel 6 meringkaskan perincian metode, investigasi faktor risiko, dan kesimpulan setiap enam penelitian.

Diskusi

Tinjauan sistemik ini meliputi penemuan 51 artikel yang dipublikasikan

dari Juni 2004 sampai Januari 2010. Penemuan utama dari tinjauan ini adalah

sebagai berikut :

Angka kejadian bunuh diri pada skizofrenia

Penelitian lebih jauh belum sampai pada sebuah persetujuan tentang angka

kejadian bunuh diri di antara pasien dengan skizofrenia. Kebanyakan secara luas

menyebutkan angka kejadian bunuh diri selama hidup adalah 10%, seperti

diperkirakan oleh tinjauan dari Miles (1977). Meskipun, penelitian sekarang yang

dilakukan oleh Palmer et al. (2005) sudah menolak pernyataan ini dan sudah

mengusulkan bahwa risiko bunuh diri selama hidup pada skizofrenia kira-kira

4,9%. Tinjauan sekarang menganalisa data kontemporer pada angka bunuh diri di

antara pasien dengan skizofrenia, dan peneliti menyimpulkan bahwa suatu

perkiraan angka kejadian bunuh diri yang akurat adalah 579/100.000 orang/tahun

(477-680/100.000 orang/tahun). Meskipun, dua penelitian yang lain menyelidiki

Page 13: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

proporsi orang yang meninggal karena bunuh diri yang juga memiliki skizofrenia,

tercatat angka kejadian 10,1% (Philips et al., 2004) dan 22,3% (Osborn et al.,

2008), tetapi proporsi kematian tidak seharusnya dibingungkan dengan risiko

masa hidupnya.

Ini mungkin tidak mengejutkan bahwa penelitian yang berbeda,

menggunakan populasi dan metodologi yang berbeda pula, kembali membuat

perkiraan bermacam-macam angka kejadian bunuh diri pada skizofrenia. Namun,

angka kejadian bunuh diri yang benar akan berfluktuasi kemudian hari,

bergantung pada sejumlah variabel yang kompleks termasuk periode akhir dimana

penelitian sudah berakhir. Terlebih, banyak bunuh diri mungkin tidak

terklasifikasi sebagai kematian “tidak wajar” atau “”tidak dapat ditentukan”.

Meskipun sebagian besar penelitian mencoba mengindikasikan bahwa risiko

figure konsesus terdahulu dari 10% masa hidup adalah sebuah taksiran terlalu

tinggi (kemungkinan karena kebingungan dengan proposi kematian), dengan

risiko seumur hidup sekitar 5% menjadi lebih representatif, dan kompatibel

dengan berbagai penelitian yang peneliti analisis (Barak et al., 2004a; Carlborg et

al., 2008; Ranet al., 2007; Limosin et al., 2007). Angka 5% ini masih jauh lebih

tinggi daripada risiko bunuh diri populasi umum.

Peneliti memutuskan ini akan menjadi relevan secara klinis dan bermanfaat untuk

mengelompokkan data faktor-faktor risiko bunuh diri pada skizofrenia,

Table 3. faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit

Karakteristik

Jumlah Penelitian

Hubungan Positif Tidak Ada Hubungan

Kesimpulan

Usia Permulaan Penyakit

5 Tiga penelitian mengidentifikasi bahwa onset pada usia lanjut sebagai faktor prediposisi dalam meningkatnya bunuh diri. Satu penelitian menemukan bahwa onset pada usia lebih muda berhubungan dengan kejadian bunuh diri.

Satu penelitian tidak menemukan perbedaan

Onset usia lanjut

Page 14: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Durasi penyakit

6 Satu penelitian: ≥10 tahun, dua penelitian: akut/ durasi penyakit lebih pendek, dua penelitian: dalam 3-5 tahun pertama, satu penelitian: durasi sakit lebih panjang dengan eksaserbasi

- Tidak meyakinkan

Penyakit fisik

2 Kedua penelitian didapatkan bahwa terdapat korelasi positif

- Penyakit fisik berkorelasi positif

Gangguan afek

23 Tujuh penelitian ditemukan korelasi positif antara gangguan afek dan meningkatnya bunuh diri. Lima belas penelitian mengiidentifikasi hubungan positif antara depresi dan peningkatan bunuh diri

Hanya satu penelitian ditemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam level depresi antara adanya usaha bunuh diri dan tidak ada usaha bunuh diri

Keputusasaan, berpikir negatif, munculnya depresi

Gejala Psikotik

16 Sepuluh penelitian mengidentifikasi adanya korelasi positif antara gejala positif psikotik dan bunuh diri pada skizofrenia. Level rendah dari gejala negatif psikotik juga menunjukkan hubungan kuat dengan meningkatnya bunuh diri dalam tiga penelitian. Ditemukan korelasi positif untuk level yang lebih tinggi dari baseline mental suffering (satu penelitian) serta disintegrasi mental dan agitasi/keresahan (satu penelitian)

Satu penelitian menemukan bahwa tidak ada hubungan antara bunuh diri dengan kejadian halusinasi atau delusi. Satu penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kejadian bunuh diri dengan rata-rata angka kejadian gejala negatif.

Meningkat pada gejala positif, terutama halusinasi auditorik dan delusi, tetapi level rendah untuk gejala negatif

Tilikan diri 5 Empat penelitian menunjukkan korelasi positif antara bunuh diri dan derajat tilikan diri

Satu penelitian menemukan tidak ada perbedaan dalam angka bunuh diri dengan perbedaan tilikan

Tilikan diri berpengaruh

Page 15: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Pengobatan 11 Dua penelitian mengidentifikasi peningkatan risiko bunuh diri dengan penggunaan antidepresan dan diterapi oleh psikiatri laki-laki. Satu penelitian mengidentifikasi angka yang lebih tinggi dalam hal perawatan rumah sakit bagi siapa saja yang melakukan bunuh diri. Faktor-faktor perlindungan termasuk CBT, SGAs, dan deinstitusionalisasi

Satu penelitian menemukan tidak ada perbedaan dalam angka bunuh diri diantara yang pernah diobati dan yang tidak pernah. Penelitian yang lainnya mengidentifikasi bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok yang telah mendapat CBTp, konseling suportif atau pengobatan seperti biasa.

Tidak meyakinkan.Beberapa penelitian menyarankan bahwa anti psikotik generasi kedua dapat memproteksi.

CBT, cognitive behavioural therapy; SGA, second generation antipsychotic.

Table 4. Genetik

Karakteristik Jumalah penelitian

Hubungan positif Tidak berhubungan

Kesimpulan

Riwayat Keluarga

4 Tiga penelitian mengidentifikasi korelasi positif antara adanya riwayat bunuh diri dalam keluarga (perilaku/percobaan) dengan bunuh diri

Satu penelitian menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

Riwayat keluarga positif

Marker biologi

1 - Tidak ada perbedaan di level CSF 5-HIAA dan level CSF HVA dengan percobaan bunuh diri dan yang tidak pernah mencoba

Tidak ada hubungan antara level CSF5-HIAA dan HVA dengan bunuh diri

Genetik 2 Satu penelitian: Telah

Page 16: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

COMT Del Allele cenderung rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Satu penelitian: berbeda dalam rasio rata-rata, dengan ‘C’ alel menunjukkan level cDNA yang lebih rendah dalam kelompok bunuh diri; penurunan total reseptor 5HT2A mRNA dalam korban bunuh diri.

teridentifikasi gen yang berhubungan dengan bunuh diri – COMT Del alel, ‘‘C’’ aleldan reseptor 5-HT2A

Table 5. Analisis kualitas semua penelitian yang masuk

Study Study design Percentage of maximum quality score (%)

Crumlish et al. (2005) Fialko et al. (2006) Ran et al. (2007) Ran et al. (2009)Montross et al. (2008)Ran et al. (2008)Sevincok et al. (2007)Alara¨ isa¨nen et al. (2006)Kuo et al. (2005)Pompili et al. (2009)Loas et al. (2009)Bhatia et al. (2006)Limosin et al. (2007)McGirr et al. (2008)Bickley et al. (2006)Bateman et al. (2007)Silverton et al. (2008)Carlborg et al. (2008)Tidemalm et al. (2008)Healy et al. (2006)Bertelsen et al. (2007)Laursen et al. (2007)

Prospective Cohort Study Randomized Controlled Trial Follow-Up/Cohort Study Prospective Cohort StudyRandomized Controlled TrialProspective Cohort StudyProspective Case-Control StudyRetrospective Cohort StudyFollow-up Cohort StudyRetrospective Cohort StudyProspective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyProspective Follow-up StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyRandomized Controlled TrialProspective Cohort StudyFollow-Up/Cohort StudyFollow-Up/Cohort StudyRetrospective Cohort StudyRandomized Controlled TrialRetrospective Cohort Study

92929292929285858585858585858585777777777777

Page 17: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Kelly et al. (2004)Haukka et al. (2008)Barak et al. (2004a)Sinclair et al. (2004)Reutfors et al. (2009)Carlborg et al. (2009)Preti et al. (2009)Barak et al. (2004b)Tarrier et al. (2006)Strauss et al. (2006)Altamura et al. (2007)Alara¨ isa¨nen et al. (2009)Rantanen et al. (2009)Niehaus et al. (2004)Ran et al. (2005)Lewine and Shriner (2009)Barak et al. (2008)Lee et al. (2009)McGirr et al. (2006)Osborn et al. (2008)Harkavy-Friedman et al. (2004)Roy (2005)Li et al. (2008)De Luca et al. (2007)Bourgeois et al. (2004)De Luca et al. (2006)Karvonen et al. (2007)Phillips et al. (2004)Fennig et al. (2005)

Retrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Case-Control StudyRetrospective Case-Control StudyRetrospective Case-Control StudyProspective Cohort StudyProspective Cohort StudyRetrospective Case-Control StudyProspective Randomized Controlled TrialRetrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyProspective Cohort StudyFollow-up StudyCase-Control StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyCase-Control StudyCase-Control StudyCase-Control StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Case-Control StudyCase-Control StudyCase-Control StudyFollow-Up/Cohort StudyCase-Control StudyRetrospective Cohort StudyRetrospective Cohort StudyCase-Control Study

7777777777777777777777777777776969696969696969626262626246

Table 6. ringkasan penelitian dengan kualitas terbaik mengenai faktor risiko percobaan bunuh diri pada Skizofrenia

Penelitian Judul naskah Detail peserta

Kesimpulan peningkatan risiko bunuh diri

Crumlish et al. (2005)

Early insight predicts depression andattempted suicide after 4 years infirst-episode schizophrenia

101 peserta, percobaan bunuh diri digunakan sebagai pengukur

Tilikan diri berhubungan dengan meningkatnya risiko usaha bunuh diri. Tilikan diri juga berhubungan dengan depresi.

Fialko et al. (2006)

Understanding suicidal ideation

290 pasien Usia muda dan jenis kelamin laki-laki tidak terreplika,

Page 18: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

in psychosis: findings from thePsychological Prevention of Relapsein Psychosis (PRP) trial

White anxiety, keyakinan negatif dan depresi, halusinasi auditorik, konsumsi alkohol sehari-hari

Ran et al. (2007)

Mortality in people with schizophrenia inrural China: 10-year cohort study

500 patients >50 y/o, jenis kelamin laki-laki dan ketidakmampuan untuk bekerja berhubungan denga peningkatan risiko.Onset >45 y/o, durasi penyakit ≥10 tahun, penyakit fisik,Mengurangi risiko dengan pengobatan

Ran et al. (2009)

Differences in mortality and suicidalbehaviour between treated and never-treated people with schizophrenia inrural China

500 pasien,132 tidak pernah mendapat antipsikotik dan 368 dilaporkan mendapat pengobatan antipsikotik

Tingkat bunuh diri tidak berbeda secara signifikan antara pasien skizofren yang mendapat pengobatan dengan pasien skizofren yang tidak mendapat pengobatan. Angka kematian keseluruhan pasien masih tinggi bila dibandingkan dengan populasi umum (>6.5 kali)

Montross et al. (2008)

Suicidal ideation and attempts amongmiddle-aged and older patients withschizophrenia spectrum and concurrent subsyndromal depression.

132 pasien Laki-laki putus asa, depresi, higher PANNS general psychopathologysubscale scores Riwayat keinginan bunuh diri

Ran et al. (2008)

Mortality of geriatric and youngerpatients with schizophrenia in thecommunity

500 pasien Pasien dari kelompok umur yang lebih muda mempunyai angka bunuh diri yang lebih tinggi

PANSS, positive and negative syndrome scale

Page 19: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Berdasarkan kekuatan temuan dalam data terakhir. Jadi peneliti membuat tabel 7,

yang merangkum faktor risiko yang memiliki hubungan kuat, dan yang

mempunyai hubungan lebih lemah (atau negatif) untuk bunuh diri nanti.

Tabel 7.faktor risiko yang berkaitan dengan percobaan bunuh diri pada pasien

Skizofrenia

Faktor risiko Keterkaitan kuat dengan bunuh diri

Keterkaitan lemah dengan bunuh diri

Faktor demografi Muda, laki-laki, pengangguran, dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

Single (belum menikah), pedesaan

Penyakit terkait faktor depresi, putus asa, pikiran diri negatif, kecemasan, insomnia, devaluasi diri, rendah diri, pikiran bersalah dan PTSDPeningkatan gejala positif, dalam halusinasi pendengaran tertentu dan delusi, gejala negatif yang rendah; lebih tinggitingkat penderitaan mental pada awalnya;disintegrasi mental dan agitasi motorikTilikanAdanya penyakit fisik

Pengobatan (khususnya, antipsikotik generasi kedua)mungkin menjadi faktor protektif terhadap bunuh diri

Onset usia berikutnya

Dampak dari durasi penyakit pada risiko bunuh diri

Genetik Riwayat keluarga positifUpaya bunuh diri sebelumnya

Korelasi yang kuat dengan riwayat ide atau usaha bunuh diri

Penyalahgunaan zat Penyalahgunaan narkoba dan alkohol

Merokok

Peristiwa hidup Berpotensi meningkatkan risiko dengan riwayat trauma masa kecil

Page 20: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Berbagai penelitian yang telah di analisa sejak 2005

Review sistematis ini telah menggambarkan beberapa temuan yang

didapatkan oleh Hawton et al. (2005), termasuk mengidentifikasi hubungan yang

erat terkait bunuh diri dengan skizofrenia dan didahului depresi, riwayat

percobaan bunuh diri, dan penyalahgunaan narkoba. Depresi merupakan salah

satu faktor risiko utama untuk bunuh diri pada individu dengan skizofrenia.

Sebuah penelitian terkontrol secara acak (OPUS Trial) (Bertelsen et al., 2007)

menyelidiki pemikiran, keinginan bunuh diri, gejala depresi dan penyalahgunaan

obat dalam memprediksi upaya bunuh diri yang diamati pada 1 dan 2 tahun.

Percobaan ini menunjukkan bahwa keinginan, pemikiran bunuh diri, usaha bunuh

diri sebelumnya dan gejala depresi antara prediktor terkuat dari bunuh diri pada

pasien menunjukkan pada episode pertama psikosis.

Salah satu artikel terkemuka peneliti (Fialko et al., 2006) menggunakan

Beck Depression Inventarisasi sebagai ukuran keparahan depresi dan

hubungannya dengan risiko bunuh diri. Penelitian ini menunjukkan bahwa

kemungkinan pasien dengan skor sama atau lebih besar dari 2 pada Item Bunuh

Diri (9), bunuh diri meningkat sebesar tujuh kali lipat.

Sebuah riwayat percobaan bunuh diri meningkatkan risiko bunuh diri tiga

kali lipat sesuai dengan keduanya Reutforsetal. (2009) dan Sinclairetal. (2004),

yang menemukan bahwa individu yang dirawat untuk mencoba bunuh diri

memiliki risiko tertinggi (dari semua variabel yang diteliti) dari bunuh diri (Odds

Rasio(OR) =8.10).

Selain penyalahgunaan obat, peneliti juga mengidentifikasi

penyalahgunaan alkohol sebagai faktor risiko kunci untuk bunuh diri. Survei

kesehatan mental WHO (Nock etal, 2009.) Bertujuan untuk mengidentifikasi

gangguan jiwa yang berkaitan dengan perilaku bunuh diri dan telah menunjukkan

bahwa penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol (OR =2.6) dan obat (OR

=2.0) adalah faktor prediksi yang kuat untuk bunuh diri. Namun, salah satu

dari studi dalam kajian ini (McGirr danTurecki, 2008) telah menunjukkan bahwa

Page 21: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

penyalahgunaan zat tidak meningkatkan risiko bunuh diri diantara pasien dengan

skizofrenia (penyalahgunaan alkohol dan seumur hidup risiko bunuh

diriOR=0,29, penyalahgunaan obat dan seumur hidup risiko bunuh diri

(OR=0,94), meskipun penelitian ini menggunakan data dari wawancara dengan

anggota keluarga pasien yang meninggal, yang tidak mungkin menjadi sumber

informasi yang paling akurat.

Hawton et al. (2005) menemukan bahwa ketidakpatuhan terhadap

pengobatan dikaitkan dengan peningkatan risiko bunuh diri (OR =3,75). Beberapa

studi termasuk dalam kajian ini telah menunjukkan bahwa orang yang menjalani

pengobatan memiliki risiko yang lebih kecil bunuh diri (Barak et al, 2008;. Preti

et al, 2009.;Ran et al, 2007.). Tapi satu studi tertentu (Ran et al.,2009) tidak

menemukan perbedaan yang signifikan antara tingkat bunuh diri di antara

kelompok perlakuan dan tidak diobati, meskipun Ranet al. (2009) menemukan

bahwa kelompok tidak diobati memiliki gejala yang lebih buruk.

Sebuah temuan yang menarik dalam penelitian ini adalah keterkaitan

antara adanya gejala positif, khususnya halusinasi auditorik dan delusi, dengan

peningkatan risiko bunuh diri di kalangan pasien dengan skizofrenia. Hal ini

berbeda dengan temuan yang dilaporkan oleh Hawton et al. (2005). Perbedaan ini

mungkin karena heterogenitas data Hawton et al. (2005) yang menghasilkan

keterkaitan yang relatif lemah antara halusinasi dan pengurangan risiko bunuh

diri. Sementara penelitian peneliti telah mengidentifikasi hubungan yang positif,

penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Kebijaksanaan konvensional menunjukkan bahwa peningkatan risiko

bunuh diri pada skizofrenia dikaitkan dengan usia muda. Namun, beberapa studi

(Fialko et al, 2006;. Kuo et al 2005;. Ranet al, 2007;.. Reutfors et al, 2009)

termasuk dalam kajian ini menolak keterkaitan antara keduanya et al Reutfors.

(2009) dan Kuo et al. (2005) menemukan bahwa penyakit yang sudah menahun

dikaitkan dengan peningkatan risiko bunuh diri. Ran et al. (2007)

mengidentifikasi bahwa usia > 50 tahun, rasio risiko = 4.8 dan usia saat onset

penyakit > 45 tahun, rasio risiko = 9,2 adalah prediktor independen kematian

dalam populasi yang diteliti, namun penelitian ini tidak menentukan penyebab

Page 22: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

kematian atau menyelidiki spesifik prediktor bunuh diri. Perbedaan kesimpulan

tentang usia sebagai faktor risiko untuk bunuh diri pada pasien dengan skizofrenia

mungkin akibat dari desain penelitian, dengan waktu singkat penelitian memiliki

kecenderungan mengidentifikasi pasien lebih muda sebagai kelompok risiko

tinggi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi jika usia yang

lebih tua dan onset usia lanjut memang merupakan prediktor kuat bunuh diri, dan

studi tersebut harus memperhitungkan keparahan gejala psikotik, kronisitas

penyakit, dan komorbiditas lainnya termasuk gangguan afektif. Sampai saat itu,

bukti masih berat mendukung usia yang lebih muda sebagai faktor risiko.

Beberapa faktor risiko yang diidentifikasi dalam review sistematis

mungkin sependapat atau mungkin menentang dari yang diamati pada populasi

umumnya, seperti yang telah dipaparkan Agerbo (2007). Namun, untuk tujuan

penelitian ini, faktor risiko yang diidentifikasi dalam kaitannya pasien dengan

skizofrenia dan tidak dibandingkan dengan faktor risiko pada populasi umumnya.

Tinjauan sistematis ini memandang studi yang mengidentifikasi baik bunuh diri

atau ide bunuh diri sebagai suatu hasil. Hal ini berpotensi dapat mempengaruhi

temuan peneliti, meskipun riwayat usaha bunuh diri atau keinginan bunuh diri

memiliki korelasi positif kuat dengan bunuh diri dikalangan pasien dengan

skizofrenia. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa studi dengan ide bunuh diri

atau percobaan bunuh diri sebagai hasil dalam penelitian ini dapat dibenarkan.

Keterbatasan

Peneliti tidak berusaha untuk melakukan metaanalisis, yang akan

memungkinkan analisis kuantitatif prediktor bunuh diri skizofrenia. Olehkarena,

desain studi yang berbeda termasuk dalam review sistematis berarti bahwa tidak

semua data mendukung untuk metaanalisis. Peneliti hanya mereview artikel yang

diterbitkan dalam bahasa Inggris.

Karena review sistematis sebelumnya dilakukan oleh Hawton et al. (2005),

ada banyak penelitian diterbitkan mengenai bunuh diri pada skizofrenia. Peneliti

memasukkan 51 data baru yang berisi studi dalam review sistematis kritis, dan

menemukan bahwa faktor hubungan kuat dengan bunuh diri kemudiannya (dalam

Page 23: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

skizofrenia) termasuk yang muda dan laki-laki, dengan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi. Faktor yang berhubungan dengan penyakit juga prediktor penting,

yaitu gejala depresi, riwayat percobaan bunuh diri, halusinasi aktif (bertentangan

dengan Hawton et al, 2005.) delusi, kehadiran tilikan, dan penyakit fisik kronis

komorbid. Terakhir, riwayat keluarga pernah bunuh diri, penyalahgunaan narkoba

juga faktor dengan hubungan yang kuat dengan bunuh diri nantinya. Pengobatan

yang adekuat untuk skizofrenia dan masalah komorbiditas terkait adalah satu-

satunya faktor protektif yang teridentifikasi.

Kesimpulan

Pencegahan bunuh diri pada skizofrenia sehingga akan bergantung pada

identifikasi orang-orang dengan faktor risiko yang tertulis di atas, dan secara aktif

mengobati setiap penyakit depresi komorbid dan gejala psikotik positif, serta

menangani setiap penyalahgunaan yang ada. Namun, prediksi bunuh diri pada

orang-orang dengan skizofrenia adalah kompleks, dan upaya pada pencegahan

juga harus fokus pada mengoptimalkan kepatuhan terhadap pengobatan, dan

mungkin lebih awal penggunaan clozapine, sebagai obat antipsikotik yang

menunjukkan keberhasilan (lisensi di USA) untuk pengelolaan bunuh diri pada

skizofrenia.

Page 24: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

REFERENSI

1. Agerbo E (2007) High income, employment, postgraduate education, and marriage: a suicidal cocktail among psychiatric patients. Arch Gen Psychiatry 64: 1377–1384 (Erratum appears in Arch Gen Psychiatry (2008) 65: 144).

2. Alara¨ isa¨nen A, Miettunen J, Lauronen E, Ra¨ sa¨nen P and IsohanniM (2006) Good school performance is a risk faktor of suicide in psychoses: A 35-year f/u of Northern Finland 1966 Birth Cohort. Acta Psychiatr Scand 114: 357–362.

3. Alara¨ isa¨nen A, Miettunen K, Ra¨ sa¨nen P, Fenton W, Koivumaa-Honkanen HTJ and Isohanni M (2009) Suicide rate in schizophrenia in the Northern Finland 1966 Birth Cohort. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol 44: 1107–1110.

4. Altamura AC, Mundo E, Bassetti R, Green A, Lindenmayer JP, Alphs L, et al. (2007) Transcultural differences in suicide attempters: Analysis on a high-risk population of patients with schizophrenia or schizoaffective disorder. Schizophr Res 89: 140–146.

5. Barak Y, Baruch Y, Achiron A and Aizenberg D (2008) Suicide attempts of schizophrenia patients: A case-controlled study in tertiary care. J Psychiatr Res 42: 822–826. Barak Y, Knobler CY and Aizenberg D (2004a) Suicide attempts amongst elderly schizophrenia patients: A 10 year case-control study. Schizophr Res 71: 77–81.

6. Barak Y, Mirecki I, Knobler HY, Natan Z and Aizenberg D (2004b) Suicidality and second generation antipsychotics in schizophrenia patients: A case-controlled retrospective study during a 5-year period. Psychopharmacology 175: 215–219.

7. Bateman K, Hansen L, Turkington D and Kingdon D (2007) Cognitive behavioural therapy reduces suicidal ideation in schizophrenia: Results from a RCT. Suicide Life Threat Behav 37: 284–290.

8. Bertelsen M, Jeppesen P, Petersen L, Thorup A, Øhlenschlæger J, Quach PL, et al. (2007) Suicidal behaviour and mortality in first-episode psychosis; The OPUS Trial. Br J Psychiatry 191(Suppl 51): s140–s146.

9. Bhatia T, Thomas P, Semwal P, Thelma BK, Nimgoankar VL and Deshpande SN (2006) Differing correlates for suicide attempts among patients with schizophrenia or schizoaffective disorder in India and USA. Schizophr Res 86: 208–214.

Page 25: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

10. Bickley H, Kapur N, Hunt IM, Robinson J, Meehan J, Parsons R, et al. (2006) Suicide in the homeless within 12 months of contact with mental health services. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol 31: 686–691.

11. Bourgeois M, Swendsen K, Young F, Amador X, Pini S, Cassano GB, et al. (2004) Awareness of disorder and suicide risk in the treatment of schizophrenia: Results of the International Suicide Prevention Trial. Am J Psychiatry 161: 1494–1496.

12. Bushe C, Taylor M and Haukka J (2010) Mortality in schizophrenia – A measurable clinical endpoint. J Psychopharmacol 24(Suppl 4): 17–25.

13. Carlborg A, Jokinen J, Jo¨ nsson EG, Nordstro¨m AL and Nordstro¨m P (2008) Long-term suicide risk in schizophrenia spectrum psychoses: Survival analysis by gender. Arch Suicide Res 12: 347–351. Carlborg A, Jokinen J, Nordstro¨m AL, Jo¨ nsson EG and Nordstro¨m P (2009) CSF 5-HIAA, attempted suicide and suicide risk in schizophrenia spectrum psychosis. Schizophr Res 112: 80–85.

14. Carlborg A, Winnerback K, Jonsson EG, Jokinen J and Nordstrom P (2010) Suicide in schizophrenia. Expert Rev Neurother 10: 1153–1164.

15. Craig TJ, Ye Q and Bromet EJ (2006) Mortality among first-admission patients with psychosis. Compr Psychiatry 47: 246–251. Crumlish N, Whitty P, Kamali M, Clarke M, Browne S, McTigue O, et al. (2005) Early insight predicts depression and attempted suicide after 4 years in first-episode schizophrenia and schizophreniformdisorder. Acta Psychiatrica Scand 112: 449-455.

16. De Luca V, Likhodi O, Kennedy JL and Wong AHC (2007) Differential expression and parent-of-origin effect of the 5-HT2A receptor gene C102T polymorphism: Analysis of suicidality in schisophrenia and bipolar disorder. Am J Med Genet B Neuropsychiatr Genet 144B: 370–374.

17. De Luca V, Tharmalingam S, Mu¨ ller DJ, Wong G, de Bartolomeis A and Kennedy JL (2006) Gene-gene interaction between MAOA and COMT in suicidal behaviour: Analysis in schizophrenia. Brain Res 1097: 26–30.

18. Fennig S, Horesh N, Aloni D, Apter A, Weizman A and Fennig S (2005) Life Events and suicidality in adolescents with schizophrenia. Eur Child Adolesc Psychiatry 14: 454–460.

19. Fialko L, Freeman D, Bebbington PE, Kuipers E, Garety PA, Dunn G, et al. (2006) Understanding suicidal ideation in psychosis: Findings from the Psychological Prevention of Relapse in Psychosis (PRP) Trial. Acta Psychiatr Scand 114: 117–186.

Page 26: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

20. Goldney RD (2000) Prediction of suicide and attempted suicide. In: Hawton K and van Heeringen K (eds) The International Handbook of Suicide and Attempted Suicide. Chichester: Wiley, 585–596.

21. Harkavy-Friedman JM, Nelson EA, Venarde DF and Mann JJ (2004) Suicidal behaviour in schizophrenia and schizoaffective disorder: examining the role of depression. Suicide Life-Threat 34: 66–76.

22. Haukka J, Tiihonen K, Ha¨ rka¨nen T and Lo¨ nnqvist J (2008) Associated between medication and risk of suicide, attempted suicide and death in nationwide cohort of suicidal patients with schizophrenia. Pharmacoepidemiol Drug Saf 17: 686–696.

23. Hawton K, Sutton L, Haw C, Sinclair J and Deeks JJ (2005) Schizophrenia and suicide: Systematic review of risk faktors. Br J Psychiatry 187: 9–20.

24. Healy D, Harris M, Tranter R, Gutting P, Austin R, Jones-EdwardsG, et al. (2006) Lifetime suicide rates in treated schizophrenia: 1875–1924 and 1994–1998 cohorts compared. Br J Psychiatry 188: 223–228.

25. Karvonen K, Sammela HL, Rahikkala H, Hakko H, Sa¨ rkioja T, Meyer-Rochow B, et al. (2007) Sex, timing and depression among suicide victims with schizophrenia. Compr Psychiatry 48:319–322.

26. Kelly DL, Shim JC, Feldman SM, Yu Y and Conley RR (2004) Lifetime psychiatric symptoms in persons with schizophrenia who died by suicide compared to other means of death. J Psychiatr Res 38: 531–536.

27. Kuo CJ, Tsai SY, Lo CH, Wang YP and Chen CC (2005) Risk faktors for completed suicide in schizophrenia. J Clin Psychiatry 66:579–585.

28. Laursen TM, Munk-Olsen T, Nordentoft M and Mortensen PB (2007) Increased mortality among patients admitted with major psychiatric disorders: A register-based study comparing mortality in unipolar depressive disorder, bipolar affective disorder, schizoaffective disorder and schizophrenia. J Clin Psychiatry 68: 899–907.

29. Lee HC and Lin HC (2009) Are psychiatrist characteristics associated with post-discharge suicide of schizophrenia patients? Schizophr Bull 35: 760–765.

30. Lewine R and Shriner B (2009) Work expectation, cultural sensitivity, schizophrenia and suicide risk in male patients. J Nerv Ment Dis 197: 239–243.

Page 27: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

31. Li J, Ran MS, Hao Y, Zhao Z, Guo Y, Su J, et al. (2008) Inpatient suicide in a Chinese psychiatric hospital. Suicide Life Threat Behav 38: 449–455.

32. Limosin F, Loze JY, Philippe A, Casadebaig F and Rouillon F (2007) Ten-year prospective follow-up study on the mortality by suicide in schizophrenic patients. Schizophr Res 94: 23–28.

33. Loas G, Azi A, Noisette C, Legrand A and Yon V (2009) Fourteen year prospective follow-up study of positive and negative symptoms in chronic schizophrenic patients dying from suicide compared to other causes of death. Psychopathology 42: 185–189.

34. McGirr A and Turecki G (2008) What is specific to suicide in schizophrenia disorder? Demographic, clinical and behavioural dimensions. Schizophr Res 98: 217–224.

35. McGirr A, Tousignant M, Routhier D, Pouliot L, Chawky N, Margolese HC, et al. (2006) Risk faktors for completed suicide in schizophrenia and other chronic psychotic disorders: A case control study. Schizophr Res 84: 132–143.

36. Miles CP (1977) Conditions predisposing to suicide: A review. J Nerv Ment Dis 164: 231–246.

37. Montross LP, Kasckow J, Golshan S, Solorzano E, Lehman D and Zisook S (2008) Suicidal ideation and suicide attempts among middle-aged and older patients with schizophrenia spectrum disordersand concurrent subsyndromal depression. J Nerv Ment Dis 196: 884–890.

38. Niehaus DJH, Laurent C, Jordaan E, Koen L, Oosthuizen P, Keyter N, et al. (2004) Suicide attempts in an African schizophrenia population An assessment of demographic risk faktors. Suicide Life Threat Behav 34: 320.

39. Nordentoft M, Laursen TM, Agerbo E, Qin P, Høyer EH and Mortensen PB (2004) Change in suicide rates for patients with schizophrenia in Denmark, 1981–97: Nested case-control study. Br Med J 329: 261.

40. Nock MK, Hwang I, Sampson N, Kessler RC, Angermeyer M, Beautrais A, et al. (2009) Cross-national analysis of the associations among mental disorders and suicidal behavior: findings from the WHO World Mental Health Surveys. PLoS Medicine 6(8): e1000123.

41. Osborn D, Levy G, Nazareth I and King M (2008) Suicide and severe mental illnesses. Cohort study within the UK General Practice Research Database. Schizophr Res 99: 134–138.

Page 28: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

42. Palmer BA, Pankratz VS and Bostwick JM (2005) The lifetime risk of suicide in schizophrenia: a reexamination. Arch Gen Psychiatry 62: 247–253.

43. Phillips MR, Yang G, Li S and Yue L (2004) Suicide and the unique prevalence pattern of schizophrenia in mainland China: A retrospective observational study. Lancet 364: 1062–1068.

44. Pompili M, Lester D, Grispini A, Innamorati M, Calandro F, Iliceto P, et al. (2009) Completed suicide in schizophrenia: evidence from a case-control study. Psychiatry Res 167: 251–257.

45. Preti A, Meneghelli A, Pisano A and Cocchi A (2009) Risk of suicide and suicidal ideation in psychosis: Results from and Italian multimodal pilot program on early intervention in psychosis. Schizophr Res 113: 145–150.

46. Ran MS, Chan CLW, Chen EYH, Mao WJ, Hu SH, Yang CP, et al. (2009) Differences in mortality and suicidal behaviour between treated and never-treated people with schizophrenia in rural China. Br J Psychiatry 195: 126–131.

47. Ran MS, Chan CLW, Chen EYH, Yang CP, Lin FR, Li L, et al. (2008) Mortality of geriatric and younger patients with schizophrenia in the community. Suicide Life Threat Behav 38: 143–151.

48. Ran MS, Chen EYH, Conwell Y, Chan CLW, Yip PSF, Ziang MZ, et al. (2007) Mortality in people with schizophrenia in rural China. Br J Psychiatry 190: 237–242.

49. Ran MS, Xiang MZ, Mao WJ, Hou ZJ, Tang MN, Chen EYH, et al. (2005) Characteristics of suicide attempters and nonattempters with schizophrenia in a rural community. Suicide Life Threat Behav 35: 694–701.

50. Rantanen H, Koivisto AM, Salokangas RKR, Helminen M, Pirkola HOS, Wahlbeck K, et al. (2009) Five-year mortality of Finnish schizophrenia patients in the era of deinstitutionalisation. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol 44: 135–142.

51. Reutfors J, Brandt L, Jo¨ nsson EG, Ekbom A, Spare´n P and O¨ sby U (2009) Risk faktors for suicide in schizophrenia: Findings from a Swedish population-based case-control study. Schizophr Res 108: 231–237.

52. Roy A (2005) Reported childhood trauma and suicide attempts in schizophrenic patients. Suicide Life Threat Behav 35: 690–693. Saha S,

Page 29: Bunuh Diri Dan Skizofrenia

Chant D and McGrath J (2007) A systematic review of mortality in schizophrenia: Is the differential mortality gap worsening over time? Arch Gen Psychiatry 64: 1123–1131.

53. Sevincok L, Akoglu A and Kokcu F (2007) Suicidality in schizophrenic patients with and without obsessive-compulsive disorder. Schizophr Res 90: 198–202.

54. Silverton L, Mednick SA, Holst C and John R (2008) High social class and suicide in persons at risk of schizophrenia. Acta Psychiatr Scand 117: 192–197.

55. Sinclair JMA, Mullee MA, King EA and Baldwin DS (2004) Suicide in schizophrenia: A retrospective case-control study of 51 suicides. Schizophr Bull 30: 803–812.

56. Strauss JL, Calhoun PS, Marx CE, Stechuchak KM, Oddone EZ, Swartz MS, et al. (2006) Comorbid post-traumatic stress disorder is associated with suicidality in male veterans with schizophrenia of schizoaffective disorder. Schizophr Res 84: 165–169.

57. Tarrier N, Haddock G, Lewis S, Drake R and Gregg L (2006) Suicide behaviour over 18 months in recent onset schizophrenic patients: The effects of CBT. Schizophr Res 83: 15–27.

58. Tidemalm D, La˚ ngstro¨m N, Lichtenstein P and Runeson B (2008) Risk of suicide after suicide attempt according to coexisting psychiatric disorder: Swedish cohort study with long-term follow-up. Br Med J 337: a2205.

59. Tiihonen J, Wahlbeck K, Lonnqvist J, et al. (2006) Effectiveness of antipsychotic treatments in a nationwide cohort of 2230 patients in community care after first hospitalisation due to schizophrenia and schizoaffective disorder: Observational follow up study. Br Med J 333: 224. 90 Journal of Psychopharmacology 24(11)